75
PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 (SKRIPSI) Oleh FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 FITRI PRADITA PERTIWI

PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASIINTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF PADA

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 BANDAR LAMPUNGTAHUN AJARAN 2017/2018

(SKRIPSI)

Oleh

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

FITRI PRADITA PERTIWI

Page 2: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

ABSTRAK

PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASIINTERPERSONAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TEKNIK LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI26 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

Oleh

FITRI PRADITA PERTIWI

Masalah penelitian ini adalah sikap sportif komunikasi interpersonal siswa rendah.Permasalahan penelitian adalah “apakah sikap sportif komunikasi interpersonaldapat meningkat melalui layanan bimbingan kelompok teknik latihan asertif?.Tujuan penelitian untuk meningkatkan sikap sportif komunikasi interpersonaldengan menggunakan layanan bimbingan kelompok teknik latihan asertif padasiswa kelas VIII SMP 26 Bandar lampung 2017/2018 Metode penelitian adalahquasi eksperimen dengan desain nonequievalent control group design. Subjekpenelitian sebanyak 16 siswa yang dibagi menjadi kelompok eksperimen dankelompok kontrol, Teknik pengumpulan data menggunakan Skala Sikap SportifKomunikasi Interpersonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap sportifdalam komunikasi interpersonal dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingankelompok teknik latihan asertif, terbukti dari hasil analisis data menggunakan ujiwilcoxon, diperoleh nilai probabilitas pada kelompok eksperimen dengan nilaiZhitung = -2,524 < Ztabel = 1,645 maka Ha1 diterima dan Ho1 ditolak. Terdapatpeningkatan yang signifikan yaitu sebesar 27,45%.

Kata kunci: bimbingan konseling, bimbingan kelompok, komunikasiinterpersonal, sikap sportif, latihan asertif

Page 3: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASIINTERPERSONAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TEKNIK LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI26 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

Oleh

Fitri Pradita Pertiwi

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Bimbingan dan KonselingJurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 4: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF
Page 5: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF
Page 6: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF
Page 7: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

RIWAYAT HIDUP

Fitri Pradita Pertiwi lahir tanggal 14 Februari 1996 di Bandar Lampung.

Penulis adalah putri dari pasangan Bapak Alm.Erwin dan Ibu Almh Astri

Utami.

Penulis menempuh pendidikan formal yang diawali dari: TK Dwi Tunggal

lulus tahun 2000; SD Negeri 02 Rawa Laut , Bandar Lampung lulus tahun

2006; SMP Negeri 23 Bandar Lampung lulus tahun 2009 ; kemudian

melanjutkan ke SMA YP Unila lulus tahun 2013.

Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur (SNMPTN). Selanjutnya,

pada tahun 2016 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktik

Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (PLBK) di SMP PGRI 1

Sendang Agung Lampung Tengah, kedua kegiatan tersebut dilaksanakan di

Desa Sendang Mulyo, Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten Lampung

Tengah, Lampung.Selain itu Fitri Pradita Pertiwi aktif dalam kegiatan

organisasi kampus diantaranya menjadi anggota bidang Sosial Masyarakat

HIMAJIP periode 2014/2015 kemudian menjadi Wakil Sekretaris Umum

HIMAJIP periode 2015/2016. Dipenghujung masa studinya penulis

mengembangkan diri di CCED Universitas Lampung dan Eduspot FKIP Unila.

Page 8: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila

engkau telah selesai (dari satu urusan), tetaplah bekerja keras

(untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah

engkau berharap”.

(Surat Asy-syahr :6-8)

“Segala kesulitan ada batas waktunya , sama seperti

kesenangan. Pahit kadang adalah obat. Telan saja, kelak kita

akan lebih sehat”

(Rhenald Kasali )

Page 9: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur pada Allah SWT atas terselesaikannya penulisan

skripsi ini yang kupersembahkan karya kecil ini pada :

Orang tua tercinta

Teruntuk insan yang selama ini mendukungku dalam keadaan apapun

- Fitri Pradita Pertiwi -

1.

Page 10: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirrabbil’aalamin, segala puji dan syukur penulis persembahkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta

kekuatan lahir dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan

rintangan serta kesulitan yang dihadapi, namun berkat bantuan dan motivasi serta

bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Sikap Sportif Dalam

Komunikasi Interpersonal Dengan Teknik Latihan Asertif Pada Siswa Kelas VIII

Smp Negeri 206 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018” ini. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin bagi

penulis untuk mengadakan penelitian.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung.

3. Bapak. Drs. Yusmansyah, M.Si selaku Pembimbing Utama dan ketua

Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung. Terima

kasih atas bimbingan, kesabaran, saran, dan masukan berharga yang telah

diberikan kepada penulis

4. Ibu Shinta Mayasari, S.Psi, M.Psi,Psi selaku Pembimbing Kedua Terima

kasih atas bimbingan, kesabaran, saran, dan masukan berharga yang telah

diberikan kepada penulis.

5. Bapak Moch Johan Pratama, S.Psi., M.Psi., Psi.,selaku Pembahas dan penguji

pada penulisan skripsi ini yang telah memberikan motivasi, bimbingan, kritik

Page 11: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini serta banyak pengalaman

baru yang diberikan kepada penulis

6. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling FKIP UNILA (Drs.

Giyono,M.Pd.,Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd., Ranni Rahmayanthi Z, S.Pd.,

M.A., Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A., Psi., Ari Sofia, S.Psi., Psi., Citra

Abriani Maharani, M.Pd., Kons., Yohana Oktariana, M.Pd.) terima kasih

untuk semua bimbingan dan pelajaran yang begitu berharga yang telah bapak

ibu berikan selama perkuliahan.

7. Bapak dan Ibu Staff Administrasi FKIP UNILA, terima kasih atas bantuannya

selama ini dalam membantu menyelesaikan keperluan administrasi.

8. Bapak Wasiat,S.Pd,MM.Pd selaku Kepala Sekolah SMPN 26 Bandar

Lampung, Bapak Suseko,S.Pd selaku Waka Kurikulum, Ibu Eviyanti ,S.Pd

dan Ibu Tuti,S.Pd Selaku guru BK SMPN 26 Bandar Lampung

9. Siswa-siswi SMPN 26 Bandar Lampung yang bersedia menjadi subjek dalam

penelitian penulis

10. Semua kerabat dan sahabat yang mendukung selesainya skripsi penulis dan

semua insan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terimakasih selama ini

memberikan inspirasi, kasih sayang, semangat, motivasi, kritikan, teguran,

siraman rohani kepada penulis. Sampai akhirnya skripsi ini selesai pada tahun

2017

11. Almamater ku tercinta

Hanya harapan dan doa semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat

ganda kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat

umumnya dan bagi penulis khususnya, anak dan keturunan penulis kelak. Aamiin

Bandar Lampung, 14 November 2017

Penulis

Page 12: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI................................................................................................... iDAFTAR TABEL .......................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dan Masalah. ............................................................. 11. Latar Belakanng. ............................................................................. 12. Identifikasi Masalah........................................................................ 63. Pembatasan Masalah. ...................................................................... 74. Rumusan Masalah. .......................................................................... 7

B. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .......................................................... 71. Tujuan Penelitian. ........................................................................... 72. Manfaat Penelitian. ......................................................................... 8

C. Ruang Lingkup Penelitian................................................................... 8D. Kerangka Pemikiran............................................................................ 9E. Hipotesis ............................................................................................. 12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sikap Sportif dalam Komunikasi Interpersonal. .................................. 141. Bimbingan Pribadi – Sosial ........................................................ 142. Pengertian Komunikasi Interpersonal .......................................... 153. Pengertian Sikap Suportif ........................................................... 174. Ciri-ciri Komunikais Interpersonal .............................................. 185. Faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal

dalam Komunikasi Interpersonal ................................................. 206. Tujuan Komunikasi Interpersonal................................................ 217. Sikap Sportif dalam Komunikasi Interpersonal ........................... 24

B. Bimbingan Kelompok Teknik Latihan Asertif. ................................... 271. Pendekatan Behavioral................................................................. 272. Pengertian Bimbingan Kelompok Teknik Latihan Asertif .......... 293. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok....................................... 334. Komponen Bimbingan Kelompok ............................................... 345. Dinamika Kelompok.................................................................... 356. Bentuk – Bentuk Pelaksanaan Latihan Asertif ............................ 37

Page 13: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

ii

C. Peningkatan Sikap Sportif dalam Komunikasi Interpersonal denganBimbingan Kelompok teknik Latihan Asertif...................................... 39

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 42B. Metode Penelitian .............................................................................. 42C. Desain Penelitian ............................................................................... 43D. Subjek Penelitian ............................................................................... 44E. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ................................... 45F. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 47G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument........................................... 50H. Teknik Analisis Data.......................................................................... 54

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 561. Gambaran Hasil Pra Bimbingan Kelompok ................................ 572. Deskripsi Data.............................................................................. 583. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ............................................. 604. Hasil Pelaksanaan ........................................................................ 615. Data Skor Subjek ......................................................................... 736. Analisis Data Penelitian............................................................... 997. Uji Hipotesis ................................................................................ 102

B. Pembahasan....................................................................................... 104

V. KESIMPULAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 110B. Saran.................................................................................................. 111

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 14: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kriteria Sikap Suportif dan Defensif ................................................... 24

3.1 Kriteria Jawaban Skala Sikap Suportif Komunikasi Interpersonal...... 48

3.2 Kriteria Bobot Nilai Skala Sikap Suportif Komunikasi Interpersonal. 49

3.3 Kisi-Kisi Skala Sikap Suportif Komunikasi Interpersonal .................. 49

3.4 Uji Validitas Isi .................................................................................... 52

3.5 Kriteria Reliabilitas .............................................................................. 53

4.1 Daftar Nama Subjek ............................................................................ 57

4.2 Kriteria Skala Sikap Suportif Komunikasi Interpersonal .................... 58

4.3 Hasil Pretest Seluruh Kelompok ......................................................... 59

4.4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ............................................ 60

4.5 Skor Posttest Pada Kelompok Eksperimen ......................................... 73

4.6 Skor Posttest Pada Kelompok Kontrol ............................................... 99

4.7 Analisis Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Eksperimen .......................... 100

4.8 Anlisis Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Kontrol................................... 100

Page 15: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Kerangka pemikiran penelitian ................................................................. 13

3.1 Pola nonequivalent control group design .................................................. 52

4.1 Grafik Perubahan posttest dan pretest kelompok eksperimen……………102

Page 16: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

vi

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian........................................................ 113

2. Skala Sikap Suportif dalam Komunikasi Interpersonal .................. 116

3. Hasil Uji Coba................................................................................. 120

4. Penjaringan Subjek Eksperimen & Kontrol.................................... 125

5. Hasil Uji Wilcoxon .......................................................................... 127

6. Prosedur Pelaksanaan...................................................................... 128

7. Satuan Layanan Bimbingan ............................................................ 144

8. Foto Kegiatan .................................................................................. 161

9. Surat izin penelitian

10. Surat balasan dari sekolah penelitian

Page 17: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang & Masalah

1. Latar Belakang

Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah prilaku

komunikasi. Manusia tidak dapat hidup sendiri pasti membutuhkan orang

lain. Kecenderungan ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari yang

menunjukan fakta bahwa semua kegiatan yang dilakukan manusia selalu

berhubungan dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia akan

selalu berkeinginan untuk berbicara, tukar-menukar gagasan, mengirim

dan menerima informasi, berbagi pengalaman, bekerja sama dengan orang

lain untuk memenuhi kebutuhan dan sebagainya.

