21
CHAPTER 13-SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF I. KONSEP DASAR SIFAT DAN TUJUAN Sampling audit adalah penerapan prosedur pengauditan atas unsur- unsur dalam suatu populasi kurang dari 100%, seperti saldo rekening atau kelompok transaksi, yang bertujuan untuk mengevaluasi beberapa karakteristik populasi. Pada saat atribut digunakan untuk memperoleh informasi tentang tingkat terjadinya penyimpangan dari pengendalian yang ditetapkan, metode audit sampling yang dijelaskan dalam bab ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang jumlah moneter. Dengan demikian, hal tersebut bermanfaat memenuhi tujuan pengujian substantif, yaitu untuk memperoleh bukti tentang kewajaran asersi laporan keuangan manajemen. Rencana sampling untuk pengujian substantif dapat dirancang untuk (1) memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yang material (misalnya, nilai buku piutang usaha), atau (2) membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu (misalnya, nilai persediaan yang tidak dicatat pada nilai bukunya). KETIDAKPASTIAN, RISIKO SAMPLING, DAN RISIKO AUDIT Auditor dibenarkan untuk menerima beberapa ketidakpastian dalam pengujian substantif jika biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk pengujian 100% atas item dalam populasi, menurut pertimbangannya, lebih besar daripada konsekuensi kemungkinan kesalahan pendapat karena hanya menguji sampel data. Sampling audit dalam pengujian substantif ditunjukkan baik untuk risiko sampling dan risiko nonsampling. Risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian substantif adalah: Risiko kesalahan penerimaan, yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah 1

Sampling Audit Dalam Pengujian Substantif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengauditan I

Citation preview

CHAPTER 13-SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF

I. KONSEP DASAR SIFAT DAN TUJUANSampling audit adalah penerapan prosedur pengauditan atas unsur-unsur dalam suatu populasi kurang dari 100%, seperti saldo rekening atau kelompok transaksi, yang bertujuan untuk mengevaluasi beberapa karakteristik populasi. Pada saat atribut digunakan untuk memperoleh informasi tentang tingkat terjadinya penyimpangan dari pengendalian yang ditetapkan, metode audit sampling yang dijelaskan dalam bab ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang jumlah moneter. Dengan demikian, hal tersebut bermanfaat memenuhi tujuan pengujian substantif, yaitu untuk memperoleh bukti tentang kewajaran asersi laporan keuangan manajemen. Rencana sampling untuk pengujian substantif dapat dirancang untuk (1) memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yang material (misalnya, nilai buku piutang usaha), atau (2) membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu (misalnya, nilai persediaan yang tidak dicatat pada nilai bukunya).

KETIDAKPASTIAN, RISIKO SAMPLING, DAN RISIKO AUDITAuditor dibenarkan untuk menerima beberapa ketidakpastian dalam pengujian substantif jika biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk pengujian 100% atas item dalam populasi, menurut pertimbangannya, lebih besar daripada konsekuensi kemungkinan kesalahan pendapat karena hanya menguji sampel data.Sampling audit dalam pengujian substantif ditunjukkan baik untuk risiko sampling dan risiko nonsampling. Risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian substantif adalah: Risiko kesalahan penerimaan, yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material ketika sebenarnya saldo akun tersebut salah saji secara material Risiko kesalahan penolakan, yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan bahwa akun yang dicatat adalah salah saji material ketika sebenarnya saldo akun tersebut tidak salah saji secara materialRisiko kesalahan penerimaan dalam sampling audit berhubungan dengan risiko deteksi yang berkaitan dengan pengujian substantif terinci yang spesifik yang diterapkan pada pemilihan item sampel. Risiko kesalahan penerimaan dapat ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan model risiko audit dan pemecahan untuk TD sebagai berikut:

