Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERATURAN DAERAH KOTA MANADO
NOMOR 1 TAHUN2011
TENTANGt"
BEA PEROLEHAN HAK ATAS
TANAH DAN BANGUNAN
2011
m^mm^KVm^
^M^tHjfjppw^
KATA PENGANTAR
Sebagai Negara yang berdasarkanpada Pancasila dan Undang-Undang Dasar1945, segala aspek kehidupan dalam bidangkemasyarakatan kebangsaan,,. dankeanekaragaman termasuk pemefintah harussenantiasa berdasarkan hukum.
Untuk mewujudkan negara hukumtersebut diperlukan tatanan yang tertib antaralain di bidang bea perolehan hak atas tanahdan bangunan. Tertib bea perolehan hak atastanah dan bangunan dimulai sejakperencanaan peraturan daerah sampaidengan pengundangannya.
Untuk menetapkan peraturan daerahyang baik diperlukan berbagai persyaratanyang berkaitan dengan system, asas, tatacara persiapan dan pembahasan teknikpenyusunan maupun pemberlakuannya.
Mengingat adanya Undang-UndangNomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerahdan Retribusi Daerah khususnya Pasal 85perlu mengatur Bea Perolehan Hak AtasTanah dan Bangunan, maka untuk itudiperlukan Peraturan Daerah yang mengaturmengenai Bea Perolehan Hak Atas Tanahdan Bangunan sebagai landasan Yuridisdalam penetapan Bea Perolehan Hak AtasTanah dan Bangunan di Kota Manado.
Peraturan Daerah ini pada dasarnyadimaksudkan untuk menetapkan suatuketentuan yang baku mengenai BeaPerolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
Semoga dengan tersusunnya bukuPeraturan Daerah ini akan lebih bermanfaat
bagi para pembaca, terima kasih.
PeraturanPerundang-Undangan Daerah
DAFTAR ISI
Kata PengantarDaftar Isi ..,.. iWalikota Manado :.'.... iiWakil Walikota Manado ivSekretaris Daerah Kota Manado v
BAB I Ketentuan Umum 7
BAB II Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan 13BAB III Pemungutan Pajak 20BAB IV Pembayaran dan Penagihan 23BAB V Keberatan dan Banding 25BAB VI Pembetulan, Pembatalan,
Pengurangan Ketetapan Pajak danPenghapusan Atau PenguranganSanksi Administrasi 28
BAB VII Pengembalian KelebihanPembayaran 29
BAB VIII Kedaluwarsa Penagihan 30BAB IX Pembukuan dan Pemeriksaan 31
BAB X Insentif Pemungutan 32BAB XI Ketentuan Khusus 32
BAB XII Penyidikan 34BAB XIII Ketentuan Pidana 36
BAB XIV Ketentuan Penutup 37Penjelasan Peraturan Daerah Kota ManadoNomor 1 Tahun 2011 tentang BeaPerolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan 39Peraturan Walikota Manado tentang Sistemdan Prosedur Pemungutan Bea PerolehanHak Atas Tanah dan Bangunan 51
Peraturan Perundang-Undangan Daerah
PERATURAN DAERAH KOTA MANADONOMOR 1 TAHUN2011
TENTANG
BEA PEROLEHAN HAK
ATAS TANAH DAN BANGUNAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang
WALIKOTA MANADO,
c.
bahwa pajak daerahmerupakan salah satusumber pendapatan daerahyang penting gunamembiayai pelaksanaanpemerintahan daerah dalammelaksanakan pelayanankepada masyarakat sertamewujudkan kemandiriandaerah;bahwa dengan berlakunyaUndang-Undang Nomor 28Tahun 2009 tentang PajakDaerah dan RetribusiDaerah, maka salah satujenis pajak pusat yangditetapkan sebagai pajakdaerah adalah BeaPerolehan Hak atas Tanahdan Bangunan;bahwa berdasarkanpertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a danhuruf b, perlu membentuk
1Peraturan Perundang-Undangan Daerah
Peraturan Daerah Kota,Manado tentang BeaiPerolehan Hak atas Tanah*dan Bangunan; \
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-!Undang Dasar Negara IRepublik Indonesia Tahun|1945; I
2. Undang-Undang Nomor 291Tahun 1959 tentangiPembentukan Daerah-|Daerah Tingkat II di|Sulawesi (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun1959 Nomor 74, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 1822);
3. Undang-Undang Nomor 8Tahun 1981 tentang HukumAcara Pidana (LembaranNegara Republik IndonesiaTahun 1981, Nomor 76,Tambahan Lembaran
Negara Republik IndonesiaNomor 3209);
4. Undang-Undang Nomor 6Tahun 1983 tentangKetentuan Umum Tata Cara
Perpajakan (LembaranNegara Republik IndonesiaTahun 1983 Nomor 49,Tambahan Lembaran
Negara Republik IndonesiaNomor 3262) sebagaimanatelah diubah beberapa kaliterakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun2000 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun
2 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
2000 Nomor 126,Tambahan Lembaran
Negara Republik IndonesiaNomor 3984);
5. Undang-Undang Nomor 19Tahun 1997 tentangPenagihan Pajak DenganSurat Paksa (LembaranNegara Republik IndonesiaTahun 1997 Nomor 42,Tambahan Lembaran
Republik Indonesia Nomor3686) sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun2000 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun2000 Nomor 129,Tambahan Lembaran
Negara Republik IndonesiaNomor 3987);
6. Undang-Undang Nomor 17Tahun 2003 tentangKeuangan Negara(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4286);
7. Undang-Undang Nomor 1Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004
Nomor 5, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4355);
8. Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah
Peraturan Perundang-Undangan Daerah
(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004Nomor 125, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4437)sebagaimana telahbeberapa kali diubahterakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun2008 tentang PerubahanKedua Atas Undang-:Undang Nomor 32 Tahun^2004 tentang Pemerintahan:Daerah (Lembaran Negara]Republik Indonesia Tahun!2008 Nomor 59, Tambahan iLembaran Negara Republik;Indonesia Nomor 4844);
9. Undang-Undang Nomor 33.Tahun 2004 tentangPerimbangan KeuanganAntara Pemerintah Pusat •dan Pemerintahan Daerah •(Lembaran Negara Republik :Indonesia Tahun 2004 <Nomor 126, Tambahan:Lembaran Negara Republik «Indonesia Nomor4438); i
10. Undang-Undang Nomor 28 ]Tahun 2009 tentang Pajak jDaerah dan Retribusi}Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun2009 Nomor 130,Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 5049);
11. Peraturan PemerintahNomor 40 Tahun 1996tentang Hak Guna Usaha,
Hak Guna Bangunan danHak Pakai Atas Tanah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1996Nomor 14, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3643);
12. Peraturan PemerintahNomor 24 Tahun 1997tentang Pendaftarari'Tanah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1997Nomor 57, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3696);
13. Peraturan PemerintahNomor 135 Tahun 2000tentang Tata CaraPenyitaan Dalam RangkaPenagihan Pajak DenganSurat Paksa (LembaranNegara Republik IndonesiaTahun 2000 Nomor 247,Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 4049);
14. Peraturan PemerintahNomor 136 Tahun 2000tentang Tata CaraPenjualan Barang SitaanYang dikecualikan DariPenjualan Secara LelangDalam Rangka PenagihanPajak Dengan Surat Paksa(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000Nomor 248, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4050);
Peraturan Perundang-Undangan Daerah I Peraturan Perundang-Undangan Daerah
15. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor;38 Tahun 2007 tentang^Pembagian UrusanPemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan,Daerah Provinsi, dan-Pemerintahan Daerah^Kabupaten/ Kota"s(Lembaran Negara Republik-Indonesia Tahun 2007.
Nomor 82, Tambahan^Lembaran Negara Republik'Indonesia Nomor 4737);
16. Peraturan Pemerintah
Nomor 69 Tahun 2010
17
18
tentangPemberian
Pemanfaatan
Pemungutan Pajakdan Retribusi
(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010
Nomor 119, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5161);Peraturan Pemerintah
Nomor 91 Tahun 2010
tentang Jenis Pajak Daerahyang Dipungut berdasarkan:Penetapan Kepala DaerahAtau Dibayar Sendiri OlehJWajib Pajak (Lembaran|Negara Republik Indonesia;Tahun 2010 Nomor 153,'Tambahan Lembaran
Negara Republik IndonesiaNomor 5179);Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 4 Tahun 1997
Tata Cara
dan
Insentif
Daerah
Daerah
Peraturan Perundang-Undangan Daerah
tentang Penyidik PegawaiNegeri Sipil di LingkunganPemerintahan Daerah;
19. Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 147/PMK.07/2010 tentangBadan atau Perwakilan
Lembaga Internasipoal yang' Tidak Dikenakan Bea
Perolehan Hak atas Tanahdan Bangunan.
20. Peraturan Daerah Kota
Manado Nomor 2 Tahun
2008 tentang UrusanPemerintahan Wajib danPilihan Yang MenjadiKewenangan PemerintahKota Manado;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKOTA MANADO
dan
WALIKOTA MANADO
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAHTENTANG BEA PEROLEHAN
HAK ATAS TANAH DAN
BANGUNAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Peraturan Perundang-Undangan Daerah
Pasal 1Dalam Peraturan Daerahdengan :
ini yang dimaksud
1.
2.
4.
5.
6.
7.
Daerah adalah Kota Manado.Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah:dan Perangkat Daerah sebagai unsur4penyelenggara Pemerintahan Daerah. tDewan Perwakilan Rakyat Daerah;selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga!perwakilan rakyat daerah Kota Manadofsebagai unsur pemerintahan daerah. IWalikota adalah Walikota Manado. fRekening kas umum daerah adalah!Rekening Kas Umum Daerah Kota Manadofatau Badan yang diserahi wewenang dan Itanggung jawab sebagai Pemegang?Rekening Kas Umum Daerah Kota Manado. !Perangkat Daerah adalah unsur pembantu'.Walikota dalam penyelenggaraan"pemerintahan daerah yang terdiri •Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, \Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan "Kecamatan.
Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas :tertentu dibidang perpajakan Daerah sesuai -cdengan peraturan perundang-undangan. "Pajak Daerah yang selanjutnya disebut IPajak adalah kontribusi wajib kepada $Daerah yang terutang oleh orang pribadi •atau badan yang bersifat memaksafberdasarkan undang-undang, dengan tidakfmendapatkan imbalan secara langsung dandigunakan untuk keperluan Daerah bagisebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Badan adalah sekumpulan orang dan/atau Imodal yang merupakan kesatuan, baik yangmelakukan usaha maupun yang tidakmelakukan usaha yang meliputi perseroanterbatas, perseroan komanditer, perseroanlainnya, Badan Usaha Milik Negara
10.
11
12
13
15
(BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah(BUMD) dengan nama dan dalam bentukapapun, firma, kongsi, koperasi, danapensiun, persekutuan, perkumpulan,yayasan, organisasi massa, organisasisosial politik, atau organisasi lainnya,
•lembaga dan bentuk badan lainnyatermasuk kontrak investasi kolektif danbentuk usaha tetap.
'Bea Perolehan Hak atas Tanah danBangunan adalah Pajak atas perolehan hakatas tanah dan/atau bangunan.Perolehan hak atas tanah dan/ataubangunan adalah perbuatan atau peristiwahukum yang mengakibatkan diperolehnyahak atas tanah dan/atau bangunan olehorang pribadi atau badan.Hak atas tanah dan/atau bangunan adalahhak atas tanah, termasuk hak pengelolaan,beserta bangunan di atasnya, sebagaimanadimaksud dalam undang-undang di bidangpertanahan dan bangunan.Wajib Pajak adalah orang pribadi atauBadan, meliputi pembayar pajak, pemotongpajak dan pemungut pajak, yangmempunyai hak dan kewajiban perpajakansesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan daerah.
14. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu)bulan kalender atau jangka waktu lain yangdiatur dengan Peraturan Walikota palinglama 3 (tiga) bulan kalender, yang menjadidasar bagi wajib pajak untuk menghitung,menyetor dan melaporkan pajak yangterutang.Tahun Pajak adalah jangka waktu yanglamanya 1 (satu) tahun kalender, kecualibila wajib pajak menggunakan tahun bukuyang tidak sama dengan tahun kalender.
Peraturan Perundang-Undangan Daerah W Peraturan Perundang-Undangan Daerah
16. Pajak yang terutang adalah pajak yangharus dibayar pada suatu saat, dalam masafpajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian')tahun pajak sesuai dengan ketentuan.peraturan perundang-undangan perpajakan..,daerah. •
17. Pemungutan adalah suatu rangkaianikegiatan mulai dari penghimpunan data!obyek dan subyek pajak, penentuanbesarnya pajak yang terutang sampaikegiatan penagihan pajak kepada wajib'pajak serta pengawasan penyetorannya.
18. Surat Pemberitahuan Objek Pajak, yangselanjutnya disingkat SPOP, adalah adalahjsurat yang digunakan oleh Wajib Pajakfuntuk melaporkan data subjek dan objekf,Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan danjPerkotaan sesuai dengan ketentuan:peraturan perundang-undangan perpajakan -•daerah.
19. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang.tselanjutnya disingkat SPTPD adalah suratj-yang oleh wajib pajak digunakan untuk'melaporkan penghitungan dan/ataupembayaran pajak, obyek pajak dan/atau.;bukan obyek pajak, dan/atau harta dan,;kewajiban sesuai dengan ketentuan -peraturan perundang-undangan perpajakan \daerah. *
20. Surat Setoran Pajak Daerah yang^-selanjutnya disingkat SSPD adalah bukti'ipembayaran atau penyetoran pajak yang*telah dilakukan dengan menggunakanformulir atau telah dilakukan dengan caralain ke rekening kas umum daerah melaluitempat pembayaran yang ditunjuk olehWalikota.
21. Surat Ketetapan Pajak Daerah yangselanjutnya disingkat SKPD adalah surat
10 Peraturan Perundang-Undangan Daerahi
ketetapan pajak yang menentukan besarnyajumlah pokok pajak yang terutang.
22. Surat Ketetapan Pajak Daerah KurangBayar yang selanjutnya disingkat SKPDKBadalah surat ketetapan pajak yangmenentukan besarnya jumlah pokok pajak,jumlah kredit pajak, jumlah kekuranganpembayaran pokok pajak, besarnya sanksiadministratif dan jumlah pajak yang masihharus dibayar.
23. Surat Ketetapan Pajak Daerah KurangBayar Tambahan yang selanjutnya disingkatSKPDKBT adalah surat ketetapan pajakyang menentukan tambahan atas jumlahpajak yang telah ditetapkan.
24. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yangselanjutnya disingkat SKPDN adalah suratketetapan pajak yang menentukan jumlahpokok pajak sama besarnya dengan jumlahkredit pajak atau pajak tidak terutang dantidak ada kredit pajak.
25. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar,yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalahsurat ketetapan pajak yang menentukanjumlah kelebihan pembayaran pajak karenajumlah kredit pajak lebih besar dari padapajak yang terutang atau seharusnya tidakterutang.
26. Surat Tagihan Pajak Daerah yangselanjutnya disingkat STPD adalah suratuntuk melakukan tagihan pajak dan/atausanksi administratif berupa bunga dan/ataudenda.
27. Surat Keputusan Pembetulan adalah suratkeputusan yang membetulkan kesalahantertulis, kesalahan hitung dan/ataukekeliruan dalam penerapan ketentuantetentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang tedapatdalam Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat
Peraturan Perundang-Undangan Daerah 11
I
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar,"Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang-Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak^Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak DaerahLebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah, r"Surat Keputusan Pembetulan atau Surat\Keputusan Keberatan. I
28. Surat Keputusan Keberatan adalah suratkeputusan atas keberatan terhadap SuratKetetapan Pajak Daerah, Surat KetetapanPajak Daerah Kurang Bayar, SuratKetetapan Pajak Daerah Kurang BayarTambahan, Surat Ketetapan Pajak DaerahNihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah LebihBayar atau terhadap pemotongan ataulpemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan'fWajib Pajak. I
29. Putusan Banding adalah putusan badan'fperadilan pajak atas banding terhadap Surat |Keputusan Keberatan yang diajukan olehWajib Pajak.
30. Pembukuan adalah suatu proses Jpencatatan yang dilakukan secara teratur^untuk mengumpulkan data dan informasi!keuangan yang meliputi harta, kewajiban.fmodal, penghasilan dan biaya, serta jumlahTharga perolehan dan penyerahan barangfjatau jasa, yang ditutup dengan menyusunlaporan keuangan berupa neraca danlaporan laba rugi untuk periode Tahun Pajaktersebut.
31. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatanmenghimpun dan mengolah data,keterangan, dan/atau bukti yangdilaksanakan secara obyektif dan profesionalberdasarkan suatu standar pemeriksaanluntuk menguji kepatuhan pemenuhankewajiban perpajakan daerah dan/atau:tujuan lain dalam rangka melaksanakan:
.
12 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan daerah.
32. Penyidikan tindak pidana di bidangperpajakan daerah adalah serangkaiantindakan yang dilakukan oleh Penyidik untukmencari serta mengumpulkan bukti yang•dengan bukti itu membuat terang tindak"pidana di bidang perpajakan daerah sertamenemukan tersangkanya.
33. "Rekening Kas Umum Daerah adalahRekening Kas Umum Daerah Kota Manado.
34. Juru Sita Pajak adalah pegawai yangditunjuk untuk melakukan penyitaan, danmenguasai barang atau harta wajib pajakguna dijadikan jaminan untuk melunasi utangpajak sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
BAB II
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DANBANGUNAN
Paragraf INama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak
Pasal 2
Dengan nama Bea Perolehan Hak Atas Tanahdan Bangunan dipungut pajak atas perolehanhak atas tanah dan/atau bangunan.
Pasal 3
(1) Objek Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanahdan Bangunan adalah perolehan hak atastanah dan/atau bangunan.Perolehan hak atas tanah dan/ataubangunan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi:a. pemindahan hak karena:
1. jual beli;2. tukar menukar;
(2)
Peraturan Perundang-Undangan Daerah 13
3. hibah;4. hibah wasiat;5. waris;
6. pemasukan dalam perseroan ataubadan hukum lain;
7. pemisahan hak yang mengakibatkanperalihan;
8. penunjukan pembeli dalam lelang;9. pelaksanaan putusan hakim yang
mempunyai kekuatan hukum tetap- ;10. penggabungan usaha; ' )11. peleburan usaha;12. pemekaran usaha; dan13. hadiah.
b. Pemberian hak baru meliputi:1. kelanjutan pelepasan; atau2. di luar pelepasan hak.
(3) Hak atas tanah sebagaimana dimaksudpada ayat(1) adalah:a. hak milik;b. hak guna usaha;c hak guna bangunan;d. hak pakai;e. hak milik atas satuan rumah susun; danf. hak pengelolaan.
(4) Dikecualikan dari Objek Pajak Bea 'Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan '•adalah objek pajak yang diperoleh: ;a. perwakilan diplomatik dan konsulat ,
berdasarkan atas perlakuan timbal balik; \b. negara untuk penyelenggaraan f
pemerintah dan/atau untuk pelaksanaan |pembangunan guna kegiatan umum;
c. badan atau perwakilan lembagainternasional yang ditetapkan denganPeraturan Menteri Keuangan dengansyarat tidak menjalankan usaha ataumelakukan kegiatan lain diluar fungsi dantugas badan atau perwakilan organisasitersebut;
14 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
d. orang pribadi atau badan karenakonversi hak atau karena perbuatanhukum lain dengan tidak adanyaperubahan nama;
e. orang pribadi atau badan karena wakaf;dan
« f. orang pribadi atau badan yangdigunakan untuk kepentingan ibadah.
i*Pasal 4
(1) Subjek Pajak Bea Perolehan Hak AtasTanah dan Bangunan adalah orang pribadiatau badan yang memperoleh hak atastanah dan/atau bangunan.
