Upload
rizka-herdian-lestari
View
4
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah
Citation preview
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia, siapa dan apakah dia? Manusia ada sampai hari ini, dan
persoalan keberadaannya tersebut belum terjawab secara tuntas. Banyak hal
secara parsial yang bersangkutan dengan manusia sudah diketahui secara jelas.
Akan tetapi secara keseluruhan masih banyak yang belum terpecahkan dan
diketahui secara kontret. Sampai dengan saat ini masih menjadi misteri. (Moh.
Suardi, 2012:11).
Manusia adalah makhluk mempunyai keistimewaan daripada makhluk
yang lain. Manusia diciptakan oleh Allah SWT begitu sempurna, yang dengan
kesempurnaan itu manusia dapat meningkatkan kehidupannya karena manusia
dibekali dengan berbagai kelebihan dibanding dengan makhluk lain, yaitu nafsu
(sifat dasar iblis), taat/patuh/tunduk (sifat dasar malaikat) dan akal (sifat
keistimewaan manusia). Ketiga hal tersebut membuat manusia memiliki
kedudukan yang tinggi di hadapan-Nya, jika manusia dapat mengatur ketiganya
dan dapat memposisikan diri sebagaimana yang dititahkan oleh sang Robb.
Dalam makalah ini, penulis mencoba membahas sedikit tentang hakikat
manusia dilihat dari segi filsafat, sosial, pendidikan, agama.
Mengingat manusia merupakan makhluk yang istimewa dan tidak akan
pernah cukup membahas tentang manusia yang luas hanya dengan satu makalah,
maka penulis sangat mengharap saran dan kritikan yang membangun dari
pembaca ketika nanti dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan (baik
pernyataan maupun penulisan) atau masih ada yang belum lengkap (kurang).
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian hakikat manusia?
b. Bagaimana hakikat manusia ditinjau dari aspek filosofi, sosial budaya, dan
agama?
c. Bagaimana hubungan hakikat manusia dengan kebutuhan akan pendidikan?
2
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian hakikat manusia.
b) Untuk memahami hakikat manusia yang ditinjau dari berbagai segi,
misal dari segi filosofi, sosial budaya, dan agama.
c) Untuk mengetahui hakikat manusia dalam kebutuhannya akan
pendidikan.
1.3.2 Manfaat
Makalah ini dibuat oleh penulis untuk memenuhi tugas Pengantar Ilmu
Pendidikan sekaligus sebagai literatur bagi teman-teman mahasiswa lainnya atau
pembaca yang ingin menambah wawasan tentang hakikat manusia yang ditinjau
dari berbagai segi.
3
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Paparan Konsep
2.1.1 Hakikat
Menurut bahasa artinya kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya
atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala
sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat
adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari
hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari
sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh,
nyawa, dan rahasia.
2.1.2 Manusia
a. Sokrates
Manusia adlah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku
datar dan lebar.
b. Kees Bertens
Manusia adalah suatu makhluk yang berdiri dari 2 unsur yang kesatuannya
tidak dinyatakan.
c. I Wayan Watra
Manusia adalah makhluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta,
rasa, dan karsa.
d. Oar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany
Manusia adalah makhluk yang paling mulia, manusia adalah makhluk yang
berfikir, dan manusia adlah makhluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal,
dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan
lingkungan.
e. Erbe Setanu
Manusia adalah makhluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang
makhluk adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna disbanding dengan
makluk yang lain.
4
f. Paula J.C & Janet W.K
Manusia adalah makhluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi,
mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kintinu seta
turut menyusun pola berhubungan dan ungul multidimensi dengan berbagai
kemungkinan.
2.1.3 Pengertian Manusia Secara Etimoligi
a. Manusia berarti makhluk yang berakal budi dan mampu menguasai
makhluk lain.
b. Makhluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
c. Individu mengandung arti seorang, pribadi, organisme yang hidupnya
berdiri sendiri. Secara fisiologis ia bersifat bebas, tidak mempunyai
hubungan organik dengan sesama.
