20
Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa di Dukung Dengan Media Pembelajaran Berbasis Weblog Kelaskita Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital di SMK N 1 Ngablak Magelang Artikel ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Oleh : Penta Wisnu Wibowo NIM : 702011081 Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016

Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

  • Upload
    vanthu

  • View
    253

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif Dalam

Meningkatkan Keaktifan Siswa di Dukung Dengan Media

Pembelajaran Berbasis Weblog Kelaskita Pada Mata

Pelajaran Simulasi Digital di SMK N 1 Ngablak Magelang

Artikel ilmiah

Diajukan

Kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Penta Wisnu Wibowo

NIM : 702011081

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2016

Page 2: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro
Page 3: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro
Page 4: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro
Page 5: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro
Page 6: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro
Page 7: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro
Page 8: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro
Page 9: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif Dalam

Meningkatkan Keaktifan Siswa di Dukung Dengan Media

Pembelajaran Berbasis Weblog Kelaskita Pada Mata

Pelajaran Simulasi Digital di SMK N 1 Ngablak Magelang

1) Penta Wisnu Wibowo | 2) Elizabeth Sri Lestari

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1) [email protected] | 2) [email protected]

Abstract

In the teaching and learning process at class, the students tend to be less proactive

in asking questions which affect the students activity. The implementation of

teaching method and media which does not really suit to the class environment will

cause the students feel bored and do not pay attention to the material the teacher

taught. In order to see whether the active debate will affect the students’ activity,

this research is done. The result shows that such method combined with weblog

kelaskita increassed the students activity in discussion at the subject simulation

digital it can be concluded that using the method of active debate and weblog

kelaskita can influense possitively to the students activity in learning simulation

digital.

Keywords : method of learning, active debate, learning media, students’

activeness.

Abstrak Dalam proses pembelajaran di kelas kecenderungan siswa yang kurang bertanya

membuat keaktifan belajar siswa menjadi rendah di kelas. Penerapan metode

pembelajaran dan media yang digunakan oleh pengajar yang kurang variatif

membuat siswa merasa bosan, kurang memperhatikan dan menyepelekan mata

pelajaran simulasi digital. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan penerapan

metode pembelajaran debat aktif pada mata pelajaran simulasi digital. Hasil

penelitian menunjukan bahwa penerapan metode pembelajaran debat aktif dengan

didukung oleh media pembelajaran berbasis weblog dapat meningkatkan keaktifan

berdiskusi siswa terhadap mata pelajaran simulasi digital. Keaktifan belajar yang

ditunjukkan menggunakan metode pembelajaran debat aktif semakin meningkat.

Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran debat aktif

berpengaruh positif terhadap keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran simulasi

digital.

Kata kunci : metode pembelajaran, debat aktif, media, keaktifan siswa 1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Pendidikan Teknik

Informatika dan Komputer Univeritas Kristen Satya Wacana 2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Page 10: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

1. Pendahuluan

Hasil wawancara guru mata pelajaran Simulasi Digital di SMK N 1

Ngablak kabupaten Magelang, dalam proses pembelajaran Simulasi Digital

masih sering dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau

bertanya kepada guru, minimnya rasa keingintahuan siswa terhadap materi

yang diajarkan, dan kurangnya partisipasi siswa dalam mengemukakan

pendapat ketika kegiatan diskusi kelompok didalam kelas. Hasil observasi

dikelas menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru

dapat menjadi pengaruh besar terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, sehingga dapat terlihat keseriusan

siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Faktanya banyak guru

yang dapat menguasai materi belajar dengan baik akan tetapi tidak dapat

mengontrol siswa saat mengikuti kegiatan belajar di kelas. Apabila hal

seperti ini terus terjadi maka akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Metode pembelajaran yang digunakan di SMK N 1 Ngablak yaitu metode

pembelajaran Team Teaching akan tetapi cara penyampaian guru kepada

murid yang terbatas dengan waktu dan juga ketersediaan tenaga pengajar

yang sedikit dalam penerapan metode pembelajaran team teaching

memepengaruhi keberhasilan penggunaan metode tersebut [5]. Oleh sebab

itu selain pemilihan metode pembelajaran yang tepat pendidik juga harus

mengkombinasikan dengan strategi pembelajaran yang sesuai dengan

masalah yang terjadi di sekolah.

