82
PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacquin) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MARIHAT, SUMATERA UTARA RANI KURNILA A24052666 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA

SAWIT (Elaeis guineensis Jacquin) DI PUSAT PENELITIAN

KELAPA SAWIT MARIHAT, SUMATERA UTARA

RANI KURNILA

A24052666

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

RINGKASAN

RANI KURNILA. Pengendalian Mutu Produksi Benih Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacquin) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat,

Sumatera Utara. (Dibimbing oleh MARYATI SARI dan ENY WIDAJATI).

Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 12 Februari – 12 Juni 2009

di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat, Sumatera Utara. Kegiatan

magang ini secara umum bertujuan untuk (1) melatih kemampuan teknis dan

manajemen mahasiswa untuk bekerja secara profesional di bidang produksi benih

kelapa sawit dan mengetahui cara memproduksi benih kelapa sawit, (2)

meningkatkan kemampuan softskill mahasiswa untuk mempersiapkan diri

memasuki dunia kerja. Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari

pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) pengaruh kriteria

dan panjang kecambah terhadap vigor bibit dan (2) pengaruh umur tanaman induk

terhadap produksi dan mutu benih.

Metode magang yang digunakan selama mengikuti kegiatan magang di

PPKS adalah metode umum dan metode khusus. Metode umum adalah : (1)

bekerja secara aktif di Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman (SUS-BHT), (2)

mengumpulkan data sekunder yang berguna untuk penulisan skripsi meliputi

lokasi, letak geografis kebun, keadaan iklim, luas kebun, luas areal, organisasi

serta manajemen kebun produksi benih, dan (3) wawancara dengan berbagai

sumber di Pusat Penelitian Kelapa Sawit untuk mendapatkan informasi yang

diperlukan. Sedangkan metode khusus adalah melakukan dua evaluasi berkaitan

dengan mutu benih yaitu : (1) evaluasi “Pengaruh Kriteria dan Panjang

Kecambah terhadap Pertumbuhan Bibit di Pre Nursery”. Peubah yang diamati

adalah persentase hidup bibit, tinggi bibit, jumlah daun dan diameter batang. (2)

evaluasi “Pengaruh Umur Tanaman Induk terhadap Produksi dan Mutu Benih

yang Dihasilkan”. Peubah yang diamati adalah bobot tandan, jumlah calon benih

dan jumlah benih baik. Hasil evaluasi pengaruh kriteria dan panjang kecambah

terhadap pertumbuhan bibit di pre nursery menunjukkan bahwa panjang

kecambah berpengaruh nyata terhadap persentase hidup dan pertumbuhan bibit.

Kecambah yang sudah dapat dibedakan plumula dan radikula memiliki

persentase hidup dan pertumbuhan bibit di pembibitan lebih baik dibandingkan

kecambah yang belum dapat dibedakan plumula dan radikulanya. Kecambah yang

belum dapat dibedakan plumula dan radikulanya belum siap untuk ditanam di

pembibitan.

Pengaruh umur tanaman terhadap produksi dan mutu benih yang

dihasilkan menunjukkan terdapat kecenderungan peningkatan bobot tandan

seiring dengan pertambahan umur tanaman. Jumlah calon benih dan jumlah benih

baik yang dihasilkan meningkat sampai tanaman berumur 16 tahun.

Page 3: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA

SAWIT (Elaeis guineensis Jacquin) DI PUSAT PENELITIAN

KELAPA SAWIT MARIHAT, SUMATERA UTARA

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

RANI KURNILA

A24052666

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 4: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Judul : PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA

SAWIT (Elaeis guineensis Jacquin) DI PUSAT PENELITIAN

KELAPA SAWIT MARIHAT, SUMATERA UTARA

Nama : RANI KURNILA

NRP : A24052666

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Maryati Sari, SP. MSi Dr. Ir. Eny Widajati, MS

NIP : 19700918 200003 2001 NIP : 19610106 198503 2002

Mengetahui

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr

NIP : 19611101 198703 1003

Tanggal Lulus :

Page 5: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Jati, Propinsi Sumatera Barat pada tanggal

24 Juni 1987. Penulis merupakan anak pertama dari Bapak Afdal dan Ibu Amna

Yuliati.

Tahun 1999 penulis lulus dari SD N 19 Koto Kecil, kemudian pada tahun

2002 penulis menyelesaikan studi di SMP N 4 Ampang Gadang, Kecamatan

Guguk, Kabupaten Lima puluh Kota, Sumatera Barat. Selanjutnya penulis lulus

dari SMA N 1 Suliki pada tahun 2005.

Tahun 2005 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI (Undangan

Seleksi Masuk IPB). Selanjutnya pada tahun 2006 penulis diterima sebagai

mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Selama menjadi mahasiswa penulis mengikuti kepanitian pada organisasi

kampus seperti panitia FESTA 2007, U- CUP 2007 dan Bina Generasi Agronomi

dan Hortikultura angkatan 43. Selain itu penulis juga aktif pada Organisasi

Mahasiswa Daerah (OMDA) yaitu IKMP (Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa

Payakumbuh) yang ada di Bogor.

Page 6: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengendalian Mutu Produksi

Benih Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacquin) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Marihat, Sumatera Utara”. Sholawat beserta salam tak lupa juga penulis

sampaikan kepada tauladan umat, Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Skripsi ini ditulis berdasarkan kegiatan magang di Satuan Usaha Strategis

Bahan Tanaman (SUS-BHT) Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat yang

penulis laksanakan selama empat bulan. Kegiatan ini merupakan bagian dari

tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana pada Departemen

Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ayahanda Afdal dan Ibunda Amna Yuliati yang telah memberikan dorongan

yang tulus baik moril maupun materil selama penulis menempuh kegiatan

perkuliahan di IPB.

2. Maryati Sari, SP. MSi dan Dr. Ir. Eny Widajati, MS sebagai dosen

pembimbing skripsi yang telah banyak membimbing penulis dalam

pelaksanaan magang dan penulisan skripsi.

3. Dr. Ir. Sudradjat, MS dan Dr. Ir Munif Ghulamahdi, MS sebagai dosen

pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menempuh

kegiatan perkuliahan di IPB.

4. Dr. Ir. Suwarto, MSi selaku dosen penguji yang telah banyak membantu dan

memberi masukan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

5. Dr. Ir. A. Razak Purba selaku Kepala Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman

(SUS-BHT) PPKS yang telah memberikan izin kepada penulis melaksanakan

magang di PPKS Marihat.

6. Ir. Edy Suprianto, MSc yang telah membimbing penulis selama melaksanakan

magang di PPKS Marihat.

Page 7: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

7. Nanang Supena SP, dan Yabani, SP yang telah banyak membimbing dan

menyediakan pustaka kepada penulis selama penulis melaksanakan magang di

PPKS Marihat.

8. Seluruf staf dan karyawan PPKS yang telah banyak membantu penulis selama

melaksanakan magang di PPKS.

9. Bapak Ruslan dan Ibu Nuria Sumanti sebagai bapak dan ibu mess dua yang

telah menjaga penulis selama penulis melaksanakan magang di PPKS Marihat.

10. Weri Candra Kartika, Amd atas doa, perhatian, dukungan kepada penulis

selama penulis menempuh kuliah dan menyelesaikan skripsi.

11. Seluruh dosen, staf dan pegawai Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB

yang telah memberikan pendidikan dan pelayanan terbaik kepada penulis

selama menempuh perkuliahan.

12. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 42 sebagai teman sekelas

dan seperjuangan atas dukungan, bantuan dan kebersamaan selama kuliah.

13. Adikku Rizki Kurniawan dan seluruh keluarga besar atas dukungan dan doa

yang telah diberikan kepada penulis.

14. Seluruh pihak yang telah membantu penulis selama kuliah dan penyelesaian

skripsi ini.

Pada akhirnya harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

dan semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, November 2009

Penulis

Page 8: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

Latar Belakang ........................................................................................ 1

Tujuan Magang ....................................................................................... 3

Tujuan Umum ..................................................................................... 3

Tujuan Khusus .................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4

Asal Usul dan Penyebaran Kelapa Sawit .............................................. 4

Taksonomi Tanaman Kelapa Sawit ........................................................ 4

Morfologi dan Fisiologi Kelapa Sawit .................................................... 5

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit ................................................................. 7

Jenis Tanaman Kelapa Sawit .................................................................. 8

Pemuliaan Kelapa Sawit.......................................................................... 9

Benih Tanaman Kelapa Sawit ................................................................. 12

Proses Produksi Benih Kelapa Sawit ...................................................... 12

Dormansi dan Pengecambahan Benih Kelapa Sawit .............................. 13

Pengolahan Benih ................................................................................... 14

METODE MAGANG .................................................................................. 15

Waktu dan Tempat ................................................................................. 15

Metode Pelaksanaan ................................................................................ 15

Metode Umum .................................................................................... 15

Metode Khusus ................................................................................... 15

Pengamatan dan Pengumpulan Data ....................................................... 17

Analisis Data dan Informasi ................................................................... 18

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG ................................................ 19

Sejarah Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat ..................................... 19

Visi dan Misi .......................................................................................... 20

Visi ..................................................................................................... 20

Misi .................................................................................................... 21

Struktur Organisasi ................................................................................. 21

Lokasi dan Letak Geografis Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat...... 23

Sarana Penelitian dan Sumber Daya Manusia......................................... 23

Kebun Produksi ..................................................................................... 23

Produk dan Pelayanan PPKS ................................................................. 24

Posisi PPKS pada Perdagangan Benih Kelapa Sawit di Indonesia ....... 26

Pengendalian Mutu Produksi Benih Kelapa Sawit ................................ 28

Mutu Genetik ..................................................................................... 29

Page 9: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Mutu Fisik dan Fisiologis ................................................................... 30

Seleksi Kecambah Siap Salur ............................................................ 33

Pengemasan, Pengiriman dan Penyaluran Kecambah ....................... 34

HASIL PELAKSANAAN MAGANG ....................................................... 35

Pengolahan Tandan Benih untuk Analisis Tandan ............................... 35

Karakter Vegetatif Tanaman Kelapa Sawit ............................................. 36

Pembungkusan, Penyerbukan Bunga, Pemanenan dan

Pengangkutan Tandan Benih .................................................................. 37

Pembungkusan dan Pemanenan Bunga Jantan........................................ 39

Pengujian Viabilitas Tepung Sari ............................................................ 40

Seleksi Benih .......................................................................................... 42

Penganginan Benih .................................................................................. 44

Seleksi dan Perhitungan Kecambah Siap Salur....................................... 45

Pengemasan Kecambah Siap Salur ........................................................ 46

Perhitungan Jumlah Kecambah pada Ruang Stock Opname .................. 47

Evaluasi Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap

Pertumbuhan Bibit di Pre Nursery .......................................................... 48

Evaluasi Pengaruh Umur Tanaman Induk terhadap Produksi dan

Mutu Benih yang Dihasilkan ................................................................... 53

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 56

Kesimpulan.............................................................................................. 56

Saran ........................................................................................................ 56

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 57

LAMPIRAN ................................................................................................. 59

Page 10: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kebun Produksi Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat. ................... 24

2. Viabilitas Beberapa Tepung Sari ....................................................... 42

3. Persentase Jumlah Benih Total, Benih Baik dan Benih Afkir ............ 43

4. Jumlah Kecambah pada Ruang Stock Opname tanggal

7 Mei 2009 .......................................................................................... 48

5. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap

Peubah yang Diamati pada 5 hingga 12 MST ................................... 49

6. Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap Persentase

Hidup Bibit pada 5 hingga 12 MST .................................................... 50

7. Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap Tinggi Bibit

pada 5 hingga 12 MST ........................................................................ 50

8. Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap Jumlah Daun

Bibit pada 5 hingga 12 MST ............................................................... 51

9. Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap Diameter

Batang Bibit pada 5 hingga 12 MST .................................................. 52

10. Potensi Produksi Kelapa Sawit ........................................................... 54

Page 11: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Skema Reciprocal Recurrent Selection (RRS) .................................. 11

2. Perlakuan Kecambah untuk Evaluasi ................................................. 16

3. Struktur Organisasi PPKS .................................................................. 22

4. Produksi Kecambah Produsen Benih Kelapa Sawit di Indonesia ....... 26

5. Konsumen Pusat Penelitian Kelapa Sawit .......................................... 27

6. Penjualan Bahan Tanaman Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Berdasarkan Varietas yang Dihasilkan ............................................... 28

7. Struktur Benih Kelapa Sawit ............................................................. 31

8. Ruang Perkecambahan ....................................................................... 32

9. Kecambah Kelapa Sawit .................................................................... 33

10. Pengemasan Kecambah Siap Salur ..................................................... 34

11. Box Plastik .......................................................................................... 34

12. Pengamatan Vegetatif Tanaman Kelapa Sawit .................................. 37

13. Pembungkusan Bunga Betina ............................................................ 38

14. Bunga Betina Antesis ........................................................................ 39

15. Benih Afkir ........................................................................................ 43

16. Penganginan Benih ............................................................................ 44

17. Perbandingan Kecambah Normal, Kecambah Abnormal,

Kecambah Tumbuh Panjang, Benih Tidak Tumbuh dan PTM

dengan Menggunakan Tray dan Kantong Plastik sebagai

Wadah Pengecambahan ...................................................................... 45

18. Pengemasan Kecambah Siap Salur .................................................... 46

19. Hubungan Umur Tanaman Induk dengan Bobot Tandan

Tanaman ............................................................................................. 53

20. Hubungan Umur Tanaman Induk dengan JCB dan JBB .................... 54

Page 12: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal Harian Magang Penulis ............................................................ 60

2. Data Klimatologi Kebun Pembibitan Pusat Penelitian

Kelapa Sawit Marihat ......................................................................... 64

3. Produksi Kecambah Produsen Benih Kelapa Sawit di Indonesia ...... 64

4. Data Produksi Kecambah Pusat Penelitian Kelapa Sawit ................. 64

5. Penjualan Kecambah Pusat Penelitian Kelapa Sawit Tahun 2008

Berdasarkan Pengguna/Konsumen ..................................................... 65

6. Penjualan Kecambah Pusat Penelitian Kelapa Sawit Tahun 2008

Berdasarkan Varietas .......................................................................... 66

7. Sidik Ragam Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap

Persentase Hidup pada 5 hingga 12 MST ........................................... 67

8. Sidik Ragam Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap

Tinggi Bibit pada 5 hingga 12 MST ................................................... 68

9. Sidik Ragam Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap

Jumlah Daun pada 5 hingga 12 MST .................................................. 69

10. Sidik Ragam Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap

Diameter Batang pada 5 hingga 12 MST ............................................ 70

Page 13: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacquin) merupakan penyumbang devisa

negara yang cukup penting. Volume ekspor minyak kelapa sawit pada tahun 2007

mengalami peningkatan yaitu menjadi 5 701 300 ton dengan nilai ekspor sebesar

US$ 1 062 215 dibandingkan dengan tahun 2003 sebesar 2 892 100 ton dengan

nilai ekspor US$ 1 062 215 (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009). Tingginya

peranan kelapa sawit dalam perekonomian Indonesia telah mendorong pemerintah

dan pihak swasta berlomba-lomba untuk berperan dalam pengembangan kelapa

sawit. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan luas areal perkebunan kelapa

sawit di Indonesia. Data Departemen Pertanian (2008) menunjukkan terjadi

peningkatan luas areal penanaman kelapa sawit selama 28 tahun dari 290 000 ha

pada tahun 1980 menjadi 6 611 000 ha pada tahun 2008. Menurut Setyamidjaja

(2006) kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat menjanjikan,

karena beberapa tahun yang akan datang selain digunakan untuk minyak goreng,

mentega, sabun dan kosmetika minyak sawit juga dapat dijadikan sebagai

substitusi bahan bakar minyak.

Salah satu cara untuk menjamin pengembangan kelapa sawit di Indonesia

adalah menjamin ketersediaan benih unggul dan bermutu. Data Direktorat

Jenderal Perkebunan (2008a) menunjukkan prakiraan ketersediaan benih dalam

negeri pada tahun 2009 – 2010 adalah ± 160 juta benih, sedangkan permintaan

terhadap benih kelapa sawit dalam negeri adalah ± 230 juta benih. Oleh karena

itu masih terdapat kekurangan benih kelapa sawit sekitar ± 70 – 80 juta benih.

Pemerintah telah menetapkan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai

salah satu produsen sekaligus penyalur resmi benih kelapa sawit untuk membantu

dan memenuhi kebutuhan benih kelapa sawit dalam negeri. Penetapan Pusat

Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri

Pertanian RI No. KB – 320/261/KPTS/5/1984. Penetapan PPKS sebagai salah

satu produsen benih kelapa sawit di Indonesia mendorong dan mengharuskan

PPKS meningkatkan kapasitas produksi benihnya sehingga kekurangan benih

kelapa sawit di dalam negeri dapat diatasi.

Page 14: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Salah satu faktor penentu keberhasilan produksi bahan tanaman unggul

kelapa sawit adalah pengendalian mutu pada setiap proses produksi. Pengendalian

mutu dalam kegiatan produksi benih kelapa sawit di PPKS dimulai dari

pengelolaan pohon induk dan pohon bapak sampai pada penyaluran benih atau

kecambah kepada konsumen. Meskipun ada konsumen yang membeli dalam

bentuk benih, sebagian besar benih disalurkan kepada konsumen dalam bentuk

kecambah (germinated seed). Hal ini dikarenakan benih kelapa sawit mengalami

dormansi yang cukup lama. Mangoensoekarjo dan Semangun (2005) menyatakan

bahwa ketika baru dipanen, benih kelapa sawit mengalami dormansi dan

perkecambahan alami sangat jarang terjadi. Dormansi adalah suatu kondisi

dimana benih tidak berkecambah meskipun benih itu normal dan kondisi

lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan. Dengan adanya

dormansi pada benih kelapa sawit maka diperlukan pengetahuan khusus mengenai

sifat, penyebab serta teknik pemecahannya. Oleh karena itu untuk memudahkan

konsumen maka benih kelapa sawit sebagian besar disalurkan dalam bentuk

kecambah. Kecambah yang disalurkan kepada konsumen harus memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan untuk menjamin mutu bibit yang dihasilkan. Kriteria

kecambah siap salur yang digunakan PPKS adalah (1) kecambah tumbuh

sempurna, (2) plumula dan radikula sudah dapat dibedakan (berbentuk seperti

huruf T), (3) plumula dan radikula tumbuh berlainan arah (4) plumula dan

radikula tampak segar, (5) kecambah tidak berjamur dan (6) panjang plumula dan

radikula maksimum 2 cm.

