Upload
vuanh
View
235
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH SKALA USAHA, SEKTOR INDUSTRI, LAMA USAHA,
PENDIDIKAN MANAJER/PEMILIK, PELATIHAN AKUNTANSI, DAN MASA
MEMIMPIN PERUSAHAAN TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI
AKUNTANSI
(Studi Empiris pada UMKM Binaan Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
di Kecamatan Kejajar)
Muhammad Elfan Kaukab
Endah Susanti
Sri Hartiyah
FAKULTAS EKONOMI UNSIQ JAWA TENGAH DI WONOSOBO
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Skala Usaha, Sektor Industri, Lama
Usaha, Pendidikan Manajer/Pemilik, Pelatihan Akuntansi, dan Masa Memimpin
Perusahaan Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM Binaan Unit
Pengelola Kegiatan (UPK) di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Variabel-
variabel yang diteliti adalah skala usaha, sektor industri, lama usaha, pendidikan
manajer/pemilik, pelatihan akuntansi, dan masa memimpin perusahaan. Latar belakang
penelitian ini adalah keterbatasan UMKM dalam menggunakan dan menghasilkan
informasi akuntansi mengakibatkan kegagalan dalam pengembangan usaha.
Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling methode, diperoleh
sampel sebanyak 42 manajer/pemilik UMKM dari populasi sebanyak 99
manajer/pemilik UMKM di Kecamatan Kejajar. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel sektor industri dan pelatihan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan
informasi akuntansi dengan arah koefisien positif. Sedangkan variabel skala usaha,
sektor industri, lama usaha, pendidikan manajer/pemilik dan masa memimpin
perusahaan tidak terbukti berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah Penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan atau keterbatasan, terutama mengenai penyampelan. Data yang didapat
sangat sedikit dibandingkan penelitian terdahulu. Oleh karena itu penelitian sejenis
perlu dilakukan dengan sample yang lebih besar dan mengambil lokasi yang lebih luas
sehingga dapat ditarik kesimpulan yang lebih kuat.
Kata kunci : penggunaan informasi akuntansi, skala usaha, sektor industri, lama
usaha, pendidikan manajer/pemilik, pelatihan akuntansi dan masa
memimpin perusahaan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh pengguna
informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan, terutama pelaku bisnis (Holmes
dan Nicholls 1989). Sawers (2007) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai
informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan
keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif
tindakan. Informasi akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
manfaat bagi para pemakai adalah informasi akuntansi statutori, informasi anggaran
dan informasi akuntansi tambahan.
Lungu, Caraiani, Dascalu (2007) dan Morris (2007) menyatakan satu
bahwa salah satu sistem informasi yang sangat dibutuhkan adalah sistem informasi
akuntansi. Keterbatasan UMKM dalam menggunakan dan menghasilkan informasi
akuntansi mengakibatkan kegagalan dalam pengembangan usaha. Pemerintah telah
menegaskan pentingnya pencatatan dan penyelenggaraan informasi akuntansi pada
UMKM yang tertuang dalam Undang-undang UMKM No.9 Tahun 1995 dan
Undang-undang Perpajakan No.2 Tahun 2007 tentang Pengembangan Usaha Mikro
Kecil Menengah dan Koperasi. Hanya saja banyak pengusaha kecil dan menengah
kurang menyadari akan pentingnya hal ini.
Handayani (2011) mengungkapkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah di Indonesia,
menyatakan bahwa variabel signifikan yang berpengaruh adalah masa memimpin
perusahaan, pendidikan pemilik, umur perusahaan dan pelatihan akuntansi yang
diikuti pemilik. Wahyudi (2009) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan
kecil dan menengah di Indonesia, menyatakan bahwa variabel yang signifikan
berpengaruh antara lain pendidikan pemilik atau manager, skala usaha, masa
memimpin perusahaan, umur perusahaan dan pelatihan akuntansi yang diikuti
pemilik atau manajer. Variabel yang signifikan berpengaruh antara lain, ukuran
bisnis, masa manajemen memimpin operasional usaha, sektor industri dan
pendidikan pemilik atau manajer usaha. Penelitian
ini menggunakan usaha mikro, kecil dan menengah binaan Unit Pengelola Kegiatan
(UPK) di Kecamatan Kejajar dengan alasan menurut data Surat Penetapan Camat
Tahun 2003 sampai dengan 2014 ada 99 kelompok usaha yang dibina, dilatih dan
dibiayai oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) di Kecamatan Kejajar sedangkan
Kecamatan Kejajar memiliki potensi lokal berupa buah carica dan buah beat, sayur
kentang, paprika, dan cabai bandung serta beberapa tanaman yang dapat dijadikan
kerajinan seperti bambu cendani, galar dan panggal selain itu Kecamatan Kejajar
juga memiliki potensi lokal berupa pariwisata yang dewasa ini kian ramai didatangi
wisatawan baik manca maupun domestik, serta diharapkan dapat memberikan bukti
empiris tentang penggunaan informasi akuntansi pada UMKM di Kecamatan
Kejajar.
Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah skala usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UMKM binaan UPK di Kecamatan Kejajar?
2. Apakah sektor industri berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UMKM binaan UPK di Kecamatan Kejajar?
3. Apakah lama usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UMKM binaan UPK di Kecamatan Kejajar?
4. Apakah pendidikan manajer/pemilik berpengaruh positif terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada UMKM binaan UPK di Kecamatan
Kejajar?
5. Apakah pelatihan akuntansi berpengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM binaan UPK di Kecamatan Kejajar?
6. Apakah masa memimpin perusahaan berpengaruh positif terhadap
penggunaan informasi akuntansi pada UMKM binaan UPK di Kecamatan
Kejajar?