(2) Wajib Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanahdan Bangunan adalah orang pribadi ataubadan yang memperoleh hak atas tanahdan/atau bangunan.
Paragraf IINilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak,
Dasar Pengenaan Pajak, Besaran Tarif,dan Cara Perhitungan Tarif
Pasal 5
(1) Besarnya Nilai Perolehan Objek PajakTidak Kena Pajak ditetapkan sebesarRp.60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah)untuk setiap Wajib Pajak.
(2) Dalam hal perolehan hak karena warisanatau hibah wasiat yang diterima orangpribadi yang masih dalam hubungankeluarga sedarah dalam garis keturunanlurus satu derajat ke atas atau satu derajatke bawah dengan pemberi hibah wasiat,termasuk suami/istri, Nilai Perolehan ObjekPajak Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesarRp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Peraturan Perundang-Undangan Daerah 15
Pasal 6
(1) Dasar pengenaan Bea Perolehan Hak AtasTanah dan Bangunan adalah Nilai PerolehanObjek Pajak.
(2) Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dalam hal:a. jual beli adalah harga transaksi;b. tukar menukar adalah nilai pasar;c. hibah adalah nilai pasar;d. hibah wasiat adalah nilai pasar;e. waris adalah nilai pasar;f. pemasukan dalam perseroan atau badan
hukum lainnya adalah nilai pasar;g. pemisahan hak yang mengakibatkan
peralihan adalah nilai pasar;h. peralihan hak karena pelaksanaan
putusan hakim yang mempunyaiketentuan hukum tetap adalah nilai pasar;
i. pemberian hak baru atas tanah sebagaikelanjutan dari pelepasan hak adalah nilaipasar;
j. pemberian hak baru atas tanah di luarpelepasan hak adalah nilai pasar;
k. penggabungan usaha adalah nilai pasar;I. peleburan usaha adalah nilai pasar;m.pemekaran usaha adalah nilai pasar;n. hadiah adalah nilai pasar; dan/atauo. penunjukan pembeli dalam lelang adalah
harga transaksi yang tercantum dalamrisalah lelang.
(3) Jika NPOP sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf a sampai dengan huruf n tidakdiketahui atau lebih rendah dari pada NJOPyang digunakan dalam pengenaan PajakBumi dan Bangunan pada tahun terjadinyaperolehan, dasar pengenaan yang dipakaiadalah NJOP Pajak Bumi dan Bangunan.
Pasal 7
Tarif Bea Perolehan Hak Atas Tanah danBangunan ditetapkan sebesar 5% (lima persen).
Pasal 8
(1) Besaran pokok Bea Perolehan Hak AtasTanah dan Bangunan yang terutang dihitung
" dengan cara mengalikan tarif sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 dengan dasar
r pengenaan pajak sebagaimana' 'dimaksuddalam Pasal 6 ayat (1) setelah dikurangi nilaiperolehan objek pajak tidak kena pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
(2) Dalam hal Nilai Perolehan Objek Pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat(3) tidak diketahui atau lebih rendah daripada NJOP yang digunakan dalampengenaan PBB pada tahun terjadinyaperolehan, besaran pokok Bea PerolehanHak atas Tanah dan Bangunan yangterutang dihitung dengan cara mengalikantarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7dengan NJOP PBB setelah dikurangi NilaiPerolehan Obyek Pajak Tidak Kena Pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
(3) Bea Perolehan Hak atas Tanah danBangunan yang terutang dipungut di wilayahdaerah tempat Tanah dan/atau Bangunanberada.
Paragraf IIIMasa Pajak dan Saat Terutangnya Pajak
Pasal 9
(1) Saat terutangnya pajak Bea Perolehan HakAtas Tanah dan/atau Bangunan ditetapkanuntuk:
jual beli adalah sejak tanggal dibuat danditandatanganinya akta;
c.
f.
h.
J-
m.
tukar menukar adalah sejak tanggaldibuat dan ditandatanganinya akta;hibah adalah sejak tanggal dibuat danditandatanganinya akta;
. hibah wasiat adalah sejak tanggal dibuatdan ditandatanganinya akta;
• waris adalah sejak tanggal yangbersangkutan mendaftarkan peralihanhaknya ke kantor pertanahan;pemasukan dalam perseroan atau badanhukum lainya adalah sejak tanggal dibuatdan ditandatanganinya akta;pemisahan hak yang mengakibatkanperalihan adalah sejak tangal dibuat danditandatanganinya akta;putusan hakim adalah sejak tanggalputusan pengadilan yang mempunyaikekuatan hukum tetap;pemberian hak baru atas tanahsebagai kelanjutan dari pelepasan hakadalah sejak tanggal diterbitkannya suratkeputusan pemberian hak;pemberian hak baru diluar pelepasanhak adalah sejak tanggal diterbitkannyasurat keputusan pemberian hak;penggabungan usaha adalah sejaktanggal dibuat dan ditandatanganinyaakta;
peleburan usaha adalah sejak tanggaldibuat dan ditandatanganinya akta;pemekaran usaha adalah sejak tanggaldibuat dan ditandatanganinya akta; l
n. hadiah adalah sejak tanggal dibuat dan >di tanda tanganinya akta; dan |
o. lelang adalah sejak tanggal penunjukan Jpemenang lelang. I
(2) Pajak yang terutang harus dilunasi pada saatterjadinya perolehan hak sebagaimanadimaksud pada ayat (1
Pasal 10
Pejabat pembuat akta tanah/notaris hanya dapatmenandatangani akta pemindahan hak atastanah dan/atau bangunan setelah wajib pajakmenyerahkan bukti pembayaran pajak.
Pasal 11
Kepala kantor yang membidangi 'pelayananlelang Negara hanya dapat menandatanganirisalah lelang perolehan hak atas tanah dan/ataubangunan setelah Wajib Pajak menyerahkanbukti pembayaran pajak.
Pasal 12
Kepala kantor bidang pertanahan hanya dapatmelakukan pendaftaran hak atas tanah ataupendaftaran peralihan hak atas tanah setelahWajib Pajak menyerahkan bukti pembayaranpajak.
Pasal 13
(1) Pejabat pembuat akta tanah/notaris dankepala kantor yang membidangi pelayananlelang Negara melaporkan pembuatan aktaatau risalah lelang perolehan hak atas tanahdan/atau bangunan kepada Walikota palinglambat pada tanggal 10 (sepuluh) bulanberikutnya.
(2) Tata cara pelaporan bagi pejabatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Walikota.
Pasal 14
(1) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dankepala kantor yang membidangi pelayananlelang negara, yang melanggar ketentuansebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
dikenakan sanksi administratif berupa dendasebesar Rp.7.500.000,00 (tujuh juta limaratus ribu rupiah) untuk setiap pelanggaran. ~\&
(2) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan*kepala kantor yang membidangi pelayanan,5-'lelang negara, yang melanggar ketentuari'Ssebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat;(1) dikenakan sanksi administratif berupa|denda sebesar Rp.250.000,00 (dua ratus]lima puluh ribu rupiah) untuk setiap laporan/
(3) Kepala Kantor bidang pertanahan yang]melanggar ketentuan sebagaimana]dimaksud dalam Pasal 12 dikenakan sanksh
sesuai dengan ketentuan PeraturanlPerundang-Undangan.
BAB III
PEMUNGUTAN PAJAK
Paragraf ITata Cara Pemungutan
Pasal 15
(1) Pemungutan pajak dilarang diborongkan.(2) Setiap Wajib Pajak mengisi SSPD.(3) SSPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
juga merupakan SPTPD yang digunakan olehwajib pajak untuk menghitung,memperhitungkan dan membayar pajak yang;terutang.
(4) SSPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap;serta ditandatangani oleh wajib pajak ataukuasanya dan disampaikan kepada walikotauntuk dilakukan penelitian.
20 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
o:
Pasal 16
Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudahsaat terutangnya pajak, Walikota atauPejabat yang ditunjuk dapat menerbitkan:a. SKPDKB dalam hal:
b.
c.
Ljika berdasarkan hasil pemeriksaanatau keterangan lain, pajak yangterutang tidak atau kurang dibayar;
2. jika SSPD tidak disampaikan kepadaWalikota dalam jangka waktu'30 (tigapuluh) hari dan setelah ditegur secaratertulis tidak disampaikan padawaktunya sebagaimana ditentukandalam surat teguran;
3. jika kewajiban mengisi SSPD tidakdipenuhi, pajak yang terutang dihitungsecara jabatan.
SKPDKBT jika ditemukan data barudan/atau data yang semula belumterungkap yang menyebabkanpenambahan jumlah pajak yang terutang.SKPDN jika jumlah pajak yang terutangsama besarnya dengan jumlah kreditpajak atau pajak tidak terutang dan tidakada kredit pajak.
(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutangdalam SKPDKB sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a angka 1 dan angka 2dikenakan sanksi administratif berupa bungasebesar 2% (dua persen) sebulan dihitungdari pajak yang kurang atau terlambatdibayar untuk jangka waktu paling lama 24(dua puluh empat) bulan dihitung sejak saatterutangnya pajak.
(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutangdalam SKPDKBT sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b dikenakan sanksiadministratif berupa kenaikan sebesar 100%(seratus persen) dari jumlah kekuranganpajak tersebut.
Peraturan Perundang-Undangan Daerah 21
(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat(3) tidak dikenakan jika Wajib Pajakmelaporkan sendiri sebelum dilakukantindakan pemeriksaan.
Pasal 17
(1) Sistem dan Prosedur Pemungutan Bea jPerolehan Hak atas Tanah dan Bangunan |diatur lebih lanjut dengan Peraturan!Walikota. J
(2) Peraturan Walikota sebagaimana dimaksud ;pada ayat (1) paling tidak mencakup bentuk, iisi, cara pengisian dan penyampaian SSPD, .penerbitan SKPDKB dan SKPDKBt'pembayaran, penelitian, pelaporan, danpendaftaran akta dan pengurusan aktapemindahan hak.