2.1.4 Filosofi
Kata filosofi berasal dari perkataan Yunani “philos” (cinta) dan “Sophia”
(kebijaksanaan) dan berarti cinta kebijaksanaan. Filosofi adalah tidak sama artinya
dengan kebijaksanaan, atau hanya studi tentang krbijaksanaan lebih dari pada itu,
ia adalah mencintainya. Implisit dalam suatu cinta ada pengejaran, dan karena alas
an ini para filsuf biasanya mengatakan karya mereka sebagai “pengejaran
kebijaksanaan”,atau lebih sering dikatakan sebagai “pengejaran kebenaran” (Van
Cleve Morris, 1963)
2.1.5 Pendidikan
Pengertian Pendidikan menurut Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata
pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’,
maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara
bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.
5
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)
menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di
dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
2.1.6 Sosial Budaya
Istilah kebudayaan berasal dari kata budh berasal dari bahasa Sansekerta.
Dari kata budh ini kemudian dibentuk kata budhayah yang artinya bangun atau
sadar. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah culture.
Sosial berarti segala sesuatu yang beralian dengan sistem hidup bersama
atau hidup bermasyaakat dari orang atau sekelompok orang yang didalamnya
sudah tercakup struktur, organisasi, nila-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta
cara.mencapainya.
Sosial budaya berarti segala sesuatu yang mencakup suatu sistem
kehidupan bersama yang membangun sebuah kesadaran , kepercayaan, standar,
dan moral dari setiap individu terhadap dirinya serta orang lain.
6
2.1.7 Agama
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi".
Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari
bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat
kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada
Tuhan.
Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang
terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal
yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus
meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang
sempurna kesuciannya.
2.2 Pembahasan
2.2.1 Pengertian Hakikat Manusia
Ditinjau dari ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia (Antropoligi
filsafat) terdapat empat aliran: pertama, aliran serba zat. Aliran ini mengatakan
yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi. Alam ini adalah zat atau
materi dan manusia adalah unsur dari alam.
Kedua, aliran serba roh. Aliran ini berpendapat bahwa segala hakikat
sesuatu yang ada didunia ini adalah roh. Sementara zat adalah manifestasi. Dasar
pikiran aliran ini ialah bahwa roh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya daripada
materi. Dan kehidupan sehari-hari, jika roh berpisah dari badan, maka materi atau
jasad tidak aa artinya lagi. Dengan demikian aliran ini menganggap roh itu ialah
hakikat, sedangkan badan ialah penjelmaan atau bayangan.
Ketiga, aliran dualisme, aliran ini menganggap bahwa manusia pada
hakikatnya terdiri dari dua substansi, yaitu jasmani dan rohani, keduanya
7
merupakan unsur asal yang adanya tidak tergantung satu sama lain. Namun,
keduanya saling mempengaruhi.
Keempat, aliran eksistensialisme. Alisan ini berpendapat bahwa hakikat
manusia merupakan eksistensi dari manusia. Hakikat manusia adalah apa yang
menguasai manusia secara menyeluruh. Disini, manusia dipandang tidak dari
sudut serba zat atau serba roh atau dualisme, tetapi dari segi eksistensi manusia di
dunia ini.
Hakikat Manusia adalah mahluk yang kuat, ada juga yang menyebut
hakikat manusia adalah mahluk yang sempurna, ada juga yang menyebutnya
makhluk paling cerdas dan kesemuanya itu menunjuk hakikat manusia adalah
makhluk yang positif. Manusia dengan segala sifat dan karakternya, diciptakan
dengan sebegitu sempurnanya.
Hakikat manusia adalah sebagai berikut:
a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan-butuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.
c. Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur
dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai selama hidupnya.
e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih
baik untuk ditempati.
f. Suatu keberadaan yang berpotensi mewujudkan sesuatu yang tidak terduga
dengan potensi yang tak terbatas.
g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
h. Individu yang sangat dipengaruhi lingkung sosial. Bahkan ia tidak bias
berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di
lingkungan sosial.