Menurut Rakhmat(2005:13) bahwasuatu jalinan dapat menetukan

harmonisasi. Jalinan yang dimaksud adalah jalinan antar individu

yang terbentuk melalui komunikasi, baik itu jalinan formal maupun

jalinan informal. Salah satu bentuk komunikasi yang dapat

membentuk keharmonisan antar manusia adalah komunikasi

interpersonal.

Page 18: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

2

Komunikasi Interpersonal dilakukan dengan berbagai tujuan, baik itu sekedar

menyampaikan atau menginformasikan sesuatu, menjelakan, meyakinkan,

membujuk atau bahkan dengan berbagi pengetahuan dan pengalamannya

seseorang bertujuan untuk mengubah pandangan atau sikap orang lain hal ini

sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh Suranto(2011:22) Komunikasi

Interpersonal adalah suatu proses. Dengan kata lain suatu proses hubungan

yang dinamis dan saling pengaruh mempengaruhi. Dalam kata proses terdapat

makna adanya aktivitas ialah, menciptakan, mengirimkan, menerima dan

menginterpretasikan pesan. Pernyataan di atas menunjukan bahwa

kemampuan komunikasi interpersonal merupakan kompetensi penting yang

perlu dimiliki oleh setiap individu.

Komunikasi Interpersonal merupakan bagian dari perkembangan peserta didik

untuk mengetahui secara bertahap dan menggambarkan siapakah dirinya

dengan cara berinteraksi sosial dalam lingkungan, dari interaksi tersebut

terdapat masukan atau kritikan dari orang lain serta penilaian pribadi. Bila

peserta didik cenderung menutup diri dengan berbagai kegiatan belajar tanpa

ada interaksi atau bersosialisasi dengan teman dan lingkungan maka peserta

didik tersebut tidak mempunyai informasi-informasi yang dapat

membantunya dalam pembentukan konsep diri. Di dalam proses belajar-

mengajar peranan Komunikasi Interpersonal sangat diperlukan. Pada peserta

didik yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi banyak mengalami

Page 19: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

3

kesulitan pula dalam menerima dan memahami pelajaran yang disampaikan

oleh guru atau pembimbing

Agar komunikasi interpersonal berjalan dengan baik perlu adanya percaya

keterbukaan dan sikap suportif yang harus dimiliki oleh seorang

individu.Dalam melakukan komunikasi, terutama komunikasi interpersonal

pasti ada dimana kita akan ditolak baik itu pendapat atau ide lainnya. Ini kan

menimbulkan sikap defensive atau melindungi diri. Jika sudah masuk pada

sikap itu siswa menjadi tidak jujur dan tidak empati hingga berakhir pada

hubungan interpersonal yang gagal.Menurut Widjaya (2000:57) keterbukaan

dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak suportif.

Menurut Devito (Suranto : 2011) hubungan interpersonal yang efektif adalah

hubungan dimana terdapat sikap suportif. Artinya masing-masing pihak yang

berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya

interaksi secara terbuka.Respon yang relevan adalah yang bersifat spontan dan

lugas dalam pengambilan keputusan.

Jika dalam masa perkembangan siswa tidak suportif dalam komunikasi

interpersonalnya maka ia akan memiliki sikap defensive. Komunikasi yang

akan ia lakukan akan gagal. Seperti yang diungkapkan Rahmat (Hidayat

2012:62) bahawa sikap defensive membuat komunikasi interpersonal yang

dilakukan tidak akan berjalan dengan lancar, siswa cenderung melindungi diri

dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi interpersonal

Page 20: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

4

ketimbang memahami pesan orang lain. Hubungan interpersonal yang dijalin

pun menjadi gagal karena siswa menjadi tidak terbuka seperti tidak mau

menerima saran/marah ketika pendapatnya ditolak. Selain itu menjadi tidak

empati dan tidak jujur karena sudah dari awal siswa tidak suportif dalam

berkomunikasi dan hanya cenderung melindungi dirinya

Mengingat pentingnya sikap suportif dalam komunikasi interpersonal bagi

siswa baik dalam belajar dan sosialnya, dimana masa remaja adalah tahap

dimana indvidu menjalin hubungan yang lebih matang baik dengan laki-laki

maupun perempuan. Siap tidak siap siswa akan dihadapkan pada hal yang

membuatnya akan mengungkapkan perasaan atau pendapatnya dengan lawan

bicara baik secara individu maupun didalam kelompok dan dengan cara yang

benar tidak melibatkan perasaan emosi, takut, cemas ataupun menyinggung

lawan bicara.

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa kurangnya sikap suportif dalam

interpersonal siswa dapat menghambat perkembangannya baik dalam belajar

maupun sosialnya. Hal ini ditemukan kasus di tempat penelitian yaitu SMP

Negeri 26 Bandar Lampung .Berdasarkan permasalahan tersebut, terlihat

bahwa kurangnya sikap suportif dalam komunikasi interpersonal akan sangat

menghambat proses belajar siswa disekolah dan pergaulannya dengan teman

sebaya, sehingga perlu adanya cara yang tepat untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut dalam lingkungan sekolah adalah

Page 21: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

5

dengan memberikan layanan bimbingan kelompok kepada para siswa.

Dalam bimbingan konseling banyak pendekatan yang digunakan untuk

membantu siswa memecahkan masalahnya secara mandiri.Begitupun dengan

masalah kurangnya kemampuan interpersonal siswa, guru BK dapat

memberikan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik latihan

asertif.

Layanan bimbingan kelompok merupakan bentuk pemberian bantuan kepada

siswa. Suasana kelompok, yaitu mereka yang terlibat dalam kelompok akan

mendapat wahana atau tempat dimana masing-masing anggota akan

memanfaatkan semua informasi, tanggapan dan berbagai reaksi dari anggota

yang lain untuk kepentingan dirinya yang bersangkutan dengan

pengembangan diri. Dalam bimbingan kelompok akan menimbulkan

dinamika kelompok yang merupakan manfaat yang akan diambil oleh anggota

kelompok. Teknik yang akan diambil untuk permasalahan ini adalah Latihan

Asertif

Menurut Corey (2009:89) latihan asertif bisa diterapkan terutama pada situasi-

situasi interpersonal dimana individu mengalami kesulitan untuk menerima

kenyataan bahwa menyatakan atau menegaskan diri adalah tindakan yang

layak atau benar. Latihan asertif pada dasarnya merupakan penerapan latihan

tingkah laku dengan sasaran membantu siswa untuk mengembangkan cara

berhubungan dalam situasi interpersonal dan diharapakn mampu mengatasi

kurangnya kemampuan tersebut dan belajar bagaimana mengungkapkan

Page 22: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

6

perasaan juga pikiran secara terbuka disertai keyakinan bahwa mereka berhak

untuk menunjukan reaksi itu tanpa rasa cemas dengan tidak menyakiti orang

lain.

Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

denga judul Peningkatan Sikap Suportif dalam Komunikasi Interpersonal

dengan Bimbingan Kelompok Teknik Latihan Asertif pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri26 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018”. Sehingga

diharapkan secara optimal siswa dapat mengalami perubahan dan mencapai

peningkatan yang positif setelah mengikuti kegiatan Latihan Asertif

2. Identifikasi Masalah

a. Terdapat siswa yang mengolok-olok teman lainnya

b. Terdapat siswa yang tidak mampu bersosialisasi dengan teman sebaya dan

lebih sering berada dikelas ketika jam istirahat

c. Ada beberapa siswa yang tidak mau menerima masukan yang diberikan

oleh teman

d. Terdapat siswa yang sering berkelahi

e. Terdapat siswa yang mendominasi dalam kelompok

f. Terdapat siswa yang acuh tak acuh dalam diskusi kelompok

Page 23: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

7

3. Pembatasan Masalah

Agar tidak mengalami penyimpangan dalam penelitian maka peneliti

memberikan pembatasan masalah.Berdasarkan identifikasi masalah di atas,

maka pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu “Peningkatkan Sikap

Suportif dalam Komunikasi Interpersonal dengan layanan Bimbingan

kelompok Teknik Latihan Asertif siswa Kelas VIIISMP Negeri 26 Bandar

Lampung tahun 2017/2018.”