Kepuasan konsumen merupakan prioritas utama PPKS. Oleh karena itu

PPKS membentuk Divisi Quality Control/Quality Ansurance (QC/QA) untuk

menjamin mutu kecambah yang dihasilkan. Peran QC/QA dimulai dari

pengelolaan pohon induk dan pohon bapak hingga pengemasan kecambah.

Meskipun QC/QA telah bekerja sebaik mungkin, karena tingginya permintaan

kecambah kelapa sawit pada tahun 2008 PPKS meloloskan penyaluran kecambah

yang belum berbentuk seperti huruf T kepada konsumen sehingga banyak

kecambah yang tidak tumbuh setelah ditanam di pembibitan. Hal tersebut

menimbulkan keluhan dari konsumen sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap

pengaruh kriteria dan panjang kecambah terhadap pertumbuhan bibit di pre

Page 15: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

nursery”. Evaluasi ini merupakan salah satu kegiatan penulis selama

melaksanakan kegiatan magang.

Selain itu, penulis juga melakukan evaluasi terhadap produksi dan mutu

benih dari varietas Simalungun. Sampel yang digunakan diambil dari data panen

bulan Februari – Maret tahun 2009. Berdasarkan data tersebut, penulis melakukan

evaluasi terhadap pengaruh umur tanaman terhadap produksi dan mutu benih

kelapa sawit yang dihasilkan.

Tujuan Magang

Tujuan Umum

Melatih kemampuan teknis dan manajemen mahasiswa untuk bekerja secara

profesional dibidang produksi benih kelapa sawit dan mengetahui cara

memproduksi benih kelapa sawit di PPKS.

Meningkatkan kemampuan softskill mahasiswa untuk mempersiapkan diri

memasuki dunia kerja.

Tujuan Khusus

Mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama

pengaruh kriteria dan panjang kecambah terhadap vigor bibit, serta pengaruh

umur tanaman induk terhadap produksi dan mutu benih yang dihasilkan.

Page 16: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

TINJAUAN PUSTAKA

Asal Usul dan Penyebaran Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika tepatnya dari

kawasan Nigeria di Afrika Barat. Penyebaran kelapa sawit dari daerah asalnya

secara tidak langsung terkait dengan perdagangan budak dari Afrika pada abad

pertengahan. Setelah Colombus menemukan benua Amerika dan terbukanya

perjalanan ke kawasan Asia, tanaman kelapa sawit menyebar ke berbagai kawasan

baru oleh usaha-usaha bangsa Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda

(Setyamidjaja, 2006).

Tanaman kelapa sawit masuk ke Indonesia untuk pertama kalinya dibawa

oleh bangsa Belanda dengan bibit yang berasal dari Bourbon atau Mauritius

sebanyak dua batang dan dari Amsterdam juga dua batang. Bibit tersebut ditanam

di Kebun Raya Bogor untuk dijadikan sebagai tanaman koleksi pada tahun 1848.

Oleh karena itu tanaman kelapa sawit yang ada di Kebun Raya Bogor ini

dianggap sebagai nenek moyang tanaman kelapa sawit di Asia Tenggara

(Setyamidjaja, 2006).

Taksonomi Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman monokotil. Menurut

Mangoensoekarjo dan Semangun (2005) secara taksonomi kelapa sawit dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

Ordo : Spadiciflorae (Arecales)

Famili : Palmae

Sub – family : Cocoideae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Nama Elaeis guineensis diberikan olah Jacquin pada tahun 1763

berdasarkan pengamatan pohon-pohon kelapa sawit yang tumbuh di Martinique,

kawasan Hindia Barat, Amerika Tengah. Kata Elaeis (Yunani) berarti minyak,

sedangkan kata guineensis dipilih berdasarkan keyakinan Jacquin bahwa kelapa

Page 17: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

sawit berasal dari Guinea (Afrika). Jenis-jenis lain dari marga Elaeis antara lain

adalah E.madagascariensis Becc dan E. melanococca Gaertn.

Morfologi dan Fisiologi Kelapa Sawit

Akar pertama yang muncul dari biji yang telah tumbuh (berkecambah)

adalah radikula yang panjangnya dapat mencapai 15 cm, mampu bertahan sampai

6 bulan. Dari radikula muncul akar lainnya yang berfungsi mengambil air dan

hara lainnya dari media tumbuh namun masih perlu dibantu dari cadangan

makanan yang ada pada endosperm. Akar ini kemudian fungsinya diambil alih

oleh akar primer (utama) yang keluar dari bagian bawah batang (bulb) beberapa

bulan kemudian. Akar ini tumbuh 45 derajat vertikal ke bawah berfungsi

mengambil air dan makanan. Dari akar primer tersebut tumbuh akar sekunder

yang tumbuh horizontal dan dari akar sekunder tersebut tumbuh pula akar tertier

dan kwarter yang berada dekat pada permukaan tanah. Akar tertier dan kwarter

inilah yang paling aktif mengambil air dan hara lain dari dalam tanah

(Lubis, 2008).

Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus oleh

pelepah daun (frond base). Bagian bawah umumnya lebih besar disebut bongkol

batang atau bowl. Sampai umur 3 tahun batang belum terlihat karena masih

terbungkus pelepah daun yang belum dipangkas. Karena sifatnya yang phototropi

dan heliotropi (menuju arah cahaya matahari) maka pada keadaan terlindung

tumbuhnya akan lebih tinggi, tetapi diameter (tebal) batang akan lebih kecil

(Lubis, 2008).

Daun kelapa sawit bersirip genap, dan bertulang sejajar. Pada pangkal

pelepah daun terdapat duri-duri atau bulu-bulu halus sampai kasar. Panjang

pelepah daun dapat mencapai 9 m tergantung pada umur tanaman kelapa sawit.

Helai anak daun yang terletak di tengah pelepah daun adalah yang terpanjang dan

panjangnya dapat mencapai 1.2 m. Jumlah anak daun dalam satu pelepah berkisar

antara 120 - 160 pasang dan dalam satu pohon terdapat 40 - 50 pelepah daun

(Setyamidjaja, 2006).

Tandan bunga terletak di ketiak daun yang mulai tumbuh setelah tanaman

berumur 12 – 14 bulan, tetapi baru ekonomis untuk dipanen pada umur 2.5 tahun.

Page 18: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Primordia bakal bunga terbentuk sekitar 33 – 34 bulan sebelum bunga matang

(siap melaksanakan penyerbukan). Pertumbuhan bunga sangat dipengaruhi oleh

kesuburan tanah. Jika tanaman kelapa sawit tumbuh kerdil, maka pertumbuhan

bunganya lebih lambat daripada tanaman yang tumbuh subur (Setyamidjaja,

2006).

Kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12 bulan. Pembungaan kelapa

sawit termasuk monocious artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat pada

satu pohon tetapi tidak pada satu tandan yang sama. Namun terkadang bisa

ditemukan dalam satu tandan bunga yang bisa disebut dengan bunga banci

(hemaprodit). Tanaman kelapa sawit dapat menyerbuk secara silang dan

menyerbuk sendiri (Risza, 1994).

Tandan bunga betina dibungkus oleh seludang bunga yang akan pecah

antara 15 - 30 hari sebelum antesis. Antesis bunga betina tidak serentak. Pada satu

tandan umumnya membutuhkan waktu 3 - 5 hari atau lebih. Satu tandan bunga

betina memiliki 100 – 200 spikelet dan tiap spikelet memiliki 15 – 20 bunga

betina. Tidak semua bunga betina tersebut akan berhasil membentuk buah

sempurna yang matang terutama dibagian dalam. Pada tandan tanaman dewasa

dapat diperoleh 600 – 2000 buah tergantung pada besarnya tandan dan setiap

pokok dapat menghasilkan 15 – 25 tandan/pokok/tahun pada tanaman muda dan

pada tanaman tua berkisar antara 8 – 12 tandan/ pokok/tahun (Lubis, 2008).

Tandan bunga jantan (infloressensia) juga dibungkus oleh seludang bunga

yang pecah jika akan antesis seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki

100 – 250 spikelet yang panjangnya 10 – 20 cm dan diameter 1 – 1.5 cm. Tiap

spikelet berisi 500 – 1500 bunga kecil yang akan menghasilkan tepung sari.

Tandan bunga yang sedang antesis berbau amis (khas). Pada tanaman muda

jumlah bunga jantan per pokok sedikit dibanding dengan tandan bunga betina dan

perbandingan ini akan berubah sesuai peningkatan umur tanaman (Lubis, 2008).

Bunga betina setelah dibuahi akan berkembang menjadi buah. Buah yang

terletak di sebelah dalam tandan berukuran lebih kecil dan bentuknya kurang

sempurna dibandingkan dengan yang berada di luar tandan. Pada satu buah

terdapat susunan sebagai berikut :

Page 19: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

1. Kulit buah (exocarp) yang selama 3 bulan setelah penyerbukan warnanya

masih putih kehijau-hijauan, tetapi 3 – 6 bulan berikutnya warnanya berubah

menjadi kuning.

2. Daging buah (pulp, mesocarp) yang pada 3 bulan pertama tersusun dari air,

serat, klorofil, dan tiga bulan berikutnya terjadi pembentukan minyak dan

karoten.

3. Cangkang (tempurung) yang pada tahap awal tipis dan lembut, tetapi setelah

berumur 3 bulan bertambah tebal dan keras serta warnanya berubah dari putih

menjadi coklat muda kemudian coklat.

4. Inti (endosperm) yang mula-mula cair, kemudian lunak dan akhirnya padat

serta agak keras

Cangkang dan inti merupakan biji kelapa sawit. Di dalam biji terdapat

embrio yang panjangnya 3 mm dan berdiameter 1.2 mm berbentuk silindris. Inti

merupakan cadangan makanan bagi pertumbuhan embrio. Pada pertumbuhan atau

perkecambahan, embrio akan keluar melalui lubang yang terdapat pada cangkang

(germpore) dengan membentuk akar (radikula) dan batang (plumula)

(Setyamidjaja, 2006).

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada suhu udara 27 ºC dengan

suhu maksimum 33 ºC dan suhu minimum 22 ºC sepanjang tahun. Curah hujan

rata-rata tahunan yang memungkinkan untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah

1250 - 3000 mm yang merata sepanjang tahun (dengan jumlah bulan kering

kurang dari 3) dan curah hujan optimal berkisar antara 1750 - 2500 mm.

Ketinggian tempat yang optimal untuk pengembangan tanaman kelapa sawit

adalah kurang dari 400 m di atas permukaan laut (dpl). Apabila ketinggian tempat

lebih dari 400 m dpl maka areal ini tidak disarankan untuk pengembangan kelapa

sawit ( Buana et al., 2006).

Bentuk wilayah yang sesuai untuk kelapa sawit adalah datar sampai

berombak yaitu wilayah dengan kemiringan lereng antara 0 - 8 %. Jika suatu

wilayah topografinya bergelombang sampai berbukit (kemiringan lereng 8 - 30 %)

tanaman kelapa sawit masih dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik tetapi

Page 20: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

harus melakukan tindakan pengelolaan tertentu seperti dengan pembuatan teras

(Buana et al., 2006).

Kondisi tanah yang memungkinkan untuk pertumbuhan kelapa sawit

adalah tanah yang memiliki tekstur agak kasar sampai halus yaitu antara pasir

berlempung sampai liat masif. Beberapa karakteristik tanah yang digunakan

dalam penilaian kesesuaian lahan untuk kelapa sawit meliputi batuan di

permukaan tanah, kedalaman efektif tanah, tekstur tanah, kondisi drainase tanah

dan tingkat kemasaman tanah (Buana et al., 2006).

Tekstur tanah yang paling ideal untuk tanaman kelapa sawit adalah

lempung berdebu, lempung liat berdebu, lempung berliat dan lempung liat

berpasir. Kedalaman efektif tanah yang baik adalah jika > 100 cm. Kemasaman

pH tanah yang optimal adalah berkisar diantara 5,0 – 6,0 namun kelapa sawit

masih toleran terhadap pH < 5,0 misalnya pada pH 3,5 – 4,0 (pada tanah gambut)

(Buana et al., 2006).

Jenis Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan tebal tipisnya

cangkang, yaitu dura, pisifera, dan tenera (Setyamidjaja, 2006) .

1. Tipe Dura (D)

Tipe ini memiliki ciri-ciri daging buah (mesocarp) tipis, cangkang

(endocarp) tebal (2 – 8 mm), inti (endosperm) besar, dan tidak terdapat cincin

serabut. Persentase daging buah 35 - 60 % dengan rendemen minyak 17 - 18 %.

2. Tipe Pisifera (P)

Tipe ini memiliki ciri-ciri daging buahnya tebal, tidak mempunyai

cangkang, tetapi terdapat cincin serabut yang mengelilingi inti. Intinya kecil sekali

bila dibandingkan dengan tipe Dura ataupun Tenera. Perbandingan daging buah

terhadap buahnya tinggi dan kandungan minyaknya tinggi. Bunga kelapa sawit

tipe Pisifera biasanya sterile. Kelapa sawit tipe ini hanya dipakai sebagai "pohon

bapak" dalam persilangan dengan tipe Dura.

3. Tipe Tenera (T)

Tipe ini merupakan hasil persilangan antara tipe Dura dan Pisifera. Sifat

tipe Tenera merupakan kombinasi sifat khas dari kedua induknya. Tipe ini

Page 21: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

mempunyai tebal cangkang 0.5 – 4 mm, mempunyai cincin serabut walaupun

tidak sebanyak seperti Pisifera, sedangkan intinya kecil. Perbandingan daging

buah terhadap buah 60 – 90 %, rendemen 22 - 24 %.

Bahan tanaman kelapa sawit yang umum digunakan di perkebunan

komersial merupakan benih hasil penyerbukan buatan antara pohon induk dura

(D) dengan pisifera (P). Berkaitan dengan tingkat produktivitas minyak, kelapa

sawit tipe tenera memiliki proporsi kandungan minyak di dalam mesocarp 30 %

lebih tinggi dibandingkan dengan tipe dura. Hal ini dapat dipahami karena

persentase mesocarp per buah tipe tenera lebih tinggi dibandingkan dengan tipe

dura, dan memiliki sifat heterosis (hybrid vigor) hasil persilangan dura x pisifera.

Lain halnya dengan kelapa sawit tipe pisifera, meskipun persentase mesocarp per

buahnya sangat tinggi, tetapi karena sebagian besar memiliki sifat mandul betina

(female sterile), kelapa sawit tipe ini tidak digunakan sebagai bahan tanaman.

Selain benih, bahan tanaman kelapa sawit juga dapat diperoleh dari hasil

perbanyakan secara vegetatif melalui metode kultur jaringan, dan dikenal sebagai

klon kelapa sawit (Latif, 2006).

Pemuliaan Kelapa Sawit

Pemuliaan kelapa sawit memiliki tujuan utama untuk memperoleh

individu-individu terbaik dalam hal produktivitas dan kualitas minyak. Tujuan

jangka panjang lainnya adalah mendapatkan pohon yang pertumbuhan tingginya

lambat, lebih toleran terhadap penyakit, respon terhadap pemupukan baik, tandan

lebih berat, komposisi buah dan minyak lebih baik, tangkai tandan buah lebih

pendek, serta adaptasi tanaman baik (Lubis, 2008). Dalam melaksanakan program

pemuliaan metode yang banyak digunakan adalah metode Reciprocal Reccurent

Selection (RRS) yang dikembangkan oleh Institute de Recherches pour les Hulles

et Oleagineux (IRHO). Metode RRS adalah suatu skema yang sangat menarik

baik untuk program pemuliaan maupun produksi benih dan klon kelapa sawit. Hal

ini dikarenakan : (1) pemilihan tetua untuk memproduksi hibrida komersil

didasarkan atas pengujian keturunan (progeny test), sehingga hanya hibrida-

hibrida yang telah diuji yang disalurkan kepada konsumen, (2) skema seleksi

memungkinkan untuk mengeksploitasi sesegera mungkin persilangan-persilangan

Page 22: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

terbaik dan perbaikan dapat dilakukan melalui selfing, (3) hibrida komersil dapat

direproduksi menggunakan berbagai tipe persilangan dura di seleksi dura dan

berbagai persilangan tenera/pisifera di seleksi tenera (Purba et al.,1997). Pada

prinsipnya metode pemuliaan RRS adalah memperbaiki secara serentak daya

gabung (combining ability) dari dua grup individu yaitu grup A dan B yang

dicirikan dengan :

Grup A (dura) meliputi jenis kelapa sawit yang menghasilkan tandan sedikit

tetapi dengan tandan yang besar.

Grup B (pisifera, tenera) adalah kelapa sawit yang menghasilkan banyak

tandan tetapi berukuran relatif lebih kecil.

Dua grup tersebut menjadi populasi dasar (base population) dalam

pelaksanaan pemuliaan kelapa sawit. Dari populasi dasar yang telah diseleksi

dilakukan suatu tahapan evaluasi melalui pengujian keturunan (progeny test).

