100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM MELINDUNGI HAK-HAK KONSUMEN Skripsi Oleh: ENIK PURWANTININGSIH K6407025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA NOVEMBER 2012

PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK)

SURAKARTA DALAM MELINDUNGI HAK-HAK KONSUMEN

Skripsi

Oleh:

ENIK PURWANTININGSIH

K6407025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

NOVEMBER 2012

Page 2: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Enik Purwantiningsih

NIM : K6407025

Jurusan/Program Studi : PIPS/PPKn

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA

DALAM MELINDUNGI HAK- ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Oktober 2012

Yang membuat pernyataan

Enik Purwantiningsih

Page 3: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK)

SURAKARTA DALAM MELINDUNGI HAK-HAK KONSUMEN

Oleh:

ENIK PURWANTININGSIH

K6407025

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 4: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Enik Purwantiningsih. Peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Surakarta dalam Melindungi Hak-hak Konsumen. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pelanggaran terhadap hak-hak konsumen, 2) Peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Surakarta dalam melindungi Hak-hak konsumen.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Strategi penelitiannya menggunakan strategi tunggal terpancang. Sumber data diperoleh dari informan, peristiwa/aktivitas serta dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dan menyusun data penelitian adalah dengan teknik wawancara, observasi serta analisis dokumen. Untuk memperoleh validitas data dalam penelitian ini digunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) penarikan kesimpulan/verifikasi. Adapun prosedur penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) tahap persiapan, 2) tahap pengumpulan data, 3) tahap analisis data, 4) tahap penyusunan laporan penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Faktor-faktor yang menyebabkan pelanggaran terhadap hak konsumen dapat dilihat dari sistem hukumnya yaitu: a) substansi hukum, pemerintah Negara Indonesia telah mengeluarkan produk undang-undang maupun peraturan dibawahnya guna mewujudkan perlindungan terhadap hak-hak konsumen, tetapi masyarakat belum banyak yang tahu akan produk peraturan tersebut bahkan hanya sedikit saja masyarakat yang tahu akan hak-hak yang mereka miliki. b) struktur hukum atau pranata hukum, guna mewujudkan perlindungan terhadap hak-hak konsumen yang dilanggar oleh pelaku usaha maka dibentuk aparat penegak hukum yaitu Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta, tetapi selama ini belum dapat berjalan secara maksimal hal ini disebabkan oleh : kurangnya ketersediaan dana, kurangnya sarana dan prasarana, dan kurangnya sumber daya manusia. c) budaya hukum, tingkat kesadaran hukum dari pelaku usaha masih dapat dikatakan kurang, padahal secara jelas didalam undang-undang sudah disebutkan bahwa ada beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha. 2) Peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Surakarta dalam melindungi hak-hak konsumen meliputi: a) memberikan konsultasi kepada konsumen, b) pengawasan klausula baku, c) menyelesaikan sengketa konsumen dengan 3 macam cara yaitu mediasi, arbitrase, dan konsiliasi.

Page 7: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT Enik Purwantiningsih. The Role of Consumer Dispute Settlement Council (BPSK) in Protecting the Consumer Rights. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, 2012.

The objectives of research are to find out: 1) the factors causing the infringement of consumer rights, 2) the role of Surakarta consumer dispute settlement council (BPSK) in protecting the consumer rights.

This research used a descriptive qualitative method. The research strategy was a single strategy. The data was obtained from informant, place/activity as document. The sampling technique purposive sampling. Techniques of collecting data used was to obtain and to organize the data of research were interview, observation as well as document analysis. To validate the data, the data triangulation was used. Meanwhile technique of analyzing data used was an interactive model of analysis with the following stages: 1) data collection, 2) data reduction, 3) data display, 4) conclusion drawing/verification. The procedure of research included: 1) preparation, 2) data collection, 3) data analysis, and 4) research report writing stages.

Based on the result of research, it could be concluded that: 1) the factors causing the infringement of consumer rights be seen from the legal system, namely: a) law substance, Indonesian gonerment has some laws regulations to protect consumenr rights, but not many people know about these regulations, only a few of them know about the consumer rights, b) law structure, to protect the consumer rights that arConsumer Dispute Sttlement Council, but this has not worked maximally because of the lack of fund, facilities and human recources, c) law culture, the businessman are still lack of lawawareness where as it is clearly stated on the law that there are some responsibilities that have to be fulfilled by the businessmen. 2) The role of Surakarta Consumer Dispute Settlement (BPSK) in protecting the consumer right included: a) counseling the consumer, b) standard clause supervision, c) resolving the consumer dispute in three ways: mediation, arbitrage, and consiliation.

Page 8: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

...Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q. S. Al-Insyirah Ayat 5)

...Kebahagiaan akan tumbuh berkembang manakala bisa membantu orang lain. Namun

bilamana tidak mencoba membantu sesama, kebahagiaan akan layu dan mengering.

Kebahagiaan bagaikan sebuah tanaman, harus disirami tiap hari dengan sikap dan tindakan

memberi (J. Donald Walters)

...Tidak ada kegagalan selama kita menikmati prosesnya. (Hitam Putih)

Page 9: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukur kepada Allah SWT,

skripsi yang tersusun dengan penuh

kesungguhan ini, penulis persembahkan

kepada :

1. Bapak, ibu dan keluarga tercinta atas

doanya

2. Mas Feby Irawan atas motivasinya

3. Elis atas kebersamaan selama ini

4. Teman-teman FKIP PPKn angkatan

2007

5. Almamater

Page 10: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim.

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam penyelesaian skripsi ini,

namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kendala yang timbul dapat

teratasi, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui ijin atas permohonan

penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Sri Haryati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan.

4. Dra. Ch Baroroh, M. Si. selaku Pembimbing I yang telah memberikan

persetujuan, pengarahan, bimbingan dan petunjuk serta motivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Utomo, M. Pd. selaku Pembimbing II yang tiada henti-hentinya

memberikan pengarahan, dorongan, motivasi, bimbingan teknis dan saran

dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan yang telah memberikan bekal pengetahuan untuk

penyusunan skripsi ini.

7. Segenap staf di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta.

Page 11: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha dengan mencurahkan

segala kemampuan dengan harapan agar memenuhi persyaratan sebagai suatu

karya ilmiah yang bermanfaat. Namun mengingat adanya keterbatasan

pengetahuan, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam skripsi ini,

maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

Page 12: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7

1. Tinjauan Umum Hak Warga Negara ................................... 7

a. Pengertian Hak ................................................................ 7

b. Pengertian Warga Negara ................................................ 7

c. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD 1945..... 8

2. Tinjauan Umum Hak-hak Konsumen ................................... 10

a. Pengertian Konsumen .................................................... 10

b. Hak dan Kewajiban Konsumen ..................................... 14

Page 13: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

c. Hak Konsumen Merupakan Hak Warga Negara ........... 18

d. Pelanggaran Hak Konsumen .................... ..................... 21

e. Teori Sistem Hukum Lawrence Meir Friedman ............. 22

3. Tinjauan Umum Pelaku Usaha ............................................ 24

a. Pengertian Pelaku Usaha ................................................. 24

b. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha .................................. 25

4. Penyelesaian Sengketa Konsumen ....................................... 26

a. Pengertian Sengketa Konsumen ....................................... 26

b. Penyelesaian Sengketa Konsumen ................................... 27

5. Tinjauan Umum Peran Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen ............................................................................ 31

a. Pengertian Peran .............................................................. 31

b. Pengertian BPSK ............................................................ 31

c. Syarat Anggota BPSK .................................................... 32

d. Tugas dan Wewenang BPSK........................................... 34

e. Peran BPSK ..................................................................... 35

B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 41

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 41

1. Tempat Penelitian ................................................................ 41

2. Waktu Penelitian ................................................................. 41

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................ 42

1. Bentuk Penelitian ................................................................. 42

2. Strategi Penelitian ................................................................ 43

C. Sumber Data ............................................................................ 43

1. Informan ............................................................................. 44

2. Tempat dan Peristiwa .......................................................... 45

3. Dokumen ............................................................................ 45

D. Teknik Sampling ..................................................................... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 46

1. Wawancara ......................................................................... 47

Page 14: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

2. Observasi ............................................................................ 48

3. Analisis Dokumen .............................................................. 48

F. Validitas Data .......................................................................... 49

G. Analisis Data ........................................................................... 50

1. Pengumpulan Data .............................................................. 51

2. Reduksi Data ...................................................................... 51

3. Penyajian Data .................................................................... 51

4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi ............................... 51

H. Prosedur Penelitian .................................................................. 52

1. Persiapan ............................................................................. 52

2. Pengumpulan Data .............................................................. 53

3. Analisis Data ...................................................................... 53

4. Penyusunan Laporan Penelitian ......................................... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 54

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 54

1. Gambaran Umum BPSK Surakarta ..................................... 54

a. Sejarah Berdirinya BPSK Surakarta ................................ 54

b. Maksud dan Tujuan BPSK Surakarta .............................. 54

c. Sasaran BPSK Surakarta.................................................. 55

d. Manfaat BPSK Surakarta ................................................ 55

e. Sarana dan Prasarana BPSK Surakarta ............................ 56

g. Pembiayaan...................................................................... 56

2. Tata Kerja BPSK Surakarta ................................................ 57

a. Stuktur Organisasi BPSK Surakarta ............................... 57

b. Kesekretariatan BPSK Surakarta .................................... 59

c. Kegiatan Anggota BPSK Surakarta ................................ 60

B. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................... 61

1. Faktor-faktor yang Menyebabkan Pelanggaran Hak

Konsumen ........................................................................... 61

2. Peran BPSK Surakarta dalam Melindungi Hak-hak

Konsumen ........................................................................... 68

Page 15: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

C. Temuan Studi ........................................................................... 76

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................... 79

A. Kesimpulan .............................................................................. 79

B. Implikasi .................................................................................. 80

C. Saran ........................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 82

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... 85

Page 16: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Pengaduan Konsumen di BPSK Surakarta Tahun 2011........ 4

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................ 41

Tabel 3. Jumlah Pengaduan Konsumen di BPSK Surakarta Bulan Januari

Sampai Bulan Maret 2012 ................................................................... 71

Page 17: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir .............................................................. 40

Gambar 2. Analisis Data Model Interaktif ....................................................... 52

Gambar 3. Struktur Organisasi BPSK Surakarta ............................................. 58

Page 18: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Informan ........................................................................ 85

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ............................................................... 88

Lampiran 3. Catatan Lapangan ..................................................................... 90

Lampiran 4. Trianggulasi Data ..................................................................... 116

Lampiran 5. Trianggulasi Metode ................................................................. 118

Lampiran 6. Foto Penelitian .......................................................................... 120

Lampiran 7. Formulir Pengaduan BPSK Surakarta ...................................... 124

Lampiran 8. Rekapitulasi Pengaduan BPSK Surakarta Tahun 2011 ........... 128

Lampiran 9. Kalender Kegiatan dan Jadwal Sidang BPSK Surakarta Tahun

2011 ......................................................................................... 129

Lampiran 10. Rekapitulasi Penanganan Kasus BPSK Surakarta tahun 2011. 137

Lampiran 11. Daftar Inventaris BPSK Surakarta ............................................ 141

Lampiran 12. Laporan Keuangan BPSK Surakarta Tahun 2011 .................... 143

Lampiran 13. Keputusan Presiden No. 32 tahun 2008 tentang

Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

pada Pemerintah Banjarmasin, Kota Cirebon, Kota

Surakarta, Kota Magelang, Kota Tanjung Pinang serta

Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Aceh Tengah

dan Kabupaten Bener Meriah .................................................. 144

Lampiran 14. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen ................................................................................. 147

Lampiran 15. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Kepada Dekan

FKIP UNS ............................................................................... 165

Lampiran 16. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS tentang Ijin Penyusunan

Skripsi ....................................................................................... 166

Lampiran 17. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out kepada Rektor

UNS .......................................................................................... 167

Lampiran 18. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out kepada Ketua

BPSK Surakarta ........................................................................ 168

Page 19: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Lampiran 19. Permohonan Surat Pengantar Ijin Penelitian kepada

BAPPEDA Surakarta................................................................ 169

Lampiran 20. Surat Ijin Penelitian/Survay dari BAPPEDA Surakarta ........... 170

Lampiran 21. Surat Keterangan Penelitian dari BPSK Surakarta.................. 171

Page 20: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam menjaga keberlangsungan kehidupannya mempunyai

kebutuhan yang harus dipenuhi baik untuk diri sendiri maupun untuk keluarga.

Kebutuhan tersebut terdiri dari beberapa macam kebutuhan baik kebutuhan

primer, sekunder, maupun tersier, tetapi kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi

oleh diri sendiri. Manusia pasti akan membutuhkan manusia yang lainnya guna

memenuhi kebutuhan tersebut karena tidak mungkin dapat membuat atau

memproduksi semua kebutuhan tersebut secara pribadi. Kebutuhan manusia akan

terus bertambah dan berbeda dari waktu ke waktu, yang dalam pemenuhan

tersebut manusia menggunakan atau memakai barang dan/atau jasa yang

diproduksi oleh manusia lain yang biasa dikenal dengan produsen atau pelaku

usaha. Konsumen tidak akan bisa memenuhi semua kebutuhannya tanpa pelaku

usaha atau produsen, begitu juga sebaliknya pelaku usaha atau produsen tidak

akan dapat bertahan apabila tidak ada konsumen yang bersedia memakai atau

menggunakan barang yang telah dihasilkan.

Perkembangan dunia usaha pada saat ini terus mengalami perkembangan

yang sangat pesat sehingga banyak menghasilkan berbagai macam variasi barang

dan/atau jasa yang dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh konsumen. Keadaan

tersebut disatu sisi akan membawa manfaat atau kegunaan yang besar kepada

konsumen karena kebutuhan akan barang dan/atau jasa dapat terpenuhi dan akan

memberikan banyak pilihan kepada konsumen sesuai dengan keinginan dan

kemampuan konsumen.

Setiap manusia dalam kondisi apapun akan menjadi konsumen atau

pemakai dalam suatu barang dan/atau jasa tertentu. Namun, kondisi yang

demikian dapat mengakibatkan kedudukan antara pelaku usaha dan konsumen

menjadi tidak seimbang. Konsumen dapat digunakan sebagai obyek bisnis oleh

pelaku usaha atau produsen dengan berbagai cara antara lain melalui iklan,

promosi, dan perjanjian-perjanjian yang dapat merugikan konsumen. Kondisi

Page 21: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

konsumen yang demikian pada umumnya masih lemah sehingga menyebabkan

banyak pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha. Berikut data pelanggaran

yang dihimpun oleh YLKI pada tahun 2011 :

Pelanggaran terhadap konsumen yang masuk ke YLKI per November 2011 ada 469 pengaduan. Adapun enam besar komuditas yang paling tinggi diadukan konsumen adalah sebagai berikut : perbankan 98 pengaduan, perumahan 67 pengaduan, jasa telekomunikasi 64 pengaduan, listrik 53 pengaduan, air minum 35 pengaduan dan transportasi 30 pengaduan. (Sudaryatmo, 2011:http://ylki.or.id)

Kedudukan konsumen berada didalam posisi yang lemah seperti yang

diungkapkan Sudaryatmo (1996: 91) yang

keberlangsungan roda perekonomian, konsumen menduduki posisi yang cukup

penting. Namun ironisnya, sabagai salah satu pelaku ekonomi, kedudukan

konsumen sangat lemah dalam ha .

Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan Resolusi No.39/248 Tahun

1985 tentang Perlindungan Konsumen (Guidelines for Consumer Protection)

juga merumuskan berbagai kepentingan konsumen yang perlu dilindungi, yaitu :

Perlindungan konsumen dari bahaya bagi kesehatan dan keamanan; promosi dan perlindungan kepentingan ekonomi sosial; tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberikan kemampuan melakukan pilihan yang tepat sesuai kehendak dan kebutuhan pribadi; pendidikan konsumen; tersedianya upaya ganti rugi yang efektif; kebebasan membentuk organisasi konsumen untuk menyuarakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan mereka. (Happy Susanto, 2008: 26).

Negara mempunyai kewajiban untuk melindungi warga negaranya, hal

pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi

i asas

perlindungan hukum pada segenap bangsa tersebut. Perlindungan hukum pada

segenap bangsa itu tentulah bagi segenap bangsa tanpa kecuali. Baik laki-laki atau

perempuan, kaya atau miskin, orang kota atau desa, orang asli atau keturunan dan

pelaku usaha atau konsumen. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 menyebutkan bahwa,

Page 22: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Apabila kehidupan seorang terganggu atau diganggu oleh pihak lain maka alat-

alat negara akan turun tangan untuk melindungi dan atau mencegah terjadinya

gangguan tersebut, penghidupan yang layak bagi kemanusiaan merupakan hak

dari warga negara dan hak semua orang yang merupakan hak dasar secara

menyeluruh. (Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2008: 50).

Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa konsumen merupakan

bagian dari warga negara, sedangkan warga negara mempunyai hak yang harus

dilindungi oleh negara, seperti yang diungkapkan oleh Assiddiqie dalam Winarno

(2009: 98) :

Hak warga negara merupakan kewajiban negara terhadap rakyatnya. Hak-hak warga negara wajib diakui (recognized), wajib dihormati (respected), dilindungi (protected), dan difasilitasi (fasilitated), serta dipenuhi (fulfilled) oleh negara. Negara didirikan dan dibentuk memang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup warganya.

Ketidakseimbangan kedudukan antara konsumen dan pelaku usaha perlu

untuk mendapatkan perlindungan. Upaya perlindungan terhadap konsumen

tersebut diwujudkan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan

bahwa upaya perlindungan konsumen merupakan tanggung jawab bersama antara

pemerintah dengan masyarakat yang diharapkan masyarakat khususnya konsumen

yang dirugikan akan merasa terlindungi tanpa mengabaikan kepentingan dari

pelaku usaha.