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah

diatas maka masalah dalam penelitian ini adalah: rendahnya Komunikasi

Interpersonal siswa dalam hal sikap suportif . Maka permasalahannya dapat

dirumuskan sebagai berikut:

”Apakah sikap suportif siswa dalam komunikasi interpersonal akan

meningkat secara signifikan setelah diberikan Bimbingan Kelompok teknik

Latihan asertif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitan

Sesuai dengan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini untuk

melihat efektivitas bimbingan kelompok teknik latihan asertif

meningkatkan sikap suportif dalam komunikasi interpersonal pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018

Page 24: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

8

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kosep

tentang teknik dalam bimbingan kelompok yaitu latihan asertif

b. Manfaat praktis

1. Bagi konselor, dapat dijadikan sebagai pedoman untuk guru

bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan bk untuk

meningkatkan sikap suportif dalam komunikasi interpersonal dengan

latihan asertif

2. Bagi peneliti, dapat dijadikan pedoman untuk penelitian berikutnya

terkait komunikasi interpersonal

C. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini agar penelitian

ini lebih jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan,

diantaranya adalah:

a. Ruang lingkup ilmu

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu bimbingan dan

konseling.

Page 25: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

9

b. Ruang lingkup objek

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah peningkatan sikap

suportif dalam komunikasi interpersonal dengan Bimbingan kelompok

teknik latihan asertif.

c. Ruang lingkup subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 26Bandar

lampung Tahun Pelajaran 2017/2018 yang kemampuan komunikasi

interpersonalnya sedang.

d. Ruang lingkup wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 26

Bandar Lampung

e. Ruang lingkup waktu

Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini dilakukan pada semester genap

tahun pelajaran 2017/2018.

D. Kerangka Pikir

Hakekatnya manusia adalah makhluk social yang selalu berhubungan dengan

orang lain dengan cara berkomunikasi. Setiap komunikasi akan melibatkan

pihak pihak tertentu, mulai dari diri sendiri, orang lain hingga kelompok yang

lebih besar. seseorang saling berkomunikasi dengan berbagi macam tujuan.

Secara umum tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan pemahaman atau

pengertian membangun penerimaan dan motivasi terjadinya prilaku. Sejalan

Page 26: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

10

dengan apa yang dikemukakan Alvonco (2014)Bahwa manusia melakukan

komunikasi tentunya dengan harapan kebutuhan hidupnya akan terpenuhi.

Siswa merupakan bagian dari masyarakat dan merupakan makhluk sosial,

dimana waktu yang dihabiskan lebih banyak diluar rumah seperti disekolah

atau dilingkungan bimbingan belajarnya. Siswa pasti melakukan komunikasi

dengan orang lain baik dengan teman sebaya, staff disekolah, kepala sekolah

dan terutama guru yang mengajarnya. Siswa disekolah sebaiknya memiliki

komunikasi interpersonal yang efektif ini membantu perkembangan

intelektual dan sosialnya. Fakta dilapangan menunjukan tidak semua anak

memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang sama dan efektif.

Pada komunikasi interpersonal ada sikap yang harus dimiliki agar komunikasi

tersebut berjalan efektif, salah satunya adalah sikap suportif. Siswa yang

memiliki sikap suportif dalam komunikasi akan cenderung jujur, empati dan

dapat menerima jika ada kalanya pendapatnya tidak terima selain itu siswa

yag memiliki sikap suportif akan memiliki hubungan interpersonal yang baik

karena orientasi pada pesan yang dibicarakan bukan pada pribadi(lawan

bicara)

Bimbingan dan konseling memiliki berbagai macam layanan untuk membantu

memecahkan masalah siswa, mengoptimalkan perkembangan siswa serta

mampu mandiri dalam pribadi, social, karir dan belajarnya. Salah satu layanan

yang akan diberikan kepada siswa adalah Bimbinga Kelompok.

Page 27: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

11

Pada dasarnya bimbingan kelompok merupakan pemberian bantuan yang

dilaksanakan dalam suasanan kelompok dengan memanfaatkan dinamika

kelompok. Melalui dinamika kelompok, interaksi social akan terjadi antar

anggota kelompok dengan demikian proses pengentasan masalah individu

dalam bimbingan kelompok mendapat dimensi yang lebih luas

Teknik yang akan dipakai dalam pelaksanaan bmbingan kelompok adalah

latihan asertif. Pada penelitian ini peneliti mencoba mengemukakan bahwa

latihan asertf merupakan layanan untuk membantu siswa agar lebih percaya

diri, berani, yakin, tegas terhadap dirinya dan mampu mengungkapkan apa

yang dirasakan juga dipikirkannya tanpa menyinggug perasaan siapapun

sehingga menjadi pribadi yang memiliki komunikasi interpersonal yang lebih

baik dari sebelumnya .

Menurut Corey (2009:213) terdapat beberapa tujuan latihan asertif yaitu :

a. Mengajarkan individu untuk menyatakan diri mereka dalam suatu cara

sehingga memantulkan kepekaan kepada perasaan dan hak orang lain

b. Meningkatkan kemampuan behavioralnya sehingga mereka bisa

menentukan pilihan apakah pada situasi tertentu perlu berprilaku seperti

apa yang diinginkan atau tidak

c. Mengajarkan individu untuk mengungkapkan diri dengan cara sedemikian

rupa sehingga terefleksi kepekaanya terhadap perasaan orang lain.

d. Meningkatkan kemampuan individu untuk menyatakan dan

mengekspresikan dirinya dalam berbagai situasi social

e. Menghindari kesalahpahaman dengan pihak lawan bicara

Page 28: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

12

Atas dasar konsep tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1. Alur kerangka pikir

Berdasarkan uraian diatas dikerucutkan melalui kerangka pikir bahwa siswa

yang memiliki sikap suportifkomunikasi interpersonal yang rendahakan

diberikan layanan bimbinga kelompok dengan menggunakan teknik latihan

asertif. Harapannnya setelah layanan ini diberikan maka sikap suportif dalam

komunikasi interpersonal siswa dapat meningkat.

E. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:32) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan..Hipotesis yang muncul pada

penelitian ini adalah sikap suportif dalam komunikasi interpersonal siswa

Sikap Suportif

dalamKomunikasi

Interpersonal

Rendah

Layanan Bimbingan

Kelompok Teknik

Latihan Asertif

Sikap Suportif dalam

Komunikasi

Interpersonal

Meningkat

Meningkat

Page 29: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

13

kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung dapat meningkat dengan

diberikannya layanan bimbingankelompk dengan teknik latihan asertif.

Berdasarkan hipotesis penelitian tersebut, maka hipotesis statistik yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha1 Terdapat peningkatansikap suportif yang signifikan pada kelompok

eksperimen dalam aspek komunikasi interpersonal dengan bimbingan

kelompok teknik latihan aserif

Ho1 Tidak terdapat peningkatansikap suportif yang signifikan pada

kelompok eksperimen dalam aspek komunikasi interpersonal dengan

bimbingan kelompok teknik latihan aserif

Ha2 Terdapat peningkatansikap suportif yang signifikan pada kelompok

kontrol dalam aspek komunikasi interpersonal tanpa diberi perlakuan

yang sama

Ho2 Tidak terdapat peningkatansikap suportif yang signifikan pada

kelompok kontrol dalam aspek komunikasi interpersonal tanpa diberi

perlakuan yang sama

Page 30: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sikap Suportif dalam Komunikasi Interpersonal

1. Bimbingan Pribadi-Sosial

Bimbngan Pribadi-Sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan

batinnya sendiri dan mengatasi ketidak tenangan dalam hatinya sendiri

dalam mengatur dirinya sendiri dalam bidang kerohanian, jasmani,

pengisian waktu luang, penyaluran nafsu dan sebagainya serta bimbinga

dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama dalam berbagai

lingkungan. Dalam bidang sosial akan membantu siswa mengenal dan

berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur,

tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan.

Menurut Aqib (2012:22) Layananan bimbingan pribadi merupakan

layanan khusus menangani berbagai masalah pribadi. Bidang ini dapat

dirinci menjadi pokok-pokok berikut :

a. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui

ragamlisan dan tulisan secara efektif

Page 31: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

15

b. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan

pendapat serta beragumntasi secara dinamis, kreatif dan produktif.

c. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan

baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas dengan

menjunjung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai

agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.

d. Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif

dengan teman sebaya, baik yang di sekolah yang lain, di luar

sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya

e. Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta

upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab

f. Orientasi tentang hidup berkeluarga.

Dalam hal ini, sangat jelas bahwa masalah komunikasi interpersonal

berkaitan dengan bimbingan pribadi sosial. Hakikat manusia sebagai

makhluk sosial, setiap manusia tidak lepas dari kontak sosial dengan

masyarakat, dalam pergaulannya dengan individu satu dengan individu

yang lain

2. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal merupakan bentuk lain dari komunikasi.

Komunikasi Interpersonal memiliki keunikan karena selalu dimulai dari

proses hubungan yang bersifat psikologis dan mengakibatkan

keterpengaruhan. Komunikasi Interpersonal merupakan pengiriman pesan

Page 32: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

16

dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik

yang langsung.

Mulyana (2003:122) sebagai komunikasi antara orang- orang secara tatap

muka yang memungkinkan. Setiap pesertanya menangkap reaksi orang

lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal. Bentuk

khusus dari komunikasi interpersonal adalah komunikasi diadik yang

melibatkan hanya dua orang, seperti seorang guru dengan murid.

Menurut Alvonco (2014:76) Komunikasi interpersonal atau antarpribadi

adalah komunikasi tatap muka yang melibatkan dua orang dalam situasi

situasi tertentu. Komunikasi bersifat dialogis.Komunikator

menerjemahkan isi pikirannya menjadi suatu lambang/simbol yang dapat

dimengerti (pesan, lalu menyampaikan kepada komunikan, dan

komunikan menerjemahkan pesan yang diterimanya menjadi bahasa yang

dapat dimengerti olehnya.

Menurut Weaver II (Budyatna dan Leila 2012: 46), komunikasi

interpersonal merupakan komunikasi yang melibatkan paling sedikit dua

orang dan adanya umpan balik secara langsung, dalam komunikasi

interpersonal hampir selalu melibatkan umpan balik langsung.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh

Page 33: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

17

dua orang atau lebih dengan tatap muka secara verbal maupun non verbal

dan terjadi timbal balik secara langsung

3. Pengertian Sikap Suportif

Komunikasi yang efektif di tandai dengan hubungan interpersonal yang

baik. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal,

kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi lebih jauh.Rahmat (2005:87)

memberi cacatan bahwa terdapar tiga faktor dalam komunikasi

Interpersonal yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, di

anataranya sikap percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka.Dari tiga

faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap komunikasi antarpribadi

untuk membangun komunikasi yang efektif.Salah satunya adalah sikap

suportif.

Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defenisif dalam

komunikasi. Defenisif di ambil dari kata defensive yang artinya bertahan

atau melindungi diri. Orang bersikap defensifbila ia tidak menerima, tidak

jujur, dan tidak empatis. Sudah jelas, dengan sikap defensif komunikasi

interpersonal akan gagal karena orang defensif akan lebih banyak

melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi

komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain. (Rakhmat2005:97).

Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sikap suportif merupakan sikap

yang menjadikan diri kita lebih fleksibel, jujur, empati ketika

Page 34: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

18

berhubungan dengan komunikan bukan hanya mengedepankan pendapat

kita saja melainkan pendapat orang lain perlu juga didengar, dngan begitu

sikap suportif merupakan salah satu sikap yang membawa pada

komunikasi interpersonal menjadi efektif

4. Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal

Pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara

seroang komunikan kepada komunikator.Jenis komunikasi tersebut

dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau prilaku

manusia yang berhubung prosesnya yang dialogis. Proses psikologi

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam komunikasi

interpersonal. Hal ini terjadi karena dalam komunikasi interpersonal

menginterpretasikan makna yang menyangkut diri sendiri, orang lain dan

hubungan yang terjadi.

Devito (Suranto, 2011:82-84) mengemukakan lima sikap positif yang

perludipertimbangkan ketika seseorang merencanakan komunikasi

interpersonal.Lima sikap postif tersebut, meliputi:

a. Keterbukaan (openness)

Keterbukaan ialah sikap menerma masukan dari orang lain serta

berknan menyampaikan informasi penting kepada orang lain.

Dengan kata lain keterbukaan adalah kesediaan untuk membuka

diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan.

Skap terbuka ditandai dengan adanya kejujuran dalam merespon

segala stimuli komunikasi.

b. Empati (empathy)

Empati ialah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau

seandarinya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang

Page 35: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

19

sedang terjadi pada orang lai, dapat merasakan apa yang dirasakan

oleh orang lain dan dapat memahami suatu persoalan dari sudut

pandang orang lain. Hakikat empati adalah merasaakn ap yang

dirasakan orang lain dan memahami pendapat sikap juga prilaku

orang lain

c. Sikap mendukung (supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektf adalah hubungan dimana

terdapat sikap mendukung.Artinya masing-masing pihak yang

berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung

terselenggaranya interaksi secara terbuka. Respon yang relevan

adalah yang bersifat spontan dan lugas dan pengambilan keputusan

bersifat akomodasi

d. Sikap positif (positiveness)

Sikap positif dapt ditunjukan dengan berbagai sikap dan prilaku

seperti menghargai orang lain, tidak menaruh curiga secara

berlebihan, meyakini pentingnya orang lain, memberikan pujan

dan pernghargaan dan komitmen menjalin kerjasama

e. Kesetaraan (equality)

Kesetraan ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki

kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga

dan saling memerlukan. Kesetaraan yang dimaksud adalah berupa

pengakuan atau kesadaran serta kerelaan untuk menempatkan diri

setara dengan partner komunikasi.

Berdasarkan karakteristik komunikasi interpersonal di atas, dapat

disimpulkan bahwa dalam komunikasi interpersonal adanya hubungan

timbal balik yang melibatkan dua orang atau lebih secara spontan,

komunikasi akan ideal terjadi apabila komunikasi dilakukan secara

langsung atau tatap muka, agar diperoleh komunikasi yang efektif maka

dibutuhkannya keterbukaan (opennes), empati (empathy), sikap

mendukung (supportivenes), rasa positif (positivenes) dan kesetaraan

(equality)

Page 36: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

20

5. Faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal dalam

komunikasi interpersonal

Pola komunikasi mempunyai efek yang berlainan pada hubungan

interpersonal. Banyak yang beranggapan bahwa semakin sering orang

melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain maka hubungan

mereka semakin baik. Bukan soal berapa kali komunikasi dilakukan

melainkan bagaimana komunikasi itu dilakukan. Berikut merupakan

faktor Menurut Rakhmat (Hidayat 2012: 39) yang menumbuhkan

hubungan interpersonal yang baik dalam komunikasi interpersoanal

adalah :

a. Percaya (trust)

Secara ilmiah didefinisikan sebagai upaya mengandalkan prilaku

orang untuk mencapa tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya

tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko. Adapun factor utama

yang menumbuhkan sikap percaya yaitu:

1. Menerima, kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa

menilai dan berusaha mengendalikan. Menerima adalah sikap yang

melihat orang lain sebagai manusia, sebagai individu yang patut

dihargai

2. Empati, upaya untuk memahami orang lain

3. Kejujuran, pesan dan rasa tertarik dalam berkomunikasi dengan

orang lain harus dengan jujur agar menumbuhkan rasa saling

percaya

Page 37: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

21

b. Suportif

Dengan sikap defensive, komunikasi interpersonal akan gagal karena

orang yang defensive akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman

yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memahami

pesan orang lain. Ciri-ciri sikap suportif adalah

1. Evaluasi dan deskripsi, maksudnya tidak perlu memberikan

kecaman atas kelemahan dan kekurangannya.

2. Orientasi masalah, yaitu mengkomunikasikan keinginan

3. Spontanitas, yaitu sikap jujur

4. Persamaan, tidak mempertegas perbedaan.

5. Profesionalisme

c. Sikap terbuka, pengungkapan reaksi atau tanggapan terhadap situasi

yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu

yang relevan untuk meemberikan tanggapan dimasa kini

6. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Setiap hari individu tidak akan lepas untuk melakukan komunikasi

interpersonal dengan orang lain. Setiap individu mempunyai maksud atau

tujuan-tujuan tertentu dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada

orang lain. Oleh karena itu komunikasi interpersonal juga disebut sebagai

action oriented atau suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi

Page 38: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

22

tujuan tertentu. Tujuan komunikasi interpersonal menurut Suranto

(2011:19) menyebutkan tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :

a. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain

b. Menemukan diri sendiri

c. Menemukan dunia luar

d. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis,

e. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku

f. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu

g. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi

h. Memberikan bantuan

Arni Muhammad (2009:104), menyebutkansedikitnya ada 6 tujuan yang

dianggap penting dalamkomunikasi interpersonal, yaitu:

a. Menemukan Diri Sendiri. Komunikasiinterpersonal (antar pribadi)

memberikan kesempatan kepada kita untukberbicara tentang apa

yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Dengan membicarakan

diri kitadengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang

luar biasa padaperasaan, pikiran, dan tingkah laku kita. dari

pertemuan semacam inimisalnya, kita belajar bahwa perasaan kita

tentang diri kita, tentang oranglain, dan dunia tidaklah begitu

berbeda dari perasaan orang lain.

b. Menemukan Dunia Luar. Hanya komunikasi interpersonal

menjadikan kitamemahami lebih banyak tentang diri kita dan

orang lain yangberkomunikasi dengan kita. hal itu menjadikan kita

memahami lebih baikdunia luar, dunia objek, kejadian-kejadian

dan orang lain. Banyakinformasi yang kita ketahui datang dari

komunikasi interpersonal.

Page 39: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

23

c. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti. Salah satu

keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan

memelihara hubungandengan orang lain. Banyak waktu yang kita

pergunakan dalam komunikasiinterpersonal diabdikan untuk

membentuk dan menjaga hubungan sosiandengan orang lain.

Hubungan yang demikian membantu mengurangikesepian dan

depresi menjadikan kita sanggup saling berbagi kesenangankita

dan umumnya membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita.

d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku. Banyak waktu kita gunakan

mengubahsikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan

interpersonal. Kitaboleh menginginkan mereka memilih cara

tertentu, misalnya mencoba dietyang baru, membeli barang

tertentu, mengambil kuliah tertentu, dansebagainya. Kita banyak

menggunakan waktu terlibat dalam posisiinterpersonal.

e. Untuk Bermain Dan Kesenangan. Bermain mencakupsemua

aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah

mencarikesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas

kita pada waktuakhir pekan, berdiskusi mengenai olah raga,

menceritakan cerita lucu, dansebagainya. Pada umumnya hal itu

merupakan pembicaraan yangmenghabiskan waktu, walaupun

kegiatan itu kelihatannya tidak berartinamun mempunyai tujuan

yang sangat penting. Dengan melakukaninterpersonal semacam itu

Page 40: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

24

dpat memberikan keseimbangan yang pentingdalam pikiran yang

memerlukan rileks dari semua keseriusan dilingkungan kita.

f. Untuk Membantu. Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologiklinis dan

terapi menggunakan komunikasi interpersonaldalam

kegiatanprofessional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita

semua jugaberfungsi membantu orang lain dalam interaksi

interpersonal kita,misalnya konsultasi masalah keluarga, kuliah,

dan sebagainya.

7. Sikap Suportif Dalam Komunikasi Interpersonal

Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal

(ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensif dan

sebagainya) atau faktor-faktor situasional.Jack R. Gibb (Rakhmat

2005:67)mengemukakan enam tipe perilaku berlawanan yang memberikan

kontribusi terhadap terbentuknya iklim komunikasi yang suportif dan

defensif.

Tabel 2.1

No Iklim Defensif Iklim Suportif

1 Evaluasi Deskripsi

2 Kontrol Orientasi Masalah

3 Strategi Spontanitas

4 Netralitas Empati

5 Suporioritas Persamaan

6 Kepastian Provisionalisme

Page 41: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

25

a. Evaluasi dan Deskripsi

Evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain; memuji atau

mengecam. Dalam mengevaluasi, kita mempersoalkan nilai dan

motif orang lain. Bila kita menyebutkan kelemahan orang lain,

mengungkapkan betapa jelek perilakunya, meruntuhkan harga

dirinya, kita akan melahirkan sikap defensif. Deskripsi artinya

penyampaian perasaan dan persepsi anda tanpa menilai. Pada

evaluasi, anda umumnya menggunakan kata-kata sifat (salah,

ngawur, bodoh).