Tujuan pengujian keturunan adalah untuk menganalisis dan menentukan

persilangan terbaik yang dapat dilihat dari daya gabung umum dan daya gabung

khusus dari tetua yang diuji. Berdasarkan informasi daya gabung tersebut

dilakukan seleksi untuk menentukan tetua-tetua yang dapat dijadikan pohon induk

untuk produksi benih. Selain itu, pada tahapan seleksi ini juga dilakukan

pemilihan tetua yang akan direkombinasikan untuk mencari materi persilangan

dengan potensi yang lebih baik yang akan digunakan pada program pemuliaan

selanjutnya. Dengan rekombinasi diharapkan dapat dihasilkan suatu populasi

dasar baru dengan sifat-sifat yang lebih baik dari populasi dasar sebelumnya

(Purba et al.,1997). Skema program pemuliaan dengan menggunakan metode

RRS dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 23: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Gambar 1. Skema Reciprocal Reccurent Selection (RRS)

Populasi

Tenera/Pisifera

Populasi Dura

Pengujian

Progeni

DxP, DxT

P1,P2,P3,T1,T2…. D1,D2,D3……

Pisifera/Tenera

terpilih

Selfing/crossing

Dura terpilih

Selfing/crossing

Produksi Kecambah

D x P Introduksi

Introduksi

Populasi Dura

hasil Rekombinasi Populasi Pisifera/

Tenera hasil

reombinasi

Pengujian

Progeni

D x P, D x T

P1 x P2

P3 x P4, T1 x T2

D1 x D2

D2 x D3

Page 24: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Benih Tanaman Kelapa Sawit

Benih yang baik adalah benih penghasil tanaman yang bermutu,

berproduksi tinggi, memiliki sifat sekunder yang baik atau unggul, serta telah

dilepas Pemerintah secara resmi. Pada UU No. 12 tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman dikatakan bahwa benih bermutu jika varietasnya benar dan

murni serta mempunyai mutu genetis, mutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi

sesuai dengan standar mutu pada kelasnya.

Menurut Lubis (1993) pada tanaman kelapa sawit varietas benih yang baik

atau unggul adalah (1) berasal dari hasil pemuliaan serta telah diuji pada berbagai

kondisi, (2) tersedia sebagai bahan tanaman dalam jumlah yang dibutuhkan (3)

umur genjah, (4) memiliki produksi dan kualitas minyak yang tinggi, (5) respon

terhadap perlakuan yang diberikan, (6) memiliki umur ekonomis cukup panjang,

(7) tahan terhadap hama penyakit dan toleran terhadap lingkungan (ekologi), dan

(8) benih tersebut dihasilkan oleh Pusat Sumber Benih kelapa sawit yang resmi

telah ditunjuk Pemerintah.

Latif (2006) menyatakan karakteristik tanaman induk yang menjadi

standar kriteria seleksi untuk produksi benih adalah :

1. Produksi tandan buah segar (TBS) ≥ 150 kg/pohon/tahun dan atau 6 ton palm

product (CPO + PKO)/ha/tahun yang dihitung dengan basis 136 pohon/ha,

rerata selama 3 tahun produksi.

2. Rendemen pabrik ≥ 23 % yang dihitung berdasarkan hasil rendemen

laboratorium x 0,855.

3. Pertumbuhan meninggi ≤ 80 cm/tahun, yang diukur setelah tanaman berumur

6 tahun setelah tanam.

Proses Produksi Benih Kelapa Sawit

Tahapan produksi benih kelapa sawit, dalam hal ini kecambah, adalah

mencakup seluruh proses mulai dari pemilihan pohon induk dan pohon bapak

sampai pengemasan untuk dikirim ke konsumen. Pada sumber benih kelapa sawit

semua tahap tersebut diawasi dengan ketat agar kualitas mutu bahan tanam dapat

dijamin (Direktorat Jenderal Perkebunan 2008b).

Page 25: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Pada sub sistem seed garden, pohon induk terpilih adalah pohon-pohon

elit yang teruji kemampuannya untuk menghasilkan turunan DxP. Pelaksanaan

polinasi terkendali di seed garden merupakan penentu dalam pengelolaan pohon

induk. Lembaga riset/produsen benih umumnya sangat menyadari bahwa

kontaminasi dura yang tinggi, sebagai akibat polinasi yang kurang terkendali,

sangat merugikan pelaku agribisnis kelapa sawit di kemudian hari. Untuk itu,

lembaga riset/produsen benih menaruh perhatian yang sangat tinggi dalam

pengelolaan pohon induk dan polinasi sehingga bahan tanaman unggul DxP yang

diterima pelanggan memiliki kemurnian sangat tinggi (Direktorat Jenderal

Perkebunan, 2007).

Kepedulian mutu bahan tanaman juga terjaga saat penyiapan benih

maupun pada saat pemprosesan kecambah. Identitas bahan tanaman sangat terjaga

dan dapat ditelusuri kebenarannya. Kepedulian akan mutu ini tercermin pada

implementasi prinsip-prinsip manajemen mutu ISO 9001:2000 oleh seluruh

lembaga riset/produsen benih kelapa sawit Indonesia (Direktorat Jenderal

Perkebunan, 2007).

Dormansi dan Pengecambahan Benih Kelapa Sawit

Benih kelapa sawit termasuk benih yang mengalami dormansi cukup lama

sebelum berkecambah. Mangoensoekarjo dan Semangun (2005) menyatakan

bahwa ketika baru dipanen, benih kelapa sawit mengalami dormansi dan

perkecambahan alami sangat jarang terjadi selama lebih dari beberapa tahun.

Sementara itu, perkebunan membutuhkan benih yang lebih cepat untuk

berkecambah.

Pemecahan dormansi dapat dilakukan pada suhu 40 ºC selama 80 hari.

Pemberian oksigen berkonsentrasi tinggi dapat membantu perkecambahan jika

diberikan selama atau setelah proses pemanasan (Mangoensoekarjo dan

Semangun, 2005).

Benih kelapa sawit termasuk ke dalam benih rekalsitran sehingga tidak

tahan disimpan dalam suhu dingin dibawah 5 ºC dan akan mati apabila kadar

airnya berada di bawah 12,5 % (Chin & Robert, 1980). Lubis (2008)

menambahkan kadar air yang optimal untuk perkecambahan benih kelapa sawit

Page 26: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

adalah ± 23 %. Kondisi ini dapat terpenuhi dengan cara menyimpan benih di

dalam kantong plastik dan menempatkanya di ruang perkecambahan yang

suhunya dapat tetap dikontrol.

Pengolahan benih

Pengolahan benih sebagai suatu kegiatan diantara kegiatan lainnya dalam

teknologi benih, adalah jelas mempunyai arti yang sangat penting. Hasil

pengolahan benih menentukan kemampuan benih untuk mempertahankan

viabilitas pertumbuhannya serta meningkatkan produknya, baik kuantitas maupun

kualitas. Pengolahan benih yang dilakukan dengan perlakuan-perlakuan yang

baik, sesuai dengan ketentuan yang diharuskan, akan dapat memberikan jaminan

sebagai berikut : (1) jaminan kepada para peneliti dan mereka yang telah

mengusahakan bidang perbenihan, sesuai dengan jerih payahnya untuk

menciptakan varietas unggul dan atau peningkatan hasil yang sangat diharapkan,

(2) kepuasan pada para pemakai benih, yang selalu mengharapkan diperolehnya

benih yang baik, demi usaha taninya dan demi tercapainya peningkatan produk

(kuantitas dan kualitas), (3) kelegaan pada masyarakat dan pemerintah karena

dengan terciptanya benih-benih varietas unggul, berbagai produk pertanian akan

meningkat (kuantitas dan kualitas), yang berarti tersedianya cukup pangan bagi

masyarakat, sehingga tidak perlu menggantungkan pada impor (Kartasapoetra,

1992).

Pengolahan benih kelapa sawit meliputi sejumlah kegiatan yang dimulai

setelah tandan benih dipanen sampai benih menjadi kecambah. Kegiatan tersebut

meliputi penerimaan tandan, pencincangan, fermentasi, pengupasan daging buah,

penirisan, seleksi benih, perlakuan pemanasan serta pengecambahan benih kelapa

sawit (Direktorat Jenderal Perkebunan 2008b).

Page 27: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

METODE MAGANG

Waktu dan Tempat

Kegiatan magang dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2009

yang bertempat di Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman (SUS-BHT) Pusat

Penelitian Kelapa Sawit Marihat, Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Metode Pelaksanaan

Metode magang yang digunakan selama mengikuti kegiatan magang

adalah metode umum dan metode khusus.

Metode Umum

Metode umum yang digunakan adalah : (a) bekerja secara aktif di Satuan

Usaha Strategis Bahan Tanaman (SUS BHT). Kegiatan yang dilakukan penulis

selama magang dapat dilihat pada Lampiran 1. (b) mengumpulkan data sekunder

yang berguna untuk penulisan skripsi meliputi lokasi, letak geografis kebun,

keadaan iklim, luas kebun, luas areal, organisasi serta manajemen kebun produksi

benih dan, (c) wawancara dengan berbagai sumber di Pusat Penelitian Kelapa

Sawit untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.

Metode Khusus

Metode khusus yang digunakan adalah dengan melakukan dua evaluasi

yang berkaitan dengan mutu benih yaitu :

a. Evaluasi “Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap Pertumbuhan

Bibit di Pre Nursery”.

Evaluasi ini dijalankan dengan percobaan faktor tunggal yang terdiri dari

empat perlakuan (Gambar 2) yaitu :

P0 : kecambah yang belum dapat dibedakan antara plumula dan radikula

P1 : panjang kecambah (plumula dan radikula) 0 – 0.5 cm

P2 : panjang kecambah (plumula dan radikula) 0.5 – 1 cm

P3 : panjang kecambah (plumula dan radikula) 1 – 2 cm

Page 28: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL).

Gambar 2. Perlakuan Kecambah untuk Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan di pembibitan Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Marihat pada bulan Maret sampai dengan Mei 2009. Suhu udara rata-rata adalah

25.20 oC dengan suhu maksimum berada pada bulan April dan minimum pada

bulan Maret. Curah hujan rata-rata 355.06 mm dengan curah hujan tertinggi

terjadi pada bulan Maret dan terendah pada bulan April (Lampiran 2).

Pada pembibitan tersebut terdapat naungan 60 %. Media tanam yang

digunakan adalah top soil yang diambil dari daerah sekitar areal penelitian. Tanah

yang digunakan diayak agar bebas dari rerumputan, sisa-sisa akar/kayu, dan

sampah-sampah lainnya. Media yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam

polybag yang berukuran 22 cm x 14 cm. Polybag diisi hingga ± 2 cm dari

permukaan atau bibir polybag. Seminggu sebelum tanam, pengisian tanah ke

polybag telah selesai dilaksanakan. Lubang tanam dibuat di tengah polybag

dengan ibu jari/tugal sedalam 2 cm. Kecambah ditanam dengan radikula

menghadap ke bawah dan plumula menghadap ke atas. Kecambah yang belum

dapat dibedakan antara plumula dan radikulanya ditanam dengan cara kecambah

yang sudah muncul sedikit posisinya diletakkan dengan posisi menghadap ke atas.

Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan dan

pengendalian hama dan penyakit tanaman. Penyiraman dilakukan dua kali sehari

tergantung curah hujan yang turun, pagi dan sore hari. Tiap kali penyiraman

dibutuhkan air sampai dengan kapasitas lapang. Penyiangan gulma dilakukan

terhadap gulma yang tumbuh di polybag dan di sekitar polybag. Penyiangan

dilakukan secara manual dan frekuensinya tergantung kepada kecepatan

pertumbuhan gulma di lapangan. Pemupukan pertama dilakukan 5 minggu setelah

P0 P1 P2 P3

Page 29: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

tanam, kemudian pemberian selanjutnya dengan interval 2 minggu sekali. Pupuk

yang digunakan adalah pupuk Urea. Pemberian pupuk dengan penyemprotan

melalui daun dengan konsentrasi 0.20 g (2 g/l air) untuk seratus bibit. Rotasi

pemupukan dilakukan dua minggu sekali yang dirangkaikan dengan pengamatan.

Masing-masing taraf perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Pada pengamatan

persentase hidup tanaman setiap ulangan terdiri dari 10 kecambah, sedangkan

pada pengamatan tinggi bibit, jumlah daun, dan diameter batang setiap ulangan

contoh menggunakan 5 tanaman contoh.

b. Evaluasi “Pengaruh Umur Tanaman Induk terhadap Produksi dan Mutu Benih

yang Dihasilkan”.

Evaluasi dijalankan dengan menganalisis tanaman induk yang berumur 9,

13, 14, 16, dan 17 tahun dari varietas Simalungun (SMB). Sampel data diambil

sebanyak 20 tandan dari masing-masing perlakuan umur yang dikumpulkan dari

Divisi Produksi Benih.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Peubah yang diamati pada evaluasi “Pengaruh Kriteria dan Panjang

Kecambah terhadap Pertumbuhan Bibit di Pre Nursery” adalah :

Persentase Hidup Bibit

Persentase hidup bibit dihitung mulai dari 5 MST sampai akhir

pengamatan (12 MST) dengan cara membandingkan jumlah bibit yang

tumbuh dengan total jumlah bibit yang ditanam.

Tinggi Bibit

Diukur dari pangkal batang di atas tanah sampai ujung daun tertinggi

dengan menggunakan penggaris.

Jumlah Daun

Di hitung jumlahnya dari daun termuda sampai daun tertua. Daun termuda

yang dihitung adalah daun yang sudah membuka sempurna.

Diameter Batang

Diukur dari pangkal batang dengan menggunakan caliper (jangka sorong).

Page 30: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Evalusi “Pengaruh Umur Tanaman Induk terhadap Produksi dan Mutu

Benih yang Dihasilkan” peubah yang diamati adalah :

Bobot tandan tanaman

Jumlah calon benih

Jumlah calon benih yang dimaksud adalah jumlah benih total yang

dihasilkan (jumlah benih afkir ditambah jumlah benih baik).

Jumlah benih baik

Jumlah benih baik yang dimaksud adalah jumlah semua benih baik yang

diperoleh dari selisih antara jumlah benih total dengan jumlah benih afkir.

Analisis Data dan Informasi

Evaluasi “Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap

Pertumbuhan Bibit di Pre Nursery” dianalisis dengan menggunakan uji F. Jika

hasil sidik ragam pada uji F diperoleh pengaruh nyata, selanjutnya dilakukan uji

lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %. Evaluasi “Pengaruh

Umur Tanaman Induk terhadap Produksi dan Mutu Benih Tanaman yang

Dihasilkan” dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.

Page 31: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Sejarah Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat

Cikal bakal dari Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Marihat adalah

perusahaan-perusahaan perkebunan Belanda yang diambil alih oleh Negara

menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Bagian penelitian Marihat ini

terus dilanjutkan walaupun telah terjadi reorganisasi yang didasarkan jenis

komoditi yang diusahakan sehingga terbentuklah yang disebut PPN Karet, PPN

Gula, PPN Tembakau, PPN Serat dan PPN Aneka Tanaman. Pada Aneka

Tanaman dimasukkan tanaman kelapa sawit, teh, kina, coklat, pinus, kapuk dan

lain-lain. Badan Pengawasan Urusan (BPU) melihat bahwa pekerjaan penelitian

yang dilakukan masing-masing PPN dalam lingkup PPN Aneka Tanaman perlu

diorganisir dengan baik agar terarah dan mencapai hasil maksimum. Atas prakarsa

Ir. H. Suherlan, Direktur Teknik/Produksi BPU Aneka Tanaman maka melalui SE

No. 57/III/1007/AT/64 yang dikeluarkan pada tanggal 6 juni 1964 dibentuklah

Pusat Penelitian Aneka Tanaman Sumatera disingkat dengan PUPENAS

berkantor di Marihat, Pematang Siantar (Sumatera Utara) (Lubis, 2008).

Berdasarkan Instruksi Dirjen Perkebunan dan BPU Aneka Tanaman

masing-masing bernomor 168/D/1967 tanggal 20 Desember 1967 dan

No.26/III/1007/AT/67 tanggal 23 Desember 1967 maka semua pohon-pohon

induk material seleksi, kebun/blok pengujian dan usaha-usaha penyediaan

material tanaman yang ada di masing-masing unit diserahkan pengawasan dan

penguasaannya kepada PUPENAS (Lubis, 2008).

Pada tahun 1968 nama PUPENAS diganti menjadi Marihat Research

Station dan pembinaannya diserahkan kepada Perseroan Negara Perkebunan

(PNP) I, II VI, dan VIII. Pada tahun 1973 – 1992 pembinaannya dilakukan

Perseroan Terbatas Perkebunan (PTP) VI dan PNP VII. Pada tahun 1981 sesuai

dengan Surat Keputusan Dewan Penyantun & Pembina yang didasarkan pada

Instruksi Menteri Pertanian, nama Marihat Research Station diganti menjadi

Pusat Penelitian Marihat yang disingkat dengan PPM (Pusat Penelitian Marihat,

1983).

Page 32: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Sesuai dengan surat keputusan Ketua Dewan Pimpinan Harian AP3I No.

084/Kpts/DPH/XII/92 tanggal 24 Desember 1992 tentang penataan pengelolaan

unit pelaksana penelitian di lingkungan AP3I, maka pada tanggal 4 Februari 1993

dibentuk Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) berkedudukan di Medan, yang

merupakan gabungan dari (Puslitbun) Medan, Puslitbun Marihat dan Puslitbun

Bandar Kuala. Penggabungan ketiga Puslitbun tersebut dilakukan dalam upaya

peningkatan efisiensi pengelolaan organisasi (Lubis, 2008).

Perbaikan organisasi PPKS selanjutnya dilakukan pada tahun 1966.

Berdasarkan keputusan Rapat Anggota Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia

(APPI) dalam suratnya No.03/RA-APPI/11/1996, Pusat Penelitian Perkebunan

lingkup Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia bertanggungjawab kepada

Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia, yang dalam melaksanakan tugasnya

mendapatkan pembinaan dan pengawasan dari Dewan Pembina Pusat Penelitian

Perkebunan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit merupakan salah satu unit penelitian

dari Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI) yang anggotanya terdiri

dari PT. Perkebunan Nusantara I – XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia.

