25
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia, siapa dan apakah dia? Manusia ada sampai hari ini, dan persoalan keberadaannya tersebut belum terjawab secara tuntas. Banyak hal secara parsial yang bersangkutan dengan manusia sudah diketahui secara jelas. Akan tetapi secara keseluruhan masih banyak yang belum terpecahkan dan diketahui secara kontret. Sampai dengan saat ini masih menjadi misteri. (Moh. Suardi, 2012:11). Manusia adalah makhluk mempunyai keistimewaan daripada makhluk yang lain. Manusia diciptakan oleh Allah SWT begitu sempurna, yang dengan kesempurnaan itu manusia dapat meningkatkan kehidupannya karena manusia dibekali dengan berbagai kelebihan dibanding dengan makhluk lain, yaitu nafsu (sifat dasar iblis), taat/patuh/tunduk (sifat dasar malaikat) dan akal (sifat keistimewaan manusia). Ketiga hal tersebut membuat manusia memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan-Nya, jika manusia dapat mengatur ketiganya dan dapat memposisikan diri sebagaimana yang dititahkan oleh sang Robb. Dalam makalah ini, penulis mencoba membahas sedikit tentang hakikat manusia dilihat dari segi filsafat, sosial, pendidikan, agama.

pengantar ilmu pendidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Page 1: pengantar ilmu pendidikan

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia, siapa dan apakah dia? Manusia ada sampai hari ini, dan

persoalan keberadaannya tersebut belum terjawab secara tuntas. Banyak hal

secara parsial yang bersangkutan dengan manusia sudah diketahui secara jelas.

Akan tetapi secara keseluruhan masih banyak yang belum terpecahkan dan

diketahui secara kontret. Sampai dengan saat ini masih menjadi misteri. (Moh.

Suardi, 2012:11).

Manusia adalah makhluk mempunyai keistimewaan daripada makhluk

yang lain. Manusia diciptakan oleh Allah SWT begitu sempurna, yang dengan

kesempurnaan itu manusia dapat meningkatkan kehidupannya karena manusia

dibekali dengan berbagai kelebihan dibanding dengan makhluk lain, yaitu nafsu

(sifat dasar iblis), taat/patuh/tunduk (sifat dasar malaikat) dan akal (sifat

keistimewaan manusia). Ketiga hal tersebut membuat manusia memiliki

kedudukan yang tinggi di hadapan-Nya, jika manusia dapat mengatur ketiganya

dan dapat memposisikan diri sebagaimana yang dititahkan oleh sang Robb.

Dalam makalah ini, penulis mencoba membahas sedikit tentang hakikat

manusia dilihat dari segi filsafat, sosial, pendidikan, agama.

Mengingat manusia merupakan makhluk yang istimewa dan tidak akan

pernah cukup membahas tentang manusia yang luas hanya dengan satu makalah,

maka penulis sangat mengharap saran dan kritikan yang membangun dari

pembaca ketika nanti dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan (baik

pernyataan maupun penulisan) atau masih ada yang belum lengkap (kurang).

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian hakikat manusia?

b. Bagaimana hakikat manusia ditinjau dari aspek filosofi, sosial budaya, dan

agama?

c. Bagaimana hubungan hakikat manusia dengan kebutuhan akan pendidikan?

Page 2: pengantar ilmu pendidikan

2

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

a) Untuk mengetahui pengertian hakikat manusia.

b) Untuk memahami hakikat manusia yang ditinjau dari berbagai segi,

misal dari segi filosofi, sosial budaya, dan agama.

c) Untuk mengetahui hakikat manusia dalam kebutuhannya akan

pendidikan.

1.3.2 Manfaat

Makalah ini dibuat oleh penulis untuk memenuhi tugas Pengantar Ilmu

Pendidikan sekaligus sebagai literatur bagi teman-teman mahasiswa lainnya atau

pembaca yang ingin menambah wawasan tentang hakikat manusia yang ditinjau

dari berbagai segi.

Page 3: pengantar ilmu pendidikan

3

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Paparan Konsep

2.1.1 Hakikat

Menurut bahasa artinya kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya

atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala

sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat

adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari

hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari

sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh,

nyawa, dan rahasia.