Penelitian ini berfokus pada penggunaan metode pembelajaran Debat

Aktif (Active Debate) didukung dengan media pembelajaran berbasis

weblog Kelaskita dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa khususnya

dalam keterampilan bertanya siswa, mengemukakan pendapat ketika

mengikuti kegiatan diskusi dan meningkatkan rasa keingintahuan siswa

dalam mendalami suatu materi pelajaran, karena dalam proses pembelajaran

dengan metode debat aktif terdapat proses adu argumentasi atar individu

maupun kelompok, sehingga siswa dalam proses kegiatanya dilatih untuk

lebih berfikir kritis sehingga berani untuk berargumen dengan siswa lain

[14]. Penggunaan media berbasis weblog kelaskita mendukung dalam

kegiatan mendalami materi yang dibahas karena ketika siswa mengakses

media kelaskita tersebut siswa akan mengikuti tahapan – tahapan materi

yang dibahas sehingga membantu siswa untuk lebih menguasai materi yang

diajarkan dalam proses pembelajaran, berbeda dengan media pembelajaran

lain pada media kelaskita ini kontrol terhadap siswa lebih detail dikarenakan

pada palikasi ini terdapat ukuran persentase keaktifan setiap siswa ketika

mempelajari materi – materi yang telah diajarkan, hal ini dapat memonitor

setiap siswa apakah mereka menyelesaikan semua materi yang telah

diberikan[8].

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan dengan menggunakan

model pembelajaran berbasis debat seperti yang dilakukan oleh Mayasari

Page 11: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

tentang pemanfaatan metode debat dalam proses pembelajaran matematika

pada mahasiswa tingkat 2 semester III di IKIP PGRI Bojonegoro Tahun

Pelajaran 2013/2014. Terdapat peningkatan pada keterampilan berbicara

mahasiswa pada setiap pertemuan [1]. Sriwahyuni, Dantes, Marhaeni dalam

penelitiannya mengemukakan tentang pengaruh implementasi metode debat

terhadap keterampilan berbicara bahasa inggris ditinjau dari minat belajar

yang dilakukan pada kelas XI IPA SMA Negeri 2 Amlapura, menunjukkan

bahwa rata – rata hasil belajar berbicara kelompok, dengan metode debat

lebih tinggi dari kelompok pembelajaran konvensional, hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang berbeda dengan metode debat

terhadap keterampilan berbicara siswa [2].

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi – bunyi

artikulasi atau kata – kata untuk mengekspreikan, menyatakan atau

menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara merupakan suatu

sistem tanda – tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan

(visible) dan memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia

demi maksud dan tujuan gagasan – gagasan atau ide – ide yang

dikombinasikan [3]. Dalam berbicara ada interaksi antara dua orang atau

lebih. Sedangkan tujuan berbicara adalah agar dapat menyampaikan pikiran

secara efektif, maka seharusnya seorang pembicara harus mengevaluasi efek

pembicaranya terhadap para pendengar, dan harus mengetahui prinsip –

prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum

maupun perorangan. Ada beberapa faktor kebahasaan yang menunjang

kegiatan berbicara yang telah dimodifikasi antara lain: (1) Kemampuan

siswa mempertahankan pendapat. (2) Ketepatan struktur dan kosakata dalam

berargumen. (3) Memberikan pendapat dalam pelakasanaan proses diskusi

kelompok. (4) Memiliki inisiatif kerja dalam kelompok. (5) Menguasai

topik yang diberikan. (6) Menanggapi pendapat orang lain. (7) Logika

berfikir dan realistis dalam berargumen. (8) Memotivasi anggota kelompok

lain. (9) Kejelasan dalam menyampaikan argumentasi. (10) Kerjasama

dalam kelompok [4].