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Informasi Akuntansi
Salah satu informasi yang andal dan dapat dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi. American Accounting
Association (AAA 1917) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi
kuantitatif dari suatu entitas yang disiapkan sesuai dengan serangkaian aturan atau
standar. Ruang lingkup informasi akuntansi meliputi informasi kuantitatif tentang
informasi kekayaan entitas, likuiditas, informasi berkenaan dengan distibusi nilai
tambah diantara stake holder, dan sejumlah besar informasi berhubungan dengan
ekonomi dalam perusahaan (Staubus 1985). Selanjutnya mereka menyatakan bahwa
kondisi keuangan yang memburuk dan kekurangan catatan akuntansi akan
membatasi akses untu memperoleh informasi yang diperlukan, sehingga akan
menyebabkan kegagalan perusahaan.
Skala Usaha
Perkembangan perusahaan selalu diharapkan oleh pemilik yang berakibat
pada skala perusahaan. Hal ini tentunya disebabkan dari kemajuan yang diperoleh
perusahaan yang sangat membutuhkan jumlah karyawan yang lebih besar, terutama
bagi perusahaan skala menengah seiring dengan bertambahnya aktivitas perusahaan
dan semakin besarnya tingkat kompleksitas perusahaan, sehingga informasi
akuntansi sangat dibutuhkan (Holmes dan Nicholls 1988).
Sektor Industri
Sektor industri yang dimaksud adalah mengelompokkan tujuh jenis usaha
dan memperlihatkan bahwa informasi akuntansi tambahan merupakan informasi
yang relatif besar digunakan pada jenis usaha, dibandingkan dengan sektor yang
lain.(Holmes dan Nicholls 1988).
Lama Usaha
Lama usaha memperoleh banyak pembelajaran tentang informasi apa yang
dibutuhkan dan disiapkan serta digunakan dalam pengambilan keputusan.
Manajemen perusahaan akan membutuhkan informasi yang lebih banyak akan
disiapkan dan digunakan dalam pengambilan keputusan apabila tingkat
kompleksitas usaha serta persaingan semakin ketat (Budhijono dan kristyowati
2005)
Pendidikan Manajer/Pemilik
Sedangkan latar belakang pendidikan formal yang dimaksud adalah
pendidikan yang diperoleh dibangku sekolah formal. (Budhijono dan Kristyowati
2005).
Pelatihan Akuntansi
Pelatihan dapat dilakukan di dalam maupun di luar pekerjaan. Pelatihan
yang dilakukan diluar pekerjaan umumnya bersifat formal. Latihan yang dilakukan
diluar pekerjaan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan. Bila latihan
formal seperti itu betul-betul dikaitkan dengan penggunaan dalam pekerjaan sehari-
hari maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerja akan meningkat (Astuti 2005).
Masa Memimpin Perusahaan
Masa jabatan memimpin perusahaan diukur mulai dari manajemen tersebut
menerima tanggung jawab sebagai manajer atau pemilik perusahaan sampai
penelitian ini dilakukan. Menurut penelitian Holmes dan Nicholls (1989) bahwa
masa jabatan pemimpin perusahaan selama lebih sepuluh tahun lebih
mempersiapkan dan menggunakan informasi akuntansi.
Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: variabel Independen yang
meliputi skala usaha, sektor industri, lama usaha, pendidikan manajer/pemilik,
pelatihan akuntansi, dan masa memimpin perusahaan serta variabel dependennya
adalah penggunaan informasi akuntansi.
Skala Usaha
Skala usaha berhubungan positif terhadap tingkat penyediaan informasi
akuntansi, (Holmes and Nicholls, 1989) mengemukakan bahwa tingkat informasi
akutansi yang disediakan tergantung pada skala usaha yang diukur dengan
perputaran dan jumlah karyawan. Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa
apabila skala usaha meningkat, maka proporsi perusahaan dalam penyediaan
informasi akuntansi statutori, anggaran, informasi tambahan juga meningkat.
Tingkat pemakaian teknik manajemen keuangan terdapat variasi dalam skala
usaha perusahaan (Gorton 1999). Hasil studi itu menyatakan bahwa perusahaan
yang lebih besar menggunakan teknik manajemen yang eksensif dibandingkan
dengan perusahaan kecil karena perusahaan besar mempunyai prosedur monitor
yang canggih. Hasil penelitian itu, tidak mendukung teori yang menyatakan bahwa
kebutuhan informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan skala usaha dan
karakteristik kepemilikan suatu entitas. Penambahan tenaga kerja pada perusahaan
kecil dan menengah tidak dapat dielakkan jika terjadi perubahan aktivitas dalam
perusahaan. Selanjutnya, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Skala usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Sektor Industri Sektor industri suatu perusahaan akan memberikan variasi informasi
akuntansi yang perlu disiapkan dan digunakan dibandingkan dengan suatu
perusahaan dalam sektor industri yang berbeda. Penelitian yang dilakukan Holmes
dan Nicholls (1988) di Australia memperlihatkan bahwa kelompok atau sektor
industri mempengaruhi jumlah informasi akuntansi yang disiapkan dan digunakan
perusahaan kecil. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa informasi akuntansi
statutory-budget-additional lebih banyak disiapkan dan digunakan dalam sektor
manufaktur dibandingkan dengan sektor lain, informasi akuntansi statutory-budget
lebih banyak disiapkan dan digunakan dalam sektor perdagangan, dan informasi
akuntansi statutory lebih banyak disiapkan dan digunakan sektor transportasi.
Penelitian ini menggunakan sektor industri pengolahan yaitu suatu kegiatan
perubahan barang dasar menjadi barang barang jadi atau setengah jadi atau dari
yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih nilainya dengan maksud untuk
dijual.
Sesuai dengan uraian diatas, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H2 : Sektor industri berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Lama Usaha
Holmes dan Nicholss (1989) memperlihatkan bahwa penyediaan informasi
akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha. Hasil penelitian itu menyatakan bahwa
perusahaan yang berdiri selama 10 tahun atau kurang, menyediakan lebih banyak
informasi akuntansi statutori, informasi akuntansi anggaran, informasi akuntansi
tambahan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan, berbeda dengan
perusahaan yang berdiri selama 11-20 tahun. Studi ini menyatakan bahwa semakin
muda usia perusahaan terdapat kecenderungan untuk menyatakan informasi
akuntansi yang ekstensif untuk tujuan membuat keputusan yang dibandingkan
dengan perusahaan yang lebih tua usianya.