2.1.2 Manusia

a. Sokrates

Manusia adlah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku

datar dan lebar.

b. Kees Bertens

Manusia adalah suatu makhluk yang berdiri dari 2 unsur yang kesatuannya

tidak dinyatakan.

c. I Wayan Watra

Manusia adalah makhluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta,

rasa, dan karsa.

d. Oar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany

Manusia adalah makhluk yang paling mulia, manusia adalah makhluk yang

berfikir, dan manusia adlah makhluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal,

dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan

lingkungan.

e. Erbe Setanu

Manusia adalah makhluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang

makhluk adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna disbanding dengan

makluk yang lain.

Page 4: pengantar ilmu pendidikan

4

f. Paula J.C & Janet W.K

Manusia adalah makhluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi,

mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kintinu seta

turut menyusun pola berhubungan dan ungul multidimensi dengan berbagai

kemungkinan.

2.1.3 Pengertian Manusia Secara Etimoligi

a. Manusia berarti makhluk yang berakal budi dan mampu menguasai

makhluk lain.

b. Makhluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.

c. Individu mengandung arti seorang, pribadi, organisme yang hidupnya

berdiri sendiri. Secara fisiologis ia bersifat bebas, tidak mempunyai

hubungan organik dengan sesama.

2.1.4 Filosofi

Kata filosofi berasal dari perkataan Yunani “philos” (cinta) dan “Sophia”

(kebijaksanaan) dan berarti cinta kebijaksanaan. Filosofi adalah tidak sama artinya

dengan kebijaksanaan, atau hanya studi tentang krbijaksanaan lebih dari pada itu,

ia adalah mencintainya. Implisit dalam suatu cinta ada pengejaran, dan karena alas

an ini para filsuf biasanya mengatakan karya mereka sebagai “pengejaran

kebijaksanaan”,atau lebih sering dikatakan sebagai “pengejaran kebenaran” (Van

Cleve Morris, 1963)

2.1.5 Pendidikan

Pengertian Pendidikan menurut Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata

pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’,

maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara

bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan.

Page 5: pengantar ilmu pendidikan

5

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)

menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di

dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka

sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan

dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

Negara.

Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang

diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai

kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas

hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

2.1.6 Sosial Budaya

Istilah kebudayaan berasal dari kata budh berasal dari bahasa Sansekerta.

Dari kata budh ini kemudian dibentuk kata budhayah yang artinya bangun atau

sadar. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah culture. 

Sosial berarti segala sesuatu yang beralian dengan sistem hidup bersama

atau hidup bermasyaakat dari orang atau sekelompok orang yang didalamnya

sudah tercakup struktur, organisasi, nila-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta

cara.mencapainya.

Sosial budaya berarti segala sesuatu yang mencakup suatu sistem

kehidupan bersama yang membangun sebuah kesadaran , kepercayaan, standar,

dan moral dari setiap individu terhadap dirinya serta orang lain.

Page 6: pengantar ilmu pendidikan

6

2.1.7 Agama

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang

mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang

Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan

manusia serta lingkungannya.

Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi".

Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari

bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat

kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada

Tuhan.

Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang

terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal

yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus

meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang

sempurna kesuciannya.

2.2 Pembahasan

2.2.1 Pengertian Hakikat Manusia

Ditinjau dari ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia (Antropoligi

filsafat) terdapat empat aliran: pertama, aliran serba zat. Aliran ini mengatakan

yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi. Alam ini adalah zat atau

materi dan manusia adalah unsur dari alam.

Kedua, aliran serba roh. Aliran ini berpendapat bahwa segala hakikat

sesuatu yang ada didunia ini adalah roh. Sementara zat adalah manifestasi. Dasar

pikiran aliran ini ialah bahwa roh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya daripada

materi. Dan kehidupan sehari-hari, jika roh berpisah dari badan, maka materi atau

jasad tidak aa artinya lagi. Dengan demikian aliran ini menganggap roh itu ialah

hakikat, sedangkan badan ialah penjelmaan atau bayangan.

Ketiga, aliran dualisme, aliran ini menganggap bahwa manusia pada

hakikatnya terdiri dari dua substansi, yaitu jasmani dan rohani, keduanya

Page 7: pengantar ilmu pendidikan

7

merupakan unsur asal yang adanya tidak tergantung satu sama lain. Namun,

keduanya saling mempengaruhi.

Keempat, aliran eksistensialisme. Alisan ini berpendapat bahwa hakikat

manusia merupakan eksistensi dari manusia. Hakikat manusia adalah apa yang

menguasai manusia secara menyeluruh. Disini, manusia dipandang tidak dari

sudut serba zat atau serba roh atau dualisme, tetapi dari segi eksistensi manusia di

dunia ini.