Auditor juga dapat menentukan risiko kesalahan penerimaan secara kualitatif dengan menggunakan matriks risiko. Dengan demikian, risiko tersebut tidak menunjukkan kemungkinan bahwa seluruh pengujian substantif yang diterapkan pada akun yang diuji akan gagal mendeteksi setiap salah saji yang material.PENDEKATAN SAMPLING STATISTIKDua pendekatan sampling statistik berikut dapat digunakan oleh auditor dalam pengujian subtantif: (1) sampling PPS (probability-proportional-to size) dan (2) sampling variabel klasik (classical variables sampling).Perbedaan utama antara kedua pendekatan tersebut adalah bahwa sampling PPS didasarkan pada teori sampling atribut, sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi normal. Setiap pendekatan bermanfaat dalam memperoleh bukti yang cukup sesuai standar pekerjaan lapangan yang ketiga.II. SAMPLING PPS (PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE)Sampling PPS adalah pendekatan yang meggunakan teori sampling atribut untuk membuat kesimpulan dalam jumlah nominal, bukan dalam tingkat penyimpanan. Bentuk sampling ini dapat digunakan dalam pengujian substantif atas transaksi dan saldo akun. Model ini terutama diterapkan dalam pengujian transaksi dan saldo untuk lebih saji. Hal tersebut khususnya bermanfaat dalam pengujian untuk: Piutang pada saat kredit yang tidak diaplikasikan dalam akun pelanggan tidak signifikan. Sekuritas Investasi. Pengujian harga persediaan jika terdapat sedikit perbedaanyang diantisipasi. Tambahan aktiva tetap.Sampling PPS bukan merupakan pendekatan yang paling efektif biaya untuk piutang dan persediaan pada saat kondisi-kondisi di atas tidak terpenuhi dan tujuan utamanya adalah untuk mengestimasi secara independen nilai kelompok transaksi dan atas saldo.I. RENCANA SAMPLINGLangkah-langkah dalam rencana sampling PPS mirip, tetapi tidak identik, dengan sampling atribut. Langkah-langkah tersebut adalah: Menetapkan tujuan rencana, Merumuskan populasi dan unit sampling, Menentukan ukuran sampel, Menentukan metoda pemilihan sampel, Melaksanakan rencana sampling, Mengevaluasi hasil sampel.Menetapkan Tujuan Rencana SamplingTujuan rencana sampling PPS adalah untuk memperoleh bukti bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material. Asersi laporan keuangan tertentu yang mempengaruhi bukti sampel yang dipakai tergantung pada prosedur audit yang dipakai untuk item sampel tersebut. Auditor perlu melaksanakan pengujian lain pada sampel atau item-item dalam populasi sebelum menyimpulkan bahwa seluruh asersi yang berkaitan dengan akun tersebut telah bebas dari salah saji yang material. Dengan demikian, bukti dari sampel tersebut hanya akan mewakili satu atau beberapa sumber yang mendukung auditor sebelum menarik kesimpulan bahwa akun-akun tersebut tidak salah saji secara material.Menetapkan Populasi dan Unit SamplingPopulasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo akun yang akan diuji. Untuk setiap populasi, auditor harus memutuskan apakah seluruh item tersebut akan diikutkan. Sebagai contoh, empat populasi adalah masuk akal apabila populasi itu didasarkan pada saldo akun dalam buku besar piutang usaha yaitu, seluruh saldo, saldo debet, saldo kredit, dan saldo nol. Unit sampling dalam sampling PPS adalah dollar itu sendiri, dan populasinya adalah jumlah dollar yang sama dengan jumlah total dollar pada populasi tersebut. Setiap dollar dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.Menentukan Ukuran SampelRumus untuk menentukan ukuran sampel dalam sampling PPS adalah :