Paragraf IISurat Tagihan Pajak
Pasal 18
(1) Walikota dapat menerbitkan STPD jika:a. pajak dalam tahun berjalan tidak atau
kurang dibayar;b. dari hasil penelitian SSPD terdapat
kekurangan pembayaran sebagai akibatsalah tulis dan/atau salah hitung;
c. wajib pajak dikenakan sanksi :administratif berupa bunga dan/atau •denda. v
(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang £dalam STPD sebagaimana dimaksud pada fayat (1) huruf a dan huruf b ditambah Idengan sanksi administratif berupa bungasebesar 2% (dua persen) setiap bulan untukpaling lama 15 (lima belas) bulan sejak saatterutangnya pajak.
22 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
BAB IV
PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN
Paragraf ITata Cara Pembayaran
Pasal 19
(1) Pembayaran pajak yang terutang harusdilakukan sekaligus atau lunas.
(2) Walikota menentukan tanggal jatuh tempopembayaran dan penyetoran pajak yangterutang paling lama 30 (tiga puluh) harikerja setelah saat terutangnya pajak.
(3) SKPDKB, SKPDKBT,STPD,Surat KeputusanPembetulan, Surat Keputusan Keberatan,dan putusan banding, yang menyebabkanjumlah pajak yang harus dibayar bertambahmerupakan dasar penagihan pajak danharus dilunasi dalam jangka waktu palinglama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.
(4) Walikota atas permohonan wajib pajaksetelah memenuhi persyaratan yangditentukan dapat memberikan persetujuankepada wajib pajak untuk mengangsur ataumenunda pembayaran pajak, dengandikenakan bunga sebesar 2 % (dua persen)sebulan.
(5) Pembayaran pajak dilakukan di Rekeningkas umum daerah atau tempat lain yangditunjuk oleh Walikota sesuai waktu yangditentukan dalam, SKPDKB, SKPDKBT atauSTPD.
(6) Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaanpajak harus disetor ke Rekening kas umumdaerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam ataudalam jangka waktu yang telah ditentukanoleh Walikota.
(7) Wajib Pajak wajib membayar atau menyetorpajak yang terutang dengan menggunakanSurat Setoran Pajak Daerah ke rekening kas
23Peraturan Perundang-Undangan Daerah
umum daerah melalui tempat pembayaranyang ditunjuk oleh Walikota.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata carapembayaran, penyetoran dan tempatpembayaran, angsuran, dan penundaanpembayaran pajak diatur dengan PeraturanWalikota. ;
Paragraf IITata Cara Penagihan
Pasal 20
(1) SKPDKB, SKPDKBT, STPD, SuratKeputusan Pembetulan, Surat KeputusanKeberatan, dan Putusan Banding yangmenyebabkan jumlah pajak yang harusdibayar bertambah merupakan dasarpenagihan pajak.
(2) Surat teguran atau surat peringatan atausurat lain yang sejenis sebagai awaltindakan pelaksanaan penagihan pajak,dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuhtempo pembayaran.
(3) Dalam jangka waktu 7 ( tujuh ) hari setelahtanggal surat teguran atau surat peringatanatau surat lain yang sejenis, Wajib Pajakharus melunasi pajak yang terutang.
(4) Surat Teguran, Surat Peringatan atau suratlain yang sejenis sebagaimana dimaksudpada ayat (1) Pasal ini, dikeluarkan olehpejabat yang berwenang.
Pasal 21
(1) Apabila jumlah pajak yang masih harusidibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu!sebagaimana ditentukan dalam SuratlTeguran atau Surat Peringatan maka jumlahlpajak yang harus dibayar dapat ditagihdengan Surat Paksa.
<3? •*
(2) Pejabat yang ditunjuk menerbitkan SuratPaksa setelah 21 (dua puluh satu) hari sejaktanggal Surat Teguran atau Surat Peringatanatau surat lain yang sejenis.
Pasal 22
Apabila jumlah pajak yang masih harus ,dibayartidcik dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jamsesudah tanggal pemberitahuan Surat Paksa,Pejabat yang ditunjuk segera menerbitkan SuratPerintah Melaksanakan Penyitaan.
Pasal 23
(1) Setelah dilakukan penyitaan dan Wajib Pajakbelum melunasi jumlah pajak terutangsetelah lewat 14 (empat belas) hari sejaktanggal pelaksanaan Surat PerintahMelaksanakan Penyitaan, Pejabat yangditunjuk mengajukan permintaan penetapantanggal pelelangan kepada Kantor yangmembidangi pelayang lelang negara.
(2) Setelah Kantor Lelang Negara menetapkanhari, tanggal, jam, dan tempat pelaksanaanlelang, Juru Sita memberitahukan dengansegera secara tertulis kepada Wajib Pajak.
24HP-
Peraturan Perundang-Undangan Daerahmk
Pasal 24
Bentuk, jenis, dan isi formulir yang dipergunakanuntuk pelaksanaan penagihan pajak daerahditetapkan dengan Peraturan Walikota.
BABV
KEBERATAN DAN BANDING
Pasal 25
(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatanhanya kepada Walikota atau pejabat yangditunjuk atas suatu:a. SKPDKB;
Peraturan Perundang-Undangan Daerah 25
b. SKPDKBT;c. SKPDLB;d. SKPDN; dane. Pemotongan atau pemungutan oleh
pihak ketiga berdasarkan ketentuanperaturan perundang-undanganperpajakan daerah.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalambahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka •waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak'-.tanggal surat, tanggal pemotongan atau:pemungutan sebagaimana dimaksud pada -ayat (1), kecuali jika Wajib Pajak dapatmenunjukkan bahwa jangka waktu itu tidakdapat dipenuhi karena keadaan di luarkekuasaannya.
(4) Keberatan dapat diajukan apabila WajibPajak telah membayar paling sedikitsejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak.
(5) Keberatan yang tidak memenuhipersyaratan sebagaimana dimaksud padaayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) tidakdianggap sebagai Surat Keberatan sehinggatidak dipertimbangkan.
(6) Tanda penerimaan surat keberatan yangdiberikan oleh Walikota atau pejabat yangditunjuk atau tanda pengiriman suratkeberatan melalui surat pos tercatat sebagaitanda bukti penerimaan surat keberatan. N
Pasal 26
(1) Walikota dalam jangka waktu paling lama 12 '(dua belas) bulan, sejak tanggal Surat •Keberatan diterima, harus memberi f.keputusan atas keberatan yang diajukan. K
(2) Keputusan Walikota atas keberatan dapat*berupa menerima seluruhnya atau sebagian, ?.,.
menolak, atau menambah besarnya pajakyang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimanadimaksud pada ayat (1) telah lewat danWalikota tidak memberi suatu keputusan,keberatan yang diajukan tersebut dianggapdikabulkan.
: Pasal 27
(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonanbanding hanya kepada Pengadilarv, Pajakterhadap keputusan mengenai keberatannyayang ditetapkan oleh Walikota.
(2) Permohonan banding sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diajukan secaratertulis dalam bahasa Indonesia, denganalasan yang jelas dalam jangka waktu 3(tiga) bulan sejak keputusan diterima,dilampiri salinan dari surat keputusankeberatan tersebut.
(3) Pengajuan permohonan bandingmenangguhkan kewajiban membayar pajaksampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggalpenerbitan Putusan Banding.
Pasal 28
(1) Jika pengajuan keberatan atau permohonanbanding dikabulkan sebagian atauseluruhnya, kelebihan pembayaran pajakdikembalikan dengan ditambah imbalanbunga sebesar 2% (dua persen) sebulanuntuk paling lama 24 (dua puluh empat)bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud padaayat (1) dihitung sejak bulan pelunasansampai dengan diterbitkannya SKPDLB.
(3) Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolakatau dikabulkan sebagian, Wajib Pajakdikenai sanksi administratif berupa dendasebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah
Peraturan Perundang-Undangan Daerah
pajak berdasarkan keputusan keberatandikurangi dengan pajak yang telah dibayarsebelum mengajukan keberatan.
(4) Dalam hal Wajib Pajak mengajukanpermohonan banding, sanksi administratifberupa denda sebesar 50% (lima puluhpersen) sebagaimana dimaksud pada ayat(3) tidak dikenakan.
(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau-dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenarsanksi administratif berupa denda sebesar-100% (seratus persen) dari jumlah pajakberdasarkan Putusan Banding dikurangidengan pembayaran pajak yang telahdibayar sebelum mengajukan keberatan.
BAB VI
PEMBETULAN, PEMBATALAN,PENGURANGAN
KETETAPAN PAJAK DAN PENGHAPUSANATAU PENGURANGAN SANKSI
ADMINISTRASI
Pasal 29
(1) Atas permohonan Wajib Pajak atau karenajabatannya, Walikota atau Pejabat yangditunjuk dapat:a. membetulkan SKPDKB, SKPDKBT atau
STPD, SKPDN atau SKPDLB yangdalam penerbitannya terdapat kesalahantulis dan/atau kesalahan hitung dan/ataukekeliruan penerapan ketentuan tertentudalam peraturan perundang-undanganperpajakan daerah;
b. mengurangkan atau .menghapuskansanksi administratif berupa bunga,denda, dan kenaikan pajak yang terutangmenurut peraturan perundang-undanganperpajakan daerah, dalam hal sanksitersebut dikenakan karena kekhilafan
28 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
f
(2)
Wajib Pajak atau bukan karenakesalahannya;mengurangkan atau membatalkan,SKPDKB, SKPDKBT atau STPD,SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar;mengurangkan atau membatalkan STPD;membatalkan hasil pemeriksaan atauketetapan pajak yang dilaksanakan atauditerbitkan tidak sesuai dengan tata carayang ditentukan; danmengurangkan ketetapan pajak terutangberdasarkan pertimbangan kemampuanmembayar Wajib Pajak atau kondisitertentu objek pajak.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata carapembetulan, pembatalan, penguranganketetapan pajak dan penghapusan ataupengurangan sanksi administrasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Walikota.