Hakikat Manusia adalah mahluk yang kuat, ada juga yang menyebut

hakikat manusia adalah mahluk yang sempurna, ada juga yang menyebutnya

makhluk paling cerdas dan kesemuanya itu menunjuk hakikat manusia adalah

makhluk yang positif. Manusia dengan segala sifat dan karakternya, diciptakan

dengan sebegitu sempurnanya.

Hakikat manusia adalah sebagai berikut:

a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya

untuk memenuhi kebutuhan-butuhannya.

b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah

laku intelektual dan sosial.

c. Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur

dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak

pernah selesai selama hidupnya.

e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha

mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih

baik untuk ditempati.

f. Suatu keberadaan yang berpotensi mewujudkan sesuatu yang tidak terduga

dengan potensi yang tak terbatas.

g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung

kemungkinan baik dan jahat.

h. Individu yang sangat dipengaruhi lingkung sosial. Bahkan ia tidak bias

berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di

lingkungan sosial.

Page 8: pengantar ilmu pendidikan

8

2.2.2 Hakikat Manusia Ditinjau dari Segi Filosofi

Realita kehidupan ini sarat akan persoalan yang berjenis, berbentuk, dan

bersifat heterogen. Namun, secara filosofi, persoalan tersebut dapat

disederhanakan menjadi tiga titik. Pertama, titik ‘asal-mula’ yang ditandai dengan

‘peristiwa kelahiran’. Kedua, titik ‘tujuan’ yang di tandai dengan ‘peristiwa

kematian’. Ketiga, ‘titik eksistensi’ berupa ‘garis lurus perjalanan manusia’ yang

menghubungkan kedua titik tadi. Jadi, titik eksistensi berposisi di antara titik asal

dan titik tujuan yang berfungsi menjembatani kedua titik tersebut.

Dari sanalah kita bisa mengetahui bahwa manusia merupakan makhluk

yang sangat unik. Upaya pemahaman hakikat manusia sudah dilakukan sejak

dahulu. Namun, hingga saat ini belum mendapat pernyataan yang benar-

benar tepat, dikarenakan manusia itu sendiri yang memang unik, antara manusia

satu dengan manusia lain berbeda-beda. Bahkan orang kembar identik sekalipun,

mereka pasti memiliki perbedaaan. Mulai dari fisik, ideologi, pemahaman,

kepentingan dll. Semua itu menyebabkan suatu pernyataan belum tentu pas.

Para ahli memberikan sebutan pada manusia sesuai dengan kemampuan

yang dapat dilakukan di muka bumi ini, yaitu:

a. Manusia adalah Homo Sapiens, artinya makhluk yang mempunyai budi,

b.  Manusia adalah Animal Rational, artinya binatang yang berpikir,

c. Manusia adalah Homo Laquen, artinya makhluk yang pandai menciptakan

bahasa dan menjelmakan pikiran manusia dan perasaan dalam kata-kata yang

tersusun,

d. Manusia adalah Homo Faber, artinya makhluk yang terampil. Dia pandai

membuat perkakas atau disebut juga Toolmaking Animalyaitu binatang yang

pandai membuat alat,

e. Manusia adalah Zoon Politicon, yaitu makhluk yang pandai bekerjasama,

bergaul dengan orang lain dan mengorganisasi diri untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya,

f. Manusia adalah Homo Economicus, artinya makhluk yang tunduk pada

prinsip-prinsip ekonomi dan bersifat ekonomis,

Page 9: pengantar ilmu pendidikan

9

g. Manusia adalah Homo Religious, yaitu makhluk yang beragama. Dr. M. J.

Langeveld seorang tokoh pendidikan bangsa Belanda, memandang manusia

sebagai Animal Educadum dan Animal Educable, yaitu manusia adalah

makhluk yang harus dididik dan dapat dididik. Oleh karena itu, unsur rohaniah

merupakan syarat mutlak terlaksananya program-program pendidikan.

2.2.3 Hakikat Manusia Ditinjau dari Segi Sosial Budaya

Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus

membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan

diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnysa

dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang

sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia

tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam

sekitarnya.

Untuk membudayakan dirinya manusia perlu berinteraksi dengan orang

lain karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya sendiri.

Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan

kehidupan sehari-harinya. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari

sosial budaya. Kegiatan manusia banyak dilakukan secara kelompok. Misalnya,

pekerjaan di rumah, perusahaan, perkebunan, dan bengkel hampir semuanya

dikerjakan lebih dari satu orang. Ini berarti manusia melakukan kegiatan sosial

dan sudah menjadi budaya di indonesia.

