105
PENGARUH PDB, KURS DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP DEFISIT APBN (Studi Kasus Negara Indonesia Periode Tahun 1988 2018) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Disusun Oleh : TAJUL MUDA LAMKAWAN 11140840000061 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

PENGARUH PDB, KURS DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP DEFISIT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51456/1/TAJUL … · Defisit anggaran ini muncul disebabkan oleh beberapa

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH PDB, KURS DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP

    DEFISIT APBN

    (Studi Kasus Negara Indonesia Periode Tahun 1988 – 2018)

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

    Disusun Oleh :

    TAJUL MUDA LAMKAWAN

    11140840000061

    PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H / 2020 M

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. IDENTITAS PRIBADI

    Nama : Tajul Muda Lamkawan

    Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Agustus 1996

    Alamat : Kp.Sawah RT 05/RW 03 No.15 Jagakarsa,

    Jakarta Selatan

    Telepon : 081283563783

    Email : [email protected]

    II. LATAR BELAKANG KELUARGA

    Ayah : Teuku Abdul Gani Usman

    Tempat, Tanggal Lahir : Aceh, 30 Desember 1952

    Ibu : Sriyati

    Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 April 1958

    III. PENDIDIKAN

    1. TK Islam Amaliyah 2000 – 2002

    2. SDN 06 Lenteng Agung 2002 – 2008

    3. SMPN 242 Jakarta 2008 – 2011

    4. MAN 13 Jakarta 2011 – 2014

    5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 – 2020

    IV. PENGALAMAN ORGANISASI

    1. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) 2015 – 2016

    2. UKM FORSA FUTSAL 2015 - 2017

  • vi

    ABSTRACT

    This study aims to analyze and obtain empirical evidence about the effect of

    GDP, balance of trade and world oil prices on the state budget deficit in Indonesia.

    The sample in this study is the country of Indonesia in 1988 until 2018 which

    was processed with a time series data regression model with the Least Square

    method.

    The results of this study indicate that GDP is significantly negative towards

    the state budget deficit, the balance of trade has a significant negative effect on the

    state budget deficit, and world oil prices have a significant positive effect on the state

    budget deficit.

    GDP, balance of trade and world oil prices jointly significant effect on the

    state budget deficit in Indonesia in 1988-2018

    Keyword ; Gross Domestic Product, Balance of Trade, World Oil Prices and State

    Budget Deficit.

  • vii

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan memperoleh bukti empiris

    mengenai pengaruh produk domestik bruto, kurs dan harga minyak dunia terhadap

    defisit anggaran belanja dan pendapatan negara di Indonesia.

    Sampel dalam penelitian ini merupakan negara Indonesia pada tahun 1988

    sampai dengan tahun 2018 yang diolah dengan model regresi data time series dengan

    metode Least Square.

    Hasil penelitian menunjukkan produk domestik bruto berpengaruh negatif

    signifikan terhadap defisit APBN, kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap

    defisit APBN, dan harga minyak dunia berpengaruh positif signifikan terhadap defisit

    APBN.

    Produk domestik bruto, kurs dan harga minyak dunia secara bersama-sama

    berpengaruh signifikan terhadap defisit APBN di Indonesia tahun 1988-2018.

    Kata Kunci : produk domestik bruto, kurs, harga minyak dunia dan defisit APBN.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahhirrahmanirrahim

    Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,

    Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta Rasulullah SAW yang telah memberi

    kita syafa’atnya hingga kita dapat berubah dari zaman Jahiliyah hingga zaman yang

    penuh ilmu pengetahuan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

    berjudul “Pengaruh Produk Domestik Bruto, Kurs, dan Harga Minyak Dunia

    Terhadap Defisit APBN”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan. Skripsi ini

    dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Maka dalam

    kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah

    memberikan bantuan moril maupun materil, yaitu kepada:

    1. Orang tua terkasih, Bunda Sriyati dan alm. Ayah Teuku Abdul Gani Usman

    yang selalu mencurahkan doa dan kasih sayang serta dukungan dalam

    menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

    2. Abang Teuku Fazlan Muda Meulila dan Kakak Pocut Khairizhannisa yang telah

    memberikan semangat serta dukungan kepada penulis selama penyelesaian skripsi

    ini.

    3. Bapak M. Hartana Putra M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Bapak

    Deni Pandu Nugraha, M.Sc selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan.

  • ix

    4. Bapak M. Hartana Putra M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

    meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam penyelesaian skripsi ini.

    5. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    6. Dewi Septian Ningrum, S.Pd, yang telah banyak membantu dalam penyusunan

    skripsi ini dan juga banyak memberikan semangat serta doa dan dukungan.

    7. Teman-teman Adnan, Azka, Elvan, Naufal. Hilmi, Tanoe, Febi, dan Sofi yang

    membantu mencari ilmu yang bermanfaat baik di dalam maupun diluar kampus.

    8. Senior-senior Bang Ibnu, Bang Judo, Bang Reza, Bang Sony, Bang Dimas, Bang

    Dedi, Bang Bryan, Bang Yazid, Bang Jana yang turut serta membimbing dan

    memotivasi peneliti dalam proses penulisan.

    9. Teman-teman Squad Victip Bang Fajar, Faikar, Idham, Dwi , Aulia, Majid, Ari

    dan Dzaky yang juga menemani masa kuliah dengan permainan-permainan serta

    candaan yang lebih banyak mudharat nya.

    10. Senior-senior maupun alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan dan se-Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan kritik dan saran selama pembuatan

    skripsi ini.

    11. Terima kasih juga kepada teman teman perencanaan pembangunan 2014 atas

    semua pembelajarannya.

    12. Teman-teman satu angkatan Jurusan Ekonomi Pembangunan dan se-angkatan di

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

    13. Sahabat-sahabat Danu, Abduh, Darma, Aci, Dian, Laras, Nisa, dan Tias.

    14. Serta untuk orang orang yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

    tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

    Saya menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih mempunyai banyak

    kekurangan, karena tidak ada yang sempurna selain Allah SWT. Oleh karena itu,

    kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa

    mendatang. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala

  • x

    kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat

    bagi pengembangan ilmu dalam rangka mencerdaskan generasi penerus dan

    mensejahterakan kehidupan bangsa.

    Aamiin ya Rabbal ‘alamiin

    Tangerang Selatan, 22 januari 2020

    Penulis,

    Tajul Muda Lamkawan

  • x

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................ ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................... iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v

    ABSTRACT ............................................................................................................ vi

    ABSTRAK ............................................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiii

    DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiv

    BAB I ...................................................................................................................... 1

    PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

    B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 8

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

    D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9

    BAB II ................................................................................................................... 10

    TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 10

    A. Landasan Teori ........................................................................................... 10

    1. Defisit APBN ......................................................................................... 10

    2. Produk Domestik Bruto .......................................................................... 13

    3. Kurs ........................................................................................................ 15

    4. Harga Minyak Dunia .............................................................................. 17

    5. Pengaruh Produk Domestik Bruto dengan Defisit APBN ...................... 18

    6. Pengaruh Kurs dengan Defisit APBN .................................................... 19

    7. Pengaruh Harga Minyak Dunia dengan Defisit APBN .......................... 20

    B. PENELITIAN TERDAHULU ................................................................... 22

    C. KERANGKA BERPIKIR .......................................................................... 34

    D. Hipotesis ..................................................................................................... 35

    BAB III ................................................................................................................. 36

  • xi

    METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 36

    A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 36

    B. Jenis Penelitian ........................................................................................... 36

    C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel ................................................... 37

    D. Metode Pengambilan Data ......................................................................... 37

    E. Metode Analisis Data ................................................................................. 39

    F. Pengujian Model ........................................................................................ 45

    1. Metode Estimasi ..................................................................................... 45

    2. Model regresi linier .................................................................................... 47

    3. Normalitas .................................................................................................. 50

    4. Multikolinieritas......................................................................................... 51

    5. Heteroskedastisitas..................................................................................... 53

    6. Autokorelasi ............................................................................................... 53

    G. Uji Statistik ................................................................................................ 55

    1. Uji t (Parsial) .......................................................................................... 55

    2. Uji F (Simultan) ...................................................................................... 56

    3. Koefisien Determinasi (R2) .................................................................... 57

    H. Model Penelitian & Operasional Variabel Penelitian ................................ 58

    BAB IV ................................................................................................................. 61

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 61

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 61

    B. Temuan Hasil Penelitian ............................................................................ 64

    1. Analisis Deskriptif Antar Variabel ......................................................... 64

    2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 68

    a. Uji Normalitas ........................................................................................ 68

    b. Uji Multikolinearitas .............................................................................. 68

    c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 69

    d. Uji Autokorelasi ..................................................................................... 70

    3. Pengujian Hipotesis .................................................................................... 71

    C. ANALISIS MODEL .................................................................................. 76

    1. Analisis Regresi ...................................................................................... 76

  • xii

    2. Analisis Ekonomi ................................................................................... 77

    a. Produk Domestik Bruto .......................................................................... 77

    b. Kurs ........................................................................................................ 78

    c. Harga Minyak Dunia .............................................................................. 79

    BAB V ................................................................................................................... 81

    KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 81

    A. Kesimpulan ................................................................................................ 81

    B. Saran ........................................................................................................... 82

    Daftar Lampiran ..................................................................................................... 84

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel .......................................................................... 60 Tabel 4. 1 Variabel PDB Tahun 1988-2018 ..................................................................... 64 Tabel 4. 2 Variabel Kurs Tahun 1988-2018 ..................................................................... 65 Tabel 4. 3 Variabel Harga Minyak Dunia Tahun 1988-2018 ........................................... 66 Tabel 4. 4 Variabel Defisit APBN Tahun 1988-2018 ....................................................... 67 Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas ........................................................................................ 68 Tabel 4. 6 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................................. 69 Tabel 4. 7 Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................................. 69 Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................................... 70 Tabel 4. 9 Hasil Olah Data Time Series dengan Least Square ......................................... 72 Tabel 4. 10 Hasil Olah Data Time Series Dengan Least Square ...................................... 76

    file:///I:/SKRIPSI%20REVISI%20(AutoRecovered).docx%23_Toc39791861file:///I:/SKRIPSI%20REVISI%20(AutoRecovered).docx%23_Toc39791862

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. 1 Postur Anggaran APBN 2019 ........................................................................ 2

    Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 34

    file:///I:/SKRIPSI%20REVISI%20(AutoRecovered).docx%23_Toc39791975

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam pemerintahan suatu negara memerlukan dana yang

    memadai guna memenuhi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat

    melalui pemerataan pembangunan dari segi ekonomi, sosial, budaya dan

    politik. Negara berkembang ataupun negara maju selalu mengupayakan

    bagaimana agar anggaran negara dapat mencukupi kebutuhannya.