Hubungan antara konsumen dan pelaku usaha yang tidak seimbang

tersebut tidak menutup kemungkinan menimbulkan perselisihan antara keduanya.

Perselisihan yang terjadi biasanya akan berdampak bagi kerugian konsumen.

Salah satu wujud dari penyelenggaraan perlindungan hak-hak konsumen seperti

yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen adalah melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

(BPSK). Konsumen yang bermasalah terhadap produk yang dikonsumsi akan

dapat memperoleh haknya secara lebih mudah melalui peranan Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).

Page 23: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

-hak Konsumen

Gerakan dan P

If a problem does arise they can seek help from YLKI (a consumer protection

organisation), or through the institusion of consumer protection dispute

Artinya : jika masalah muncul, mereka dapat mencari

bantuan dari YLKI atau melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. (RAR

Murni - jurnal.pdii.lipi.go.id)

Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang mempunyai

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen berdasarkan Keputusan Presiden Nomor

32 Tahun 2008. Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

merupakan salah satu Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen di Indonesia yang

belum lama terbentuk telah mendapat banyak pengaduan dari konsumen dalam

berbagai bidang. Data pengaduan yang telah dihimpun Oleh Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen Surakarta pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah Pengaduan Konsumen di Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen Surakarta Pada Tahun 2011.

No Jenis Jumlah

1. Perbankan dan Keuangan 251

2. Leasing 7

3. Barang Peralatan rumah Tangga 1

4. Jasa Telekomunikasi 2

5. Rumah Sakit 1

6. Money Changer 1

7. Property 1

8. Jasa Pelayanan Listrik Negara -

9. Jasa air Bersih -

10. Jasa Perparkiran -

11. Property 1

Jumlah Total 264

Sumber : Data BPSK Surakarta

Page 24: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Keberadaan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen diharapkan mampu

memberikan perlindungan konsumen baik dengan melalui konsultasi

perlindungan konsumen maupun menjembatani sengketa antara konsumen dan

pelaku usaha. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan sebagai langkah guna

melindungi hak-hak konsumen, tetapi masih banyak kasus pelanggaran hak

konsumen yang terjadi. Hal ini dikarenakan bahwa memberantas pelanggaran hak

konsumen sampai tuntas bukan merupakan hal yang mudah, terlebih

perkembangan informasi dan teknologi yang semakin maju tidak dibarengi

dengan kemajuan kesadaran konsumen akan haknya.

Berdasarkan dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan mengambil judul Peran Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen (BPSK) Surakarta dalam Melindungi Hak-hak

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan diatas dan untuk

mempermudah pembahasan dalam penelitian, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Faktor apa yang menyebabkan hak-hak konsumen dilanggar oleh pelaku

usaha ?

2. Bagaimana peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

dalam melindungi hak-hak konsumen ?

C. Tujuan Penelitian

Sebuah Penelitian pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai melalui

penelitian tersebut. Adapun Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan hak-hak konsumen

dilanggar oleh pelaku usaha.

2. Untuk mengetahui peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Surakarta dalam melindungi hak-hak konsumen.

Page 25: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan

pembaca pada umumnya baik secara teoritis maupun praktis. Hasil penelitian ini

diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah wawasan pengetahuan tentang adanya perlindungan terhadap

konsumen.

b. Sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

untuk penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan kepada semua pihak yang terkait

dengan peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dalam melindungi hak-

hak konsumen.

b. Memberikan masukan kepada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dan

pemerintah untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam melindungi konsumen.

Page 26: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Umum Hak Warga Negara

a. Pengertian Hak

Pengertian hak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

untuk berbuat sesuatu atau untuk menuntut sesuatu,

(Tim Penyusun, 2007: 381). Sedangkan pengertian hak menurut Srijanti dkk

(2006: 78)

setelah melaksanakan segala sesuatu yang menjadi kewajibannya sebagai

James W. Nickel dalam Azyumari Azra (2003: 199) menyatakan

bahwa hak mempunyai unsur-

demikian hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia

yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak

kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu dengan instansi.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa hak merupakan unsur

normatif yang melekat pada diri setiap manusia atau sebagai warga negara

yang seharusnya diperoleh setelah melaksanakan segala sesuatu yang menjadi

kewajibannya sebagai warga negara.

b. Pengertian Warga Negara

Istilah warga negara merupakan terjemahan kata citizen (bahasa

Inggris) yang mempunyai arti sebagai berikut :

1) Warga negara;

2) Petunjuk dari sebuah kota;

3) Sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air;

4) Bawahan atau kawula.

Page 27: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

(Wijianto dan Winarno, 2010: 24)

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 26 menyatakan bahwa,

menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang

bangsa lain yang disahkan dengan undang-

Menurut As Hikam masih dalam Wijianto dan Winarno (2010: 24)

citizen artinya

adalah anggota dari suatu komunitas yang membentuk negara itu

Sedangkan dalam Winarno (2007: 47), menyebutkan bahwa :

Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu organisasi perkumpulan. Warga negara artinya warga atau anggota dari suatu negara. Kita juga sering mendengar kata-kata seperti warga desa, warga kota, warga masyarakat, warga bangsa, dan warga dunia. Warga diartikan sebagai anggota atau peserta. Jadi, warga negara secara sederhana diartikan sebagai anggota dari suatu negara.

Azyumari Azra (2003: 73), menyatakan bahwa :

Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur dari suatu negara. Istilah ini dahulu biasa disebut dengan hamba atau kawula negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara, karena warga negara mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar tanggung jawab bersama untuk kepentingan bersama.

Jadi warga negara adalah orang-orang Indonesia asli maupun orang-

orang dari bangsa lain yang telah disahkan oleh undang-undang yang

merupakan bagian dari suatu negara.

c. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam UUD 1945

ampai

(Winarno, 2007: 58). Beberapa hak dan

kewajiban tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal 27 ayat (2) UUD

1945 berbunyi : -tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

Page 28: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

. Pasal ini menunjukkan asas

keadilan sosial dan kerakyatan.

2) Hak membela negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 berbunyi : etiap

warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan

3) Hak berpendapat. Pasal 28 UUD 1945, yaitu kemerdekaan berserikat dan

berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan

sebagainya ditetapkan dengan undang-undang

4) Hak kemerdekaan memeluk agama. Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945

berbunyi :

berarti bahwa bangsa Indonesia percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Ayat (2) berbunyi : kaan tiap-tiap penduduk

untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut

5) Pasal 30 ayat (1) UUD 1945, yaitu hak dan kewajiban dalam membela

negara. Dinyatakan bahwa, -tiap warga negara berhak dan wajib

iku

6) Pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD 1945, yaitu hak untuk mendapatkan

pengajaran, ayat (1) menerangkan bahwa -tiap warga negara berhak

. Adapun ayat (2) dijelaskan bahwa

mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem

7) Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional

Indonesia. Pasal 32 UUD 1945 ayat (1) menyatakan bahwa

memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia

dengan menjamin kebebasan masyarkat dalam memelihara dan

mengembangkan nilai-

8) Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial. Pasal 33

ayat (1) berbunyi

ayat (2) berbunyi -cabang

produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang

Page 29: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

ayat (3) berbunyi

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar- ayat (4)

berbunyi

demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan

, dan

diatur dalam undang-

9) Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial. Dalam Pasal 34 UUD 1945

dijelaskan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh

negara.

Selain mempunyai hak, warga negara juga memiliki kewajiban.

Menurut Winarno (2009: 97) kewajiban warga negara itu meliputi :

1) Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 yaitu kewajiban warga negara untuk mentaati hukum dan pemerintahan

2) Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan kewajiban warga negara untuk membela negara

3) Pasal 31 ayat 2 yaitu kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar dan menengah.

2. Tinjauan Umum Hak-hak Konsumen

a. Pengertian Konsumen

Menurut Celina Tri Siwi Kristiyanti (2008: 22) istilah konsumen

berasal dari alih bahasa dari kata Consumer (Inggris-Amerika), atau

consument/konsument (Belanda). Pengertian dari consumer atau consument itu

tergantung dalam posisi mana ia berada. Secara harafiah arti kata consumer

adalah (lawan dari produsen) setiap or

Pengertian konsumen berdasarkan hukum Amerika dan Eropa dalam

Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo (2004: 7)

pembeli tetapi pemakai, bahkan korban yang bukan pemakai memperoleh

Page 30: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Menurut John F. Kennedy dalam Yusuf Shofie (2003: 13) menyatakan

bahwa :

Secara definisi (by definition) konsumen adalah kita semua; mereka adalah kelompok ekonomis (economics group) dalam perekonomian (economy) yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hampir setiap keputusan masalah-masalah ekonomi yang bersifat perdata dan publik (public and private economic decision). Kata Kennedy mereka satu satunya kelompok penting dalam perekonomian yang secara efektif tidak terorganisir serta pandangan-pandangan mereka sering tidak didengar.

Menurut Analisis Colin Scott dan Julia Black masih dalam Yusuf

Shofie (2003: 13) menyatakan bahwa,

(citizen), terkait dengan partisipasi aktif setiap orang perseorangan dalam

kehidupan sosial dan politik (participation of individuals in social and political

life)

Menurut Yusuf Shofie (2002: 14) menya onsumen

adalah setiap pengguna barang atau jasa untuk kebutuhan diri sendiri, keluarga

atau rumah tangga, dan tidak untuk memproduksi barang/jasa lain atau

Dalam buku yang lain Yusuf Shofie (2000: 195) menyatakan

Konsumen adalah mereka yang memperoleh barang atau jasa untuk keperluan

Az. Nasution dalam Celina Tri Siwi Kristiyanti (2008: 25),

menegaskan beberapa batasan tentang konsumen, yaitu :

1) Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk tujuan tertentu;

2) Konsumen antara adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan/ jasa untuk digunakan dengan tujuan membuat barang/jasa lain untuk diperdagangkan (tujuan komersial);

3) Konsumen akhir, adalah setiap orang alami yang mendapat dan menggunakan barang dan/atau jasa untuk tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya pribadi, keluarga dan atau rumah tangga dan tidak untuk diperdagangkan kembali (nonkomersial). Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa,

pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

Page 31: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan

Menurut Celina Tri Siwi Kristiyanti (2008: 27) unsur-unsur dari

definisi konsumen menurut Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen tersebut

pemakai, barang dan/atau jasa, yang tersedia dalam masyarakat, bagi

kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, makhluk hidup lain, dan barang

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Setiap Orang

Subyek yang disebut sebagai konsumen berarti setiap orang yang berstatus

sebagai pemakai barang dan/atau jasa. Istilah orang sebetulnya

menimbulkan keraguan, apakah hanya orang individual atau juga termasuk

badan hukum. Tentu yang paling tepat tidak membatasi pengertian

konsumen itu sebatas pada orang perseorangan, tetapi konsumen harus

mencakup juga badan usaha dengan makna lebih luas dari pada badan

hukum.

2) Pemakai

Sesuai dengan bunyi Penjelasan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang

nekankan konsumen adalah

konsumen akhir (ultimate consumer)

digunakan dalam rumusan ketentuan tersebut, sekaligus menunjukkan

barang dan/atau jasa yang dipakai tidak serta merta hasil dari transaksi jual

beli. Artinya, sebagai konsumen tidak selalu harus memberikan

prestasinya dengan cara membayar uang untuk memperoleh barang

dan/atau jasa itu.

3) Barang dan/atau Jasa

Berkaitan dengan istilah barang dan/atau jasa, sebagai pengganti

terminologi tersebut digunakan kata produk. Saat ini produk sudah

berkonotasi barang atau jasa. Undang-Undang Perlindungan Konsumen

Nomor 9 tahun 1999 mengartikan barang sebagai setiap benda baik

Page 32: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak,

baik dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk

diperdagangkan, dipakai, dipergunakaan, atau dimanfaatkan oleh

konsumen. Sementara itu, jasa diartikan sebagai setiap layanan yang

berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk

dimanfaatkan oleh konsumen.

4) Yang Tersedia dalam Masyarakat

Barang dan/atau jasa yang ditawarkan kepada masyarakat sudah harus

tersedia dipasaran. Dalam perdagangan yang makin kompleks dewasa ini,

syarat itu tidak mutlak lagi dituntut oleh masyarakat konsumen.

5) Bagi Kepentingan diri Sendiri, Keluarga, Orang Lain, Makhluk Hidup lain

Transaksi konsumen ditujukan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga,

orang lain, dan makhluk hidup lain. Unsur yang diletakkan dalam definisi

itu mencoba untuk memperluas pengertian kepentingan. Kepentingan ini

tidak sekedar untuk diri sendiri dan keluarga, tetapi juga barang dan/atau

jasa itu diperuntukkan bagi orang lain (diluar diri sendiri dan

keluarganya), bahkan untuk makhluk hidup lain seperti hewan dan

tumbuhan.

6) Barang dan/atau Jasa itu tidak untuk Diperdagangkan

Pengertian konsumen dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen ini

dipertegas, yakni hanya konsumen akhir. Batasan itu sudah biasa dipakai

dalam peraturan perlindungan konsumen diberbagai negara. Secara teoritis

hal demikian terasa cukup baik untuk mempersempit ruang lingkup

pengertian konsumen, walaupun dalam kenyataannya sulit menetapkan

batasan-batasan seperti itu.

Jadi konsumen adalah setiap orang yang menggunakan barang

dan/atau jasa untuk kebutuhan diri sendiri, keluarga, orang lain, atau makhluk

hidup lain dan tidak untuk memproduksi barang dan/atau jasa tersebut atau

tidak untuk memperdagangkan kembali.

Page 33: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b. Hak dan Kewajiban Konsumen

1) Hak Konsumen

Istilah perlindungan konsumen berkaitan dengan perlindungan

hukum. Oleh karena itu, perlindungan konsumen mengandung aspek

hukum. Adapun materi yang mendapatkan perlindungan itu bukan sekedar

fisik, melainkan hak yang bersifat abstrak. Dengan kata lain, perlindungan

konsumen sesungguhnya identik dengan perlindungan yang diberikan

hukum tentang hak-hak konsumen.

Hak-hak dasar konsumen pertama kali dikemukakan oleh Presiden

Amerika serikat J.F. Kennedy didepan kongres pada tanggal 15 maret 1962,

yaitu :

a) Hak memperoleh keamanan;

b) Hak memilih;

c) Hak mendapat informasi;

d) Hak untuk didengar.

(Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, 2004: 38)

Empat hak dasar tersebut diakui secara internasional, dalam

perkembangannya organisasi-organisasi konsumen yang tergabung dalam

The International Organization of Consumer Union (IOCU) menambahkan

lagi beberapa hak hak mendapatkan pendidikan konsumen, hak

mendapatkan ganti kerugian, dan hak mendapatkan lingkungan hidup yang

31)

Disamping itu, Masyarakat Eropa (Europese Ekonomische

Gemeenschap atau EEG) juga telah menyepakati lima hak dasar konsumen,

yaitu :

a) Hak perlindungan kesehatan dan keamanan (recht op bescherming van zijn gezendheid en veiligheid);

b) Hak perlindungan kepentingan ekonomi (recht op bescherming van zijn economische belangen);

c) Hak mendapat ganti rugi (recht op schadevergoeding); d) Hak atas penerangan (recht op voorlichting en vorming); e) Hak untuk didengar (recht om te worden gehord). (Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, 2004: 39)

Page 34: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Dengan demikian, secara keseluruhan pada dasarnya dikenal

sepuluh macam hak konsumen. Menurut Ahmadi Miru (2011: 104) hak

tersebut adalah :

Hak atas keamanan dan keselamatan, hak untuk memperoleh informasi, hak untuk memilih, hak untuk didengar, hak untuk memperoleh kebutuhan hidup, hak untuk memperoleh ganti kerugian, hak untuk memperoleh pendidikan konsumen, hak memperoleh lingkungan yang bersih dan sehat, hak untuk mendapatkan barang sesuai dengan nilai tukar yang diberikannya, dan hak untuk mendapatkan upaya penyelesaian hukum yang patut.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Hak Atas Keamanan dan Keselamatan

Dimaksudkan untuk menjamin keamanan dan keselamatan konsumen

dalam penggunaan barang atau jasa yang diperolehnya, sehingga

konsumen dapat terhindar dari kerugian baik secara fisik maupun psikis

apabila mengkonsumsi suatu produk.

b) Hak Untuk Memperoleh Informasi

Hak atas informasi yang jelas dan benar dimaksudkan agar konsumen

dapat memperoleh gambaran yang benar tentang suatu produk, karena

dengan informasi tersebut konsumen dapat memilih produk yang

diinginkan atau sesuai dengan kebutuhannya serta terhindar dari

kerugian akibat kesalahan dalam penggunaan produk. Informasi yang

merupakan hak konsumen tersebut diantaranya adalah mengenai

manfaat atau kegunaan produk, tanggal kadaluwarsa, serta identitas dari

produsen produk tersebut. Informasi tersebut dapat disampaikan secara

lisan maupun tertulis, baik yang dilakukan dengan mencantumkan pada

label yang melekat pada produk, maupun melalui iklan-iklan yang

disampaikan oleh produsen, baik melalui media cetak maupun

elektronik.

c) Hak Untuk Memilih

Dimaksudkan untuk memberikan kebebasan kepada konsumen untuk

memilih produk-produk tertentu sesuai dengan kebutuhannya tanpa ada

tekanan dari pihak luar. Berdasarkan hak untuk memilih ini pula

Page 35: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

konsumen berhak untuk memutuskan untuk membeli atau tidak

terhadap suatu produk, demikian pula keputusan untuk memilih baik

kualitas maupun kuantitas jenis produk yang dipilihnya.