8
2.2.2 Hakikat Manusia Ditinjau dari Segi Filosofi
Realita kehidupan ini sarat akan persoalan yang berjenis, berbentuk, dan
bersifat heterogen. Namun, secara filosofi, persoalan tersebut dapat
disederhanakan menjadi tiga titik. Pertama, titik ‘asal-mula’ yang ditandai dengan
‘peristiwa kelahiran’. Kedua, titik ‘tujuan’ yang di tandai dengan ‘peristiwa
kematian’. Ketiga, ‘titik eksistensi’ berupa ‘garis lurus perjalanan manusia’ yang
menghubungkan kedua titik tadi. Jadi, titik eksistensi berposisi di antara titik asal
dan titik tujuan yang berfungsi menjembatani kedua titik tersebut.
Dari sanalah kita bisa mengetahui bahwa manusia merupakan makhluk
yang sangat unik. Upaya pemahaman hakikat manusia sudah dilakukan sejak
dahulu. Namun, hingga saat ini belum mendapat pernyataan yang benar-
benar tepat, dikarenakan manusia itu sendiri yang memang unik, antara manusia
satu dengan manusia lain berbeda-beda. Bahkan orang kembar identik sekalipun,
mereka pasti memiliki perbedaaan. Mulai dari fisik, ideologi, pemahaman,
kepentingan dll. Semua itu menyebabkan suatu pernyataan belum tentu pas.
Para ahli memberikan sebutan pada manusia sesuai dengan kemampuan
yang dapat dilakukan di muka bumi ini, yaitu:
a. Manusia adalah Homo Sapiens, artinya makhluk yang mempunyai budi,
b. Manusia adalah Animal Rational, artinya binatang yang berpikir,
c. Manusia adalah Homo Laquen, artinya makhluk yang pandai menciptakan
bahasa dan menjelmakan pikiran manusia dan perasaan dalam kata-kata yang
tersusun,
d. Manusia adalah Homo Faber, artinya makhluk yang terampil. Dia pandai
membuat perkakas atau disebut juga Toolmaking Animalyaitu binatang yang
pandai membuat alat,
e. Manusia adalah Zoon Politicon, yaitu makhluk yang pandai bekerjasama,
bergaul dengan orang lain dan mengorganisasi diri untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya,
f. Manusia adalah Homo Economicus, artinya makhluk yang tunduk pada
prinsip-prinsip ekonomi dan bersifat ekonomis,
9
g. Manusia adalah Homo Religious, yaitu makhluk yang beragama. Dr. M. J.
Langeveld seorang tokoh pendidikan bangsa Belanda, memandang manusia
sebagai Animal Educadum dan Animal Educable, yaitu manusia adalah
makhluk yang harus dididik dan dapat dididik. Oleh karena itu, unsur rohaniah
merupakan syarat mutlak terlaksananya program-program pendidikan.
2.2.3 Hakikat Manusia Ditinjau dari Segi Sosial Budaya
Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus
membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan
diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnysa
dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang
sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia
tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam
sekitarnya.
Untuk membudayakan dirinya manusia perlu berinteraksi dengan orang
lain karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri.
Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan
kehidupan sehari-harinya. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari
sosial budaya. Kegiatan manusia banyak dilakukan secara kelompok. Misalnya,
pekerjaan di rumah, perusahaan, perkebunan, dan bengkel hampir semuanya
dikerjakan lebih dari satu orang. Ini berarti manusia melakukan kegiatan sosial
dan sudah menjadi budaya di indonesia.
2.2.4 Hakikat Manusia Ditinjau dari Segi Agama
Dalam perspektif Islam, hakikat manusia juga dapat ditinjau dari berbagai
aspek. Dalam Islam ditemukan beberapa istilah penyebutan manusia, yaitu : al-
insan (QS al-Insan : 1), al-basyar (QS al-Hijr : 28), Bani Adam (al-Isra’ : 70) dan
an-naas (QS an-Naas : 1 dsb).