2.2.4 Hakikat Manusia Ditinjau dari Segi Agama

Dalam perspektif Islam, hakikat manusia juga dapat ditinjau dari berbagai

aspek. Dalam Islam ditemukan beberapa istilah penyebutan manusia, yaitu : al-

insan (QS al-Insan : 1), al-basyar (QS al-Hijr : 28), Bani Adam (al-Isra’ : 70) dan

an-naas (QS an-Naas : 1 dsb).

Bila dilihat dari aspek proses kejadiannya, manusia melewati proses

penciptaan yang dijelaskan dalam al-Qur’an sebagai berikut :

Page 10: pengantar ilmu pendidikan

10

a. Melalui masa yang tidak disebutkan (QS al-Insan : 1).

b. Mengalami beberapa tingkatan kejadian (QS Nuh : 14).

c. Pada masa ruh berjanji kepada Allah (QS al-A’raf : 172).

d. Ditumbuhkan dari tanah seperti tumbuh-tumbuhan (QS Nuh : 17).

e. Dijadikan dari tanah liat = lazib (QS ash-Shaffat : 11).

f. Dijadikan dari tanah kering dan lumpur hitam (shalshal dan hamain) (QS al-

Hijr : 28).

g. Berproses dari saripati tanah, nuthfah dalam rahim, segumpal darah, segumpal

daging, tulang, dibungkus dengan daging, dan menjadi makhluk yang paling

baik (QS al-Mu’minun : 12-14).

h. Kemudian ditiupkan ruh (QS ash-Shad : 72 dan al-Hijr : 29).

 Bila dilihat dari unsur yang membentuknya, manusia terdiri dari roh dan

jasad, dengan segala potensinya yang khas. Kedua unsur tersebut membentuk

senyawa sehingga terwujud proses dan mekanisme hidup manusia di dunia ini.

Terputusnya kedua unsur tersebut ini berarti terjadinya kematian, yakni

berpisahnya unsur rohani (jiwa) dan jasmani (jasad).

Dari ayat Al-quran diatas, jelaslah bahwa proses perkembangan dan

pertumbuhan fisik manusia, tidak ada bedanya dengan proses perkembangan dan

pertumbuhan pada hewan. Semuanya diproses menurut hukum-hukum alam yang

material. Hanya pada kejadian manusia, sebelum makhluk yang disebut manusia

itu dilahirkan dari rahim ibunya, tuhan telah meniupkan ruh ciptaan-Nya kedalam

tubuh manusia. Ruh yang berasal dari Tuhan itulah yang menjadi hakikat

manusia. Inilah yang membedakan manusia dengan hewan, karena tuhan tidak

meniupkan ruh pada hewan.

Karena kesempurnaannya itu hakikat manusia di bumi ini sebagai

khalifah. Dan kehidupannya akan di pertanggung jawabkan kelak di

hadapanTuhan yang Maha Esa.

2.2.5 Hubungan Hakikat Manusia dengan Kebutuhan Akan Pendidikan

Manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Karena manusia memiliki

potensi kodrat berupa Cipta, Rasa, dan Karsa. Cipta adalah kemampuan spiritual

Page 11: pengantar ilmu pendidikan

11

yang secara khusus mempersoalkan masalah kebenaran. Rasa adalah kemampuan

spiritual yang secara khusus mempersoalkan masalah keindahan. Karsa adalah

kemampuan spiritual yang mempersoalkan masalah kebaikan.

Manusia selalu ingin tahu, dari rasa keingin tahuannya itu manusia

mendapatkan nilai-nilai kebenaran, keindahan, dan kebiakkan. Tiga potensi yang

dimiliki manusia tersebut nantinya akan menjadi sistem dan landasan untuk

menemukan filsafat hidup, pedoman hidup, dan mengatur pola hidup juga sikap

dan perbuatan sebagai landasan menuju tujuan hidup.

Manusia berusaha mengenal pengetahuannya kedalam perilaku sehari-hari.

Dengan diamalkan, pengetahuan berubah menjadi perilaku, perilaku menjadi

moral, dan moral menjadi etika kehidupan.

Sejak lahir manusia telah terlibat dalam proses pendidikan dan pengajaran.

Pada hakikatnya setiap manusia dalam hidupnya, disadari atau tidak disadari,

telah melakukan aktifitas berfikir yang merupakann bagian dari berfikir yang

merupakan bagian dari berfikir filsafat.

