6
PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya jumlah penduduk disertai dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi sehingga berdampak terhadap meningkatnya migrasi penduduk dari desa ke kota (terutama di kota-kota besar). Hal tersebut membutuhkan penambahan berbagai fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan kehidupan serta sistem kebutuhan lainnya seperti alat perhubungan (alat transportasi). Alat transportasi dugunakan untuk mempercepat dan mempermudah kegiatan manusia. Perkembangan sarana transportasi berdasarkan pada penemuan-penemuan teknologi baru, dan peningkatan jumlah penduduk. Akan tetapi, pencapaian sasaran pembangunan telah menimbulkan permasalahan di bidang transportasi di perkotaan. Diantaranya yaitu, kemacetan lalu lintas yang semakin serius. Gambar 1 Kondisi jalan yang sedang mengalami kemacetan di Ibukota Indonesia Pertumbuhan pada sektor ekonomi memberi dampak terutama di kawasan perkotaan. Hal ini terlihat dengan terpusatnya penduduk di pusat kota-kota besar dan metropolitan. Dewasa ini tingkat 1

penduduk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penduduk

Citation preview

PENDAHULUANPertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya jumlah penduduk disertai dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi sehingga berdampak terhadap meningkatnya migrasi penduduk dari desa ke kota (terutama di kota-kota besar). Hal tersebut membutuhkan penambahan berbagai fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan kehidupan serta sistem kebutuhan lainnya seperti alat perhubungan (alat transportasi). Alat transportasi dugunakan untuk mempercepat dan mempermudah kegiatan manusia. Perkembangan sarana transportasi berdasarkan pada penemuan-penemuan teknologi baru, dan peningkatan jumlah penduduk. Akan tetapi, pencapaian sasaran pembangunan telah menimbulkan permasalahan di bidang transportasi di perkotaan. Diantaranya yaitu, kemacetan lalu lintas yang semakin serius.

Gambar 1 Kondisi jalan yang sedang mengalami kemacetan di Ibukota IndonesiaPertumbuhan pada sektor ekonomi memberi dampak terutama di kawasan perkotaan. Hal ini terlihat dengan terpusatnya penduduk di pusat kota-kota besar dan metropolitan. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan telah mencapai 4% per tahun, lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata nasional yang hanya mencapai 1,8%. Sampai akhir 1995 sejumlah 90 juta dari 200 juta penduduk atau 45% dari total penduduk nasional tinggal di wilayah perkotaan, dimana 60,5% dari penduduk perkotaan tersebut tinggal di kota-kota besar, metropolitan dan megapolitan. Dengan gejala seperti dapat diperkirakan pada tahun 2018 penduduk perkotaan akan mencapai 52% atau sekitar 140 juta jiwa penduduk perkotaan dari sekitar 270 juta jiwa penduduk Indonesia (Asdep Urusan Pengendalian Pencemaran Emisi Sumber Bergerak KLH RI, 2008) Pemerintah harus menerapkan kebijakan sosial dan teknis yang dapat mengembangkan pola transportasi nasional sehingga dapat melayani kebutuhan masyarakat. Di kota-kota besar, transportasi darat merupakan moda yang paling dominan jika dibandingkan dengan moda transportasi laut maupun udara. Dari beberapa moda transportasi darat tersebut, penggunaan angkutan pribadi lebih dominan daripada penggunaan angkutan umum.Masalah transportasi,terutama yang berkaitan dengan lalu lintas pada setiap kota besar di Indonesia memang sering menjadi hal yang sering dihadapi, baik oleh para pengguna jalan maupun pemerintahan kota yang bertanggung jawab atas hal tersebut. Pada dasarnya, masalah transportasi sekarang ini disebabkan karena sarana dan prasarana transportasi yang tersedia tidak mampu mengimbangi kebutuhan masyarakat akan tranportasi. Hal ini dapat diindikasikan dengan makin berkurangnya penggunaan angkutan umum karena pelayanannya yang dirasakan kurang memuaskan bagi para penumpang, sehingga kebanyakan orang memilih kendaraan pribadi sebagai alat transportasi yang dirasakan lebih nyaman. Banyaknya kendaraan pribadi yang beroperasi di jalan-jalan kota-kota besar merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kemacetan. Kemacetan merupakan masalah yang paling sering ditemukan pada saat melakukan perjalanan di daerah perkotaan. Hal tersebut merupakan keluhan yang paling umum ditemukan.GAGASAN PENYELESAIAN MASALAHUntuk mengatasi kemacetan perlu diperkuat melalui upaya-upaya yang terintegrasi dari setiap sektor yang berkaitan dengan transportasi itu sendiri. Perlu adanya kerjasama yang berkesinambungan bagi semua pihak yang terkait agar permasalahan yang ada bisa berkurang dan bahkan teratasi. Beberapa gagasan penyelesaian masahalahnya adalah sebagai berikut :1. Pemerintah ( Kementerian PU dan Trasnportasi) Memperbaiki dan mengintegrasi manajemen konstruksi berskala besar seperti jalan tol, busway, saluran/kanal, sarana komersial / perkantoran, dsb. Selain itu perlu pengawasan yang ketat dalam rangka mengurangi hambatan-hambatan sirkulasi Pada daerah dengan tingkat kemacetan tinggi, perlu direalisasikan pembangunan jalan simpang-susun (jalan layang). Mengintegrasikan setiap prasarana transportasi multi-moda karena menjadi menjadi kebutuhan mutlak dengan cara pembagian peran (role-sharing) dan beban (load-sharing) antarmoda dengan porsi yang seimbang. Mengurangi dampak genangan pada badan jalan (misal melalui pembersihan saluran-saluran yang mampat dari sampah, peningkatan kapasitas sungai, dsb).