Pada deskripsi, biasanya anda menggunakan kata-kata kerja (anda

sering kali berpindah dari satu persoalan ke persoalan lain; anda

tidak mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang ini) kita

dapat melakukan evaluasi pada gagasan bukan pada pribadi

(walaupun banyak orang merasa dirinya diserang, ketika

gagasannya dipersoalkan). Deskripsi dapat terjadi juga ketika kita

mengevaluasi gagasan orang lain, tetapi orang “merasa” bahwa

kita menghargai diri mereka (menerima mereka sebagai individu

yang patut dihargai).

b. Kontrol dan Orientasi Masalah

Perilaku kontrolartinyaberusahauntukmengubah orang lain,

mengendalikanperilakunya, mengubahsikap, pendapat,

dantindakannya. Melakukan control juga berart imengevaluasi

Page 42: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

26

orang lain sebagai orang yang jelek sehingga perlu diubah. Itu

berarti kita tidak menerimanya. Setiap orang tidak ingin

didominasi orang lain. Kita ingin menentukan perilaku yang kita

senangi. Oleh karena itu, kontrol orang lain akankitatolak.

Orientasi Masalah sebaliknya adalah mengkomunikasikan

keinginan untuk bekerjasama mencari pemecahanmasalah. Dalam

orientasi masalah, anda tidak mendiktekan pemecahan. Anda

mengajak orang lain bersama-sama untuk menetapkan tujuan dan

memutuskan bagaimana mencapainya.

c. Strategi dan Spontanitas

Strategi adalah penggunaan tipuan-tipuan atau manipulasi untuk

memengaruhi orang lain. Anda menggunakan strategi bila orang

mendugaan dan mempunyai motif-motif tersembunyi; Anda

berkomunikasi dengan “udang di balikbatu”.

Spontanitas artinya sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti

motif yang terpendam. Bila orang tahu kita melakukan strategi, ia

akan menjadi defensif.

d. Netralitas dan Empati

Netralitas berarti sikap impersonal atau memperlakukan orang lain

tidak sebagai personal, melainkan sebagai objek. Bersikap netral

bukan berarti tidak objektif, melainkan menunjukkan sikap tak

acuh, tidak menghiraukan perasaan dan pengalaman orang lain.

Page 43: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

27

Lawan netralitas ialah Empati atau memahami orang lain. Tanpa

empati, orang seakan-akan “mesin” yang hampa perasaan dan

tanpa perhatian.

e. Superiorutas dan Persamaan

Superioritas artinya sikap menunjukkan Anda lebih tinggi atau

lebih baik daripada orang lain karena status, kekuasaan,

kemampuan intelektual, kekayaan, atau kecantikan (Dalamistilah

Islam, inidisebuttakabur). Superioritas akan melahirkan sikap

defensif.

Persamaan adalah sikap memperlakukan orang lain secara

horizontal dan demokratis. Dalam sikap persamaan, Anda tida

mempertegas perbedaan.Status boleh jadiberbeda, tetapi

komunikasi Anda tidak vertikal. Anda tidakmenggurui, tetapi

berbincang pada tingkat yang sama.

B. Bimbingan Kelompok Teknik Latihan Asertif

1. Pendekatan Behavioral

Dahlan (2011:45) menyatakan segenap prilaku manusia itu dipelajari.

Dengan kata lain, manusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengkondisian

sosial-budaya, Pandangannya deterministik dalam arti prilaku, dipandang

sebagai hasil belajar dan pengkondisian. Pendekatan Behavior berpangkal

pada beberapa keyakinan tentang martabat manusia yang sebagian bersifat

falsafah dan sebagian lagi bercorak psikologi yaitu

Page 44: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

28

a. Manusia pada dasarnya tidak memiliki prilaku baik atau

buruk.Berdasarkan bekal keturunan atau pembawaan berkat interaksi

antara keturuan dan lingkungan, terbentuk pola tingkah laku yang

menjadi ciri khas dari kepribadian

b. Manusia mampu merefleksikan atas tingkah lakunya sendiri.

Menangkap apa yang dilakukannya sendiri dan mengatur serta

mengontrol pola prilakunya sendiri

c. Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri pola

tingkah laku melalui proses belajar

d. Manusia dapat mempengaruhi prilaku orang lain dan dirinya pun

dipengaruhi orang lain

Tujuan umum dari pendekatan Behavioral adalah menghapus pola-pola

perilaku yang maladaptif dan membantu individu mempelajari pola-pola

perilaku yang konstruktif.Jadi tujuan pendekatan behavioral adalah untuk

memperoleh perilaku baru, mengeliminasi perilaku yang maladaptif dan

memperkuat serta mempertahankan perilaku yang diinginkan.

Dalam pendekatan behavioral, konselor aktif direktif dan berfungsi

sebagai guru atau pelatih dalam membantu konseli belajar perilaku yang

lebih efektif. Konselor dituntut untuk menciptakan kondisi baru bagi

proses belajar. Tujuan yang secara spesifik dipilih oleh konseli dan

ditetapkan pada permulaan proses konseling.

Page 45: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

29

Teknik-teknik beragam bisa digunakan secara sistematis dalam konseling

ini.Salah satunya adalah Latihan Asertif yang merupakan teknik konseling

prilaku yang menitkberatkan pada kasus yang mengalami kesulitan dalam

perasaann yang tidak sesuai dalam menyatakannya. Konselor berusaha

memberikan keberanian kepada konseli dalam menghadapi masalahnya

terhadap orang lain

2. Pengertian Bimbingan Kelompok teknik Latihan Asertif

a. Berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung perlu dilakukan

sebagai wujud nyata penyelenggaraan bimbingan dan konseling

terhadap peserta didik, salah satunya adalah Bimbingan Kelompok.

Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang

diberikan pada individu dalam suatu kelompok. Gazda ( Prayitno dan

Erman Amti 2004: 68) mengemukakan bimbingan kelompok di

sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa

untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat.

Bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi

yang bersifat personal, vokasional, dan social.

Dalam layanan bimbingan kelompok terdapat informasi yang diterima

oleh masing-masing siswa sebagai anggota kelompok.Dari informasi

yang diperoleh diharapkan siswa mampu menyusun rencana dan

keputusan yang tepat untuk dirinya.

Page 46: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

30

Menurut Sukardi (2002;48) menjelaskan

”bimbingan konseling merupakan layanan memungkinkan sejumlah

peserta didik secara bersama memperoleh bahan dari narasumber

tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna

menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar,

anggota keluarga dan masyarakat serta mempertimbangkan dalam

pengambilan keputusan”.

Sedangkan menurut prayitno (2004:92) bimbingan kelompk

merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk

membantu menyusun rencana keputusan yang tepat.Syarat

pembentukan kelompok apabila anggota terdiri dari 8-10 orang dan

secara aktif mengembangkan dinamika kelompok.

Dari berbagai penjelasan tadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan

kelompok merupakan bentuk layanan dalam bimbingan kelompok

berupa pemberian bantuan kepada anggota yang terdiei dari 8-10

orang yang didalamnya terdapat informasi yang masing-masing

anggota kelompok/narasumber untuk menyusun recana dan keputusan

yang tepat untuk mengembangkan potensi anggota atau mencegah

timbulnya masalah.

b. Latihan Asertif merupakan salah satu teknik dalam memodifikasi

perilaku. Menurut Corey (2009:22), modifikasi perilaku atau terapi

perilaku adalah penerapan dari penelitian dan teori dasar dari psikologi

eksperimental untuk mempengaruhi perilaku dengan tujuan untuk

mengatasi problema social. Salah satu sasaran dari latihan asertif

Page 47: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

31

adalah untuk meningkatkan keterampilan behavioralnya sehingga

mereka bisa menentukan pilihan apakah pada situasi tertentu perlu

berperilaku seperti apa yang diinginkan atau tidak. Sasaran yang lain

adalah mengajar orang untuk mengungkapkan diri dengan cara

sedemikian rupa sehingga terefleksi kepekaannya terhadap perasaan

dan hak orang lain. Keterampilan perilaku latihan asertif menurut

Lubis (2011:64), teknik ini mengajarkan klien untuk membedakan

tingkah laku agresif, pasif, dan asertif.

Prosedur yang digunakan adalah bermain peran/diskusi kelompok.

Teknik ini dapat membantu klien yang mengalami kesulitan untuk

menyatakan atau menegaskan diri di hadapan orang lain. Pelatihan

asertif biasanya digunakan untuk kriteria klien sebagai berikut :

1. Tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan

tersinggung.

2. Menunjukkan kesopanan secara berlebihan dan selalu

mendorong orang lain untuk mendahuluinya.

3. Memiliki kesulitan untuk mengatakan “tidak”.

4. Mengalami kesulitan mengungkapkan afeksi dan respon positif

lainnya.

5. Merasa tidak memiliki hak untuk memiliki perasaan.

Melalui teknik permainan peran/diskusi kelompok, konselor akan

memperlihatkan bagaimana kelemahan klien dalam situasi nyata.

Page 48: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

32

Kemudian klien akandiajarkan dan diberi penguatan untuk berani

menegaskan diri dihadapan orang lain.

Latihan Asertif menurut Corey (2009:154), merupakan penerapan

latihan tingkah laku dengan sasaran membantu individu-individu

dalam mengembangkan cara-cara berhubungan yang lebih langsung

dalam situasi-situasi interpersonal. Fokusnya adalah mempraktekkan

melalui permainan peran/diskusi kelompok, kecakapan-kecakapan

bergaul yang baru diperolah sehingga individu-individu diharapkan

mampu mengatasi ketidakmemadaiannya dan belajar mengungkapkan

perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran mereka secara lebih terbuka

disertai keyakinan bahwa mereka berhak untuk menunjukkan reaksi-

reaksi yang terbuka itu.

Selain itu Gunarsih (2007:217), menjelaskan pengertian latihan asertif

yaitu prosedur latihan yang diberikan kepada klien untuk melatih

perilaku penyesuaian sosial melalui ekspresi diri dari perasaan, sikap,

harapan, pendapat, dan haknya.