Dalam kegiatannya, PPKS dibina oleh Dewan Penyantun Pusat Penelitian

Perkebunan yang beranggotakan Direktur-Direktur Utama PTP. Nusantara,

Direktur Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Kepala Badan Litbang Pertanian,

Deputi Menteri BUMN Bidang Agro Industri, Kehutanan, Kertas, Percetakan dan

Penerbitan, dan Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia, yang mewakili

kepentingan pemerintah (Lubis, 2008).

Visi & Misi

Visi

1. Menjadi world-class institution dalam penelitian kelapa sawit yang memainkan

peranan penting pada pembangunan industri kelapa sawit nasional dan menjadi

acuan perkelapasawitan internasional.

2. Menjadi center of excellence yang dijadikan acuan dalam penentuan kebijakan

pembangunan dan penanganan perkelapasawitan nasional.

Page 33: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

3. Menjadi institusi penelitian yang mengacu pada business research (hasil

penelitiannya dapat dipasarkan secara bisnis dan mandiri dalam pembiayaan)

dan menyediakan paket teknologi kelapa sawit yang bermanfaat.

Misi

1. Mengembangkan teknologi unggul perkelapasawitan melalui penelitian yang

efektif dan efisien dan melakukan kegiatan pelayanan tepat sasaran.

2. Menunjang pengembangan perkelapasawitan nasional melalui penyediaan

produk dan jasa pelayanan, dan konsep/pemikiran penanganan masalah kelapa

sawit.

3. Mendorong pengembangan SDM, lapangan kerja dan pelestarian sumber daya

alam/lingkungan.

4. Menggali potensi usaha sendiri dalam kerangka institusi nirlaba yang memiliki

badan hukum, untuk dapat mandiri dan sejahtera secara berkesinambungan.

Struktur Organisasi

PPKS dipimpin oleh seorang Direktur yang saat ini dipegang oleh Dr.Ir

Witjaksana Darmosarkoro. Dalam pelaksanaan kegiatan Direktur PPKS dibantu

oleh Kepala Bidang Penelitian, Kepala Biro Umum/SDM, Kepala Bidang Usaha

dan Kepala Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman (SUS-BHT). Kepala Bidang

Penelitian membawahi tujuh kelompok penelitian yang masing-masing diketuai

oleh seorang Ketua Kelompok Peneliti dan Kepala Urusan Penelitian. Kepala Biro

Umum/SDM membawahi tiga urusan yaitu Urusan SDM dan Hukum, Urusan

Akuntansi dan Keuangan, dan Urusan Rumah Tangga. Kepala bidang Usaha

membawahi Unit Usaha Marihat, Unit Usaha Medan, Urusan Pengembangan

Usaha dan Promosi, Urusan Pelayanan dan Konsultasi, serta Urusan Laboratorium

dan Pelayanan. Kepala Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman membawahi

semua bagian yang memproduksi, memproses, memasarkan dan mengawasi

kecambah kelapa sawit. Di samping itu, Direktur dibantu oleh Kepala Urusan

Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang dalam tugasnya bertanggungjawab

langsung kepada Direktur. Struktur organisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit

secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 34: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Ka. Bidang

Penelitian

Ka. Biro Umum

atau SDM

Ka. Satuan Usaha Srategis

Bahan Tanaman

Gambar 3. Struktur Organisasi PPKS

Pemuliaan

Tanaman

Bioteknologi

Tanaman

Tanah &

Agronomi

Engineering &

Lingkungan

Proteksi

Tanaman

Pengolahan

Hasil Mutu

Sosial Ekonomi

Kepala Urusan

SDM &

Hukum

Kepala Urusan

Akuntansi &

Keuangan

Kepala Urusan

Rumah Tangga

Kepala Unit Usaha

Marihat

Kepala Unit Usaha

Medan

Urusan Pengembangan

Usaha dan Promosi

Urusan Pelayanan dan

Konsultasi

Urusan Laboratorium

dan Pelayanan

Manager Divisi BRD

Manager Divisi Pohon

Induk

Manager Divisi

Produksi

Manager Divisi QC/QA

Manager Divisi

Pemasaran dan Logistik

Ka. Bidang Usaha Ka. Urusan Satuan

Pengawasan Intern

Direktur

Page 35: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

35

Lokasi dan Letak Geografis Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat

Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat terletak di Marihat, Pematang

Siantar kabupaten Simalungun propinsi Sumatera Utara atau 135 km di sebelah

selatan Medan. Areal kompleks termasuk dalam konsesi PTP Nusantara IV.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat mempunyai topografi lahan dengan

ketinggian 369 meter di atas permukaan laut, curah hujan rata-rata

3 331 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 184 hari dan kisaran suhu

minimum 20 °C dan maksimum 29 °C. Jenis tanah Podzolik dengan pH rata-rata

berkisar antara 5,0 – 6,0. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan maka kebun PPKS

Marihat termasuk ke dalam kelas S1.

Sarana Penelitian dan Sumber Daya Manusia

Sebagai sarana pendukung pelaksanaan program penelitian, PPKS memiliki

kebun percobaan, rumah kaca, stasiun klimatologi, pabrik kelapa sawit mini dan

supermini, laboratorium kultur jaringan tanaman, laboratorium pemuliaan

tanaman dan genetika, laboratorium analisis tanah, daun, dan pupuk, laboratorium

proteksi tanaman, laboratorium pengujian mutu hasil perkebunan dan

laboratorium penelitian teknologi limbah yang dilengkapi dengan peralatan

modern.

Sumber daya manusia yang dimiliki Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Marihat adalah 290 orang dengan rincian 27 orang staf dengan pendidikan

Diploma - Doktor dan 263 orang karyawan (SD - SMA), sedangkan jumlah

karyawan harian lepas dan karyawan kontrak yang dimiliki PPKS marihat adalah

444 orang ( SD – Sarjana).

Kebun Produksi

Kebun produksi yang dimiliki Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat

bekerja sama dengan PTPN IV. Luas kebun produksi benih yang dimiliki adalah

137.28 ha dengan rincian 110.27 ha untuk pohon induk dan 27.01 ha untuk pohon

bapak. Jumlah pohon induk yang masih produktif hingga bulan maret 2009 adalah

Page 36: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

3 539 pohon dan pohon bapak 153 pohon. Lokasi kebun produksi benih unit

marihat adalah Bah Jambi, Balimbingan Benoa dan Dalu-Dalu (Riau).

Selain untuk produksi kecambah/benih PPKS Marihat juga memiliki

kebun produksi komersil. Lokasi kebun tersebut tersebar di beberapa daerah di

Sumatera Utara dan Riau. Luas kebun komersil yang dimiliki adalah 881.46 ha

tetapi yang produktif hanya 548.57 ha. Lokasi kebun produksi dan luas areal

yang dimiliki PPKS Marihat dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kebun Produksi Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat

No Sub station Lokasi Luas (ha) Produktif (ha) Keterangan

1 Sijambu-Jambu Sumatera Utara 21 21 DxP

2 Teluk Dalam Sumatera Utara 40 35 DP

3 Pulau Maria Sumatera Utara 4.75 4.75 DP

4 Pargarutan Sumatera Utara 45.86 45 DP

5 Simirik Sumatera Utara 4.58 4.58 DP

6 Padang

Madarsyah Riau 402.201 102.167 DP

7 Kalianta Riau 93.1 83.40 Dura, DD, DP

8 Dalu-Dalu Riau 269.97 252 DP/DD, DT TT

TP MK

Total 881.46 548.57

Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat

Produk dan Pelayanan PPKS

Produk PPKS adalah kepakaran, teknologi dan sarana perkebunan. PPKS

memiliki tenaga pakar di bidang perkelapasawitan yang dapat memberikan advice

teknis maupun strategis baik untuk pelaku bisnis maupun pemerintah. Diantara

pemanfaatan kepakaran yang sering dilakukan adalah rekomendasi pemupukan,

diagnostik kebun dan pabrik, studi kelayakan, evaluasi lahan, jasa analisis

laboratorium dan konsep kebijakan perkelapasawitan baik untuk pemerintah pusat

maupun daerah (Lubis, 2008).

Kegiatan pelayanan dimaksudkan sebagai upaya menyampaikan hasil-hasil

penelitian perkebunan ke pekebun agar dapat diterapkan bagi keberhasilan

industri kelapa sawit. Pelayanan yang disediakan olah PPKS antara lain : survey

Page 37: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

kesesuaian lahan, studi kelayakan, evaluasi produksi, penyusunan rekomendasi

pemupukan, evaluasi pabrik kelapa sawit, analisis manajemen dampak lingkungan

(amdal), dan lain-lain. Selain itu secara rutin PPKS mengadakan pelatihan

budidaya kelapa sawit dan Pertemuan Teknis Kelapa Sawit (PTKS) yang diikuti

oleh staf perusahaan, petani perkebunan, perbankan, peneliti lain dan lain-lain

(Lubis, 2008).

Teknologi yang dihasilkan PPKS meliputi aspek budidaya, pengolahan hasil

hulu dan hilir baik untuk usaha skala kecil maupun skala besar. PPKS juga

menghasilkan bahan dan alat perkebunan yang merupakan hasil dari kegiatan

penelitian pengembangan. PPKS saat ini dalam melaksanakan kegiatan penelitian

maupun pengembangan mengandalkan pada penghasilan sendiri, utamanya dari

produksi bahan tanaman unggul yang saat ini merupakan yang terbesar di dunia

(Lubis, 2008).

Menurut Lubis (2008) diantara produk PPKS yang sudah dikenal masyarakat

luas adalah :

1. Bahan Tanaman Kelapa Sawit Unggul

Terdapat 11 varietas bahan tanaman kelapa sawit unggul yang dihasilkan

jenis D x P 1dan Dy x P

2 dengan produktivitas 7 – 8 ton CPO/ha/tahun. Akan

tetapi semenjak 2009 varietas yang diproduksi berjumlah 9 varietas.

2. Biofungisida Marfu

PPKS juga menyediakan biofungisida hasil temuan PPKS untuk penyakit

busuk pangkal batang (Ganoderma). Biofungisida yang diberi nama MARFU

sangat diperlukan dalam peremajaan tanaman kelapa sawit.

3. Feromon

Feromon berguna untuk pengendalian kumbang tanduk Oryctes

rhinoceros yang juga banyak ditemukan di perkebunan kelapa sawit.

4. Frying Shortening

Frying shortening digunakan sebagai medium penggoreng terutama pada

proses deep frying, untuk menghasilkan produk yang renyah. Frying shortening

ini mempunyai beberapa keunggulan antara lain: bebas kolesterol, bebas asam

lemak dan relatif stabil terhadap panas.

1 D x P = Dura x Pisifera 2 Dy x P = Dura dumpy x Pisifera

Page 38: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

5. Publikasi dan Jasa perpustakaan

PPKS secara rutin menerbitkan publikasi ilmiah sebagai sarana

penyampaian hasil penelitian kepada pengguna. Publikasi tersebut berupa warta

dan jurnal. Penyampaian informasi secara berkala disampaikan dalam bentuk

pertemuan teknis, baik yang bersifat lokal maupun internasional.

Posisi PPKS pada Perdagangan Benih Kelapa Sawit di Indonesia

Pusat Penelitian Kelapa Sawit sebagai penghasil sekaligus penyalur bahan

tanaman kelapa sawit unggul mampu menghasilkan ± 40 – 50 juta kecambah pada

setiap tahunnya. Produksi yang dihasilkan PPKS lebih tinggi dibandingkan

dengan produsen penghasil bahan tanaman lain. Perbandingan produksi Pusat

Penelitian Kelapa Sawit tahun 2008 dibandingkan dengan produsen lain dapat

dilihat pada Gambar 4 sedangkan data perbandingan produksi tersebut dapat

dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 4. Produksi Kecambah Produsen Benih Kelapa Sawit Di Indonesia

Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa produksi kecambah yang dihasilkan

PPKS pada tahun 2008 adalah 45 juta kecambah tertinggi dari produsen lainnya.

Urutan kedua dan ketiga diduduki oleh PT Lonsum dan PT Bakri Sumatera

Plantation dengan total produksi secara berurutan adalah 40 juta kecambah dan 30

juta kecambah. Produksi kecambah terkecil terdapat pada produsen PT Tania

Selatan dan PT Bakti Tani dengan total produksi sama-sama 3 juta kecambah.

Page 39: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Pada tahun 2009 Produksi PPKS pada periode Januari – April adalah

sebesar 13 270 613 kecambah. Total kecambah yang dihasilkan lebih rendah

dibandingkan pada tahun 2008 dengan periode yang sama yaitu 16 440 022

kecambah (Lampiran 4). Penurunan produksi PPKS pada tahun 2009 seiring

dengan terjadinya penurunan permintaan terhadap kecambah kelapa sawit sebagai

akibat adanya krisis global yang menyebabkan turunnya harga TBS dan CPO.

Pengguna kecambah yang dihasilkan PPKS meliputi Perusahaan Swasta,

PTPN, Koperasi, Dinas Perkebunan,Waralaba, Perorangan/Petani, CV dan PPKS

sendiri. Berdasarkan data penjualan tahun 2008 (Lampiran 5) perusahaan swasta

merupakan konsumen tertinggi dalam memesan kecambah kelapa sawit dengan

persentase 56.8 % diikuti oleh PTPN 19.2 %, Waralaba 7.6 % dan perorangan

sebesar 6.2 %. Jumlah kecambah yang dipesan oleh setiap konsumen pada tahun

2008 dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Konsumen Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Varietas yang dihasilkan PPKS saat ini berjumlah 11 varietas. Varietas

tersebut antara lain adalah : Yangambi, Lame, Langkat, PPKS 540, PPKS 718,

Simalungun, Sungai Pancur 1 (Dumpy), Avros, Sungai Pancur 2, Bah Jambi dan

Marihat. Varietas PPKS 540 dan PPKS 718 merupakan varietas baru yang dilepas

pada tahun 2007. Varietas yang dihasilkan ini memiliki karakteristik yang berbeda

satu dengan lainnya. Potensi hasil (CPO) yang dihasilkan berkisar antara

6 - 9 ton/ha/tahun. Berdasarkan data penjualan tahun 2008 (Lampiran 6) varietas

yang banyak diminati oleh konsumen adalah varietas Simalungun (SMB)

Page 40: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Yangambi, Dumpy dan Avros. Jumlah penjualan terhadap semua varietas yang

dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 . Penjualan Bahan Tanaman Berdasarkan Varietas

Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa varietas yang banyak diminati oleh

konsumen adalah varietas Simalungun (SMB), Yangambi, Dumpy dan Avros

dengan total penjualan secara berurutan adalah 13 457 800, 10 913 805, 6 828 191

dan 6 699 791 kecambah. Tingginya permintaan terhadap kecambah dari varietas

Simalungun disebabkan karena varietas Simalungun memiliki beberapa

keunggulan dibandingkan varietas lain yaitu: umur dapat dipanen lebih awal yaitu

22 bulan, dan rendemen minyak/tandan mencapai 26,5 %.

Pengendalian Mutu Produksi Benih Kelapa Sawit

Pengendalian mutu produksi dimulai sejak pengelolaan tanaman induk dan

tanaman bapak, seleksi calon benih, pematahan dormansi, pengecambahan,

seleksi kecambah siap salur serta pengemasan dan penyaluran kecambah.

Pengendalian mutu produksi pada PPKS merupakan tanggung jawab Divisi

Quality Control/Quality Ansurance (QC/QA). Kegiatan Divisi QC/QA dimulai

dari pengelolaan tanaman induk dan tanaman bapak sampai penyaluran kecambah

kepada konsumen. Pengendalian mutu secara teknis dilakukan dengan cara

memeriksa setiap kegiatan yang dilakukan oleh karyawan dengan cara mengambil

sampel sebanyak 32 % pada Divisi Pohon Induk 7.5 % untuk kualitas produk dan

2.5 % untuk kuantitas produk pada Divisi Produksi serta saat penyaluran

kecambah kepada konsumen sebanyak 7.5 % dari total kegiatan yang dilakukan

Page 41: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

oleh karyawan. Jika petugas Quality Control menemukan ada kesalahan yang

dilakukan oleh karyawan maka karyawan tersebut akan ditegur sampai 2 kali dan

jika kesalahan tersebut terulang untuk ketiga kalinya maka karyawan yang

melakukan kesalahan akan dilaporkan kepada divisi terkait dan sanksi yang

diberikan diserahkan kepada divisi terkait.

Selain pengendalian mutu pada setiap aspek produksi PPKS juga

memberikan jaminan mutu kepada konsumen dengan membuat tulisan PPKS pada

benih yang dihasilkan PPKS. Tulisan yang bernamakan PPKS ini dibuat sebelum

benih dikecambahkan dengan menggunakan suatu alat yang bernama inject print.

Alat ini bekerja dengan cara mengeluarkan tinta pada saat benih dimasukkan ke

dalam alat tersebut. Tujuan pemberian tulisan “PPKS” adalah untuk menghindari

pemalsuan benih kelapa sawit yang mengatasnamakan PPKS. Dengan

dibentuknya Divisi Quality Control ini PPKS mampu menjadi penghasil

kecambah terbesar dengan mutu varietas yang unggul di Indonesia. Hal ini

dibuktikan dengan tingginya permintaan konsumen terhadap kecambah kelapa

sawit yang dihasilkan PPKS. Selain Divisi QC/QA terdapat empat divisi lain yang

juga berperan penting dalam produksi benih bermutu kelapa sawit. Divisi tersebut

adalah Divisi Breeding Research and Development (BRD), Divisi Pohon Induk,

Divisi Produksi, dan Divisi Pemasaran. Kelima Divisi tersebut saling bekerjasama

dalam produksi benih bermutu kelapa sawit.

Mutu Genetik

Saat ini PPKS telah menghasilkan 11 varietas unggul yaitu Yangambi,

Lame, Langkat, PPKS 540, PPKS 718, Simalungun, Sungai Pancur 1 (Dumpy),

Avros, Sungai Pancur 2, Bah Jambi dan Marihat. Berdasarkan data penjualan

tahun 2008 (Lampiran 6) varietas yang banyak diminati dan diproduksi adalah

varietas Simalungun (SMB), Yangambi, Dumpy dan Avros.