2. Penegak hukum Penegak hukum juga harus dibenahi untuk tidak sekadar menjadikan jalan raya sebagai lahan mencari penghasilan dan menjadikan mereka sebagai role model yang baik bagi masyarakat. Menerapkan aturan dan sanksi yang ketat bagi pengguna jalan agar mereka mematuhi dan tidak melanggar sehingga tercipta kedisiplinan dalam berkendara.3. Instasi terkait yang berkenaan langsung dengan transportasi atau kemacetan jalan. Melaksanakan koordinasi intensif dengan sektor/instansi yang menangani persoalan traffic management dan penegakan hukum dalam rangka mengembalikan fungsi dan kapasitas badan jalan sebagaimana yang seharusnya (misal : melalui penertiban kaki lima, angkutan umum, pasar tumpah, dsb). Menaikan biaya parkir dengan target pengguna kendaraan pribadi dapat ditekan jumlahnya. Menaikan harga maupun pajak kendaraan pribadi bagi warga dengan prndapatan tinggi dengan tujuan pengguanaan alat transportasi pribadi berkurang dan beralih ke alat transportasi umum.4. Pihak penyedia angkutan umum Meningkatkan keamanan dan kenyamanan angkutan umum dengan melengkapi kamera guna mencegah kejahatan. Di beberapa halte dan stasiun perlu dipasang kamera pengawas yang dapat mengawasi kegiatan di stasiun maupun halte selama 24 jam agar penumpang tidak khawatir jika akan bepergian larut malam. Ketersediaan angkutan umum tepat waktu, artinya cukup dengan mengetahui jadwal angkutan umum yang hendak melewati halte tempat kita menunggu. Adapun keterlambatannya maksimal hanya 15 menit. Menurunkan tarif angkutan umum. Khusus untuk pelajar, mahasiswa, pensiunan, dan veteran biaya tarif angkutan cukup membayar setengah harga saja.5. Masyarakat atau pengguna jalan Solusi-solusi dan kebijakan pemerintah tersebut harus disertai kedisiplinan yakni mengajarkan warga harus untuk berlalu lintas secara benar. Tak ketinggalan dunia usaha harus membenahi diri dengan tidak menayangkan iklan yang menyesatkan masyarakat tentang konsep berlalu lintas

KESIMPULANPermasalahan transportasi di Indonesia terutama di kota-kota besar merupakan masalah yang sering terjadi. Dengan kondisi setiap tahun, yaitu perkembangan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat maka akan terjadi pula dengan transportasi beserta dengan masalah yang terjadi pula. Hal ini karena ketidakmampuan dari pemerintah dan semua pihak yang terkait secara langsung. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu perubahan dan langkah-langkah yang terintegrasi secara nyata oleh setiap pihak terkait yaitu pemerintah (Kementerian PU dan Transportasi), Penegah hukum, Instasi terkait yang berkenaan langsung dengan transportasi atau kemacetan jalan, pihak penyedia ngkutan umum, dan terutama masyarakat atau pengguna jalan untuk menangani masalah trnasportasi tersebut. Semua pihak harus berusaha dengan semaksimal mungkin bahu membahu dengan peran terbaik masing agar terjadi keseimbangan dan keselarasan satu sama lain. Dengan kata lain jika semua itu terealisasi maka masalah transportasi akan teratasi.

REFERENSITamin, O. Z. 2000,Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. ITB, BandungAbubakar, Iskandar. 2010.Ekonomi Transportasihttp://ekonomitransportasi.blogspot.com/2010_07_01.html(diakses 20 Desember 2013).Anonimous. 2010.Fasilitas Transportasi.http://gis.surabaya.go.id/gis/info_fasilitas_transportasi.php(diakses 20 Desember 2013).Asdep Urusan Pengendalian Pencemaran Emisi Sumber Bergerak, KLH RI, 2008.Transportasi Berkelanjutan.http://srwahyuni.blogspot.com/2008/08/transportasi-berkelanjutan.html (diakses 20Desember 2013).Miro, Fidel. 2005.Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga.Susantono, Bambang,dkk. 2004.Langkah Kecil yang Kita Lakukan Untuk Menciptakan Transportasi yang Berkelanjutan. Masyarakat Transportasi Jakarta. (diakses 20 Desember 2013).Syahriartanto.Tata Guna Lahan-Sistem Transportasi sebagai Subsistem dalam Perencanaan Pembangunan yang Berkelanjutan.http://www.google.co.id/search?hl=id&q=KETERKAITAN+TATA+GUNA+LAHAN+DENGAN+TRANSPORTASI&btnG=Telusuri+dengan+Google&meta=&aq=f&o(diakses 20 Desember 2013)..

4