119
UNIVERSITAS INDONESIA PENERAPAN SISTEM OTOMASI MANAJEMEN REKOD INAKTIF BERDASARKAN PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN REKOD: STUDI KASUS PADA SENTRAL KHAZANAH ARSIP BANK INDONESIA SKRIPSI AISYA KHOIRUNNISA 0606090234 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DEPOK JULI 2012 Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

PENERAPAN SISTEM OTOMASI MANAJEMEN REKOD INAKTIF …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306441-S42179-Aisya... · UNIVERSITAS INDONESIA . PENERAPAN SISTEM OTOMASI MANAJEMEN REKOD INAKTIF

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • UNIVERSITAS INDONESIA

    PENERAPAN SISTEM OTOMASI MANAJEMEN REKOD

    INAKTIF BERDASARKAN PERSYARATAN SISTEM

    MANAJEMEN REKOD: STUDI KASUS

    PADA SENTRAL KHAZANAH ARSIP BANK INDONESIA

    SKRIPSI

    AISYA KHOIRUNNISA

    0606090234

    FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

    DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

    PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

    DEPOK

    JULI 2012

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • UNIVERSITAS INDONESIA

    PENERAPAN SISTEM OTOMASI MANAJEMEN REKOD

    INAKTIF BERDASARKAN PERSYARATAN SISTEM

    MANAJEMEN REKOD: STUDI KASUS

    PADA SENTRAL KHAZANAH ARSIP BANK INDONESIA

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Humaniora

    AISYA KHOIRUNNISA

    0606090234

    FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

    DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

    PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

    DEPOK

    JULI 2012

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • v Universitas Indonesia

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena

    atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    Penerapan Sistem Otomasi Manajemen Rekod Inaktif Berdasarkan Persyaratan

    Sistem Manajemen Rekod: Studi Kasus Pada Sentral Khazanah Arsip Bank

    Indonesia ini dengan baik. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia. Saya

    menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa

    perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk

    menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih yang

    sedalam-dalamnya atas segala dukungan, semangat, bantuan, dan doa yang telah

    diberikan selama ini kepada:

    1. Ibu Anon Mirmani, MIM. Arc./Rec. selaku dosen pembimbing skripsi

    sekaligus pembimbing akademik saya, yang telah memberikan

    pengarahan, petunjuk, dan bimbingan selama penulisan skripsi ini.

    2. Ibu Nina Mayesti, M.Hum. dan Bapak Ari Nugraha, M.TI., selaku

    pembaca skripsi, yang telah memberikan saran dan masukan untuk

    menghasilkan karya yang lebih baik lagi.

    3. Seluruh Ibu dan Bapak dosen Ilmu Perpustakaan. Terimakasih atas ilmu

    berharga yang telah diberikan selama ini, semoga Allah senantiasa

    membalas semua ilmu bermanfaat yang Bapak dan Ibu berikan.

    4. Pihak Kantor Bank Indonesia khususnya ibu Indun Nusantari selaku

    manajer pelaksana arsip yang telah mengizinkan saya melakukan

    penelitian di Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia dan Mba Mawarita,

    Bapak Tri Arso Purnomo serta semua staf yang telah membantu saya

    dalam proses pengumpulan data penelitian.

    5. Ayah H. Achmad Kosasih, Mamah Hj. Rosyidah, atas semua do’a, kasih

    sayang, kepercayaan, dan dukungan materil yang tak henti-hentinya.

    Semoga Ayah dan Mamah selalu diberikan yang terbaik dari Allah SWT.

    6. Adik saya, Ari Alfian dan Syafrina Raudha serta kakek, nenek, dan

    keluarga besar yang selalu mendoakan penulis.

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • vi Universitas Indonesia

    7. Sahabat-sahabat SMA yang sampai saat ini masih memberikan saya

    motivasi serta doa yang membuat saya lebih kuat dalam menghadapi

    hambatan-hambatan selama proses penulisan skripsi. Terima kasih alm

    Fira, Uut, Adit, Evi, Noki, Tika, Feby, Dian, Mia, Farah, Happy, Icha serta

    teman-teman SD, SMP dan SMA saya.

    8. Seluruh sahabat di FIB, Adit, Erly, Thian, Rani, Irvan, Dwi, Arini, Lia,

    Ade, Anggi, Ibnu, Hera, serta teman dan rekan di JIP UI 2006 atas

    kebersamaan dan kenangan yang membangkitkan semangat saya dalam

    setiap langkah saya, terima kasih!

    9. Senior-senior dan junior-junior JIP UI yang banyak memberikan bantuan

    berharga mengenai skripsi, terima kasih!

    10. Keluarga besar Mapala UI, Ira, Fariska, disa, Menwa, Sheila, Fikri,

    Maliyan, Ridung, yang sudah memberikan semangat dalam penulisan

    skripsi, terima kasih!

    11. Keluarga besar FISIP UI, Bisnis Indonesia, dan Prudential yang sudah

    memberikan dukungan dan doa, terima kasih!

    12. Bang Yan, teman baik sekaligus kakak yang selalu memberikan

    semangatnya dalam penulisan skripsi ini, terima kasih!

    13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

    Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

    segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

    manfaat bagi pengembangan ilmu.

    Depok, 29 Juni 2012

    Aisya Khoirunnisa

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • viii Universitas Indonesia

    ABSTRAK

    Nama : Aisya Khoirunnisa

    NPM : 0606090234

    Program Studi : Ilmu Perpustakaan

    Judul : Penerapan Sistem Otomasi Manajemen Rekod Inaktif

    Berdasarkan Persyaratan Sistem Manajemen Rekod:

    Studi Kasus Pada Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia

    Skripsi ini berfokus pada penerapan sistem otomasi manajemen rekod dalam

    recordkeeping system berdasarkan persyaratan sistem manajemen rekod di Sentral

    Khazanah Arsip Bank Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi

    sistem otomasi manajemen rekod apakah telah memenuhi persyaratan sistem

    manajemen rekod. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan

    metode studi kasus. Adapun penerapan sistem otomasi manajemen rekod tersebut

    dilihat dari beberapa persyaratan sistem manajemen rekod berdasarkan teori

    Kennedy, yaitu persyaratan fungsional, persyaratan teknis, persyaratan integrasi,

    persyaratan pendukung pemakai, persyaratan untuk mengelola berbagai jenis

    rekod. Hasil dari penelitian ini merupakan evaluasi mengenai penerapan sistem

    otomasi manajemen rekod berdasarkan persyaratan sistem manajemen rekod.

    Penelitian menyimpulkan bahwa sistem otomasi manajemen rekod belum

    dikembangkan dengan optimal sesuai dengan persyaratan yang ada.

    Kata kunci:

    Sistem otomasi manajemen rekod, persyaratan sistem manajemen rekod,

    manajemen rekod, recordkeeping system

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • ix Universitas Indonesia

    ABSTRACT

    Name : Aisya Khoirunnisa

    Student Number : 0606090234

    Study Programs : Library Science

    Title : Implementation of Automated Inactive Records Management

    System by Records Management System Requirements: Case

    Study at Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia

    This study focuses on discussion about the implementation an automated inactive

    records management system in recordkeeping system by records management

    system requirements at Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia. The purpose of

    this research is to identify the implementation of automated inactive records

    management system that was complied requirements of records management

    system. This research applied qualitative research with case study method. The

    implementation of automated inactive records management system was analyzed

    based on the Kennedy’s theory of records management system requirements

    which covers: functional requirements, technical requirements, integration

    requirements, user/operator support requirements, requirement to manage

    different record types. The result from this research is the evaluation of

    implementation an inactive records management system by records management

    system requirements. The result of this research shows that the development

    automated inactive records management system wasn’t yet optimal in accordance

    with existing standards.

    Keywords:

    Automated records management system, records management system

    requirements, records management, recordkeeping system

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • x Universitas Indonesia

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

    SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................ ii

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iii

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

    LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... vii

    ABSTRAK ........................................................................................................ viii

    ABSTRACT ...................................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

    DAFTARA TABEL ........................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

    1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar belakang ....................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 5 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 6 1.5 Batasan Penelitian ................................................................................. 6 1.6 Metode Penelitian .................................................................................. 6 1.7 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 7

    2. TINJAUAN LITERATUR ........................................................................ 8 2.1 Rekod .................................................................................................... 8 2.2 Pusat Rekod ........................................................................................... 11 2.3 Manajemen Rekod ................................................................................ 13

    2.3.1 Manajemen Rekod Inaktif ........................................................... 15 2.3.2 Model Siklus Hidup Rekod dan Model Kontinum Rekod ........... 18

    2.4 Sistem Otomasi Manajemen Rekod ...................................................... 20 2.5 Persyaratan Sistem Manajemen Rekod ................................................. 24

    2.5.1 Persyaratan Fungsional ................................................................ 25 2.5.1.1 Registrasi .......................................................................... 26 2.5.1.2 Akses ................................................................................ 30 2.5.1.3 Pelacakan ......................................................................... 32 2.5.1.4 Penyusutan ....................................................................... 33 2.5.1.5 Pelaporan dan statistik ..................................................... 34

    2.5.2 Persyaratan Teknis ....................................................................... 35 2.5.3 Persyaratan Integrasi .................................................................... 36 2.5.4 Persyaratan Pendukung Pemakai ................................................. 36 2.5.5 Persyaratan untuk Mengelola Berbagai Jenis Rekod ................... 36

    3. METODE PENELITIAN .......................................................................... 38 3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 38 3.2 Metode Penelitian .................................................................................. 39

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • xi

    3.3 Subjek dan Objek Penelitian ................................................................. 39 3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 40 3.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 40 3.6 Metode Analisis Data ............................................................................ 44 3.7 Keabsahan Data ..................................................................................... 45

    4. PEMBAHASAN .......................................................................................... 47 4.1 Profil Organisasi Bank Indonesia ......................................................... 47

    4.1.1 Sejarah dan Profil Organisasi Bank Indonesia ............................ 47 4.1.2 Profil Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia ........................... 48 4.1.3 Struktur Organisasi Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia ..... 52

    4.2 Sistem Otomasi Manajemen Rekod Bank Indonesia ............................ 52 4.2.1 Latar Belakang Sistem Otomasi Manajemen Rekod BI .............. 52 4.2.2 Tujuan Penerapan Sistem Otomasi Manajemen Rekod BI .......... 53 4.2.3 Bank Indonesia Sistem Aplikasi Sentral Khazanah Arsip ........... 53

    4.3 Analisis Persyaratan Sistem Otomasi Manajemen Rekod .................... 54 4.3.1 Persyaratan Fungsional ................................................................ 54

    4.3.1.1 Registrasi ........................................................................... 54 4.3.1.2 Akses ................................................................................ 59 4.3.1.3 Pelacakan ......................................................................... 63 4.3.1.4 Penyusutan ....................................................................... 67 4.3.1.5 Pelaporan dan Statistik ..................................................... 69