    Indonesia adalah sebagai salah satu negara yang sedang berkembang yang

    terus melakukan pembangunan di sektor ekonomi untuk meningkatkan

    kemampuan masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhannya. Selain itu

    pemerintah Indonesia juga terus melakukan pembangunan infrastruktur

    untuk menunjang kegiatan perekonomian agar masyarakat dengan mudah

    melakukan kegiatan ekonomi tanpa mengalami kendala.

    Pemerintah di setiap Negara pasti akan merencanakan anggaran

    yang akan dipakai selama 1 tahun, APBN yang telah disusun pemerintah

    setiap tahun dapat dimanfaatkan untuk menentukan kebijakan anggaran

    yang disesuaikan dengan kondisi perekonomian yang sedang terjadi. Hal

    tersebut akan mempercepat pemulihan ekonomi yang terlihat dari

    peranannya dalam permintaan agregat.

  • 2

    Sumber : Kementerian Keuangan

    APBN tahun 2019 mengalami defisit sebesar Rp 296,0 triliun atau

    sebesar 1,84% terhadap PDB, upaya menjaga keberlanjutan fiskal juga

    terlihat dari defisit keseimbangan primer yang mendekati nol, sebesar

    minus Rp 20,1 triliun. Tren penurunan menuju positif ini memberikan

    bukti kuat, sekaligus sinyal positif bahwa pengelolaan APBN selama ini

    telah berada pada jalur positif. Rasio defisit APBN dan defisit

    keseimbangan primer ini merupakan yang terendah sejak tahun 2013.

    Adanya kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi oleh negara

    maka pemerintah juga harus menyelaraskan Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu tidak hanya memikirkan

    anggaran yang akan dikeluarkan sebagai belanja negara saja tetapi juga

    Gambar 1. 1 Postur Anggaran APBN 2019

  • 3

    melihat dari pemasukan negara yang harus memadai, seharusnya tidak

    terjadi pengeluaran belanja negara yang lebih besar dibanding dengan

    pemasukan negara.

    Saat melaksanakan pengeluaran dan pembiayaan, pemerintah

    dalam pelaksaan kegiatannya dapat melalui kebijakan defisit anggaran.

    Defisit anggaran terjadi saat kondisi pengeluaran pemerintah lebih besar

    dari pada pemasukannya. Defisit anggaran ini muncul disebabkan oleh

    beberapa faktor seperti, mempercepat pertumbuhan ekonomi, melemahnya

    nilai tukar, pengeluaran akibat krisis ekonomi, realisasi yang menyimpang

    dari rencana dan pengeluaran karena kurs. Defisit tersebut dapat ditutupi

    dengan sumber-sumber pembiayaan, baik dari dalam negeri maupun luar

    negeri.

    Keadaan defisit negara yang terlalu tinggi akan mengakibatkan

    memperparah kondisi keuangan dalam APBN. Sehingga untuk

    meminimalisir permasalahan anggaran ini pihak domestik harus berkerja

    sama dalam peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto). Peningkatan

    PDB membantu penambahan anggaran APBN, jadi semakin tinggi PDB

    maka semakin tinggi juga pemasukan pendapatan anggarannya.

    Disaat PDB suatu negara akan naik maka dapat meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat dan bisa mempengaruhi nilai tukar (kurs)

    Indonesia semakin membaik (menguat) terhadap nilai tukar luar negeri

  • 4

    (US dollar $). Hal ini secara langsung menguatnya nilai tukar rupiah dan

    membantu menurunkan defisit anggaran/menambah pendapatan negara.

    Nilai tukar rupiah merupakan suatu indikator yang terdapat pada

    ekonomi makro yang sangat terkait dengan jumlah APBN suatu negara.

    Asumsi nilai tukar rupiah berhubungan dengan banyaknya transaksi yang

    terjadi pada APBN yang terkait dengan mata uang asing, seperti

    pembayaran utang luar negeri, penerimaan pinjaman, penerimaan minyak

    dan pemberian subsidi BBM untuk negara. Dengan demikian, variabel

    asumsi dasar makro tersebut sangat menentukan besarannya penerimaan

    dan pengeluaran negara dalam APBN, serta besarnya pembiayaan

    anggaran.

    Dalam hal membiayai defisit anggaran hal lain yang dapat

    mempengaruhi yaitu jumlah ekspor ataupun impor, saat ini Indonesia

    menjadi negara yang mengimpor minyak, naik dan turunya harga minyak

    sangat berpengaruh terhadap perekonomian yang terjadi dimasyarakat,

    mulai dari harga barang hingga kebutuhan seperti bahan bakar dan listrik.

    Impor minyak mentah yang di lakukan Indonesia periode 2009-

    2018 meningkat 10,64% menjadi 16,9 juta ton. Demikian pula impor hasil

    minyak/minyak olahan naik 35% menjadi 26,6 juta ton. Kurs minyak

    mentah Indonesia bisa dilihat pada gambar di bawah ini, mengalami defisit

    sejak tahun 2013.

  • 5

    Tabel 1.1

    Volume Ekspor dan Impor Minyak Mentah Indonesia (1996-2018)

    Su

    m

    be

    r :

    D

    at

    aboks.co.id

    Saat ini, terdapat dua harga acuan minyak bumi yang paling

    banyak digunakan di dunia. Yaitu harga minyak Brent dan WTI (West

    Texas Intermediate). Brent (Brent Crude) merupakan sebutan untuk

    minyak hasil tambang dari Laut Utara (Eropa), dengan nama Brent berasal

    dari lahan tambang di laut utara yang dibuka pada tahun 1970. Harga

    minyak Brent menjadi dasar pembentukan harga sejak tahun 1971 untuk

    hampir 40% nilai minyak diseluruh dunia, dan terus digunakan sampai saat

    ini.

  • 6

    Namun dalam perkembangannya produksi minyak Amerika Serikat

    semakin meningkat dan berkontribusi besar dalam pangsa pasar dunia,

    sehingga harga minyak WTI mulai dijadikan refrensi sejak sekitar tahun

    2007. WTI (West Texas Intermediate) adalah minyak bumi yang

    diproduksi di Amerika Utara, dan dalam aplikasinya kebanyakan

    digunakan untuk produk bensin. Jenis minyak ini lebih ringan dan mudah

    diolah, sehingga banyak diminati. Sehingga dua jenis minyak ini

    merupakan patokan umum dalam penetapan harga minyak bumi.

    Saat ini, harga minyak bumi diperkirakan akan terus meningkat

    dan bisa menyentuh $100 per barel. Perubahan harga minyak dunia ini

    akan sangat mempengeruhi negara-negara di Asia Tenggara seperti

    Indonesia. Indonesia merupkan pengimpor minyak terbesar kedua dari Iran

    di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya, dengan total perdagangan

    mencapai $645 juta.

    Indonesia mengkonsumsi 1,7 juta (bph), tapi negara ini hanya

    mampu memproduksi 750,6 ribu bph. Itu berarti Indonesia harus

    mengimpor sekitar 950 ribu bph untuk memenuhi kebutuhan domestik.

    Dengan harga $80 per barel, Indonesia diperkirakan akan menghabisakan

    $76 juta per hari hanya untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri.

    Dampak gejolak harga minyak dunia terhadap perekonomian Indonesia

    merupakan permasalahan klasik dan selalu berulang. Di satu sisi,

    pemerintah tidak bisa menahan besarnya tekanan kenaikan harga minyak

    dunia yang akan menyebabkan pembengkakan alokasi anggaran belanja

  • 7

    untuk impor minyak. Pada akhirnya akan membebani struktur belanja

    pemerintah, sehingga menyebabkan beberapa program pemerintah harus

    dibatalkan atau ditunda.

    Akan tetapi jika pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak

    (BBM untuk mengurangi defisit anggaran, daya beli masyarakat akan

    semakin melemah. Kebijakan pemerintah yang membiarkan harga BBM

    mengikuti harga pasar Internasional mengakibatkan pemerintah beberapa

    kali menaikkan kemudian menurunkan harga BBM, begitu pula dengan

    tarif dasar listrik.

    Meningkatnya jumlah konsumsi dan naiknya harga minyak bumi

    akan mempengaruhi jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk

    memenuhi permintaan tersebut, termasuk naiknya biaya produksi. Hal ini

    juga akan mempengaruhi keseimbangan fiskal dan bisa menyebabkan

    defisit anggaran terjadi, mengingat bahwa pendapatan negara dari ekspor

    lebih rendah dari pengeluaran di segi impor, maka kondisi ini akan lebih

    memberikan dampak buruk atau negatif pada sisi pengeluaran negara di

    APBN.

    Peneliti memilih judul ini karena menurut peneliti judul ini penting

    untuk diteliti dikarenakan permasalahan Defisit APBN merupakan

    permasalahan penting dalam sebuah negara dan peneliti ingin mengetahui

    apakah variabel- variabel yang digunakan seperti PDB, Kurs dan Harga

    Minyak Dunia mempengaruhi Defisit APBN.

  • 8

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka

    identifikasi masalah yang dapat diambil adalah :

    1. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Defisit APBN?

    2. Bagaimana pengaruh Kurs terhadap Defisit APBN?

    3. Bagaimana pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Defisit APBN?

    4. Adakah pengaruh secara simultan antara variabel Produk Domestik

    Bruto, Kurs dan Harga Minyak Dunia terhadap Defisit APBN?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Defisit

    APBN di Indonesia periode tahun 1988 sampai tahun 2018.

    2. Untuk mengetahui pengaruh Kurs terhadap Defisit APBN di Indonesia

    periode tahun 1988 sampai tahun 2018.

    3. Untuk mengetahui pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Defisit

    APBN di Indonesia periode tahun 1988 sampai tahun 2018.