d) Hak Untuk Didengar

Hak ini dapat berupa pertanyaan tentang hal yang berkaitan dengan

produk-produk tertentu apabila informasi yang diperoleh tentang

produk tersebut kurang memadai, ataukah berupa pengaduan atas

adanya kerugian yang telah dialami akibat penggunaan suatu produk,

atau yang berupa pernyataan atau pendapat tentang suatu kebijakan

pemerintah yang berkaitan dengan kepentingan konsumen.

e) Hak Untuk Memperoleh Kebutuhan Hidup

Hak ini merupakan hak yang sangat mendasar, karena menyangkut hak

untuk hidup. Dengan demikian, setiap orang (konsumen) berhak untuk

memperoleh terutama kebutuhan dasar (barang dan jasa) untuk

mempertahankan hidupnya (secara layak).

f) Hak Untuk Memperoleh Ganti Kerugian

Hak atas ganti kerugian ini dimaksudkan untuk memulihkan keadaan

yang telah menjadi rusak (tidak seimbang) akibat adanya penggunaan

barang atau jasa yang tidak memenuhi harapan konsumen. Hal ini

sangat terkait dengan penggunaan produk yang telah merugikan

konsumen, baik yang berupa kerugian materi, maupun kerugian yang

menyangkut diri (sakit, cacat, bahkan kematian). Untuk merealisasikan

hak ini tentu saja harus melalui prosedur tertentu, baik diselesaikan

secara damai (diluar pengadilan) maupun yang diselesaikan melalui

pengadilan.

g) Hak Untuk Memperoleh Pendidikan Konsumen

Hak untuk memperoleh pendidikan konsumen dimaksudkan agar

konsumen memperoleh pengetahuan maupun keterampilan yang

diperlukan agar dapat terhindar dari kerugian akibat penggunaan

produk, karena dengan pendidikan konsumen tersebut, konsumen akan

Page 36: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

menjadi lebih kritis dan teliti dalam memilih suatu produk yang

dibutuhkan.

h) Hak Memperoleh Lingkungan yang Bersih dan Sehat

Hak atas lingkungan yang bersih dan sehat ini sangat penting bagi

setiap orang. Hak untuk memperoleh lingkungan bersih dan sehat serta

hak untuk memperoleh informasi tentang lingkungan ini diatur dalam

Pasal 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 yang sekarang berlaku

adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

i) Hak untuk Mendapatkan Barang Sesuai dengan Nilai Tukar yang

Diberikannya

Hak ini dimaksudkan untuk melindungi konsumen dari kerugian akibat

permainan harga secara tidak wajar. Dalam keadaan tertentu konsumen

dapat saja membayar harga suatu barang yang jauh lebih tinggi

daripada kegunaan atau kualitas dan kuantitas barang atau jasa yang

diperolehnya.

j) Hak untuk Mendapatkan Upaya Penyelesaian Hukum yang Patut

Hak ini tentu saja dimaksudkan untuk memulihkan keadaan konsumen

yang telah dirugikan akibat penggunaan produk dengan melalui jalur

hukum.

Sepuluh hak konsumen diatas yang merupakan himpunan dari

berbagai pendapat hampir semuanya sama dengan hak-hak konsumen

sebagaimana tertuang dalam Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan

Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 adalah sebagai berikut :

1) Hak atas kenyamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

2) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

3) Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

4) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;

Page 37: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

5) Hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

6) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; 7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif; 8) Hak untuk mendapatkan kompensasi ganti rugi dan/atau

penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana semestinya;

9) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Bagaimanapun rumusan hak-hak konsumen diatas baik dari

pendapat para ahli maupun yang terdapat didalam Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen maka dapat disimpulkan

bahwa secara garis besar ada beberapa prinsip atau tujuan yang ingin

dicapai yaitu hak yang dimaksudkan untuk mencegah konsumen dari

kerugian atau kecurangan yang dilakukan oleh pelaku usaha, hak untuk

memperoleh barang dan/atau jasa dengan harga yang wajar dan hak untuk

memperoleh penyelesaian konsumen secara patut terhadap masalah yang

dihadapi oleh konsumen.

2) Kewajiban Konsumen

Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa kewajiban konsumen antara

lain adalah :

1) Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;

2) Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;

3) Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati; 4) Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut.

c. Hak Konsumen Merupakan Hak Warga Negara

Dasar hukum dari perlindungan warga negara secara umum dan secara

khusus terhadap konsumen sebenarnya dapat dilihat pada Pembukaan UUD

1945 yang menyatakan bahwa: "Negara melindungi segenap bangsa Indonesia

Page 38: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa" adalah komitmen moral yang

berdimensi kemanusiaan. Komitmen moral ini harus dijabarkan lebih luas oleh

pemerintah untuk memenuhi tuntutan perlindungan hak setiap warga negara

dalam berbagai aspek kehidupan. Sekali lagi, bukan hanya perlindungan dan

penegakan hak dalam lingkup hak-hak di bidang politik dan keamanan secara

sempit. Sebagaimana dinyatakan di atas salah satu aspek yang hingga kini

belum tersentuh secara memadai oleh perlindungan dan penegakan hak adalah

aspek pembangunan di bidang ekonomi, baik secara luas maupun secara

khusus di bidang konsumen.

Pembangunan ekonomi mencakup berbagai sektor pembangunan yang

saling terkait. Salah satu bentuk keterkaitan tersebut, pembangunan di bidang

ekonomi sangat berkaitan dengan persoalan hak. Bila kita mengkhususkan lagi,

maka dimensi ekonomi yang masih kurang tersentuh selama ini baik dalam

kajian teoritis apalagi dalam praktik adalah perlindungan konsumen dari

perspektif hak.

Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kegiatan ekonomi

merupakan kegiatan manusia yang bersifat asasi, yakni menyangkut

pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat mendasar bagi manusia. Dalam

kaitan ini, konsumen adalah manusia yang mengonsumsi barang dan jasa.

Dengan demikian bila soal pemenuhan kebutuhan pangan dan sandang

manusia menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan

manusia, maka tepatlah bila kita katakan bahwa perlindungan konsumen adalah

bagian dari hak asasi manusia. Pengabaian terhadap perlindungan konsumen

dengan sendirinya bermakna pelanggaran terhadap hak asasi manusia, baik

dalam tataran masyarakat secara keseluruhan maupun manusia secara individu.

(Ahkam Jayadi, 2008: http.//gerakankonsumen.blogspot.com)

Sinai Deuth (1994) menyatakan,

.

Artinya, Menurut beberapa pengujian substantif atas hak asasi manusia, hak-

hak konsumen dapat diakui sebagai hak asasi manusia. Sedangkan Menurut

Page 39: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Shaoping Gan (2008) Consumers are not God, but ordinary citizens who

Artinya, Konsumen

bukan Tuhan, tetapi warga negara biasa yang memiliki hak asasi manusia dan

berhak oleh hukum untuk pilihan bebas.

Abdul Halim Barkatullah dalam jurnal hukum No. 2 Vol 14 April

-hak Konsumen dalam

Transaksi E- menyatakan bahwa, ak-hak konsumen dalam

Undang-Undang Perlindungan Konsumen merupakan penjabaran dari pasal-

pasal yang bercirikan negara kesejahteraan, yaitu Pasal 27 ayat (2) dan Pasal

33 Undang-U

Disamping Undang-Undang Perlindungan konsumen, berbagai

peraturan perundang-undangan yang berlaku yang memuat kaidah yang

menyangkut hubungan dan masalah konsumen sekalipun peraturan perundang-

undangan tersebut tidak khusus diterbitkan untuk konsumen, setidak-tidaknya

dapat diartikan dasar bagi perlindungan konsumen. Susanti Adi Nugroho (2011

: 69) menyatakan bahwa peraturan tersebut adalah :

1) untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indone

2) Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945, menyatakan bahwa, -tiap warga negara berhak atas penghidupan yang layak bagi

Celina Tri Siwi Kristiyanti (2008

hukum lainnya terdapat pada ketentuan yang termuat dalam Pasal 27 ayat (2)

Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Ketentuan tersebut berbunyi :

Tiap-tiap warga negara berhak atas penghidupan yang layak bagi

Sesungguhnya apabila kehidupan seorang terganggu atau

diganggu oleh pihak lain, maka alat negara akan turun tangan, baik diminta

atau tidak, untuk melindungi dan atau mencegah terjadinya gangguan tersebut.

Penghidupan yang layak bagi kemanusiaan merupakan hak dasar bagi warga

negara dan hak semua orang yang merupakan hak dasar secara menyeluruh.

Page 40: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa meskipun secara

langsung didalam Undang-Undang Dasar 1945 tidak menyebut istilah

konsumen tetapi secara tidak langsung pelindungan konsumen didalam

Undang-Undang Dasar 1945 tersebut telah diatur didalam pembukaan maupun

didalam pasal-pasalnya.

d. Pelanggaran Hak Konsumen

Pelanggaran hak-hak konsumen di Indonesia merupakan suatu hal

yang sering di jumpai sehari-hari. Beberapa sebab terjadinya pelanggaran hak

konsumen adalah kelemahan konsumen. Posisi konsumen sebagai pihak yang

lemah juga diakui secara internasional seperti yang dinyatakan oleh Susanti

Adi Nugroho (2011: 2) sebagaimana tercermin dalam Resolusi Majelis Umum

PBB, No. A/RES/39/258 tahun 1985 tentang Guidelines for Consumer

Protection, yang menyatakan bahwa :

Taking into account the interets and needs of consumer in all countries, particulary those in developing countries, recognized that consumers often face imbalances in economics terms, educational levels, and barganing power, and bearing in mind that consumers should have the right of acces to non-bazard-ous products, as well as the right of access to promote just, equitable and sustinable economic and social development.

Artinya : Dengan mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan

konsumen di semua negara, khususnya di negara-negara berkembang, diakui

bahwa konsumen sering menghadapi ketidakseimbangan dalam hal ekonomi,

tingkat pendidikan, dan daya tawar, dan mengingat bahwa konsumen harus

memiliki hak akses ke produk yang tidak berbahaya, serta hak atas akses untuk

mempromosikan adil, pembangunan ekonomi dan sosial yang adil dan

berkelanjutan.

Sedangkan menurut Ahmadi Miru (2011: 2) menyatakan bahwa,

aktor yang mempengaruhi kelemahan konsumen sehingga banyak

menimbulkan pelanggaran terhadap konsumen adalah konsumen kurang

kritis Pelanggaran yang dilami konsumen selama ini banyak disebabkan

karena konsumen kurang kritis terhadap barang atau jasa yang ditawarkan,

Page 41: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

sehingga kerugian yang dialami konsumen tidak hanya kerugian secara

finansial saja, akan tetapi juga dapat merugikan kesehatan atau keselamatan

hidup konsumen itu sendiri. Hal itu akan semakin diperparah dengan barang

atau jasa yang beredar dalam masyarakat tidak menggunakan merk secara

teratur, terutama jika terjadi pemalsuan-pemalsuan merk tertentu yang

memungkinkan suatu merk dipergunakan pada beberapa barang yang sejenis

tetapi dengan kualitas yang berbeda, sehingga diantara barang-barang tersebut

mungkin akan mengakibatkan kerugian pada konsumen yang kurang kritis.

Sedangkan menurut Abdul Halim Barkatullah (2009: 19) menyatakan

bahwa secara umum posisi konsumen berada didalam posisi tawar yang lemah,

yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah sebagai berikut :

1) Dalam masyarakat modern, pelaku usaha menawarkan berbagai jenis produk baru hasil kemajuan teknologi dan manajemen.

2) Terdapat perubahan-perubahan mendasar dalam pasar konsumen, dimana konsumen sering tidak memiliki posisi tawar untuk melakukan evaluasi yang memadai terhadap produk barang dan jasa yang diterimanya. Konsumen hampir-hampir tidak dapat memahami sepenuhnya penggunaan produk-produk canggih.

3) Metode periklanan modern melakukan disinformasi kepada konsumen daripada memberikan informasi secara obyektif.

4) Pada dasarnya kedudukan konsumen ada didalam posisi yang lemah, karena kesulitan dalam memperoleh informasi yang memadai.

e. Teori Sistem Hukum Lawrence Meir Friedman

Menurut Lawrence Meir Friedman berhasil atau tidaknya Penegakan

Substansi Hukum, Struktur Hukum/Pranata Hukum

dan Budaya Hukum . (Ashibly, 2001: http://ashibly.blogspot.com)

Dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Substansi Hukum

Dalam teori Lawrence Meir Friedman hal ini disebut sebagai sistem

Substansial yang menentukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan.

Substansi juga berarti produk yang dihasilkan oleh orang yang berada dalam

sistem hukum yang mencakup keputusan yang mereka keluarkan, aturan

baru yang mereka susun. Substansi juga mencakup hukum yang hidup

(living law), bukan hanya aturan yang ada dalam kitab undang-undang (law

Page 42: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

books). Sebagai negara yang masih menganut sistem Cicil Law Sistem atau

sistem Eropa Kontinental (meski sebagaian peraturan perundang-undangan

juga telah menganut Common Law Sistem atau Anglo Sexon) dikatakan

hukum adalah peraturan-peraturan yang tertulis sedangkan peraturan-

peraturan yang tidak tertulis bukan dinyatakan hukum. Sistem ini

mempengaruhi sistem hukum di Indonesia. Salah satu pengaruhnya adalah

adanya asas Legalitas dalam KUHP. Dalam Pasal 1 KUHP ditentukan

tidak ada suatu perbuatan pidana yang dapat di hukum jika tidak ada

aturan yang mengaturnya

dikenakan sanksi hukum apabila perbuatan tersebut telah mendapatkan

pengaturannya dalam peraturan perundang-undangan.

2) Struktur Hukum atau Pranata Hukum

Dalam teori Lawrence Meir Friedman hal ini disebut sebagai sistem

Struktural yang menentukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan

dengan baik. Struktur hukum berdasarkan UU No. 8 Tahun 1981 meliputi;

mulai dari Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan dan Badan Pelaksana Pidana

(Lapas). Kewenangan lembaga penegak hukum dijamin oleh undang-

undang. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh-pengaruh lain.

Terdapat adagium yang menyatakan

(meskipun dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan). Hukum tidak dapat

berjalan atau tegak bila tidak ada aparat penegak hukum yang kredibilitas,

kompeten dan independen. Seberapa bagusnya suatu peraturan perundang-

undangan bila tidak didukung dengan aparat penegak hukum yang baik

maka keadilan hanya angan-angan.

Lemahnya mentalitas aparat penegak hukum mengakibatkan penegakkan

hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya. Banyak faktor yang

mempengaruhi lemahnya mentalitas aparat penegak hukum diantaranya

lemahnya pemahaman agama, ekonomi, proses rekruitmen yang tidak

transparan dan lain sebagainya. Sehingga dapat dipertegas bahwa faktor

penegak hukum memainkan peran penting dalam memfingsikan hukum.

Page 43: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas penegak hukum rendah maka

akan ada masalah. Demikian juga, apabila peraturannya buruk sedangkan

kualitas penegak hukum baik, kemungkinan munculnya masalah masih

terbuka.

3) Budaya Hukum

Kultur hukum menurut Lawrence Meir Friedman adalah sikap manusia

terhadap hukum dan sistem hukum-kepercayaan, nilai, pemikiran, serta

harapannya. Kultur hukum adalah suasana pemikiran sosial dan kekuatan

sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari, atau

disalahgunakan. Budaya hukum erat kaitannya dengan kesadaran hukum

masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan

tercipta budaya hukum yang baik dan dapat merubah pola pikir masyarakat

mengenai hukum selama ini. Secara sederhana, tingkat kepatuhan

masyarakat terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya

hukum.

Baik substansi hukum, struktur hukum maupun budaya hukum saling

keterkaitan antara satu dengan yang lain dan tidak dapat dipisahkan. Dalam

pelaksanaannya diantara ketiganya harus tercipta hubungan yang saling

mendukung agar tercipta pola hidup aman, tertib, tentram dan damai.

3. Tinjauan Umum Pelaku Usaha

a. Pengertian Pelaku Usaha

Dalam menjalankan kegiatan ekonomi atau kegiatan perdagangan,

konsumen tidak dapat dipisahkan dengan pelaku usaha. Menurut Pasal 1 angka

3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

menyatakan bahwa :

Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun besama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Page 44: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Istilah pelaku usaha yang dimaksudkan dalam Pasal 1 angka 3 diatas

meliputi berbagai bentuk atau jenis usaha, maka sebaiknya ditentukan urutan-

urutan yang seharusnya digugat oleh konsumen manakala dirugikan oleh

pelaku usaha. Menurut Ahmadi Miru (2011: 23), urutan tersebut adalah sebagai

berikut :

1) yang pertama digugat adalah pelaku usaha yang membuat produk tersebut jika berdomisili didalam negeri dan berdomisilinya diketahui oleh konsumen yang dirugikan;

2) apabila produk yang merugikan konsumen tersebut diproduksi diluar negeri, maka yang digugat adalah impotirnya, karena UUPK tidak mencakup pelaku usaha diluar negeri; dan

3) apabila produsen maupun importir dari suatu produk tidak diketahui, maka yang digugat adalah penjual dari siapa konsumen membeli barang tersebut. Urutan-urutan diatas tentu saja hanya diberlakukan jika suatu produk

mengalami cacat pada saat diproduksi, karena kemungkinan barang mengalami

kecacatan pada saat sudah berada diluar kontrol atau diluar kesalahan produsen

yang membuat barang tersebut.

b. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha

1) Hak Pelaku Usaha

Pelaku usaha juga mempunyai hak-hak yang harus dilindungi

seperti halnya konsumen. Hak-hak pelaku usaha menurut Pasal 6 Undang-

Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 adalah :

a) hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

b) hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik;

c) hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya didalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;

d) hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

e) hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan lainnya.