Pembelajaran merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi

oleh banyak faktor. Yang jelas pembelajaran merupakan rekonstruksi dari

pengalaman masa lalu yang berpengauh terhadap perilaku dan kapasitas

seseorang atau satu kelompok [5]. Pembelajaran merefleksikan pengetahuan

konseptual yang digunakan secara luas dan memiliki banyak makna yang

berbeda – beda [6].

Pembelajaran aktif merupakan memahami materi pelajaran tidak

cukup hanya mendengar dan melihat saja apa yang dikatakan guru, akan

tetapi siswa harus aktif dalam proses belajar mengajar di kelas dengan

bertanya hal yang masih kurang jelas atau mendiskusikan suatu

permasalahan yang nantinya hasil diskusi tersebut diterapkan dan akan

terlihat hasilnya [7].

Debat Aktif Merupakan kegiatan adu argumntasi antara dua pihak

atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan

Page 12: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

dan memutuskan masalah dan perbedaan, Hal yang perlu dipersiapkan

dalam menggunakan metode pembelajaran ini adalah guru sebelumnya

wajib membuat sebuah pernyataan yang menarik siswa untuk mau merespon

dan menanggapi pernyataan tersebut. Kelebihan dari metode pembelajaran

debat aktif adalah sebagai berikut: (1) Memantapkan pemahaman konsep

siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan, (2) Melatih siswa

untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan, (3) Melatih

siswa untuk berani mengemukakan pendapat [8].

Kelaskita adalah e-learning platform untuk memudahkan dalam

membuat dan mengikuti kelas belajar secara online bersama peserta didik,

teman, tim atau komunitas. Kelaskita menyediakan infrastruktur / aplikasi

berbasis web untuk membuat kelas secara online yang dapat digunakan

secara mudah dan gratis, sehingga diharapkan baik instansi pendidikan

maupun siapa saja bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia. Yang membedakan media pembelajaran berbasis

weblog ini dengan media sejenis adalah fasilitas kontrol siswa yang dapat

dilihat secara langsung dimana fasilitas ini untuk mengukur keaktifan siswa

dalam mengikuti tahapan pada materi yang telah diakarkan di weblog

kelaskita [13]. Tujuan dari kelaskita adalah: (1) Memberikan pengalaman

baru dalam belajar dan mengajar secara online, juga ingin mencerdaskan

bangsa Indonesia dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk kami sendiri,

(2) Membuat aplikasi belajar yang mudah digunakan, gratis, realtime dan

berfokus pada interaksi antara pengajar dan pelajar, (3) Memfasilitasi bagi

siapa saja yang ingin berbagi pengetahuan baik untuk menjadi pengajar

maupun ikut belajar di kelas yang ada. Mempertemukan pengajar dengan

pengajar, pengajar dengan pelajar dan semua orang yang mempunyai minat

untuk belajar, dan mendorong terciptanya inovasi – inovasi baru belajar

online [14].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian

eksperimen Pre-Experimental tipe One-Shot Case Study dimana pada tahap

ini terdapat suatu kelompok yang diberi treatment / perlakuan, dan

selanjutnya diobservasi hasilnya [9].

Treatment Treatment Observasi

X1 X2 O

Tabel 1 Desain One Shot Case Study

X 0

X = Treatment yang diberikan

0 = Observasi

Page 13: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas X

APKJT-4 SMKN Ngablak Magelang, sampel diambil dari jumlah siswa

sebanyak 20 siswa. Penelitian ini melalui tiga tahap, yaitu (1) Tahap

perisiapan. (2) Tahap Pelaksanaan. (3) Tahap pengolahan dan analisi data.