BAB VII
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 30
(1) Atas kelebihan pembayaran Pajak, WajibPajak dapat mengajukan permohonanpengembalian kepada Walikota atau Pejabatyang ditunjuk secara tertulis denganmenyebutkan sekurang-kurangnya:a. nama dan alamat wajib pajak;b. masa pajak;c. besarnya kelebihan pembayaran pajak;d. alasan yang jelas.
(2) Walikota dalam jangka waktu paling lama 12(dua belas) bulan, sejak diterimanyapermohonan pengembalian kelebihanpembayaran Pajak sebagaimana dimaksudpada ayat (1), harus memberikan keputusan.
*;
Peraturan Perundang-Undangan Daerah ,>29
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana^dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan'"'1Walikota tidak memberikan suatu keputusanpermohonan pengembalian pembayaranPajak atau Retribusi dianggap dikabulkandan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka '••waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang Pajak •lainnya, kelebihan pembayaran Pajak'---sebagaimana dimaksud pada ayat (1)'#Jlangsung diperhitungkan untuk melunasf-terlebih dahulu utang Pajak tersebut. V" '
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak ''sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2(dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaranPajak dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulanWalikota memberikan imbalan bunga <sebesar 2% (dua persen) sebulan atas Iketerlambatan pembayaran kelebihan !pembayaran Pajak. '
(7) Tata cara pengembalian kelebihanpembayaran Pajak sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dengan PeraturanWalikota.
BAB VIII
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 31
(1) Hak untuk melakukan penagihan Pajakmenjadi kedaluwarsa setelah melampauiwaktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat;terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib'.:Pajak melakukan tindak pidana di bidangperpajakan daerah.
(2) Kedaluwarsa penagihan Pajak sebagaimana .dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila: ';
a. diterbitkan Surat Teguran dan/atau SuratPaksa; atau
b. ada pengakuan utang pajak dari WajibPajak, baik langsung maupun tidaklangsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan*Surat Paksa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan(.dihitung sejak tanggal penyampaian Surat
Paksa tersebut.(4) Pengakuan utang Pajak secara langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufb adalah Wajib Pajak dengan kesadarannyamenyatakan masih mempunyai utang Pajakdan belum melunasinya kepada PemerintahDaerah.
(5) Pengakuan utang secara tidak langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufb dapat diketahui dari pengajuanpermohonan angsuran atau penundaanpembayaran dan permohonan keberatanoleh Wajib Pajak.
Pasal 32
(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagihlagi karena hak untuk melakukan penagihansudah kedaluwarsa.
(2) Keputusan Penghapusan Piutang Pajakyang sudah kedaluwarsa sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan olehWalikota.
(3) Tata cara penghapusan piutang Pajak yangsudah kedaluwarsa diatur dengan PeraturanWalikota.
BAB IX
PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN
30 Peraturan Perundang-Undangan Daerah ".* } Peraturan Perundang-Undangan Daerah 31
Pasal 33
(1) Walikota atau Pejabat yang ditunjukberwenang melakukan pemeriksaan untukmenguji kepatuhan pemenuhan kewajibanperpajakan daerah dalam rangkamelaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi.
(2) Wajib Pajak yang diperiksa wajib:a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan
buku atau catatan, dokumen yangmenjadi dasarnya dan dokumen lainyang berhubungan dengan objek Pajak';yang terutang;
b. memberikan kesempatan untukmemasuki tempat atau ruangan yangdianggap perlu dan memberikan bantuanguna kelancaran pemeriksaan; dan/atau
c. memberikan keterangan yang diperlukan.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pemeriksaan Pajak diatur dengan PeraturanWalikota.
BABX
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 34
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutanPajak dapat diberi insentif atas dasarpencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan melalui AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaataninsentif sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilaksanakan sesuai peraturanperundang-undangan.
BAB XI
KETENTUAN KHUSUS
32 Peraturan Perundang-Undangan Daerah%
Pasal 35
(1) Setiap pejabat dilarang memberitahukankepada pihak lain segala sesuatu yangdiketahui atau diberitahukan kepadanya olehWajib Pajak dalam rangka jabatan ataupekerjaannya untuk menjalankan ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakandaerah.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) berlaku juga terhadap tenaga ahikyangditunjuk oleh Walikota untuk me'mbantudalam pelaksanaan ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan daerah.
(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah:a. Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak
sebagai saksi atau saksi ahli dalamsidang pengadilan;
b. Pejabat dan/atau tenaga ahli yangditetapkan oleh Walikota untukmemberikan keterangan kepada pejabatlembaga negara atau instansi Pemerintahyang berwenang melakukan pemeriksaandalam bidang keuangan daerah.
(4) Untuk kepentingan Daerah, Walikotaberwenang memberi izin tertulis kepadapejabat sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan tenaga ahli sebagaimana dimaksudpada ayat (2), agar memberikan keterangan,memperlihatkan bukti tertulis dari atautentang Wajib Pajak kepada pihakditunjuk.
(5) Untuk kepentingan pemeriksaanpengadilan dalam perkara pidanaperdata, atas permintaan hakim sesuaidengan Hukum Acara Pidana dan HukumAcara Perdata, Walikota dapat memberi izintertulis kepada pejabat sebagaimanadimaksud pada ayat (1), dan tenaga ahlisebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk
| Peraturan Perundang-Undangan Daerah
yang
di
atau
33
I
ill
memberikan dan
tertulis dan keterangan Wajib Pajak yanaada padanya. a
(6) Permintaan hakim sebagaimana dimaksudpada ayat (5) harus menyebutkan namatersangka atau nama tergugat, keteranganyang diminta, serta kaitan antara perkarapidana atau perdata yang bersangkutandengan keterangan yang diminta.
BAB XII
PENYIDIKAN
memperlihatkan bukti
Pasal 36
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu diImgkungan Pemerintah Daerah diberiwewenang khusus sebagai Penyidik untukmelakukan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah, sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang HukumAcara Pidana.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat(1) adalah pejabat pegawai negeri sipiltertentu di lingkungan Pemerintah Daerahyang diangkat oleh pejabat yang berwenangsesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksudpada ayat (1) adalah:a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan
meneliti keterangan atau laporanberkenaan dengan tindak pidana dibidang perpajakan Daerah agarketerangan atau laporan tersebutmenjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkanketerangan mengenai orang pribadi atau •Badan tentang kebenaran perbuatanyang dilakukan sehubungan dengantindak pidana perpajakan Daerah; .:
Peraturan Perundang-Undangan Daerah
(4)
d.
e.
f
meminta keterangan dan bahan buktidari orang pribadi atau Badansehubungan dengan tindak pidana dibidang perpajakan Daerah;memeriksa buku, catatan, dan dokumenlain berkenaan dengan tindak pidana dibidang perpajakan Daerah;melakukan penggeledahan untukmendapatkan bahan bukti pembukuan,pencatatan, dan dokumen lain, sertamelakukan penyitaan terhadap bahanbukti tersebut;meminta bantuan tenaga ahli dalamrangka pelaksanaan tugas penyidikantindak pidana di bidang perpajakanDaerah;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarangseseorang meninggalkan ruangan atautempat pada saat pemeriksaan sedangberlangsung dan memeriksa identitasorang, benda, dan/atau dokumen yangdibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitandengan tindak pidana perpajakanDaerah;
i. memanggil orang untuk didengarketerangannya dan diperiksa sebagaitersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atauk. melakukan tindakan lain yang perlu untuk
kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan Daerah sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat(1) memberitahukan dimulainya penyidikandan menyampaikan hasil penyidikannyakepada Penuntut Umum melalui Penyidikpejabat Polisi Negara Republik Indonesia,
34 '*» ' Peraturan Perundang-Undangan Daerah 35
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalamUndang-Undang Hukum Acara Pidana.
BAB XIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 37
(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidakmenyampaikan SSPD atau mengisi dengantidak benar atau tidak lengkap atau'melampirkan keterangan yang tidak benar.sehingga merugikan keuangan Daerah"'dipidana dengan pidana kurungan paling •lama 1 (satu) tahun atau pidana dendapaling banyak 2 (dua) kali jumlah pajakterutang yang tidak atau kurang dibayar.
(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidakmenyampaikan SSPD atau mengisi dengantidak benar atau tidak lengkap ataumelampirkan keterangan yang tidak benarsehingga merugikan keuangan Daerahdipidana dengan pidana penjara paling lama2 (dua) tahun atau pidana denda palingbanyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutangyang tidak atau kurang dibayar.
Pasal 38
Tindak pidana di bidang perpajakan daerah tidakdituntut setelah melampaui jangka waktu 5 (lima)tahun sejak saat terutangnya pajak atauberakhirnya bagian Tahun Pajak atauberakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan.
Pasal 39
(1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk olehWalikota yang karena kealpaannya tidakmemenuhi kewajiban merahasiakan halsebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat(1) dan ayat (2) dipidana dengan pidanakurungan paling lama 1 (satu) tahun dan •
36 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
pidana denda paling banyakRp.4.000.000,00 (empat juta rupiah).
(2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk olehWalikota yang dengan sengaja tidakmemenuhi kewajibannya atau seseorangyang menyebabkan tidak dipenuhinyakewajiban pejabat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 37 ayat (1) dan ayat (2)dipidana dengan pidana kurungan palingIjama 2 (dua) tahun dan pidana denda'palingbanyak Rp10.000.000,00 (sepuluh jutarupiah).
1 (3) Penuntutan terhadap tindak pidanaI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) hanya dilakukan atas pengaduanorang yang kerahasiaannya dilanggar.
' (4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengansifatnya adalah menyangkut kepentinganpribadi seseorang atau Badan selaku WajibPajak, karena itu dijadikan tindak pidanapengaduan.
Pasal 40
(1) Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal37 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 39 ayat(1) dan ayat (2) merupakan penerimaannegara.
(2) Pengembalian kelebihan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)merupakan pembiayaan daerah.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 41
. Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggaldiundangkan.