Page 45: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2) Kewajiban Pelaku Usaha

Selain hak-hak diatas pelaku usaha juga mempunyai kewajiban

yang harus dipenuhi kepada konsumen. Kewajiban pelaku usaha yang

termuat dalam Pasal 7 Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8

Tahun 1999 adalah :

a) beritikad baik dalam melakukan usahanya; b) memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai

kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan;

c) memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur dan tidak diskriminatif;

d) menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;

e) memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

f) memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

g) memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

4. Penyelesaian Sengketa Konsumen

a. Pengertian Sengketa Konsumen

A. Z. Nasution dalam Susanti Adi Nugroho (2011: 95) menyatakan

ku

usaha (baik dalam hukum publik atau hukum privat) tentang produk barang

tertentu yang dikonsumsi konsumen, dan atau jasa yang ditawarkan

sengketa berkenaan dengan

pelanggaran hak-hak konsumen, yang ruang lingkupnya mencakup semua

Peraturan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Surakarta

No : 034/PER/II/IX/2011/BPSK.Ska tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa

Page 46: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Konsumen Pasal I yang dimaksud dengan Sengketa Konsumen yaitu,

kerusakan, pencemaran dan/atau yang menderita kerugian akibat

mengko

Jadi sengketa konsumen adalah sengketa yang terjadi antara

konsumen dan pelaku usaha yang berkenaan dengan pelanggaran hak-hak

konsumen yang berkaitan dengan produk barang tertentu yang dikonsumsi

konsumen, dan atau jasa yang ditawarkan produsen/pelaku usaha yang ruang

lingkupnya mencakup semua hukum, baik keperdataan, pidana, maupun dalam

lingkup administrasi negara.

b. Penyelesaian Sengketa Konsumen

Pasal 45 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan konsumen menyebutkan bahwa :

1) Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada dilingkungan peradilan umum.

2) Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.

3) Penyelesaian sengketa diluar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat2 tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam undang-undang.

4) Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen diluar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanyaa dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh pihak yang bersengketa. Secara umum penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh

melalui 2 cara, yaitu melalui proses litigasi maupun dengan proses non litigasi

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Penyelesaian sengketa konsumen melalui proses litigasi

Page 47: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Dalam penyelesaian kasus perdata di Pengadilan Negeri, pihak konsumen

yang diberikan hak mengajukan gugatan menurut Pasal 46 Undang-Undang

Perlindungan Konsumen Nomor 8 tahun 1999 adalah :

a) Seorang konsumen yang dirugikan atau ahli waris yang bersangkutan;

b) Sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama;

c) Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat, yaitu berbentuk badan hukum atau yayasan, yang dalam anggaran dasarnya menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan didirikannya organisasi itu adalah untuk kepentingan perlindungan konsumen dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasarnya;

d) Pemerintah dan/atau instansi terkait jika barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau dimanfaatkan mengakibatkan keruian materi yang besar dan/atau korban yang tidak sedikit.

Pada umunya proses penyelesaian sengketa melalui litigasi kurang disukai

oleh konsumen, Susanti Adi Nugroho (2011: 127) menyebutkan beberapa

alasan, antara lain adalah :

a) Penyelesaian sengketa melalui litigasi pada umunya lambat. Proses

pemeriksaan bersifat sangat formal dan teknis. Sifat formal dan teknis

pada lembaga peradilan sering mengakibatkan penyelesaian sengketa

yang berlarut-larut, sehingga membutuhkan waktu yang lama. Apalagi

dalam sengketa bisnis, dituntut suatu penyelesaian sengketa yang cepat

dan biaya yang murah.

b) Para pihak menganggap bahwa biaya perkara sangat mahal, apalagi

dikaitkan dengan lamanya penyelesaian sengketa. Semakin lama

penyelesaian suatu perkara akan semakin besar biaya yang

dikeluarkan. Orang yang berperkara dipengadilan harus mengerahkan

segala sumber daya, waktu dan pikiran.

c) Pengadilan sering dianggap kurang tanggap dan kurang responsif

dalam menyelesaikan perkara. Hal itu disebabkan karena pengadilan

dianggap kurang tanggap membela dan melindungi kepentingan serta

kebutuhan para pihak yang berperkara dan masyarakat menganggap

pengadilan sering berlaku secara tidak adil.

Page 48: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

d) Sering putusan pengadilan tidak dapat menyelesaikan masalah dan

memuaskan para pihak. Hal itu disebabkan karena dalam suatu putusan

ada pihak yang merasa menang dan kalah tersebut tidak akan

memberikan kedamaian pada salah satu pihak, melainkan akan

menumbuhan bibit dendam, permusuhan dan kebencian.

e) Kemampuan hakim yang bersikap generalis, para hakim dianggap

hanya memiliki pengetahuan yang sangat terbatas, hanya pengetahuan

dibidang hukum saja, sehingga akan sulit menyelesaikan sengketa atau

perkara yang mengandung kompleksitas diberbagai bidang.

2) Penyelesaian sengketa konsumen melalui proses non litigasi

Dengan maraknya kegiatan bisnis tidak mungkin dihindari terjadinya

sengketa antara para pihak yang terlbat, dimana penyelesaiannya dilakukan

melalui proses peradilan (litigasi). Proses ini membutuhkan waktu yang

lama, namun alasan yang sering mengemuka dipilihnya penyelesaian

alternatif karena ingin memangkas birokrasi perkara, biaya, dan waktu

sehingga relatif lebih cepat dengan biaya yang relatif lebih murah, lebih

dapat menjaga harmoni sosial dengan mengembangkan budaya

musyawarah. Melalui proses non litigasi diharapkan tidak terjadi prinsip

lose-win tetapi win-win. Faktor penting yang berkaitan dengan pelaksanaan

sengketa diluar pengadilan juga mempunyai kadar yang berbeda-beda.

Menurut Susanti Adi Nugroho (2011: 100) kadar tersebut adalah :

a) Apakah partisipasi dalam penyelesaian sengketa diluar pengadilan wajib dilakukan oleh para pihak atau yang bersifat sukarela;

b) Apakah putusan ddibuat para pihak sendiri atau pihak ketiga; c) Apakah prosedur yang digunakan bersifat formal atau tidak

formal; d) Apakah para pihak dapat diwakili oleh pengacaranya atau para

pihak sendiri yang tampil; e) Apakah dasar untuk menjatuhkan putusan adalah aturan hukum

atau ada kriteria lain; f) Apakah putusan dapat dieksekusi secara hukum atau tidak.

Selanjutnya Susanti Adi Nugroho (2011: 101) juga menyatakan bahwa

tidak semua model penyelesaian sengketa diluar pengadilan baik untuk

Page 49: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

para pihak yang bersengketa. Suatu penyelesaian sengketa alternatif yang

baik setidak-tidaknya haruslah memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :

a) Haruslah efisien dari segi waktu; b) Haruslah hemat biaya; c) Haruslah dapat diakses oleh para pihak, misalnya tempatnya

jangan terlalu jauh; d) Haruslah melindungi hak-hak dari para pihak yang bersengketa; e) Haruslah dapat menghasilkan putusan yang adil dan jujur; f) Badan atau orang yang menyelesaikan sengketa haruslah

terpercaya dimasyarakat dan para pihak yang bersengketa; g) Putusannya harus final dan mengikat; h) Putusannya haruslah dapat bahkan mudah dieksekusi; i) Putusannya haruslah sesuai dengan perasaan keadilan dari

komunitas dimanapenyelesaian sengketa dilaksanakan.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

membentuk suatu lembaga baru dalam hukum perlindungan konsumen

sebagai alternatif penyelesaian sengketa konsumen secara non litigasi atau

diluar pengadilan, badan tersebut disebut dengan Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen sebenarnya

dibentuk untuk menyelesaikan kasus-kasus sengketa konsumen yang

berskala kecil dan sederhana. Keberadaan Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen dapat menjadi bagian dari pemerataan keadilan, terutama bagi

konsumen yang merasa dirugikan oleh pelaku usaha atau produsen,

biasanya nominalnya kecil sehingga tidak mungkin mengajukan

sengketanya dipengadilan karena tidak sebanding antara biaya perkara

dengan besarnya kerugian yang akan dituntut. Pembentukan Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen sendiri pada dasarnya adanya

kecenderungan masyarakat yang segan untuk beracaradi pengadilan karena

posisi konsumen yang secara sosial dan finansial tidak seimbang dengan

pelaku usaha. Keberadaan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

diharapkan akan mengurangi beban tumpukan perkara di pengadilan.

(Susanti Adi Nugroho, 2011: 75)

Page 50: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

5. Tinjauan Umum Peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

a. Pengertian Peran

Menurut Soejono Soekanto (1990: 268

aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka dia menj

Sedangkan W. J. S Poerwadarminta (1987: 735)

sesuatu yang jadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama (dalam

terjadinya suatu h

Jadi yang dimaksud dengan peran adalah sesuatu yang menjadi bagian

penting yang merupakan aspek dinamis untuk memenuhi hak dan kewajian.

b. Pengertian Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

badan yang bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelaku

.

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor :

13/M-DAG/PER/3/2010 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota

Badan Penyelesaian Konsumen dan Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa

Kon

Sengketa Konsumen yang selanjutnya disingkat BPSK adalah badan yang

bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan

Menurut Celina Tri Siwi Kristiyanti (2008: 126) menyatakan bahwa

(small claim court) yang sangat

diharapkan dapat menjawab tuntutan masyarakat agar proses berperkara

Dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Cepat

Waktu penyelesaian yang diperlukan oleh Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen untuk menyelesaikan sengketa konsumen relatif cepat, yakni

selambat-lambatnya dalam waktu 21 hari kerja sejak diterimanya pengaduan

Page 51: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

atau gugatan dengan lengkap dan benar sudah terbit putusan Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen.

2) Sederhana

Berbeda dengan di Pengadilan Negeri, yang dalam proses penyelesaian

sengketa mengenai adanya gugatan atau intervensi jawaban, replik, duplik,

kesimpulan dan lainnya. Maka Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

cukup sederhana yaitu konsumen menyampaikan pengaduannya, pelaku

usaha menyampaikan jawabannya, selanjutnya majelis Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen dengan cara damai, musyawarah, kekeluargaan dalam

rangka memperoleh putusan yang bersifat win-win solution.

3) Mudah

Penyelesaian sengketa konsumen di Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen tidak dipungut biaya, baik kepada konsumen maupun kepada

pelaku usaha (biaya administrasi berupa surat panggilan, pengetikan, dan

lainnya).

Jadi Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah badan yang

bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan

konsumen yang diharapkan dapat menyelesaikan perkara secara cepat,

sederhana, dan murah.

c. Syarat Anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Menurut Pasal 49 angka 2 Undang-Undang Pelindungan Konsumen

Nomor 8 Tahun 1999 untuk dapat diangkat menjadi anggota Badan

Penyelesaian sengketa Konsumen, seseorang harus memenuhi syarat sebagai

berikut :

1) warga negara Republik Indonesia; 2) berbadan sehat; 3) berkelakuan baik; 4) tidak pernah dihukum karena kejahatan; 5) memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidang perlindungan

konsumen; 6) berusia sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun.

Page 52: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Selain persyaratan umum, untuk menjadi anggota Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen juga ada syarat khusus seperti yang terdapat pada Pasal 7

ayat 2 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 13/M-

DAG/PER/3/2010 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Badan

Penyelesaian Konsumen dan Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen, yaitu :

1) diutamakan bertempat tinggal diwilayah kabupaten/kota setempat untuk Provinsi DKI Jakarta bertempat tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;

2) diutamakan berpendidikan paling rendah strata 1 (S1) dari lembaga pendidikan yang terakreditasi;

3) calon yang berasal dari unsur pemerintah berpangkat paling rendah Penata/golongan III/c dan diutamakan yang tidak menjabat dalam jabatan struktural; dan

4) calon yang berasal dari unsur konsumen dan pelaku usaha tidak sedang menjadi pengurus salah satu partai politik.

Pasal 8 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor :

13/M-DAG/PER/3/2010 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dan Sekretariat Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen mengatur bahwa calon anggota Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen untuk setiap unsur harus melengkapi dokumen sebagai

berikut :

1) daftar riwayat hidup; 2) fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan menunjukkan

aslinya; 3) fotokopi ijasah pendidikan terakhir yang telah dilegalisir oleh

pejabat yang berwenang; 4) surat keterangan kesehatan dari dokter rumah sakit atau puskesmas; 5) surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari kepolisian

setempat; 6) fotokopi keputusan kenaikan pangkat terakhir bagi calon yang

berasal dari unsur pemerintah; 7) fotokopi Tanda Daftar Lembaga Perlindungan Konsumen (TDLPK)

bagi calon anggota BPSK yang berasal dari unsur konsumen yang mewakili LPKSM;

8) surat pernyataan bermaterai cukup bahwa berpengalaman dibidang perlindungan konsumen;

9) surat pernyataan bermaterai cukup bahwa tidak sedang menjadi pengurus partai politik;

Page 53: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

10) surat pengusulan calon anggota BPSK dari pimpinan lembaga/instansi yang diwakilinya; dan

11) pas foto terakhir ukuran 4X6 sebanyak 2 (dua) lembar.

d. Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Dalam melaksanakan fungsinya untuk menjamin dan menegakkan

hak-hak konsumen, Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen diberi tugas dan

wewenang. Menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 tahun

1999 Pasal 52 jo. SK. Memperindag Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tanggal 10

Desember 2001 tugas dan wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

adalah :

a. melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen, dengan cara melalui mediasi, atau arbritasi atau konsiliasi;

b. memberikan konsultasi perlindungan konsumen; c. melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku; d. melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran

ketentuan dalam undang-undang ini; e. menerima pengaduan, baik tertulis maupun tidak tertulis dari

konsumen tentang terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;

f. melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa perlindungan konsumen;

g. memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;

h. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan/atau setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap undang-undang ini;

i. meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap orang sebagaimnana dimaksud pada huruf g dan huruf h, yang tidak bersedia memenuhi panggilan badan penyelesaian sengketa konsumen;

j. mendapatkan, meneliti, dan/atau menilai surat, dokumen atau alat bukti lain guna penyelidikan dan/atau pemeriksaan;

k. memutuskan dan menetapkan ada atau tidaknya kerugian dipihak konsumen;

l. memberitahukan putusan kepada pelaku usaha pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;

m. menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini.

Page 54: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

e. Peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dalam

menyelenggarakan perlindungan konsumen di Indonesia merupakan ujung

tombak dilapangan untuk memberikan perlindungan terhadap hak konsumen

yang telah dirugikan.

Perlindungan yang diberikan oleh lembaga Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen tersebut kepada konsumen adalah melalui penyelesaian sengketa antara konsumen dan pelaku usaha dan juga berperan melakukan pengawasan terhadap setiap perjanjian atau dokumen yang mencantumkan klausula baku yang merugikan konsumen. (Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, 2010: 61)

Hal senada juga dinyatakan oleh Susanti Adi Nugroho (2011: 83),

bahwa ada dua peran strategis dari Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen,

yaitu :

1) BPSK berperan sebagai instrumen hukum penyelesaian sengketa diluar pengadilan (alternative dispute resolution), yaitu melaui konsiliasi, mediasi, dan arbitrase.

2) Melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku oleh pelaku usaha. Dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Penyelesaian sengketa diluar pengadilan (alternative dispute resolution),

yaitu melaui konsiliasi, mediasi, dan arbitrase.

Setiap konsumen yang merasa dirugikan oleh pelaku usaha dapat

mengadukan masalahnya ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen baik

secara langsung atau diwakili oleh ahli warisnya. Pengaduan yang

disampaikan oleh ahli warisnya dapat dilakukan apabila konsumen yang

bersangkutan dalam keadaan sakit, meninggal dunia, lanjut usia, belum

dewasa atau warga negara asing. Pengaduan tersebut dapat disampaikan

secara lisan atau tulisan kepada sekretariat di Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen di kota atau kabupaten tempat domisili konsumen atau di kota

atau kabupaten terdekat dengan domisili konsumen.

Dengan adanya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen maka

penyelesaian sengketa konsumen dapat dilakukan secara cepat, mudah, dan

Page 55: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

murah. Cepat karena dalam undang-undang menentukan dalam tenggang

waktu 21 hari kerja Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen wajib

memberikan putusannya. Mudah karena prosedur administratif dan proses

pengambilan keputusan yang sederhana. Murah terletak pada biaya perkara

yang terjangkau. Penyelesaian sengketa konsumen di Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen diselenggarakan semata-mata untuk mencapai

kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian dan/atau

mengenai tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulang kembali

kerugian yang diderita oleh konsumen. (Susanti Adi Nugroho, 2011: 100)

Proses penyelesaian sengketa konsumen di Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen untuk mendapatkan kesepakatan dari pelaku usaha

mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi serta tidak terjadinya kesalahan

yang sama maka didalam Pasal 45 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen dicantumkan bahwa :

a) Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha melalui peradilan yang berada dilingkungan peradilan umum.

b) Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.

c) Penyelesian sengketa diluar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam undang-undang.

d) Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa diluar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang bersengketa.

Celina Tri Siwi Kristayanti (2008: 199) mengutip Pasal 54 ayat 4

Jo. Pasal 26 sampai dengan Pasal 36 Surat Keputusan Menperindag Nomor

350/MPP/Kep/12/2001 menyatakan terdapat tiga cara persidangan di Badan

konsiliasi, Persidangan dengan cara mediasi, persidangan dengan cara

Page 56: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

a) Persidangan dengan cara konsiliasi

Inisiatif salah satu pihak atau para pihak yang membawa sengketa

konsumen ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen ditangani oleh

Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang bersikap pasif

dalam persidangan dengan cara konsiliasi. Sebagai perantara antara

pihak yang bersengketa, majelis Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen bertugas (Pasal 28 Surat Keputusan Menperidag No.