No Tahapan Penelitian Keterangan

1

2

3

Tahap Persiapan

Tahap pelaksanaan

Pengolahan dan analisis

data

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Wawancara

Obervasi

Menentukan populasi dan sampel

Menyiapkan Materi

Menyusun RPP

Menyusun Lembar Observasi

Observasi

Pemberian treatment I

Pemberian treatment II

Mengolah lembar observasi

Mengolah seluruh sumber data

Tabel 2 Tahapan Penelitian

Pada tahap persiapan hal yang pertama dilakukan adalah melakukan

observasi dan wawancara pada objek yang akan digunakan sebagai

penelitian. Wawancara dimaksudkan untuk menemukan masalah – masalah

apa yang terjadi pada kegiatan pembelajaran di kelas. Observasi pada objek

penelitian digunakan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran di

sekolah pada tempat yang akan dilakukan penelitian untuk menentukan

populasi dan seampel. Selanjutnya melakukan konsultasi dengan guru mata

pelajaran terkait untuk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan

materi yang akan diajarkan pada saat dilaksanakan penelitian sesuai dengan

silabus yang digunakan guru di sekolah dan juga penyusunan lembar

observasi yang digunakan sebagai pengumpulan data pada saat penelitian

berlangsung.

Kegiatan Deskripsi

Pendahuluan - Pembelajaran diawali dengan berdoa dan memberi salam kepada peserta didik

- Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai proses KBM

(kerapian, kebersihan ruang kelas, menyediakan media dan alat serta buku

yang diperlukan).

- Memantau kehadiran dengan mengabsen peserta didik.

- Menginformasikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

Kegiatan Inti

Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok yang terdiri dari kelompok PRO

dan KONTRA

Guru menampilkan suatu pernyataan yang nantinya akan dijadikan bahan

untuk debat di kelas web yang sudah dibuat pada web kelaskita

Materi :

Kelompok PRO :

Kelompok KONTRA :

Peserta didik melakukan diskusi, tanya jawab dalam satu kelompok dengan materi

yang diberikan guru.

Peserta didik saling bertukar informasi dalam satu kelompok dengan materi

yang sama.

Setiap peserta didik mencari informasi dengan menggunakan media buku

referensi maupun media internet.

Page 14: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

Masing-masing kelompok PRO / KONTRA melakukan presentasi hasil

diskusinya didepan kelas untuk mendapatkan tanggapan dari rekan peserta

didik lainnya.

Audien mengajukan sanggahan atau argument seputar materi yang dibahas

Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan

pada kelompok-kelompok diskusi yang telah selesai melaporkan hasil

diskusinya.

Penutup Guru menengahi kedua kelompok PRO / KONTRA agar argumntasi selesai

Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam untuk menciptakan suasana

yang religius.

Tabel 3 Desain Pembelajaran

Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan, yang akan dilakukan pada

tahap pelaksanaan adalah melakukan observasi lanjutan di kelas dengan

mengumpulkan data menggunakan lembar observasi yang telah dibuat

sebelumnya. Pertemuan ini adalah pemberian treatment pertama pada objek

penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran debat aktif dan juga

memulai pengenalan media pembelajaran berbasis weblog kelaskita yang

diterapkan sesuai dengan desain penelitian, desain penelitian terbagi

menjadi 3 kegiatan yaitu kegiatan pembukaan, inti dan penutup. Data yang

didapat kemudian ditulis pada lembar observasi. Pertemuan selanjutnya

pemberian treatment kedua sama halnya dengan treatment pertama akan

tetapi pada treatment kedua ini lebih spesifik pada penggunaan media

berbasis weblog kelaskita.

Tahap ketiga yaitu pengolahan dan analisi data. Pada kegiatan ini

yang dilakukan adalah mengolah seluruh data yang diperoleh pada lembar

observasi yang telah diisi pada tahap kedua dan seluruh sumber data

lainnya, hasil antara tahap observasi, treatment I dan treatment II akan

dianalisis dan dibandingkan apakah terdapat peningkatan pada objek

penelitian setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan metode

pembelajaran debat aktif yang didukung dengan media pembelajaran

berbasis weblog kelaskita. Hasil perhitungan semua data yang dianalisa

kemudian diambil kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari

pengolahan data. Pembuatan laporan penelitian berdasarkan hasil yang

diperoleh selama penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur

keaktifan siswa pada penelitian ini antara lain: (1) Observasi digunakan

untuk pengamatan yang disertai pencatatan secara sistematik tentang

fenomena – fenomena yang diteliti [11]. Dalam pengumpulan data

menggunakan teknik observasi peneliti menggunakan lembar pengamatan

yang didalamnya sudah terdapat poin – poin yang akan dinilai dalam

kegiatan diskusi didalam kelas. Pengukuran penelitian ini menggunakan

skala Guttman. skala Guttman digunakan apabila ingin mendapatkan

jawaban yang jelas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item

instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan [10]. Pada tahap

pengamatan menggunakan model pengamatan partisipatif, yaitu

Page 15: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut serta atau melibatkan diri