Peraturan Perundang-Undangan Daerah 37
-I
Agar setiap orang mengetahuinya,memerintahkan pengundangan PeraturanDaerah ini dengan penempatannya dalamLembaran Daerah Kota Manado.
Ditetapkan di Manadopada tanggal 23 Februari 2011
WALIKOTA MANADO,
ttd
G. S.VICKY LUMENTUT
Diundangkan di Manadopada tanggal 23 Februari 2011
SEKRETARIS DAERAH,
ttd
HAROLD P. B. MONAREH, SH.,M.SiPEMBINA UTAMA MUDA
NIP.196103161985031011
LEMBARAN DAERAH KOTA MANADOTAHUN 2011 NOMOR 1
I
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA MANADO
NOMOR 1 TAHUN 2011
TENTANG
.BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH' DAN BANGUNAN
UMUM
Pajak daerah merupakan salah satupungutan daerah sebagai sumberpendapatan yang penting, guna membiayaipelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kebijakan pajak daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran serta masyarakat,dan akuntabilitas dengan memperhatikanpotensi di daerah.
Dalam upaya meningkatkan pelayanankepada masyarakat dan kemandirian daerahkhususnya dalam menunjang kelancaranpenyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatn secaraberdaya guna dan berhasil guna, perluadanya kontribusi dan partisipasi masyarakatmelalui kewajiban pembayaran pajakdaerah.
Selama ini pungutan daerah yangberupa pajak diatur berdasarkan denganUndang-Undang Nomor 18 Tahun 1997tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerahsebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Jo.Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
1997 tentang Pajak Daerah sebagaimanatelah diganti dengan Peraturan PemerintahNomor 65 Tahun 2001 tentang PajakDaerah.
38 Peraturan Perundang-Undangan Daerah - Peraturan Perundang-Undangan Daerah 39
Sesuai dengan Undang-UndanF*tersebut, daerah diberi kewenangan untuk •memungut 11 (sebelas) jenis pajak, yaitu 4(empat) jenis pajak provinsi dan 7 (tujuMjenis pajak kabupaten/kota. Selain itu •kabupaten/kota juga masih diberi kewenan<T 'an untuk menetapkan jenis pajak la$' *sepanjang memenuhi kriteria vaiic^ •'ditetapkan dalam Undang-Undang^ *Selanjutnya, dalam peraturan pemerintah*'*menetapkan lebih rinc, ketentuan mengenai 'objek subjek, dan dasar pengenaan dari 1T'(sebelas) jenis pajak daerah yang dapatdipungut oleh daerah serta menetapkan tarifpajak yang seragam terhadap seluruh ienispajak. J
Sehubungan dengan ditetapkannyaUndang-Undang Nomor 28 Tahun 2009tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerahsebagai pengganti Undang-Undang Nomor18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun2000, hal mi sangat strategis dan mendasardibidang desentralisasi fiskal, karenaterdapat perubahan kebijakan yang cukupfundamental dalam hubungan keuanganantara pusat dan daerah. Undang-Undangyang baru tersebut mulai diberlakukan padatanggal 1 Januari 2010 yang mempunyaitujuan antara lain: '
1. Memberikan kewengan yang lebih besarkepada daerah dalam perpajakan danretribusi daerah sejalan dengan semakinbesarnya tanggung jawab daerah dalampenyelenggaraan pemerintahan danpelayanan kepada masyarakat-
2. Meningkatkan akuntabilitas' daerah?dalam penyediaan layanan danf
penyelenggaraan pemerintahan sekaligus memperkuat otonomi daerah;
3. Memberikan kepastian bagi dunia usahamengenai jenis-jenis pungutan daerah
i dan sekaligus memperkuat dasar hukumdalam pelaksanaan pemugutan pajak
. daerah dan retribusi daerah.Lain dari pada itu sesuai Undang-
Undang tersebut ada beberapa prinsip-prinsip pengaturan mengenai pajak daerahdan retribusi daerah yang dipergunakanyaitu:1
2.
7.
Pemberian kewenangan pemungutanpajak daerah dan retribusi daerah tidakterlalu membebani rakyat dan relatifnetral terhadap fiskal nasional;Jenis pajak dan retribusi yang dapatdipungut oleh daerah hanya yangditetapkan dalam Undang-Undang(Closed-List);Pemberian kewenangan kepada daerahuntuk menetapkan tarif pajak daerahdalam batas tarif minimum danmaksimum yang ditetapkan dalamUndang-Undang;Pemerintah daerah dapat tidakmemungut jenis pajak dan retribusi yangtercantum dalam Undang-Undang sesuaikebijakan pemerintahan daerah;Pengawasan pemungutan pajak daerahdan retribusi daerah dilakukan secarapreventif dan korektif;Rancangan peraturan daerah yangmengatur pajak dan retribusi harusmendapatkan persetujuan daripemerintah sebelum ditetapkan menjadiperaturan daerah;Terhadap pelanggaran peraturan daerahtersebut dikenakan sanksi.
40 Peraturan Perundang-Undangan Daerah Peraturan Perundang-Undangan Daerah 41
Dengan ditetapkannya Undang-Undangtersebut terdapat penambahan 3 jenis pajakkabupaten/kota, sehingga secara keseluruhan menjadi 11 jenis pajak kabupaten/kota-
Pajak Hotel;Pajak Restoran;Pajak Hiburan;Pajak Reklame;Pajak Penerangan Jalan;Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;Pajak Parkir;
8. Pajak Tanah;9. Pajak Sarang Burung Walet;10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan; dan11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan.
Berkaitan dengan hal tersebut dandalam rangka melaksanakan ketentuandalam Pasal 85 Undang-Undang Nomor 28Tahun 2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah, perlu mengatur tentangBea Perolehan Hak Atas Tanah danBangunan.
Oleh karena itu, berdasarkanpertimbangan-pertimbangan tersebut, makaPemerintah Daerah memandang perlusegera menyusun dan membentukPeraturan Daerah tentang Bea PerolehanHak Atas Tanah dan Bangunan yangberpedoman pada Undang-Undang Nomor28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah sebagai salah satu jenispajak daerah yang baru.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, daerah mempunyai hak dan kewajibanmengatur dan mengurus sendiri urusanpemerintahannya untuk meningkatkanefisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
42 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
pemerintahan dan pelayanan kepadamasyarakat.• Untuk dapat menyelenggarakanpemerintahan dengan baik diperlukan^umber-sumber pembiayaan yang' sahsesuai peraturan perundang-undangan yangberlaku. Perpajakan sebagai salah satusumber pendapatan bagi daerah perlumenyesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan berlakunya Undang-UndangNomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerahdan Retribusi Daerah, maka semuaPeraturan Daerah yang mengatur pajakdaerah harus menyesuaikan denganUndang-Undang tersebut.
Pajak daerah mempunyai perananpenting untuk mendorong pembangunandaerah, meningkatkan pendapatan daerahdalam rangka untuk kesejahteraan dankemakmuran rakyat. Selain itu denganPeraturan Daerah ini diharapkan adapeningkatan kesadaran masyarakat dalammemenuhi kewajiban perpajakan. PeraturanDaerah ini akan menjadi pedoman dalamupaya penanganan dan pengelolaan BeaPerolehan Hak Atas Tanah dan Bangunanguna meningkatkan penerimaan daerah.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelasPasal 2
Cukup jelasPasal 3
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelasHuruf a
Angka 1)Cukup jelas
Peraturan Perundang-Undangan Daerah
44
Angka 2)Cukup jelas
Angka 3)Cukup jelas
Angka 4)Hibah wasiat adalah suatupenetapan wasiat yang khususmengenai pemberian hak atastanah dan/atau bangunan kepadaorang pribadi atau badan hukumtertentu, yang berlaku setelahpemberi hibah wasiat meninggaldunia.
Angka 5)Cukup Jelas
Angka 6)Cukup Jelas
Angka 7)Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah pemindahansebagian hak bersama atas tanahdan/atau bangunan oleh orangpribadi atau Badan kepadasesama pemegang hak bersama.
Angka 8)Cukup Jelas
Angka 9)Cukup Jelas
Angka 10)Cukup Jelas
Angka 11)Cukup Jelas
Angka 12)Cukup Jelas
Angka 13)Hadiah adalah suatu perbuatanhukum berupa penyerahan hakatas tanah dan/atau bangunanyang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan hukum kepadapenerima hadiah.
Huruf b
" Angka 1)Cukup jelas
,• Angka 2)Cukup jelas
Ayat (3)Cukup jelasHuruf a sampai dengan huruf f cukupjelas
Ayat (4)Cukup jelasHuruf a sampaijelas
Pasal 4
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelas
Pasal 5
Contoh :
Wajib Pajak "A"bangunan denganPajak = Rp. 65.000.000,00Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak KenaPajak = Rp. 60.000.000,00 (-)Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak =Rp. 5.000.000,00Pajak Yang Terutang = 5% xRp.5.000.000,00 = Rp. 250.000,00
Pasal 6
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelas
Huruf a sampai dengan o cukup jelasAyat (3) Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelasPasal 8
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelasAyat (3) Cukup jelas
dengan huruf f cukup
membeli tanah dan
Nilai Perolehan Objek
Peraturan Perundang-Undangan Daerah Peraturan Perundang-Undangan Daerah 45
Pasal 9
Ayat (1) Cukup jelasHuruf a sampai dengan huruf o Cukup jelasAyat (2) Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelasPasal 11
Cukup jelasPasal 12
Cukup jelasPasal 13
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelas
Pasal 14
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelasAyat (3) Cukup jelas
Pasal 15
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelasAyat (3) Cukup jelas
Pasal 16
Ayat (1) Cukup jelasHuruf a sampai dengan huruf c Cukup jelasAyat (2) Cukup jelasAyat (3) Cukup jelasAyat (4) Cukup jelas
Pasal 17
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelas
Pasal 18
Ayat (1) Cukup jelasHuruf a sampai dengan huruf c Cukup jelasAyat (2) Cukup jelas
Pasal 19
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelas 1Ayat (3) Cukup jelasAyat (4) Cukup jelas
46 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
Ayat (5) Cukup jelasAyat (6) Cukup jelasAyat (7) Cukup jelasAyat (8) Cukup jelas
Pasal 20
Ayat (1) Cukup jelas_Ayat (2) Cukup jelas
'" Ayat (3) Cukup jelasAyat (4) Cukup jelas
Pasal 21
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelasPasal 23
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelasPasal 25
Ayat (1) Cukup jelasHuruf a sampai dengan huruf e Cukup jelasAyat (2) Cukup jelasAyat (3) Cukup jelasAyat (4) Cukup jelasAyat (5) Cukup jelasAyat (6) Cukup jelas
Pasal 26
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelasAyat (3) Cukup jelas
Pasal 27
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelasAyat (3) Cukup jelas
Pasal 28
Ayat (1) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelasAyat (3) Cukup jelasAyat (4) Cukup jelas
Peraturan Perundang-Undangan Daerah 47
Ayat (5) Cukup jelas masalah keuangan dalamPasal 29 pembahasan APBD.