350/MPP/Kep/12/2001) :

(1) Memanggil konsumen dan pelaku usaha yang bersengketa;

(2) Memanggil saksi dan saksi ahli bila diperlukan;

(3) Menyediakan forum bagi konsumen dan pelaku usaha yang

bersengketa;

(4) Menjawab pertanyaan konsumen dan pelaku usaha, perihal

peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan konsumen.

Prinsip tata cara penyelesaian sengketa konsumen dengan cara

konsiliasi ada dua (Pasal 29 Surat Keputusan Menperindag No.

350/MPP/Kep/12/2001) :

(1) Proses penyelesaian sengketa konsumen menyangkut bentuk

maupun jumlah ganti rugi diserahkan sepenuhnya kepada para

pihak.

(2) Hasil musyawarah konsumen dan pelaku usaha dikeluarkan dalam

bentuk keputusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.

b) Persidangan dengan cara mediasi

Cara mediasi ditempuh atas inisiatif salah satu pihak atau para pihak,

sama halnya dengan cara konsiliasi. Keaktifan majelis Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen sebagai perantara dan penasehat

penyelesaian sengketa konsumen, dengan cara mediasi terlihat dari tugas

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, yaitu :

(1) Memanggil konsumen dan pelaku usaha yang bersengketa;

(2) Memanggil saksi dan saksi ahli bila diperlukan;

Page 57: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

(3) Menyediakan forum bagi konsumen dan pelaku usaha yang

bersengketa;

(4) Secara aktif mendamaikan konsumen dan pelaku usaha yang

bersengketa;

(5) Secara aktif memberikan saran atau anjuran penyelesaian sengketa

konsumen sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang

perlindungan konsumen.

Prinsip tata cara penyelesaian sengketa konsumen dengan cara mediasi

ada dua (Pasal 31 Surat Keputusan menperindag No.

350/MPP/Kep/12/2001) ;

(1) Proses penyelesaian sengketa konsumen menyangkut bentuk

maupun jumlah ganti rugi diserahkan sepenuhnya kepada para pihak,

sedangkan majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

bertindak aktif sebagai mediator dengan memberikan nasehat,

petunjuk, saran dan upaya-upaya lain dalam meyelesaikan sengketa.

(2) Hasil musyawarah konsumen dan pelaku usaha dikeluarkan dalam

bentuk keputusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.

c) Persidangan dengan cara arbitrase

Pada persidangan dengan cara ini para pihak menyerahkan sepenuhnya

kepada majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen untuk

memutuskan dan menyelesaikan sengketa konsumen yang terjadi. Proses

pemilihan majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dengan cara

arbitrase ditempuh melalui dua tahap (Pasal 32 Surat keputusan

Menperindag No. 350/MPP/Kep/12/2001) :

(1) Para pihak memilih arbitor dari anggota Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen yang berasal dari unsur pelaku usaha dan

konsumen sebagai anggota majelis Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen.

(2) Arbitor yang dipilih para pihak tersebut kemudian memilih arbitor

ketiga dari anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dari

unsur pemerintah sebagai Ketua Majelis Badan Penyelesaian

Page 58: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Sengketa Konsumen, jadi unsur pemerintah selalu dipilih untuk

menjadi ketua majelis.

2) Pengawasan terhadap Pencantuman Klausula Baku

Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor

8 Tahun 1999 yang dimaks Setiap aturan

atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan

terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam

suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh

Dalam hal ini Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen mempunyai peran

untuk mengawasi klausula baku yang dibuat oleh semua pelaku usaha,

termasuk klausula baku yang dikeluarkan oleh PT PLN (Persero), PT

Telkom (Persero), bank-bank milik pemerintah maupun swasta, perusahaan

leasing atau pembiayaan, dan lain-lain.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah acuan didalam melaksanakan penelitian,

kerangka berpikir berisi jawaban dari rumusan masalah berdasarkan kajian teori.

Sehingga dari kajian teori diatas dapat dibuat kerangka berpikir sebagai berikut :

Manusia didalam kehidupannya akan selalu berhadapan dengan apa yang

dinamakan kebutuhan, dalam memenuhi kebutuhan pasti setiap orang melakukan

suatu hubungan atau interaksi, produsen yang biasa dikenal dengan pelaku usaha

berusaha menyediakan barang dan/atau jasa guna mendapatkan keuntungan yang

semaksimal mungkin, konsumen selaku pengguna barang dan/atau jasa juga

membutuhkan kualitas yang baik dan pelayanan yang memuaskan dari para

pelaku usaha.

Banyaknya kelemahan dari pihak konsumen tidak jarang menimbulkan

suatu hal yang sangat merugikan pihak konsumen. Guna melindungi hak-hak

konsumen tersebut, sebagai implementasi dari Undang-Undang Nomor 8 tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen maka dibentuklah Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen yang diharapkan mampu memberikan perlindungan terhadap

Page 59: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

konsumen yang merasa hak-hak mereka dilanggar oleh pelaku usaha. Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah pengadilan khusus konsumen yang

diharapkan dapat menjawab tuntutan masyarakat agar proses pencari keadilan dari

konsumen yang dirugikan oleh pelaku usaha dapat berjalan secara cepat,

sederhana, dan murah. Diharapkan dengan kehadiran Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen dapat menjembatani perselisihan antara konsumen dan

pelaku usaha sehingga dapat memberikan keuntungan antara kedua belah pihak

tanpa merugikan satu dengan yang lainnya.

Berikut ini skema pemikiran untuk memudahkan dalam memahami

penelitian yang dikembangkan penulis secara sistematis :

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

BPSK

Pelaku Usaha Konsumen

Page 60: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang dijadikan obyek

untuk memperoleh data yang berguna untuk mendukung tercapainya tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta yang berada di Jalan Yosodipuro No.

164 Surakarta. Tempat ini peneliti pilih dengan pertimbangan Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen Surakarta adalah satu-satunya Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen yang berada di Solo Raya. Dengan menggunakan pertimbangan

tersebut diatas, diharapkan peneliti akan memperoleh data yang sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

2. Waktu Penelitian

Setelah peneliti menentukan lokasi penelitian, maka langkah selanjutnya

adalah menentukan jadwal kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian dimulai pada

bulan September 2011. Secara terperinci jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2011 Tahun 2012

Sept Okt-

Nov

Des Jan-

Mar

Apr-

Mei

Jun-

Sept

1. Pengajuan Judul

2. Penyusunan Proposal

3. Ijin Penelitian

4. Pengumpulan Data

5. Analisis Data

6. Penyusunan Laporan

Page 61: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian merupakan salah satu faktor penting dalam suatu

penelitian, karena bentuk dari penelitian tersebut turun menunjang penelitian yang

sedang dilaksanakan. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang

diperlukan, maka penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif yang

bersifat deskriptif karena memaparkan obyek yang diteliti (orang, lembaga atau

lainnya) berdasarkan fakta.

Menurut Kirk dan Miller dalam Lexy J. Moleong (2010: 3),

m

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

Karakteristik dari penelitian kualitatif yaitu:

a. Data penelitian diperoleh secara langsung dari lapangan, dan bukan dari laboratorium atau penelitian yang terkontrol;

b. Pengalian data dilakukan secara alamiah, melakukan kunjungan pada situasi-situasi alami subyek;

c. Untuk memperoleh makna baru dalam bentuk kategori-kategori jawaban, periset wajib mengembangkan situasi dialogis sebagai situasi imiah. (Agus Salim, 2006: 4)

Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam penelitian ini penulis berusaha

menyajikan data deskriptif berupa hasil wawancara dengan anggota Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta yang terdiri dari unsur pemerintah,

unsur konsumen dan unsur pelaku usaha, selain itu juga dengan konsumen, dan

dokumen yang berkaitan dengan perlindungan konsumen. Pelaksanaan dari

penelitian ini direncanakan tidak hanya terbatas pada pengumpulan data semata,

melainkan juga dilakukan proses penganalisisan data dan diakhiri dengan

penafsiran kesimpulan.

Page 62: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Strategi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian sangatlah tergantung pada penelitian yang

dipilih agar masalah yang diteliti mampu diungkapkan dan dapat dipecahkan

dengan akurat.

Dalam penelitian deskriptif ada 4 macam strategi penelitian yang dapat

digunakan untuk menyusun penelitian, yaitu:

a. Tunggal terpancang Studi yang memusatkan pada variabel yang telah ditentukan terlebih

dahulu atau dengan istilah kemudian hanya menggunakan satu lokasi penelitian.

b. Ganda terpancang Sedang strategi penelitian ganda terpancang yang membedakan hanya

lokasi penelitian, dimana ada dua lokasi yang digunakan. c. Tunggal holistik Studi yang mengarahkan pada subyeknya secara menyeluruh dengan

berbagai aspek atau dengan istilah (Atnografi Grounded) d. Ganda holistik Studi yang mengarahkan pada dua subyeknya secara menyeluruh dengan

berbagai aspek atau dengan istilah (Atnografi Grounded) (H.B. Sutopo, 2002: 10)

Dalam peneltian ini penulis memilih strategi tunggal terpancang dengan

bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Maksud dari strategi tunggal terpancang

dalam penelitian ini yaitu tunggal yang artinya bahwa hanya ada satu lokasi yaitu

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta. Sedangkan terpancang

artinya hanya pada satu tujuan untuk mengetahui peran Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen Surakarta dalam melindungi hak-hak konsumen. Sehingga

dengan demikian kegiatan pengumpulan data lebih terarah (terpancang) pada

permasalahan yang ditentukan.

C. Sumber Data

Menurut Lofland yang dikutuip oleh Lexy J. Moleong (2010: 157)

menyatakan bahwa, n kualitatif ialah kata-

kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-

Berdasar pendapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa dalam

penelitian kualitatif sumber data dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu

Page 63: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

sumber data primer dan sumber data sekunder. Sedangkan pengertian sumber data

primer dan sekunder menurut Sugiono (2010: 308-309), rimer

adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan

sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

Menurut H.B. Sutopo (2002: 50), Sumber data yang diperoleh dalam

penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, atau aktivitas, tempat atau

Berdasarkan pendapat diatas, maka yang menjadi sumber data dalam

penelitian ini adalah:

1. Informan

Pengertian informan adalah individu yang memiliki informasi. Menurut

H.B. Sutopo (2002:

dan narasumber disini memiliki posisi yang sama, dan narasumber bukan sekedar

memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia lebih bisa memilih

dengan hal tersebut sumber data yang berupa manusia didalam penelitian

kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan. Informan diharapkan dapat

memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti.

Adapun informan yang diwawancarai antara lain :

a. Angggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

1) Ketua selaku anggota dari unsur pemerintah : Dra. Sri Wahyuni, MM

2) Wakil ketua selaku anggota dari unsur pelaku usaha : Bambang Ary

Wibowo, SH

3) Unsur konsumen : Dra. Aniek Tri Maharni

4) Kepala sekretariat : Tuti Budi Rahayu, SH

b. Konsumen

1) Anton

2) Heny

3) Tentrem

Page 64: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

4) Suryanto

5) Muspriyanto

6) Etik

7) Desi

8) Ning

9) Yossy

Selengkapnya tentang data informan ini dapat dilihat di lampiran 1

2. Tempat dan Peristiwa

Sumber data lain yang tidak dapat dipisahkan dari sumber data di atas

adalah tempat dan peristiwa. Tempat yang dimaksud disini adalah lokasi

penelitian yang dilakukan yaitu di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Surakarta. Adapun peristiwa permasalahan yang diteliti yaitu mengenai peran

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta dalam melindungi hak-hak

Konsumen.

3. Dokumen

Menurut Sugiyono (2010: 329), Dokumen merupakan catatan peristiwa

tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dalam

penelitian ini dokumen yang digunakan adalah:

a. Rekapitulasi pengaduan di BPSK Surakarta pada tahun 2011 (lihat lampiran 8)

b. Kalender kegiatan atau jadwal sidang di BPSK Surakarta pada tahun 2011

(lihat lampiran 9)

c. Data rekapitulasi penanganan kasus di BPSK Surakarta pada tahun 2011 (Lihat

lampiran 10)

d. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lihat

lampiran 14)

Page 65: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

D. Teknik Sampling

Dalam penelitian kualitatif, sampel ditujukan oleh peneliti sendiri dengan

pertimbangan bahwa sampel ini menguasai masalah yang diteliti, dapat dipercaya

dan data-datanya bersifat obyektif. Sampling pada penelitian kualitatif digunakan

untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Hal

ini sesuai dengan pendapat Lexy J. Moleong (2010: 224) yang mengatakan bahwa

sampel memiliki fungsi, antara lain:

Untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber

bangunan. 2. Menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan

teori yang akan muncul .

Dalam penelitian kualitatif Teknik pengambilan sampel ada beberapa cara,

yaitu : Purposive Sampling dan Snowball Sampling

a) Purposive Sampling Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

b) Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. (Sugiyono, 2010: 123)

Berdasarkan uraian diatas, maka teknik pengumpulan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling, dengan

kecenderungan peneliti untuk memilih informan dan masalahnya secara

mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang akurat. Jadi

sampel dalam penelitian ini adalah anggota Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen Surakarta yang terdiri dari unsur pemerintah, unsur konsumen, unsur

pelaku usaha, kepala sekretariat BPSK serta dari pihak konsumen yang mengadu

ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk

mendapatkan data dalam suatu penelitian. Data sangat diperlukan dalam

penelitian guna mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data yang akan

digunakan dalam penelitian kualitatif serta untuk membuktikan kebenaran suatu

Page 66: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

peristiwa. Sehingga untuk mendapatkan data yang akurat, jelas, dan terperinci

serta dapat dipertanggungjawabkan maka teknik pengumpulan data yang

digunakan dalan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Interview atau wawancara

Lexy J. Moleong (2010:

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

Menurut Sugiyono (2010: 319), macam-macam wawancara adalah

sebagai berikut :

a. Wawancara terstruktur (Structured interview) Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

b. Wawancara semistruktur (Semistrukture Interview) Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

c. Wawancara tak berstruktur (unstructured interview) Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis menggunakan jenis

wawancara semistruktur, dikarenakan dalam melakukan wawancara penulis

membuat kerangka pokok-pokok pertanyaan terlebih dahulu sebagai panduan

wawancara, hal tersebut dilakukan untuk menjaga agar pokok-pokok yang telah

direncanakan dapat tercakup seluruhnya dan hasil wawancara dapat mencapai

sasaran. Selain itu juga untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,

dimana sumber wawancara diminta pendapat dan idenya. Pedoman wawancara

dapat dilihat pada lampiran 2

Kemudian yang menjadi subyek responden wawancara ialah:

a. Anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta yang terdiri dari

ketua BPSK sekaligus dari unsur pemerintah yaitu Dra. Sri wahyuni, MM,

wakil ketua sekaligus dari unsur pelaku usaha yaitu Bambang Ary Wibowo,

Page 67: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

SH, unsur konsumen yaitu Dra. Aniek Tri Maharni serta kepala sekretariat

yaitu Tuti Budi Rahayu, SH.

b. Konsumen yang mengadu ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Surakarta yaitu Anton, Heny, Tentrem, Suryanto, Muspriyanto, Etik, Desi,

Ning, dan Yossy.

2. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2010: 203

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai

Macam-macam observasi yaitu :

a. Observasi Berperanserta Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

b. Observasi Nonpartisipan Dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. (Sugiyono, 2010: 204)

Dalam penelitian ini macam observasi yang digunakan adalah observasi

nonpartisipan, yaitu peneliti datang ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Surakarta untuk melihat dan mencatat data yang ada hubungannya dengan data

penelitian secara nyata dan mendalam mengenai peran Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen Surakarta dalam melindungi hak-hak Konsumen. Selain itu

peneliti juga mengambil foto kegiatan waktu persidangan penyelesaian sengketa

konsumen. Selanjutnya foto penelitian dapat dilihat pada lampiran 6.

3. Analisis Dokumen

yang sangat penting artinya dalam penelitian kualitatif terutama bila sasaran

kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa

-data

dokumenter harus relevan dengan objek penelitian. Dapat berupa laporan-laporan,

artikel-artikel dan gambar di media masa, dokumen, dan lainnya yang mampu

mendukung data yang diperlukan.

Page 68: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Menurut Sugiyono (2010:

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

Dalam teknik dokumentasi peneliti melakukan telaah kepustakaan dan

content analysis. Menurut H.B Sutopo (2002: 69) berpendapat bahwa,

dokumen disebut juga content analysis dan yang dimaksud bahwa peneliti bukan

hanya sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip tetapi

Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah formulir

pengaduan di BPSK, rekapitulasi pengaduan di BPSK tahun 2011, kalender

kegiatan atau jadwal sidang BPSK tahun 2011, rekapitulasi penanganan kasus di

BPSK tahun 2011.

F. Validitas Data

Suatu penelitian untuk menjamin keabsahan data yang diperoleh, maka

validitas datanya dapat dilakukan dengan cara trianggulasi. Pengertian

trianggulasi menurut Sugiyono

adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

Patton menyebutkan bahwa ada 4 macam teknik trianggulasi yaitu:

a, Trianggulasi Metode, Trianggulasi Penelitian dan Trianggulasi

-82)

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Trianggulasi data, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap

kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

2. Trianggulasi metode, jenis trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seseorang

peneliti dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang

berbeda.

3. Trianggulasi peneliti, hasil peneliti baik data atau kesimpulan mengenai bagian

atau keseluruhannya bisa di uji validitasnya dari beberapa peneliti.

4. Trianggulasi teori, trianggulasi ini dilakukan peneliti dengan menggunakan

prespektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Page 69: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Dalam penelitian ini kesahihan data diperoleh dengan menggunakan

Trianggulasi data dan Trianggulasi metode. Dalam trianggulasi data, sumber data

yang digunakan adalah ketua sekaligus anggota dari unsur pemerintah BPSK

Surakarta, wakil ketua sekaligus anggota dari unsur pelaku usaha, anggota BPSK

dari unsur konsumen, kepala sekretariat BPSK Surakarta dan konsumen yang

mengadu di BPSK Surakarta. Trianggulasi data dapat dilihat di lampiran 4.