dalam situasi objek yang diamati. (2) Metode Wawancara sama dengan

kuesioner hanya pelaksanaannya dilakukan secara lisan, dimana

pewawancara dapat menanyakan beberapa pertanyaan pada situasi tatap

muka antara pewawancara dan yang diwawancarai. Kelengkapan data yang

dikumpulkan tergantung dari keahlian pewawancara dan selalu mengacu

pada panduan wawancara [11]. Metode dokumentasi merupakan kegiatan

untuk mendapatkan deskripsi dan pemahaman mendalam atas fokus

penelitian, para peneliti akan mengumpulkan sejumlah dokumen seperti

silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, pekerjaan siswa dan berbagai

dokumen yang terkait lainya. Dokumen – dokumen itu dianalisis untuk

memperdalam, dan memperinci temuan penelitian [12].

Teknik analisis data yang dilakukan adalah uji instrument dan

analisis data kualitatif dan kuantitatif yang telah diperoleh pada saat

melakukan penelitian. Untuk data kuantitatif diolah menggunakan perangkat

pengolah data sedangkan untuk data kualitatif diolah dan dianalisa untuk

dapat memperkuat data penelitian dan menjawab permasalahan yang

dibahas dalam penelitian ini.

4. Hasil dan Pembahasan

Proses pengambilan data dimulai dengan melakukan observasi pada

kegiatan belajar mengajar di kelas yang dilakukan oleh guru di kelas.

Langkah pertama adalah melakukan cek list pada lembar observasi yang

sudah dipersiapkan sebelumnya. Hal ini digunakan untuk mendapatkan data

awal dari penelitian.

Pertemuan selanjutnya guru melakukan kontrol penuh terhadap kelas

yang menjadi objek penelitian dengan langkah kegiatan awal sebagai

berikut : (1) guru mengawali pelajaran dengan salam. (2) Menyampaikan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (3) Guru mengawali pembelajaran

dengan menyampaikan materi yang akan dibahas. (4) Guru membagi kelas

menjadi 2 kelompok inti yaitu kelompok pro dan kontra kemudian dibagi

kembali menjadi beberapa kelompok kecil. (3) Guru menyampaikan secara

singkat tentang teknis metode pembelajaran debat aktif.

Kegiatan selanjutnya adalah menerapkan metode pembelajaran debat

aktif di kelas. Teknis pelaksanaan pembelajaran debat aktif adalah sebagai

berikut : (1) Jumlah siswa dibagi menjadi 2 kelompok utama PRO dan

KONTRA, dimana tiap kelompok dibagi kembali menjadi beberapa

kelompok kecil. (2) Siswa duduk sesuai dengan kelompok masing – masing,

Guru menampilkan sebuah gambar yang akan menjadi debat antara

kelompok PRO dan KONTRA. (2) Setiap kelompok memuali diskusi dan

menyiapkan argument tentang gambar yang sudah ditampilkan, hasil diskusi

kemudian ditulis pada kolom kementar gambar kemudian

mempresentasikan. (3) Beberapa siswa yang tidak setuju dapat menyanggah

melalui kolom komentar, hal ini digunakan untuk siswa yang ingin

menyanggah tetapi kurang percaya diri untuk mengungkapkan secara

Page 16: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

langsung. (4) Kelompok yang disanggah mengomentari secara lisan. (5)

Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi.