Pendidikan berperan aktif dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai

apa yang telah dicita-citakan oleh masyarakat, yang diantaranya adalah

kedamaian. Dengan pendidikan, maka kedamaian akan tumbuh dan berkembang

pesat, yang selalu membawa pada etika, estetika, dan ketenangan dalam diri

seseorang, yang senantiana akan patuh terhadap peraturan yang berlaku.

Dalam kegiatan pendidikan pembelajaran secara terus menerus, manusia

mendapatkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kebenaran yang baik dan yang

universial-abstrak, teoristis, maupun praktis.

Berikut adalah dimensi manusia dan kebutuhan akan pendidikan:

a. Dimensi Manusia sebagai Makhluk filosofis

1. Bahwa manusia disebut homo sapiens, artinya makhluk yang mempunyai

kemampuan untuk berilmu pengetahuan.

2. Salah satu insting manusia adalah selalu cenderung ingin mengetahui

segala sesuatu yang tidak pernah diketahuinya.

3. Hasrat manusia yang ingin mengetahui sesuatu menimbulkan di dalam

dirinya pengetahuan filsafat.

Page 12: pengantar ilmu pendidikan

12

4. Filsafat ilmu menyelidiki sesuatu secara mendalam tentang ketuhanan,

alam, dan manusia, sehingga menghasilkan pengetahuan yang tidak pernah

diketahui sabelumnya.

5. Melalui pendidikanlah manusia bisa menjadi makhluk yang

berpengetahuan.

b. Dimensi Manusia sebagai Makhluk Individu

1. Manusia sebagai makhluk individu mempunyai jiwa dan raga yang tidak

bisa dipisahkan, dan ia mempunyai hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak

milik.

2. Dalam memberikan pendidikan kepada individu, pendidikan harus

memerhatikan perkembangan kognisi, afeksi, dan psikomotoragar peserta

didik mampu berdiri sendiri.

3. Dengan proses pendidikanlah peserta didik mendapatkan berbagai

pengalaman sehinggai ia mampu memenuhi kebutuhannya.

c. Dimensi Manusia sebagai Makhluk Sosial

1. Manusia sebagai makhluk sosial artinya dalam hidupnya bersama, dan

saling berinteraksi, mencintai dan dicintai, dan mendorong kepuasan

rohani.

2. Kesadaran manusia untuk saling membutuhkan dorongan untuk

bermanfaat pada sesamanya merupakan solidaritas.

3. Manusia sebagai makhluk sosial adalah kesadaran akan posisi dan status

dirinya dalam kehidupan bersama dan bagaimana caranya untuk

bertanggung jawab atas kebersamaannya tersebut.

4. Perwujudan manusia sebagai makhluk sosial dapat dilihat dimana manusia

saling mendukung dan saling membutuhkan diantara satu dan yang

lainnya.

d. Dimensi Manusia sebagai Makhluk Asusila

1. Melalui pendidikan lah manusia mampu menjadikan anak didik menjadi

manusia, pendukung norma, kaidah, dan nilai-nilai susila.

2. Manusia perlu mengetahui tentang nilai-nilai norma, kaidah, dan susila

untuk kepentingan individualnya dan kehidupan bermasyarakat.

Page 13: pengantar ilmu pendidikan

13

2.3 Implementasi dalam KBM

Kemajuan zaman dari tahun ke tahun semakin berkembang baik dalam

ilmu pengetahuan maupun teknologi kita tidak dapat membendung suatu

perubahan yang siknifikan itu. Oleh karena itu untuk menangkal dampak

globalisasi diperlukan peningkatan sumber daya manusia. Sementara yang kita

lihat di kehidupan sekitar masih banyak masyarakat yang belum bisa mengikuti

perkembangan zaman. Dan dalam ini Pendidikan Luar Sekolah (PLS) memegang

peranan penting karena PLS adalah pendidikan yang berbasis masyarakat yang

bertujuan menyejahterakan masyarakat.

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita dapat

mengimplementasikan dengan membangun lembaga pendidikan atau pelatihan-

pelatihan khusus yang berkualitas tidak hanya di kota atau pusat kecamatan saja

tetapi wilayah-wilayah yang masyarakatnya masih keterbelakangan soal teknologi

terkini. Misal dengan pengajaran buta aksara bagi masyarakat yang tidak dapat

membaca, menulis, dan berhitung. Dan juga kita dapat mengajarkan keterampilan

misal; pelatihan komputer, bahasa asing, atau pun keterampilan dalam pekerjaan

(contoh: kerajinan atau pemanfaatan bahan daur ulang) yang di tujukan kepada

masyarakat putus sekolah dan atau menganggur juga ibu-ibu rumah tangga agar

nantinya dapat meningkatkan taraf hidupnya dan menciptakan lapangan pekerjaan

bagi masyarakat yang lain.