Sedangkan trianggulasi metode yang dipergunakan untuk memperoleh

data yang sejenis dilakukan melalui berbagai teknik pengumpulan data dalam

bentuk wawancara, observasi dan analisis dokumen. Trianggulasi metode dapat

dilihat di lampiran 5.

Adapun alasan memilih menggunakan Trianggulasi Data dan

Trianggulasi Metode adalah untuk menutup kemungkinan apabila ada kekurangan

data dari salah satu sumber atau salah satu metode maka dapat dilengkapi dengan

data dari sumber atau metode lain.

G. Analisis Data

Lexy J. Moleong (2004: 280) menyatakan bahwa

proses mengorganisasikan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar,

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti

Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 335) analisis data yaitu:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Adapun komponen utama dalam proses analisis ini meliputi

pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.

Page 70: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang digunakan untuk

memperoleh informasi yang berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui

kegiatan observasi, wawancara, dan dokumen. Data yang diperoleh masih berupa

data mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan analisis agar data menjadi

teratur.

2. Reduksi Data

dari proses analisis, yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,

membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa

seh

3. Penyajian Data

Alur penting dari kegiatan analisis data adalah penyajian data. Menurut

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (2007: 17),

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

Penyajian data merupakan rakitan dari organisasi informasi yang

memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa

matriks, gambar atau skema, jaringan kerja kegiatan dan tabel. Semuanya dirakit

secara teratur guna mempermudah pemahaman informasi.

4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan diperoleh bukan hanya sampai pada akhir

pengumpulan data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa

pengulangan dengan melihat kembali field note (data mentah) agar kesimpulan

yang diambil lebih kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (2007: 19) menyatakan,

ikasi sebagai

sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan

data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut

Page 71: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Keempat komponen utama tersebut merupakan suatu rangkaian dalam

proses analisis data yang satu dengan yang lain sehingga tidak dapat dipisahkan,

dimana komponen yang satu merupakan langkah menuju komponen yang lainnya,

sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak bisa mengambil

salah satu komponen saja. Penarikan kesimpulan merupakan hasil dari suatu

proses penelitian yang tidak dapat terpisahkan dari proses sebelumnya, karena

merupakan satu kesatuan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan berikut ini:

(Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, 2007: 20)

Gambar 2. Analisis Data Model Interaktif

H. Prosedur Penelitian

Menurut H.B. Sutopo (2002: 187-190) kegiatan penelitian direncanakan

penyusunan

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Persiapan

Tahap ini terbagi menjadi dua kegiatan meliputi:

Pengumpulan data

Reduksi Data

Penyajian Data

Kesimpulan-kesimpulan

Penarikan/Verifikasi

Page 72: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

a. Mengurus perizinan penelitian.

b. Menyusun protokol penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan

data dan menyusun jadwal kegiatan penelitian.

2. Pengumpulan Data

Tahap ini terbagi menjadi tiga kegiatan meliputi:

a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi,

wawancara mendalam, dan mencatat serta menyimpan dokumen.

b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul.

c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan.

3. Analisis Data

Tahap ini terbagi menjadi empat kegiatan meliputi:

a. Menentukan teknik analisa data yang tepat sesuai proposal penelitian.

b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di cross

check kan dengan temuan di lapangan.

c. Setelah dapat data yang sesuai intensitas kebutuhan maka dilakukan proses

verifikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan orang yang

dianggap lebih ahli.

d. Setelah selesai, baru dibuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

4. Penyusunan Laporan Penelitian

Tahap ini terbagi menjadi tiga kegiatan meliputi:

a. Penyusunan laporan awal.

b. Review laporan: dengan melakukan pengecekan ulang laporan yang telah

tersusun bilamana terdapat kekeliruan atau kesalahan untuk kemudian

dilakukan perbaikan laporan.

c. Penyusunan laporan akhir.

Page 73: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Surakarta

a. Sejarah Berdirinya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen disebut juga BPSK dibentuk

berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen yang berdasarkan pada manfaat, keadilan, keseimbangan,

keamanan, keselamatan, serta kepastian hukum. Pembentukan Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta berdasarkan Keputusan Presiden

Nomor 32 Tahun 2008 (dapat dilihat di lampiran 13) dan baru pada tahun 2011

secara resmi berdasarkan keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Nomor 33/M-DAG/KEP/1/2011 tanggal 13 Januari 2011 ditetapkan

pengangkatan anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta.

Sebuah proses yang cukup panjang dari seleksi calon anggota Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen yang diselenggarakan pada tahun 2005 dan

baru secara resmi dilantik pada tanggal 10 Mei 2011 oleh Wali Kota Surakarta

atas nama Menteri Perdagangan Republik Indonesia.

b. Maksud dan Tujuan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

Maksud dan tujuan utama dari Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen Surakarta adalah menyelesaikan sengketa antara konsumen dan

pelaku usaha melalui cara konsiliasi, mediasi, dan arbitrase. Pada prinsipnya

dalam proses penyelesaian sengketa konsumen diusahakan pendekatan yang

ditempuh dengan cara damai. Perundingan dilakukan secara kekeluargaan atau

musyawarah untuk mencapai kesepakatan, baik mengenai teknik maupun

penyelesaian sengketa konsumen, demikian juga bentuk dan jumlah ganti rugi,

sehingga keputusan dapat diambil dalam bentuk win-win solution (Pola

penyelesaian yang menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam sengketa)

Page 74: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

yang diharapkan dapat memuaskan para pihak yang bersengketa, hal ini

berbeda dengan keputusan peradilan umum dalam bentuk win lose solution

(Pola penyelesaian yang hanya menguntungkan satu pihak saja dan pihak yang

lainnya dirugikan).

c. Sasaran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

Sasaran utama dalam penyelesaian sengketa konsumen adalah

sengketa konsumen di wilayah Surakarta. Akan tetapi karena undang-undang

mengamanatkan untuk tidak menolak pengaduan karena tidak semua kota atau

kabupaten ada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, maka Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta juga melayani pengaduan

konsumen disekitar Kota Surakarta. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

tidak membatasi pengaduan yang disampaikan oleh konsumen, tetapi tetap

memperhatikan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, antara lain :

1) Konsumen yang dapat mengadukan gugatan adalah konsumen akhir.

2) Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen hanya dapat menerima pengaduan

sepihak, yaitu dari konsumen.

3) Yang dapat diadukan ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah

pelaku usaha, baik perorangan, badan usaha berbentuk badan hukum

maupun bukan termasuk BUMD dan BUMN.

4) Konsumen yang dirugikan akibat dari barang atau jasa yang sah untuk

diperdagangkan.

5) Konsumen yang dirugikan akibat perbuatan pelaku usaha yang melanggar

rambu-rambu perbuatan yang dilarang Undang-Undang Perlindungan

Konsumen Nomor 8 Tahun 1999.

6) Tuntutan ganti rugi yang dapat dikabulkan adalah kerugian nyata material.

d. Manfaat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

Dengan adanya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta,

maka ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh antara lain adalah :

Page 75: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

1) Masyarakat sebagai konsumen akan mendapat perlindungan hukum atas

hak-haknya untuk menuntut ganti rugi kepada pelaku usaha.

2) Dengan pengawasan pencantuman klausula baku maka pelaku usaha tidak

dapat melakukan usahanya tanpa memperhatikan hak konsumen untuk

mendapatkan informasi yang jelas tentang barang dan/atau jasa yang

ditawarkan.

3) Konsumen yang bersengketa dengan pelaku usaha dapat menyelesaikan

sengketanya diluar peradilan umum dalam waktu yang singkat dan biaya

yang murah.

4) Dengan berkonsultasi kepada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

masyarakat akan menjadi konsumen yang cerdas.

e. Sarana dan Prasarana Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Surakarta

Perlengkapan penunjang kegiatan Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen Surakarta selain menggunakan perlengkapan bantuan dari

Kementrian Perdagangan Perdagangan Republik Indonesia juga disediakan

oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta, baik berstatus hak

milik sepenuhnya maupun pinjam pakai. Adapun gedung atau ruang Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta masih meminjam salah satu

ruangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta yang berukuran

4 X 8 meter persegi, dan digunakan untuk ruang serba guna antara lain untuk

sekretariat, mediasi, sidang, pengaduan, konsultasi, rapat, dan sebagainya.

Untuk daftar inventarisnya dapat dilihat dilampiran 11

f. Pembiayaan

Tahun anggaran 2011 Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota

Surakarta disediakan dana sebesar Rp 75.000.000,00 (APBD Disperindag).

Sedangkan untuk tahun 2012 disediakan dana Rp 200.000.000,00 (APBD

Hibah) tetapi sampai bulan Februari dana tersebut belum turun. Dana tersebut

digunakan untuk operasional Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, antara

Page 76: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

lain melengkapi perlengkapan buku administrasi, alat tulis kantor, foto copy,

rapat-rapat, perjalanan dinas dan honorarium. Untuk rincian biaya atau laporan

keuangan dapat dilihat dilampiran 12

2. Tata Kerja Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

a. Struktur Organisasi Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Surakarta terdiri dari

satu ketua, satu wakil ketua, dan tujuh anggota. Dalam menjalankan tugas dan

fungsinya dibantu oleh personil dari staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Surakarta yang dipandang mampu melaksanakan tugas-tugas

kesekretariatan.

Struktur organisasi Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Surakarta adalah sebagai berikut :

1) Ketua : Dra. Sri Wahyuni, MM

2) Wakil Ketua : Bambang Ari Wibowo, SH

3) Anggota :

a) Ir. Linda Kurniawati

b) Supartono, SH

c) Drs. Mulyanto Utomo, M. Si

d) Ir. Andhi Hartono

e) Kelik Wardiono, SH, MH

f) Josep Purwadi, SH, M. Hum

g) Dra. Aniek Tri Maharni

4) Kepala Sekretariat : Tuti Budi Rahayu, SH

Struktur organisasi Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Surakarta secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 77: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 3. Stuktur Organisasi BPSK Surakarta

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, anggota Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta dipecah lagi menjadi tiga unsur,

yaitu unsur pemerintah, unsur konsumen, dan unsur pelaku usaha. Masing-

masing anggota dari tiap-tiap unsur adalah sebagai berikut :

1) Unsur Pemerintah

a) Dra. Sri Wahyuni, MM

b) Supartono, SH

c) Ir. Linda Kurniawati

2) Unsur Konsumen

a) Kelik Wardiono, SH, MH

b) Dra. Aniek Tri Maharni

c) Josep Purwadi, SH, M. Hum

3) Unsur Pelaku Usaha

a) Bambang Ary Wibowo, SH

b) Drs. Mulyanto Utomo, M. Si

c) Ir. Andhi Hartono

KETUA

Majelis

Ketua

Wakil Ketua

Sekretariat

Anggo-ta

Anggo-ta

Anggota

Kepala

TU

Konsultasi dan

pengaduan

Kepaniteraan

Page 78: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

b. Kesekretariatan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta merupakan suatu

lembaga dimana para pencari keadilan berusaha untuk mendapatkan keadilan

yang sesuai dengan hak dan kewajibannya. Sebagai penunjang Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta mempunyai bidang

kesekretariatan yang terdiri dari :

1) Bidang Ketatausahaan

Kegiatan kesekretariatan yang meliputi kegiatan administrasi telah

dilaksanakan antara lain kegiatan pengagendaan surat, pencatatan data,

pengadministrasian keuangan, surat menyurat dan pengarsipan. Selain itu,

bidang ketatausahaan juga membantu anggota majelis dalam penyusunan

anggaran dan penyusunan laporan. Dari pengagendaan dan pencatatan surat

sejak Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen terbentuk pada bulan Mei

tahun 2011 hingga akhir tahun 2011 tercatat jumlah surat yang masuk

sebanyak 34 surat dan surat keluar 63 surat. Sedangkan kegiatan yang

bersifat bukan administratif dilakukan juga dengan melayani kebutuhan

anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dalam menjalankan

kegiatan sehari-hari.

2) Bidang Pengaduan dan Konsultasi

Bidang pengaduan dan konsultasi telah melaksanakan tugasnya

melayani pengaduan dengan menyediakan formulir pengaduan dan

melakukan pencatatan dan apabila dipandang perlu juga menindaklanjuti

aduan tersebut. (Untuk formulir pengaduan dapat dilihat dilampiran 7).

Tindak lanjut aduan dapat berupa penyelesaian melalui majelis badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen maupun pengecekan lapangan untuk

memperoleh kebenaran data. Sedangkan pelayanan konsultasi diberikan

kepada setiap konsumen yang memerlukan. Untuk rekapitulasi pengaduan

pada tahun 2011 dapat dilihat dilampiran 8.

3) Bidang Kepaniteraan

Panitera pada badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

telah melaksanakan tugasnya dengan membantu Majelis Badan

Page 79: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta dalam menyelesaikan sidang

penyelesaian sengketa konsumen, baik melalui mediasi maupun arbitrase.

Tugas yang telah dilakukan panitera yaitu :

a) Mencatat jalannya proses penyelesaian sengketa konsumen dengan

mengatur jadwal sidang. (Untuk jadwal sidang dan kalender kegiatan

pada tahun 2011 dapat dilihat dilampiran 9)

b) Mencatat sengketa kedalam buku register sengketa.

c) Menyiapkan administrasi persidangan mulai dari penetapan hingga

persidangan selesai.

d) Menyiapkan panggilan dan memanggil kepada para pihak yang

bersengketa.

e) Menyiapkan berkas sengketa untuk persidangan.

f) Menyimpan berkas sengketa.

g) Membuat berita acara persidangan.

h) Membantu majelis dalam membuat putusan.

i) Membantu kelancaran jalannya persidangan.

c. Kegiatan Anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

Untuk kelancaran jalannya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

telah seringkali dilakukan rapat koordinasi, baik yang bersifat rutin maupun

dalam waktu-waktu tertentu. Dalam kegiatan rapat koordinasi pada tahun 2011

yang dibahas antara lain :

1) Pemilihan ketua Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Telah disepakati bahwa ketua Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Surakarta adalah Dra. Sri Wahyuni, MM

2) Penyusunan program kerja

Karena badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta belum lama

dibentuk dan belum banyak dikenal oleh masyarakat, maka kegiatan

ditekankan pada sosialisasi dan penyelesaian sengketa. Namun, karena tidak

tersedianya anggaran sosialisasi maka sosialisasi dilakukan dengan

melakukan koordinasi dengan berbagai pihak khususnya media massa.

Page 80: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3) Pembuatan website

Telah terwujud website Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yaitu

www.bpsksolo.com dan email [email protected]

4) Pembahasan kantor Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Berhubung Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta belum

memiliki kantor dan hingga sekarang masih menjadi satu di Dinas

Perindustrian dan Perdagangan, maka telah mengusulkan kepada Walikota

Surakarta untuk mendapatkan kantor sendiri.

5) Pembahasan Personil Sekretariatan

Sambil menunggu penetapan dari Menteri Perdagangan RI, maka telah

ditetapkan sekretariat sementara untuk membantu kelancaran tugas anggota

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen.

6) Pembahasan Peraturan Prosedur Penyelesaian Sengketa Konsumen

7) Pembahasan kelengkapan formulir pengaduan

8) Pembahasan tentang fiat eksekusi oleh pengadilan

9) Pembahasan rencana kerja sama dengan stakeholder (khususnya Pengadilan

dan Polres)

10) Pembahasan penanganan kasus yang berasal dari luar daerah

11) Pembahasan tentang pengawasan klausula baku

12) Pembahasan perubahan anggaran

13) Pembahasan sosialisasi diwilayah kecamatan

14) Pembahasan penyusunan anggaran tahun 2012

15) Setiap akhir bulan diadakan rapat evaluasi

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Faktor-faktor yang Menyebabkan Pelanggaran Hak-hak Konsumen

Pelanggaran hak konsumen jika terjadi secara terus menerus akan

mengakibatkan kedudukan konsumen akan semakin sulit. Banyak faktor yang

menyebabkan hak-hak konsumen dilanggar oleh pelaku usaha, pelanggaran hak-

hak konsumen di Indonesia merupakan suatu hal yang sering di jumpai sehari-

hari, beberapa sebab terjadinya pelanggaran hak konsumen adalah kedudukan

Page 81: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

konsumen yang lebih lemah dibandingkan dengan pelaku usaha seperti yang

dinyatakan oleh Susanti Adi Nugroho (2011: 2) sebagaimana tercermin dalam

Resolusi Majelis Umum PBB, No. A/RES/39/258 tahun 1985 tentang Guidelines

for Consumer Protection, yang menyatakan bahwa Dengan mempertimbangkan

kepentingan dan kebutuhan konsumen di semua negara, khususnya di negara-

negara berkembang, diakui bahwa konsumen sering menghadapi

ketidakseimbangan dalam hal ekonomi, tingkat pendidikan, dan daya tawar, dan

mengingat bahwa konsumen harus memiliki hak akses ke produk yang tidak

berbahaya, serta hak atas akses untuk mempromosikan adil, pembangunan

ekonomi dan sosial yang adil dan berkelanjutan Faktor-faktor yang

menyebabkan pelanggaran terhadap hak konsumen bisa disebabkan karena sistem

hukum yang berlaku belum efektif. Menurut Lawrence Meir Friedman berhasil

atau tidaknya p Substansi Hukum, Struktur

Hukum/Pranata Hukum dan Budaya Hukum

Mengenai faktor-faktor yang menyebabkan pelanggaran terhadap hak-

hak konsumen khususnya yang ditangani oleh Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen Surakarta akan dikaji berdasarkan Teori Sistem Hukum yang

dikemukakan oleh Lawrence Meir Friedman adalah sebagai berikut :

a. Substansi Hukum

Teori Lawrence Meir Friedman hal ini disebut sebagai sistem

Substansial yang menentukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan.