BV : nilai buku populasi yang diuji (book value)RF : faktor reliabilitas untuk resiko kesalahan penerimaanTM : salah saji yang dapat ditoleransiAM: salah saji yang diantisipasiEF : faktor ekspansi untuk salah saji yang diantisipasi1. Nilai Buku Populasi yang DiujiNilai buku yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel harus berhubungan secara tepat dengan definisi populasi. Jumlah nilai buku mempunyai pengaruh langsung terhadap ukuran sampelsemakin besar nilai buku yang diuji, semakin besar ukuran sampel.2. Faktor Reliabilitas untuk Risiko Kesalahan PenerimaanDalam menspesifikasi tingkat yang dapat diterima atas risiko kesalahan penerimaan, auditor harus mempertimbangkan (1) tingkat risiko audit yang dapat diterima auditor bahwa mungkin ada salah saji material dalam akun tersebut yang tidak akan terdeteksi, (2) penilaian tingkat risiko pengendalian, dan (3) hasil pengujian rincian dan prosedur analitis. 3. Salah Saji yang Dapat Ditoleransi (tolerable misstatement/TM) Salah saji yang dapat ditoleransi adalah salah saji maksimum yang dapat terjadi dalam sebuah akun sebelum salah saji tersebut dianggap material. TM mempunyai hubungan terbalik dengan ukuran sampelsemakin kecil TM, semakin besar ukuran sampel.4. Salah Saji yang Diantisipasi dan Faktor EkspansiDalam sampling PPS, auditor tidak mengkuantifikasi risiko kesalahan penolakan. Oleh karena itu, risiko ini dikendalikan secara langsung oleh penetapan salah saji yang diantisipasi (anticipated misstatement/AM), yang berhubungan terbalik dengan risiko kesalahan penolakan dan berhubungan langsung dengan ukuran sampel.Faktor Ekspansi (expansion factor/EF) diperlukan hanya pada saat salah saji diantisipasi. Semakin kecil risiko kesalahan penerimaan yang dispesifikasi, semakin besar EF-nya. Seperti salah saji yang diantisipasi, EF mempunyai hubungan langsung dengan ukuran sampel.5. Perhitungan Ukuran SampelPengaruh perubahan dalam nilai suatu faktor terhadap ukuran sampel, apabila faktor-faktor lainnya dipertahankan konstan, dapat diringkas sebagai berikut:FAKTORHUBUNGAN DENGAN UKURAN SAMPEL

Nilai bukuLangsung

Risiko kesalahan penerimaanTerbalik

Salah saji yang dapat ditoleransiTerbalik

Salah saji yang diantisipasiLangsung

Faktor ekspansi untuk salah saji yang diantisipasiLangsung

Menentukan Metode Pemilihan SampelMetode pemilihan sampel yang paling banyak digunakan dalam sampling PPS adalah pemilihan sistematis. Metode ini memisahkan total populasi dalam dollar ke interval yang sebanding dengan dollar. Unit logis kemudian dipilih secara sistematis dari setiap interval. Dengan demikian, interval sampling dihitung :