Bila dilihat dari aspek proses kejadiannya, manusia melewati proses
penciptaan yang dijelaskan dalam al-Qur’an sebagai berikut :
10
a. Melalui masa yang tidak disebutkan (QS al-Insan : 1).
b. Mengalami beberapa tingkatan kejadian (QS Nuh : 14).
c. Pada masa ruh berjanji kepada Allah (QS al-A’raf : 172).
d. Ditumbuhkan dari tanah seperti tumbuh-tumbuhan (QS Nuh : 17).
e. Dijadikan dari tanah liat = lazib (QS ash-Shaffat : 11).
f. Dijadikan dari tanah kering dan lumpur hitam (shalshal dan hamain) (QS al-
Hijr : 28).
g. Berproses dari saripati tanah, nuthfah dalam rahim, segumpal darah, segumpal
daging, tulang, dibungkus dengan daging, dan menjadi makhluk yang paling
baik (QS al-Mu’minun : 12-14).
h. Kemudian ditiupkan ruh (QS ash-Shad : 72 dan al-Hijr : 29).
Bila dilihat dari unsur yang membentuknya, manusia terdiri dari roh dan
jasad, dengan segala potensinya yang khas. Kedua unsur tersebut membentuk
senyawa sehingga terwujud proses dan mekanisme hidup manusia di dunia ini.
Terputusnya kedua unsur tersebut ini berarti terjadinya kematian, yakni
berpisahnya unsur rohani (jiwa) dan jasmani (jasad).
Dari ayat Al-quran diatas, jelaslah bahwa proses perkembangan dan
pertumbuhan fisik manusia, tidak ada bedanya dengan proses perkembangan dan
pertumbuhan pada hewan. Semuanya diproses menurut hukum-hukum alam yang
material. Hanya pada kejadian manusia, sebelum makhluk yang disebut manusia
itu dilahirkan dari rahim ibunya, tuhan telah meniupkan ruh ciptaan-Nya kedalam
tubuh manusia. Ruh yang berasal dari Tuhan itulah yang menjadi hakikat
manusia. Inilah yang membedakan manusia dengan hewan, karena tuhan tidak
meniupkan ruh pada hewan.
Karena kesempurnaannya itu hakikat manusia di bumi ini sebagai
khalifah. Dan kehidupannya akan di pertanggung jawabkan kelak di
hadapanTuhan yang Maha Esa.
2.2.5 Hubungan Hakikat Manusia dengan Kebutuhan Akan Pendidikan
Manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Karena manusia memiliki
potensi kodrat berupa Cipta, Rasa, dan Karsa. Cipta adalah kemampuan spiritual
11
yang secara khusus mempersoalkan masalah kebenaran. Rasa adalah kemampuan
spiritual yang secara khusus mempersoalkan masalah keindahan. Karsa adalah
kemampuan spiritual yang mempersoalkan masalah kebaikan.
Manusia selalu ingin tahu, dari rasa keingin tahuannya itu manusia
mendapatkan nilai-nilai kebenaran, keindahan, dan kebiakkan. Tiga potensi yang
dimiliki manusia tersebut nantinya akan menjadi sistem dan landasan untuk
menemukan filsafat hidup, pedoman hidup, dan mengatur pola hidup juga sikap
dan perbuatan sebagai landasan menuju tujuan hidup.
Manusia berusaha mengenal pengetahuannya kedalam perilaku sehari-hari.
Dengan diamalkan, pengetahuan berubah menjadi perilaku, perilaku menjadi
moral, dan moral menjadi etika kehidupan.
Sejak lahir manusia telah terlibat dalam proses pendidikan dan pengajaran.
Pada hakikatnya setiap manusia dalam hidupnya, disadari atau tidak disadari,
telah melakukan aktifitas berfikir yang merupakann bagian dari berfikir yang
merupakan bagian dari berfikir filsafat.
Pendidikan berperan aktif dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai
apa yang telah dicita-citakan oleh masyarakat, yang diantaranya adalah
kedamaian. Dengan pendidikan, maka kedamaian akan tumbuh dan berkembang
pesat, yang selalu membawa pada etika, estetika, dan ketenangan dalam diri
seseorang, yang senantiana akan patuh terhadap peraturan yang berlaku.
Dalam kegiatan pendidikan pembelajaran secara terus menerus, manusia
mendapatkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kebenaran yang baik dan yang
universial-abstrak, teoristis, maupun praktis.