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

teknik latihan asertif adalah suatu teknik latihan yang diberikan kepada

klien untuk membantu meningkatkan kemampuanmengkomunikasi-

kan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirka kepada orang lain,

namun tetap menjaga dan menghargai perasaan serta hak-hak yang

dimiliki orang lain.

Page 49: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

33

3. Tujuan teknik Latihan Asertif

Tujuan Latihan Asertif Latihan asertif juga bertujuan untuk

mengembangkan ekspresi perasaan baik positif maupun negative dan

perasaan-perasaan kontradiktif. Teknik Latihan asertif merupakan sarana

atau alat untuk memperbaiki dalam hubungan interpersonal kehidupan

sehari-hari, teknik ini memungkinkan kita untuk meningkatkan hidup

menjadi lebih baik dan efektif secara pribadi dan berinteraksi dengan

lingkunganHal ini sesuai dengan pendapat Joice & Weill (Nursalim

2005:32) bahwa tujuan latihan asertif adalah sebagai berikut:

a. mengembangkan ekspresi perasaan baik positif maupun negative

b. mengekspresikan perasaan-perasaan kontradiktif,

c. mengembangkan perilaku atas dasar prakarsa sendiri

Amal A. Mousa dkk, dalam Journal of American Science,

(2011)menjelaskan bahwa tujuan dari teknik latihan asertif adalah untuk

mengajarkan kepada konseli agar bertindak atau berbuat sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan mereka dengan tetap menghormati hak dan

kepentingan orang lain.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan latihan asertif yaitu

untuk membantu mengoreksi perilaku yang tidak layak dan menjadikan

konseli /siswa tegas tentang apa yang dia rasakan kemudian diungkapkan

namun tetap meghormati orang lain

Page 50: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

34

4. Komponen Bimbingan kelompok teknik Latihan Asertif

Layanan bimbingan kelompokberperan dua pihak, yaitu pemimpin

kelompok dan peserta atau anggota

kelompok.

a. Pemimpin Kelompok

Menurut Prayitno (2004:23)Pemimpin kelompok adalah konselor yang

terlatih dan berwenangmenyelenggarakan parktik konseling

profesional. . Secara khusus, PK diwajibkan menghidupkan dinamika

kelompok di antara semua peserta seintensif mungkin yang mengarah

kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus bimbingan

kelompok.

Menurut Prayitno (2004:35) Layanan bimbingan kelompok. Pemimpin

kelompok harus menguasai dan mengembangkan kemampuan dan

keterampilan dan sikap yang memadai untuk terselenggaranya proses

kegiatan konseling secara efektif.

Seorang pemimpin kelompok harus menguasai kemampuan

peneriamaan tanpa pamrih, kepekaan terhadap suasanan kelompok,

kesediaan untuk menerima semua pendapat anggota kelompok,

menguatkan anggota akan pilihannya dan memberikan rasa humor

pada anggota kelompok. Ketermapilan tersebut tak lain tak bukan agar

terciptanya dinamika kelompok dan perasaan nyaman pada setiap

Page 51: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

35

anggota terhadapat keberlangsungan bimbingan kelompok. Selain itu

pemimpin kelompok harus mampu menjadi pengarur jalannya

kegiatan agar menjadi efektif dan tujuan yan telah ditetapkan diawal

terealisasi diakhir bimbingan kelompok.Ini menjadi referensi bagi

siapapun yang berkenan menjadi pemimpin kelompok bagi

siswa/kliennya.

b. Anggota Kelompok

Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam proses

bimbingan kelompok. Tanpa anggota tidaklah meungkin ada

kelompok.Kegiataan konseling kelompok sebagian besar didasarkan

atas peranana para anggotanya.Jumlah anggota bimbingan kelompok

antara 8-10 anggota saja. Hal ini dilakukan demi keefektifan

bimbingan kelompok dan demi tercapainya terentasnya masalah tiap

anggota kelompok. Selain jumlah, kelompok yang heterogen juga akan

mempengaruhi kinerja kelompok .

5. Dinamika Kelompok

Selain peran pemimpin dan anggota kelompok, hal yang tak kalah penting

dalam keberhasilan pelaksanaan konseling kelompok adalah dinamika

kelompok.Dinamika kelompok adalah hubungan interpersonal yang

ditandai adanya saling percaya, saling berbagi perasaan dan pengalaman,

memiliki semangat yan tinggi, kerjasaama dan menerima secara positif

tujuan bersama. Menurut prayitno (2004:48) dinamika kelompok

Page 52: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

36

merupakan sinergi dan semua factor yag ada dalam suatu kelompok :

artinya merupakan pengarahan secara serentak semua factor yang dapat

digerakan dalam kelompok itu. Dengan demikian, dinamika kelompok

merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi kelompok.

Hubungan interpersonal ini yang akan mewujudkan rasa kebersamaan dan

saling percaya pada anggota kelompok. Selain itu hubungan interpersonal

akan menyatukan kelompok untuk dapat menerima satu sama lain, saling

mendukung dan percaya serta adanya kecenderungan untuk membentuk

hubungan yang bermanfaat dan bermakna dalam kelompok.

Memanfaatkan dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok.para

anggota kelompok dapat mengembangkan diri dan memperoleh

keuntungan keuntungan lainnya. Arah pengembangan diri yang dimaksud

terutama adalah dikembangkannya kemampuan-kemampuan sosial secara

umum yangselayaknya dikuasai oleh individu-individu yang

berkepribadian mantap.Keterampilan berkomunikasi secara efektif, sikap

tenggang rasa, memberidan menerima, toleran, mementingkan

musyawarah untuk mencapai mufakatseiring dengan sikap demokratis,

memiliki rasa tanggung jawab sosial seiringdengan kemandirian yang kuat

merupakan arah pengembangan pribadi yangdapat dijangkau melalui

diaktifkannya dinamika kelompok itu

Dapat disimpulkan bahwa kehidupan kelompok akan menimbulkan

dinamika kelompok yang akan menentukan arah dan pencapaian tujuan

kelompok, Anggota kelompok dapat mengembangkan kemampuan social

Page 53: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

37

yang dimiliki, sikap tenggang rasa, pengembangan sikap, memberi dan

menerima toleransi, mementingkan musyawarah serta berempati yang

akan diwujudkan melalui dinamika kelompok. Melalui bimbingan

kelompok, dinamika kelompok setiap anggota diharapkan mampu tegak

sebagai individu yang ingin mengembangkan dirinya dalam

hubunngannya dengan orang lain

6. Bentuk-bentuk pelaksanaan Latihan Asertif

Corey (2009:156) mengemukakan tahapan dalam pelatihan asertif :

a. Diawali dengan pengenalan mengenai kecemasan sosial yang tidak

realistis , belajar menghapus respon yan tidak efektif yang

mengakibatkan kurangnya ketegasan

b. Memperkenalkan sejumlah latihan relaksasi dan menerangkan

tingkah laku spesifik dalam situasi interpersonal yang menjadi

masalah. Kemudian membuat perjanjian untuk menjalankan

tingkah laku menegaskan diri yang semula dihindari sebelum

memasuki sesi berikutnya.

c. Anggota menerangkan tingkah laku menegaskan diri yang telah

dijalankan oleh mereka dalam kehidupan nyata. Melakukan

evaluasi jika apa yng dilakukan belum sepenuhnya berhasil..

Sejumlah kelompok cenderung berfokus pada permainan peran

tambahan, evaluasi dan latihan, sedangkan kelompok lainnya

berfokus kepada usaha mendiskusikan sikap-sikap dan perasaan-

Page 54: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

38

perasaan yang telah membuat tingkahlaku menegaskan diri sulit

dijalankan

Sedangkan menurut Sunardi (2010:82) prosedur umum dalam latihan

asertif adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi masalah, yaitu dengan menganalisis permasalahan

klien secara komprehensif yang meliputi situasi-situasi umum dan

khusus di lingkungan yang menimbulkan kecemasan, pola respon

yang ditunjukkan, faktor-faktor yang mempengaruhi, tingkat

kecemasan yang dihadapi, motivasi untuk mengatasi masalahnya,

serta sistem dukunga

b. Pilih salah suatu situasi yang akan diatasi, dengan memilih

terlebih dahulu situasi yang menimbulkan kesulitan atau

kecemasan paling kecil. Selanjutnya, secara bertahap menuju pada

situasi yang lebih berat.

c. Analisis situasi, yaitu dengan menunjukkan kepada klien bahwa

terdapat banyak alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalahnya tersebut. Identifikasi alternatif penyelesaian masalah.

d. Menetapkan alternatif penyelesaian masalah. Bersama-sama klien

berusaha untuk memilih dan menentukan pilihan tindakan yang

dianggap paling sesuai, mungkin, cocok, layak dengan keinginan

dan kemampuan klien serta memiliki kemungkinan pleuang

berhasil paling besar.

Page 55: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

39

e. Mencobakan alternatif yang dipilih. Dengan bimbingan, secara

bertahap klien diajarkan untuk mengimplementasikan pilihan

tindakan yang telah dipilih.

f. Dalam proses latihan, hendaknya diperhatikan hal-hal yang terkait

dengan kontak mata, postur tubuh, gerak isyarat, ekspresi wajah,

suara, pilihan kalimat, tingkat kecemasan yang terjadi, serta

kesungguhan dan motivasinya.

g. Diskusikan hasil, hambatan dan kemajuan-kemajuan yang terjadi,

serta tindak lanjutnya.

h. Klien diberi tugas untuk mencoba melakukan hal-hal yang sudah

dibicarakan secara langsung dalam situasi yang nyata.

i. Evaluasi hasil dan tindak lanjut.

C. Peningkatkan Sikap Suportif dalam Komunikasi Interpersonal dengan

Bimbingan Kelompok Teknik Latihan Asertif

Dalam kehidupan sehari-hari, individu menghadapi situasi social bersama

individu lain dan hal ini telah terbukti bahwa dalam situasi social masing-

masing individu mengadakan komunikasi dengan individu lainnya melalui

bahasa/berbicara atau gerakan tubuh lainnya. Sifat manusia yang unik dan

dinamis membuat komunikasi interpersonal menjadi kompleks. Proses yang

terjadi dalam diri seseoran pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana ia

berfikir, persepsi, emosi, kecerdasan emosi serta kebutuhan dasar manusia

merupakan factor yang berpengaruh dalam komunikasi interpersonal.