Mutu genetik yang meliputi kebenaran dan kemurnian genetik bahan

tanaman yang dihasilkan merupakan tanggung jawab Divisi Pohon Induk. Divisi

Pohon Induk pada SUS-BHT PPKS merupakan divisi yang bertugas menyediakan

bahan baku benih unggul kelapa sawit yang baik dan benar. Kegiatan divisi pohon

induk dimulai ketika bunga muncul. Selanjutnya memelihara bunga betina agar

Page 42: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

tidak terkontaminasi dengan polen liar, menyediakan tepung sari sebagai sumber

penyerbukan buatan, melakukan penyerbukan buatan dan memeliharanya hingga

panen. Pemeliharaan keutuhan bagging (pembungkus) dan kebenaran label

merupakan hal yang paling penting dalam rangka menjamin kemurnian dan

kebenaran genetik benih yang dihasilkan.

Mutu Fisik dan Fisiologis

Benih kelapa sawit produksi PPKS hampir seluruhnya disalurkan dalam

bentuk kecambah. Hal ini disebabkan adanya dormansi yang sangat kuat pada

benih kelapa sawit sehingga memerlukan perlakuan khusus untuk dapat

mengecambahkannya. Kegiatan ini merupakan tanggung jawab Divisi Produksi.

Divisi Produksi benih kelapa sawit merupakan divisi yang bertugas mengolah

tandan benih sampai benih menjadi kecambah yang siap disalurkan kepada

konsumen. Kegiatan pada Divisi Produksi merupakan salah satu perhatian utama

penulis dalam melaksanakan magang. Dalam melaksanakan kegiatannya Divisi

Produksi dibagi menjadi tiga bagian yaitu : bagian persiapan benih, pemecahan

dormansi dan perkecambahan.

1. Bagian Persiapan Benih

Tugas utama bagian persiapan benih adalah memproses tandan benih

menjadi benih. Kegiatan tersebut meliputi, penerimaan tandan, pencincangan,

fermentasi, pemipilan, pengupasan daging buah, penirisan, seleksi benih, dan

penyimpanan benih.

Pada bagian ini penulis melakukan evaluasi pengaruh umur tanaman induk

terhadap produksi dan mutu benih tanaman yang dihasilkan. Hasil evaluasi

disajikan pada bagian bab hasil pelaksanaan magang.

2. Bagian Pemecahan Dormansi

Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2005) ketika baru dipanen,

benih kelapa sawit mengalami dormansi dan perkecambahan alami sangat jarang

terjadi selama lebih dari beberapa tahun. Dormansi adalah suatu kondisi dimana

benih tidak berkecambah meskipun kondisi lingkungan mendukung untuk

terjadinya perkecambahan. Oleh karena itu diperlukan teknik khusus untuk

mematahkan dormansi tersebut.

Page 43: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Menurut Haryani (2005) dormansi benih kelapa sawit disebabkan adanya

penghalang berupa struktur penutup di germpore yaitu operculum (Gambar 7).

Mangoensoekarjo dan Semangun (2005) menyatakan pemecahan dormansi benih

kelapa sawit dapat dilakukan pada suhu 40 ºC selama 80 hari. Pemberian oksigen

berkonsentrasi tinggi dapat membantu perkecambahan jika diberikan selama atau

setelah proses pemanasan.

Gambar 7. Struktur Benih Kelapa Sawit

Pemecahan dormansi yang digunakan PPKS yaitu pemanasan benih pada suhu

40 °C selama 60 hari. Ruangan pemanas dilengkapi dengan kipas angin,

thermograph, sinko, dan heater. Fungsi heater adalah untuk menyemburkan

panas secara otomatis sedangkan thermograph berfungsi sebagai alat perekam

suhu ruangan yang bekerja secara berkesinambungan pada proses pemecahan

dormansi. Sinko berfungsi sebagai alat kontrol, apabila suhu lebih dari 40 °C

maka alat ini akan bekerja mematikan heater dan menghidupkan kipas angin.

Hasil penelitian PPKS menunjukkan dormansi benih kelapa sawit sudah dapat

dipatahkan dengan pemanasan selama 60 hari, dikombinasikan dengan

perendaman dan pengeringan sebelum dan setelah perlakuan pemanasan. Hal ini

dibuktikan bahwa dengan perlakuan tersebut persentase daya berkecambah benih

kelapa sawit PPKS tahun 2007 adalah 83.4 % (Arif, 2008).

Kegiatan pematahan dormansi di PPKS adalah perendaman I selama 7 hari,

pengeringan selama 24 jam, dilanjutkan dengan pemanasan selama 60 hari.

Page 44: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Setelah dipanaskan selama 60 hari dilakukan perendaman kedua selama 3 hari

dan pengeringan selama 5 jam. Perendaman berfungsi untuk mencuci zat-zat yang

menghambat dan melunakkan buah atau kulit benih dan pengeringan

dimaksudkan untuk mengurangi kadar air benih sehingga benih aman untuk

diproses lebih lanjut serta terhindar dari serangan hama dan penyakit (Haryani,

2003; Sukarman dan Hasanah, 2003). Perlakuan pemanasan bertujuan untuk

mematahkan dormansi benih kelapa sawit. Dengan pemanasan diharapkan

operculum menjadi retak sehingga benih dapat berkecambah. Setelah proses

pemanasan selesai benih siap dikirim ke ruang pengecambahan.

3. Bagian Pengecambahan Benih

Bagian pengecambahan benih bertugas mengecambahkan benih yang

diterima dari bagian pemecahan dormansi. Suhu ruangan pengecambahan berkisar

antara 28 ºC – 30 ºC dan kelembaban berkisar antara 65 °C – 75 °C. Temperatur

(suhu) dan kelembaban merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tingkat

viabilitas benih selama perkecambahan. Temperatur ruang pengecambahan yang

terlalu tinggi (> 35 °C) dapat menghambat perkecambahan benih (Elisa, 2006).

Pada ruang pengecambahan, benih yang wadahnya terbuat dari kantong

plastik benih diletakkan pada rak-rak pengecambahan secara teratur sehingga

mudah untuk mengeluarkan dan meletakkan kembali (Gambar 8 a). Benih yang

wadahnya terbuat dari tray, benih dimasukkan ke dalam tray plastik dengan

kapasitas satu tray ± 1000 benih. Selanjutnya tray ditumpuk dengan tray lainnya

± 21 tumpukan (Gambar 8 b).

Gambar 8. Ruang Perkecambahan

b. Wadah Tray a. Wadah Plastik

Page 45: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Seleksi Kecambah Siap Salur

Pemilihan kecambah pertama pada PPKS dilakukan apabila benih telah

dikecambahkan selama 7 – 14 hari. Pemilihan berikutnya dilakukan seminggu

sekali pada wadah yang terbuat dari kantong plastik dan 3 – 4 hari sekali pada

wadah yang terbuat dari tray. Benih dipilah menjadi kecambah normal, abnormal

dan tumbuh panjang (Gambar 9). Kriteria kecambah normal menurut Chairani

(1991) adalah (1) radikula berwarna kekuning-kuningan dan plumula keputih-

putihan, (2) radikula lebih panjang dari plumula, (3) radikula dan plumula

tumbuh lurus serta berlawanan arah dan (4) panjang maksimum radikula 5 cm

dan plumula 3 cm. Kriteria kecambah normal yang digunakan PPKS adalah (1)

kecambah tumbuh sempurna, (2) plumula dan radikula sudah dapat dibedakan,

(3) plumula dan radikula tampak segar, (4) kecambah tidak berjamur dan (5)

panjang plumula dan radikula maksimum 2 cm. Kriteria kecambah abnormal

adalah : (1) tumbuh membengkok, (2) plumula dan radikula tumbuh searah dan

(3) layu dan berjamur. Kriteria kecambah panjang yaitu plumula dan radikula

lebih dari 2 cm. Hasil penelitian Williyatno (2007) menunjukkan plumula dan

radikula panjangnya lebih dari 2 cm terdapat pada selang 5 – 10 hari setelah

benih mulai berkecambah. Oleh karena itu untuk menghindari terdapatnya

kecambah tumbuh panjang maka pemilihan kecambah harus dilakukan

maksimum 10 hari setelah benih mulai berkecambah.

Gambar 9. Kecambah Kelapa Sawit

Kecambah normal, abnormal dan tumbuh panjang dipisahkan kemudian

dihitung jumlahnya setiap persilangan. Benih yang panjang plumula dan radikula

a. Kecambah Normal b. Kecambah Abnormal c. Kecambah Panjang

Page 46: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

belum memenuhi kriteria kecambah normal atau belum berkecambah dimasukkan

kembali ke ruangan perkecambahan. Kegiatan pemilihan kecambah ini dilakukan

oleh 4 grup dan setiap grup terdiri dari 8 orang. Setiap orang mendapat 2 - 4

persilangan kecambah setiap hari untuk kegiatan pemilihan kecambah. Jumlah

kecambah yang dipilih tergantung pada jumlah persilangan yang ada. Berdasarkan

hasil pengamatan penulis jumlah kecambah yang dipilih oleh petugas pemilih

kecambah berkisar antara 2000 – 3000 kecambah/hari.

Pengemasan, Pengiriman dan Penyaluran Kecambah

Kecambah normal yang sudah dihitung dimasukkan ke dalam kantong

plastik berukuran 26 cm x 30 cm, tebal 0.05 mm, berwarna biru dan berlogo

“PPKS”. Setiap kantong berisi 150 kecambah. Apabila jumlah kecambah normal

pada tiap persilangan lebih dari 150 maka kecambah dimasukkan ke dalam

kantong lain. Selanjutnya identitas kecambah yang telah dipilih disiapkan serta

kecambah yang berasal dari satu persilangan diikat menjadi satu (Gambar 10).

Selanjutnya kantong kemasan kecambah dimasukkan ke dalam box plastik

berukuran 62 cm x 54 cm x 12 cm yang telah berisi busa styrofoam. Tiap box

memuat 5 125 kecambah atau 34 kantong plastik kecambah (Gambar 11). Tujuan

penggunaan busa styrofoam untuk mencegah kecambah dari kerusakan akibat

guncangan selama pengiriman ke PPKS Medan. Selanjutnya kecambah siap untuk

dikirim ke PPKS Medan dan disalurkan kepada konsumen. Sebelum disalurkan

kepada konsumen pada PPKS Medan kecambah disimpan pada ruang stock

opname dengan suhu berkisar antara 19 - 20 ºC. Penyaluran kecambah kelapa

sawit dilakukan setiap hari kerja yaitu dari hari senin sampai hari jumat.

Gambar 11. Box Plastik Gambar 10. Pengemasan Kecambah

Page 47: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

HASIL PELAKSANAAN MAGANG

Pada Satuan Usaha Srategis Bahan Tanaman (SUS-BHT) PPKS terdapat

lima Divisi yang berperan dalam menghasilkan kecambah kelapa sawit. Kelima

Divisi tersebut adalah Divisi BRD, Divisi Pohon Induk, Divisi Produksi, Divisi

Pemasaran dan Divisi Quality Control/Quality Ansurance (QC/QA). Kegiatan-

kegiatan yang dilakukan penulis selama melaksanakan magang di SUS-BHT

PPKS adalah (1) mengamati proses pengolahan tandan benih untuk analisis

tandan, (2) pengamatan karakter vegetatif tanaman kelapa sawit, (3) mengamati

proses pembungkusan, penyerbukan, pemanenan dan pengangkutan tandan benih,

(4) mengamati proses pembungkusan dan pemanenan bunga jantan, (5) pengujian

viabilitas tepung sari, (6) seleksi benih, (7) penganginan benih, (8) seleksi dan

perhitungan kecambah siap salur, (9) pengemasan kecambah siap salur, dan (10)

menghitung jumlah kecambah siap salur pada ruang stock opname. Selain itu

selama melaksanakan magang penulis juga melakukan evaluasi “Pengaruh

Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap Pertumbuhan Bibit di Pre Nursery” dan

evaluasi “Pengaruh Umur Tanaman Induk terhadap Produksi dan Mutu Benih

yang Dihasilkan”.

Pengolahan Tandan Benih untuk Analisis Tandan

Analisis tandan merupakan salah satu kegiatan yang ada pada divisi BRD.

Jenis persilangan yang dianalisis adalah DxD/DxT untuk mendapatkan calon

tanaman induk dan tanaman bapak yang akan digunakan untuk produksi benih

selanjutnya, dan DxP untuk pengujian keturunan sehingga mendapatkan infomasi

persilangan yang akan dilepas menjadi varietas baru. Teknis pelaksanaannya

adalah tandan diambil dari masing-masing kebun percobaan dengan rentang

waktu enam bulan sekali tetapi jika dalam satu pohon pada rentang waktu empat

bulan tandannya sudah matang maka sudah bisa dipanen dan tidak harus

menunggu sampai enan bulan. Selanjutnya tandan yang sudah diambil ditimbang

beratnya, dicincang untuk memisahkan buah dari tangkai buah, kemudian diambil

30 buah yang terdiri dari 10 buah bagian luar, tengah dan buah bagian dalam.

Page 48: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Mesocarp buah dipisahkan dari bijinya, mesocarp dicincang sampai halus

sedangkan inti difermentasi selama 10 hari. Mesocarp dikeringkan dengan

menggunakan oven kemudian dianalisis kandungan minyaknya. Sedangkan biji

dipecah setelah difermentasi selama 10 hari untuk melihat banyaknya inti yang

terkandung di dalam biji.

Karakter Vegetatif Tanaman Kelapa Sawit

Pengamatan karakter vegetatif tanaman yang diuji juga dilakukan oleh Divisi

BRD. Karakter vegetatif yang diamati adalah tinggi tanaman, produksi daun,

jumlah daun, panjang pelepah, jumlah anak daun, diameter batang, serta lebar

dan panjang petiole. Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan egrek yang

panjangnya sudah ditandai sebelumnya. Pengukuran tinggi dilakukan pada daun

ke - 17. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lubis (2008) bahwa daun ke – 17

merupakan daun yang paling sensitif dengan perubahan hara. Pada tanaman yang

masih muda (umur 1 - 2 tahun) dimana daun ke – 17 belum terbentuk

pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada pelepah daun ke - 4 dan pada

tanaman umur 3 - 4 tahun pada pelepah daun ke – 9.

Produksi daun tanaman dapat diperoleh dengan menghitung pertambahan

jumlah daun dari pengamatan sebelumnya. Sedangkan jumlah daun dihitung

dengan cara menghitung jumlah pelepah yang ada saat pengamatan dengan

menghitung jumlah spiral daun kelapa sawit kemudian dikalikan dengan delapan.

Pengamatan panjang pelepah didapat dengan cara mengukur dari anak daun

rudimenter paling bawah sampai ujung daun yang paling atas.

Jumlah anak daun diperoleh dengan cara menghitung jumlah anak daun

pada salah satu sisi pelepah daun ke – 17. Diameter batang diukur dengan

menggunakan meteran dimana pengukuran dilakukan satu meter di atas

permukaan tanah. Pengukuran panjang dan lebar petiole dilakukan dengan

menggunakan jangka sorong. Kegiatan pengukuran beberapa karakter vegetatif

tanaman kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 12.

Page 49: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Gambar 12. Pengamatan Vegetatif Tanaman Kelapa Sawit

Pembungkusan, Penyerbukan Bunga Betina, Pemanenan dan

Pengangkutan Tandan Benih

Kegiatan pembungkusan, penyerbukan bunga betina, pemanenan dan

pengangkutan tandan benih tidak dilakukan penulis secara langsung. Kegiatan

tersebut dilakukan oleh polinator PPKS dan penulis hanya mengamati proses

pelaksanaan kegiatannya.

Pembungkusan

Pembungkusan bunga betina bertujuan untuk menjaga bunga betina dari

kontaminasi polen liar sehingga kemurnian genetik tandan benih yang dihasilkan

tetap terjaga. Pembungkusan dilakukan minimal 10 hari sebelum bunga antesis

atau seludang bunga pecah maksimal 25 % (Gambar 13 a). Menurut Lubis

(1993) apabila bunga dibungkus terlalu lama akan menyebabkan pembungkus

rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi sedangkan apabila dibungkus kurang

dari 10 hari juga kurang baik karena antesis bunga dalam satu tandan kadang-

kadang berlangsung lama yang dapat mencapai 5 – 10 hari sehingga

dikhawatirkan adanya tepung sari yang menyerbuki bunga yang lebih dulu

reseptif sebelum pembungkusan. Teknis pembungkusan bunga betina adalah :

a. Pembungkusan dilakukan 10 hari sebelum bunga antesis. Duri pelepah daun

yang mengganggu disingkirkan dan pelepah ditekan ke bawah. Tujuannya

adalah untuk memudahkan pelaksanaan pembungkusan (Gambar 13 b).

b. Pengukuran Petiole a. Pengukuran Diameter Batang

Page 50: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

b. Tandan bunga (stalk) ditutupi dengan kapas yang sebelumnya sudah ditaburi

insektisida.

c. Pembungkus disarungkan dari atas dan dilipat pada pangkal tandan bunga.

Selanjutnya diikat dengan menggunakan karet yang terbuat dari ban bekas

yang sebelumnya sudah dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Jumlah

ikatan adalah 6 – 7 kali lilitan (Gambar 13 c).

d. Untuk menghindari terjadinya serangan organisme pengganggu maka

pembungkus ditutupi dengan kawat kasa atau pembungkus yang sudah tidak

digunakan lagi.