Berikut adalah dimensi manusia dan kebutuhan akan pendidikan:
a. Dimensi Manusia sebagai Makhluk filosofis
1. Bahwa manusia disebut homo sapiens, artinya makhluk yang mempunyai
kemampuan untuk berilmu pengetahuan.
2. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin mengetahui
segala sesuatu yang tidak pernah diketahuinya.
3. Hasrat manusia yang ingin mengetahui sesuatu menimbulkan di dalam
dirinya pengetahuan filsafat.
12
4. Filsafat ilmu menyelidiki sesuatu secara mendalam tentang ketuhanan,
alam, dan manusia, sehingga menghasilkan pengetahuan yang tidak pernah
diketahui sabelumnya.
5. Melalui pendidikanlah manusia bisa menjadi makhluk yang
berpengetahuan.
b. Dimensi Manusia sebagai Makhluk Individu
1. Manusia sebagai makhluk individu mempunyai jiwa dan raga yang tidak
bisa dipisahkan, dan ia mempunyai hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak
milik.
2. Dalam memberikan pendidikan kepada individu, pendidikan harus
memerhatikan perkembangan kognisi, afeksi, dan psikomotoragar peserta
didik mampu berdiri sendiri.
3. Dengan proses pendidikanlah peserta didik mendapatkan berbagai
pengalaman sehinggai ia mampu memenuhi kebutuhannya.
c. Dimensi Manusia sebagai Makhluk Sosial
1. Manusia sebagai makhluk sosial artinya dalam hidupnya bersama, dan
saling berinteraksi, mencintai dan dicintai, dan mendorong kepuasan
rohani.
2. Kesadaran manusia untuk saling membutuhkan dorongan untuk
bermanfaat pada sesamanya merupakan solidaritas.
3. Manusia sebagai makhluk sosial adalah kesadaran akan posisi dan status
dirinya dalam kehidupan bersama dan bagaimana caranya untuk
bertanggung jawab atas kebersamaannya tersebut.
4. Perwujudan manusia sebagai makhluk sosial dapat dilihat dimana manusia
saling mendukung dan saling membutuhkan diantara satu dan yang
lainnya.
d. Dimensi Manusia sebagai Makhluk Asusila
1. Melalui pendidikan lah manusia mampu menjadikan anak didik menjadi
manusia, pendukung norma, kaidah, dan nilai-nilai susila.
2. Manusia perlu mengetahui tentang nilai-nilai norma, kaidah, dan susila
untuk kepentingan individualnya dan kehidupan bermasyarakat.
13
2.3 Implementasi dalam KBM
Kemajuan zaman dari tahun ke tahun semakin berkembang baik dalam
ilmu pengetahuan maupun teknologi kita tidak dapat membendung suatu
perubahan yang siknifikan itu. Oleh karena itu untuk menangkal dampak
globalisasi diperlukan peningkatan sumber daya manusia. Sementara yang kita
lihat di kehidupan sekitar masih banyak masyarakat yang belum bisa mengikuti
perkembangan zaman. Dan dalam ini Pendidikan Luar Sekolah (PLS) memegang
peranan penting karena PLS adalah pendidikan yang berbasis masyarakat yang
bertujuan menyejahterakan masyarakat.
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita dapat
mengimplementasikan dengan membangun lembaga pendidikan atau pelatihan-
pelatihan khusus yang berkualitas tidak hanya di kota atau pusat kecamatan saja
tetapi wilayah-wilayah yang masyarakatnya masih keterbelakangan soal teknologi
terkini. Misal dengan pengajaran buta aksara bagi masyarakat yang tidak dapat
membaca, menulis, dan berhitung. Dan juga kita dapat mengajarkan keterampilan
misal; pelatihan komputer, bahasa asing, atau pun keterampilan dalam pekerjaan
(contoh: kerajinan atau pemanfaatan bahan daur ulang) yang di tujukan kepada
masyarakat putus sekolah dan atau menganggur juga ibu-ibu rumah tangga agar
nantinya dapat meningkatkan taraf hidupnya dan menciptakan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat yang lain.
