Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha

Embed Size (px)

Citation preview

Oleh Saifhul Anuar Syahdan Muchtar Kusumaatmaja Dewi Savitri

Pengertian PiutangPiutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan. Umumnya piutang di neraca disajikan dalam dua kelompok: (1) piutang usaha, (2) piutang non usaha

Prinsip Akuntansi Yang Berterima Umum Dalam Penyajian Piutang Usaha Di NeracaPiutang usaha disajikan di neraca harus dalam jumlah

bruto dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang. Jika tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan pengungkapannya di neraca bahawa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah netto. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya dineraca. Piutang usaha yang bersaldo kredit pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha.

Tujuan Pengujian Substantif PiutangMemperoleh keyakinan tentang keandalan catatan

akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan di neraca. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

Selanjutnya . . . .Membuktikan kewajaran penilaian piutang

usaha yang dicantumkan di neraca Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.

Program Pengujian Substantif Piutang Usaha1. Prosedur Audit Awal 2. Prosedur Analitik 3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci 4. Verifikasi Terhadap Saldo Akun Rinci 5. Verifikasi Terhadap Penyajian dan

Pengungkapan

1. Prosedur Audit Awal1. Usut saldo piutang usaha yang tercantum di

neraca ke saldo akun piutang usaha bersangkutan di dalam buku besar. 2. Hitung kembali saldo akun piutang usaha di dalam buku besar 3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha

1.Prosedur Audit Awal4. Usut saldo awal akun piutang usaha dan

akun cadangan kerugian piutang usaha ke kertas kerja tahun yang lalu. 5. Usut posting pendebitan akun piutang usaha ke dalam jurnal yang bersangkutan 6. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke buku pembantu piutang usaha

2. Prosedur AnalitikSA Seksi 329 Paragrap 09 : Kepercayaan auditor terhadap pengujian substantif untuk mencapai tujuan audit yang berhubungan dengan suatu asersi1 dapat berasal dari pengujian rinci, dari prosedur analitik, atau dari kombinasi keduanya. Keputusan mengenai prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan audit tertentu didasarkan pada pertimbangan auditor terhadap efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari prosedur audit yang ada.

Selanjutnya..Dimaksudkan untuk membantu auditor dalam

memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif, untuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai ratio. Seperti ratio perputaran Piutang, Ratio yang telah dihitung kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun lalu, rata-rata ratio industri atau ratio yang dianggarkan. Ratio ini akan membantu auditor untuk mengungkapkan peristiwa transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak dan salah saji.

3. Prosedur Terhadap Transaksi Rinci1. Periksa Sampel Transaksi Yang Tercatat Dalam Akun

Piutang Usaha Ke Dokumen Yang Mendukung Timbulnya Transaksi Tersebut 2. Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen pendukung: faktur penjualan, laporan pengiriman barang dan order penjualan 3. Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung: bukti kas masuk, memo kredit untuk retur penjualan atau penghapusan piutang

3. Prosedur Terhadap Transaksi Rinci4. Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi

penjualan dan retur penjualan; 5. Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca. 6. Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca. 7. Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penerimaan kas.

4. Pengujian Terhadap Saldo Akun RinciPengujian terhadap saldo akun rinci dalam siklus pendapatan di fokuskan ke saldo piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha, tujuannya adalah untuk memverifikasi:Keberadaan atau keterjadian Kelengkapan Hak kepemilikan Penilaian

Selanjutnya. . . .Beberapa tindakan yang perlu dilakukan dalam pengujian substantif terhadap saldo akun rinci antara lain : 1. Lakukan konfirmasi piutang. Menurut SA seksi 330 Konfirmasi adalah proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan.

LanjutanProses Konfirmasi : Pemilihan unsur yang dimintakan konfirmasi. Pendesainan permintaan konfirmasi. Pengkomunikasian permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga yang bersangkutan. Pemerolehan jawaban dari pihak ketiga. Penilaian terhadap informasi, atau tidak adanya informasi, yang disediakan oleh pihak ketiga mengenai tujuan audit, termasuk keandalan informasi tersebut.

Selanjutnya. . . .2 . Lakukan evaluasi terhadap kecukupan

cadangan kerugian piutang usaha yang dibuat oleh klien.Prosedur ini dilakukan untuk memverifikasi penilaian pituang usaha yang dicantumkan di neraca. Menurut akuntansi yang berterima umum, piutang usaha disajikan dalam neraca sebesar nilai bersih yang dapat ditagih dari debitur (net realizable value) pada tanggal neraca.

5. Verifikasi Penyajian & PengungkapanBandingkan penyajian piutang usaha dengan penyajian menurut prinsip akuntansi yang berterima umum. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang non usaha. Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah dianjakkan (factored account receivable) ke perusahaan anjak piutang

SA Seksi 334 : 11 Untuk setiap transaksi material antarpihak yang memiliki

hubungan istimewa (atau gabungan transaksi serupa) atau kepemilikan bersama (common ownership) atau hubungan pengendalian manajemen yang pengungkapannya diharuskan dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, auditor harus mempertimbangkan apakah ia telah memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten untuk memahami hubungan dan transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, serta dampaknya terhadap laporan keuangan. la kemudian harus mengevaluasi semua informasi yang tersedia baginya mengenai transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa atau hubungan pengendalian dan memperoleh keyakinan yang didasarkan atas pertimbangan profesionalnya tentang memadai atau tidaknya pengungkapan hal tersebut dalam laporan keuangan.

TERIMA KASIH