    4. Untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Bruto, Kurs dan Harga

    Minyak Dunia terhadap Defisit APBN di Indonesia periode tahun 1988

    sampai tahun 2018.

  • 9

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini adalah :

    1. Bagi akademik, diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan

    pada penelitian sejenis (satu tema) di masa yang akan datang.

    2. Bagi Pemerintah dan Instansi terkait, diharapkkan hasil peneilitian ini

    dapat dimanfaatkan oleh pemerintah saat mengambil kebijakan dalam

    hal defisit APBN

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Defisit APBN

    Defisit Anggaran adalah kebijakan pemerintah untuk

    membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan Negara untuk

    memberi perubahan pada perekonomian. Kebijakan defisit ini baik

    ketika ingin mengalami pembangunan dalam negeri. (Bird, 2000).

    Menurut Suparmoko (1986) Anggaran adalah suatu daftar

    atau pernyataan yang terperinci tentang penerimaan dan

    pengeluaran Negara yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu.

    Jadi suatu anggaran harus memiliki kejelasan anggaran dalam

    penerimaan dan pengeluarannya agar sistem dalam anggaran itu

    lebih baik dan lebih terkontrol.

    Pemerintah di setiap Negara akan merencanakan anggaran

    yang akan dipakai selama 1 tahun, di Indonesia rancangan

    Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) disusun pemerintah

    setiap tahun dan dapat dimanfaatkan untuk menentukan kebijakan

    anggaran (fiskal) yang disesuaikan dengan kondisi perekonomian

    yang sedang terjadi, hal tersebut akan mempercepat sistem

    pemulihan ekonomi yang terlihat dari perannya dalam permintaan

    agregat. Saat melaksanakan pengeluaran dan pembiayaan,

  • 11

    pemerintah dalam pelaksaan kegiatannya dapat melalui kebijakan

    anggaran defisit.

    Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya defisit APBN, yaitu :

    a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, agar pembangunan

    dapat lebih dipercepat maka diperlukan investasi besar

    dengan dana yang besar pula, hal ini menjadikan

    pemerintah memiliki tanggung jawab yang besar dalam

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti, program

    untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi seperti

    pembangunan infrastruktur, pertahanan dan keamanan,

    proyek pengadilan dan lembaga permasyarakatan,

    pendidikan dan kesehatan, transmigrasi dan pembangunan

    daerah serta penanganan kemiskinan.

    b. Daya beli masyarakat yang rendah, Negara berkembang

    seperti Indonesia mempunyai pendapatan perkapita yang

    masih rendah, sehingga mempengaruhi terhadap daya beli

    masyarakat yang rendah juga. Akan tetapi, barang dan jasa

    yang ditawarkan memiliki harga yang cukup tinggi karena

    sebagian produksinya di impor, menyebabkan masyarakat

    berpendapatan rendah menjadi tidak mampu untuk

    membelinya. Barang dan jasa tersebut diantaranya adalah

    listrik, sarana transportasi dan BBM.

  • 12

    c. Melemahnya Exchange Rate, Indonesia melakukan

    pinjaman luar negeri sejak tahun 1969, karena itu Indonesia

    mengalami masalah setiap ada gejolak terhadap nilai tukar

    di tiap tahunnya, dikarenakan nilai pinjaman tersebut

    dihitung dengan valuta asing, sedangkan pembayaran

    cicilan pokok dan bunga pinjaman dihitung dengan rupiah.

    Jika sedang terjadi depresiasi mata uang rupiah, maka uang

    yang harus dibayarkan juga akan semakin banyak.

    d. Realisasi menyimpang dari rencana, dalam penyusunan

    APBN, pemerintah juga membuat rencana sumber

    penerimaan Negara. Jika realisasi penerimaan tersebut tidak

    dapat mencapai dari target yang direncanakan, akibatnya

    beberapa kegiatan, program, dan proyek harus dipotong

    biayanya. Pemotongan biaya tersebut cukup sulit dilakukan

    karena untuk mencapai pembangunan yang maksimal. Jika

    hal tersebut terjadi, pemerintah perlu menutup kekurangan

    agar pembangunan dapat direalisasikan sesuai yang telah

    disusun dalam APBN tiap tahunnya.

    Untuk mengatasi masalah defisit anggaran pemerintah

    dapat melakukannya dari 2 sisi yaitu sisi penerimaan dan sisi

    pengeluaran. Pada sisi penerimaan pemerintah dapat meminjam

    dari bank dalam negeri, menerbitkan obligasi, meminjam dari luar

    negeri, meningkatkan penerimaan pajak. Sedangkan dari sisi

  • 13

    pengeluaran, pemerintah dapat mengurangi pengeluaran subsidi,

    penghematan pada setiap pengeluaran rutin, menyeleksi sebagian

    pengeluaran berdasarkan prioritas, mengurangi biaya untuk

    program tidak produktif dan efisien.

    2. Produk Domestik Bruto

    Menurut Sukirno (2004:17), PDB adalah nilai barang dan

    juga jasa di dalam sebuah negara yang telah diproduksi dalam

    kurun waktu 1 tahun oleh faktor-faktor produksi dalam kurun

    waktu 1 tahun oleh faktor-faktor produksi. Baik oleh produksi yang

    dimiliki oleh negara tersebut maupun negara asing, selama berada

    pada wilayah negara yang sama.

    Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu

    indikator penting untuk mengetahui perkembangan perekonomian

    di suatu Negara dalam satu periode tertentu, PDB pada dasarnya

    merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit

    usaha disuatu Negara tertentu dalam periode tertentu. Jumlah nilai

    barang dan jasa akhir yang disediakan dari produksi harus sama

    dengan nilai barang yang digunakan. Perhitungan Produk

    Domestik Bruto secara konseptual menggunakan tiga macam

    pendekatan, yaitu :

    a. Pendekatan Produksi, Produk Domestik Bruto adalah

    jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan

  • 14

    oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu Negara dalam

    jangka waktu tertentu di 17 lapangan usaha, yaitu (1)

    pertanian, kehutanan dan perikanan, (2) pertambangan dan

    penggalian, (3) industry pengolahan, (4) pengadaan listrik,

    (5) pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur

    ulang, (6) konstruksi, (7) perdagangan besar dan eceran,

    reparasi mobil dan sepeda motor, (8) transportasi dan

    pergudangan, (9) penyediaan akomodasi dari makan

    minum, (10) informasi dan komunikasi, (11) jasa keuangan

    dan asuransi, (12) real estate, (13) jasa perusahaan, (14)

    administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial

    wajib, (15) jasa pendidikan, (16) jasa kesehatan dan

    kegiatan lainnya dan (17) jasa lainnya

    b. Pendekatan Pengeluaran (1) Pengeluaran Konsumsi Rumah

    Tangga, (2) Pengeluaran Konsumsi LNPRT, (3)

    Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, (4) Pembentukan

    modal tetap domestic bruto, (5) Perubahan inventori, (6)

    Ekspor Barang dan Jasa, (7) Impor barang dan jasa. Dan

    perhitungan output pada perekonomian dengan pendeketan

    pengeluaran dijelaskan oleh persamaan berikut :

    Y= C + I + G + (X-M)

    Dimana :

    Y = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

  • 15

    C = Konsumsi

    I = Investasi

    G = Pengeluaran Pemerintah

    NX = Net Ekspor (Ekspor dikurangi Impor)

    c. Pendekatan Pendapatan, Produk Domestik Bruto

    merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-

    faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi

    disuatu Negara dalam jangka waktu tertentu (biasa

    digunakan dalam satu tahun). Balas jasa yang dimaksud

    adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan

    keuntungan. Semuanya sebelum dipotong pajak

    penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini,

    PDB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung

    neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).

    3. Kurs

    Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs adalah sebuah

    perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap

    pembayaran saat kini atau di kemudian hari antara dua mata uang

    masing-masing Negara atau wilayah. Nilai kurs dapat dibedakan

    menjadi dua, yaitu kurs riil dan kurs nominal. Nilai kurs nominal

    adalah nilai mata uang dalam bentuk nominal dari mata uang dua

  • 16

    Negara. Sedangkan kurs riil adalah nilai mata uang dua Negara

    yang dihitung berdasarkan harga barang di masing-masing Negara

    atau nilai kurs nominal dikali dengan harga dalam negeri dibagi

    dengan harga barang negeri. (Nopirin, 1996).

    Menurut Sadono Sukirno (2011:397) nilai tukar adalah:

    “Nilai tukar mata uang (exchange rate) atau sering disebut kurs

    merupakan harga mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs

    merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian

    terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca

    transaksi berjalan maupun variabel variabel makro ekonomi yang

    lainnya”.

    Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh pemerintah ada

    beberapa jenis, yaitu:

    a. Pegged exchange rate system

    Sistem nilai tukar dimana nilai tukar mata uang

    domestik dipatok secara tetap terhadap mata uang asing.

    b. Freely floating exchange rate system

    Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh tekanan

    pasar tanpa intervensi dari pemerintah.

    c. Fixed exchange rate system

    Sitem nilai tukar yang ditahan secara tahap oleh

    pemerintah atau berfluktuasi di dalam batas yang sangat

  • 17

    sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu besar, maka

    pemerintah akan menginterviensi untuk memeliharanya

    dalam batas-batas yang dikehendaki.

    d. Managed floating exchange rate system

    Sistem nilai tukar yang terletak diantara fixed

    system dan freely floating, tetapi mempunyai kesamaan

    dengan fixed exchange system, yaitu pemerintah bisa

    melakukan intervensi untuk menjaga supaya nilai mata

    uang tidak berubah terlalu banyak dan tetap dalam arah

    tertentu. Sedangkan bedanya dengan free floating, managed

    float masih lebih fleksibel terhadap suatu mata uang.

    Dalam penentuan nilai tukar, menurut Sukirno,2003:402,

    disebabkan oleh banyak faktor, yaitu:

    1. Perubahan dalam cita rasa masyarakat.

    2. Perubahan harga barang ekspor dan impor.

    3. kenaikan harga umum (inflasi).

    4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian

    investasi.