    4.3.2 Persyaratan Teknis ....................................................................... 70 4.3.3 Persyaratan Integrasi .................................................................... 72 4.3.4 Persyaratan Pendukung Pemakai ................................................. 74 4.3.5 Persyaratan untuk mengelola berbagai jenis rekod ...................... 74

    5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 77 5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 77 5.2 Saran ...................................................................................................... 79

    DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 80

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran .................................................................... 7

    Gambar 4.1. Halaman Registrasi pada Fitur Penerimaan DPA di BISASKA .. 55

    Gambar 4.2. Halaman Registrasi pada Fitur Penyelesaian di BISASKA ......... 56

    Gambar 4.3. Halaman search box dalam BISASKA ........................................ 62

    Gambar 4.4. Halaman Hasil Penelusuran Rekod dalam BISASKA ................. 63

    Gambar 4.5. Halaman peminjaman dalam BISASKA ...................................... 66

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1. Elemen data persyaratan fungsional registrasi ................................. 56

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1: Struktur Organisasi Bank Indonesia

    Lampiran 2: Struktur Organisasi Divisi Arsip Bank Indonesia

    Lampiran 3: Tugas-tugas pokok divisi arsip

    Lampiran 4: Alur Kerja Manajemen Dokumen di Bank Indonesia

    Lampiran 5: Pedoman content analysis

    Lampiran 6: Daftar Arsip yang Dipindahkan (DAP)

    Lampiran 7: Daftar Isi Kotak (DIK)

    Lampiran 8: Form Entry DAP

    Lampiran 9: Daftar Nomor Arsip

    Lampiran 10: Bon Pinjam Arsip

    Lampiran 11: Kartu Pinjam Arsip (KPA)

    Lampiran 12: Halaman Login BI-SASKA

    Lampiran 13: Halaman registrasi 1

    Lampiran 14: Halaman registrasi 2

    Lampiran 15: Halaman Edit Data Registrasi

    Lampiran 16: Halaman Penelusuran/Pencarian Rekod 1

    Lampiran 17: Halaman Penelusuran/Pencarian Rekod 2

    Lampiran 18: Halaman Peminjaman Rekod

    Lampiran 19: Halaman Penyusutan/Pemusnahan Rekod Lampiran 20: 26 Elemen Data Deskripsi (ISAD (G)

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • 1 Universitas Indonesia

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pesatnya pemanfaatan teknologi informasi secara luas merupakan

    kebutuhan mutlak dalam menjalankan kegiatan operasional organisasi diberbagai

    bidang saat ini. Teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat

    lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemprosesan data seperti

    menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi atau

    menampilkan data (Kadir, 2003:13). Keberadaan teknologi informasi dalam

    organisasi bertujuan agar organisasi mampu bertahan dalam era persaingan bebas

    dan meningkatkan daya saing. Teknologi informasi tidak hanya menawarkan

    kemudahan dan kecepatan dalam melaksanakan kegiatan operasional organisasi,

    tetapi juga mampu menciptakan kinerja yang efektif dan efisien disertai

    ketepatan.Teknologi informasi berperan penting dalam rangka mendukung

    keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Menyadari hal tersebut,

    saat initelah banyak unit kearsipan yang kegiatannya ditunjang dengan teknologi

    informasi. Hal tersebut merupakan solusi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

    University of California di Berkeley yang menyatakan bahwa di seluruh dunia,

    lebih dari 7,5 milyar dokumen kantor diciptakan setiap tahun. Pertumbuhan

    volume dokumen dan rekod yang menakjubkan sehingga sangat diperlukan

    penerapan teknologi informasi untuk mendukung dan mempermudah pengelolaan

    rekod tersebut.Penelitian lain yang dilakukan oleh Blaylock (2005) menunjukkan

    bahwa pegawai administrasi menghabiskan kurang lebih 500 jam per tahun untuk

    mencari rekod yang diperlukan (Sukoco, 2007:111).Berdasarkan hal tersebut,

    tuntutan akan kecepatan arus informasi dan efektivitas aktivitas bisnis oganisasi

    mendesak organisasi untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi

    dalam melaksanakan fungsinya secara komputerisasi.

    Penerapan teknologi informasi dalam manajemen rekod

    diimplementasikan dalam suatu sistem otomasi manajemen rekod. Sistem otomasi

    manajemen rekod merupakan sistem yang menggunakan komputer untuk

    mendukung pengimplementasian penataan rekod yang merupakan bagian integral

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    2

    dalam pelaksanaan pengawasan rekod (Kennedy, 1994:167). Pada

    perkembangannya, sistem otomasi manajemen rekod dapat sebagai bagian dari

    sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi untuk pengambilan

    keputusan. Tujuan penerapan sistem tersebut adalah untuk mengelola bukti

    transaksi bisnis organisasi dengan melakukan pengawasan terhadap rekod-rekod

    tersebut secara sistematis. Sistem otomasi manajemen rekod sangat beragam

    mulai dari sistem yang sederhana untuk mengatur file kertas hingga sistem yang

    dapat mengelola seluruh proses penataan rekod dalam semua format yang ada,

    baik tekstual maupun elektronik. Sistem otomasi manajemen rekod yang

    memuaskan seharusnya mampu melibatkan kegiatan pengelolaan semua bentuk

    rekod.

    Cakupan penerapan sistem otomasi manajemen rekod dalam mengelola

    aktivitas bisnisnya dalam organisasi sangat beragam tergantung kebutuhan setiap

    organisasi tersebut. Beberapa organisasi mengimplementasikan satu sistem

    otomasi yang dapat mengelola semua aktivitas bisnisnya, juga membangun

    hubungan dengan beragam perangkat lunak aplikasi bisnis yang dapat meng-

    capture dan menyimpan rekod transaksi bisnis. Organisasi lainnya

    mengimplementasikan perangkat lunak manajemen rekod yang dapat melakukan

    antar muka (interface) dengan sistem pencitraan (imaging) yang menyimpan

    rekod. Implementasi sistem otomasi manajemen rekod dapat secara substansial

    mengurangi keterlibatan pegawai dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas

    dalam mengelola rekod suatu organisasi.

    Bidang teknologi informasi yang dapat diintegrasikan dengan sistem

    otomasi manajemen rekod meliputi segala kegiatan registrasi, klasifikasi dan

    pengindeksan, penciptaan, penyimpanan, pengelolaan, registrasi, penyusutan,

    akses, temu-kembali, pelacakan penggunaan rekod-rekod tersebut dan mengontrol

    siapa saja yang dapat mengakses rekod-rekod tersebut, pelaporan, dan lain

    sebagainya. Sistem otomasi manajemen rekod hadir sebagai otomatisasi aktivitas

    bisnis yang ada dalam penataan rekod, sehingga meringankan beban arsiparis atau

    pengelola arsip. Oleh karena itu, teknologi informasi memegang peranan yang

    penting di dalam penataan rekod karena memungkinkan pekerjaan-pekerjaan

    dapat diselesaikan dengan lebih cepat, lebih akurat, dan lebih efisien.

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    3

    Dalam melakukan pengelolaan rekod memerlukan sarana yang dikenal

    dengan pusat rekod. Pusat rekod merupakan suatu bangunan/ruangan yang

    biasanya dirancang untuk pemusatan penyimpanan dan pelayanan rekod inaktif

    dengan biaya rendah dan memiliki daya tampung yang besar.Penelitian ini

    mengambil lokasi pada pusat rekod Bank Indonesia yang dikenal sebagai Sentral

    Khazanah Arsip (SKA)Bank Indonesia.Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia

    mengemban tugas mulai dari menerima, menyimpan dan mengelola rekod inaktif

    dan arsip statis yang berasal dari setiap satuan kerja.Hal ini selaras dengan yang

    dikemukakan Penn mengenai layanan yang diberikan pusat rekod mencakup

    penerimaan sejumlah rekod baru, meminjamkan sejumlah rekod dan kemudian

    mengembalikannya kembali, mencarikan informasi yang dibutuhkan,

    mengumpulkan dan menyediakan file yang dibutuhkan, menata ulang file yang

    dikembalikan, menyisipkan file baru jika ada pertambahan pada boks yang sudah

    ada, menyediakan layanan tepat waktu, memusnahkan isi boks pada masanya,

    menyiapkan laporan(1994: 246).

    Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia memiliki visi menjadi pusat

    pengelola arsip Bank Indonesia yang kompeten dan dapat dipercaya serta

    memenuhi standar internasional. Berdasarkan hal tersebut, keberadaan teknologi

    informasi dalam Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia dinilai sangat penting

    dalam mencapai tujuan tersebut. Disamping itu,SKA juga mulai merasakan

    kesulitan dalam penataan rekod, terutama dalam hal temu kembali rekod yang

    volumenya terus meningkat seiring aktivitas bisnis yang dijalankan.Oleh

    karenanya,penerapan teknologi informasi dalam penataan rekod (recordkeeping

    system) diaplikasikan melalui sistem otomasi manajemen rekod.

    Sentral Khazanah Arsip mulai membangun sistem otomasi manajemen

    rekod yaitu BISASKA (Bank Indonesia Sistem Aplikasi Sentral Khazanah

    Arsip).BISASKA pada tahun 2003 dan baru dapat dioperasikan mulai tahun

    2005dalam menunjang beberapa aktivitas bisnisnya.Sistem otomasi manajemen

    rekod BISASKA menyatu dengan jaringan intranet organisasi sehingga semua staf

    (user) di lingkungan Bank Indonesia dapat mengakses BISASKA untuk temu

    kembali rekod yang dibutuhkan. Namun demikian, BISASKA yang diterapkan

    saat ini belum pernah dikembangkan lagi dan dalam waktu dekat ini akan

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    4

    dilakukan pengembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan

    standar yang berlaku.

    Berdasarkan sebuah penelitian menyebutkan bahwa organisasi

    memerlukan sistem penataan rekod (recordkeeping system) agar proses penataan

    rekodnya dapat menjadi suatu sistem yang teratur. Hasil dari penelitiannya

    menyatakan bahwa pengimplementasian sistem otomasi manajemen rekod yang

    memenuhi persyaratan sebagai suatu sistem manajemen rekod dapat

    meningkatkan efisiensi kegiatan pengelolaan rekod guna memenuhi fungsi

    pembuktian, informasi dan memori organisasi serta meningkatkan kecepatan dan

    ketepatan penemuan kembali informasi (Mayesti, 2003:94).Sebagai sebuah

    organisasi yang berorientasi international, maka sudah selayaknya penerapan

    sistem otomasi manajemen rekod di Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia pun

    harus mengacu pada standar yang sudah berlaku secara internasional. Menurut

    Gingrande dalam artikelnya yang berjudul Introduction to Document

    managementmengemukakan bahwa sistem otomasi manajemen rekod merupakan

    suatu sistem komputerisasi yang didalamnya terdapat penciptaan, penyimpanan,

    temu balik, pengorganisasian dan pengaturan alur rekod dalam format elektronik

    (Gingrande, 2003:1).

    Dalam penerapan sistem otomasi manajemen rekod terdapat persyaratan

    yang harus dipenuhi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Bearman

    (1994:3) bahwa terdapat persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh suatu

    sistem informasi untuk dapat dikategorikan sebagai sistem penataan rekod.

    Penerapan sistem otomasi manajemen rekod harus memenuhi persyaratan sistem

    manajemen rekod, yaitu persyaratan fungsional dan persyaratan-persyaratan

    pendukung lainnya. Persyaratan fungsional dalam sistem manajemen rekod

    menurut Kennedy (1998:200) mencakup persyaratan-persyaratan yang ditetapkan

    pada sistem secara umum dan juga yang secara khusus untuk lingkungan tertentu.

    Persyaratan fungsional rekod digunakan untuk secara konsisten dapat dijadikan

    pedoman dalam sistem pengelolaan rekod agar setiap rekod yang berhubungan

    dengan kegiatan dan transaksi bisnis sesuai dengan standar yang ada. Sedangkan

    persyaratan pendukung selain persyaratan fungsional meliputi, persyaratan teknis,

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    5

    persyaratan integrasi, persyaratan untuk mengatur beragam jenis rekod,

    persyaratan kebutuhan pemakai(Kennedy, 1998:199).

    Persyaratan sistem manajemen rekod dibutuhkan dalam sistem otomasi

    agar sistem dapat berfungsi sebagai sistem otomasi yang memenuhi standar

    sehingga mampu memenuhi tujuan organisasi. Persyaratan-persyaratan tersebut

    dapat menjadi tolak ukur keberhasilan penerapan sistem otomasi manajemen

    rekod sehingga dapat digunakan sebagai pedoman untuk membantu manajer rekod

    dalam melakukan proses review, pengevaluasian dan pengembangan perangkat

    lunak penataan rekod. Oleh karenanya, Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia

    perlu melaksanakan penataan rekod dengan penerapan BISASKA yang sesuai

    dengan persyaratan sistem manajemen rekod yang baik dan benar agar dapat

    berfungsi dengan optimal dalam memenuhi fungsi pembuktian, informasi dan

    memori organisasi serta dapat mempertanggungjawabkan aktivitas bisnisnya

    sebagai sebuah organisasi.

    1.2 Perumusan Masalah

    Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia sudah tujuh tahun menerapkan

    Bank Indonesia Sistem Aplikasi Sentral Khazanah Arsip (BISASKA), yaitu sejak

    tahun 2005. Namun, selama ini BISASKA belum pernah dilakukan evaluasi untuk

    pengembangan sistem lebih lanjut guna optimalisasi fungsi sistem otomasi

    manajemen rekod.Untuk itu, peneliti ingin mengetahui apakah Bank Indonesia

    Sistem Aplikasi Sentral Khazanah Arsip telah memenuhi persyaratan sistem

    manajemen rekod.Berdasarkan uraian diatas, maka pertanyaan penelitian yang

    harus dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimanapenerapan Bank Indonesia

    Sistem Aplikasi Sentral Khazanah Arsip (BISASKA)berdasarkan persyaratan

    sistem manajemen rekod?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka

    tujuandaripenelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesesuaian penerapan Bank

    Indonesia Sistem Aplikasi Sentral Khazanah Arsip (BISASKA) terhadap

    persyaratan sistem manajemen rekod.

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    6

    1.4 Manfaat Penelitian

    Terdapat dua manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu manfaat

    akademis dan manfaat praktis.

    1.4.1 Manfaat Akademis

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta menambah

    khazanah pengetahuan tentang ilmu kearsipan modern dengan topik sistem

    otomasi manajemen rekodberdasarkan persyaratan fungsional sistem manajemen

    rekod.

    1.4.2 Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan bahan pertimbangan manajer

    rekod dalam melakukan pengembangan sistem manajemen rekod khususnya

    penerapan sistem otomasi manajemen rekod yang tepat bagi organisasinya.

    Membantu mengoptimalisasi sistem otomasi manajemen rekod yang sudah ada.

    Selain itu, penelitian mengenai penerapan sistem otomasi manajemen rekod ini

    dapat dijadikan strategi atau referensi yang tepat untuk mengevaluasi kelayakan

    sistem otomasi manajemen rekod dalam sistem manajemen rekod, sehingga

    menjadi bahan masukan yang objektif dalam pengambilan keputusan bagi

    manajemen Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia untuk meningkatkan kualitas

    sistem otomasi manajemen rekodagar berfungsi lebih optimal.

    1.5 Batasan Penelitian

    Batasan penelitian ini terfokus pada persyaratan fungsional sistem

    manajemen rekoddalam penerapan sistem otomasi manajemen rekod inaktif.

    Cakupan persyaratan fungsional yang disesuaikan dengan lingkup kegiatan di

    Sentral Khazanah Arsip, yaitu registrasi, akses, pelacakan, penyusutan, pelaporan.

    1.6 Metode Penelitian

    Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

    pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara

    observasi, wawancara dan studi dokumen. Subjek dalam penelitian ini adalah

    Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia, sedangkan objek penelitian ini adalah

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    7

    penerapan sistem otomasi manajemen rekod pada Sentral Khazanah Arsip Bank

    Indonesia.

    1.7 Kerangka Pemikiran

    Sentral Khazanah Arsip Bank Indonesia merupakan pusat rekod yang

    berfungsi untuk menunjang visi dan misi Bank Indonesia. Sistem otomasi

    manajemen rekod hadir sebagai sarana penataan rekod secara otomasi. Sistem

    tersebut dapat berfungsi dengan optimal apabila telah memenuhi persyaratan

    sistem manajemen rekod, yaitu persyaratan fungsional, teknis, integrasi,

    pendukung pemakai, dan mengelola berbagai jenis rekod. Sentral Khazanah Arsip

    Bank Indonesia perlu melaksanakan penataan rekod dengan penerapan BISASKA

    yang sesuai dengan persyaratan sistem manajemen rekod yang baik dan benar

    agar dapat berfungsi dengan optimal dalam memenuhi fungsi pembuktian,

    informasi dan memori organisasi serta dapat mempertanggungjawabkan aktivitas

    bisnisnya sebagai sebuah organisasi.

    Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

    Sumber: Diolah oleh Peneliti

    Persyaratan

    Sistem

    Manajemen

    Rekod

    Persyaratan Fungsional

    Persyaratan Teknis

    Persyaratan Integrasi

    Persyaratan Mengelola

    Berbagai Jenis Rekod

    Persyaratan Pendukung

    Pemakai

    Pusat Rekod

    (Sentral Khazanah

    Arsip Bank Indonesia)

    Sistem Otomasi

    Manajemen Rekod

    (BISASKA)

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • 8 Universitas Indonesia

    BAB 2

    TINJAUAN LITERATUR

    Tinjauan literatur menjadi sangat penting dalam penelitian ini karena

    digunakan sebagai dasar pijakan. Dalam bab ini akan diuraikan tentang teori yang

    terkait dan menjadi landasan teori untuk menjelaskan permasalahan dan analisis

    data dalam penelitian ini, serta mendukung dan memperkuat kajian yang akan

    dilakukan.

    2.1 Rekod

    Istilah rekod diambil dari kata record yang berasal dari bahasa, sedangkan,

    dalam bahasa Indonesia rekod biasa dikenal sebagai arsip dinamis. Hal ini sesuai

    dengan konteks Anglo-Saxon yang memisahkan antara records (arsip dinamis)

    dan archives (arsip statis). Maka untuk selanjutnya penggunaan istilah rekod

    dalam penelitian ini merupakan istilah lain dari arsip dinamis (arsip aktif dan

    inaktif). Dalam The Australia Standard AS 4390-1996 menjelaskan bahwa rekod

    sebagai informasi terekam, dalam berbagai bentuk, termasuk data dalam sistem

    komputer, yang diciptakan atau diperoleh oleh sebuah organisasi atau perorangan

    dalam transaksi bisnis atau sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan dan disimpan

    sebagai bukti dari berbagai kegiatan tersebut (Kennedy, 1998:5). Kennedy

    menegaskan kembali bahwa aspek penting dari definisi tersebut mengacu kepada

    penjelasan mengenai mengapa rekod diciptakan dan mengapa rekod disimpan.

    Rekod diciptakan untuk menunjang aktivitas bisnis dan rekod disimpan sebagai

    bukti aktivitas tersebut (Kennedy, 1998:5). Definisi diatas lebih ditekankan pada

    bukti atas aktivitas bisnis dan proses transaksi yang menyebabkan rekod tersebut

    tercipta.

    Definisi lain menurut ISO 15489-1 (2001) bahwa rekod adalah informasi

    yang diciptakan, diterima, dan dikelola sebagai bukti dan informasi oleh sebuah

    organisasi atau perorangan, menurut obligasi legal atau di dalam transaksi bisnis

    (ISO 15489-1:2001:3). Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 43 tahun 2009

    tentang Kearsipan menyatakan bahwa rekod adalah arsip yang digunakan secara

    langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    9

    tertentu. Sulistyo-Basuki (2003:6) menambahkan bahwa rekod adalah informasi

    terekam yang dihasilkan atau diterima oleh sebuah badan untuk menjalankan

    kegiatannya disebut rekod. Dengan demikian rekod merupakan hasil dari aktivitas

    bisnis yang masih berguna untuk menunjang pelaksanaan dan sebagai bukti

    aktivitas bisnis tersebut.

    Agar rekod yang tercipta dari hasil aktivitas bisnis organisasi dapat

    dimanfaatkan secara optimal sebagai bukti aktivitas organisasi maka rekod yang

    diciptakan harus memenuhi syarat yang ditentukan, lengkap, cukup, bermakna,

    komprehensif, tepat dan tidak melanggar hukum. Berdasarkan ISO 15489-1

    (2001:7) rekod harus mengukuti 3 hal:

    a. Struktur, format rekod mempunyai hubungan antar elemen dengan

    kandungannya

    b. Konteks, isi yang diciptakan, diterima dan dipergunakan harus jelas dalam

    rekod.

    c. Berhubungan diantara dokumen lainnya.

    Rekod dapat diciptakan dalam berbagai bentuk atau media antara lain

    seperti:

    a. Kertas, mikrofilm, atau elektronik

    b. Dokumen atau berkas, peta, cetak biru, gambar, foto dan lain-lain.

    c. Data dari sistem bisnis, dokumen pengolah kata, spreadsheets, email, citra

    digital.

    d. Audio atau video.

    e. Dokumen tulisan tangan

    f. Rekod yang tidak terlalu berstruktur, seperti surat dan dokumen yang

    sangat berstruktur seperti formulir (Kennedy, 1998:5).

    Rekod dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Kategori yang lazim

    digunakan meliputi:

    a. Rekod administratif merupakan rekod yang berhubungan dengan kegiatan

    administrasi dan manajemen organisasi sehari-hari, meliputi dokumentasi

    prosedur, formulir dan korespondensi. Contoh: pedoman staf, roster, buku

    log menyangkut tugas pemeliharaan, pembukuan perjalanan.

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    10

    b. Rekod akuntansi meliputi laporan, formulir dan surat menyurat yang

    berkaitan dengan keuangan. Contohnya invoice, arsip rekening bank,

    laporan pembayaran nasabah.

    c. Rekod proyek, meliputi surat menyurat, catatan, dokumentasi

    pengembangan produk dan lain-lain yang berkaitan dengan proyek

    tertentu.

    d. Berkas kasus, meliputi rekod klien, personalia, asuransi kontrak dan berkas

    perkara hukum (Kennedy, 1998:6).

    Rekod atau arsip dinamis dalam penggunaannya dibedakan menjadi dua,

    yaitu:

    a. Rekod aktif

    Merupakan rekod yang diciptakan dan digunakan secara teratur untuk

    bisnis yang sedang dilakukan suatu perusahaan serta dipelihara di tempat

    asal rekod itu diciptakan atau diterima. Dengan kata lain rekod ini tingkat

    penggunaannya masih tinggi dalam pelaksanaan kegiatan keseharian

    organisasi.

    b. Rekod inaktif

    Merupakan rekod yang aktivitas penggunaannya sudah menurun dan

    disimpan untuk memenuhi persyaratan retensi, karena itu rekod inaktif

    pada umumnya disimpan di suatu tempat tertentu yang dikenal dengan

    istilah pusat rekod (record center). Rekod inaktif merupakan rekod yang

    tidak lagi diperlukan untuk kepentingan bisnis dan sudah waktunya

    disusutkan. Rekod ini memiliki nilai berkesinambungan dan disimpan

    untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan jadwal retensinya, setelah itu

    berdasarkan nilai dan gunanya akan diputuskan apakah rekod tersebut

    kemudian dimusnahkan atau disimpan permanen sebagai arsip (Sulistyo-

    Basuki, 1999:21). Berdasarkan standar ICA, rekod inaktif adalah rekod

    yang digunakan 5 atau 6 kali dalam satu tahun. Sedangkan berdasarkan

    Mina John Son adalah rekod yang digunakan maksimal 15 kali dalam

    setahun (Sumrahyadi, 2008).

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    11

    Dalam penyusunan rekod yang disimpan terdapat beberapa prinsip yang

    harus diperhatikan. Dua prinsip utama dalam penyusutan rekod yang telah biasa

    digunakan, yaitu:

    a. Prinsip provenance

    Merupakan prinsip yang menyatakan bahwa suatu rekod dari badan

    tertentu harus dijaga keutuhannya sebagaimana awal rekod tersebut

    tercipta. Prinsip provenance mengacu pada tempat asal rekod tersebut

    digunakan organisasi, kantor, individu yang membuat, menerima atau

    menggunakan rekod dalam penggunaan bisnis. Dalam prinsip ini, rekod

    unit tertentu dalam sebuah badan korporasi tetap dipertahankan sebagai

    kelompok terpisah, bukannya dijadikan satu dengan rekod sejenis dari unit

    lain.

    b. Prinsip Original Order

    Merupakan penyusunan berkas rekod menurut susunan aslinya. Prinsip ini

    melestarikan rekod dalam tata susunan yang sama dengan tata susunan

    yang digunakan pada kantor asal. Jadi, rekod yang diterima tetap

    dipertahankan dalam tata urutan subjek sesuai dengan saat penerimaan

    (Sulistyo-Basuki, 2003:335).

    2.2 Pusat Rekod

    Pusat rekod merupakan suatu bangunan/ruangan yang biasanya dirancang

    untuk pemusatan penyimpanan dan pelayanan rekod inaktif dengan biaya rendah

    dan memiliki daya tampung yang besar. Pusat rekod dapat dibangun di

    lingkugnan organisasi (inhouse/onsite facility) atau jauh dari lokasi organisasi

    (offsite facility).

    Secara umum layanan yang harus disediakan oleh pusat rekod tergantung

    pada sumber-sumber yang tersedia. Layanan yang diberikan meliputi penerimaan

    sejumlah rekod baru, meminjamkan sejumlah rekod dan kemudian

    mengembalikannya kembali, mencarikan informasi yang dibutuhkan,

    mengumpulkan dan menyediakan file yang dibutuhkan, menata ulang file yang

    dikembalikan, menyisipkan file baru jika ada pertambahan pada boks yang sudah

    ada, menyediakan layanan tepat waktu, memusnahkan isi boks pada masanya,

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    12

    menyiapkan laporan dan mengirim tagihan pada klien. Dalam pelayanan

    penyimpanannya terdapat tiga tingkatan layanan, yaitu:

    a. Penyimpanan minimal (minimal storage)

    Pusat rekod ini dikenal dengan istilah penyimpanan sementara

    (intermediate repository), secara sederhana pusat rekod ini merupakan

    tempat penyimpanan rekod selama masa tunggu untuk dinilai atau

    dimusnahkan. Umumnya, tipe jasa ini tidak menyediakan indeks atau

    daftar rekod yang ada, untuk itu biasanya hanya menggunakan catatan

    pada saat rekod tersebut aktif. Pada boks penyimpanan biasanya hanya

    dituliskan isi dan tanggal pemusnahan/penilaian.

    b. Penyimpanan pengawasan inventaris standar (standar inventory

    control storage)

    Merupakan bentuk tradisional manajemen pusat rekod. Tujuannya adalah

    bertanggung jawab terhadap seluruh rekod yang terakumulasi sepanjang

    tahun dan biasanya disimpan dalam boks. Pengawasan inventaris dapat

    dilakukan secara manual, terotomatisasi atau kombinasi keduanya yang

    terpenting tujuannya tercapai.

    Rekod diterima oleh pusat rekod kemudian diperiksa dan diolah lalu

    ditempatkan di boks dan dijajarkan di rak. Oleh karenanya, pembuatan

    label pada boks merupakan hal penting. Kode isi, kode pemilik, kode

    lokasi memerlukan pengawasan dengan cermat. Penemuan kembali

    informasi akan lebih mudah jika telah menggunakan sistem otomasi.

    c. Penyimpanan layanan rujukan penuh (full reference storage)

    Tipe ini menyediakan penyimpanan yang komprehensif dan layanan

    rujukan bagi klliennya. Terdapat persyaratan yang rinci dan detail pada

    saat menerima rekod untuk disimpan, seperti menyediakan formulir dan

    bukti transfer, jadwal informasi dokumen yang memungkinkan pembuatan

    daftar dan indeks, pemakaian boks yang mengikuti standar, dan jadwal

    pengawasan rekod yang teliti. Pusat rekod ini juga memberikan layanan

    rujukan penuh, termasuk peminjaman dan pengembalian rekod serta

    reproduksi. Pusat rekod tipe ini umumnya memiliki kemampuan

    komputerisasi yang tinggi dan menyediakan fasilitas penyimpanan untuk

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    13

    beragam media rekod seperti, bahan kartografi, media grafis (foto, lukisan,

    gambar teknik), rekaman suara, film, dan video, bentuk mikro, disket,

    media optik, dan lain-lainnya (Penn, 1994:246).

    Pada dasarnya, tujuan organisasi menyediakan dan mengelola pusat rekod

    adalah untuk:

    a. Mencapai efisiensi dan ekonomi dalam penyimpanan, temu-kembali dan

    pemusnahan rekod semi-aktif dan inaktif

    b. Menjamin keamanan dari akses illegal dan kerusakan rekod

    c. Melindungi rekod dari kerusakan akibat bencana alam seperti kebakaran,

    banjir, gempa bumi dan sebagainya.

    2.3 Manajemen Rekod

    The Australian Standard AS 4390-1996 mendefinisian manajemen rekod

    sebagai suatu disiplin ilmu dan fungsi organisasi yang mengelola rekod untuk

    memenuhi kebutuhan operasional bisnis, persyaratan akuntabilitas dan harapan

    komunitas. Manajemen rekod terkait untuk memastikan bahwa aktivitas bisnis

    organisasi telah didokumentasikan secara tepat dengan merancang dan

    mengimplementasikan seluruh sistem, prosedur dan layanan yang berhubungan.

    Manajemen rekod merupakan hal penting dalam organisasi karena organisasi

    mengandalkan akses yang efisien ke informasi yang benar, sehingga informasi

    selalu tersedia ketika diperlukan (Kennedy, 1998:8). Selanjutnya Doyle

    menyatakan bahwa manajemen rekod adalah seluruh operasional dan teknik yang

    berhubungan dengan perencanaan, pengantar dan evaluasi dari sistem

    administratif sejak penciptaan dokumen hingga pemusnahan atau pemindahannya

    menjadi arsip (Doyle dalam Mayesti, 2003:18).

    Berdasarkan ISO 15489-1(2001:3) menyatakan bahwa manajemen rekod

    merupakan bidang manajemen yang bertanggung jawab dalam menciptakan

    sistem kontrol yang efisien dan sistematis dari penciptaan, penerimaan,

    pengaturan, penggunaan dan pemusnahan rekod, termasuk proses pengkapturan

    (capturing), penilaian dan pemeliharaan bukti dan informasi mengenai aktivitas

    bisnis dan transaksi dalam bentuk rekod. Wallace (1992) juga sependapat bahwa

    manajemen rekod “as the systematic control placed over life cycle of recorded

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    14

    from creation to ultimate disposition or permanent storage of a record”. Dapat

    diartikan sebagai pengendalian secara sistematik atas daur hidup rekod, mulai dari

    penciptaan sampai dengan pemusnahan akhir atau penyimpanan secara permanen.

    Selaras dengan ISO 15489-1: 2001 dan Wallace, menjelaskan bahwa manajemen

    rekod merupakan sebuah kontrol yang sistematis dan konsisten mencakup

    keseluruhan daur hidup rekod. Definisi lain mengatakan bahwa manajemen rekod

    adalah area manajemen administratif yang berkaitan dengan biaya dan efisiensi

    dalam penciptaan, pemeliharaan, penggunaan, dan pemusnahan rekod organisasi

    setelah melewati siklus hidup rekod (International Council of Archives).

    Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen rekod

    merupakan bagian penting dalam organisasi untuk memastikan aktivitas bisnis

    telah terdokumentasi dengan tepat sesuai dengan daur hidup rekod (mulai dari

    penciptaan sampai dengan pemusnahan atau penyimpanan secara permanen)

    melalui rancangan dan implementasi sistem atau prosedur yang saling terkait.

    Sehingga rekod memiliki sistem akses temu kembali yang efektif dan efisien ke

    informasi yang tepat ketika dibutuhkan. Disamping itu, manajemen rekod

    mempengaruhi efisiensi terhadap anggaran penyimpanan dan pemeliharaan rekod.

    Pentingnya keberadaan manajemen rekod dalam organisasi menurut

    Kennedy (1998:8-9) adalah sebagai berikut:

    a. Organisasi mengandalkan akses yang efisien ke informasi yang tepat untuk

    membantu pengambilan keputusan, tujuan operasional umum, sebagai

    bukti kebijakan dan aktivitas, serta menunjang litigasi. Manajemen rekod

    memastikan bahwa informasi yang tepat dapat diakses dan tersedia ketika

    dibutuhkan.

    b. Organisasi memiliki tanggung jawab hukum, profesional dan etis untuk

    menciptakan rekod tertentu; organisasi juga disyaratkan mempertahankan

    rekod jenis tertentu untuk masa tertentu. Manajemen rekod memastikan

    bahwa organisasi melaksanakan aturan tersebut.

    c. Organisasi perlu melakukan pengawasan volume informasi yang

    diciptakan dan disimpannya. Hal ini dilakukan karena alasan ekonomi,

    setidaknya selama rekod kertas tersebut penting bagi organisasi—

    penyimpanan dan pemeliharaan rekod kertas memerlukan ruangan

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    15

    penyimpanan yang besar—namun juga untuk efisiensi operasional.

    Mengingat lebih sulit menemukan informasi yang relevan jika informasi

    tersebut tersimpan sangat banyak pada informasi yang sudah usang.

    Manajemen rekod mencakup pengawasan terhadap penyusutan rekod dan

    pemisahan antara rekod aktif dan inaktif.

    Robek (1987, 8) menambahkan tujuan manajemen rekod adalah sebagai

    berikut:

    a. Untuk menyediakan informasi yang akurat dan lengkap yang dibutuhkan

    untuk menjalankan organisasi secara efisien;

    b. Untuk memproses informasi terekam seefisien mungkin;

    c. Untuk menyediakan informasi dan rekod dengan biaya yang murah;

    d. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan atau

    pengguna rekod.

    2.3.1 Manajemen Rekod Inaktif

    Manajemen rekod inaktif merupakan elemen dari program manajemen

    rekod yang komprehensif. Cakupan manajemen rekod inaktif adalah memilih

    fasilitas penyimpanan, mengembangkan prosedur untuk pmindahan rekod,

    menentukan prosedur pemusnahan serta menetapkan peraturan dan

    tanggungjawab dalam pengelolaan rekod inaktif (Kennedy, 1998:3). Sedangkan

    berdasarkan Wallace (1992:4) menyatakan manajemen rekod inaktif adalah

    bagian dari keseluruhan program manajemen rekod dan menjadi kelanjutan yang

    tidak bisa dipisahkan dari manajemen rekod aktif. Adapun cakupannya meliputi

    kegiatan pemindahan rekod inaktif dari unit kerja penciptanya ke pusat rekod,

    penyimpanan rekod inaktif di pusat rekod dan penyusutan rekod inaktif yang telah

    memasuki masa retensinya.

    Kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan rekod inaktif di pusat rekod

    adalah sebagai berikut:

    a. Pemindahan rekod

    Yaitu kegiatan untuk memindahkan rekod dari unit pengolah ke pusat

    rekod. Kebijakan di lingkungan organisasi akan menentukan jenis rekod

    seperti apa yang akan ditransfer ke pusat rekod. Organisasi harus memiliki

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    16

    kebijakan dan prosedur dalam rangka mengolah rekod. Tahapan ini harus

    dapat dipastikan akan adanya koordinasi yang baik antara unit kerja dan

    pusat arsip. Pelaksanaan pemindahan rekod harus didokumentasikan

    secara jelas dan dicatat seluruh perkembangannya. Persiapan pelaksanaan

    pemindahan rekod secara umum adalah tanggung jawab dari pencipta

    rekod. Persiapan tersebut meliputi tahapan prosedur sebagai berikut:

    Menata rekod, rekod disusun dan dimasukkan ke dalam file, bundel

    atau jilid untuk memudahkan temu kembali.

    Melindungi fisik arsip, dalam hal ini harus dapat dipastikan bahwa

    semua komponen rekod berada dalam folder yang aman. Pembatas,

    straples atau klip yang menempel pada dokumen harus dilepaskan.

    Mendeskripsikan rekod yang dipindahkan. Rekod yang akan

    dipindahkan ke pusat rekod harus disertai oleh datar pemindahan

    rekod atau dapat juga dideskripsikan dalam formulir pengadaan

    rekod.

    Sedangkan menurut Martono (1990:61) prosedur pemindahan rekod

    inaktif ke pusat rekod (records centre) adalah sebagai berikut:

    Rekod yang akan dipindahkan dicatat pada daftar pertelaan.

    Pendaftaran atas dasar berkas. Hal-hal yang perlu didaftar

    sekurang-kurangnya tentang: nama unit kerja yang memindahkan,

    judul berkas, tanggal, bulan dan tahun berkas, bentuk fisik rekod,

    jumlah yang dinyatakan dengan meter kubik.

    Rekod yang dipindahkan harus mendapat persetujuan dari

    pimpinan unit kerja

    Pemindahan dilaksanakan dengan membuat berita acara

    pemindahan rekod.

    b. Penyimpanan rekod inaktif

    Yaitu kegiatan untuk mengelola penyimpanan rekod inaktif sesuai dengan

    masa retensinya serta memilih media penyimpanan yang sesuai dengan

    kebutuhan organisasi. Pengambilan keputusan untuk menerima sebuah

    rekod berarti berencana untuk menyimpannya. Kondisi penyimpanan yang

    baik memastikan bahwa rekod tersebut terlindungi, dapat diakses dan

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    17

    diatur dalam biaya yang efisien dan efektif. Tujuan penyimpanan rekod

    dapat dilihat berdasarkan format fisik, kegunaan dan nilai rekod tersebut.

    Hal ini akan mempengaruhi fasilitas sistem penyimpanan dan pelayanan

    yang dibutuhkan untuk mengatur rekod tersebut selama diperlukan.

    Faktor-faktor yang penting dalam memilih sistem penyimpanan dan

    penanganan meliputi: volume dan rata-rata pertumbuhan dari rekod,

    kegunaan dari rekod, keamanan rekod dan kebutuhan yang sensitif,

    karakteristik fisik, rekod digunakan untuk merefleksikan keperluan temu

    kembali, biaya yang diperlukan untuk pilihan penyimpanan dan keperluan

    akses.

    Untuk memastikan bahwa rekod disimpan dengan baik dan terlindungi,

    penilaian terhadap fasilitas penyimpanan meliputi:

    Lokasi harus dapat dijangkau dengan mudah dan harus berada di

    area yang tidak beresiko.

    Struktur bangunan harus menyediakan keseimbangan temperatur

    dan tingkat kelembaban yang sesuai kebutuhan, perlindungan dari

    bahaya api, perlindugan dari perusakan karena air, perlindungan

    dari hal-hal yang dapat mengkontaminasi (seperti radioactive,

    isotope, jamur), ukuran keselamatan, kontrol akses ke area

    penyimpanan, sistem pendeteksi pada entri yang tidak diizinkan,

    perlindungan terhadap pengrusakan yang disebabkan oleh

    serangga.

    Perlengkapan. Seperti rak disesuaikan dengan format rekod dan

    cukup kuat untuk menanggung beban berat (ISO 15489-2,

    2001:18).

    c. Penyusutan/pemusnahan

    Merupakan rangkaian proses yang berkaitan dengan penerapan keputusan

    penilaian, termasuk retensi, penghancuran/penghapusan rekod dalam atau

    dari suatu sistem kearsipan manual maupun elektronik. Tahapan

    penyusutan termasuk juga kegiatan penyerahan rekod bernilai guna

    sekunder atau yang memiliki nilai guna sebagai bahan

    pertanggungjawaban nasional tetapi sudah tidak diperlukan untuk

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    18

    penyelenggaraan administrasi sehari-hari kepada Arsip Nasional Republik

    Indonesia (Laksmi, 2007:234). Prosedur penyerahan rekod dapat

    dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

    Melalui pimpinan instansi disampaikan usulan penyerahan rekod

    dengan melampirkan daftar rekod yang akan diserahkan.

    Jika telah mendapat persetujuan Arsip Nasional, penyerahan dapat

    dilakukan dengan membuat berita acara penyerahan rekod.

    Rekod yang diserahkan dalam keadaan teratur disertai dengan

    sarana pengendaliannya.

    2.3.2 Model Siklus Hidup Rekod dan Model Kontinum Rekod

    Rekod memiliki siklus hidup sejak diciptakan hingga masa penyusutan.

    Siklus hidupnya lebih kompleks dari sumber informasi lainnya. Hal ini

    dikarenakan siklus hidup rekod berdasarkan pada nilai dan penggunaan (Penn,

    1994:12). Dalam siklus hidup rekod terdapat beberapa fase atau tahapan dan

    dalam setiap tahapan terdiri dari berbagai elemen dan aktifitas. Terdapat beragam

    pendapat mengenai tahapan yang dialami rekod dalam siklusnya. Kennedy

    membagi siklus hidup menjadi lima tahapan, yaitu penciptaan, distribusi,

    penggunaan, pemeliharaan dan penyusutan (Kennedy, 1998:9). Sedangkan Penn

    menyatakan siklus hidup rekod secara garis besar, yaitu terdiri atas tahap

    penciptaan (creation phase), tahap penggunaan dan pemeliharaan (used and

    maintenance phase) dan tahap istirahat atau penyusutan (retirement/disposition

    phase) (Penn,1994:12).

    a. Tahap penciptaan

    Pada tahap penciptaan, rekod diciptakan atau diterima oleh organisasi

    dalam rangka menunjang kegiatan organisasi. Martono menyatakan bahwa

    rekod tercipta karena organisasi melakukan suatu tindakan dalam rangka

    pelaksanaan tugas dan fungsinya. Rekod yang tercipta mengandung

    berbagai data dan informasi yang sesuai dengan keanekaragaman kegiatan

    yang dilakukan organisasi (Martono, 1994:15). Oleh karena itu, informasi

    yang terdapat dalam rekod merupakan cerminan dari pelaksanaan tugas

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    19

    dan fungsi oganisasi. Sehingga, rekod perlu disimpan dan dipelihara

    sebagai bukti pertanggungjawaban kegiatan organisasi.

    b. Tahap penggunaan dan pemeliharaan

    Pada tahap penggunaan dan pemeliharaan rekod sudah mulai aktif

    digunakan sebagai berkas kerja. Rekod ini disebut dengan rekod aktif

    (current records), karena secara aktif digunakan secara langsung dalam

    kegiatan administrasi baik dalam tahap perencanaan, pertimbangan,

    sampai kepada pelaksanaan kegitatan atau transaksi. Informasi yang

    terkandung dalam rekod digunakan untuk memperlancar organisasi dalam

    melaksanakan tugas dan fungsinya. Agar rekod dapat digunakan, rekod

    yang terdiri dari berbagai macam tipe dan jenisnya itu harus

    diorganisasikan, disimpan secara sistematis dengan baik dan benar. Rekod

    perlu dikelola agar pada saat dibutuhkan dapat dengan cepat, tepat dan

    lengkap disediakan. Penyimpanan juga berarti memelihara agar rekod

    tidak hilang, rusak karena berbagai faktor, khususnya untuk rekod vital

    (Martono, 1994:17).

    c. Tahap istirahat dan penyusutan

    Pada tahap ini rekod tidak lagi digunakan secara langsung dalam

    pelaksanaan kegiatan dan transaksi organisasi. Frekuensi penggunaan

    rekod pada tahap ini telah menurun. Pada tahap ini rekod dikatakan

    sebagai rekod inaktif (non-current records). Dalam rangka efisiensi dan

    penghematan pengelolaan rekod mulai dipikirkan untuk dikurangi

    jumlahnya. kegiatan pengurangan rekod ini disebut dengan kegiatan

    penyusutan. Penyusutan bertujuan untuk mencegah penumpukan rekod

    serta efisiensi media penyimpanan, peralatan dan tenaga sehingga proses

    penemuan kembali dapat berjalan dengan baik.

    Sebuah organisasi tidak bisa terus menerus menyimpan rekod yang

    dimilikinya karena hal itu jelas membutuhkan media penyimpanan yang

    besar yang akan terkait dengan biaya pengelolaan yang besar pula

    sehingga rekod harus disusutkan. Namun, tidak semua rekod dapat

    disusutkan, karena dari banyaknya rekod yang tercipta terdapat rekod yang

    memiliki nilai berkelanjutan yang harus dipertahankan organsasi. Dalam

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    20

    hal ini, organisasi harus melakukan kegiatan penilaian. Menurut Martono,

    penilaian (records appraisal) merupakan tindakan menilai rekod inaktif

    bila sudah selesai kegunaannya untuk ditentukan nasibnya, dimusnahkan

    (karena tidak bernilai guna), atau disimpan sebagai rekod permanen atau

    rekod statis. Dalam menyelenggarakan penyusutan dibutuhkan pedoman

    yang dinamakan jadwal retensi.

    Model kontinum rekod merupakan model manajemen rekod sebagai

    sebuah proses yang berkesinambungan mulai dari rekod diciptakan sampai

    disebarluaskan. Model ini memandang perlunya mengelola rekod dari perspektif

    aktifitas yang didokumentasikan oleh organisasi, bukan visualisasi dalam tahapan

    berurutan, yang merupakan penekanan dari analogi siklus hidup. Hal ini seperti

    mengelola rekod dengan pertanyaan rekod apa yang perlu dimasukkan ke dalam

    sistem sebagai bukti kegiatan, sistem dan peraturan apa yang diperlukan untuk

    menjamin rekod terkaptur dan terpelihara, berapa lama masa simpannya untuk

    kebutuhan organisasi dan siapa yang berhak mengakses rekod tersebut. Model

    kontinum mendorong antisipasi kebutuhan organisasi pada masa mendatang untuk

    dokumentasi pembuktian sebagai bagian integral manajemen operasional dan

    stategis (Kennedy, 1998:10).

    Model kontinum rekod dianggap lebih menggambarkan pengelolaan dalam

    bentuk elektronik dibandingan model siklus hidup rekod karena model ini

    menawarkan pendekatan terpadu dalam mengelola rekod. Model siklus hidup

    tidak dapat memberikan konsep yang jelas mengenai pengelolaan rekod. Salah

    satu contoh adalah eksistensi rekod yang memiliki nilai berkesinambungan

    sebagai rekod tidak terlihat, sehingga kebutuhan pelestarian dan penyediaan akses

    ke rekod setelah fase penyusutan tidak dijelaskan. Pada model kontinum,

    penyusutan dapat terjadi di fase manapun, rekod dapat dinilai pada waktu sistem

    penataan rekod dirancang dan nilai rekod tersebut sudah dapat diidentifikasi

    sebelum rekod itu tercipta (Records and recordkeeping, 1994:3).

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    21

    2.4 Sistem Otomasi Manajemen Rekod

    Sistem otomasi manajemen rekod (automated records management

    systems) adalah salah satu jenis sistem informasi yang merupakan sarana untuk

    mendukung proses penataan rekod (recordkeeping). Menurut Kennedy (1994:167)

    sistem otomasi manajemen rekod merupakan sistem yang menggunakan komputer

    digunakan untuk mendukung pengimplementasian penataan rekod yang

    merupakan bagian integral dalam pelaksanaan pengawasan rekod. Tujuan

    penerapan sistem tersebut adalah untuk mengelola bukti transaksi bisnis

    organisasi dengan melakukan pengawasan terhadap rekod-rekod tersebut secara

    sistematis. Sistem otomasi manajemen rekod sangat beragam mulai dari sistem

    yang sederhana untuk mengatur file kertas hingga sistem yang dapat mengelola

    seluruh proses penataan rekod dalam semua format yang ada, baik tekstual

    maupun elektronik. Sistem otomasi manajemen rekod yang memuaskan

    seharusnya mencakup seluruh kegiatan penataan rekod dan mampu melakukan

    pengolahan semua bentuk rekod.

    Cakupan penerapan sistem otomasi manajemen rekod dalam mengelola

    aktivitas bisnis dalam organisasi sangat beragam tergantung kebutuhan setiap

    organisasi tersebut. Cakupan penerapannya meliputi kegiatan registrasi, klasifikasi

    dan pengindeksan, temu kembali, penyusutan, pelacakan penggunaan rekod-rekod

    dan mengontrol siapa saja yang dapat mengakses rekod-rekod tersebut. Beberapa

    organisasi mengimplementasikan satu sistem otomasi yang dapat mengelola

    semua aktivitas bisnisnya, juga membangun hubungan dengan beragam perangkat

    lunak aplikasi bisnis yang dapat meng-capture dan menyimpan rekod transaksi

    bisnis. Organisasi lainnya mengimplementasikan perangkat lunak manajemen

    rekod yang dapat melakukan antar muka (interface) dengan sistem pencitraan

    (imaging) yang menyimpan rekod. Implementasi sistem otomasi manajemen

    rekod dapat secara substansial mengurangi keterlibatan pegawai dan

    meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mengelola rekod suatu organisasi.

    Pemilihan produk sistem otomasi manajemen rekod perangkat lunak dapat

    mengembangkan sendiri (in-house) sesuai kebutuhan organisasi atau perangkat

    lunak yang sudah jadi. Biasanya biaya yang diperlukan untuk mengembangkan

    sistem sendiri akan lebih mahal dibandingkan membeli perangkat lunak yang

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    22

    sudah jadi, namun tidak ada satu perangkat lunak pun yang benar-benar sesuai

    dengan kebutuhan dan kondisi sebuah organisasi. Keuntungan mengembangkan

    sistem sendiri adalah sistem yang dibuat khusus sesuai pesanan sehingga lebih

    tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan terminologi informasi yang digunakan

    dalam organisasi tersebut. Selain itu dukungan teknis segera tersedia bila

    diperlukan karena biasanya menyatu dengan dukungan manajemen terhadap

    sistem tersebut (Mayesti, 2003:24).

    Strategi untuk mengimplementasikan sistem otomasi manajemen rekod,

    yaitu dengan melakukan hal berikut:

    1) Merancang sistem otomasi manajemen rekod yang dibutuhkan.

    2) Mendokumentasikan sistem otomasi manajemen rekod yang akan

    diimplementasikan. Tujuannya agar sistem otomasi manajemen rekod

    yang telah dirancang dapat dianalisa untuk mengetahui kekurangan dan

    kelebihannya sehingga sistem tersebut dapat berfungsi dengan optimal.

    3) Pelatihan terhadap praktisi rekod dan personil lainnya yang terkait dalam

    sistem rekod tersebut.

    4) Mengkonversi rekod ke dalam sistem, format dan kontrol rekod elektronik

    yang baru.

    5) Menetapkan dan menyesuaikan standard performa rekod dengan

    kebutuhan organisasi.

    6) Menetapkan jadwal retensi dan membuat penilaian terhadap rekod yang

    mempunyai nilai yang berkesinambungan. (ISO 15489-1, 2001:8)

    Pada perkembangannya sistem otomasi manajemen rekod akan

    berkembang menjadi sistem manajemen rekod elektronik. Sistem manajemen

    rekod elektronik menurut International Council on Archives (2008) adalah sistem

    yang secara khusus didisain untuk mengelola pemeliharaan dan disposisi rekod.

    Sistem mempertahankan konten, konteks, struktur dan link antara rekod untuk

    memungkinkan aksesibilitas dan mendukung nilai kebuktian rekod. National

    Archives and Record Administration, United States (2003:1) mendefinisikan

    sistem manajemen rekod elektronik adalah manajemen yang memiliki fungsi

    untuk mendukung pengumpulan, pengorganisasian, kategorisasi, penyimpanan

    rekod elektronik, metadata, dan lokasi dari fisik rekod, penemuan kembali,

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    23

    penggunaan dan disposisi. Brown menambahkan bahwa manajemen rekod

    elektronik merupakan pengelolaan terhadap keseluruhan daur hidup mulai dari

    penciptaan sampai dengan penyusutan rekod elektronik (Budiman, 2009:4).

    Sedangkan, sistem manajemen rekod elektronik menurut panduan manajemen

    sistem dokumen elektronik, Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik

    Indonesia (2003) adalah sistem yang baik akan mendukung pertukaran informasi

    yang efektif serta interoperabilitas yang lebih baik antar lembaga pemerintah,

    menyediakan sumber informai yang berkualitas dan otentik, prinsip-prinsip

    administrasi, proteksi ataupun transparansi informasi, pertukaran, ekstraksi, dan

    perangkuman informasi lintas lembaga pemerintah. Oleh karenanya, secara

    sederhana dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen rekod elektronik

    merupakan aplikasi kontrol yang sistematis dan ilmiah terhadap informasi terekam

    yang dibutuhkan oleh organisasi.

    Menurut Sukoco (2009:112) terdapat beberapa manfaat penggunaan sistem

    pengelolaan rekod secara elektronik yang mampu mendorong sebagian besar

    organisasi untuk mengimplementasikannya, diantaranya adalah:

    a. Cepat ditemukan dan memungkinkan penataan rekod tanpa meninggalkan

    meja kerja.

    b. Pengindeksan yang fleksible dan mudah dimodifikasi berdasarkan

    prosedur yang telah dikembangkan akan menghemat tenaga, waktu dan

    biaya. Bandingkan dengan mengubah sistem indeks kertas yang

    mengakibatkan berlaku hal sebaliknya.

    c. Pencarian secara full-teks, dengan mencari file berdasarkan kata kunci

    maupun nama file dan menemukannya dalam bentuk full teks dokumen.

    d. Kecil kemungkinan file akan hilang, hal ini disebarkan karena kita hanya

    dapat melihat di layar monitor atau mencetak tanpa dapat mengubahnya.

    Kita dapat juga mencarinya berdasarkan kata atau nama file jika tanpa

    sengaja terpindahkan. Tentunya ada prosedur untuk memback-up file ke

    dalam media lain, misalnya CD atau external hard disk.

    e. Menghemat tempat, dengan kemampuan 1 CD-RW berkapasitas 700 MB

    akan mampu menyimpan dokumen dalam bentuk teks sebanyak ±7000

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    24

    lembar (1 lembar setara dengan 100 KB dalam formt PDF) atau ±700

    lembar foto (1 lembar setara dengan 1 MB dalam format JPG).

    f. Mengarsip secara digital, sehingga risiko rusaknya dokumen kertas atau

    buram karena usia dapat diminimalisir karena tersimpan secara digital.

    Juga risiko akan berpindahnya dokumen ke folder yang tidak semestinya

    atau bahkan hilang sekalipun akan aman karena disiman secara digital.

    g. Berbagi arsip secara mudah, karena berbagi dokumen dengan kolega

    maupun klien akan mudah dilakukan melaui LAN bahkan internet.

    h. Meningkatkan keamanan, karena mekanisme kontrol secara jelas

    dicantumkan pada buku pedoman pengarsipan secara elektronis, maka

    orang yang tidak mempunyai otorisasi relatif sulit untuk mengaksesnya.

    Mudah dalam melakukan recovery data, dengan memback-up data ke

    dalam media penyimpanan yang compatible. Bandingkan dengan me-

    recovery dokumen kertas yang telah sebagian terbakar atau terkena

    musibah baniir ataupun pencurian, pemback-upan akan sulit dilakukan

    lagi.

    2.5 Persyaratan Sistem Manajemen Rekod

    Persyaratan sistem manajemen rekod perlu diperhatikan dalam

    mengembangkan sistem otomasi manajemen rekod adalah agar manajer rekod

    menganalisa perangkat lunak berdasarkan lima persyaratan yaitu:

    a. Persyaratan fungsional (contohnya kebutuhan akan kegiatan manajemen

    rekod yang mencakup registrasi, klasifikasi, pengindeksan, pemeliharaan,

    penelusuran, temu-kembali, pemusnahan, pelaporan, pelacakan dan

    pengawasan terhadap akses).

    b. Persyaratan teknis (misalnya kemampuan menerima sistem, kustomisasi,

    efektivitas dalam kaptur informasi dan teknik temu-kembali, sesuai dengan

    standard industri, kemutakhiran sistem, pengawasan keamanan, dan mudah

    digunakan.

    c. Persyaratan integrasi (misalnya dapat berintegrasi dengan aneka aplikasi

    desktop atau bahkan sistem bisnis atau peralatan informasi lainnya).

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    25

    d. Persyaratan untuk mengatur beragam jenis rekod (misalnya rekod kertas,

    media magnetik, bentuk mikro, dst).

    e. Persyaratan kebutuhan pemakai (misalnya mudah digunakan, tersedia

    menu “help”, dilengkapi dokumentasi aktivitas) (Kennedy, 1998:199).

    2.5.1 Persyaratan Fungsional

    Dalam penerapan sistem otomasi manajemen rekod terdapat persyaratan

    fungsional agar sistem tersebut dapat berfungsi sebagai sistem yang memenuhi

    standard. Persyaratan fungsional merupakan persyaratan utama dalam

    mengimplementasikan sistem otomasi manajemen rekod, karena persyaratan ini

    bertujuan untuk menjaga kepercayaan dan keotentikan rekod. Persyaratan

    fungsional ada untuk mendukung kepercayaan dan keotentikan rekod dan

    sebaliknya kepercayaan dan keotentikan dari rekod merupakan subyek utama dari

    persyaratan fungsional (GERA dalam Wardani, 2006:23). Oleh karena itu,

    persyaratan fungsional bertujuan untuk dapat menghasilkan rekod yang sesuai

    dengan karakteristik rekod yang baik dalam kegiatan bisnis organisasi.

    Fokus persyaratan fungsional adalah pada hasil yang dibutuhkan untuk

    memastikan rekod dikelola dengan tepat, terlepas dari jenis sistem otomasi

    manajemen rekod yang digunakan. Persyaratan fungsional berfungsi memberikan

    deskripsi tingkat tinggi dari kemampuan manajemen rekod bukan pada spesifikasi

    rinci, teknik-teknik dan strategi untuk mencapai hasilnya yang tergantung dari

    jenis sistem yang digunakan. Persyaratan fungsional sistem rekod mencakup baik

    persyaratan-persyaratan yang diterapkan pada sistem secara umum dan juga yang

    secara khusus untuk lingkungan tertentu. Hal ini dimaksudkan bahwa setiap

    organisasi harus menyesuaikan persyaratan fungsional untuk memenuhi

    kebutuhan bisnis organisasi untuk menjamin pengelolaan rekod dalam suatu

    sistem telah memenuhi karakteristik rekod yang dibutuhkan untuk mendukung

    fungsi rekod sebagai bukti aktivitas organisasi. Berdasarkan penjelasan diatas,

    persyaratan fungsional dapat digunakan sebagai pedoman untuk memantau

    manajer rekod dalam melakukan proses review dan pengevaluasian perangkat

    lunak manajemen rekod.

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    26

    Persyaratan fungsional dalam sistem penataan rekod berdasarkan hasil dari

    proyek penelitian University of Pittsburgh mengenai identifikasi persyaratan

    sistem penataan rekod selama tiga tahun menghasilkan, sebagai berikut:

    a. Compliant (memenuhi ketentuan hukum dan administratif)

    b. Responsible (dapat dipertanggungjawabkan)

    c. Implemented (dapat diimplementasikan)

    d. Reliable (dapat dipercaya)

    e. Comprehensive (menyeluruh)

    f. Identifiable (dapat diidentifikasi)

    g. Complete (lengkap)

    h. Authentic (otentik)

    i. Preserved (dapat dilestarikan)

    j. Removable (dapat dihapus)

    k. Exportable (dapat dikirim ke sistem lain)

    l. Accesible (dapat diakses)

    m. Redactable (dapat dilindungi) (Bearman, 1994: 294).

    Menurut Kennedy (1998:199) persyaratan fungsional sistem manajemen

    rekod adalah mengelola dan merekam proses penataan rekod yang mencakup

    registrasi, klasifikasi, pengindeksan, perawatan, penelusuran, temukembali,

    pemusnahan, pelaporan, pelacakan dan akses kontrol. Dalam penelitian ini,

    peneliti berlandaskan teori persyaratan fungsional sistem manajmen rekod yang

    dikemukakan oleh Kennedy (1998:199), karena persyaratan yang dikemukakan

    ditujukan langsung terhadap fungsi-fungsi dalam penataan rekod. Sedangkan teori

    yang dikemukakan Bearman (1994:294) terlalu kompleks untuk diteliti.

    Persyaratan fungsional utama yang disesuaikan dengan sistem otomasi

    manajemen rekod inaktif mencakup registrasi, akses, pelacakan, pemusnahan, dan

    pelaporan rekod.

    2.5.1.1 Registrasi

    Registrasi adalah suatu kegiatan untuk memberi rekod sebuah identitas

    yang unik dalam sistem rekod. Hal ini bertujuan untuk memberikan bukti bahwa

    rekod telah diciptakan dan sudah masuk ke dalam sistem rekod. Registrasi

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    27

    mencakup pencatatan deskripsi informasi singkat dalam konteks rekod dan

    hubungannya dengan rekod lain. Proses registrasi biasanya jarang digunakan

    dalam sistem berbasis tercetak dalam beberapa budaya manajemen rekod.

    Registrasi dapat meliputi sekumpulan seri rekod maupun item dari masing-masing

    rekod. Organisasi perlu mengidentifikasi rekod tersebut dalam berbagai bentuk

    yang ada, baik kertas maupun elektronik (ISO 15489-1, 2001:3).

    Dalam proses registrasi termasuk didalamnya kegiatan deskripsi rekod,

    menurut ICA (International Council on Archives) 2000 deskripsi adalah

    penyusunan suatu gambaran yang akurat dari suatu unit rekod yang dideskripsikan

    secara lengkap beserta segenap komponennya. Gambaran tersebut mencerminkan

    proses pelestarian, penataan, analisis dan pengaturan informasi guna

    mengidentifikasi bahan rekod tersebut, termasuk penjelasan konteks dan sistem

    kearsipan yang melahirkan rekod tersebut. Deskripsi rekod dimaksudkan untuk

    dapat memberikan akses informasi mengenai asal-usul, isi dan sumber dari

    berbagai kumpulan rekod, struktur pemberkasannya, hubungan dengan rekod

    lain, dan cara bagaimana rekod tersebut dapat ditemukan dan digunakan. Dalam

    artikel penataan dan deskripsi arsip oleh Anon Mirmani, deskripsi merupakan

    usaha untuk pengawasan intelektual, sehingga dapat digunakan oleh pemakai

    dengan seefektif mungkin. Tujuan deskripsi menurut ICA dalam ISAD(G)-

    International standart Archival Description adalah untuk mengidentifikasi dan

    menjelaskan konteks dan isi dari bahan-bahan rekod dalam rangka untuk

    mempromosikan aksesibilitasnya. Hal ini dicapai dengan menciptakan

    representasi akurat dan tepat dengan mengorganisir mereka sesuai dengan model

    yang telah ditentukan. Uraian proses terkait bisa dimulai pada atau sebelum

    penciptaan catatan dan terus berlanjut sepanjang masa aktif rekod. Proses ini

    memungkinkan untuk lembaga melakukan kontrol intelektual yang diperlukan

    untuk menjaga data yang dapat diandalkan, otentik, bermakna dan dapat diakses

    pada masa mendatang.

    Proses registrasi merupakan cara formal untuk penerimaan rekod ke dalam

    sistem rekod. Dalam pengerjaan secara manual, pada sistem berbasis tekstual,

    registrasi biasanya berupa rekod terpisah. Proses registrasi dapat diikuti klasifikasi

    dan determinasi dari disposisi dan status akses (ISO 15489-2, 2001:15). Tujuan

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    28

    registrasi adalah menyediakan bukti bahwa rekod telah diterima atau dibuat dalam

    sebuah sistem penataan rekod. Registrasi biasanya mensyaratkan minimum dua

    elemen data, yaitu pengenal yang unik serta tanggal dan waktu pencatatan.

    Elemen yang digunakan meliputi nama atau judul dokumen, deskripsi teks atau

    abstrak, tahun pembuatan, tanggal dan waktu pengiriman dan penerimaan,

    pembuat dan pengirim dokumen. Elemen tersebut menghubungkan dokumen

    dengan dokumen lain yang berkaitan sehingga dapat mencatat urutan kegiatan

    organisasi (Sulistyo-Basuki, 2003).

    Setiap rekod dan agregasi yang terkait harus memiliki pengenal unik dan

    terus-menerus berhubungan dengan sistem. Hal ini memungkinkan pengguna

    untuk mencari rekod dan membantu mereka untuk membedakan antara versi satu

    dan lainnya (International Council on Archives, 2008).

    Berdasarkan persyaratan sistem manajemen rekod, fitur dalam registrasi

    harus mencakup no. rekod, tanggal registrasi, operator entri data, tanggal dan

    waktu penciptaan, pengirim/unit kerja pencipta, judul, link antara dokumen kertas

    dan elektronik, lokasi, bentuk fisik, abstrak/informasi deskriptif, kata kunci/nama

    lain, klasifikasi keamanan, jadwal retensi, nama aplikasi rekod diciptakan (bentuk

    elektronik) (Kennedy, 1998:200).

    Berdasarkan ISO 15489-1 dan 15489-2 (2001), spesifikasi registrasi harus

    memenuhi metadata minimum, yaitu:

    a. Penanda unik yang diberikan dari sistem,

    b. Tanggal dan waktu registrasi;

    c. Judul atau deskripsi singkat;

    d. Keterangan pengarang (perorangan atau badan korporasi),

    e. Pengirim dan atau penerima.

    Sedangkan berdasarkan aturan ISAD(G) disusun dalam tujuh area

    deskripsi informasi, yaitu:

    a. Identity statement area, berisi informasi penting yang disampaikan untuk

    mengidentifikasi unit rekod.

    b. Context area, berisi informasi mengenai asal dan proses penggunaan

    satuan rekod.

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    29

    c. Content and structure area, berisi informasi mengenai subjek deskripsi

    dan penyusunan rekod dibawahnya-susunan hirarkis.

    d. Condition of access and use area, berisi informasi mngenai aksesibilitas

    dan ketersediaan mengenai rekod yang dideskripsikan.

    e. Allied materials area, berisi informasi mengenai material atau bahan rekod

    secara fisik.

    f. Note area, berisi informasi khusus yang tidak bisa dimasukkan ke dalam

    elemen data yang lain.

    g. Description control area, berisi informasi tentang bagaimana, kapan dan

    oleh siapa deskripsi tersebut disiapkan.

    Dalam tujuh area deskripsi informasi rekod berdasarkan ISAD (G) terdiri

    atas 26 elemen pendeskripsian rekod yang lebih rinci. Namun, tidak semua

    elemen mutlak digunakan dalam setiap pendeskripsian rekod. Terdapat beberapa

    elemen penting yang harus ada dalam kesepakatan internasional dalam menunjang

    pertukaran informasi deskriptif secara internasional, berikut adalah elemen data

    tersebut:

    a. Reference code (dapat berupa nomor inventori)

    b. Title (judul)

    c. Creator (pembuat/pencipta rekod)

    d. Date(s) (tanggal pembuatan, tanggal akumulasi rekod disusun)

    e. Extent of the unit of description (jumlah unit rekod secara fisik)

    f. Level of description (tingkat hirarkis rekod)

    Data elemen yang tersebut diatas merupakan data elemen dari area

    deskripsi satu Identity Statement Area pada ISAD(G) yang merupakan unsur

    deskripsi terpenting. Dengan tersedianya enam elemen tersebut maka sebuah

    deskripsi rekod sudah memenuhi sebuah standar deskripsi internasional yang ada

    pada ISAD(G), walaupun secara detail masih sangat kurang untuk

    menggambarkan isi atau informasi dari sebuah rekod. ISAD(G) merupakan

    seperangkat aturan deskripsi yang merupakan bagian dari proses penataan rekod,

    apabila aturan ISAD(G) dipenuhi dengan baik maka diharapkan akan muncul

    beberapa kemudahan dalam pengelolaan rekod, yaitu:

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    30

    a. Memastikan pembuatan deskripsi jelas, konsisten, tepat, dan dapat

    memberikan rincian yang jelas akan isi rekod tersebut.

    b. Memberikan fasilitas proses temu-kembali dan pertukaran informasi

    rekod.

    c. Memungkinkan untuk saling berbagi data kepada pembuat rekod yang

    lain.

    d. Memungkinkan untuk integrasi deskripsi dari beberapa lokasi berbeda

    menjadi sebuah kesatuan informasi.

    Berdasarkan pemaparan di atas, registrasi yang lebih rinci berhubungan

    dengan deskripsi informasi mengenai isi, konteks, dan struktur dari rekod dan

    hubungannya dengan rekod lainnya menurut Kennedy (1998:200), meliputi: tanda

    pengenal unik, tanggal dan waktu registrasi; operator entri data; tanggal

    penerimaan; pengarang/pengirim; alamat; judul (file dan dokumen), versi/bentuk,

    hubungan antara dokumen kertas dan elektronik, lokasi, bentuk fisik,

    abstrak/informasi deskriptif, kata kunci atau nama lain, klasifikasi keamanan,

    periode, hubungan ke dokumen/file yang berkaitan dengan aktifitas bisnis lainnya,

    aplikasi (versi) dimana dokumen diciptakan (jika dalam bentuk elektronik), status

    penyusutan, rincian dari susunan dokumen yang berhubungan, standar yang

    dipenuhi struktur rekod. Rincian di atas dapat ditambah atau dikurangi tergantung

    kebutuhan dan jenis rekod yang sesuai bagi organisasi.

    2.5.1.2 Akses

    Pengaksesan adalah hak, kesempatan, dalam arti untuk dapat mencari,

    menggunakan, dan menemukan kembali informasi di dalam rekod (ISO 15489-1,

    2001:2). Berikut merupakan pola akses dan keamanan sistem klasifikasi dalam

    (ISO 15489-2, 2001:17), yaitu:

    a. Identifikasi terhadap transaksi atau aktivitas bisnis yang

    didokumentasikan.

    b. Identifikasi terhadap unit bisnis dimana dokumen tersebut berada.

    c. Memeriksa akses dan keamanan sistem klasifikasi untuk menentukan

    apakah aktivitas atau area bisnis diidentifikasi sebagai area yang beresiko,

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    31

    atau harus dipertimbangkan sistem keamanannya atau pembatasan secara

    hukum.

    d. Mengalokasikan tingkatan yang sesuai terhadap akses atau pembatasan

    dari suatu rekod dan mengkhususkan mekanisme pengaturan yang sesuai

    untuk penanganan rekod.

    e. Merekam status akses atau keamanan dari suatu rekod dalam suatu sistem

    untuk memberikan petunjuk yang dibutuhkan sebagai tambahan ukuran

    pengawasan.

    Organisasi harus memiliki panduan formal untuk menentukan siapa yang

    memiliki akses terhadap rekod dan untuk keperluan apa. Akses terhadap rekod

    hanya dibatasi apabila diperlukan secara khusus oleh kebutuhan bisnis atau

    hukum. Penentuan hak untuk mengakses dan keamanan sistem klasifikasi

    ditentukan dengan terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan unit bisnis yang

    memiliki rekod tersebut. Hal ini karena rekod dapat bersifat pribadi, komersial

    atau merupakan informasi yang sensitif atau rahasia. Pembatasan terhadap akses

    ini dapat digunakan dalam organisasi dan untuk pengguna di luar organisasi (ISO

    15489-2, 2001:17).

    Dalam persyaratan sistem manajemen (Kennedy, 1998:201), fitur akses

    yang harus disediakan oleh sistem otomasi manajemen rekod agar terciptanya

    efisiensi akses oleh pengguna adalah:

    a. Teknik pengindeksan dan penelusuran, misalnya mampu menyimpan

    penelusuran yang serig digunakan, menelusur ruas tertentu atau full text

    sebuah dokumen atau kombinasi keduanya, menelusur antar jenis rekod,

    menggunakan teknik penelusuran pemenggalan kata, menelusur frase,

    menggunakan operator Boolean, menelusur tanda pengenal unik seperti

    barcode atau nomor file, lokasi rekod, konteks, judul rekod,

    pengarang/pencipta rekod (Kennedy, 1994:176).

    b. Fungsi keamanan yang dapat menentukan hak akses dan batasan akses

    terhadap rekod dan dokumen perorangan, misalnya menentukan hak akses

    pemakai untuk melihat, mengedit atau menghapus rekod pada sistem,

    membatasi akses pemakai untuk modul atau fitur tertentu dari sistem,

    menentukan hak akses pemakai perorangan atau kelompok,

    Penerapan sistem..., Aisya Khoirunnisa, FIB UI, 2012

  • Universitas Indonesia

    32

    memungkinkan pemakai berada dalam beberapa kelompok dan

    mempunyai hak akses yang berbeda tergantung kelompoknya, membatasi

    lokasi (elektronik dan fisik) dimana pemakai dapat menyimpan rekod

    (Kennedy, 1994:177).

    c. Rancangan basis data penyimpanan dan kapasitas serta konfigurasi

    perangkat keras komputer dan jaringan.

    d. Integrasi dengan sistem dan peralatan lain untuk mengelola distribusi

    informassi, misalnya email, jaringan, intranet, halaman web.

    e. Kemampuan untuk membatasi tampilan rekod bagi pemakai yang tidak

    memiliki akses penuh dan mampu mendokumentasikan siapa yang boleh

    melihat bagian tertentu dari rekod dan kapan diperbolehkannya.

    2.5.1.3 Pelacakan

    Pelacakan (tracking) adalah tindakan menciptakan, menangkap, dan

    mengolah informasi tentang perpindahan dan penggunaan rekod yang mengacu

    kepada perpindahan fisik dan lokasi rekod (ISO 15489-1, 2001:4). Tujuan

    pelacakan adalah untuk mengidentifikasi izin penggunaan dalam sistem rekod

    sesuai dengan posisi dan jabatan dalam organisasi; mengidentifikasi akses dan

    status pengamanan rekod; mengidentifikasi hak akses untuk orang-orang yang ada