Substansi juga berarti produk yang dihasilkan oleh orang yang berada dalam

sistem hukum yang mencakup keputusan yang mereka keluarkan, aturan baru

yang mereka susun. Substansi juga mencakup hukum yang hidup (living law),

bukan hanya aturan yang ada dalam kitab undang-undang (law books). Sebagai

negara yang masih menganut sistem Cicil Law Sistem atau sistem Eropa

Kontinental (meski sebagaian peraturan perundang-undangan juga telah

menganut Common Law Sistem atau Anglo Sexon) dikatakan hukum adalah

peraturan-peraturan yang tertulis sedangkan peraturan-peraturan yang tidak

tertulis bukan dinyatakan hukum. Sistem ini mempengaruhi sistem hukum di

Indonesia. Salah satu pengaruhnya adalah adanya asas Legalitas dalam KUHP.

Page 82: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

tidak ada suatu perbuatan pidana yang

dapat di hukum jika tidak ada aturan yang mengaturnya

tidaknya suatu perbuatan dikenakan sanksi hukum apabila perbuatan tersebut

telah mendapatkan pengaturannya dalam peraturan perundang-undangan.

Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar dalam

menyelenggarakan perlindungan terhadap hak-hak konsumen oleh Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta antara lain adalah sebagai berikut:

1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan

Pengawasan dan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen

3) Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 2008 tentang Pembentukan Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen pada Pemerintah Banjarmasin, Kota

Cirebon, Kota Surakarta, Kota Magelang, Kota Tanjung Pinang serta

Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten

Bener Meriah.

4) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No.

350/MPP/Kep/12/2001 tanggal 10 Desember 2001 tentang Tugas dan

Wewenang BPSK.

5) Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 33/M-

DAG/KEP/1/2011 tentang Pengangkatan Anggota BPSK Surakarta.

6) Peraturan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Surakarta

No. 034/PER/II/IX/2011/BPSK.Ska tentang Tata Cara Penyelesaian

Sengketa Konsumen.

7) Keputusan Ketua Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota

Surakarta No. 035/KEP/III/IX/2011/BPSK.Ska tentang Kode Etik Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Surakarta. Kode Etik

Anggota BPSK.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bambang Ari Wibowo,

SH yang menyatakan bahwa :

Banyak dasar hukum yang digunakan dalam rangka perlindungan terhadap konsumen, yang didalamnya termuat hak-hak apa saja yang dimiliki oleh konsumen, tetapi dari sekitar 200 juta penduduk Indonesia

Page 83: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

yang paham akan adanya Undang-Undang Perlindungan hanya sekitar 30%, dan yang memahami akan hak-haknya hanya 11-Lapangan 2)

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Suryanto yang menyatakan

bahwa,

mengenai hak-hak yang saya miliki, yang saya tau kewajiban saya adalah

Hal senada juga diungkapkan oleh Oleh Ibu Henny salah satu

konsumen yang datang ke BPSK Surakarta yang menyatakan bari bahwa

ke kantor polisi, dari pihak kepolisian saya diberitahu adanya BPSK sehingga

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa substansi hukum

yang mengatur tentang perlindungan konsumen sudah banyak dimuat dalam

produk undang-undang mapun didalam aturan dibawahnya. Namun demikian,

walaupun produk undang-undang sudah ada yaitu Undang-Undang Nomor 8

tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang sekitar 13 tahun sudah

berlaku tetapi masyarakat belum banyak yang tahu akan adanya produk

undang-undang tersebut apalagi yang paham akan hak-hak yang konsumen

miliki.

b. Struktur Hukum atau Pranata Hukum

Dalam teori Lawrence Meir Friedman hal ini disebut sebagai sistem

struktural yang menentukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan dengan

baik. Kewenangan lembaga penegak hukum dijamin oleh undang-undang.

Sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya terlepas dari

pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh-pengaruh lain. Hukum tidak

dapat berjalan atau tegak bila tidak ada aparat penegak hukum yang

kredibilitas, kompeten dan independen. Seberapa bagusnya suatu peraturan

perundang-undangan bila tidak didukung dengan aparat penegak hukum yang

baik maka keadilan hanya angan-angan.

Page 84: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Sebagai upaya perlindungan terhadap hak-hak konsumen yang

dilanggar akibat kecurangan yang dilakukan oleh pelaku usaha maka

pemerintah mengeluarkan suatu produk Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen yang dalam Pasal 45 ayat 1 menyatakan

ap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha

melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan

pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan

Surakarta merupakan salah satu dari beberapa kabupaten atau kota di Indonesia

yang dibentuk suatu badan guna menyelesaikan sengketa konsumen yaitu

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta yang dibentuk pada 10 Mei

2011.

Dalam penyelesaian sengketa konsumen tersebut Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen Surakarta belum berjalan secara maksimal seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Bambang Ari Wibowo, SH adalah sebagai berikut :

Yang pertama adalah anggaran, pada tahun 2011 anggaran yang diberikan oleh APBD adalah 75 juta, tetapi pada kenyataannya anggaran tersebut tidak cair secara keseluruhan, yang cair tidak sampai 60 juta. Untuk tahun 2012 anggaran yang direncanakan adalah 200 juta tetapi sampai hari ini juga belum cair. Yang kedua adalah sarana dan prasarana, ruangan BPSK tidak tersedia, BPSK hanya memiliki satu ruangan saja yang digunakan untuk berbagai kegiatan baik, sidang, pengaduan, konsultasi, rapat. (Catatan lapangan 2)

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Dra. Aniek Tri Maharni,

Hambatan yang paling utama adalah ketersediaan dana, untuk foto copy saja

kadang kita harus mengambil dari kantong sendiri. Sarana dan prasarana juga

belum memadai, dapat dilihat

Lapangan 3)

Hal tersebut juga semakin diperkuat dengan keterangan yang

diberikan oleh Ibu Tuti Budi Rahayu, SH yang menyatakan bahwa :

Yang utama adalah dana, anggota BPSK sampai sekarang hanya diberi honor 300 ribu setipa bulan, dalam beberapa bulan ini saja honor tersebut belum juga keluar. Ada juga hambatan dari sarana dan prasarana, dapat dilihat sendiri kantor dari BPSK keadaannya seperti apa, fasilitasnyapun

Page 85: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

juga kurang memadai. Kurangnya sekretariat juga menjadi hambatan, sekretariat yang hanya satu orang merangkap beberapa pekerjaan. (Catatan lapangan 4)

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pranata hukum atau

struktur hukum dalam menyelesaikan sengketa konsumen guna melindungi

hak-hak konsumen di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

belum berjalan secara maksimal. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor

penghambat antara lain adalah kurangnya ketersediaan dana, sarana dan

prasarana yang kurang memadai, dan kurangnya sumber daya manusia guna

mendukung kinerja di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta.

c. Budaya Hukum

Kultur hukum menurut Lawrence Meir Friedman adalah sikap

manusia terhadap hukum dan sistem hukum-kepercayaan, nilai, pemikiran,

serta harapannya. Kultur hukum adalah suasana pemikiran sosial dan kekuatan

sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari, atau

disalahgunakan. Budaya hukum erat kaitannya dengan kesadaran hukum

masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan tercipta

budaya hukum yang baik dan dapat merubah pola pikir masyarakat mengenai

hukum selama ini. Secara sederhana, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap

hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum.

Dari teori diatas dikemukakan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat

terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum. Dalam

hal ini jika dikaitkan dengan pelanggaran terhadap hak-hak konsumen maka

dapat dikatakan bahwa pelaku usaha kurang mentaati terhadap aturan-aturan

yang dikeluarkan seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Wahyuni, MM adalah,

Pelaku usaha tidak memberikan informasi yang jelas terhadap produk yang

mereka keluarkan, misal ada beberapa produk makanan yang tidak memenuhi

standar, tidak ada tanggal kadaluarsa dan sebagainya padahal itu diwajibkan

harus ada dalam setiap produk (Catatan Lapangan 1)

Page 86: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Hal senada diungkapkan oleh Ibu Dra Aniek Tri Maharni, yaitu:

Selama ini pelaku usaha menggunakan kesempatan bahwa konsumen memang sedang butuh, pelaku usaha mengetahui bahwa konsumen sedang butuh maka mereka membujuk konsumen agar mau meminjam dana. Sedangkan pembuatan aturan terkadang tidak sesuai dengan ketentuan, misal huruf dalam perjanjian kecil-kecil sehingga konsumen enggan untuk membacanya. Pelaku usaha kebanyakan juga tidak memberikan informasi yang jelas kepada konsumen, misal iklan yang disajikan tidak jelas atau tidak detail atau menimbulkan anggapan lain, contoh : mendapat bonus setelah pemakaian sekian, tetapi tidak dijelaskan bonus itu sampai berapa hari dan berapa jumlahnya. (Catatan lapangan 3)

Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Ibu Tuti Budi Rahayu,

SH yang menyatakan :

Pelaku usaha yang tidak memberikan informasi yang jelas pada iklan yang mereka buat, mereka membuat iklan dengan tersembunyi atau tidak ada keterbukaan dalam informasinya. Padahal informasi ini sangat penting bagi konsumen yang akan menggunakan produk mereka, jika berbahaya maka yang lebih banyak dirugikan pasti juga konsumen sendiri. (Catatan lapangan 4)

Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran

hukum dari pelaku usaha dapat dikatakan rendah, didalam Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 7 ayat 2

disebutkan bahwa,

jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta

kenyataannya pelaku usaha yang terlibat dalam sengketa konsumen di Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta kurang memberikan informasi

yang jelas terhadap konsumen.

Berdasarkan hasil-hasil temuan dan berdasarkan teori yang digunakan

untuk mengukur faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pelanggaran terhadap

hak-hak konsumen maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Substansi hukum : Pemerintah Negara Indonesia telah mengeluarkan produk

undang-undang maupun peraturan dibawahnya guna mewujudkan

perlindungan terhadap hak-hak konsumen, tetapi masyarakat belum banyak

Page 87: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

yang tahu akan produk peraturan tersebut bahkan hanya sedikit saja masyarakat

yang tahu akan hak-hak yang mereka miliki.

b. Struktur hukum atau pranata hukum : Guna mewujudkan perlindungan

terhadap hak-hak konsumen yang dilanggar oleh pelaku usaha maka dibentuk

aparat penegak hukum yaitu Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Surakarta, tetapi selama ini belum dapat berjalan secara maksimal hal ini

disebabkan oleh : kurangnya ketersediaan dana, kurangnya sarana dan

prasarana, dan kurangnya sumber daya manusia.

c. Budaya hukum : tingkat kesadaran hukum dari pelaku usaha masih dapat

dikatakan kurang, padahal secara jelas didalam undang-undang sudah

disebutkan bahwa ada beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh pelaku

usaha.

2. Peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

dalam Melindungi Hak-hak Konsumen

Perlindungan terhadap konsumen menjadi hal yang penting mengingat

perkembangan perekonomian semakin pesat yang mengakibatkan munculnya

variasi produk barang dan jasa. Hal demikian juga mengakibatkan pada

kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang. Konsumen

sering kali hanya menjadi obyek aktivitas bisnis pelaku usaha dan kedudukan

konsumen masih lemah. Banyak kasus bisa ditemui di lapangan, betapa banyak

konsumen yang dirugikan dan dicurangi bahkan terancam kesehatan serta

jiwanya akibat perbuatan pelaku usaha.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu peran dari lembaga pemerintah yang

berperan untuk melindungi hak-hak konsumen. Lembaga yang ditunjuk tersebut

salah satunya adalah Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. Kota Surakarta

merupakan salah satu kota yang mempunyai Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen yang bertujuan memberikan perlindungan kepada konsumen. Adapun

tugas dan wewenang dari Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Menurut

Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 tahun 1999 Pasal 52 jo. SK.

Page 88: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Memperindag Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tanggal 10 Desember 2001 tugas

dan wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah :

d. Melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen, dengan cara

melalui mediasi, atau arbritasi atau konsiliasi;

e. Memberikan konsultasi perlindungan konsumen;

f. Melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku;

g. Melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran ketentuan

dalam undang-undang ini;

h. Menerima pengaduan, baik tertulis maupun tidak tertulis dari konsumen

tentang terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;

i. Melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa perlindungan konsumen;

j. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap

perlindungan konsumen;

k. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan/atau setiap orang yang

dianggap mengetahui pelanggaran terhadap undang-undang ini;

i. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli,

atau setiap orang sebagaimnana dimaksud pada huruf g dan huruf h, yang tidak

bersedia memenuhi panggilan badan penyelesaian sengketa konsumen;

j. Mendapatkan, meneliti, dan/atau menilai surat, dokumen atau alat bukti lain

guna penyelidikan dan/atau pemeriksaan;

k. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidaknya kerugian dipihak konsumen;

l. Memberitahukan putusan kepada pelaku usaha pelanggaran terhadap

perlindungan konsumen;

m. Menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang melanggar

ketentuan undang-undang ini.

Dengan merujuk pada Pasal 29 ayat 1 dan Pasal 54 ayat 1 Undang-

Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 jo. Pasal 2 SK.

Menperindag Nomor 350/MPP/Kep/12/2001, peran utama dari Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen yaitu : sebagai instrumen hukum penyelesaian

sengketa diluar pengadilan, sedangkan pada butir e, butir f, butir g, butir h, butir i,

butir k, butir i, dan butir m pada tugas dan wewenang dalam Undang-Undang

Page 89: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 sebenarnya telah terserap dalam

fungssi utama Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. Tugas Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen pada butir b dapat dipandang sebagai upaya

sosialisasi baik terhadap konsumen maupun pelaku usaha. Adapun tugas pada

butir c tidak selalu terkait dengan adanya sengketa konsumen. (Yusuf Shofie,

2003:21)

Kementrian Perdagangan Republik Indonesia (2010: 61) menyebutkan

bahwa :

Perlindungan yang diberikan oleh lembaga Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen tersebut kepada konsumen adalah melalui penyelesaian sengketa antara konsumen dan pelaku usaha dan juga berperan melakukan pengawasan terhadap setiap perjanjian atau dokumen yang mencantumkan klausula baku yang merugikan konsumen. Hal senada juga dinyatakan oleh Susanti Adi Nugroho (2011: 83), bahwa

ada dua peran strategis dari Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, yaitu :

1) BPSK berperan sebagai instrumen hukum penyelesaian sengketa diluar pengadilan (alternative dispute resolution), yaitu melaui konsiliasi, mediasi, dan arbitrase.

2) Melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku oleh pelaku usaha.

Dari penjelasan tersebut maka peran utama Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen Kota Surakarta dalam melindungi hak-hak konsumen adalah sebagai

berikut :

a. Memberikan Konsultasi Kepada Konsumen

Konsumen yang merasa haknya dilanggar atau mereka yang merasa

membutuhkan informasi tentang perlindungan konsumen, maka konsumen

dipersilahkan untuk datang ke BPSK Surakarta. Langkah ini dilakukan guna

mewujudkan konsumen yang cerdas, jika konsumen cerdas maka konsumen

akan menjadi kritis sehingga pelanggaran terhadap hak konsumen tidak

terulang kembali. Dalam konsultasi konsumen juga dapat menentukan langkah

berikutnya apakah akan maju ke langkah berikutnya atau tidak dan menetukan

apa saja yang perlu disiapkan jika konsumen akan bersengketa. Data konsumen

Page 90: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

yang datang untuk mengadu atau berkonsultasi pada bulan Januari sampai

Maret tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Jumlah Pengaduan Konsumen di Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen Surakarta Pada Tahun 2012.

No Jenis Jumlah

1. Perbankan dan Keuangan 4

2. Leasing 5

3. Jasa Pelayanan Listrik Negara 1

4. Jasa Telekomunikasi 1

5. Jasa air Bersih 1

6. Jasa Perparkiran 1

7. Property 3

Jumlah Total 16

Sumber : Data BPSK Surakarta

Berikut hasil wawancara dengan Ibu Tuti budi Rahyu, SH selaku

kepala sekretariat BPSK Surakarta :

BPSK memberikan konsultasi kepada konsumen yang datang kesini baik yang hanya ingin konsultasi atau melakukan pengaduan, karena pada saat konsultasi dapat memberikan dampak yang positif bagi konsumen itu sendiri, konsumen dapat memutuskan mereka akan maju atau tidak, selain itu konsumen juga akan mengetahui segala sesuatu yang perlu dipersiapkan misalnya alat bukti dan lainnya. Kesalahan yang konsumen perbuat juga akan tampak pada saat konsultasi. (Catatan Lapangan 4).

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Dra. Anik Tri Maharni selaku

anggota BPSK Surakarta dari unsur konsumen yaitu :

Siapapun berhak konsultasi di BPSK, karena disini BPSK akan menjelaskan apa saja yang harus disiapkan oleh konsumen sebagai alat bukti yang nanti akan diperlukan pada saat persidangan. Selain itu BPSK juga akan menjelaskan apa saja yang menjadi hak-hak yang konsumen miliki, jadi nanti konsumen akan tahu apa yang harus dibawa dan diajukan. (Catatan Lapangan 3)

Hal serupa juga diungkapkan oleh Etik salah satu konsumen yang

mengadu ke BPSK yaitu :

Page 91: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Pada awalnya saya datang kesini untuk konsultasi terlebih dahulu, awalnya saya datang ke kantor polisi dan diberi saran untuk datang kesini. Disini saya berkonsultasi dan diberi pengarahan oleh anggota BPSK. Saya diberi penjelasan bahwa saya berhak untuk melakukan pengaduan dan menuntut semua kerugian yang saya derita dan mengambil kembali barang saya. (Catatan Lapangan 10)

Pemberian konsultasi kepada konsumen yang datang ke BPSK

Surakarta ini ternyata membawa dampak positif terhadap konsumen.