Melaksanakan Rencana SamplingDalam fase perencanaan, audtor memaai prosedur auditing yang sesuai untuk menentukan nilai audit setiap unit logis yang ada dalam sampel. Ketika terjadi perbedaan, auditor mencatat nilai buku dan nilai auditnya dalam kertas kerja. Informasi ini kemudian digunakan untuk memproyeksikan salah saji dalam populasi.Mengevaluasi Hasil SampelDalam mengevaluasi hasil sampel, auditor memperhitungkan batas atas salah saji (upper misstatement limit / UML) dari data sampel dan membandingkannya dengan salah saji yang dapat ditoleransi dalam perancangan sampel. Jika UML lebih kecil dari atau sama dengan salah saji yang dapat ditoleransi, hasil sampel mendukung kesimpulan bahwa nilai buku populasi tidak dicatat melebihi TM pada resiko kesalahan penerimaan yang ditetapkan. UML dihitung sebagai berikut :UML = PM + ASRPM: salah sajitotal yang diproyeksikan dalam populasiASR : cadangan resiko samplingFaktor UML, PM, dan ASR, masing-masing sama dengan batas atas penyimpangan, tingkat penyimpangan sampel, dan cadangan risiko sampling yang digunakan dalam pengevaluasian hasil rencana sampling atribut. Oleh karena itu, dalam sampling PPS, setiap faktor diekspresikan dalam jumlah dollar bukan dengan persentase. Evaluasi ini berbeda dalam sampling PPS, bergantung pada ada tidaknya salah saji yang ditemukan dalam sampel tersebut.1. Tidak Ada Salah SajiHasil sampel digunakan untuk mengestimasi proyeksi salah saji (PM) dalam populasi. Apabila tidak ditemukan salah saji dalam sampel, maka faktor PM dalam rumus diatas adalah nol rupiah. Dalam kasus tidak ada salah saji, faktor cadangan resiko sampling (ASR) terdiri dari satu komponen yang disebut ketepatan dasar (basic precision/BP). Jumlah ini diperoleh dengan mengalikan faktor reliabilitas (RF) untuk salah saji nol pada risiko kesalahan penerimaan yang ditetapkan dengan interval sampling (SI). 2. Beberapa Salah SajiJika salah saji ditemukan dalam sampel, auditor harus menghitung total salah saji yang diproyeksikan dalam populasi dan cadangan risiko sampling untuk menentukan batas atas salah saji untuk lebih saji tersebut. UML tersebut kemudian dibandingkan dengan TM.Proyeksi Salah Saji PopulasiJumlah proyeksi salah saji dihitung untuk setiap unit logis yang berisikan sebuah salah saji. Jumlah ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh PM pada populasi yang diinginkan. Proyeksi salah saji dihitung secara berbeda untuk (1) unit logis dengan nilai buku yang kurang dari interval samplingnya; dan (2) unit logis dengan nilai buku yang sama dengan interval samplingnya.Untuk setiap unit logis dengan nilai buku yang kurang dari interval sampling yang berisi salah saji, persentase kotor (tainting percentage/TP) dan proyeksi salah saji dihitung sebagai berikut:Persentase kotor = (nilai buku-nilai audit) + nilai bukuProyeksi salah saji = persentase kotor x interval samplingCadangan Risiko SamplingASR untuk sampel-sampel tersebut berisi salah saji yang mempunyai dua komponen seperti ditunjukkan dalam rumus sebagai berikut:ASR = BP + IABP: ketepatan dasarIA: cadangan inkremental untuk risiko samplingBatas Atas Salah Saji untuk Lebih SajiKetika batas atas salah saji (UML) melebihi TM yang ditetapkan dalam perancangan sampel, auditor harus mempertimbangkan beberapa alasan yang mungkin dan alternatif tindakan tertentu. Pertimbangan KualitatifSeperti halnya dengan sampling atribut, auditor harus mempertimbangkan aspek kualitatif pada salah saji secara moneter. Salah saji mungkin terjadi pada (1) perbedaan dalam prinsip atau penerapan atau (2) kesalahan atau ketidaksesuaian dengan ketentuan.Penarikan Kesimpulan Secara MenyeluruhAuditor menggunakan pertimbangan profesional dalam mengkombinasikan bukti dari berbagai sumber untuk menarik kesimpulan menyeluruh tentang apakah saldo akun telah bebas dari salah saji yang material. Pada saat (1) hasil sampel PPS mengandung UML yang lebih rendah atau sama dengan TM, (2) hasil pengujian substantif lainnya tidak kontradiktif dengan temuannya, dan (3) analisis pertimbangan kualitatif menunjukkan tidak adanya bukti mengenai ketidakteraturan, auditor umumnya menyimpulkan bahwa populasi tersebut tidak salah saji secara material. Jika salah satu dari kondisi ini tidak terpenuhi, diperlukan evaluasi lebih lanjut atas keadaan tersebut.Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Sampling PPSKelebihan sampling PPS adalah :a. Sampling PPS umumnya lebih mudah digunakan daripada sampling variabel klasik karena auditor dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel secara langsung atau dengan bantuan tabelb. Ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan yang diestimasi pada nilai auditc. Sampling PPS secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah distratifikasi karena item-itemnya dipilih dalam proporsi pada nilai rupiahnyad. Pemilihan sampel sistematis PPS secara otomatis menujukkan beberapa item yang secara individual signifikan jika nilai-nilainya melebihi pisah batas atas monetere. Jika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS biasanya akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil daripada hasil dari sampling variabel klasikf. Sampel PPS lebih mudah dirancang, dan pemilihan sampel dapat dimulai sebelum tersedia populasi yang lengkapSebaliknya, sampling PPS mempunyai kekurangan sebagai berikut :a. Sampling PPS mengandung asumsi bahwa nilai audit unit sampling harus tidak kurang dari nol atau lebih besar dari nilai buku. Ketika kurang saji atau nilai audit kurang dari nol diantisipasi, pertimbangan perancangan khusus diperlukan.b. Jika kekurangsajian ditunjukkan dalam sampel tersebut, evaluasi atas sampel tersebut memerlukan pertimbangan khususc. Pemilihan saldo nol atau saldo dengan tanda yang berbeda, seperti saldo-saldo kredit, memerlukan pertimbangan khususd. Evaluasi PPS dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sampel. Sebagai akibatnya, auditor mungkin lebih menyukai untuk menolak nilai buku populasi yang dapat diterima untuk populasi tersebut.e. Sejalan dengan meningkatnya jumlah salah saji yang diperkirakan, ukuran sampel yang sesuai juga meningkat. Dengan demikian, dapat terjadi ukuran sampel yang lebih besar daripada sampling variabel klasik.III. SAMPLING VARIABEL KLASIKDalam pendekatan ini, teori distribusi normal digunakan dalam pengevaluasian karakteristik populasi berdasarkan hasil sampel yang digambarkan dari populasinya. Sampling variabel klasik bermanfaat bagi auditor pada saat tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan kurang saji atau lebih saji dari saldo akun, dan keadaan lain ketika sampling PPS tidak tepat atau tidak efektif.JENIS-JENIS TEKNIK SAMPLING VARIABEL KLASIKTiga teknik yang bisa digunakan dalam sampling variabel klasik adalah:(1) Mean-per-unit (MPU),(2) Diferensiasi, dan(3) Rasio.Kendala yang harus dipertimbangkan dalam memilih teknik yang sesuai: Kemampuan merancang sampel strafikasi. Stratifikasi secara signifikan dapat mengurangi ukuran sampel dalam metode MPU, tetapi secara material tidak dapat mempengaruhi ukuran sampel dalam teknik diferensiasi maupun rasio. Jumlah yang berbeda antara nilai audit dengan nilai buku yang diperkirakan. Jumlah nilai minimum harus ada di antara nilai-nilai tersebut di dalam sampel untuk menggunakan teknik diferensiasi atau rasio. Informasi yang tersedia. Nilai buku harus tersedia untuk setiap unit sampling dalam estimasi rasio atau diferensiasi. Nilai buku tidak diperlukan dalam teknik MPU.A. ESTIMASI MEAN-PER-UNIT (MPU)Sampling estimasi MPU mencakup penentuan niali audit untuk setiap item dalam sampel. Rata-rata nilai audit ini kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam populasi yang