Wijewardena dan Tibbits (1999) menyatakan bahwa faktor-faktor
perusahaan dan industri spesifik dalam menjelaskan variasi dalam pertumbuhan
perusahaan kecil. Pertumbuhan dipengaruhi secara signifikan oleh sejumlah variabel
termasuk umur perusahaan. Sesuai dengan uraian tersebut diatas, hipotesis yang
akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H3 : Lama usaha berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Pendidikan Manajer/Pemilik
Kemampuan dan keahlian pemilk atau manajer perusahaan kecil dan
menengah ini sangat ditentukan dari pendidikan formal yang pernah ditempuh. Ini
disebabkan karena perusahaan kecil dan menengah relatif tidak mampu
menggunakan tenaga profesional akuntansi (akuntan) baik sebagai tenaga kerja
perusahaan maupun sebagai pemberi jasa akuntansi. Selanjutnya, hipotesis yang
menyatakan pengaruh pendidikan pemilik/manajer terhadap penggnaan informasi
akuntansi adalah sebagai berikut :
H4 : Pendidikan manajer/pemilik berpengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi.
Pelatihan Akuntansi
Banyak pembuat kebijakan berargumentasi bahwa perusahaan kecil dan
besar dapat meningkatkan prestasinya melalui training provision (DTI 1996).
Penelitian yang dilakukan Gee dan Nystrom (1999) menginvestigasi sejauhmana
hubungan antara pelatihan keterampilan dan kualitas manajemen di manufaktur
Amerika. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara tingkat pelatihan kemampuan dengan tingkat kualitas manajemen.
Penelitian Holmes dan Nicholls (1988. 1989) menunjukkan bahwa pelatihan
berhubungan positif terhadap sejauhmana penyediaan informasi akuntansi untuk
membuat keputusan dalam perusahaan kecil. Manajemen yang dipakai dalam kursus
pelatihan cenderung menghasilkan lebih banyak informasi akuntansi statutori,
anggaran dan tambahan dibandingkan dengan mereka yang kurang pelatihan.
Selanjutnya, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H5 : Pelatihan akuntansi berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi
akuntansi.
Masa Memimpin Perusahaan
Pemimpin perusahaan melakukan pengelolaan operasional perusahaan akan
banyak memperoleh pengalaman dari berbagai pihak baik dari luar perusahaan
maupun dari dalam perusahaan. Pengalaman manajer dalam mengelola perusahaan
akan terus bertambah seiring dengan masa jabatannya memimpin perusahaan
(Holmes dan Nicholls 1989). Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh tingkat
persaingan usaha dalam industri itu maupun keadaan ekonomi dimana perusahaan
itu berada. Informasi yang diperoleh dari dalam maupun dari luar perusahaan
dipengaruhi oleh masa memimpin perusahaan. Selanjutnya, sesuai dengan uraian
tersebut diatas, peneliti mengajukan hipotesis mengenai hubungan kedua variabel
tersebut dengan rumusan sebagai berikut :
H6 : Masa memimpin perusahaan berpengaruh positif terhadap penggunaan
informasi akuntansi.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka diajukan model penelitian sebagai
berikut:
GAMBAR 1
MODEL PENELITIAN
Sumber: Grace Tianna Solovida (2003), dimodifikasi
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan termasuk dalam penelitian kualitatif, yang
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna
(perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Pemilik/Manajer UMKM binaan UPK
Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo yang berjumlah 99 orang dan sampel
penelitian ini berjumlah 42 orang, dari UPK Kecamatan Kejajar Kabupaten
Wonosobo sejak berdirinya UPK Kecamatan Kejajar tahun 2003 sampai dengan
2014 dan telah memiliki perijinan dari UMKM Kabupaten Wonosobo.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek
penelitian dilakukan.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
angket (kuesioner) dengan cara mendatangi responden secara langsung. Dengan
mendatangi responden secara langsung diharapkan tingkat rensponse rate akan
tinggi.
Skala
Usaha
( H 1 +
)
Sektor Industri ( H 2 +)
Lama Usaha ( H 3 + )
Pendidikan
Manajer/Pemilik ( H4 +)
Pelatihan
Akuntansi
( H 5 +)
Masa Memimpin
Perusahaan ( H 6 +)
Penggunaan Informasi
Akuntansil
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penggunaan Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai informasi
statutori, informasi anggaran dan informasi tambahan yang dihasilkan dari proses
akuntansi yang digunakan sebagai dasar di dalam membuat keputusan. Penelitian
ini menggunakan variabel penggunaan sistem informasi akuntansi berdasarkan
konsep Fitriyah (2006) dengan indikator sebagai berikut : Pengetahuan deklaratif,
Pengetahuan prosedural, Informasi statutory, Informasi anggaran, dan Informasi
tambahan. Dengan pengukuran indikator konstruk menggunakan skala likert lima
poin mulai dari sangat setuju (STS) dengan skor 1, tidak setuju (TS) dengan skor 2,
cukup setuju (CS) dengan skor 3, setuju (S) dengan skor 4, sampai dengan sangat
setuju (SS) dengan skor 5.
Skala Usaha
Perkembangan perusahaan selalu diharapkan oleh pemilik yang berakibat
pada skala perusahaan. Penelitian ini menggunakan skala usaha mikro
(omset/penjualan perhari < Rp 900 ribu) yang diberi nilai 0, skala usaha kecil
(omset/penjualan perhari Rp 900 ribu - < Rp 7,5 juta) dengan nilai 1 dan skala
usaha menengah (omset/penjualan perhari Rp 7,5 juta - < 150 juta) dengan nilai 2
Instrumen dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala rasio.
Sektor Industri
Sektor industri yang dimaksud adalah mengelompokkan dua sektor industri,
dan memperlihatkan perbedaan informasi akuntansi tambahan yang relatif besar
pada sektor manufaktur, dibandingkan dengan sektor yang lain. Pengukuran sektor
industri manufaktur diberi nilai 0 dan sektor industri non manufaktur diberi nilai 1.