    5. Pertumbuhan ekonomi.

    4. Harga Minyak Dunia

    Minyak dan turunannya adalah salah satu sumber energy

    terpenting di dunia modern kita, dimana pangsa minyaknya adalah

    36,8% dari konsumsi energi global. ( Khairuddin, 2008)

  • 18

    Harga Minyak Mentah Dunia (Crude Oil Price) diukur dari

    harga spot pasar minyak dunia, pada umumnya yang digunakan

    menjadi standar adalah West Texas Intermediate dan Brent.

    Minyak dunia yang diperdagangkan di West Texas Intermediate

    (WTI) merupakan minyak mentah yang berkualitas tinggi. Jenis

    minyak tersebut sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar, ini

    menyebabkan harga minyak tersebut dijadikan patokan bagi

    perdagangan minyak dunia.

    Harga minyak mentah dunia diukur dari harga spot pasar

    minyak dunia. Saat ini patokan harga minyak mentah yang umum

    digunakan adalah West Texas Intermediate (WTI) atau light-sweet.

    Minyak mentah yang diperdagangkan di West Texas Intermediate

    (WTI) adalah minyak mentah yang berkualitas tinggi. Hal ini

    dikarenakan minyak mentah tersebut memiliki kadar belerang yang

    rendah dan sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar, sehingga

    harga minyak ini dijadikan patokan bagi perdagangan minyak di

    dunia.

    5. Pengaruh Produk Domestik Bruto dengan Defisit APBN

    Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap

    defisit APBN dimana menurut Peacock dan Wiseman, bila produk

    domestik meningkat maka akan berdampak kepada peningkatan

    kegiatan ekonomi utamanya sektor riil dan dunia usaha pada

    umumnya. Peningkatan kegiatan ekonomi akan mempawa

  • 19

    pengaruh peningkatan penerimaan pemerintah melalui perpajakan,

    karena bergairahnya perekonomian sehingga aktivitas dunia usaha

    meningkat dan pada akhirnya keuntungan perusahaan meningkat

    pula. Peningkatan aktivitas dan keuntungan perusahaan ini

    tentunya akan meningkatkan perpajakan baik dari pajak

    penghasilan, pajak pertambahan nilai maupun cukai. Penerimaan

    perpajakan merupakan pos utama dalam penerimaan dalam negeri.

    Dengan peningkatan penerimaan perpajakan, akan mengakibatkan

    defisit APBN dapat menurun. (Basri, 2005).

    6. Pengaruh Kurs dengan Defisit APBN

    Dampak yang diberikan kurs terhadap defisit APBN saat

    terjadi pelemahan rupiah akan menambah penerimaan negara

    maupun belanja pemerintah. Dengan nilai tukar yang melemah,

    pemerintah bisa mengkonversi penerimaan dalam bentuk dolar AS

    dengan nilai rupiah yang lebih besar, ini sangat penting bagi

    penerimaan dikarenakan APBN dihitung dalam denominasi rupiah.

    Namun disisi lain depresiasi nilai tukar juga memberikan pengaruh

    negatif kepada pelaksanaan APBN, ketika rupiah mengalami

    depresiasi, maka belanja bunga utang akan meningkat terutama

    utang dari luar negeri hal ini sangat mempengaruhi belanja negara

    dalam APBN.

  • 20

    7. Pengaruh Harga Minyak Dunia dengan Defisit APBN

    Seiring dengan naiknya harga minyak dunia pemerintah

    harus menyuntik anggaran yang tidak sedikit untuk menutupi

    kekurangan BBM dan kuota subsidi akan terus terkuras, atau

    melampaui ekspektasi penghematan pemerintah, maka APBN akan

    mengalami defisit. Dan hal ini secara serta-merta akan memicu

    gonjangan ekonomi turunan di berbagai sektor yang berhubungan

    dengan BBM. Harga minyak yang terus meningkat akan semakin

    menambah besarnya defisit APBN. (Djunaedi, 2008).

    Perkembangan harga minyak mentah Indonesia di pasar

    internasional atau Indonesian Crude Oil Price adalah salah satu

    faktor yang berpengaruh cukup besar terhadap perubahan APBN

    baik dari sisi pendapatan Negara maupun belanja Negara. Pada sisi

    pendapatan Negara, perubahan harga minyak mempengaruhi

    besaran subsidi BBM dan subsidi listrik serta dana bagi hasil.

    Subsidi BBM sangat terpengaruh oleh perubahan harga minyak

    mentah Indonesia karena sebagian besar biaya produksi BBM dari

    operator subsidi BBM merupakan biaya untuk pengadaan minyak

    mentah.

    Selain subsidi BBM, perubahan harga minyak mentah juga

    akan mempengarushi perubahan beban subsidi listrik. Hak ini

    dikarenakan sebagian pembangkit listrik milik PLN masih

    menggunakan BBM dimana harga beli BBM oleh PT PLN

  • 21

    merupakan harga BBM non subsidi. Karena itu, setiap perubahan

    harga minyak mentah sangat sensitif terhadap perubahan Biaya

    Pokok Produksi listrik, apabila tarif dasar listrik ditetapkan tidak

    berubah maka beban subsidi listrik yang merupakan selisih tarif

    dasar listrik dan biaya pokok produksi akan mengalami perubahan

    searah dengan perubahan harga minyak mentah. Dengan demikian,

    dampak lonjakan harga minyak terhadap APBN sebenarnya bisa

    diminimalkan apabila mampu meningkatkan produksi minyak

    mentah. Pemerintah harus tetap konsisten menjaga kebijakan

    minyak dan gas sesuai target yang ditetapkan agar beban APBN

    untuk mengimpor BBM tidak terlalu besar. Apabila produksi

    tersebut tidak tercapai saat harga minyak dunia yang tinggi maka

    dikhawatirkan APBN tidak cukup kuat untuk menanggung beban

    subsidi.

  • 22

    B. PENELITIAN TERDAHULU

    Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

    No. Nama

    Peneliti

    Judul Variabel Metode

    Penelitian

    Hasil

    1. Qwader

    Amjad

    Impact of Oil

    Price

    Changes on

    Certain

    Budget

    Variables,

    Government

    and Tax

    Revenues,

    External

    Grants, and

    Government

    Expenditures

    in Jordan

    Oil price,

    Government

    revenues, Tax

    revenues,

    External grants,

    Government

    expenditure,

    Government

    budget

    Time

    Series,

    Ordinary

    least

    squares

    Hasil analisis

    menunjukkan

    secara bersama-

    sama adanya

    pengaruh positif

    signifikan untuk

    harga minyak,

    pendapatan

    pemerintah,

    pendapatan pajak,

    hibah eksternal,

    pengeluaran

    pemerintah.

    Sedangkan harga

    minyak pada defisit

    anggaran memiliki

    korelasi negatif

  • 23

    yang signifikan.

    Penelitian ini

    mengusulkan

    bahwa pemerintah

    Yordania secara

    langsung

    menginvestasikan

    pendapatan pajak

    minyaknya di

    sektor ekonomi,

    seperti pertanian

    dan manufaktur,

    untuk memperluas

    sumber pendapatan,

    serta memanfaatkan

    pendapatan tersebut

    untuk membangun

    proyek energy

    alternatif, baik dari

    matahari, angin

    atau keduanya.

    Selain itu, proyek

    semacam itu cocok

  • 24

    untuk kondisi

    lingkungan

    Yordania.

    2. A.

    Sunday

    Okoro

    Deficit

    Financing

    and Trade

    Balance in

    Nigeria

    Trade Deficit,

    Deficit

    Financing,

    Nigeria

    Granger-

    Casuality

    dan Vector

    Auto

    Regressio

    n (VAR)

    Hasil dinamis

    jangka pendek

    menunjukkan

    adanya hubungan

    positif antara

    pembiayaan defisit

    dan kurs (surplus).

    Sementara hasil

    jangka panjang

    berpendapat bahwa

    terjadi peningkatan

    pembiayaan defisit

    mengurangi kurs di

    Nigeria.

  • 25

    Peningkatan

    pengeluaran

    pemerintah

    berdampak buruk

    pada kurs, terlepas

    dari apakah itu

    dibiayai oleh

    pinjaman eksternal.

    Defisit secara

    empiris pembiayaan

    secara langsung dan

    tidak lansung

    mempengaruhi kurs

    Nigeria.

    3. S Ratnah Faktor-

    Faktor Yang

    Berpengaruh

    Terhadap

    Defisit

    APBN

    Indonesia

    APBN,

    Pertumbuhan

    Ekonomi, Nilai

    Tukar Riil,

    Harga Minyak

    Dunia, Kurs,

    dan Suku Bunga

    Riil

    Metode

    regresi

    2SLS

    Variabel Nilai tukar

    riil memiliki

    hubungan negative

    dan berpengaruh

    signifikan terhadap

    defisit APBN,

    Harga minyak

    dunia memiliki

  • 26

    hubungan negative

    dan berpengaruh

    signifikan terhadap

    defisit APBN,

    variabel suku bunga

    riil melalui

    pertumbuhan

    ekonomi

    menunjukkan tidak

    adanya hubungan

    yang signifikan

    antara suku bunga

    riil terhadap defisit

    APBN, Variabel

    Pertumbuhan

    Ekonomi

    mempunyai

    hubungan negative

    dan signifikan

    terhadap defisit

    APBN

    4. Trang et The Impact Oil Price, VAR Pengaruh Variabel

  • 27

    al. of Oil Price

    on the

    Growth,

    Inflation,

    Unemploym

    ent and

    Budget

    Deficit of

    Vietnam

    Vietnam,

    Impluse

    Response,

    Variance

    Decomposition

    Oil Price di Negara

    Vietnam

    mempunyai

    pengaruh positif

    terhadap Defisit

    APBN

    5. Haerani

    Wiwin

    Analisis

    Faktor-

    Faktor Yang

    Mempengaru

    hi Defisit

    APBN di

    Indonesia

    Periode

    Tahun 2001-

    2010

    Nilai Tukar Riil,

    Harga Minyak

    Dunia, Tingkat

    Kurs, dan Suku

    Bunga Riil,

    Defisit APBN

    Regresi

    2SLS

    Menunjukkan

    bahwa secara

    langsung maupun

    tidak langsung,

    melalui

    pertumbuhan

    ekonomi, nilai tukar

    riil, harga minyak

    dunia, dan tingkat

    kurs berpengaruh

    signifikan terhadap

    defisit APBN,

    sedangkan suku

  • 28

    bunga riil, baik

    secara langsung

    maupun tidak

    langsung melalui

    pertumbuhan

    ekonomi,

    menunjukkan

    pengaruh yang

    tidak signifikan

    terhadap defisit

    APBN. Dan

    pertumbuhan

    ekonomi

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    defisit APBN

    6. Afandi Analisis

    faktor-faktor

    yang

    mempengaru

    hi Defisit

    Anggaran di

    Defisit

    Anggaran, PDB

    (Produk

    Domestik

    Bruto), Impor,

    Ekspor, Nilai

    ECM

    (Error

    Correlatio

    ns Model)