ditemukan pada estimasi total nilai populasi. Cadangan resiko sampling yang berkaitan dengan estimasi ini juga dihitung untuk digunakan dalam mengevaluasi hasil-hasil sampel tersebut.Menentukan Tujuan Rencana Sampling MPUTujuan rencana MPU adalah untuk memperoleh bukti bahwa catatan saldo akun tidak salah saji secara material atau mengembangkan estimasi independen tentang jumlah ketika tidak ada catatan nilai buku yang tersedia. Menetapkan Populasi dan Unit SamplingAuditor harus mempertimbangkan sifat item-item yang ada dalam populasi dan apakah seluruh item memenuhi ketentuan untuk dipilih dalam sampel tersebut. Sampling unit harus disesuaikan dengan tujuan audit dan prosedur yang dilakukan.Menentukan Ukuran SampelFaktor-faktor berikut menentukan ukuran sampel dalam suatu estimasi sampel MPU: Ukuran populasi (jumlah unit). Faktor ini masuk dalam perhitungan ukuran sampel dan hasil sampel. Semakin besar populasi semakin besar pula ukuran sampel. Estimasi penyimpangan standar populasi. Ada tiga cara mengestimasi faktor ini. Pertama, dalam perikatan berulang penyimpangan standar yang ditemukan dalam audit terdahulu dapat digunakan untuk mengestimasi penyimpangan standar tahun berjalan. Kedua, penyimpangan standar dapat diestimasi dari nilai buku yang tersedia. Ketiga, auditor dapat mengambil suatu prasampel kecil yang terdiri dari 30 sampai 50 item dan mendasarkan estimasi tersebut pada penyimpangan standar populasi tahun berjalan dari nilai audit item-item sampel ini. Salah saji yang dapat ditoleransi. Pertimbangan TM dalam sampling MPU sama dengan sampling PPS. TM mempunyai pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel. Risiko Kesalahan Penolakan. Faktor ini memperbolehkan auditor untuk mengendalikan risiko bahwa hasil sampel akan mendukung kesimpulan dimana saldo akun yang dicatat mengandung salah saji secara material, pada saat tidak terjadi salah saji. Risiko Kesalahan Penerimaan, memiliki hubungan terbalik terhadap ukuran sampel, yakni semakin rendah risiko yang ditetapkan semakin besar ukuran sampelnya. Cadangan Risiko Sampel yang Direncanakan, diperoleh dari rumus berikut:A = R x TMKeterangan :A = cadangan risiko sampling yang direncanakanR = rasio cadangan risiko sampling yang diinginkan untu salah saji yang dapat ditoleransiTM = salah saji yang dapat ditoleransiMenentukan Metode Pemilihan SampelMetoda pemilihan nomor acak yang sederhana lainnya atau metode pemilihan sistematis bisa digunakan dalam pemilihan sample pada teknik MPU.Melaksanakan Rencana SamplingFase pelaksanaan pada rencana sampling estimasi MPU meliputi tahapan-tahapan berikut: Melakukan prosedur audit yang tepat untuk menentukan nilai audit untuk setiap item sampel. Menghitung statistik berikut berdasarkan data sampel: Rata-rata nilai audit sampel () Penyimpangan standar pada nilai audit sampel (Sxj)Mengevaluasi Hasil SampelAuditor melakukan penilaian kuantitatif dan kualitatif atas hasil sampel dan kemudian membuat kesimpulan menyeluruh.1. Perhitungan kuantitatifDalam melakukan evaluasi rencana sampling MPU, auditor menghitung Estimasi nilai total populasi Cadangan risiko sampling yang dicapai, seringkali disebut sebagai ketepatan yang dicapai. Kisaran untuk estimasi total nilai populasi yang sering disebut sebagai interval ketepatan.2. Perhitungan kualitatifSebelum menarik kesimpulan secara menyeluruh, auditor harus mempertimbangkan aspek kualitatif hasil sampel. Pada sampling MPU, pertimbangan ini sama dengan sampling PPS.3. Menarik kesimpulan secara menyeluruhPada saat auditor menilai secara kuantitatif atau kualitatif pada hasil sampel yang mendukung kesimpulan bahwa populasi salah saji secara material, pertimbangan profesional harus digunakan dalam memutuskan tindakan tertentu yang tepat. Kemungkinan penyebab dan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:PENYEBABTINDAKAN

1. Sampel tidak mewakili populasi.Memperbesar sampel dan mengevaluasi kembali hasil-hasilnya.

2. Cadangan risiko sampling yang dicapai lebih besar daripada cadangan yang diinginkan karena ukuran sampel terlalu kecil.Sama dengan di atas.

3. Salah saji dalam nilai buku populasi lebih besar dari salah saji yang dapat ditoleransi.Meminta klien menginvestigasi dan, jika diizinkan, menyesuaikan nilai bukunya dan mengevaluasi kembali hasil-hasil sampelnya.

B. ESTIMASI DIFERENSIASIDalam sampling estimasi diferensiasi perbedaan dihitung untuk setiap item sampel dari nilai audit item tersebut dikurangi nilai bukunya. Rata-rata perbedaan ini kemudian digunakan untuk memperoleh estimasi nilai total populasi, dan variabilitas perbedaan digunakan untuk menentukan cadangan resiko sampling yang dicapai. Tiga kondisi berikut diperlukan dalam penggunaan estimasi diferensiasi :a. Nilai buku setiap item populasi harus diketahuib. Total nilai buku populasi harus diketahui dan sesuai dengan jumlah nilai buku item-item secara individualc. Terdapat perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku yang diperkirakanMenentukan tujuan dan Menetapkan Populasi dan Unit SampelOleh karena nilai buku harus diketahui dalam estimasi diferensiasi, metode ini hanya dapat digunakan untuk memperoleh bukti bahwa saldo yang dicatat tidak salah saji secara material.Menentukan Ukuran SampelDalam estimasi diferensiasi, digunakan estimasi penyimpangan standar dari perbedaan antara nilai audit dan nilai buku, bukan estimasi penyimpangan standar nilai audit itu sendiri. Estimasi ini dapat tidak andal jika mendasarkan pada perbedaan-perbedaan yang terlalu kecil.Perubahan-perubahan diperlukan dalam rumus-rumus sebelumnya dalam estimasi MPU untuk menghitung standar penyimpangan dan ukuran sampel. Dalam rumus penyimpangan standar, diperlukan substitusi dalam simbol berikut: Sdj (estimasi penyimpangan standar dari perbedaan populasi) untuk Sxj. dj (perbedaan antara nilai audit dan nilai buku pada item sampel individual) untuk Xj. (rata-rata perbedaan antara nilai audit dan nilai buku untuk item-item sampel) untuk Menentukan Metode Pemilihan SampelPelaksanaan tahap ini persis sama dengan apa yang dilakukan pada estimasi MPU maupun estimasi diferensiasi.Melaksanakan Rencana SamplingTahap awal dalam pelaksanaan rencana sampling adalah menentukan nilai audit pada setiap item sampel. Dengan demikian, hal ini sama dengan pada sampling MPU. Untuk selanjutnya diperlukan tahap-tahap berikut : Menghitung selisih untuk setiap item sampel yang sama pada nilai audit item-item tersebut dikurangi nilai bukunya. Perbedaannya mungkin positif, negatif, atau nol. Perhatikan bahwa perbedaan positif menunjukkan kurang saji dalam nilai buku, dan perbedaan negatif menunjukkan lebih saji dalam nilai buku. Jumlahkan selisih item sampel individual (dj), Membagi jumlah perbedaan tersebut dengan jumlah item dalam sampel untuk memperoleh rata-rata perbedaan (d), hitung standar penyimpangan perbedaan sampel (Sdj)Untuk melakukan penilaian kuantitatif, estimasi diferensiasi perbedaan proyeksi total dalam populasi tersebut ditentukan sebagai berikut:= N x Estimasi nilai total populasi kemudian ditentukan sebagai berikut: = BV + Selanjutnya menghitung cadangan risiko sampling dicapai adalah sebagai berikut:A = N . UR . Langkah terakhir dalam penilaian kuantitatif adalah menghitung untuk kisaran estimasi nilai populasi total dan menentukan apakah nilai bukunya anjlok dalam kisaran tersebut.3. ESTIMASI RASIODalam sampling estimasi rasio, pertama auditor menentukan nilai audit untuk setiap item dalam sampel. Berikutnya, rasio dihitung dengan membagi jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk item sampel tersebut. Rasio ini dikalikan dengan total nilai buku untuk mendapatkan estimasi nilai populasi total. Cadangan risiko sampling kemudian dihitung berdasarkan variabilitas rasio nilai audit dan nilai buku item sampel secara individual.Melaksanakan Rencana SampelSetelah nilai audit untuk setiap item sampel ditentukan, dalam estimasi rasio penting untuk: Menghitung rasio jumlah nilai audit dan nilai buku untuk item-item sampel (R). Menghitung rasio nilai audit dan nilai buku untuk setiap item. Mengitung penyimpangan standar rasio secara individual dari pada item-item sampel (Srj).Mengevaluasi Hasil SampelDalam estimasi rasio, estimasi nilai total populasi ditentukan dengan rumus berikut:= BV x RRumus untuk menentukan cadangan risiko sampling yang dicapai sama dengan rumus pada estimasi diferensiasi, kecuali penyimpangan standar rasio secara individual dalam sampel tersebut disubstitusikan untuk penyimpangan standar perbedaan-perbedaannya. Penyimpangan standar rasio adalah perhitungan yang tidak praktis, dan jarang dipakai dalam praktik tanpa bantuan komputer. Jika nilai populasi total estimasian dan cadangan risiko sampling yang dicapai telah dihitung, maka kisaran estimasi nilai populasi total harus ditentukan. Hasil sampel kemudian dinilai secara kuantitatif dan kualitatif dengan cara yang sama seperti pada estimasi MPU atau estimasi diferensiasi.Kelebihan Dan Kerugian Sampling Variabel KlasikKelebihan utama sampel variabel klasik adalah : Sampel-sampelnya lebih mudah untuk diperluas daripada sampel PPS, jika diperlukan Saldo nol dan saldo yang bertanda berbeda tidak memerlukan pertimbangan perancangan khusus Jika ada perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku, tujuan auditor dapat terpenuhihanya dengan ukuran sampel yang lebih kecil dibandingkan sampling PPSSedangkan kekurangan utamanya adalah : Sampling variabel klasik lebih rumit dibanding sampling PPS, umumnya, auditor memerlukan bantuan program komputer untuk merancang sampel yang efisien dan mengevaluasi hasil sampel Untuk menentukan ukuran sampel, auditor harus mempunyai estimasi penyimpangan standar karakteristik yang dikehendaki dalam populasi