Gambar 13. Pembungkusan Bunga Betina

Penyerbukan Bunga Betina

Penyerbukan dapat dilakukan apabila tandan bunga betina 70 % telah

antesis dengan ciri-ciri kepala putik telah membuka dan berwarna putih

kekuningan (Gambar 14). Antesis dimulai dari spikelet yang berada pada dasar

tandan dan selesai dalam jangka waktu 2 hari. Jika kepala putik telah berwarna

cokelat maka antesis bunga betina sudah lewat sehingga apabila dilakukan

penyerbukan maka tandan tidak akan membentuk buah. Teknis kegiatan

penyerbukan adalah :

a. Kondisi fisik pembungkus diperiksa terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk

memastikan apakah ada serangga penyerbuk kelapa sawit yang masuk atau

tidak. Selanjutnya tepung sari yang sudah dimasukkan ke dalam botol

disemprotkan pada jendela bagging yang sebelumnya telah dilubangi.

b. Setelah disemprotkan bagging digoyang-goyang dengan tujuan agar tepung

sari yang sudah disemprot menyebar rata pada kepala putik.

Selanjutnya setelah 15 hari selesai diserbuki bagging dibuka dan pada

tandan buah kelapa sawit dimasukkan label. Label berisi identitas persilangan

(c) Bunga Setelah

di Bungkus

(b) Bunga Siap di Bungkus (a) Seludang Bunga Pecah

Page 51: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

tandan benih, tanggal bungkus dan tanggal penyerbukan. Tujuan pemasangan

label adalah menjaga kebenaran genetik tandan benih yang akan dihasilkan.

Gambar 14. Bunga Betina Antesis

Pemanenan dan pengangkutan tandan benih

Panen tandan benih dilakukan 4,5 – 5 bulan setelah penyerbukan. Kriteria

lain yang digunakan untuk panen tandan benih apabila cangkang telah berwarna

hitam. Kegiatan panen dilakukan pada pagi hari. Sebelum panen kondisi label

diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan label dalam kondisi baik dan benar.

Jika ada tandan yang tidak mempunyai label, atau tidak sesuai dengan buku

serbukan maka tandan benih tersebut diafkir.

Tandan benih yang berlabel baik dan benar dipotong dengan

menggunakan parang dan dimasukkan ke dalam kantong panen tandan dan diikat.

Selanjutnya tandan-tandan tersebut dimasukkan ke truk pengangkut tandan benih

untuk dikirim ke Bagian Persiapan Benih. Setiap tandan benih yang dikirim

dilengkapi dengan Surat Pengantar Tandan Bibit. Jumlah tandan yang dipanen

saat penulis mengikuti kegiatan ini adalah 25 tandan benih.

Pembungkusan dan Pemanenan Bunga Jantan

Kegiatan pembungkusan dan pemanenan bunga jantan juga tidak

dilakukan penulis secara langsung karena keterbatasan kemampuan penulis dalam

melakukan kegiatan tersebut sehingga penulis hanya mengamati proses

pelaksanaannya.

Page 52: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Pembungkusan

Pembungkusan tandan bunga jantan juga dilakukan 10 hari sebelum bunga

antesis. Cara pembungkusan bunga jantan sama dengan cara pembungkusan

bunga betina.

Pemanenan

Pemanenan bunga dilakukan apabila 60 – 70 % bunga telah antesis yang

dapat diketahui dengan cara melihat bunga dari jendela yang terdapat pada

bagging (pembungkus). Ciri-ciri bunga jantan telah antesis adalah bunga telah

mengeluarkan tepung sari dan berbau adas wangi.

Kegiatan panen dilakukan pada pagi hari berkisar antara 07.00 – 10.00

pagi. Tandan yang telah dipanen diturunkan dari pohon dengan menggunakan

tali. Tandan tersebut selanjutnya diserahkan kepada petugas penerima tandan

yang akan memeriksa keadaan bunga. Pemeriksaan meliputi :

Kondisi bagging (pembungkus). Jika bagging rusak atau bocor maka tandan

diafkir.

Kondisi tandan. Jika pada tandan di dalam bagging terdapat serangga

penyerbuk kelapa sawit atau tandan dalam keadaan busuk karena terlambat

panen maka tandan tersebut juga diafkir dan berita acara dibuat setelah

pemeriksaan.

Pengujian Viabilitas Tepung Sari

Pengujian viabilitas tepung sari merupakan tanggung jawab divisi pohon

induk. Tujuan pengujian viabilitas adalah untuk melihat daya tumbuh tepung sari

yang akan digunakan di lapangan. Pengujian viabilitas sangat penting dilakukan

karena viabilitas tepung sari merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

kegiatan penyerbukan di lapangan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gardner et

al. (1991) kegagalan pembentukan buah dapat disebabkan kurangnya fertilisasi

karena kurang viabelnya polen yang digunakan.

Bahan yang digunakan adalah media sukrosa sebagai media

pengecambahan, larutan borax 15 ppm serta aquades atau air bersih. Cara

pengujian viabilitas adalah :

Page 53: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Media yang telah dipersiapkan dan tepung sari yang akan diuji diletakkan

pada dek gelas.

Kemudian dek gelas dan tepung sari tersebut dipanaskan dalam oven dengan

suhu 38 ºC selama 3 – 4 jam.

Setelah dipanaskan, preparat (tepung sari) diamati di bawah mikroskop.

Pengamatan yang dilakukan meliputi jumlah kecambah tepung sari yang

hidup dan yang mati.

Viabilitas tepung sari dihitung berdasarkan persentase kecambah tepung sari

yang hidup.

Tepung sari yang hidup dicirikan dengan adanya ekor sedangkan yang

mati yaitu yang terlihat berwarna hitam. Penilaian terhadap viabilitas tepung sari

dilakukan dalam dua tahap. Jika pada pemeriksaan pertama diperoleh viabilitas

atau daya berkecambah > 70 % maka tepung sari dinilai baik dan layak digunakan

sehingga langsung disimpan. Jika viabilitas < 70 % maka dilakukan pemeriksaan

kedua. Apabila hasil rata-rata pada pemeriksaan pertama dan kedua diperoleh

hasil > 70 % maka tepung sari dinilai baik dan dapat disimpan sedangkan jika

hasilnya < 70 % maka tepung sari langsung diafkir.

Pemeriksaan viabilitas awal dilakukan beberapa hari (selesai diproses)

setelah panen. Pemeriksaan berikutnya dilakukan apabila tepung sari telah

disimpan selama 2 – 3 bulan di dalam freezer. Apabila hasil pengujian viabilitas

setelah disimpan < 70 % maka tepung sari tersebut diafkir, sedangkan jika

viabilitasnya > 70 % maka tepung sari masih dapat digunakan. Hasil penelitian

Widiastuti (2005) menunjukkan viabilitas tepung sari mulai mengalami penurunan

setelah disimpan selama 3 bulan tetapi sampai pada batas penyimpanan 6 bulan

viabilitas tepung sari masih dapat dipertahankan diatas 70 %.

Hasil pengamatan penulis terhadap viabilitas beberapa tepung sari dapat

dilihat pada Tabel 2. Pengamatan ini merupakan pengamatan viabilitas awal yang

dilakukan lima dan enam hari setelah tepung sari dipanen.

Page 54: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Tabel 2. Viabilitas Beberapa Tepung Sari

No No Buku Polen Tanggal Panen Tanggal Pengujian DB (%)

1 BO 104 P 01-04-09 07-04-09 79.4

2 BO 713 P 01-04-09 07-04-09 81.8

3 BO 323 P 02-04-09 07-04-09 82.3

4 BO 484 P 02-04-09 07-04-09 81.4

5 BO 408 P 02-04-09 07-04-09 81.0

Sumber Data : Pengamatan Penulis

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa viabilitas tepung sari yang diuji

viabilitasnya cukup tinggi dimana nilai rata-rata dari tiga ulangan yang diuji lebih

dari 70 % dimana berkisar antara 79.4 – 82.3 %. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kualitas polen yang dihasikan PPKS Marihat termasuk ke

dalam serbuk sari kualitas baik. Widiastuti (2005) menyatakan serbuk sari

dikatakan berkualitas baik apabila memiliki daya berkecambah (viabilitas) yang

tinggi karena daya berkecambah serbuk sari tersebut menentukan jumlah buah

yang akan terbentuk. Semakin kecil daya berkecambah serbuk sari pembentukan

buah juga akan semakin kecil.

Seleksi Benih

Seleksi benih dilakukan setelah benih ditiriskan selama 24 jam. Kegiatan

seleksi ini dilakukan oleh Divisi Produksi benih bagian persiapan benih. Seleksi

merupakan kegiatan pemilihan benih yang baik untuk dijadikan sebagai

kecambah. Benih yang dianggap tidak layak untuk dikecambahkan akan diangap

sebagai benih afkir. Adapun yang termasuk ke dalam benih afkir adalah benih

pecah, benih kecil dan benih putih (Gambar 15).

Benih pecah

Benih pecah adalah benih yang terbelah atau terpotong dan mengenai

bagian inti. Pecahnya benih-benih tersebut sebagai akibat dari proses

pencincangan atau terlambat mematikan mesin pengupas daging buah.

Benih kecil

Benih yang kecil merupakan benih yang lolos dari kawat seleksi. Ukuran

lubang kawat yang digunakan PPKS adalah adalah 1 cm x 1 cm. Benih dipisahkan

karena ukurannya yang kecil sehingga tidak disukai oleh konsumen.

Page 55: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Benih Putih

Benih putih adalah benih yang terbentuk akibat pematangan tandan yang

tidak seragam. Benih ini harus dipisahkan karena warnanya yang putih kurang

disukai oleh konsumen.

Gambar 15. Benih Afkir

Persentase jumlah benih afkir (pecah, kecil dan putih) berdasarkan hasil

pengamatan penulis dapat dilihat pada Tabel 3. Data yang diperoleh merupakan

data sekunder yang dikumpulkan dari seleksi benih Divisi Produksi. Sampel data

diambil dari tanaman induk yang berumur 9 tahun (tahun tanam 2000) sebanyak

5 tandan.

Tabel 3. Persentase Jumlah Benih Total, Benih Baik dan Benih Afkir

Tandan Jumlah Benih

Pecah Kecil Putih JBA JBB JBT

1 5 11 6 22 1155 1177

2 12 25 26 63 584 647

3 0 19 10 29 701 730

4 3 8 81 92 316 408

5 8 40 15 63 264 327

Total 28 103 138 269 3020 3289

% 0.85 % 3.13 % 4.19 % 8.17 % 91.83 % 100 %

Keterangan : JBA : Jumlah Benih Afkir

JBB : Jumlah Benih Baik

JBT : Jumlah Benih Total

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa persentase benih baik mencapai 91.83 %

dan benih afkir 8.17 %. Persentase benih afkir tertinggi terdapat pada benih putih

(4.19 %) diikuti benih kecil (3.13 %) dan benih pecah (0.85 %). Hal ini berarti

mutu benih yang dihasilkan PPKS sudah cukup tinggi karena persentase benih

baik tergolong tinggi.

(a) Benih pecah (b) Benih kecil (c) Benih putih

(d)

Page 56: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Benih afkir dipisahkan dari benih baik. Selanjutnya jumlah benih baik dan

benih afkir dihitung jumlahnya dan dicatat ke dalam buku seleksi benih. Benih

baik dimasukkan ke dalam kantong plastik dimana setiap kantong benih

dilengkapi dengan label identitas dari lapangan dan label kertas kuning yang

berisi data-data benih dari lapangan serta jumlah benih hasil seleksi.

Penganginan Benih

Kegiatan penganginan dilakukan satu kali dalam seminggu selama benih

berada di dalam ruang pemanas (Gambar 16). Kegiatan ini bertujuan untuk

memberi tambahan oksigen atau mengganti oksigen pada benih. Teknis

pelaksanaannya adalah :

Benih dalam kantong plastik

Benih dikeluarkan dari ruang pemanas kemudian karet yang mengikat

kantong plastik dibuka dan dibiarkan selama 15 menit.

Benih dalam tray

Tray dikeluarkan dari ruang pemanas kemudian tray yang sebelumnya

ditumpuk dibuka sehingga oksigen dapat masuk ke dalam tray.

Gambar 16. Penganginan Benih

Page 57: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Seleksi dan Perhitungan Kecambah Siap Salur

Sewaktu penulis melaksanakan magang di PPKS, PPKS sedang

melakukan continual improvement sistem produksi bahan tanaman dengan cara

mencoba menggantikan wadah pengecambahan benih yang semula menggunakan

kantong plastik dengan tray. Latar belakang digantinya wadah pengecambahan

disebabkan oleh rendahnya persentase kecambah yang layak disalurkan kepada

konsumen dimana berdasarkan data tahun 2007 dari 84.91 % daya berkecambah

benih hanya 59.91 % kecambah yang layak disalurkan kepada konsumen. Pada

kantong plastik benih-benih dalam satu kantong plastik tertumpuk hingga

beberapa lapis sehingga diduga sebagai penyebab tingginya jumlah benih

abnormal (Arif, 2008). Oleh karena itu penulis mencoba mengambil sampel

perbandingan wadah pengecambahan benih antara kantong plastik dengan tray.

Data diambil dari percobaan perbandingan penggunaan tray dengan

kantong plastik untuk proses pengecambahan benih. Data yang diambil terdiri

dari lima persilangan kelompok tanaman Langkat (LTC) yang tanggal

pemanasannya sama. Hasil evalusi dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Perbandingan , Kecambah Normal, Kecambah Abnormal,

Kecambah Tumbuh Panjang, Benih Tidak Tumbuh, dan PTM

dengan menggunakan tray dan kantong plastik sebagai wadah

pengecambahan.

020406080

100 79.51

2.02 0.04

81.6

18.41

74.827.18

0

82

18

Per

sen

tase

(%

)

Kecambah

Tray Plastik

Keterangan : PTM : Potensi Tumbuh maksimum

TT : Tidak Tumbuh

Page 58: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Gambar 17 menunjukkan terdapat perbedaan jumlah kecambah normal,

abnormal, tumbuh panjang, potensi tumbuh maksimum (PTM) serta kecambah

yang tidak tumbuh antara tray dengan kantong plastik. Jumlah kecambah normal

pada wadah pengecambahan yang menggunakan tray (79.51 %) lebih besar dari

wadah pengecambahan dari kantong plastik (74.82 %). Hal ini berarti jumlah

kecambah abnormal pada wadah pengecambahan yang terbuat dari kantong

plastik lebih besar dari wadah pengecambahan yang terbuat dari tray. Kecambah

yang tumbuh panjang pada wadah tray lebih tinggi persentasenya (0,04 %) dari

wadah pengecambahan yang terbuat dari kantong plastik (0 %). Hal yang sama

juga diungkapkan oleh Arif (2008) jumlah kecambah yang tumbuh panjang pada

wadah tray lebih banyak dari wadah kantong plastik. Hal ini berarti pertumbuhan

kecambah pada wadah tray lebih cepat dibandingkan wadah pengecambahan

yang terbuat dari kantong plastik. Berdasarkan hasil analisis pada Gambar 17

dapat disimpulkan bahwa keputusan PPKS mengganti wadah pengecambahan

dari kantong plastik dengan tray sudah tepat.

Pengemasan Kecambah Siap Salur

Kegiatan pengemasan kecambah siap salur dilakukan penulis selama dua

hari berada pada Divisi Produksi. Teknis pelaksanaannya adalah kecambah

normal yang telah dipilih dimasukkan ke dalam kantong plastik yang berlabel

“PPKS”. Satu kantong plastik berisi 150 kecambah. Sebelum diikat dengan karet

gelang kantong plastik diberi suplai oksigen dengan cara mengembungkan

kantong plastik. Setelah itu kantong plastik diikat bersama identitas persilangan

kecambah tersebut (Gambar 18).

Gambar 18. Pengemasan Kecambah Siap Salur

Identitas Persilangan

Page 59: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Perhitungan Jumlah Kecambah Siap Salur pada ruang Stock Opname

Kecambah yang dihasilkan Divisi Produksi dari Medan dan Marihat yang

akan disalurkan kepada konsumen disimpan pada sebuah ruangan AC dengan

suhu berkisar antara 19 - 20 ºC di PPKS Medan. Pada ruangan stock terdapat rak-

rak tempat penyimpanan kecambah. Pada rak tersebut kecambah disusun dan

dikelompokkan berdasarkan varietas. Satu varietas kecambah disusun sebanyak

34 kantong kecambah dengan rincian setiap kantong berisi 150 kecambah

ditambah 125 butir bonus (2.5 %), sehingga totalnya adalah 5 125. Selanjutnya

kecambah yang totalnya sudah 5 125 tersebut diberi label. Apabila jumlah

kantong kecambah varietas yang sama kurang dari 34 kantong maka kecambah

tersebut disusun tetapi belum di beri label.

Kecambah dapat disimpan pada ruangan stock opname selama seminggu.

Apabila lebih dari seminggu maka kecambah akan bertambah panjang plumula

dan radikulanya melebihi standar yang telah ditetapkan yaitu 2 cm. Selain itu

kecambah juga dapat berjamur, busuk dan mati apabila disimpan terlalu lama.

Apabila kecambah tersebut terpaksa disimpan lebih dari seminggu dan ditemukan

kecambah yang berjamur, busuk atau mati maka kecambah tersebut dikembalikan

ke Divisi Produksi untuk dimusnahkan.

Penyaluran kecambah kelapa sawit dilakukan setiap hari kerja yaitu dari

hari senin sampai hari jumat. Perhitungan jumlah kecambah pada ruang stock

opname dilakukan setelah semua kegiatan penyaluran selesai dilakukan. Kegiatan

ini biasanya dilakukan pada malam hari setelah kecambah siap salur dari PPKS

marihat sampai di PPKS medan. Hasil perhitungan penulis pada jumlah kecambah

yang berada pada ruang stock opname tanggal 7 Mei 2009 dapat dilihat pada

Tabel 4. Jumlah kecambah awal yang berada pada ruang stock opname adalah

724 040 kecambah. Jumlah kecambah siap salur dari PPKS Medan yang masuk

keruang stock opname adalah sebesar 26 875 kecambah dan dari PPKS Marihat

sebesar 96 725 kecambah. Jumlah kecambah total pada ruang stock opname

tanggal 7 Mei 2009 adalah sebesar 786 140 kecambah (Tabel 4).