Penelitian ini menggunakan jenis usaha berdasarkan konsep Holmes dan nicholls
(1988) pengukuran jenis usaha bersifat kategorikal sesuai jenis usaha yang diletili,
yaitu berdasarkan skala nominal.
Lama Usaha
Holmes dan Nicholls (1989) memerlihatkan bahwa penyediaan informasi
akuntansi dipengaruhi oleh lama usaha. Hasil penelitian itu menyatakan bahwa
perusahaan yang berdiri selama 10 tahun atau kurang, menyediakan lebih banyak
informasi akuntansi statutori, informasi akuntansi anggaran, informasi akuntansi
tambahan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan, berbeda dengan
perusahaan yang berdiri selama 11-20 tahun. Penelitian ini mengukur variabel umur
perusahaan berdasarkan waktu (dalam tahun) sejak pendirian perusahaan sampai
dengan penelitian ini dilakukan. Jika perusahaan yang menjadi responden berdiri
pada tahun 2000, maka umur perusahaan itu adalah 15 tahun, pengukuran variabel
memakai skala nominal sebagai berikut: 0 - 10 tahun bernilai 0 dan > 10 tahun
bernilai 1.
Pendidikan Manajer/Pemilik
Penelitian ini menggunakan variabel latar belakang pendidikan berdasarkan
konsep Budhijono dan Kristyowati (2005). Pengukuran variabel memakai skala
ordinal sebagai berikut; Sekolah Dasar (SD) bernilai 0, Sekolah Menengah Pertama
(SMP) bernilai 1, Sekolah Menengah Umum (SMU) atau yang sederajad bernilai 2,
Diploma (DIII) bernilai 3, Sarjana (S1) bernilai 4, dan Pascasarjana (S2) bernilai 5.
Pelatihan Akuntansi
Pelatihan dapat dilakukan didalam maupun diluar pekerjaan. Pelatihan yang
dilakukan diluar pekerjaan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan. Bila
latihan formal seperti itu betul-betul dikaitkan dengan penggunaanya dalam
pekerjaan sehari-hari maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerja akan
meningkat. Penelitian ini menggunakan variabel pengalaman usaha berdasarkan
konsep Astuti (2005) dengan indikator sebagai berikut:
1. Keikutsertaan responden dalam kegiatan pelatihan
2. Perlunya pelatihan sesuai bidang usaha untuk meningkatkan kinerja
3. Kesediaan mengikuti pelatihan
4. Pelatihan penting untuk memperbaiki kinerja
Pengukuran indikator konstruk menggunakan skala likert lima poin mulai
dari sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1, tidak setuju (TS) dengan skor 2,
cukup setuju (CS) dengan skor 3, setuju (S) dengan skor 4, sampai dengan sangat
setuju (SS) dengan skor 5.
Masa Memimpin Perusahaan
Masa jabatan memimpin perusahaan diukur mulai dari manajemen tersebut
menerima tanggungjawab sebagai manajer/pimpinan perusahaan sampai penelitian
ini dilakukan. Pengukuran variabel masa memimpin perusahaan menggunakan
skala ordinal sebagai berikut: < 5 tahun bernilai 1, 6 – 10 tahun bernilai 2, 10 – 15
tahun bernilai 3 dan > 15 tahun bernilai 4.
Teknik Analisis Data
Statistik Deskriptif
Untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden
penelitian (umur, lokasi usaha, jenis usaha) dan deskripsi mengenai
variabel-variabel penelitian (masa memimpin perusahaan, pendidikan
pemilik atau manajer, penelitian akuntansi yang diikuti, sektor industri,
umur perusahaan serta skala usaha).
Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan adalah dengan menghitung korelasi
antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor
konstruksinya (Ghozali 2006). Untuk menentukan nomor-nomor item
yang valid dan yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel r product
moment.
Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dinyatakan reliable atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Ghozali 2006). Pengujian reliabilitas menggunakan tekhnik
Conbrach Alpha (α). Menurut Nunnally (1967) dalam Ghozali (2006),
suatu variabel dinyatakan reliable atau handal jika memiliki nilai
Conbrach Alpa > 0,6.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Untuk menguji apakah distribusi normal dilakukan dengan cara
menggunakan uji kolmogrov-smirnov. Dasar pengambilan keputusan
adalah jika probabilitas signifikanya diatas kepercayaan 5% maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2006).
Uji Multikolonieritas
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolonieritas
maka dilakukan dengan melihat nilai tolerance lawanya Variance Inflation
Factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1 maka tidak
terjadi multikolinearitas antar variabel independenya (Ghozali 2006).
Heterokedastisitas
Untuk melakukan pengujian terhadap asumsi ini dilakukan dengan
menggunakan analisis dengan grafik plots. Apabila titik-titik menyebar
secara acak baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu y maka
dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2006).
Analisis Data
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier berganda. Persamaanya adalah sebagai
berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e
Keterangan:
Y : penggunaan informasi akuntansi
α : nilai intersep (konstan)
β1 – β5 : koefisien arah regresi
X1 : skala usaha
X2 : sektor industri
X3 : lama usaha
X4 : pendidikan manajer/pemilik
X5 : pelatihan akuntansi
X6 : masa memimpin perusahaan
e : error
Jika koefisien regresi (β1, β2, β3 β4, β5, β6) signifikan dan positif maka,
skala usaha, sektor industri, lama usaha, pendidikan manajer/pemilik,
pelatihan akuntansi, dan masa memimpin perusahaan memiliki pengaruh
positif terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Uji Hipotesis Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas
secara parsial atau individual terhadap variabel terikat.
Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinan (R²) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
ketepatan paling baik dalam analisis regresi, dimana hal yang ditunjukkan
oleh besarnya koefisiensi determinasi (R²) antara 0 (nol) dan 1 (satu). elain
itu koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui presentase
perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada
manajer/pemilik UMKM Binaan UPK yang ada di Kecamatan Kejajar,
menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria responden adalah
manajer/pemilik UMKM yang pernah mengakses pinjaman bergulir berupa
Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) atau Usaha Ekonomi Produktif
(UEP), pernah mendapatkan permodalan berupa dana hibah dari UPK atau pernah
mengikuti pelatihan manajemen pemasaran, manajemen perusahaan atau pelatihan
lainnya dari UPK Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo sejak berdirinya UPK
Kecamatan Kejajar tahun 2003 sampai dengan 2014 dan telah memiliki perijinan
dari UMKM Kabupaten Wonosobo sejumlah 42 UMKM. Data dikumpulkan
dengan menggunakan metode survey yaitu dengan cara mendatangi responden
secara langsung dan diambil sendiri oleh peneliti. Adapun batas waktu
pengumpulan kuesioner adalah 1 minggu terhitung dari hari masuknya kuesioner
kepada responden.
Tabel 1
Jumlah Sampel Dan Tingkat Pengembaliannya Kuesioner
Keterangan Jumlah
Kuesioner disebar 42
Kuesioner kembali 36
Kuesioner gugur 2
Kuesioner diolah 34
Sumber : Data Primer diolah
Statistik Deskriptif
Gambaran Umum Responden
1. Karakteristik Raesponden Berdasarkan Skala Usaha
Responden untuk kategori skala usaha dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2
Karakteristik Manajer/Pemilik Berdasarkan Skala Usaha
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Mikro 16 47.1 47.1 47.1
Kecil 18 52.9 52.9 100.0
Menengah 0 0.0 0.0 100.0
Total 34 100.0 100.0
Sumber : Data primer diolah
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Sektor Industri
Responden untuk kategori sektor industri dapat dilihat pada
sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3
Karakteristik Manajer/Pemilik Berdasarkan Sektor Industri
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Manufaktur 19 55.9 55.9 55.9
Non
Manufaktur
15 44.1 44.1 100.0
Total 34 100.0 100.0
Sumber : Data primer diolah
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha
Kategori berikut adalah karakteristik responden berdasarkan
Lama Usaha. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
Karakteristik Manajer/Pemilik Berdasarkan Lama Usaha
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 0-10
Tahun
20 58.8 58.8 58.8
>10
Tahun
14 41.2 41.2 100.0
Total 34 100.0 100.0
Sumber : Data primer diolah
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.
Kategori berikut adalah karakteristik responden berdasarkan
pendidikan manajer/pemilik. Secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 5
Karakteristik Manajer/Pemilik Berdasarkan Pendidikan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 5 14.7 14.7 14.7
SMP 7 20.6 20.6 35.3
SMU 13 38.2 38.2 73.5
DIII 3 8.8 8.8 82.4
S1 6 17.6 17.6 100.0
S2 0 0.0 0.0 100.0
Total 34 100.0 100.0
Sumber : Data primer diolah
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Memimpin
Perusahaan.
Kategori berikut adalah karakteristik responden berdasarkan
masa memimpin perusahaan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 6
Karakteristik Manajer/Pemilik Berdasarkan Masa Memimpin
Perusahaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <5 Tahun 21 61.8 61.8 61.8
6-10
Tahun
10 29.4 29.4 91.2
10-15
Tahun
1 2.9 2.9 94.1
>15 Tahun 2 5.9 5.9 100.0
Total 34 100.0 100.0
Sumber : Data primer diolah
Deskripsi Variabel
Variabel-variabel penelitian yaitu skala usaha, sektor industri,
lama usaha, pendidikan manajer/pemilik, pelatihan akuntansi dan masa
memimpin perusahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi,
ditampilkan dalam tabel statistik deskriptif yang dapat dilihat dalam
Tabel berikut:
Tabel 7
Deskripsi Statistik Variabel-Variabel Penelitian
Variabel Std,
Deviation
Rata-rata
Aktual
Kisaran
Aktual
Kisaran
Teoritis
Rata-rata
Teoritis
Penggunaan
Informasi
Akuntansi
2.236 21.18 16-25 5-25 15
Pelatihan Akuntansi 1.643 18.29 15-20 4-20 12
Sumber: Data primer diolah
Penggunaan Informasi Akuntansi
Variabel penggunaan informasi akuntansi diukur dengan
menggunakan instrumen yang terdiri dari 5 pertanyaan. Seperti
terlihat pada tabel 7, skala pengukuran yang rendah akan
menunjukkan bahwa manajer/pemilik UMKM tidak menerapkan
penggunaan informasi akuntansi dalam kegiatan usahanya,
sedangkan skala pengukuran yang tinggi menunjukkan bahwa
manajer/pemilik UMKM telah menerapkan informasi akuntansi pada
usahanya.
Skala Usaha
Variabel Skala Usaha diukur dengan menggunakan instrumen
kuesioner yang diubah menjadi variabel dummy. Kode 0 mewakili
skala usaha mikro (omset/penjualan perhari < Rp 900 ribu). Sedangkan kode 1 mewakili skala usaha kecil (omset/penjualan
perhari Rp 900 ribu - < Rp 7,5 juta) dan kode 2 yang mewakili skala
usaha menengah (omset/penjualan perhari Rp 7,5 juta - < 150 juta).
Dapat dijelaskan bahwa responden dalam penelitian ini berada di
status skala usaha mikro sebanyak 47,1% dan skala usaha kecil
sebanyak 52,9%.
Sektor Industri
Variabel Sektor Industri diukur dengan menggunakan
instrumen kuesioner yang diubah menjadi variabel dummy. Kode 0
mewakili sektor industri manufaktur yaitu mengolah bahan mentah
menjadi barang jadi. Sedangkan kode 1 mewakili sektor industri non
manufaktur yaitu hanya mengemas barang yang sudah jadi untuk
dijual kembali. Dapat dijelaskan bahwa manajer/pemilik UMKM
yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar berada
di status sektor industri manufaktur sebanyak 55,9% dan sektor
industri non manufaktur sebanyak 44,1%.