IV. SAMPLING NON STATISTIK DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF Perbedaan utama antara sampling non statistik dan statistik terletak dalam tahap-tahap penentuan ukuran sampel dan pengevaluasian hasil sampel. Tahap-tahap ini sering dipahami lebih objektif atau lebih teliti dalam sampling statistik, serta lebih subjektif dan mendasarkan pada pertimbangan dalam sampel-sampel non statistik.Menentukan Ukuran SampelPertimbangan yang hati-hati dalam perancangan sampel harus dilakukan untuk memperoleh sampel-sampel yang efisisen dan efektif. Hal ini dihasilkan dalam sampel statistik yang secara eksplisit menspesifikasikan faktor-faktor penting dan menghubungkannya ke model matematika. Sebagai contoh, auditor harus mempertimbangkan hubungan berikut :FAKTORPENGARUHNYA TERHADAP UKURAN SAMPEL

Ukuran populasiVariasi dalam populasiSalah saji yang dapat ditoleransiSalah saji yang diharapkanResiko kesalahan penerimaanResiko kesalahan penolakanLangsung LangsungTerbalikLangsungTerbalikTerbalik

Mengevaluasi Hasil-hasil SampelDalam sampling non statistik seperti halnya sampling statistik, auditor harus memproyeksikan salah saji yang ditemukan dalam sampel pada populasinya dan mempertimbangkan resiko sampling ketika mengevaluasi hasil sampel. Dua metode yang dipakai dalam memproyeksian salah saji dalam sampling non statistik adalah :1. Metode rasio di mana auditor mengestimasi nilai audit populasi berdasarkan rasio nilai audit sampel dibagi dengan nilai buku sampel-sampel tersebut. Auditor akan menentukan nilai audit setiap strata dengan menggunakan rumus berikut :

2. Metode diferensiasi di mana auditor mengestimasi nilai audit populasi dengan menambah (atau mengurangi) proyeksi diferensiasi antara nilai audit dan nilai buku dari populasi. Auditor akan menentukan nilai audit setiap strata dengan menggunakan rumus berikut :

dimana

14