Ayat (1) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelasHuruf a sampai dengan hijruf d Cukup jelas Pasal 35
Ayat (2) Cukup jelas Ayat (1) Cukup jelas ;iPasal 30 Ayat (2) Cukup jelas j
Ayat (1) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas ,. !Ayat (2) Cukup jelas hturuf a dan huruf b Cukup jelas •' j|Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelasAyat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelasAyat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelasAyat (6) Cukup jelas Pasal 36Ayat (7) Cukup jelas Ayat (1) Cukup jelas
Pasal 31 Ayat (2) Cukup jelasAyat (1) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelasAyat (2) Cukup jelas Huruf a sampai dengan huruf k Cukup jelas
Huruf a dan huruf b C jkup j(slas Ayat (4) Cukup jelasAyat (3) Cukup jelas Pasal 37
Ayat (4) Cukup jelas Ayat (1) Cukup jelasAyat (5) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 32 Pasal 38
Ayat (1) Cukup jelas Cukup jelasAyat (2) Cukup jelas Pasal 39Ayat (3) Cukup jelas Ayat(1) Pengenaan pidana kurungan dan
Pasal 33 pidana denda kepada pejabatAyat (1) Cukup jelas tenaga ahli yang ditunjuk olehAyat (2) Cukup jelas Walikota dimaksudkan untukHuruf a sampai dengan hijruf c Cukup jelas menjamin bahwa kerahasiaanAyat (3) Cukup jelas mengenai perpajakan daerah tidak
Pasal 34 akan diberitahukan kepada pihakAyat(1) Yang dimaksud dengan "instansi lain, juga agar wajib pajak dalam
yang melaksanakan pemungutan" memberikan data dan keterangan
adalah Dinas/Badan/Lembaga yang kepada pejabat mengenaitugas pokok dan fungsinya perpajakan daerah tidak ragu-ragu.melaksanakan pemungutan pajak. Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (2) Pemberian besarnya insentif Ayat (3) Cukup jelasdilakukan melalui pemb ahasan yang Ayat (4) Cukup jelasdilakukan pemerintah dengan alat Pasal 40
kelengkapan Dewan Perwakilan Ayat (1) Cukup jelasRakyat Daerah yang membidangi Avat (2) Cukup jelas
4948 Peraturan Perundang-Undangan Daerah . Peraturan Perundang-Undangan Daerah
i
Pasal 41
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTAMANADO NOMOR 1
* PERATURAN WALIKOTA MANADONOMOR 21 TAHUN 2011
f
TENTANG
SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTANBEA PEROLEHAN
HAK ATAS TANAH DAN BANGUNANKOTA MANADO
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA MANADO,
Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaanPeraturan Daerah KotaManado Nomor 1 Tahun2011 tentang Bea PerolehanHak Atas Tanah danBangunan, maka perlumengatur Sistem danProsedur Pemungutan BeaPerolehan Hak Atas Tanahdan Bangunan;
b. bahwa berdasarkanpertimbangan sebagaimanadimaksud huruf a, perlumenetapkan PeraturanWalikota Manado tentangSistem dan ProsedurPemungutan Bea PerolehanHak Atas Tanah danBangunan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29Tahun 1959 tentangPembentukan Daerah-
50 Peraturan Perundang-Undangan Daerah Peraturan Perundang-Undangan Daerah 51
52
Daerah Tingkat II di Sulawesi(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1959Nomor 74, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 17Tahun 2003 tentangKeuangan Negara(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003Nomor 47, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4287);
3. Undang-Undang Nomor 1Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004Nomor 5, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15Tahun 2004 tentangPemeriksaan Pengelolaandan TanggungjawabKeuangan Negara(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004Nomor 66, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004Nomor 125, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubahbeberapa kali terakhirdengan Undang-UndangNomor 12 Tahun 2008tentang Perubahan KeduaAtas Undang-Undang Nomor32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008Nomor 59, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 28Tahun 2009 tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009Nomor 130, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5049);
7. Peraturan Pemerintah Nomor58 Tahun 2005 tentangPengelolaan KeuanganDaerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun2005 Nomor 140, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 13 Tahun2006 tentang PedomanPengelolaan KeuanganDaerah sebagaimana telahdiubah dengan PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor59 Tahun 2007 tentangPerubahan Atas PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor13 Tahun 2006 tentang
53Peraturan Perundang-Undangan Daerah Peraturan Perundang-Undangan Daerah
*
Pedoman PengelolaanKeuangan Daerah.
9. Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 55 Tahun2008 tentang Tata CaraPenatausahaan danPenyusunan LaporanPertanggungjawabanBendahara SertaPenyampaiannya;
10. Peraturan Daerah KotaManado Nomor 10 Tahun2006 tentang Pokok-pokokPengelolaan KeuanganDaerah;
11. Peraturan Daerah KotaManado Nomor 1 Tahun2011 tentang Bea PerolehanHak Atas Tanah danBangunan.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan PERATURAN WALIKOTAMANADO TENTANG SISTEM°AN PROSEDURPEMUNGUTAN BEAPEROLEHAN HAK ATASTANAH DAN BANGUNAN DIKOTA MANADO.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksuddengan:
1. Dinas Pendapatan adalah Dinas PendapatanKota Manado.
54 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
2. Kepala Dinas Pendapatan adalah KepalaDinas Pendapatan Kota Manado.
3. Bea Perolehan Hak Atas Tanah danBangunan adalah pajak yang dikenakan atasperolehan hak atas tanah dan/atautjrangunan, yang selanjutnya disebut BPHTB.
4. Perolehan Hak Atas Tanah dan/atauBangunan adalah perbuatan atau peristiwahukum yang mengakibatkan diperolehnyahak atas tanah dan/atau bangunan olehorang pribadi atau Badan.
5. Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalahhak atas tanah, termasuk hak pengelolaan,beserta bangunan diatasnya, sebagaimanadimaksud dalam undang-undang di bidangpertanahan dan bangunan.
6. Wajib Pajak adalah orang pribadi atauBadan, meliputi pembayar pajak, pemotongpajak, dan pemungut pajak, yangmempunyai hak dan kewajiban perpajakansesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan daerah.
7. Badan adalah sekumpulan orang dan/ataumodal yang merupakan kesatuan, baik yangmelakukan usaha maupun yang tidakmelakukan usaha yang meliputi perseroanterbatas, perseroan komanditer, perseroanlainnya, badan usaha milik negara (BUMN),atau badan usaha milik daerah (BUMD)dengan nama dan dalam bentuk apa pun,firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,persekutuan, perkumpulan, yayasan,organisasi massa, organisasi sosial politik,atau organisasi lainnya, lembaga dan bentukbadan lainnya termasuk kontrak investasikolektif dan bentuk usaha tetap.
8. Pejabat Pembuat Akta Tanah/PejabatLelang, adalah pihak yang berwenangmenerbitkan Akta Pemindahan Hak atasTanah dan/atau Bangunan.
Peraturan Perundang-Undangan Daerah 55
9. Bendahara Penerimaanfungsional yang ditunjukmenyimpan, menyetorkandan mempertanggungpendapatan daerahpelaksanaan APBD pada Dinas PendapatanKota Manado.
10. Bendahara Penerimaan Pembantu adalahpejabat fungsional yang ditunjuk untukmenerima, menyimpan, menyetorkan,menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalamrangka pelaksanaan APBD pada DinasPendapatan Kota Manado.
11. Bank atau Tempat Lain yang ditunjuk adalahpihak ketiga yang menerima pembayaranBPHTB terutang dari Wajib Pajak.
12. Dokumen terkait Perolehan Hak atas Tanahdan/atau Bangunan adalah dokumen yangmenyatakan telah terjadinya pemindahanhak atas kepemilikan tanah dan/ataubangunan. Dokumen ini dapat berupa suratperjanjian, dokumen jual beli, surat hibah,surat waris, dan Iain-Iain yang memilikikekuatan hukum.
13. Surat Setoran Pajak Daerah untuk BPHTB,yang selanjutnya disingkat SSPD BPHTB,adalah surat yang oleh Wajib Pajakdigunakan untuk untuk melakukanpembayaran atau penyetoran pajak terutangke Kas Daerah atau tempat lain yangditetapkan oleh Kepala Daerah dansekaligus untuk melaporkan data perolehanhak atas tanah dan/atau bangunan.
14. Akta Pemindahan Hak atas Tanah dan/atauBangunan adalah dokumen legal penetapanpemindahan hak atas tanah dan/ataubangunan dari satu pihak ke pihak lain.
15. Pemungutan adalah suatu rangkaiankegiatan mulai dari penghimpunan data
adalah pejabatuntuk menerima,menatausahakan,jawabkan uangdalam rangka
56 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
obyek dan subyek pajak, penentuanbesarnya pajak yang terutang sampaikegiatan penagihan pajak kepada WajibPajak serta pengawasan penyetorannya
BAB II
RUANG LINGKUPi
Pasal2
(1) Sistem dan Prosedur Pemungutan BPHTBmencakup seluruh rangkaian proses yangharus dilakukan dalam menerima,menatausahakan, dan melaporkanpenerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanahdan Bangunan.