Refleksi dilakukan dengan mengkaji hasil dari treatment pertama

serta permasalahan yang dihadapi selama tindakan yang berlangsung pada

tahap pertama, diperoleh data bahwa siswa sudah mulai aktif dalam

mengikuti pembelajaran ini walaupun keaktifan belajar siswa belum semua

dan maksimal, ada beberapa kelemahan yang dihadapi pada siklus pertama

ini antara lain : (1) Banyak siswa yang masih belum mempunyai email

sehingga banyak waktu yang terbuang ketika mendaftar di web kelaskita.

(2) Sebagian besar siswa masih bingung dalam menggunakan web berbasis

e-learning sehingga banyak waktu yang terbuang pada treatment pertama.

(3) Waktu diskusi yang tidak sesuai dengan durasi yang sudah disiapkan

sehingga waktu presentasi dan tanya jawab menjadi berkurang. (4) Siswa

masih belum optimal dalam bekerjasama dan berdiskusi dalam

kelompoknya, karena dalam mengunakan fasilitas internet masih belum bisa

bertanggungjawab. (5) Belum banyak siswa yang berani bertanya secara

langsung.

Pada treatment kedua dilakukan untuk mengetahui proses

pembelajaran diskusi menggunakan metode debat aktif memanfaatkan

media berbais weblog kelaskita pada treatment kedua. Pengamatan

dilakukan sesuai dengan lembar observasi yang dipersiapkan. kegiatan

mengajar di kelas masih menggunakan instrument yang sama dengan

treatment pertama, pada treatment kedua ini diguankaan untuk memperbaiki

hasil refleksi yang telah dilakukan pada treatment sebelumnya, sehingga

data yang didapat lebih kompleks dan jelas.

Dalam mendukung proses pembelajaran debat aktif yang

dilakasanakan dalam kegiatan belajar di kelas, dilakukan penambahan

media berbasis weblog yang digunakan sebagai wadah bagi siswa yang

kurang percaya diri dalam melakukan kegiatan debat maupun memberikan

pendapat di depan kelas. Hal ini dimaksudkan agar siswa yang kurang aktif

dapat ikut berperan dalam kegiatan diskusi kelompok maupun debat dan

beradu argument di depan kelas sehingga keaktifan siswa didalam kelas

dapat meningkat. Hasil dari pengamatan dilakukan chek list menggunakan

lembar observasi dengan skala guttman “ya” dan “tidak”. Perhitungan

persentase secara jelas dapat dilihat pada persamaan :

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =Jumlah skor terpenuhi

Skor keseluruhan 𝑋 100%

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari lembar observasi yang

telah diolah dan dievaluasi. Tersaji data hasil perhitungan observasi

keaktifan siswa di kelas sebagai berikut :

No Indikator Persentase Pertemuan

Observasi Treatment I Treatment II

1 Kemampuan siswa mempertahankan

pendapat

38,10% 50,00% 70,00%

Page 17: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

2 Ketepatan struktur dan kosakata dalam

berargumen

57,14% 60,00% 80,00%

3 Siswa memberikan pendapat dalam

pelakasanaan proses diskusi kelompok

9,52% 55,00% 75,00%

4 Siswa memiliki inisiatif kerja dalam

kelompok

52,38% 85,00% 85,00%

5 Siswa meguasai topik yang diberikan 42,86% 55,00% 75,00%

6 Siswa menanggapi pendapat orang lain 33,33% 45,00% 65,00%

7 Logika berfikir dan realistis dalam

berargumen

28,57% 95,00% 95,00%

8 Memotivasi anggota kelompok lain 52,38% 85,00% 95,00%

9 Kejelasan dalam menyampaikan

argumentasi

19,05% 60,00% 70,00%

10 Kerjasama dalam kelompok 33,33% 75,00% 85,00%

Rata – rata 36,67% 66,50% 81,04%

Tabel 4

Hasil perhitungan persentase keaktifan siswa di kelas menggunakan

metode debat aktif

Terjadi peningkatan keaktifan akan tetapi ada beberapa aspek terjadi

penurunan, terlihat pada tabel kemampuan siswa mempertahankan pendapat

tidak mengalami peningkatan dari rata – rata sebelumnya pada tahap

observasi sebesar 57,14% dari 21 sampel menjadi 60,00% dari 20 sampel

yang diambil, hal ini terjadi karena sebagian siswa masih belum bisa

menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang baru diterapkan di kelas.