Konsumen akan lebih mengerti akan kesalahan yang mereka perbuat selain itu

konsumen sebagai warga negara juga akan mengetahui hak dan kewajiban

yang mereka miliki. Dengan demikian diharapkan jika konsumen sudah

memahami kesalahan dan paham hak-hak mereka maka kesalahan tidak akan

terulang kembali.

b. Pengawasan Klausula Baku

Didalam melakukan transaksi yang dilakukan antara pelaku usaha

dengan konsumen sering kali disertai dengan perjanjian-perjanjian atau

klausula baku yang isi dari klausula baku tersebut sudah ditetapkan terlebih

dahulu oleh pelaku usaha tanpa melalui perundingan terlebih dahulu antara

kedua belah pihak yakni pelaku uasaha dengan konsumen. Pada umumnya

pelaku usaha telah menyiapkan terlebih dahulu perjanjian tersebut yang

diberlakukan pada mereka dalam sebuah formulir yang dicetak dan diberikan

kepada konsumen untuk menyetujui tanpa memberikan kesempatan kepada

konsumen untuk mempelajari perjanjian yang telah diberikan tersebut. Oleh

karena itu BPSK berperan untuk mengawasi kluasula baku tersebut seperti

berperan mengawasi klausula baku yang dikeluarkan oleh pelaku usaha,

apabila klausula baku tersebut mengandung unsur yang merugikan konsumen

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Tuti Budi Rahayu, SH selaku

kepala sekretariatan BPSK Surakarta yaitu :

Page 92: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

BPSK bisa mengawasi klausula baku baik diminta atau tidak, baik ada maupun tidak ada laporan, misalnya melihat klausula baku yang tidak sesuai maka BPSK bisa langsung terjun kelapangan untuk memberikan peringatan, apabila peringatan tidak diindahkan maka BPSK juga bisa memberikan sanksi kepada pelaku usaha. Sanksi tersebut bisa berupa merekomendasi kepada pihak yang mengeluarkan ijin kepada pelaku usaha bahwa klausula tersebut tidak layak untuk dikeluarkan. (Catatan lapangan 4)

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ibu Dra. Aniek Tri Maharni

selaku anggota BPSK Surakarta dari unsur konsumen yaitu :

Pelaku usaha dalam hal mengeluarkan produk baik barang maupun jasa ada hal yang bisa saja tidak benar atau melanggar Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Oleh karena itu BPSK juga berperan untuk mengawasi hal tersebut, contoh : Rumah sakit mengenakan biaya bocking untuk merawat padahal itu tidak diperbolehkan, leasing yang seharusnya hanya memberikan kredit kendaraan bermotor tetapi ada yang memberikan pinjaman berupa uang, contoh lain misalnya yang sekarang baru BPSK tangani yaitu pengawasan terhadap kalusula baku tentang perpakiran, didalam kartu parkir biasanya dimuat kalimat barang yang hilang ditanggung sendiri, ini sebenarnya tidak boleh karena akan merugikan konsumen. Oleh sebab itu BPSK berhak untuk melakukan pengawasan terhadap hal-hal tersebut guna memberikan perlindungan terhadap konsumen. (Catatan Lapangan 3)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan adanya peran BPSK maka

diharapkan agar pelaku usaha lebih berhati-hati dalam pembuatan klausula

baku sehingga kecurangan-kecurangan yang dibuat oleh pelaku usaha dapat

diminimalisir dan hak-hak konsumen tidak semakin dilanggar oleh pelaku

usaha.

c. Menyelesaikan Sengketa Konsumen

Konsumen yang merasa dirugikan maka akan dapat menuntut hak-hak

mereka kepada pelaku usaha yang telah hilang tersebut dengan cara

menyelesaikan sengketa konsumen di BPSK. BPSK hanya menangani kasus

perdata saja yang umumnya bersifat ganti rugi langsung yang dialami oleh

konsumen atas kesalahan atau kelalaian pelaku usaha. Keputusan BPSK

bersifat final dan mengikat atau dengan kata lain wajib dan harus dipatuhi oleh

Para Pihak yang bersengketa. Tata cara penyelesaian sengketa konsumen di

Page 93: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

BPSK Surakarta terdapat 3 macam pilihan yang dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1) Konsiliasi

a) BPSK membentuk sebuah badan sebagai pasif fasilitator.

b) BPSK membiarkan yang bermasalah untuk menyelesaikan masalah

mereka cecara menyeluruh oleh mereka sendiri untuk bentuk dan jumlah

kompensasi.

c) Ketika sebuah penyelesaian dicapai, itu akan dinyatakan sebagai

persetujuan rekonsiliasi yang diperkuat oleh keputusan BPSK

d) Penyelesaian dilaksanakan paling lama 21 hari kerja.

2) Mediasi

a) BPSK membentuk sebuah fungsi badan sebagai fasilitator yang aktif

untuk memberikan petunjuk, nasehat dan saran kepada yang bermasalah.

b) Badan ini membiarkan yang bermasalah menyelesaikan permasalahan

mereka secara menyeluruh untuk bentuk dan jumlah kompensasinya.

c) Ketika sebuah penyelesaian dicapai, itu akan diletakkan pada

persetujuan rekonsiliasi yang diperkuat oleh keputusan BPSK.

d) Penyelesaian dilaksanakan paling lama 21 hari kerja.

3) Arbitrasi

a) Yang bermasalah memilih anggota BPSK sebagai arbiter dalam

menyelesaikan masalah konsumen.

b) Kedua belah pihak seutuhnya membiarkan badan tersebut menyelesaikan

permasalahan mereka.

c) BPSK membuat sebuah penyelesaian final yang mengikat.

d) Penyelesaian harus diselesaikan dalam jangka waktu 21 hari kerja paling

lama.

e) Ketika kedua belah pihak tidak puas pada penyelesaian tersebut, kedua

belah pihak dapat mengajukan keluhan kepada pengadilan negeri dalam

14 hari setelah penyelesaian di informasikan.

Berikut ini hasil wawancara yang diungkapkan oleh Ibu Tuti Budi

Rahayu, SH selaku staf kesekretariatan BPSK Surakarta :

Page 94: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

BPSK Surakarta juga mempunyai peran dalam menyelesaikan sengketa konsumen dengan 3 macam pilihan cara yaitu mediasi, konsiliasi, dan arbitrase. Untuk mediasi BPSK hanya berperan sebagai mediator bukan sebagai penentu keputusan, sedangkan untuk konsiliasi dan arbitrase BPSK lebih berperan sebagai penentu keputusan. Kami memang selalu berusaha menyelesaikan semua permasalahan atau sengketa antara pelaku usaha dengan konsumen secara damai. Di BPSK itu tidak ada menang-kalah, yang ada adalah win-win solutions (Catatan Lapangan 4)

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Dra. Aniek Tri Maharni selaku

anggota BPSK dari unsur konsumen :

BPSK mempunyai peran untuk menyelesaikan sengketa konsumen dengan pelaku usaha baik itu berupa barang maupun jasa dengan mengutamakan perdamaian atau win-win solution agar salah satu pihak tidak ada yang dirugikan tetapi menguntungkan kedua belah pihak, yang dapat ditempuh melalui tiga pilihan cara, yaitu mediasi, arbitrasi, dan konsolidasi. Dari pihak BPSK lebih mengutamakan jalan mediasi terlebih dahulu agar dapat diselesaikan secara damai tanpa harus naik ke majelis. (Catatan lapangan 3)

Hal serupa juga diungkapkan oleh Henny salah satu konsumen yang

mengadu ke BPSK Surakarta yaitu :

Dari pihak BPSK memberikan tiga pilihan kepada saya yaitu mediasi, arbitrasi, dan konsoliasi. Pada awalnya saya memilih mediasi untuk menyelesaikan masalah ini, pinginyakan dapat diselesaikan secara kekeluargaan terlebih dahulu namun ternyata belum dapat diselesaikan ya sudah saya naik majelis saja agar masalah ini cepat selesai. (Catatan Lapangan 6)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa untuk menyelesaikan sengketa konsumen BPSK

Surakarta memberikan tiga macam pilihan yang sesuai dengan Undang-

Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 tahun 1999 yaitu mediasi,

konsiliasi, dan arbitrasi. BPSK sendiri lebih menyarankan agar penyelesaian

sengketa konsumen dapat diselesaikan secara damai dengan cara kekeluargaan

tanpa harus naik ke majelis.

Sedangkan untuk penyelesaian sengketa konsumen sejak dilantik

sampai akhir tahun 2011 BPSK Surakarta telah menangani 16 kasus dengan

hasil sebagai berikut :

Page 95: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

1) Diputus dengan mediasi ada 3 kasus.

2) Diputus dengan cara arbitrase ada 4 kasus.

3) Dalam proses ada 3 kasus.

4) Selesai sebelum sidang ada 2 kasus.

5) Tidak dapat diselesaikan ada 3 kasus. Tidak dapat diselesaikan disini

dikarenakan teradu tidak memenuhi panggilan dan teradu tidak bersedia

diselesaikan di BPSK karena dalam perjanjian kredit telah disepakati

apabila terjadi sengketa akan diselesaikan di pengadilan negeri, dan yang

terakhir disebabkan tidak lengkapnya data yang dibutuhkan.

Untuk rekapitulasi penanganan kasus dapat dilihat dilampiran 10.

Penyelesaian sengketa konsumen di BPSK Surakarta diharapkan

mampu mengembalikan hak-hak konsumen yang telah dilanggar oleh pelaku

usaha tanpa memberikan kerugian bagi salah satu pihak tetapi justru

memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak agar masalah dapat

diselesaikan dengan cepat, adil, mengutamakan musyawarah, dan tepat.

C. Temuan Studi

Dalam subbab ini peneliti menganalisis informasi yang berhasil

dikumpulkan dilapangan sesuai dengan rumusan masalah dan selanjutnya

dikaitkan dengan teori yang ada. Berdasarkan hasil penelitian yang dihubungkan

dengan kajian teori maka peneliti menemukan hal-hal yang penting sebagai

berikut :

1. Faktor-faktor yang Menyebabkan Pelanggaran Terhadap Hak-hak Konsumen

Sistem hukum dapat berjalan secara maksimal menurut Lawrence Meir

Friedman bergantung pada

hukum, dan budaya hukum Faktor-faktor yang menyebabkan pelanggaran hak-

hak konsumen di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta meliputi :

a. Substansi hukum : Pemerintah Negara Indonesia telah mengeluarkan produk

undang-undang maupun peraturan dibawahnya guna mewujudkan

perlindungan terhadap hak-hak konsumen, tetapi masyarakat belum banyak

Page 96: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

yang tahu akan produk peraturan tersebut bahkan hanya sedikit saja

masyarakat yang tahu akan hak-hak yang mereka miliki.

b. Struktur hukum atau pranata hukum : Guna mewujudkan perlindungan

terhadap hak-hak konsumen yang dilanggar oleh pelaku usaha maka

dibentuk aparat penegak hukum yaitu Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen Surakarta, tetapi selama ini belum dapat berjalan secara

maksimal hal ini disebabkan oleh : kurangnya ketersediaan dana, kurangnya

sarana dan prasarana, dan kurangnya sumber daya manusia.

c. Budaya hukum : tingkat kesadaran hukum dari pelaku usaha masih dapat

dikatakan kurang, padahal secara jelas didalam undang-undang sudah

disebutkan bahwa ada beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh pelaku

usaha.

Berdasarkan teori tentang sistem hukum dan hasil dari penelitian dapat

disimpulkan bahwa sistem hukum yang berlaku khususnya mengenai

perlindungan konsumen belum dapat berjalan secara maksimal sehingga masih

banyak pelanggaran terhadap hak-hak konsumen yang terjadi. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

dapat ditemukan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan pelanggaran terhadap

hak-hak konsumen selain dari faktor diatas dapat juga berasal dari konsumen itu

sendiri yaitu konsumen tidak melaksanakan kewajibannya sebagai konsumen

sesuai dengan perjanjian yang disepakati dengan pelaku usaha sehingga

menyebabkan konsumen berada didalam posisi yang lemah.

2. Peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta dalam Melindungi

Hak-hak Konsumen

Guna mewujudkan perlindungan terhadap hak-hak konsumen yeng

dilanggar oleh pelaku usaha maka pemerintah mengeluarkan suatu produk

Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomr 8 Tahun 1999 yang didalam

aturan tersebut dibentuk suatu badan yang berada di kabupaten atau kota yang

diberi nama Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. Pembentukan Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen diberikan peran yang didasarkan pada tugas

Page 97: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

dan tanggung jawabnya sebagai pelayan masyarakat. Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen Surakarta mempunyai beberapa peran yang antara lain

adalah memberikan konsultasi dengan konsumen, pengawasan terhadap

pencantuman klausula baku, dan menyelesaikan sengketa konsumen melalui 3

cara yaitu mediasi, arbitrasi, dan mediasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Susanti

Adi Nugroho (2011:83), menyatakan bahwa ada dua peran strategis dari Badan

Penyelesaian Sengketa Konsumen, yaitu :

1) BPSK berperan sebagai instrumen hukum penyelesaian sengketa diluar pengadilan (alternative dispute resolution), yaitu melaui konsiliasi, mediasi, dan arbitrase.

2) Melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku oleh pelaku usaha.

Page 98: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dilapangan dan analisis

yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan guna

menjawab perumusan masalah. Adapun kesimpulan peneliti adalah sebagai

berikut :

1. Faktor-faktor yang menyebabkan pelanggaran terhadap hak konsumen yaitu :

a. Substansi hukum : Pemerintah Negara Indonesia telah mengeluarkan produk

undang-undang maupun peraturan dibawahnya guna mewujudkan

perlindungan terhadap hak-hak konsumen, tetapi masyarakat belum banyak

yang tahu akan produk peraturan tersebut bahkan hanya sedikit saja

masyarakat yang tahu akan hak-hak yang mereka miliki.

b. Struktur hukum atau pranata hukum : Guna mewujudkan perlindungan

terhadap hak-hak konsumen yang dilanggar oleh pelaku usaha maka

dibentuk aparat penegak hukum yaitu Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen Surakarta, tetapi selama ini belum dapat berjalan secara

maksimal hal ini disebabkan oleh : kurangnya ketersediaan dana, kurangnya

sarana dan prasarana, dan kurangnya sumber daya manusia.

c. Budaya hukum : tingkat kesadaran hukum dari pelaku usaha masih dapat

dikatakan kurang, padahal secara jelas didalam undang-undang sudah

disebutkan bahwa ada beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh pelaku

usaha.

2. Peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta dalam melindungi

hak-hak konsumen antara lain adalah :

a. Memberikan konsultasi kepada konsumen, langkah ini ditempuh guna

mewujudkan konsumen yang kritis dan cerdas.

b. Pengawasan terhadap klausula baku, dilakukan sebagai upaya pengawasan

terhadap perjanjian-perjanjian yang secara sepihak dibuat oleh pelaku usaha

guna mencegah pelanggaran terhadap hak-hak konsumen.

Page 99: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

c. Menyelesaikan sengketa konsumen melalui tiga pilihan cara yaitu mediasi,

arbitrasi, dan konsiliasi.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, ditambah dengan berbagai fenomena

yang dibahas dalam penelitian ini, maka implikasi yang ditimbulkan adalah

sebagai berikut :

1. Pelanggaran terhadap hak konsumen dapat disebabkan karena sistem hukum

yang berlaku dimasyarakat belum berjalan secara maksimal. Oleh karena itu

kita sebagai konsumen harus mengetahui tentang aturan-aturan yang ada dan

memahami isinya agar pelanggaran terhadap hak-hak konsumen dapat

diminimalisir.

2. Peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta dalam melindungi

hak-hak konsumen dilakukan dengan berbagai cara. Oleh karena itu peran

tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar konsumen menjadi

konsumen yang cerdas dan pelanggaran terhadap hak mereka dapat

diminimalisir.

C. Saran

1. Bagi Konsumen

a. Perlu meningkatkan pemahaman akan hak-hak yang konsumen miliki.

b. Jadilah konsumen yang kritis dan cerdas, meneliti barang sebelum membeli

dan meneliti setiap akan melakukan penandatanganan perjanjian dengan

pelaku usaha.

c. Apabila konsumen sudah terikat perjanjian dengan pelaku usaha,

semaksimal mungkin lakukan kewajiban sesuai dengan perjanjian sehingga

tidak menimbulkan sengketa dengan pelaku usaha.

2. Bagi Pelaku Usaha

a. Berikanlah informasi yang jelas terhadap produk barang dan/atau jasa yang

telah diproduksi sehingga konsumen akan mudah memahami dan berikanlah

penjelasan pada setiap perjanjian yang akan dilaksanakan.

Page 100: PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN …/Peran... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SURAKARTA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

b. Apabila terjadi sengketa dengan konsumen lakukan penyelesaian sengketa

secara patut dan mengikuti proses persidangan dengan baik.

3. Bagi BPSK

a. Berkaitan dengan pelayanan terhadap masyarakat, BPSK hendaknya

mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan yang ada.

b. Perlu adanya tambahan sumber daya manusia lagi terutama bidang

kesekretariatan agar kinerjanya lebih optimal.

c. Perlu adanya sosialisasi yang lebih lanjut dari pihak Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen sendiri agar keberadaan Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen dapat diketahui oleh masyarakat secara luas.

4. Bagi Pemerintah

a. Pemerintah seharusnya memberikan sumber dana dan tempat yang layak

kepada BPSK agar program kerja BPSK lebih optimal dan perlindungan

konsumen dapat ditegakkan.

b. Pemerintah juga harus memberikan sosialisasi produk Undang-Undang

Perlindungan Konsumen terhadap masyarakat luas agar masyarakat tahu

akan hak dan kewajiban yang dimiliki selain itu konsumen juga akan

mengetahui kemana konsumen akan memperjuangkan hak mereka apabila

terjadi pelanggaran hak konsumen.