(2) Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi:a. prosedur pengurusan Akta Pemindahan
Hak atas Tanah dan/atau Bangunan;b. prosedur pembayaran BPHTB;c prosedur penelitian Surat Setoran Pajak
Daerah BPHTB (SSPD BPHTB);d. prosedur pendaftaran Akta Pemindahan
Hak atas Tanah dan/atau Bangunan;e. prosedur pelaporan BPHTB;f. prosedur penagihan;g. prosedur pengurangan.
(3) Prosedur pengurusan Akta Pemindahan Hakatas Tanah dan/atau Bangunansebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufa adalah prosedur penyiapan rancanganakta pemindahan hak atas tanah dan/ataubangunan sekaligus penghitungan besarBPHTB terutang Wajib Pajak.
(4) Prosedur pembayaran BPHTB sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b adalahprosedur pembayaran pajak terutang yangdilakukan oleh Wajib Pajak denganmenggunakan SSPD BPHTB.
Peraturan Perundang-Undangan Daerah 57
'.*?.•*.
. tf ""V-^S
(5) Prosedur penelitian Surat Setoran PajakDaerah BPHTB (SSPD BPHTB)sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufc adalah prosedur verifikasi yang dilakukanoleh Dinas Pendapan atas kebenaran dankelengkapan SSPD BPHTB dan dokumenpendukungnya.
(6) Prosedur pendaftaran Akta Pemindahan Hakatas Tanah dan/atau Bangunansebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufd adalah prosedur pendaftaran akta keKepala Kantor Bidang Pertanahan danpenerbitan akta oleh PPAT.
(7) Prosedur pelaporan Bea Perolehan Hak atasTanah dan Bangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf e adalahprosedur pelaporan realisasi penerimaanBPHTB dan akta pemindahan hak.
(8) Prosedur penetapan Surat Tagihan BPHTB,SKPDB Kurang Bayar/SKPDB Kurang BayarTambahan, dan Surat Teguran sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf f adalahprosedur penetapan Surat Tagihan Pajak,Daerah BPHTB, SKPD Kurang BayarBPHTB/SKPD Kurang Bayar TambahanBPHTB, dan Surat Teguran yang dilakukanoleh SKPKD.
(9) Prosedur penetapan Surat KeputusanPengurangan sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf g adalah prosedur penetapanpersetujuan/penolakan atas pengajuanpengurangan BPHTB yang diajukan olehWajib Pajak.
Pasal3
(1) Untuk melaksanakan sistem dan prosedursebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,Dinas Pendapatan harus mempersrapkanfungsi yang dibutuhkan, meliputi:a. fungsi pelayanan;
58 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
$mr-:^.^^^ife^^t^^^r:-f^#^^;i&^?#,!-:{:
BJCTPWl-'Alk-,* .1
b. fungsi data dan informasi; danc. fungsi pembukuan dan pelaporan.
(2) Fungsi pelayanan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a, bertugas melakukaninteraksi dengan wajib pajak dalam tatiapan-tahapan pemungutan BPHTB seperti dalamproses penelitian SSPD dan prosespengurangan BPHTB.
(3) Fungsi data dan informasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b, bertugasuntuk mengelola database terkait objekpajak.
(4) Fungsi pembukuan dan pelaporansebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufc, bertugas untuk menyiapkan LaporanRealisasi Penerimaan BPHTB berdasarkandata dan laporan dari pihak-pihak lain yangditunjuk.
BAB III
SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTANBPHTB
Bagian PertamaPengurusan Akta Pemindahan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan
Pasal 4
(1) Wajib Pajak mengurus Akta PemindahanHak atas Tanah dan/atau Bangunan melaluiPejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) atauPejabat Lelang sesuai peraturanperundangan.
(2) Pejabat Pembuat Akta Tanah / PejabatLelang melakukan penelitian atas objekpajak yang haknya dialihkan.
Pasal 5
(1) Wajib Pajak menghitung dan mengisi SuratSetoran Pajak Daerah BPHTB yang
Peraturan Perundang-Undangan Daerah 59
'"»mw*rmm f™*mmmmmmmm
\&k
disiapkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah(PPAT).
(2) Tata cara pengurusan Akta Pemindahan Hakatas Tanah dan/atau Bangunan adalahsebagaimana tercantum dalam lampiran Iyang tidak terpisahkan dari PeraturanWalikota ini.
Bagian KeduaPembayaran BPHTB
Pasal6
(1) Wajib Pajak melakukan pembayaran BPHTBterutang dengan menggunakan SuratSetoran Pajak Daerah BPHTB.
(2) Pembayaran sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan oleh Wajib Pajak melaluiBank atau Tempat Lain yang Ditunjuk atauBendahara Penerimaan pada DinasPendapatan.
(3) Tata cara pembayaran BPHTB oleh WajibPajak adalah sebagaimana tercantum dalamlampiran II yang tidak terpisahkan dariPeraturan Walikota ini.
Bagian KetigaPenelitian SSPD BPHTB
Pasal7
(1) Setiap pembayaran BPHTB wajib diteliti olehFungsi Pelayanan.
(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi:a. kebenaran informasi yang tercantum
dalam SSPD BPHTB; danb. kelengkapan dokumen pendukung SSPD
BPHTB.
60 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
(3) Jika diperlukan, penelitian sebagaimanayang dimaksud pada ayat (1) disertai dengan
, pemeriksaan lapangan.(4)* Tata cara penelitian SSPD BPHTB oleh
Wajib Pajak adalah sebagaimana tercantum,-dalam lampiran III yang tidak terpisahkandari Peraturan Walikota ini.
Bagian KeempatPendaftaran Akta Pemindahan Hak
Pasal8
(1) Wajib Pajak melakukan pendaftaran Hakatas Tanah atau pendaftaran pemindahanHak atas Tanah kepada Kepala KantorBidang Pertanahan.
(2) Dinas Pendapatan dapat melakukankerjasama dengan Kantor BidangPertanahan dalam rangka pendaftaranPemindahan Hak.
(3) Tata cara pendaftaran Akta adalahsebagaimana tercantum dalam lampiran IVyang tidak terpisahkan dari PeraturanWalikota ini.
Bagian KelimaPelaporan BPHTB
Pasal9
(1) Pelaporan BPHTB dilaksanakan oleh FungsiPembukuan dan Pelaporan.
(2) Pelaporan BPHTB bertujuan untukmemberikan informasi tentang realisasipenerimaan BPHTB sebagai bagian dariPendapatan Asli Daerah (PAD).
Peraturan Perundang-Undangan Daerah 61
^^v^rr^i^fj "TWT
(4) Tata cara pendaftaran Akta sebagaimanatercantum dalam lampiran VI yang tidak
, terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Bagian Ketujuhr Prosedur Pengurangan BPHTB
Pasal 12
(1) Pengurangan BPHTB diajukan oleh WajibPajak dan disampaikan kepada FungsiPelayanan untuk diteliti.
(2) Pengurangan BPHTB sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuaidengan ketentuan yang berlaku.
(3) Tata cara pengurangan BPHTB adalahsebagaimana tercantum dalam lampiran VIIyang tidak terpisahkan dari PeraturanWalikota ini.
m c Pasal 10d) Fungs, Pembukuan dan Pelaporan
menyapkan Laporan BPHTB berdasarkandokumen-dokumen dari Bank dan/ataUBendahara Penerimaan dan/atau PPAT
(2) Fungsi Pembukuan dan Pelaporanmenerima laporan penerimaan BPHTB dariBank yang ditunjuk atau Bendahara£ \T,T Pa,in9 'ambat Pada ^nggal 10(sepuluh) bulan berikutnya
(3) Fungsi Pembukuan dan Pelaporanmenerima iaporan pembuatan "aktaPerolehan Hak atas Tanah dan/atauBangunan dan Pejabat Pembuat Akta TanahSbe^yr^ ^ 1° ^^
(4) Tata cara pelaporan Akta adalahsebagaimana tercantum dalam lampiran Vwlotalnr terP,Sahkan dan Perat^
Bagian KeenamProsedur Penagihan BPHTB
BAB IV
FASILITASI
Pasal13
(1) Kepala Dinas Pendapatan melakukanfasilitasi pelaksanaan Peraturan Walikota ini.
(2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) mencakup mengkoordinasikan, menyempurnakan lampiran-lampiran sesuai denganketentuan perundang-undangan, melaksanakan sosialisasi, supervisi dan bimbinganteknis serta memberikan asistensi untukkelancaran penerapan Peraturan Walikotaini.
Pasal 14
Jangka waktu penyelesaian fungsi pelayananBPHTB diatur dalam Keputusan Walikotatersendiri.
Pasal 11
(1) Prosedur penagihan dilakukanmenagih BPHTB terutang yanqdibayar oleh Wajib Pajak
(2) Prosedur penagihan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan melaluif?TPnfaS SUfat Ta9ihan PaJak Daerah(STPD) dan/atau Surat Ketetapan PajakDaerah Kurang Bayar (SKPDKB) BPHTBdan/atau Surat Ketetapan Pajak DaerahBPHTB Bayaf Tambahan (SKPDKBT)
(3) STPD dan/atau SKPD sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dapat diikuti denganburat Teguran dan/atau Surat Paksa jika
__djp^riul<ajT
untuk
belum
62 Peraturan Perundang-Undangan Daerah Peraturan Perundang-Undangan Daerah 63
^K^»ppf,w
*°~ 5*si .*vf^*^-'^a*'vV« ^
C '*"/*' ? l* *t " ft15 * J <* *<^* •*
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Peraturan Walikota ini mulai berlaku seiaktanggal ditetapkan. ejakkan' nf'aP °Jang men9etah^nya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota iniK^flMan?doemPatannya ^ Berita °aerah
Ditetapkan di Manadopada tanggal 24 Februari 2011
WALIKOTA MANADO,
ttd
G. S.VICKY LUMENTUT
64 Peraturan Perundang-Undangan Daerah
; i' Si
$^g^m$ (DWW"