Selain itu pada indikator penguasaan topik / materi siswa juga tidak

meningkat dengan drastis, sebelumnya rata – rata kelas sebesar 42,86%

menjadi 55,00% hal ini terjadi dikarenakan pada metode pembelajaran

sebelumnya materi masih deberikan oleh guru, sehingga siswa hanya

mengembangkan materi yang diberikan guru, akan tetapi pada metode

pembelajaran debat aktif, setiap kelompok akan mencari materi sendiri

sesuai dengan pernyataan yang ditampilkan di depan kelas, sehingga masing

– masing kelompok akan mencari materi sendiri, dalam memanfaatkan

media internet yang disediakan oleh sekolah.

Dari treatment yang telah dilakukan ada indikator yang menjadi

perhatian pada treatment kedua adalah peningkatan yang drastis terlihat

pada indikator siswa memeberikan pendapat, pada tahap observasi awal

sebelum menggunakan metode debat aktif persentase siswa yang

memberikan pendapat sebesar 9,52% kemudian pada treatment kedua

mengalami peningkatan menjadi 55,00% dan meningkat kembali pada

treatment kedua menjadi 75,00% peningkatan ini sangat mencolok

dibandingkan dengan indikator lainnya, faktor yang mempengaruhi

peningkatan ini adalah perbedaan metode yang digunakan pada

pembelajaran di kelas, metode sebelumnya guru yang masih cenderung aktif

dalam pembelajaran di kelas mempengaruhi tingkat keaktifan, siswa tidak

mampu berkreasi sendiri dalam mencari dan memahami materi

pembelajaran.

Selain data yang diperoleh dari hasil observasi kelas, terdapat data

dari hasil observasi keaktifan siswa menggunakan media pembelajaran

weblog yang tersaji pada tabel 3 sebagai berikut :

Page 18: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

No Indikator Pertemuan

Treatment I Treatment II

1 Ketepatan struktur dan kosakata dalam

berargumen

58.33% 91.67%

2 Siswa meguasai topik yang diberikan 66.67% 91.67%

3 Siswa menanggapi pendapat orang lain 66.67% 83.33%

4 Logika berfikir dan realistis dalam berargumen 83.33% 91.67%

5 Kejelasan dalam menyampaikan argumentasi 91.67% 100.00%

TOTAL 73.33% 91.67%

Tabel 5

Persentase keaktifan dengan menggunakan media berbasis weblog

kelaskita

Data yang diambil dalam persentase keaktifan menggunakan media

berbasis weblog diambil dari 12 sampel siswa yang rasa percaya diri mereka

kurang dalam mengemukakan pendapat di kelas, sehingga menggunakan

media berbasis weblog sebagai wadah untuk mengemukakan pendapat

mereka. Dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan dapat dilihat hasil rata-

rata keaktifan dengan menggunakan metode pembelajaran debat aktif yang

didukung dengan media pembelajaran berbasis weblog. Setelah melakukan

pengolahan dengan media pengolah data, berikut hasil akhir persentase

keaktifan siswa :

Hasil Persentase =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 + 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 x 100%

=1080

808 𝑋 100%

= 74,81%

No. Jumlah Persentase Kategori

1 80,00 % ≤ µ ≤ 100 % Sangat Tinggi

2 60,00 % ≤ µ ≤ 79,99 % Tinggi

3 40,00 % ≤ µ ≤ 59,99 % Sedang

4 20,00 % ≤ µ ≤ 39,99 % Rendah

5 0 % ≤ µ ≤ 19,99 % Sangat Rendah

Keterangan : µ = Persentase yang dicapai

Tabel 5 Kualifikasi persentase lembar observasi [15]