14
BAB 3. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
a. Hakikat Manusia adalah mahluk yang kuat, ada juga yang menyebut hakikat
manusia adalah mahluk yang sempurna, ada juga yang menyebutnya mahluk
paling cerdas dan kesemuanya itu menunjuk hakikat manusia adalah mahkluk
yang positif. Manusia dengan segala sifat dan karakternya, diciptakan dengan
sebegitu sempurnanya.
b. Segi filosofi hakikat manusia dikaitkan terhadap tiga titik yaitu titik asal-mula
yang di tandai dengan peristiwa kelahiran, titik tujuan yang di tandai dengan
peristiwa kematian, dan titik eksistensi berupa gari lurus perjalanan manusia
dari lahir hingga mati.
c. Segi sosial budaya hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan berbudaya
mampu melepas diri dan ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai
alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya.
d. Manusia adalah makhluk monodualis ciptaan Tuhan yang dikaruniai status
sebagai Khalifah Allah di atas bumi. Manusia adalah makhluk religius yang
dianugerahi ajaran-ajaran yang dipercayai yang didapatkan melalui bimbingan
nabi demi kemaslahatan dan keselamatannya. Manusia sebagai makhluk
beragama mempunyai kemampuan menghayati pengalaman diri dan dunianya
menurut agama masing-masing.
e. Manusia selalu ingin tahu, dari tiga potensi yang dimiliki manusia nantinya
akan menjadi sistem dan landasan untuk menemukan filsafat hidup, pedoman
hidup, dan mengatur pola hidup juga sikap dan perbuatannya. Sejak lahir
manusia telah terlibat dalam proses pendidikan dan pengajaran. Pendidikan
berperan aktif dalam kehidupan manusia untuk mencapai cita-cita manusia.
f. Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna. Manusia memiliki akal
untuk menghadapi kehidupannya di dunia ini. Akal juga memerlukkan
pendidikan sebagai obyek yang akan dipikirkan. Fungsi akal tercapai apabila
akal itu sendiri dapat menfungsikan, dan obyeknya itu sendiri adalah ilmu
pengetahuan.
15
g. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, makhluk individual,
makhluk beragama, dan hal ini telah dijelaskan pada bab pembahasan.
3.2 SARAN
a) Perlunya peningkatan sumber daya manusia (SDM) agar masyarakat tidak
tertinggal dalam hal perkembangan teknologi terkini.
b) Pendidikan sangat penting dalam menjalankan hakikat kita sebagai manusia.
c) Penulis mengharapkan kepada rekan-rekan yang terjun dalam dunia
pendidikan terutama Pendidikan Luar Sekolah marilah kita membantu sesame
agar mereka dapat menjadi manusia seutuhnya dan dapat menjalankan
hakikatnya sebagai manusia di muka bumi ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Suardi, Moh. 2012. Pengantar Pendidikan dan Aplikasi. Jakarta:PT. Indeks.
Siswoyo, Dwi. 02 Maret 2011. Makna Filosofi. [Serial Online].
http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2125904-makna-filosofi/. [ 26
September 2012]
Anonim. Tahun Tanpa. Filsafat. [Serial Online]. Id.wikipedia.prg/wiki/filsafat/.
[26 september 2012]
Jalaluddin, dkk. 2011. Filsafat Pendidikan. Jakarta:PT:Raja Grafindo Persada.
Anonim. Tahun Tanpa. Pengertian Agama. [Serial Online]
http//:Wikipedia.org/wiki/agama: [28 september 2012]
Anonim. Tahun Tanpa. Pengertian Hakikat Manusia. [Serial Online]
http//pakguruonline.pendidikan.net/Buku_tua_pakguru_dasar_kpdd.12.html: [28
September 2012]
Ihsan, Fuad 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta:PT.Rineka Cipta.
Indah. 2011. Pengertian Definisi Manusia Menurut Para ahli. [Serial Online] http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html [29 September 2012]
Indah. 2011. Pengertian Definisi Manusia Menurut Para Ahli. [Serial Online] http://carapedia.com/pengertian_definisi_sosial_menurut_para_ahli_info516.html [3 oktober 2012]