Page 56: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

40

Komunikasi interpersonal berperan penting bagi kebahagiaan hidup

seorangindividu yang dalam hal ini adalah siswa yang sudah mulai menginjak

usia remaja. Hal ini karena pada masa remaja, siswa mulai akan mencari

identitasdan jati dirinya. .Selain itu, komunikasi interpersonal juga akan

membantu perkembangan intelektual dan sosial siswa. Mengingat begitu

pentingnya kemampuan komunikasi interpersonal bagi siswa dalam upaya

meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain serta prestasi akademik dan

non akademik siswa, dalam hal ini siswa yang memiliki tingkat kemampuan

komunikasi interpersonal yang rendah perlu mendapat bantuan agar dapat

memiliki hubungan yang baik dengan lawan bicaranya. Salah satu penunjang

terbentuknya komunikasi interpersonal yang efektif adalah sikap suportif.

Bimbingan konseling terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk

membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan sikap positif

dalamkomunikasi interpersonal, salah satu metode yang direkomendasikan

untuk membantu siswa dalam meningkatkan sikap suportif dalam komunikasi

interpersonal yaitu latihan asertif. Hal ini sejalan dengan Corey (2009),

Latihan Asertif adalah suatu teknik untuk membantu klien dalam hal-hal

sebagai berikut, yaitu :

a. Tidak dapat mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersinggung

b. Menunjukan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendiring

orang lain untuk mendahuluinya

c. Memiliki kesulitan untuk mengatakan “tidak”

Page 57: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

41

d. Mengalami kesulitan untuk mengungkapkan afeksi dan respon

positif lainnya

e. Merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan dan pikiran

sendiri

Latihan asertif adalah latihan kemampuan yang dapat membantu seseorang

berperilaku asertif, dimana perilaku asertif merupakan perilaku interpersonal

yang melibatkan aspek kejujuran dan keterbukaan pikiran dan

perasaan.Sebagai salah satu strategi terapi, latihan asertif digunakan atau

direkomendasikan untuk mengurangi dan menghilangkan gangguan

kecemasan serta untuk meningkatkan kemampuan interpersonal

individu.Teknik yang banyak digunakan dalam latihan asertif adalah latihan

berperilaku, yaitu melakukan atau melatih suatu tindakan yang sesuai dan

efektif untuk menghadapi kehidupan nyata yang menimbulkan permasalah

pada klien.

Page 58: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

42

III. METEDOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah lokasi tertentu yang digunakan untuk objek dan

subjek yang akan diteliti dalam penelitian. Sesuai dengan judul penelitian ini,

maka peneliti akan mengadakan penelitian di SMP Negeri 26 Bandar

Lampung th ajaran 2017/2018

B. Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan pada

penelitian adalah eksperimen semu (quasy experimental design).Metode ini

memiliki kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang diambil secara

tidak random (Sugiyono, 2006:14).

Page 59: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

43

C. Design Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design,

yaitu suatu teknik untuk mengetahui efek sebelum dan sesudah perlakuan

terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono

2010:45).Subjek dikenakan perlakuan dengan dua kali

pengukuran.Pengukuran yang pertama dilakukan sebelum diberi layanan

bimbingan kelompok teknik latihan asertif dan pengukuran kedua dilakukan

setelah diberi layanan bimbingan kelompok teknik latihan asertif.

Desain penelitian yang digunakan peneliti digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 nonequivalent control group design (Sugiyono,2010)

Keterangan :

O1 = Pengukuran pertama berupa pretestdengan menggunakan skala sikap

suportifdalam komunkasi interpersonal

X = Treatment dilakukan dengan menggunakan layanan bimbingan

kelompok teknik latihan asertif untuk meningkatkan sikap

suportifdalam komunikasi interpersonal siswa.

O2 = Pengukuran kedua berupa posttestuntuk mengukur tingkat sikap

suportifdalam komunikasi interpersonal siswa sesudah diberi

perlakuan terhadap kelompok eksperimen, dalam posttestakan

didapatkan data hasil dari pemberian perlakuan apakah ada

E O1 X O2

K O3 O4

Page 60: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

44

peningkatan atau tidak sama sekali.

O3=

Pengukuran pertama berupa pretest untuk mengukur sikap

suportifdalam komunikasi interersonal terhadap kelompok kontrol.

O4= Pengukuran kedua berupa posttest untuk mengukur sikap

suportifdalam komunikasi interersonal terhadap kelompok kontrol

D. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP N 26 Bandar Lampung.(Mustiqon 2012:28)

menggambarkan subjek penelitian adalah yang terlibat dalam penelitian dan

keberadaanya menjadi sumber data penelitian. Pengambilan subjek dalam

penelitian ini dilakukan dengan teknikpurposive sampling. Teknik ini

dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan strata dan

random namun berdasarkan kriteria siswa yang tingkat sikap suportifdalam

komunikasi interpersonalnya rendah.

Peneliti memberikan treatment berupa bimbingan kelompok, oleh karenanya

peneliti mengambil subjek yang heterogen.Sebagai suatu proses, dinamika

kelompok berupaya menciptakan situasi sedemikian rupa, sehingga membuat

seluruh anggota kelompok merasa terlibat secara aktif dalam setiap tahap

Page 61: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

45

perkembangan atau pertumbuhan kelompok. Tujuannya agar setiap orang

merasakan dirinya sebagai bagian dari kelompok dan bukan orang

asing.Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan guru BK yang

kebetulan mengajar dikelas 8 dan merekomendasikan untuk menjaring subjek

di kelas VIII D dan VIII E (Lampiran hal 125)

E. Variable dan Definisi Operasional

1. Variable Peneltian

Secara teoritis variable dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang atau

objek yang mempunya variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu

objek dengan objek yang lain Hatch dan Farhandy (Sugiyono 2010:59).

Menurut hubungan antara satu variable dengan variable lain, maka

macam-macam variable adalah

a. Variable Independen adalah variable bebas yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen

(terikat). Variable bebas pada penelitian ini adalah bimbingan kelomok

teknik latihan asertif

b. Variable Dependen adalah variable terikat yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena adanya variable bebas. Variable terikat pada

penelitian ini adalah sikap positif dalam komunikasi interpersonal.

Page 62: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

46

2. Definisi Operasional

a. Sikap suportif adalah sikap yang mengurangisikap defenisif dalam

komunikasi seperti mmenyampaikan perasaan dengan jujur tanpa

menilai, cenderung mampu berkerjasama dalam mencari pemecahan

masalah, mampu berempati kepada orang lain, memperlakukan orang

lain tanpa membeda-bedakan. memperlakukan orang lain, penuh rasa

hormat dalam perbedaan pandangan serta tidak menggap pendapat

sendiri yang paling benar.

b. Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang

dilakukan dalam situasi kelompok untuk mengembangkan diri siswa,

dimana terdapat interaksi antar anggota sehingga menimbulkan

kelompok yang dinamis..Adapun tahap-tahap pelaksanaan bimbingan

kelompok, yaitu: tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan,

tahap pengakhiran

Latihan asertif adalah penerapan latihan tingkah laku dengan sasaran

membantu individu-individu dalam mengembangkan cara-cara

berhubungan dalam situasi-situasi interpersonal.

Page 63: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

47

F. Teknik Pengumpulan data

Peneliti harus menemukan instrument yan tepat dalam pengumpulan data

untuk mendapatkan data yang valid dan reliable.Peneliti sudah menetapkan

teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data yaitu :Skala Sikap

Suportifdalam Komunikasi Interpersonal. Skala pada penelitian ini

menggunakan skala Sikap Suportif dalam komunikai interpersonal dengan

model Likert. Peneliti menggunakan skala dengan 5 pilihan jawaban untuk

mengetahui tingkat sikap suportifsiswa dalam komunikasi interpersonal yang

terjadi.

Menurut Azwar (2010:36), skala psikologi merupakan alat ukur aspek atau

atribut afektif. Skala psikologi memiliki karakteristik antara lain: stimulusnya

berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut

yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut

yang bersangkutan, dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tidak

langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku

diterjemahkan dalam bentuk item-item, maka skala psikologi selalu berisi

banyak item, respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau

salah. Skala psikologis ini digunakan untuk mengungkapkan aspek psikologi

mengenai sikap suportifdalam komunikasi interpersonal.

Peneliti memperhatikan tujuan ukur, metode penskalaan dan format item yang

dipilih, sehingga respon yang disajikan dalam skala adalah dalam bentuk

pilihan jawaban yang terdiri dari lima jawaban kesesuaian antara responden

dengan penyataan yang disajikan. Jawaban kesesuaian antara responden

Page 64: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

48

dengan penyataan yang disajikan tersebut adalah: Sangat Sesuai (SS), Sesuai

(S), Ragu-Ragu (RR), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor

antara 1 sampai 5. Jawaban pada instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Kategori Jawaban Skala Psikologi

No Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif

Jawaban Nilai Jawaban Nilai

1 SS 5 SS 1

2 S 4 S 2

3 RR 3 N 3

4 TS 2 TS 4

5 STS 1 STS 5

Kriteria skala kemampuan komunikasi interpersonal siswa

dikategorikan menjadi 3 yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Untuk

mengkategorikannya,

i= NT-NR

K

Keterangan: i = interval

NT = Nilai tertinggi

NR = Nilai terendah

K = Kriteria

i ( ) ( )

= 61

Page 65: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

49

Tabel 3.2 Kriteria Komunikasi Interpersonal Berrdasar Skala

Interval

Kriteria

166 - 227

Tinggi

104-165

Sedang

42-103

Rendah

Semakin besar skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi pula

sikap suportifdalam komunikasi interpersonal.Untuk lebih jelasnya,

dibawah ini akan disajikan pengembangan kisi-kisi instrument

penelitian kemampuan komunikasi interpersonal, sebagai berikut

Tabel 3.3Kisi-Kisi Kemampuan Komunikasi Interpersonal (Lampiran

hal 113)