Hasil penelitian ini menunjukkan bahawa penerapan metode debat aktif

dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas. Dalam proses

pembelajaran yang terjadi, siswa lebih terlihat aktif dalam mengikuti

kegiatan diskusi kelompok di kelas maupun di web kelaskita. Hasil

persentase lembar observasi kelas pada setiap treatmentnya mengalami

peningkatan mulai dari tahap observasi sebesar 36,67% meningkat pada

treatment pertama menjadi 66,50% dan kembali meningkat pada treatment

yang kedua menjadi 81,04%, dan juga hasil presentase keaktifan keaktifan

dengan menggunakan media berbasis weblog mengalami peningkatan. Hasil

perhitungan persentase total pembelajaran menggunakan metode debat aktif

Page 19: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

yang didukung dengan media berbasis weblog kelaskita sebesar 74,81%

dimana hasil tersebut termasuk dalam kualifikasi “Tinggi”. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan debat aktif yang didukung

dengan media berbasis weblog dapat dikatakan positif.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penlitian dan pembahasan yang telah disampaikan

sebelumnya terdapat perubahan keaktifan siswa pada setiap tahap yang

dilakukan, terlihat dari rata – rata keseluruhan menunjukkan pada tahap

observasi sebesar 36,67% meningkat setelah dilakukan treatment pertama

menjadi 66,50% setelah mnggunakan metode pembelajaran debat aktif, dan

kembali meningkat menjadi 81,04% pada treatment kedua dengan

menggunakan metode debat akif yang dikombinasikan dengan media

pembelajaran berbasis weblog kelaskita. Penggunaan media berbasis weblog

kelaskita lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran di kelas, sebagian

siswa lebih nyaman memberikan pendapat dengan media kelaskita ini

dibandingkan memberikan pendapat langsung didepan kelas.

Debat aktif dapat menjadi alternatif metode pembelajaran di SMK N

1 Ngablak Magelang, karena metode ini dapat digunakan untuk

meningkatkan keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat,

mempertahankan pendapat, menanggapi pendapat orang lain memotivasi

siswa yang semula pasif menjadi lebih aktif dan semangat dalam

pembelajaran diskusi.

6. Daftar pustaka

[1] Novi, M., 2014., Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata

Kuliah Belajar dan Pembelajaran Dengan Metode Debat Plus Dalam

Proses Pembelaharan Matematika Pada Mahasiswa Tingkat 2

Semester II di IKIP PGRI Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013 / 2014.

Magistra, (No. 88, ISSN 0215-9511).

[2] Sriwahyuni., Dantes., & Marhaeni., 2013., Pengaruh Implementasi

Metode Debat Terhadap Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris

Ditinjau Dari Minat Belajar Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Amplapura,

e-Journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidian Ganesha,

(Vol. 4).

[3] Tarigan, Henry Guntur., 2008., Berbicara Sebagai Suatu

Keterampilan Berbahasa., Bandung: Angkasa.

Page 20: Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif dalam ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12906/2/T1_702011081_Full...Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif ... Jl. Diponegoro

[4] Arsjad, Maidar G., 1988., Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia., Jakarta: Erlangga.

[5] Huda, Miftahul., 2013., Model – Model Pengajaran dan

Pembelajaran., Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

[6] Hausstatter., & Nordkvelle., 2007., “perspective on group work in

distance learning”., Journal of distance education., 8(1)., oslo.,

Norwegia.

[7] Silberman, Melvil L., 2004., Active Learning 101 Cara Belajar Siswa

Aktif., Bandung : Nusamedia & Nuansa.

[8] Kuniarsih, Imas., 2015., Ragam Pengembangan Model Pembelajaran

Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru., Yogyakarta : Kata Pena.

[9] Sugiyono., 2011., Metode Pendlitian Administrasi., Jakarta : alfabeta.

[10] Sugiyono., 2012., Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &

D., Bandung : Alfaberta.

[11] Suprapto., 2013., Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu –

Ilmu Pengetahuan Sosial., Jakarta : PT. Buku Seru.

[12] Putra, Nusa., 2012., Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Depok

: PT. Rajagrafindo Persada.

[13] http://www.kelaskita.com/tentang., Diakses tanggal 18 Agustus 2015.

[14] http://www.kelaskita.com/fitur., Diakses tanggal 18 Agustus 2015.

[15] Arikunto, Suharsimi., 2007., Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.