Page 14: pengantar ilmu pendidikan

14

BAB 3. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

a. Hakikat Manusia adalah mahluk yang kuat, ada juga yang menyebut hakikat

manusia adalah mahluk yang sempurna, ada juga yang menyebutnya mahluk

paling cerdas dan kesemuanya itu menunjuk hakikat manusia adalah mahkluk

yang positif. Manusia dengan segala sifat dan karakternya, diciptakan dengan

sebegitu sempurnanya.

b. Segi filosofi hakikat manusia dikaitkan terhadap tiga titik yaitu titik asal-mula

yang di tandai dengan peristiwa kelahiran, titik tujuan yang di tandai dengan

peristiwa kematian, dan titik eksistensi berupa gari lurus perjalanan manusia

dari lahir hingga mati.

c. Segi sosial budaya hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan berbudaya

mampu melepas diri dan ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai

alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya.

d. Manusia adalah makhluk monodualis ciptaan Tuhan yang dikaruniai status

sebagai Khalifah Allah di atas bumi. Manusia adalah makhluk religius yang

dianugerahi ajaran-ajaran yang dipercayai yang didapatkan melalui bimbingan

nabi demi kemaslahatan dan keselamatannya. Manusia sebagai makhluk

beragama mempunyai kemampuan menghayati pengalaman diri dan dunianya

menurut agama masing-masing.

e. Manusia selalu ingin tahu, dari tiga potensi yang dimiliki manusia nantinya

akan menjadi sistem dan landasan untuk menemukan filsafat hidup, pedoman

hidup, dan mengatur pola hidup juga sikap dan perbuatannya. Sejak lahir

manusia telah terlibat dalam proses pendidikan dan pengajaran. Pendidikan

berperan aktif dalam kehidupan manusia untuk mencapai cita-cita manusia.

f. Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna. Manusia memiliki akal

untuk menghadapi kehidupannya di dunia ini. Akal juga memerlukkan

pendidikan sebagai obyek yang akan dipikirkan. Fungsi akal tercapai apabila

akal itu sendiri dapat menfungsikan, dan obyeknya itu sendiri adalah ilmu

pengetahuan.

Page 15: pengantar ilmu pendidikan

15

g. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, makhluk individual,

makhluk beragama, dan hal ini telah dijelaskan pada bab pembahasan.

3.2 SARAN

a) Perlunya peningkatan sumber daya manusia (SDM) agar masyarakat tidak

tertinggal dalam hal perkembangan teknologi terkini.

b) Pendidikan sangat penting dalam menjalankan hakikat kita sebagai manusia.

c) Penulis mengharapkan kepada rekan-rekan yang terjun dalam dunia

pendidikan terutama Pendidikan Luar Sekolah marilah kita membantu sesame

agar mereka dapat menjadi manusia seutuhnya dan dapat menjalankan

hakikatnya sebagai manusia di muka bumi ini.

Page 16: pengantar ilmu pendidikan

16

DAFTAR PUSTAKA

Suardi, Moh. 2012. Pengantar Pendidikan dan Aplikasi. Jakarta:PT. Indeks.

Siswoyo, Dwi. 02 Maret 2011. Makna Filosofi. [Serial Online].

http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2125904-makna-filosofi/. [ 26

September 2012]

Anonim. Tahun Tanpa. Filsafat. [Serial Online]. Id.wikipedia.prg/wiki/filsafat/.

[26 september 2012]

Jalaluddin, dkk. 2011. Filsafat Pendidikan. Jakarta:PT:Raja Grafindo Persada.

Anonim. Tahun Tanpa. Pengertian Agama. [Serial Online]

http//:Wikipedia.org/wiki/agama: [28 september 2012]

Anonim. Tahun Tanpa. Pengertian Hakikat Manusia. [Serial Online]

http//pakguruonline.pendidikan.net/Buku_tua_pakguru_dasar_kpdd.12.html: [28

September 2012]

Ihsan, Fuad 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta:PT.Rineka Cipta.

Indah. 2011. Pengertian Definisi Manusia Menurut Para ahli. [Serial Online] http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html [29 September 2012]

Indah. 2011. Pengertian Definisi Manusia Menurut Para Ahli. [Serial Online] http://carapedia.com/pengertian_definisi_sosial_menurut_para_ahli_info516.html [3 oktober 2012]