Page 60: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Tabel 4. Jumlah Kecambah pada Ruang Stock Opname

periode 7 Mei 2009

No Varietas Stok Awal Penyaluran Sisa Pemasukan

Stok Akhir Medan Marihat

1 Dy x P 44.727 2.050 42.677 15.450 0 58.127

2 D x P SMB 295.717 51.250 244.467 11.425 11.600 267.492

3 D x P LTC 133.267 0 133.267 0 11.750 145.017

4 D x P

PPKS 718 1.350 0 1.350 0 0 1.350

5 D x P

PPKS 540 76.725 0 76.725 0 6.025 82.750

6 D x P

Yangambi 28.036 5.453 22.583 0 23.500 46.083

7 D x P

Avros 77.050 0 77.050 0 27.575 104.625

8 D x P

Lame 67.168 2.747 64.421 0 16.275 80.696

Total 724.040 61.500 662.540 26.875 96.725 786.140

Sumber Data : Pengamatan Penulis

Evaluasi Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap

Pertumbuhan Bibit di Pre Nursery

Hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 7 – 10 dan hasil

rekapitulasi sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 5. Rekapitulasi hasil sidik ragam

menunjukkan panjang kecambah mempengaruhi persentase hidup bibit pada

5 - 12 MST, tinggi bibit pada 5 – 12 MST, jumlah daun pada 6 dan 7 MST serta

diameter batang pada 6 dan 7 MST. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh perlakuan

panjang kecambah terhadap pertumbuhan bibit di pre nursery dapat dilihat pada

Tabel 5.

Page 61: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Tabel 5. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap

Peubah yang Diamati pada 5 hingga 12 MST

Peubah Periode Pengamatan

(MST) P KK

Persentase Hidup 5 * 9.44

6 * 9.36

7 * 9.44

8 * 9.44

9 * 9.44

10 * 9.44

11 * 9.44

12 * 9.44

Tinggi Bibit 5 ** 9.63

6 ** 9.69

7 ** 9.38

8 * 10.58

9 * 9.81

10 ** 7.59

11 ** 6.83

12 ** 7.09

Jumlah Daun 5 tn 21.81

6 * 16.32

7 ** 11.52

8 tn 9.15

9 tn 9.44

10 tn 8.37

11 tn 8.90

12 tn 10.28

Diameter Batang 5 * 7.85

6 tn 7.14

7 * 5.19

8 tn 8.29

10 tn 5.49

11 tn 5.09

12 tn 6.97

Keterangan : MST : Minggu Setelah Tanam

P : Panjang Kecambah

* : Berpengaruh nyata pada uji F taraf 5 %

** : Berpengaruh sangat nyata pada uji F taraf 1 %

tn : tidak nyata

1. Persentase Hidup

Hasil analisis statistik pengaruh perlakuan terhadap persentase hidup bibit

menunjukkan perlakuan panjang kecambah mempengaruhi persentase hidup bibit

pada 5 MST – 12 MST. Perlakuan P3 (panjang plumula dan radikula 1 – 2 cm)

memiliki persentase hidup tertinggi yang stabil dengan nilai 100 %

(5 MST – 12 MST). Persentase hidup terendah terdapat pada perlakuan P0

(plumula dan radikula belum dapat dibedakan) dengan nilai 76.66 % pada

5 MST – 6 MST dan turun menjadi 73.33 % pada 7 MST. Pada 5 MST masing-

masing mempunyai nilai persentase hidup 93.33 % (P1) dan 96.66 % (P2). Pada

Page 62: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

6 MST keduanya mempunyai nilai persentase hidup yang sama yaitu 96.66 %

hingga akhir pengamatan (Tabel 6).

Tabel 6. Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap Persentase

Hidup Bibit pada 5 hingga 12 MST

Perlaku

an

Waktu Pengamatan (MST)

5 6 7 8 9 10 11 12

..................................persentase hidup (%)..................................

P0 76.66b 76.66

b 73.33

b 73.33

b 73.33

b 73.33

b 73.33

b 73.33

b

P1 93.33a 96.66

a 96.66

a 96.66

a 96.66

a 96.66

a 96.66

a 96.66

a

P2 96.66a 96.66

a 96.66

a 96.66

a 96.66

a 96.66

a 96.66

a 96.66

a

P3 100.00a 100.00

a 100.00a 100.00

a 100.00a 100.00

a 100.00a 100.00

a Keterangan : Angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %.

Perlakuan P0 banyak yang busuk dan berjamur dan akhirnya mati. Hal ini

menunjukkan bahwa kecambah yang belum dapat dibedakan antara plumula dan

radikulanya (P0) masih terlalu rentan untuk menghadapi kondisi pembibitan yang

relatif kurang optimum dibandingkan kondisi di ruang perkecambahan.

2. Tinggi Bibit

Hasil analisis statistik pengaruh perlakuan terhadap tinggi bibit

menunjukkan tinggi bibit pada perlakuan P0 nyata lebih rendah dibandingkan

perlakuan P1, P2, P3 baik pada awal pengamatan (5 MST) maupun akhir

pengamatan (12 MST). Pada 5 MST perlakuan P3 mempunyai tinggi bibit

tertinggi (6.60 cm) berbeda nyata dengan P1 dan P2 yang masing-masing bernilai

5.62 cm (P1) dan 5.11 cm (P2). Meskipun pada awalnya P1 dan P2 tertinggal

pertumbuhannya dibandingkan dengan P3 tetapi pada 11 MST perlakuan P1, P2,

P3 ketiganya tidak berbeda nyata. Demikian pula pada 12 MST perlakuan P1, P2

dan P3 mempunyai tinggi bibit yang tidak berbeda dimana masing-masing

bernilai 16.55 cm (P1), 14.78 cm (P2) dan 16.10 cm (P3) (Tabel 7).

Tabel 7. Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap Tinggi Bibit

pada 5 hingga 12 MST

Perlakuan Waktu Pengamatan (MST)

5 6 7 8 9 10 11 12

....................................tinggi bibit (cm)....................................

P0 3.82c 5.49c 7.06c 8.45b 9.6b 10.47c 11.22b 12.13b

P1 5.62b 7.78b 9.90ab 11.86a 12.98a 13.96a 14.84a 16.55a

P2 5.11b 6.95b 8.63cb 10.34b 11.33b 12.05b 13.51a 14.78a

P3 6.60a 8.80a 10.86a 12.46a 13.15a 13.70b 14.79a 16.10a Keterangan : Angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda

nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 %

Page 63: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Jaringan penyimpan cadangan makanan pada tanaman kelapa sawit

disebut dengan endosperm. Endosperm pada tanaman kelapa sawit tidak pernah

keluar dari cangkang, melainkan diserap oleh haustorium sebagai bahan makanan

(sumber energi) untuk pertumbuhan perkecambahan (Mangoensoekarjoe dan

Semangun, 2005). Cadangan makanan berisi karbohidrat, lemak dan protein

(Pahan, 2008). Cepatnya laju tinggi tanaman pada perlakuan P1 - P3 diduga

sebagai akibat sudah terbentuknya plumula dan radikula pada ketiga perlakuan

tersebut, sedangkan pada perlakuan P0 plumula dan radikula belum terbentuk.

Sehingga pada saat ditanam (awal pertumbuhan) kecambah pada perlakuan P0

menggunakan energi yang diperoleh dari endosperm untuk pertumbuhan plumula

dan radikula sedangkan ketiga perlakuan lainnya (P0, P1 dan P2) menggunakan

energi tersebut untuk pemanjangan plumula dan radikula. Akibatnya pertumbuhan

tinggi pada perlakuan P0 lebih lama dibandingkan dengan ketiga perlakuan

lainnya.

3. Jumlah Daun

Peubah jumlah daun dipengaruhi oleh perlakuan panjang kecambah hanya

saat 6 dan 7 MST. Menurut Lubis (2008) fotosintesis tanaman kelapa sawit

dimulai pada umur 1 bulan setelah tanam yaitu ketika daun pertama telah

terbentuk. Perlakuan P0 nilai jumlah daunnya lebih rendah dari perlakuan P1, P2

dan P3 dan terlihat perbedaannya saat bibit berumur 6 dan 7 MST (Tabel 8).

Berdasarkan jumlah daun dapat diduga laju fotosintesis pada perlakuan P1, P2,

P3 lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan P0, yang akan berpengaruh pada

pertumbuhan bibit secara keseluruhan.

Tabel 8. Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap Jumlah Daun

pada 5 hingga 12 MST

Keterangan : Angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata

berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Perlakuan Waktu Pengamatan (MST)

5 6 7 8 9 10 11 12

..................................jumlah daun......................................

P0 0.73 0.73b 1.00c 1.66 1.66 1.80 1.93 2.46

P1 1.06 1.20a 1.53ab 1.80 1.93 2.13 2.26 2.73

P2 0.86 1.00ab 1.40b 1.66 1.73 1.86 2.20 2.66

P3 1.00 1.06a 1.73a 2.00 2.00 2.00 2.20 2.66

Page 64: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

4. Diameter Batang

Perlakuan panjang kecambah terhadap diameter batang hampir sama

dengan jumlah daun yang dihasilkan. Panjang kecambah hanya berpengaruh nyata

terhadap diameter batang pada 5 MST dan 7 MST. Hasil analisis statistik

pengaruh perlakuan terhadap diameter batang dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pengaruh Kriteria dan Panjang Kecambah terhadap Diameter

Batang pada 5 hingga 12 MST

Perlakuan Waktu Pengamatan (MST)

5 6 7 8 10 11 12

..............................diameter batang (cm)..............................

P0 0.23b 0.27 0.29b 0.34 0.39 0.42 0.45

P1 0.28a 0.32 0.35a 0.39 0.46 0.47 0.52

P2 0.28a 0.30 0.32ab 0.35 0.42 0.45 0.51

P3 0.27a 0.31 0.33a 0.37 0.43 0.46 0.53

Keterangan : Angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata

berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan yang sudah dapat dibedakan

antara plumula dan radikula (P1, P2 dan P3) diameter batangnya relatif sama dan

lebih besar dibandingkan perlakuan yang belum dapat dibedakan antara plumula

dan radikula (P0), khususnya pada 5 dan 7 MST.

Meskipun mulai 8 MST hingga akhir pengamatan (12 MST) semua

perlakuan mempunyai jumlah daun dan diameter batang yang tidak berbeda nyata

(Tabel 8 dan 9) tetapi tinggi bibit P0 nyata lebih rendah dibandingkan P1, P2, P3

(Tabel 7) dan persentase hidup P0 nyata lebih rendah dibanding perlakuan yang

lain (Tabel 6) sehingga dapat disimpulkan bahwa kecambah yang belum dapat

dibedakan plumula dan radikulanya belum siap di tanam di pembibitan.

Hasil penelitian Williyatno (2007) menunjukkan panjang rata-rata plumula

dan radikula mencapai 0.4 cm setelah dikecambahkan selama lima hari, 1.8 cm

setelah benih dikecambahkan selama 10 hari dan 3.6 cm setelah dikecambahkan

selama 15 hari. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diduga waktu yang

dibutuhkan kecambah yang belum dapat dibedakan plumula dan radikulanya

dapat dibedakan antara plumula dan radikula serta dapat mencapai panjang

seperti pada perlakuan P1, P2 dan P3 berkisar antara 2 – 5 hari setelah benih

mulai berkecambah. Oleh karena itu untuk menghindari adanya bibit yang tidak

tumbuh di pembibitan maka penyaluran kecambah yang belum dapat dibedakan

Page 65: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

antara plumula dan radikula harus ditunggu ± 2 - 5 hari setelah benih mulai

berkecambah.

Hasil evaluasi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Divisi Produksi

serta QC/QA dalam menyalurkan kecambah kepada konsumen.

Evaluasi Pengaruh Umur Tanaman terhadap Produksi

dan Mutu Benih Tanaman yang Dihasilkan

Hasil evaluasi “Pengaruh Umur Tanaman terhadap Produksi dan Mutu

Benih Tanaman yang Dihasilkan” menunjukkan rata-rata bobot tandan pohon

induk kelapa sawit meningkat seiring dengan pertambahan umur tanaman dan

rata-rata bobot tandan mulai stabil saat tanaman berumur 14 tahun. Bobot tandan

tertinggi terdapat pada tanaman yang berumur 17 tahun dengan nilai rata-rata

31,75 kg/tandan dan bobot terendah terdapat saat tanaman berumur 9 tahun

dengan nilai rata-rata 24.55 kg/tandan (Gambar 19).

Gambar 19. Hubungan Umur Tanaman Induk dengan Bobot Tandan Tanaman

Peningkatan bobot tandan disebabkan prediksi jumlah tandan per pohon

pada tanaman kelapa sawit menurun seiring dengan pertambahan umur tanaman.

Jumlah tandan dalam satu pohon berkurang seiring dengan pertambahan umur

tanaman (Tabel 10). Jumlah tandan tanaman yang masih berumur 9 tahun lebih

banyak dibandingkan dengan tanaman yang berumur > 9 tahun. Semakin banyak

jumlah tandan dalam satu pohon maka rata-rata bobot tandan akan semakin kecil.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Lubis (2008) bahwa pada tanaman muda jumlah

bunga jantan per pohon sedikit dibandingkan dengan tandan bunga betina dan

perbandingan ini akan berubah sesuai peningkatan umur tanaman. Rendahnya

nilai rata-rata bobot tandan pada tanaman yang berumur 9 tahun dibandingkan

0

10

20

30

40

9 13 14 16 17Bo

bo

t T

an

da

n (

kg

)

Umur Tanaman (tahun)

Page 66: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

dengan tanaman yang lebih tua diduga sebagai akibat dari jumlah tandan serta

jumlah bunga betina yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan tanaman

yang lebih tua. Semakin banyak jumlah tandan dan bunga betina dalam satu

pohon maka bobot tandan lebih kecil dan jumlah benih yang terbentuk per

tandan lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman yang menghasilkan sedikit

tandan dalam satu pohon. Hal ini disebabkan hasil fotosintesis tanaman terbagi ke

dalam jumlah tandan yang lebih banyak sehingga bobot/tandan menurun.

Tabel 10. Potensi Produksi Kelapa Sawit

Umur

Tanaman(tahun) RJT TBS

(tandan/pohon) (ton/ha/th)

9 14 31.0

13 11.3 31.0

14 10.3 30.0

16 8.5 27.1

17 8.0 26.0 Keterangan: TBS = Tandan Buah Segar

RJT = Rata-rata Jumlah Tandan

Sumber : Lubis (2008)

Pengaruh umur tanaman juga terlihat pada mutu benih yang dihasilkan.

Hal ini terlihat dari rata-rata jumlah calon benih (JCB) dan jumlah benih baik

(JBB) yang dihasilkan tanaman. Pengaruh umur tanaman terhadap JCB dan JBB

yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 20.

Keterangan : JCB = Jumlah Calon Benih

JBB = Jumlah Benih Baik

Gambar 20. Hubungan Umur Tanaman dengan JCB dan JBB

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

9 13 14 16 17

jum

lah

Umur Tanaman ( tahun)

JCB

JBB

Page 67: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Gambar 20 menunjukkan bahwa jumlah calon benih dan jumlah benih

baik yang dihasilkan meningkat sampai tanaman berumur 14 – 16 tahun dan mulai

mengalami penurunan saat tanaman berumur 17 tahun.

Menurut Setyamidjaja (2006) pada tanaman dewasa dapat diperoleh 600 –

2000 buah/tandan tergantung pada besarnya tandan. Hal ini berarti semakin besar

ukuran tandan maka tandan semakin berat dan jumlah benih yang dihasilkan

juga semakin banyak sampai tanaman mencapai puncak produksi.

Bobot tandan tanaman tertinggi terdapat saat tanaman berumur 17 tahun

(Gambar 19) sedangkan jumlah calon benih (JCB) dan jumlah benih baik (JBB)

mengalami penurunan saat berumur 17 tahun (Gambar 20). Hal ini berarti

peningkatan rata-rata bobot tandan tidak diikuti dengan peningkatan JCB dan

JBB yang dihasilkan. Produksi JCB dan JBB mulai turun saat tanaman berumur

17 tahun ketika bobot tandan masih menunjukkan peningkatan. Diduga saat

tanaman berumur 17 tahun bobot setiap butir benih mengalami peningkatan

dibandingkan tanaman yang berumur < 17 tahun.

Page 68: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Keberhasilan PPKS menjadi produsen benih kelapa sawit terbesar di

Indonesia tidak terlepas dari kemampuan teknis yang handal dan keberhasilan

manajemen di PPKS termasuk komitmennya dalam memperhatikan mutu benih

yang diproduksi.

Kriteria dan panjang kecambah saat ditanam di pembibitan berpengaruh

terhadap persentase hidup dan pertumbuhan tanaman. Hasil evaluasi penulis di

PPKS menunjukkan bahwa kecambah yang belum dapat dibedakan antara

plumula dan radikula memiliki persentase hidup dan vigor tanaman (tinggi

tanaman, jumlah daun dan diameter batang) lebih rendah dibandingkan kecambah

yang sudah dapat dibedakan antara plumula dan radikulanya. Hasil evaluasi

diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi PPKS sebagai standar mutu

penyaluran kecambah.

Umur pohon induk mempengaruhi produksi dan mutu benih yang

dihasilkan. Berdasarkan hasil evaluasi penulis berat tandan tanaman meningkat

seiring dengan pertambahan umur tanaman, sedangkan jumlah calon benih dan

benih baik yang dihasilkan meningkat sampai tanaman berumur 16 tahun.

Saran

Pusat Penelitian Kelapa Sawit perlu meningkatkan kemampuan dalam

memprediksi permintaan pasar terhadap kecambah kelapa sawit sehingga dapat

senantiasa memenuhi permintaan konsumen tanpa harus menurunkan mutu

produksi dan semua kecambah yang dihasilkan dapat terserap oleh konsumen.

Page 69: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. 2008. Kajian penggunaan tray plastik untuk proses pengecambahan

benih kelapa sawit. Warta PPKS. 16:23-27.