Lama Usaha
Variabel Lama Usaha diukur dengan menggunakan instrumen
kuesioner yang diubah menjadi variabel dummy. Kode 0 mewakili
lama usaha 0-10 tahun. Sedangkan kode 1 mewakili lama usaha >10
tahun. Dapat disimpulkan bahwa manajer/pemilik UMKM yang
menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar berada di
status lama usaha 0-10 tahun sebanyak 58,8% dan status lama usaha
>10 tahun sebanyak 41,2%.
Pendidikan Manajer/Pemilik
Variabel Pendidikan Manajer/Pemilik diukur dengan
menggunakan instrumen kuesioner yang diubah menjadi variabel
dummy. Kode 0 untuk pendidikan Sekolah Dasar (SD), kode 1 untuk
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), kode 2 untuk
pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU), kode 3 untuk
pendidikan Diploma (DIII), kode 4 untuk pendidikan Sarjana (S1)
dan kode 5 untuk pendidikan Pascasarjana (S2). Dapat dijelaskan
bahwa manajer/pemilik UMKM yang menjadi responden dalam
penelitian ini sebagian besar berada di status pendidikan SD
sebanyak 14,7%, pendidikan SMP sebanyak 20,6%, pendidikan
SMU sebanyak 38,2%, pendidikan DII sebanyak 8,8% dan
pendidikan S1 sebanyak 17,6%.
Pelatihan Akuntansi
Variabel Pelatihan Akuntansi diukur dengan menggunakan
instrumen yang terdiri dari 4 pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel
7, skala pengukuran yang rendah akan menunjukkan
manajer/pemilik UMKM belum pernah mengikuti pelatihan
akuntansi sedangkan skala pengukuran yang tinggi menunjukkan
manajer/pemilik UMKM sudah pernah mengikuti pelatihan
akuntansi.
Masa Memimpin Perusahaan
Variabel Masa Memimpin Perusahaan diukur dengan
menggunakan instrumen kuesioner yang diubah menjadi variabel
dummy. Kode 1 mewakili masa memimpin perusahaan <5 tahun,
kode 2 mewakili masa memimpin perusahaan 6–10 tahun, kode 3
mewakili masa memimpin perusahaan 10–15 tahun dan kode 4
mewakili masa memimpin perusahaan >15 tahun. Dapat dijelaskan
bahwa manajer/pemilik UMKM yang menjadi responden dalam
penelitian ini berada di status masa memimpin perusahaan <5 tahun
sebanyak 61,8%, 6-10 tahun sebanyak 29,4%, 10-15 tahun sebanyak
2,9% dan >15 tahun sebanyak 5,9%.
Uji Kualitas Data
Validitas
Uji validitas yang digunakan adalah dengan menghitung korelasi
bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk.
Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8
Hasil Uji Validitas
Variabel Kisaran Korelasi Signifikansi Keterangan
Penggunaan Informasi
Akuntansi 0,646** - 0,825** 0,00 Valid
Pelatihan Akuntansi 0,608** - 0,821** 0,00 Valid
Sumber: Data primer diolah
Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas ini ditunjukkan pada tabel 9.
Tabel 9
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach
Alpha Tanda
Batas
alpha Keterangan
Penggunaan
Informasi
Akuntansi
0,863 > 0,6 Reliabel
Pelatihan
Akuntansi 0,849 > 0,6 Reliabel
Sumber: Data primer diolah
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinieritas
Tabel 10 di bawah ini menunjukkan ringkasan dari hasil uji
multikolinieritas. Tabel 10
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel
Independen
Collinearity Statistics Kesimpulan
Tolerance VIF
Skala Usaha 0.840 1.190 Tidak ada multikolinearitas
Sektor Industri 0.881 1.135 Tidak ada multikolinearitas
Lama Usaha 0.831 1.204 Tidak ada multikolinearitas
Pendidikan
Manajer/Pemilik 0.669 1.496 Tidak ada multikolinearitas
Pelatihan
Akuntansi 0.926 1.080 Tidak ada multikolinieritas
Masa Memimpin
Perusahaan 0.724 1.381 Tidak ada multikolinieritas
Sumber: Data primer diolah
Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokesdastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 1
Gambar 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer diolah
Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 34
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.48131227
Most Extreme
Differences
Absolute .094
Positive .054
Negatif -.094
Kolmogorov-Smirnov Z .094
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c.d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Pengujian Hipotesis
Pengujian Pengaruh Skala Usaha, Sektor Industri, Lama Usaha,
Pendidikan Manajer/Pemilik, Pelatihan Akuntansi dan Masa
Memimpin Perusahaan Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi.
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan regresi linier berganda
menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 12
Hasil Pengujian Pengaruh Skala Usaha, Sektor Industri, Lama Usaha,
Pendidikan Manajer/Pemilik, Pelatihan Akuntansi dan Masa
Memimpin Perusahaan Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi.
Pengujian Coeff T Signifikan Hasil
Skala Usaha 1.099 1.791 .085 Hipotesis ditolak
Sektor Industri 2.709 4.494 .000 Hipotesis diterima
Lama Usaha .381 .609 .548 Hipotesis ditolak
Pendidikan
Manajer/Pemilik -.296 -1.083 .288 Hipotesis ditolak
Pelatihan Akuntansi .531 2.945 .007 Hipotesis diterima
Masa Memimpin
Perusahaan -.089 -.219 .828 Hipotesis ditolak
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier berganda. Persamaanya adalah sebagai
berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e
Y = 10.238 + 1,099 X1 + 2.709X2 + 0,381X3 + -0,296 X4 +
0.531X5 + -0,089 X6 + e
Keterangan:
Y : penggunaan informasi akuntansi
α : nilai intersep (konstan)
β1 – β5 : koefisien arah regresi
X1 : skala usaha
X2 : sektor industri
X3 : lama usaha
X4 : pendidikan manajer/pemilik
X5 : pelatihan akuntansi
X6 : masa memimpin perusahaan
e : error
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 13
Hasil Pengujian R2
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,749a ,561 ,463 1,638
Sumber: Data primer diolah
Pembahasan
Pengaruh skala usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi
Hasil hipotesis (H1) menunjukkan bahwa skala usaha tidak berpengaruh
terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hasil ini sama dengan hasil
penelitian Grece Tiana Solovida (2003) yang menyatakan bahwa tidak ada
pengaruh variabel dummy skala usaha terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah. Sementara itu penelitian
Murniati (2002), mengemukakan terdapat pengaruh yang signifikan variabel
skala usaha terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi
perusahaan kecil dan menengah, maka dapat disimpulkan bahwa skala usaha
mikro maupun kecil juga menggunakan informasi akuntansi sebagai yang
nantinya bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajerial bagi UMKM
meskipun transaksi bisnis dari UMKM belum bersifat kompleks dan tingkat
transaksi perusahaan belum tinggi.
Pengaruh sektor industri terhadap penggunaan informasi akuntansi
Hasil hipotesis (H2) menunjukkan bahwa sektor industri berpengaruh
terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hasil ini sama dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Vena Purnamasari (2009) dan
Grece Tianna Solovida (2003) atau penelitian yang dilakukan oleh Holmes
dan nicholls (1988), dan belakang oleh penelitian Murniati (2002) yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif variabel sektor industri
terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada usaha kecil
dan menengah, maka semakin banyak pengalaman yang mereka peroleh
untuk menjalankan operasional perusahaannya. Hal tersebut akan berdampak
terhadap bagaimana perusahaan menyikapi informasi akuntansi yang ada.
Pengaruh lama usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi
Hasil hipotesis (H3) menunjukkan bahwa lama usaha tidak
berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Dengan demikian,
H3 tidak terdukung. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian
sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Grece (2003) dan Murniati (2002)
yang menunjukkan hasil bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap
penggunaan informasi akuntansi. Namun penelitian Wahyudi (2009) yang
menunjukkan hasil bahwa umur perusahaan/lama usaha tidak berpengaruh
terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Dalam uji regresi pada penelitian ini, lama usaha tidak berpengaruh
terhadap penggunaan informasi akuntansi yang disebabkan oleh banyaknya
UMKM yang telah menggunakan informasi akuntansi meskipun lama
usahanya kurang dari 10 tahun. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
logika teori dalam pembahasan sebelumnya Holmes dan Nicholls (1988)
yang menyebutkan bahwa penyediaan informasi akuntansi dipengaruhi oleh
usia usaha.
Pengaruh pendidikan manajer/pemilik terhadap penggunaan informasi
akuntansi
Hasil hipotesis (H4) menunjukkan bahwa pendidikan
manajer/pemilik tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi
akuntansi. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya seperti
yang dilakukan oleh Grece Tiana solovida (2003) dan Linear Diah Sitoresmi
(2013) yang menunjukkan hasil bahwa umur pendidikan manajer/pemilik
berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Dilihat dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa informasi
akuntansi pada UMKM di Kecamatan Kejajar yang dewasa ini Kecamatan
Kejajar sebagai sentra pariwisata yang ramai didatangi wisatawan baik
domestik maupun manca sehingga sangat dibutuhkan informasi akuntansi
tanpa terpengaruh oleh pendidikan manajer/pemilik, meskipun informasi
akuntansi yang mereka gunakan masih jauh dari standar akuntansi.
Pengaruh pelatihan akuntansi terhadap penggunaan informasi
akuntansi
Hasil hipotesis (H5) menunjukkan bahwa pelatihan akuntansi
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Hasil ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Holmes
dan Nicholls (1988) dan penelitian Murniati (2002) juga oleh Grece (2003)
dan Linear Diah Sitoresmi (2013) yang menunjukkan hasil bahwa pelatihan
akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. Dilihat
dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semakin sering pelatihan
formal akuntansi yang diikuti manajer/pemilik UMKM, maka akan
menyebabkan peningkatan penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
Pengaruh masa memimpin perusahaan terhadap penggunaan informasi
akuntansi
Hasil hipotesis (H6) menunjukkan bahwa masa memimpin
perusahaan tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Hasil ini sama dengan penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh
Vena Purnamasari (2009) yang menunjukkan hasil bahwa masa jabatan
manajer/pemilik perusahaan berpengaruh negatif terhadap penyediaan
informasi akuntansi oleh UMKM di Jawa Tengah. Namun hasil penelitian
ini bertentangan dengan hasil Murniati (2002) yang mengemukakan bahwa
semakin lama masa jabatan manajer/pemilik maka semakin berpengalaman
dalam menjalankan usaha. Jadi ditolaknya hipotesis ini disebabkan
manajer/pimpinan perusahaan yang sudah lama tersebut latar belakang
pendidikannya adalah SMU lebih mengutamakan prinsip kehati-hatian
didalam menjalankan bisnis usahanya sehingga meskipun baru beberapa
tahun memimpin perusahaan tetapi informasi akuntansi harus diterapkan
sejak awal sehingga berkembang atau tidaknya perusahaan dapat dilihat dari
informasi akuntansi tersebut sehingga dapat dijadikan dasar untuk
pengambilan keputusan manajerial.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Hasil pengujian empiris H1 menunjukkan bahwa skala usaha tidak berpengaruh
signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.
2. Hasil H2 menunjukkan bahwa sektor industri berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan informasi akuntansi.
3. Hasil H3 menunjukkan bahwa lama usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan informasi akuntansi.
4. Hasil H4 menunjukkan bahwa pendidikan manajer/pemilik tidak berpengaruh
signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi.
5. Hasil H5 menunjukkan bahwa pelatihan akuntansi berpengaruh positif terhadap
penggunaan informasi.
6. Hasil H6 menunjukkan bahwa masa memimpin perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Tidak terdukungnya
beberapa hipotesis dalam penelitian ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi, misalnya informasi
akuntansi adalah kebutuhan yang mendasar untuk berdirinya suatu usaha seperti
UMKM yang tentunya informasi akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan setiap keputusan.
Saran Setelah mengetahui hasil dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat di
rekomendasikan adalah sebagai berikut :
1. Learning process harus diefektifkan dan dipercepat dengan memberikan
pelatihan-pelatihan secara intensif yang dapat diselenggarakan oleh perguruan
tinggi bekerja sarna dengan instansi terkait. Sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan kemampuan UMKM di Kabupaten Wonosobo.
2. Perlu ditingkatkan dahulu persepsi atas kebermanfaatan informasi akuntansi
sehingga intensitas penggunaan informasi akuntansi dapat ditingkatkan. Upaya
tersebut dapat dilakukan dengan mempetimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi.
Keterbatasan Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan atau keterbatasan, terutama
mengenai penyampelan. Data yang didapat sangat sedikit dibandingkan penelitian
terdahulu. Oleh karena itu penelitian sejenis perlu dilakukan dengan sample yang
lebih besar dan mengambil lokasi yang lebih luas sehingga dapat ditarik
kesimpulan yang lebih kuat.
DAFTAR PUSTAKA
AAA, 1971, Report of the Committee on Foundation of accounting Measurement,
Supplement to Vol. xVI of the Accounting Review.
Anthony, R.N., 1965, Planning and Control Systems : A Framework For Analisys,
BostonHarvard Business School
Arizali Aufar. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi
Akuntansi pada UMKM. Bandung
Arnold, J. And Hope, T., 1990, Accounting for Management Decision, Second Edition,
Prentice-Hall
Astuti. 2007. Pengaruh karakteristik internal perusahaan terhadap penyiapan dan
penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di Kabupaten Kudus.
Tesis dipublikasikan. UNDIP.
Belkaoui, A.R., 2000. Accounting Theory, Fourth edition, Business Press, Thomson
Learning.
Budhijono dan Kristyowati. 2005. Sistem Informasi Akuntansi Pada Usaha
Kecil.akuntabilitas. Vol 5, 47-60
Calderon, Thomas G., 1990, Reporting Entity Size and The Need for Accounting
Information, Akron Business and Economic Review, Vol.21, No.1. 104-117
Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. 1995. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.jakarta.Indonesia
Era Astuti. 2007. Pengaruh Karakteristik Internal Perusahaan Terhadap Penyiapan
dan Penggunaan Informasi Akuntansi Perusahaan Kecil dan Menengah. Kudus
Gee, M.V and Nystrom, P.C, 1999. Strategic Fit Between Skills Training and Levels of
Quality Management: An Empirical Study of American Manufacturing Plants. Human
Resources Planning. Vol.22
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Gorton, Matthew, 1999, “Use of Financial Management Techniques in The OK-Based
Small and Medium Sized Enterprises Empirical Research Finding”, Journal Financial
Management and Analysis.
Grace Tiana Solovida, 2003, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyiapan
dan Penggunaan Informasi Akuntansi pada Perusahaan Kecil dan Menengah di Jawa
Tengah. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Diponegoro
(tidak dipublikasikan)
Handayani, Bestari Dwi. 2011. Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi
Akuntansi Usaha Kecil dan Menengah. Akuntabilitas. Sept 2011, Vol. 11, No.1, ISSN
1412 – 0240.
Haswel, S., and Holmes, S., 1989, “Estimating the Small Business Failure Rate: A
Reappraisal”, Journal of Small Business Management.
Holmes, Scoott and Des Nicholls.1989. Modelling The Accounting Information
Requirement of Small Business. Accounting and Business Research, Vol.19, no 74, pp.
143 – 150, 1989
Holmes, Scott and Des Nicholls.1988. An Analysis of the Use of accounting By
Australian Small Business. Journal of Small Business Management
Jain, P., 1999, On-the Job Training : A Key tu Human Resources Development, Library
Management, Vol. 20
Linear Diah Sitoresmi dan Fuad. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan Informasi Akuntansi pada Usaha Kecil dan Menengah. Semarang.
Lungu C, Caraiani C, Dascalu C. 2007. New Directions of Financial reporting within
global Accounting Standards for small and medium-sized entities. Journal of
Accounting Research, 40 (1).
Murniati. 2002. Investigasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyiapan dan
Penggunaan Informasi Akuntansi Perusahaan Kecil dan Menengah Seminar Nasional
Akuntansi. Semarang.
Peterson, R.A, Kometzky, G., and Ridgway, N.M. 1993. Perceived Causes of Small
Business Failure : A. Research Note. American Journal of Small Business, 8 (1). 15-19.
Rakhmad Ady Firmansyah. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Pada Usaha Kecil dan Menengah. Malang
Ria Nita Sari dan Aris Budi Setyawan. 2010. Persepsi Pemilik dan Pengetahuan
Akuntansi Pelaku Usaha Kecil dan Menengah atas Penggunaan Informasi Akuntansi.
Depok
Sawers, A. 2007. To What Extent Would the Proposed IFRS for SMEs be Independent
of the Full IFRS System. International Journal of Academic Research , Vol. 2 No. 4.
Surat Penetapan Camat (SPC). 2003-2014. Data Kelompok dan Pemanfaat Pelatihan
Peningkatan Kualitas Hidup.Kejajar.Wonosobo
St. Vena Purnamasari, Agnes Advensia Chrismastuti, dan Stephana Dyah Ayu R. 2009.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi
Perusahaan Kecil dan Menengah. Jawa Tengah
Staubus, G.J., 1985, An Introduced Theory of Accounting Measurement Scale: A
Practical Guide to Their Development and Use, Oxford University Press
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). 2014. Profil UMKM Kabupaten
Wonosobo. Wonosobo
Wahyudi, Muhamad. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan
Informasi Akuntansi pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Yogyakarta.
Semarang: Program Pasca Sarjana UNDIP Semarang.
Wichmann, H., 1983, “Accounting and Marketing-Key Small Business Problem”,
American Journal of Small Business, spring.
Wijewardena, Hema & Tibbits, Garry, E., 1999, “Factors Contributing to The Growth
Small Manufacturing Firms: Data From Australia” Journal of Small Busines
Management, Vol. 32.