    Menunjukkan

    bahwa PDB tidak

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    defisit anggaran,

    Impor Berpengaruh

  • 29

    Indonesia Tukar (kurs),

    Pertumbuhan

    Ekonomi

    negatif dan

    signifikan dalam

    jangka panjang,

    ekspor berpengaruh

    positif dan tidak

    signifikan terhadap

    Defisit Anggaran,

    nilai tukar (kurs)

    berpengaruh positif

    dan signifikan

    terhadap Defisit

    Anggaran

    7. Fatturoy

    han, Afif

    Pembiayaan

    Defisit

    APBN

    Menurut

    Umer

    Chapra

    APBN, Defisit

    APBN,

    Pembiayaan

    Defisit

    Kualitatif Pembiayaan defisit

    APBN Umer

    Chapra melalui 3

    unsur, yaitu :

    penerimaan yang

    mana berasal dari

    pajak yang adil

    dengan ketentuan

    yang sesuai dengan

    Maqoshid Syari’ah,

  • 30

    pengeluaran yang

    mana dengan

    kesejahteraan

    umum sebagai

    prioritas utama dan

    pembiayaan itu

    sendiri dengan

    pembiayaan

    berbasis suku untuk

    menghindari utang

    yang mengandung

    riba.

    8. Isnaini

    Harahap

    Analisis

    Kausalitas

    Variabel

    Makro

    Ekonomi

    Terhadap

    Anggaran

    Pendapatan

    dan Belanja

    Negara di

    Anggaran

    Pendapatan dan

    Belanja Negara,

    Kebijakan

    Fiskal, Harga

    Minyak Dunia,

    Kurs Rupiah,

    Suku Bunga BI,

    Kurs

    Johansen’s

    Cointegrat

    ion Test

    VECM,

    Impulse

    response

    function,

    Variance

    Decompos

    ition

    Perubahan APBN

    direspon secara

    positif oleh harga

    minyak dunia mulai

    dari period eke-1

    sampai dengan

    akhir periode.

    Sementara harga

    minyak dunia

    direspon positif

  • 31

    Indonesia

    Periode

    1990-2015

    oleh APBN pada

    periode awal

    sampai dengan

    mencapai

    puncaknya pada

    periode ke-3, lalu

    direspon negatif

    pada periode ke-4-

    5, dan direspon

    positif kembali

    mulai periode ke-6

    dan seterusnya.

    9. Alpon

    Satrianto

    Analisis

    Determinan

    Defisit

    Anggaran

    dan Utang

    Luar Negeri

    di Indonesia

    Budget Deficit,

    Foreign Debt

    Two Stage

    Square

    Method

    Hasil penelitian dan

    pembahasan utang

    luar negeri,

    pertumbuhan

    ekonomi, kurs,

    harga minyak

    dunia, kurs dan

    suku bunga

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    defisit anggaran di

  • 32

    Indonesia. Artinya

    apabila terjadi

    penurunan terhadap

    utang luar negeim

    penurunan pada

    pertumbuhan

    ekonomi, apresiasi

    kurs, peningkatan

    harga minyak

    dunia, penurunan

    kurs, dan

    peningkatan susku

    bunga maka akan

    berdampak

    terhadap

    peningkatan defisit

    anggaran. Begitu

    sebaliknya.

    10. Khairun

    nisa A,

    Talbani

    Farlian

    Analisis

    Pengaruh

    Variabel

    Makro dan

    Defisit

    Budget Deficit,

    Exchange Rate,

    GDP, M1

    Ordinary

    Least

    Square

    Variabel

    makroekonomi M1

    (money supply)

    menunjukkan

    pengaruh positif

  • 33

    Anggaran di

    Indonesia

    dan signifikan

    terhadap defisit

    anggaran. Variabel

    nilai tukar

    berpengaruh positif

    terhadap defisit

    anggaran. Defisit

    Anggaran sebesar

    62,22%

    dipengaruhi oleh

    PDB, M1, dan nilai

    tukar, sedangkan

    sisanya dipengaruhi

    oleh faktor-faktor

    lain di luar

    penelitian ini.

  • 34

    C. KERANGKA BERPIKIR

    Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

    PDB

    KURS

    HARGA MINYAK

    DUNIA

    DEFISIT APBN

  • 35

    D. Hipotesis

    Menurut Gujarati (Gujarati, 2004), hipotesis adalah hasil praduga

    sementara dan masih harus dibuktikan kebenarannya dengan alat uji

    analisis. Hipotesis disusun berdasarkan kebenarannya dan juga sesuai

    dengan kerangka pemikiran serta penelitian terdahulu. Berikut

    Hipotesis dalam penelitian ini (dengan taraf signifikansi 0,05)

    a. β1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel produk

    domestik bruto secara parsial terhadap defisit APBN.

    b. β2 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kurs secara

    parsial terhadap defisit APBN.

    c. β3 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga minyak

    dunia secara parsial terhadap defisit APBN.

    d. Jika nilai F-hitung > nilai F-tabel maka hipotesis diterima, artinya

    variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap variabel terikat.

  • 36

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini menganalisa apakah faktor-faktor yang diteliti dapat

    mempengaruhi defisit APBN. Variabel-variabel yang digunakan dalam

    penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Dimana

    variabel dependen dalam penelitian ini defisit APBN (Y), sedangkan variabel

    independen dalam penelitian ini terdiri dari Produk Domestik Bruto(X1),

    Kurs (X2) dan Harga Minyak Dunia(X3).

    Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahun

    1988 sampai pada tahun 2018 dengan menggunakan metode data time series.

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan. Metode

    analisis yang akan peneliti gunakan adalah model analisis regresi linear

    berganda. Adapun data yang diperlukan adalah data Defisit APBN tahunan

    dalam kurun waktu 1988-2018, Produk Domestik Bruto tahunan dalam kurun

    waktu 1988-2018, Kurs tahunan dalam kurun waktu 1988-2018 dan Harga

    Minyak Dunia tahunan dalam kurun waktu 1988-2018.

    B. Jenis Penelitian

    Metodologi penelitian merupakan acuan untuk menjawab pertanyaan

    penelitian dalam suatu penelitian. Metodologi penelitian mempunyai makna

    cara mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti untuk kepentingan

  • 37

    penelitian, baik dalam mengumpulkan data maupun sebagai petunjuk

    bagaimana penelitian ini akan dilakukan. Maka dari itu, jenis pada penelitian

    ini adalah bersifat kuantitatif, dimana kuantitatif digunakan karena peristiwa

    produk domestik bruto, kurs dan harga minyak dunia dijelaskan dengan

    angka-angka yang nantinya akan diolah menggunakan aplikasi pengolah data

    eviews

    C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel

    Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah negara Indonesia,

    karena peneliti ingin melihat efektifitas dari produk domestik bruto, kurs dan

    harga minyak dunia dalam membiayai defisit APBN. Metode pengambilan

    sample yaitu menggunakan metode Purposive Sampling, yang mengambil

    subjek penelitian bukan secara random, daerah, ataupun strata/tingkatan,

    namun berdasarkan tujuan dan maksud tertentu (Arikunto,2010).

    D. Metode Pengambilan Data

    Menurut Siregar (Siregar S. , 2013), data adalah sebuah informasi

    berupa numerik yang menjelaskan suatu keadaan/fakta, yang dapat diolah

    secara kuantitatif maupun kualitatif. Pengumpulan data dilakukan untuk

    mencapai sebuah hasil yang diinginkan dalam sebuah penelitian, berikut

    jenis-jenis data dan cara mengumpulkannya.

  • 38

    1. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

    subjek penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau

    informasi langsung dengan menggunakan instrument-instrumen

    yang telah ditetapkan. Data primer dikumpulkan oleh peneliti

    untuk menjawab penrtanyaan-pertanyaan penelitian. Pengumpulan

    data primer merupakan bagian internal dari proses penelitian dan

    yang seringkali diperlukan untuk tujuan pengambilan keputusan.

    Data primer dianggap lebih akurat, karena data ini disajikan secara

    terperinci. (Purhantara, 2010:79)

    2. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam

    berbagai bentuk. Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai

    data statistic atau data yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga

    siap digunakan dalam statistik, biasanya tersedia pada kantor-

    kantor pemerintahan, biro jasa data, perusahaan swasta atau badan

    lain yang berhubungan dengan penggunaan data.(Moehar,

    2002:13)

    Dikarenakan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini tidak

    diperoleh langsung dari sumbernya, maka peneliti menggunakan jenis data

    sekunder. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik

    dokumentasi laporan-laporan pemerintah dan juga teknik studi pustaka yang

  • 39

    melihat data dari literatur-literatur terdahulu atau penelitian terdahulu.

    Dikarenakan data yang peneliti gunakan adalah jenis data sekunder, maka

    peneliti mengambil data tersebut dari Kementerian Keuangan, World Bank,

    Badan Pusat Statistik dan OPEC yang diambil dari kurun waktu 1998-2018.

    E. Metode Analisis Data

    Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

    data kuantitatif, dikarenakan data yang peneliti gunakan merupakan data yang

    menjelaskan suatu peristiwa yang digambarkan dengan angka-angka, yang

    nantinya akan lebih objektif sesuai dengan penjelasan dari angka-angka

    tersebut. Kemudian hasil yang peneliti temukan disesuaikan dengan landasan

    teori yang ada, sehingga hasil kesimpulannya menjadi lebih objektif dan tidak

    subjektif dari pemikiran pribadi penulis. Penelitian pengaruh produk

    domestik bruto, kurs dan harga minyak dunia terhadap defisit APBN

    menggunakan metode regresi model data time series, dikarenakan data yang

    peneliti ambil adalah data tahunan Indonesia di setiap variabel pada sebuah

    rentetan waktu atau periode tertentu.

    Data time series merupakan data peramalan runtut waktu

    mengimplikasikan bahwa nilai masa mendatang diprediksikan hanya dari

    nilai masa lalu dan variabel lainnya, tidak perduli seberapa besar nilainya

    secara potensial, akan diabaikan. Ada beberapa metode peramalan pada time

    series, yaitu :

  • 40

    1. Pendekatan Awan (Naïve approach)

    Peramalan ini mengasumsikan bahwa permintaan pada periode

    selanjutnya sama untuk permintaan pada periode yang terkini.

    2. Metode Pergerakan Rata-rata (Moving Average)

    Peramalan pergerakan rata-rata menggunakan sejumlah data aktual

    historis untuk menghasilkan peramalan. Pergerakan rata-rata bermanfaat

    jika kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan kokoh

    secara wajar selama bertahun-tahun.

    Model rata-rata bergerak akan efektif diterapkan apabila kita dapat

    mengasumsikan bahwa permintaan pasar terhadap produk akan tetap

    stabil sepanjang tahun. Rata-rata bergerak diperoleh melalui penjumlahan

    dan pencarian nilai rata-rata dari sejumlah periode tertentu, dan dapat

    diformulasikan sebagai berikut :

    MAn periode = ∑ permintaan dalam periode n sebelumnya

    n

    Keterangan :

    n = jumlah periode dalam rata-rata bergerak.

    3. Metode Penghalusan Eksponensi (Exponential Smoothing)

  • 41

    Metode ini merupakan metode peramalan pergerakan rata-rata

    bobot lainnya, atau suatu tipe teknik peramalan rata-rata bergerak yang

    melakukan penimbangan terhadap data masa lalu dengan cara

    eksponensial sehingga data paling akhir mempunyai bobot atau

    timbangan lebih besar dalam rata-rata bergerak. Metode eksponensial

    memudahkan kita untuk menetapkan bobot yang berbeda untuk

    permintaan-permintaan diperiode sebelumnya. Metode ini dapat

    menyertakan metode kecenderungan dan musiman dari permintaan dalam

    satu ramalan. Secara sistematis formula penghalusan eksponensial

    (exponential smoothing) dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Ft = Ft-1 + α (At-1 - Ft-1)

    Keterangan :

    Ft = ramalan baru

    Ft-1 = ramalan sebenarnya

    At-1 = permintaan actual periode sebelumnya

    α = penghalusan (atau bobot), konstan (0≤ = α ≤ = 1)

    Dimana α adalah bobot, atau penghalusan konstan (smoothing

    constant), dipilih oleh peramal, yang memiliki nilai lebih tinggi daripada

    atau setara dengan 0 dan kurang dari atau setara dengan satu. Estimasi

    permintaan yang terakhir adalah setara dengan peramalan sebelumnya

  • 42

    yang disesuaikan dengan pecahan perbedaan di antara penujualan actual

    periode seblumnya dengan peramalan periode sebelumnya.

    4. Kuadrat Terkecil (Trend Projection)

    Pada metode ini dengan cara mencocokkan garis trend ke

    rangkaian titik data histori kemudian memproyeksikan garis itu kedalam

    ramalan jangka menengah hingga jangka panjang. apabila kita

    memutuskan untuk mengembangkan garis trend linier dengan metode

    statistic, maka dapat digunakan metode kuadrat terkecil (least square

    method).

    Pendekatan ini menghasilkan garis lurus yang meminimalkan

    jumlah kuadrat perbedaan vertical dari garis pada setiap observasi actual.

    persamaan matematisnya yaitu :

    ŷ = a + bx

    Keterangan :

    ŷ = nilai variabel yang dihitung untuk diprediksi (variabel

    tidak bebas)

    a = perpotongan sumbu x

    b = kelandaian garis regresi

    x = variabel bebas

  • 43

    Dalam melakukan peramalan error merupakan hal yang perlu

    diperhatikan dan hal ini tidak dapat dipisahkan dalam metode peramalan.

    untuk mendapatkan hasil yang mendekati data asli, maka seorang peneliti

    berusaha membuat error-nya sekecil mungkin sehingga bisa

    memperkirakan bahwa hasil ramalan dan data observasi diyakini tidak

    memiliki perbedaan yang mencolok. Makin kecil kesalahan peramalan

    maka makin tinggi tingkat ketelitian peramalan, demikian sebaliknya.

    Kesalahan ramalan (error) adalah selisih antara nilai yang terjadi dengan

    nilai yang diprediksikan untuk periode waktu tertentu.

    Sehingga, 𝑒𝑡 = 𝐴𝑡 - 𝐹𝑡

    Dimana: 𝑒𝑡 = Kesalahan (error)

    𝐴𝑡 = Aktual

    𝐹𝑡 = Ramalan

    Disaat ramalan terlalu rendah yang terjadi adalah kesalahan positif,

    sebaliknya jika ramalan terlalu tinggi maka terjadi kesalahan negatif.

    Dengan adanya data time series, maka pola gerakan data dapat

    diketahui. Dengan demikian, data time series dapat dijadikan sebagai

    dasar untuk :

  • 44

    a. Pembuatan keputusan pada saat ini.

    b. Peramalan keadaan perdagangan dan ekonomi pada masa yang

    akan datang.

    c. Perencanaan kegiatan untuk masa depan.

    Analisa data time series merupakan analisa yang menerangkan dan

    mengukur berbagai perubahan atau perkembangan data selama satu

    periode (Hasan, 2002: 184). Untuk meramalkan nilai pada masa yang

    akan datang analisis time series dilakukan dengan menggunakan data

    masa lalu. Ada beberapa pola data pada time series, yaitu :

    1. Horizontal

    Tipe data horizontal disaat data obervasi berubah-ubah di sekitar

    tingkatan atau rata-rata yang konstan.

    2. Musiman (seasonal)

    Tipe data seasonal disaat observasi dipengaruhi oleh musiman,

    yang ditandai dengan adanya pola perubahan yang berulang

    secara otomatis dari tahun ke tahun.

    3. Trend

    Tipe data pada trend observasi naik atau menurun pada

    perluasan periode suatu waktu. Sebagai contoh adalah data

    populasi.

  • 45

    4. Cylical

    Tipe data cylical ditandai dengan adanya fluktuasi

    bergelombang data yang terjadi di sekitar garis trend. Sebagai

    contoh adalah data-data pada kegiatan ekonomi dan bisnis.

    F. Pengujian Model

    1. Metode Estimasi

    Dikarenakan sudah menentukan model asumsi yang paling benar,

    selanjutnya adalah menentukan metode estimasinya. Proses yang

    menggunakan sampel statistic, yang dipergunakan untuk menduga atau

    menaksir hubungan parameter populasi yang tidak diketahui disebut

    sebagai pendugaan atau bahasa ilmiahnya adalah estimasi. Keadaan

    parameter populasi dapat diketahui oleh penulis dikarenakan adanya

    pendugaan atau estimasi.

    Estimasi atau pendugaan merupakan suatu pernyataan mengenai

    parameter populasi yang diketahui berasaskan populasi dari sampel,

    selanjutnya sampel random yang diambil dari populasi yang digunakan.

    Menurut Hasan (Hasan I. M., 2017), ciri-ciri pendugaan yang baik dan

    benar adalah efisien, konsisten, unbiased (tidak bias). Dalam menentukan

    estimasi atau pendugaan yaitu menggunakan :

  • 46

    Ordinary Least Square (OLS)

    𝑌𝑖 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖 + 𝛽2𝑋2𝑖 + ⋯ + 𝛽𝑘𝑋𝑘𝑖 + 𝜀𝑖

    Ordinary Least Square (Kuadrat terkecil biasa) merupakan salah satu

    metode bagian dari kuadrat terkecil atau sering disebut kuadrat terkecil

    saja. Metode ini sering digunakan para peneliti atau ilmuwan untuk

    proses penghitungan suatu persamaan regresi sederhana. Dalam

    penggunaan regresi, terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat

    menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik dari model

    regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa atau dikenal

    dengan regresi OLS agar taksiran koefisien regresi itu bersifat BLUE

    (Best Linier Unbiased Estimator). Misalkan:

    Yang dapat secara ringkas ditulis dalam notasi matriks sebagai berikut:

    𝑌 = 𝑋𝛽 + 𝜀

    Dengan β adalah suatu vektor kolom k-unsur dari penaksir

    parameter kuadrat terkecil biasa dan ε adalah suatu vektor kolom n x 1

    dari n residual (Gujarati D. N., 1999). Variabel ε sangat memegang

    peran dalam model ekonometrika, akan tetapi variabel ini tidak dapat

    diteliti dan tidak juga tersedia informasi tentang bentuk distribusi

    kemungkinannya. Selain asumsi mengenai distribusi probabilitasnya,

    beberapa asumsi lainnya khususnya tentang sifat statistiknya perlu

    dibuat dalam menerapkan metode OLS (Rizki N. A., 2011).

  • 47

    2. Model regresi linier

    Model regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk

    menganalisis hubungan antar variabel dependen dan variabel

    independent dalam bentuk persamaan. Hubungan tersebut digambarkan

    dengan X sebagai variabel bebas dan Y sebagai variabel terikat.

    a. Model regresi linier sederhana

    Dalam regresi linier sederhana menggunakan (X) satu variabel

    bebas dan (Y) satu variabel terikat untuk menggambarkan hubungan

    antar keduanya pada bentuk persamaan linier sederhana yang dapat

    digambarkan dalam bentuk sebagai berikut:

    Persamaan 1.1

    Keterangan :

    = error

    b. Model Regresi Linier Berganda

    Hampir sama dengan regresi linier sederhana namun regresi

    linier berganda mengalami perluasan menjadi dua atau tiga variabel,

    maka model regresi linier berganda dengan variabel terikat Y dan k

  • 48

    variabel bebas Xz,X2,X3,…..,Xk yang dimasukkan kedalam persamaan

    sebagai berikut:

    Persamaan 1.2

    Keterangan :

    = perpotongan

    = koefisien kemiringan parsial ke-i

    = koefisien kemiringan ke-k

    Model taksiran untuk persamaan 1.2 adalah

    Persamaan 1.3

    Keterangan :

    β0 = taksiran dari β0

    β1 = taksiran dari β1

    βk = taksiran dari βk

    ε = taksiran u

  • 49

    n = jumlah observasi

    Persamaan simultan sebagai berikut :

    Persamaan 1.4

    Persamaan-persamaan 1.3 dapat dimasukkan dalam bentuk matriks

    yaitu sebagai berikut:

    Y = X β ε

    Keterangan:

    Y adalah vector pengamatan berukuran n x 1.

    X adalah matriks variabel bebas ukuran n x k.

  • 50

    ε adalah vector random error berukuran n x 1.

    3. Normalitas

    Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan

    menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah

    data berdistribusi normal atau tidak. Data yang terdistribusi normal

    adalah model regresi yang baik. Analisis uji grafik, chi-square,

    Kolmogorov smirnov, lilliefors dan Shapiro wilk merupakan beberapa

    cara yang dapat digunakan untuk melakukan uji normalitas.

    Berikut ini penjelasan beberapa metode yang bisa digunakan untuk

    melakukan uji normalitas:

    a. Metode Grafik

    Metode grafik memperhatikan penyebaran data yang diolah

    pada sumber diagonal di grafik normal Plot of Regression

    Standardized Residual. Data akan dinyatakan berdistribusi normal

    jika sebaran titik-titik berada pada sekitar garis dan titik-titik

    mengikuti garis diagonal.

    b. Chi-Square

    Metode chi-square menggunakan pendekatan penjumlahan

    penyimpangan data observasi tiap kelas dengan nilai yang

    diharapkan. Metode ini mempunyai persyaratan dimana data harus

    tersusun berkelompok atau dikelompokkan dalam tabel distribusi

    frekuensi, kemudian jumlah data observasi yang digunakan

    berjumlah n > 30.

  • 51

    c. Metode Lilliefors

    Metode ini menggunakan data dasar yang belum diolah

    dalam tabel distribusi frekuensi dan data ditransformasikan dalam

    nilai Z untuk dapat dihitung luasan kurva normal sebagai

    probabilitas komulatif normal. Data yang digunakan pada metode

    lilliefors ini berskala interval atau ratio (kuantitatif) dan data

    tunggal atau belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi.

    d. Metode Shapiro Wilk

    Shapiro Wilk menggunakan data dasar yang belum diolah

    dalam tabel distribusi frekuensi, setelah itu data diurut dan dibagi

    dalam dua kelompok untuk dikonversi dalam Shapiro Wilk.

    Dalam metode Shapiro Wilk menggunakan data yang berskala

    interval atau ratio (kuantitatif), data dalam keadaan belum

    dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi dan data berasal

    dari sampel random.

    4. Multikolinieritas

    Menurut (Gujarati, 2003) multikolinieritas adalah terjadinya

    hubungan linier antara variabel bebas dalam suatu model regresi linier

    ganda. Hubungan linier yang sempurna (perfect) dan hubungan linier

    yang kurang sempurna (imperfect) yang terjadi pada hubungan antara

    variabel bebas.

  • 52

    Dampak adanya multikolinieritas dalam model regresi linear

    berganda menurut (Gujarati, 2003) dan (Widarjono, 2007) :

    a. Estimator Ordinary Least Square (OLS) bersifat Best Linear

    Unbiased Estimator (BLUE), tetapi mempunyai variansi dan

    kovariansi yang besar sehingga sulit mendapatkan taksiran

    (estimasi) yang tepat.

    b. Akibat estimator Ordinary Least Square (OLS) mempunyai

    variansi dan kovariansi yang besar, menyebabkan interval estimasi

    akan cenderung lebih lebar dan nilai hitung statistik uji-t akan

    kecil, sehingga membuat variabel bebas (X) secara statistik tidak

    signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas (Y).

    c. Walaupun secara individu variabel bebas tidak berpengaruh

    terhadap variabel tidak bebas melalui uji-t, tetapi nilai koefisien

    determinasi (R2) masih relatif tinggi.

    Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam model regresi

    linier berganda dapat menggunakan variance inflation factor (VIF)

    dengan ketentuan jika nilai VIF melebihi 10, maka terjadi

    multikolinieritas dalam model regresi (Gujarati, 2003).

  • 53

    5. Heteroskedastisitas

    Menurut Widarjono tahun 2007 heteroskedastisitas adalah variansi

    dari error model regresi tidak konstan atau variansi antar error yang satu

    dengan error yang lain berbeda.

    Data yang terdampak heteroskedastisitas dalam model regresi

    sehingga walaupun estimator OLS masih linier dan tidak bias, tetapi

    tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan menyebabkan

    perhitungan standard error metode OLS tidak bisa dipercaya

    kebenarannya. Selain itu interval estimasi maupun pengujian hipotesis

    yang didasarkan pada distribusi uji t maupun uji F tidak bisa lagi

    dipercaya untuk evaluasi hasil regresi.

    Disaat heteroskedastisitas seperti itu estimator OLS menghasilkan

    estimator OLS yang linear unbiased estimator (LUE) bukan

    menghasilkan estimator OLS yang BLUE.

    Menurut (Widarjono, 2007) uji yang dapat digunakan untuk melihat

    adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah uji Glejser dan uji

    White. Jika hasil uji menunjukkan hipotesis H0 gagal ditolak, maka tidak

    terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.

    6. Autokorelasi

    Menurut Widarjono tahun 2007, autokorelasi adalah terjadinya

    korelasi satu variabel error dengan variabel error yang lain. Autokorelasi

    seringkali terjadi pada data time series dan juga dapat terjadi pada data

    cross secion tetapi jarang.

  • 54

    Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

    model regresi linear terdapat hubungan antara kesalahan penggangu pada

    periode t dengan kesalah pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena

    observasi yang berurutan sepanjang waktu dan berkaitan satu dengan

    yang lainnya. Masalah ini timbul karena adanya residual (kesalahan

    pengganggu) yang tidak terbebas dari satu observasi dengan observasi

    lain.

    Dampak adanya autokorelasi hampir sama dengan dampak yang

    ditimbulkan oleh adanya heteroskedastisitas, disaat estimator OLS linier,

    tidak bias dan tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dapat

    menyebabkan perhitungan standard error pada metode OLS tidak dapat

    dipercaya kebenarannya.

    Akibat adanya autokorelasi dalam model regresi menyebabkan

    estimator OLS tidak menghasilkan estimator OLS yang BLUE dan hanya

    menghasilkan estimator OLS yang LUE (Widarjono, 2007).

    Metode penelitian yang peniliti gunakan pada penilitian ini adalah

    analisis data kuantitatif, dikarenakan data yang peneliti gunakan adalah

    data yang menjelaskan suatu peristiwa menggunakan angka-angka, yang

    hasilnya nanti akan objektif sesuai dengan penjabaran angka-angka

    tersebut. Kemudian hasil yang peneliti temukan akan peniliti cocok-kan

    dengan landasan teori, sehingga hasil kesimpulannya tidak subjektif dari

    pemikiran pribadi penulis. Penelitian pengaruh produk domestik bruto,

    kurs dan harga minyak dunia terhadap defisit APBN menggunakan

  • 55

    metode regresi model data time series, dikarenakan data yang peneliti

    ambil adalah data negara Indonesia pada tahun 1988-2018.

    G. Uji Statistik

    1. Uji t (Parsial)

    Uji t (secara parsial) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari

    masing-masing variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen

    (terikat) secara parsial atau satu per satu. Membandingkan t hitung dengan

    nilai t table adalah salah satu pengujian uji t secara parsial (Gujarati D. N.,

    2003). Suatu variabel independen dapat dikatakan mempunyai pengaruh

    terhadap variabel dependennya adalah dengan cari melihat nilai

    Probability (probabilitas) apakah lebih kecil dibandingkan dengan derajat

    kepercayaan (nilai signifikansi) yang ditentukan dan apakah nilai t hitung

    lebih tinggi dari t tabel (Kuncoro M. , 2003). Berikut adalah contoh

    hipotesis uji t yang digunakan:

    Dengan taraf signifikansi sebesar 5%, jika nilai t hitung lebih kecil

    dibandingkan dengan nilai t tabel maka H0 (hipotesi nol) diterima dan jika

    nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel, maka H0

    ditolak.

  • 56

    a. Jika nilai t-hitung > nilai t-tabel maka hipotesis diterima, artinya

    variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

    terikat.

    b. Jika nilai t-hitung < nilai t-tabel maka hipotesis ditolak, artinya

    variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    variabel terikat.

    2. Uji F (Simultan)

    Uji F (uji secara simultan) digunakan untuk mengetahui apakah

    semua variabel bebas (independen) yang penulis pakai secara bersama-

    sama ataupun simultan, mempunyai pengaruh terhadap variabel terikatnya

    (dependen) (Gujarati D. N., 2003). Suatu variabel bebas (independen)

    secara bersama-sama, ataupun secara parsial, mempengaruhi terhadap

    variabel dependennya (terikat) bila nilai probabilitas uji f lebih kecil

    dibandingkan dengan derajat kepercayaan atau tingkat signifikansi yang

    ditentukan (5%-10%) dan nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan

    nilai t tabel-nya (Kuncoro M. , 2003). Perumusan hipotesisnya yang

    digunakan adalah sebagai berikut:

    β1, β2, β3, β4 ≠ 0

    Artinya seluruh variabel independen secara bersama-sama

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Dengan

  • 57

    tingkat signifikan 5%, jika nilai F hitung < F tabel maka H0 diterima dan

    nilai F hitung > F tabel H0 ditolak..

    3. Koefisien Determinasi (R2)

    Koefisien determinasi adalah angka yang menunjukkan nilai variasi

    dari variabel dependen (terikat), yang mampu dijelaskan oleh nilai variasi

    dari variabel independennya (bebas). Nilai R2 atau koefisien determinasi

    memiliki rentang angka dari 0 sampai dengan 1. Dan jika nilainya dari

    koefisien determinasi mendekati 1 maka model yang digunakan semakin

    baik. Nilai R2 atau koefisien determinasi yang rendah menandakan

    kemampuan variabel-variabel independen (bebas) mampu menjelaskan

    variabel dependen-nya (terikat) dengan sangat terbatas, sebaliknya, jika

    nilai dari koefisien determinasi mendekati atau hampir satu maka variabel-

    variabel independen atau bebasnya mampu memberikan hampir

    keseluruhan informasi yang dibutuhkan guna memprediksi variasi

    variabel-variabel dependennya (terikat) (Kuncoro M. , 2003). Adapun

    penghitungan nilai R2 adalah sebagai berikut (Gujarati D. N., 2003):

    𝑅2 = 1 −𝐸𝑆𝑆

    𝑇𝑆𝑆=

    𝑅𝑆𝑆

    𝑇𝑆𝑆

    Dimana:

    TSS = Total Sum of Squares

    ESS = Error Sum of Squares

  • 58

    RSS = Regression Sum of Squares

    H. Model Penelitian & Operasional Variabel Penelitian

    Model penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah model regresi

    data time series dengan metode Least Square, berikut adalah model yang

    digunakan:

    𝐷𝐴 = 𝛽1 𝑃𝐷𝐵𝑡 + 𝛽2 𝐼𝑡 + 𝛽3 𝐻𝑀𝐷𝑡 + 𝑢𝑡

    Penjelasan:

    DA : Defisit APBN

    PDB : Produk Domestik Bruto

    I : Kurs

    HMD : Harga Minyak Dunia

    Menurut Sugiyono (Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 2011),

    Variabel penelitian adalah sesuatu hal berbentuk variabel yang telah

    ditetapkan oleh peneiliti dan telah dipelajari sehingga, sehingga diperoleh

    informasi tentang hal tersebut (variabel) dan kemudian ditarik serta

    disimpulan dalam bentuk model. Variabel bebas didalam penelitian ini

    menggunakan data pengeluaran pemerintah untu mengetahui pengaruhnya

    terhadap pembangunan manusia, lebih spesifiknya, variabel bebas yang

    peneliti pakai adalah pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan,

  • 59

    pendidikan dan perumahan/fasilitas umum. Sementara variabel terikatnya

    adalah indek pembangunan manusia. Untuk menjaga agar pembahasan pada

    satu variabel tidak melebar, peneliti telah membuat landasan operasional

    variabel penelitian. Operasional variabel-variabel penelitian dalam penelitian

    ini adalah sebagai berikut:

    Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas

    independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas yang digunakan

    adalah produk domestik bruto, kurs, harga minyak dunia. Kemudian variabel

    terikat yang digunakan adalah defisit APBN. Sampel yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah negara Indonesia dengan observasi data tahunan dari

    tahun 1988 sampai dengan tahun 2018.

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 3 variabel bebas

    (independen) yaitu variabel produk domestik bruto (X1), kurs (X2), harga

    minyak dunia (X3) dan 1 variabel terikat (dependen) yaitu variabel defisit

    APBN (Y), adalah sebagai berikut :

  • 60

    Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel

    No. Variabel Penjelasan Satuan

    1. Produk Domestik

    Bruto

    Data diperoleh dan diolah dari World

    Bank

    Rupiah

    2. Kurs Data Kurs ini diambil dari data kurs

    berbasis harian dari website Bank

    Indonesia per akhir tahun yang telah

    di diferrence

    Rupiah

    3. Harga Minyak

    Dunia

    Data harga minyak dunia ini adalah

    data yang diambil dari OPEC

    Rupiah

    4. Defisit APBN Data Defisit APBN ini diperoleh dari

    Kementrian Keuangan

    Rupiah

  • 61

    BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian

    Indonesia adalah negara yang bersistemkan demokrasi, dan

    menerapkan kebijakan otonomi daerah. Indonesia mempunyai luas

    wilayah sebesar 5.455.675 km2 dan 3.544.744 km2 diantaranya atau 2/3

    wilayahnya adalah lautan. Karena mempunyai wilayah yang luas,

    Indonesia berbatasan dengan banyak negara, walaupun mayoritas

    negaranya adalah anggota ASEAN. Menurut bentuknya Indonesia

    mempunyai 3 batas territorial, dimana batas teritorial ini Indonesia dan

    seluruh warganya bebas melakukan kegiatan selama tidak melanggar

    hukum yang berlaku. Sedangkan untuk negara asing, mereka perlu

    membuat laporan kepada dinas terkait jika ingin melewati, berkegiatan dan

    memasuki wilayah teritorial Indonesia.

    Wilayah teritorial Indonesia dibagi menjadi 3, yaitu (i) batas laut

    teritorial, adalah batas laut yang ditarik dari sebuah garis dasar dengan

    jarak 12 mil (19,3 km) ke luar ke arah laut lepas. Di dalam batas laut

    teritorial ini, Indonesia mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya. Negara

    lain dapat berlayar di wilayah ini atas izin pemerintah Indonesia. Luas laut

    teritorial Indonesia adalah 282.583 km2. (ii) Batas landasan kontinen

    merupakan dasar laut yang jika dilihat dari segi geologi maupun

    geomorfologinya merupakan kelanjutan dari kontinen atau benua.

  • 62

    Landasan kontinen memiliki kedalaman kurang dari 200 m. Oleh

    karena itu, wilayah laut dangkal dengan kedalaman 200 m merupakan

    bagian dari wilayah negara yang berada di kawasan laut tersebut. Batas

    landas kontinen diukur mulai dari garis dasar pantai ke arah luar dengan

    jarak paling jauh adalah 200 mil. Luas landas kontinen Indonesia adalah

    2.749.001 km2. (iii) Zona ekonomi eksklusif adalah wilayah laut sejauh

    200 mil dari pulau terluar saat air surut. Luas ZEE Indonesia adalah

    2.936.345 km2. Indonesia memiliki hak pada ZEE yaitu, melakukan

    eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan dan konservasi sumberdaya alam,

    berhak melakukan penelitian, perlindungan dan pelestarian laut,

    mengizinkan pelayaran internasional melalui wilayah ini memasang

    berbagai sarana perhubungan laut.

    Batas darat negara Indonesia yaitu Papua New Guinea yang

    berbatasan dengan Provinsi Papua, Timor Leste yang berbatasan dengan

    Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Malaysia yang berbatasan dengan

    Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

    Indonesia adalah negara yang berdaulat, Indonesia memiliki

    ±17.504 pulau, maka dari itu Indonesia juga di juluki sebagai negara

    maritim ataupun kepulauan. Indonesia memiliki laju pertumbuhan yang

    cukup besar, sekitar 5.17%, dengan laju pertumbuhan tersebut, maka

    Indonesia memiliki GDP/kapita sekitar 4130 USD tiap individu. Cukup,

    namun masih kurang untuk negara yang memiliki jumlah penduduk paling

    besar di ASEAN, sekitar 262 juta jiwa. Seharusnya dengan angka

  • 63

    pertumbuhan yang cukup besar, dan penduduk yang banyak, nilai

    GDP/kapita Indonesia bisa melebihi angka 4.000 USD. Dengan memiliki

    luas wilayah yang besar dan jumlah penduduk yang relatif lebih banyak

    dibandingkan dengan negara ASEAN yang lain, Indonesia pada tahun

    2019 mempunyai pendapatan negara sebesar 2.165,1 Trilliun rupiah

    sedangkan belanja negara Indonesia sebesar 2.461,1 Trilliun rupiah,

    berarti postur anggaran Indonesia pada tahun 2019 terjadi defisit anggaran

    sebesar 296 Trilliun rupiah atau sebesar 1,84% terhadap PDB. Penerimaan

    negara pada sisi perpajakan senilai 1.786,4 Trilliun rupiah seperti PPN,

    PBB, Bea masuk dan cukai serta pajak penghasilan. Dan penerimaan

    negara dari bukan pajak senilai 378,3 Trilliun rupiah.Dalam

    menanggulangi pembiayaan anggaran, berasal dari pembiayaan utang baik

    berupa surat berharga negara (SBN) konvensional dan surat berharga

    syariah negara (SBSN). Pembiayaan anggaran juga untuk kegiatan

    investasi di Indonesia, pada tahun 2019 pembiayaan investasi di Indonesia

    ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, infrastruktur dan daya

    saing ekspor serta peran Indonesia di dunia Internasional. Dengan adanya

    defisit anggaran yang terjadi dari tahun ke tahun maka dalam hal ini

    peniliti ingin mengetahui apakah PDB, kurs dan harga minyak dunia

    berpengaruh signifikan pada defisit APBN

  • 64

    B. Temuan Hasil Penelitian

    1. Analisis Deskriptif Antar Variabel

    Tabel 4. 1 Variabel PDB Tahun 1988-2018

    Sumber : World Bank

    Grafik diatas adalah grafik yang menunjukkan perkembangan

    produk domestik bruto pada tahun 1988 hingga 2018. Grafik diatas

    adalah grafik yang diperoleh dari data yang diambil dari website

    World Bank. Dapat dilihat, perkembangan produk domestik bruto

    relatif mengalami kenaikan.

    0.00

    200000000000.00

    400000000000.00

    600000000000.00

    800000000000.00

    1000000000000.00

    1200000000000.00

    1400000000000.00

    1600000000000.00

    1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31

    PDB INDONESIA TAHUN 1988-2018

  • 65

    Tabel 4. 2 Variabel Kurs Tahun 1988-2018

    Sumber: Bank Indonesia

    Grafik diatas merupakan variabel kurs rupiah Indonesia terhadap

    mata uang dollar Amerika pada tahun 1988-2018. Data ini diperoleh

    dari website Bank Indonesia berbasis harian pada akhir tahun yang

    telah di difference. Variabel kurs sesuai pada grafik diatas mengalami

    kenaikan dan penurunan disetiap tahunnya.

    0

    2000

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    14000

    16000

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728293031

    KURS TAHUN 1988-2018

  • 66

    Tabel 4. 3 Variabel Harga Minyak Dunia Tahun 1988-2018

    Sumber : OPEC

    Grafik diatas merupakan data variabel harga minyak dunia pada

    tahun 1988-2018. Variabel harga minyak dunia juga terjadi kenaikan

    dan t