Buana, L., D. Siahaan, dan S. Adiputra. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat

Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Chairani, M. 1991. Teknik pengadaan benih kelapa sawit bersertifikat. Berita Pen.

Perkeb. 2:57-70.

Chin, H.F and E.H. Roberts. 1980. Recalsitrants Crop Seeds. Tropical Press.

Kuala Lumpur. 151 P.

Departemen Pertanian. 2008. Pendataan kelapa sawit tahun 2008 secara

komprehensif dan objektif. http://www.deptan.co.id. [3 Januari 2009].

Direktorat Jenderal Perkebunan 2007. Perkembangan pemuliaan dan

perbenihan kelapa sawit http://www.ditjenbun.deptan.go.id. [13 Januari

2009].

. 2008a. Ketersediaan benih kelapa sawit dalam

negeri. http://www.ditjenbun.deptan.go.id. [3 Januari 2009].

. 2008b. Proses produksi benih tanaman kelapa

sawit. http://www.ditjenbun.deptan.go.id. [23 Januari 2009].

. 2009. Pendataan lengkap perkebunan kelapa

sawit Indonesia tahun 2008. http://www.ditjenbun.deptan.go.id.

[10 Juli 2009] .

Elisa. 2006. Dormansi dan perkecambahan biji. http://elisa.ugm.ac.id.com.

[28 Oktober 2009).

Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchel. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.

Terjemahan. H. Susilo. UI Press. Jakarta. 428 hal.

Haryani, N. 2005. Pengujian Viabilitas Benih Selama Periode Konservasi dan

Upaya Pematahan Dormansi untuk Mempercepat Pengecambahan Kelapa

Sawit. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor. 49 hal.

Kartasapoetra, A.G.1992. Teknologi Benih : Pengolahan Benih dan Tuntunan

Praktikum. Rineke Cipta. Jakarta. 188 hal.

Page 70: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Latif, S. 2006. Potensi dan Peluang Investasi Industri Kelapa Sawit di Indonesia.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 220 hal.

Lubis, A. U. 1993. Pengadaan Benih Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis

Jacguin.). Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan 63 hal.

Lubis, A. U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Indonesia. Edisi 2.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 348 hal.

Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa

Sawit. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 605 hal.

Pahan, I. 2008. Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.

Penebar Swadaya. Depok. 410 hal.

Purba, A. R., Akiyat, dan C. Muluk. 1997. Bahan tanaman kelapa sawit asal Pusat

Penelitian Kelapa Sawit. Prosiding Pertemuan, Teknis Kelapa Sawit. Pusat

Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 11-26.

Pusat Penelitian Marihat. 1983. Pusat Penelitian Marihat. Pusat Penelitian

Marihat. Pematang Siantar. 15 hal.

Risza, S. 1994. Upaya Peningkatan Produktifitas Kelapa Sawit.

Kanisius.Yogyakarta. 186 hal.

Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit, Teknik Budidaya, Panen dan Pengolahan.

Kanisius. Yogyakarta. 127 hal.

Sukarman. dan M. Hasanah. 2003. Perbaikan mutu benih aneka tanaman

perkebunan melalui cara panen dan penanganan benih. Jurnal Litbang.

Pertanian. 22:16-23.

Widiastuti, A. 2005. Studi Media Perkecambahan serta Pengaruh Lama

Penyimpanan dan Jumlah Serbuk Sari terhadap Pembentukan Buah Kelapa

Sawit (Elaeis guineensis Jacquin). Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 40 hal.

Williyatno. 2007. Pengaruh Tingkat Kemasakan dan Posisi Benih dalam Tandan

terhadap Viabilitas Benih Kelapa Sawit. Skripsi. Program Studi Pemuliaan

Tanaman dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

47 hal.

Page 71: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

LAMPIRAN

Page 72: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang

No Tanggal Uraian Kegiatan Divisi/ Lokasi Pembimbing

1 12-02-09

Penjelasan mengenai teknis pelaksanaan

magang dan penelitian yang diberikan kepada

mahasiswa

Membaca literatur tentang kelapa sawit (Buku

Adlin U. Lubis)

BRD

Edi Supriyanto,

Muhamad Arif

Nanang Supena

Baktiar H. Saragih

2 13-02-09

Senam pagi bersama keluarga besar PPKS

Marihat.

Konsultasi lebih lanjut mengenai penelitian

yang diminta PPKS Marihat

Ke perpustakaan untuk mencari literatur

mengenai penelitian yang akan dilakukan

Lapangan, BRD,

Perpustakaan

Edi Supriyanto,

Muhamad Arif

Nanang Supena

Baktiar H. Saragih

3 14-02-09

Menyerahkan proposal penelitian

Membuat surat permohonan permintaan

kecambah varietas Dumpy dan Simalungun

BRD

Edi Supriyanto,

Muhamad Arif

Nanang Supena

Baktiar H. Saragih

5 16-02-09

Pengenalan beberapa divisi BRD (Analisis

Tandan, Crossing Plan,

Penyimpanan,Vegetatif, Produksi, Recording

Data, Kantor Besar)

Perpustakaan,

BRD

Edi Supriyanto,

Muhamad Arif

Nanang Supena

Baktiar H. Saragih

Page 73: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Lampiran 1. (Lanjutan)

No Tanggal Uraian Kegiatan Divisi/ Lokasi Pembimbing

6 17 -19 -02-09 Studi literatur PPKS Marihat Muhamad Arif

7 20-02-09 Kunjungan lapang ke kebun Mahanda.

Kegiatannya, melihat proses pengambilan

sampel tandan untuk analisis minyak

Lapangan

Nanang Supena

8 21-02-09

Kunjungan lapang ke kebun Bah Jambi.

Kegiatannya melihat proses pembungkusan

bunga jantan untuk selfing, melihat tanaman

yang dijadikan ortet, melihat tanaman hasil

backcross Elaeis quineensis x Eelaeis

oleifera

Lapangan

Muhamad Arif

9 23-24-02-09 Review Divisi Pohon Induk

Divisi Pohon Induk

dan lapangan Bah

Jambi afdeling VIII

Blok 2000

Yusran Pangaribuan

Arsad Taher Harahap

Robinson Damanik

Supriyadi

Sakat Berutu

10 25-26- 02-09 Review Divisi Produksi Divisi Produksi Rolettha Yahya Purba, Ahmad P.

Dongoran, Yabani

11 27-02-09 Review divisi Quality Control Divisi Quality

Control

Harry Hidayat

Budi Santoso

12 28-02-09 Ke pembibitan untuk menyiapkan polybag

penanaman kecambah.

Pembibitan Kelapa

Sawit PPKS

Marihat

Muhamad Arif

Page 74: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Lampiran 1. (Lanjutan)

No Tanggal Uraian Kegiatan Divisi/ Lokasi Pembimbing

13 02-20-03-09

Mempelajari teknik pengolahan tandan

benih sampai benih dikecambahkan.

Kegiatan yang dilakukan penulis

langsung adalah seleksi benih,

penganginan, seleksi kecambah siap

salur dan pengemasan kecambah

Divisi Produksi dan

Pembibitan Kelapa

Sawit PPKS Marihat

Rolettha Yahya Purba, Ahmad P.

Dongoran, Yabani

14 23-10-04-09

Mempelajari teknik pengelolaan pohon

induk dan pohon bapak di lapangan serta

mempejari teknik pengolahan tepung sari

Pengamatan evaluasi yang dilakukan

Divisi Pohon Induk

Pembibitan Kelapa

Sawit Marihat

Yusran Panggaribuan Arsad Taher

Harahap

Robinson Damanik

Supriyadi

Sakat Berutu

15 13-1-05-09

Mempelajari asal tetua kelapa sawit di

Indonesia serta asal tetua bahan tanaman

yang ada di PPKS.

Mempelajari prosedur seleksi tanaman

induk dan tanaman bapak, selfing dan

rekombinasi.

Pengamatan evaluasi yang dilakukan.

Divisi BRD

Nanang Supena

Baktiar H. Saragih

16 4-08-05-09 Mempelajari prosedur pembelian dan

penyaluran kecambah.

Divisi Pemasaran

Medan

Ferry Salman

Reni Y

Sarah Sandra

17 11-15-05-09 Mempelajari teknik pengadaan bahan

tanaman kelapa sawit melalui metoda

kultur jaringan

Kultur Jaringan

Pembibitan

Yohannes Samosir

Retno Diah Setyowati

Page 75: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Lampiran 1. (Lanjutan)

No Tanggal Uraian Kegiatan Divisi/ Lokasi Pembimbing

18 18-22-05-09 Melengkapi data dan studi pustaka yang

diperlukan untuk penulisan skripsi Perpustakaan

Nanang Supena

Baktiar H. Saragih

19 25-5-06-09 Membuat laporan penelitian dan laporan

magang -

Nanag Supena

Baktiar H. Saragih

20 8-12-06-09 Diskusi dan penyerahan laporan kegiatan

magang dan evaluasi yang dilakukan Divisi BRD

Edy Suprianto

Nanang Supena,

Baktiar H. Saragih

Page 76: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

64

Lampiran 2. Data Klimatologi Kebun Pembibitan PPKS Marihat

Bulan Suhu Min

(°C)

Suhu Max

(°C)

Suhu Rata-Rata

(°C)

CH

(mm)

HH

(mm)

Maret 21 30.1 24.72 403.8 15

April 21.5 30.5 25.52 308.6 18

Mei 21.5 30.1 25.38 352.8 11

Sumber : Stasiun Klimatologi PPKS Unit Usaha Marihat tahun 2009

Lampiran 3. Produksi Kecambah Produsen Benih Kelapa Sawit di Indonesia

No Produsen Produksi

1 PPKS 45

2 PT. Socfindo 40

3 PT London Sumatera 18

4 PT. Tunggal Yunus 25

5 PT. Dami Mas 21

6 PT. Bina Sawit Makmur 25

7 PT. Tania Selatan 3

8 PT. Bakti Tani 3

9 PT. Prima Inti 10

10 Bakri Plantation Sumatera 30

11 PT. Sarana Inti 18

12 PT. Sarana Ehsa 20

Lampiran 4. Data Produksi Kecambah Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Bulan Produksi

2008 2009

Januari 4058405 3539831

Februari 3931430 2919458

Maret 4032438 3543649

April 4417749 3267675

Mei 4377500 -

Juni 4588985 -

Juli 4967953 -

Agustus 4443716 -

September 3584048 -

Oktober 4213546 -

November 4429399 -

Desember 4858396 -

Total 51903565 13270613

Page 77: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Lampiran 5. Penjualan Kecambah Pusat Penelitian Kelapa Sawit Tahun 2008 Berdasarkan Pengguna/Konsumen

Perusahaan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Perus Swasta 1805844 1829625 2028475 2558462 2479749 2183250 2862250 2292924 2183908 2176924 2032085 1549505

PTPN 1186554 1054274 461184 507375 410000 687906 687906 622317 209423 817335 916099 1282053

Koperasi 127100 123340 81692 116593 89687 72262 72262 93428 - 38950 76362 215106

Disbun 128125 97375 102 70724 20500 64575 64575 316340 156312 304425 393036 563236

Waralaba 123000 148625 249075 350550 362850 370742 370742 394625 174250 251125 363875 348500

Perorangan 298003 256999 182702 218136 261110 286590 286590 223006 254111 238969 137131 113049

Keb Sendiri

10250 16000 11000 - - - 45000 20000 25000 27675 40590

CV 92250 102500 124025 243940 191674 172454 172454 30750 41000 15375 - 300

Page 78: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Lampiran 6 .Penjualan Kecambah Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit Tahun 2008 Berdasarkan Varietas

Bulan Varietas

Yangambi SP2 SMB LTC LAME Dumpy Avros

PPKS

718

PPKS

540 BJ Mar Total

Januari 1010269 66317 1156349 108985 174882 574090 663603

307 6374 3761176

Februari 748746 32102 1177884 242770 207222 712939 484311

15272 1742 3622988

Maret 603256 53606 1070277 152242 173609 532603 398655 67650 89154 2203

3143255

April 1057139 202026 1054367 142181 149360 660787 603829 138625 66875 2050

4077239

Mei 958944 71339 1061163 208586 101883 634217 533614 77900 138374

3786020

Juni 928234 122487 1009251 297515 92998 542206 663767 47661 133660

3837779

Juli 1217714 54004 1148244 214839 28187 915243 666885 105456 156574

4507146

Agustus 1275380 80885 960815 156220 83536 614183 570127 35082 232162

4008390

September 610383 34235 757166 283425 71718 570612 455405 10575 245487

3039006

Oktober 741431 51250 1234580 578100 78596 436229 536414 14216 197287

3868103

November 903658 1537 1214974 605963 130174 268037 563942 21665 236313

3946263

Desember 858651 4830 1612730 416150 54250 367045 559239 13719 225455

4353400

Page 79: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Lampiran 7. Sidik Ragam Pengaruh Panjang Kecambah terhadap Persentase Hidup Bibit pada 5 hingga 12 MST

Sumber

Keragaman

Waktu

Pengamatan db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah Fhitung Pr > f KK

Perlakuan 5 3 966.666 322.222 4.3 0.044 9.44

Galat 8 600.000 75.000

Total 11 1566.666

Perlakuan 6 3 1025.000 341.666 4.56 0.038 9.36

Galat 8 600.000 75.000

Total 11 1625.000

Perlakuan 7 3 1366.666 455.555 6.07 0.018 9.44

Galat 8 600.000 75.000

Total 11 1966.666

Perlakuan 8 3 1366.666 455.555 6.07 0.018 9.44

Galat 8 600.000 75.000

Total 11 1966.666

Perlakuan 9 3 1366.666 455.555 6.07 0.018 9.44

Galat 8 600.000 75.000

Total 11 1966.666

Perlakuan 10 3 1366.666 455.555 6.07 0.018 9.44

Galat 8 600.000 75.000

Total 11 1966.666

Perlakuan 11 3 1366.666 455.555 6.07 0.018 9.44

Galat 8 600.000 75.000

Total 11 1966.666

Perlakuan 12 3 1366.666 455.555 6.07 0.018 9.44

Galat 8 600.000 75.000

Total 11 1966.666

Page 80: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Lampiran 8 . Sidik Ragam Pengaruh Panjang Kecambah terhadap Tinggi Bibit pada 5 hingga 12 MST

Sumber

Keragaman

Waktu

Pengamatan db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah Fhitung Pr > f KK

Perlakuan 5 3 12.062 4.020 15.47 0.001 9.63

Galat 8 2.079 0.259

Total 11 14.141

Perlakuan 6 3 17.592 5.864 11.85 0.002 9.69

Galat 8 3.959 0494

Total 11 21.551

Perlakuan 7 3 24.266 8.088 11.05 0.003 9.38

Galat 8 5.857 0.732

Total 11 30.124

Perlakuan 8 3 28.830 9.610 7.38 0.010 10.58

Galat 8 10.414 1.301

Total 11 39.244

Perlakuan 9 3 24.831 8.277 6.21 0.017 9.81

Galat 8 10.670 1.333

Total 11 35.502

Perlakuan 10 3 23.609 7.869 8.66 0.006 7.59

Galat 8 7.269 0.908

Total 11 30.878

Perlakuan 11 3 25.855 8.618 9.98 0.004 6.83

Galat 8 6.908 0.863

Total 11 32.763

Perlakuan 12 3 35.526 11.842 10.61 0.003 7.09

Galat 8 8.930 1.116

Total 11 44.457

Page 81: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Lampiran 9. Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah daun pada 5 hingga 12 MST

Sumber

Keragaman

Waktu

Pengamatan db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah Fhitung Pr > f KK

Perlakuan 5 3 0.196 0.655 1.64 0.256 21.81

Galat 8 0.320 0.040

Total 11 0.516

Perlakuan 6 3 0.346 0.115 4.33 0.043 16.32

Galat 8 0.213 0.026

Total 11 0.560

Perlakuan 7 3 0.863 0.287 10.79 0.003 11.52

Galat 8 0.213 0.026

Total 11 1.076

Perlakuan 8 3 0.223 0.074 2.79 0.109 9.15

Galat 8 0.213 0.026

Total 11 0.436

Perlakuan 9 3 0.226 0.075 2.52 0.131 9.44

Galat 8 0.240 0.030

Total 11 0.466

Perlakuan 10 3 0.196 0.065 2.46 0.137 8.37

Galat 8 0.213 0.026

Total 11 0.410

Perlakuan 11 3 0.196 0.065 1.79 0.227 8.90

Galat 8 0.293 0.036

Total 11 0.490

Perlakuan 12 3 0.120 0.040 0.55 0.664 10.28

Galat 8 0.586 0.073

Total 11 0.706

Page 82: PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT … · Tujuan khusus kegiatan magang adalah mempelajari pengendalian mutu produksi benih kelapa sawit, terutama (1) ... 13. Pembungkusan

Lampiran 10. Sidik Ragam Pengaruh Panjang Kecambah terhadap Diameter Batang pada 5 hingga 12 MST

Sumber

Keragaman

Waktu

Pengamatan db

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah Fhitung Pr > f KK

Perlakuan 5 3 0.005 0.001 4.45 0.040 7.85

Galat 8 0.003 0.0004

Total 11 0.009

Perlakuan 6 3 0.003 0.001 2.35 0.148 7.14

Galat 8 0.003 0.0004

Total 11 0.007

Perlakuan 7 3 0.006 0.002 7.09 0.012 5.19

Galat 8 0.002 0.0002

Total 11 0.008

Perlakuan 8 3 0.005 0.001 1.83 0.219 8.29

Galat 8 0.007 0.0009

Total 11 0.0122

Perlakuan 10 3 0.006 0.002 4.02 0.051 5.49

Galat 8 0.004 0.0005

Total 11 0.011

Perlakuan 11 3 0.004 0.001 2.63 0.122 5.09

Galat 8 0.004 0.0005

Total 11 0.008

Perlakuan 12 3 0.012 0.004 3.24 0.081 6.97

Galat 8 0.009 0.001

Total 11 0.021