Indikator Deskriptor No Item

Favorabel Unfavorabel

Deskripsi

a. Tidak menjatuhkan harga diri orang lain

15, 9,

11

1, 4 , 12

b. Mengevaluasi gagasan orang lain bukan pada

pribadinya

17, 24 2,8

Orientasi masalah a. Mengajak orang lain untuk bersama-sama

mencapai tujuan/memecahkan masalah

33,6 23

b. Tidak mendominasi dalam kelompok 3, 13 41,5

Page 66: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

50

Spontanitas a. Melakukan komunkasi tanpa motif terselubung 26 21

Empati a. Memahami apa yang dirasakan orang lain 18,19,

31, 32

16,39,

35,25

Kesetaraan a. Menempatkan diri setara dengan orang lain 14, 36 22, 7

b. Tidak memaksakan kehendak 27, 10 20, 29

Provorsionalisme a. Meninjau kembali perkataan yang akan

diucapkan

34, 40

37. 28

b. Tidak merasa paling benar/mutlak 30 38, 42

G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan

data bertujuan agar penelitian menjadi valid dan reliable

1. Uji Validitas

Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah validitas isi. Menurut Azwar (2013 :132) “Relevansi item dengan

indikator keprilakuan dan dengan tujuan ukur sebenarnya sudah dapat

dievaluasi lewat nalar dan akal sehat yang mampu menilai apakah isi

instrument memang mendukung konstruk teoritik yang diukur. Proses ini

disebut dengan validitas logik sebagai bagian dari validitas isi”. Selain

didasarkan pada penilaian penulis,juga memerlukan kesepakatan penilaian

Page 67: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

51

dari beberapa penilai yang kompeten (judgement expert).Ahli yang

dimintai pendapatnya adalah Dosen Bimbingan dan Ahli yang dimintai

pendapatnya adalah 3 orang dosen Bimbingan dan Konseling FKIP Unila.

Untuk menghitung koefisien validitas isi, penulis menggunakan formula

Aiken’s V yang didasarkan pada hasil penilaian panel ahli sebanyak n

orang terhadap suatu item. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan

angka antara 1 (yaitu sangat tidak mewakili atau sangat tidak relevan)

sampai dengan 4 (yaitu sangat mewakili atau sangat relevan). Rumus dari

Aiken’s V adalah sebagai berikut :

V = ∑ S/ [n(c-1)]

Keterangan :

n : Jumlah panel penilai (expert)

lo : Angka penilaian validitas terendah ( dalam hal ini = 1)

c : Angka penilaian validitas tertinggi ( dalam hal ini = 4)

r : Angka yang diberikan seorang penilai

s : r – lo

Page 68: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

52

Tabel 3.4 Uji Validitas Isi (Judgement Expert)

No Perhitungan

Aiken’s V

No Perhitungan

Aiken’s V

No Perhitungan

Aiken’s V

No Perhitungan

Aiken’s V

1 0,55 13 0,66 25 0,66 37 0,66

2 0,66 14 0,66 26 0,66 38 0,66

3 0,66 15 0,66 27 0,66 39 0,66

5 0,66 16 0,66 28 0,66 40 0,66

5 0,66 17 0,66 29 0,66 41 0,66

6 0,66 18 0,66 30 0,55 42 0,66

7 0,66 19 0,55 31 0,66

8 0,66 20 0,66 32 0,66

9 0,66 21 0,55 33 0,66

10 0,66 22 0,66 34 0,66

11 0,55 23 0,66 35 0,66

12 0,66 24 0,55 36 0,66

Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus Aiken’s V pernyataan

dengan kriteria besanya 0,66, maka pernyataan tersebut dikatakan valid

dan dapat digunakan. Berdasarkan hasil uji ahli dari 42 pernyataan setelah

dihitung koefisien validitas isi terdapat 36 pernyataan yang dinyatakan

valid dan sisanya 6 pernyataan yang tidak valid karena hasil perhitungan

Aiken’s V <0,66. Pernyataan yang tidak valid yaitu nomor 1, 11, 19, 21,

24, dan 30 akan digunakan setelah memperbaikinya terlebih dahulu sesuai

saran yang telah diberikan oleh 3 dosen Bimbingan dan Konseling FKIP

Unila (Lampiran hal 120)

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan reliabel atau tidak jika telah dihitung koefisien

reliabilitasnya.Reliabilitas adalah derajat konsistensi dan stabilitas data

atau temuan. Suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti

Page 69: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

53

dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau satu peneliti

dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama, atau

sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak

berbeda (Sugiyono,2010).Uji reliabilitas dihitung dan dianalisis dengan

program SPSS (Statistical Package for Social Science) menggunakan

rumus alpha crombach dengan rumus sebagai berikut:

211 11 t

t

S

S

k

kr

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan

ΣSt2 : Jumlah varian butir

St2 : Varian total

Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas menggunakan kriteria

reliabilitas (Sugiyono 2010) sebagai berikut :

Tabel 3.5Kriteria Reliabilitas

Koefisien r

Kategori

0,8 – 1,000

Sangat tinggi

0,6 – 0,799

Tinggi

0,4 – 0,599

Cukup

0,2- 0,399

Rendah

0,0-0,199

Sangat rendah

Page 70: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

54

Berdasarkan hasil pengelolaan data skala yang telah diketahui

berkontribusi maka selanjutnya dihitung reliabilitasnya dan diketahui

hasilnya 0,752. Hal tersebut berarti bahwa reliabilitas dari skala tersebut

masuk dalam kriteria reliabilitas yang tinggi karena reliabilitasnya antara

0,6 - 0,799(Lampiran hal 122)

H. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2010:56) Analisis data merupakan kegiatan yang

dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain

terkumpul. Dengan analisis data maka akan dapat membuktikan hipotesis

penelitian .Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus uji

wilcoxon.Alasan peneliti menggunakan uji Wilcoxon karena subjek penelitian

kurang dari 25, distribusi datanya dianggap tidak normal.

Statistik yang digunakan adalah nonparametrik dengan menggunakan

Wilcoxon Matched Pairs Tes. Pelaksanaan uji Wilcoxon untuk menganalisis

kedua data yang berpasangan tersebut, dilakukan dengan menggunakan

analisis uji melalui bantuan program SPSS (Statistical Package for Social

Science)16.Adapun rumus uji Wilcoxon ini adalah sebagai berikut Sudjana

(2005:273):

Z= ( )

√ ( )( )

Page 71: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

55

Keterangan :

Z : Uji Wilcoxon

T : Total Jenjang (selisih) terkecil antara nilai pretest dan posttest

N : Jumlah data sampel

Sedangkan kaidah pengambilan keputusan terhadap hipotesis dengan analisis

data uji wilcoxonini dilakukan dengan berdasarakan angka probabilitas, dasar

pengambilan keputusan yakni:,

Jika statistik hitung (angka z output) < statistik tabel (tabel z), maka

Haditerima (taraf signifikansi 5%)

Jika statistik hitung (angka z output) > statsitik tabel (tabel z), maka Haditolak

(taraf signifikansi 5%)

Page 72: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

110

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 26

Bandar lampung diperoleh sikap sportif dalam komunikasi interpersonal

siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018. Hal

ini terbukti dari hasil analisis data dengan menggunakan uji Wilcoxon

diperoleh zhitung = -2,524 < ztabel = 1,645 maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima.

sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh zhitung = -1.367 < ztabel = 1.645

tetapi jika dilihat dari signifikansi peningkatan, sehingga dapat dinyatakan

bahwa Ha2 ditolak dan Ho2.

Hal yang harus diperhatikan pemimpin kelompok adalah harus berani

berimprovisasi dalam memberikan layanan walaupun tetap berpatokan pada

modul yang sudah dibuat. Faktor tersebut sangat berpengaruh dalam

dinamika kelompok yang akan muncul nantinya. Dapat disimpulkan bahwa

penggunaan layanan bimbingan kelompok teknik latihan asertif dapat

meningkatkan sikap sportif dalam komunikasi interpersonal siswa kelas VII

SMP 26 Negeri Bandar Lampung.

Page 73: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

111

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian yang telah diperoleh berkenaan dengan

peningkatan keterampilan belajar menggunakan layanan bimbingan

kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung, maka

dengan ini penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Kepada guru bimbingan dan konseling hendaknya mengadakan kegiatan

layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik latihan asertif

secara rutin karena hal ini dapat membantu meningkatkan sikap sportif

siswa dalam komunikasi interpersonal secara efektif dan signifikan, setra

membantu memecahkan masalah terkait masalah sosial lainnya.

2. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang komunikasi

interpersonal siswa dengan layanan bimbingan kelompok hendaknya

dapat menggunakan subjek yang lebih banyak.. Selain itu berikan lembar

kerja pada siswa tiap pertemuan dan indikator pencapaian keberhasilan

Page 74: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

DAFTAR PUSTAKA

Arni, Muhammad. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, JakartaRineka Cipta

Aqib, Zainal.2011. Ikhtisar Bimbingan & Konseling Di Sekolah. Surabaya:YramaWidya

Alvonco, Johnson. 2014. Practical Communication Skill. Jakarta: Elex MediaKomputindo.

Azwar, Saifuddin. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Corey, G. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT RefikaAditama.

Dahlan, Syarifuddin. 2011. Konseling Individual Konsep dan Aplikasi. BandarLampung: Anugrah Utama Raharja

Desmita, R. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Gunarsih, S. D. 2007 . Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia

Hidayat, Dasrun. 2012. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta.GrahaIlmu

Hartinah. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Replika Aditama

Ika, Trione.2015. Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Melalui LayananBimbingan Kelompok Dengan Metode Games Social (diakses 26 Oktober 2016)

Musfiqon. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Page 75: PENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM …digilib.unila.ac.id/29518/5/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPENINGKATAN SIKAP SPORTIF DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TEKNIK LATIHAN ASERTIF

Nursalim, M.2005.Strategi Konseling.Surabaya: Unesa University Press.Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Padang: UniversitasNegeri Padang

Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sunardi. 2005. Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,Jakarta: Bumi Aksara

Santoso Edi & Setiansah Mite. 2012. Teori Komunikasi. Yogyakarta. Graha Ilmu

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitataif dan R&D. Bandung:Alfabeta

Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu