Upload
agus-muqtafiy
View
644
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PIAGAM MADINAH DAN SEJUMLAH
IMPLIKASINYA
A PENDAHULUAN
Sejarah membuktikan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang pemimpin
yang sangat berhasil dengan menerapkan demokrasi yang sesungguhnya. Kota
madinah dibangun oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya dengan dasar-
dasar agama Islam yang kokoh. Di kota inilah kemudian Nabi Muhammad saw
membangun masyarakat Islam yang adil, makmur dan sejahtera berdasarkan Al-
Qura’an. Kehidupan masyarakat Madinah dibawah kepemimpinan Rasulullah
penuh dengan perdamaian dan itu sering dianggap sebagai model peradaban
modern yang menjadi rujukan bagi pembentukan peradaban baru.1
Pada permulaan hijrah ke Madinah Nabi Muhammad membuat perjanjian
dengan penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aws dan suku Khajrah yang
dinamakan Piagam Madinah. Perjanjian ini memberikan ruang gerak yang bebas
bagi kemajuan dakwah Nabi Muhammad, kita tahu islam berkembang pesat
sesudah Nabi Muhammad hijrah ke madinah. Nabi Muhammad menjamin
kebebasan pemeluk agama yang lain seperti Yahudi dan Nasrani yang berada di
Madinah, sepanjang meraka mentaati Piagam Madinah yang telah disepakati.
Piagam Madinah adalah perjanjian yang dibuat oleh Rasulullah saw berserta
seluruh kepala suku dan pemuka agam lain di sekitar Madinah untuk hidup
bersama-sama, saling tolong menolong, saling membantu, saling menghormati
dan saling menjaga keamanan negeri Madinah. Perbedaan yang terjadi di antara
mereka tidak menjadikan perpecahan dan rusaknya suasana kota Madinah.2
Ketika dalam Negara sudah bersatu walau ada perbedaan,
pembangunannya akan gampang terwujudkan jadi tidak mengherankan ketika
ulama di Indonesia pada waktu kemerdekaan tidak memperlebarkan ketika islam
1 Budi Sudrajat, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Yudhistira, 2007), 232 Ibid.
4
tidak menjadi dasar Negara dan menghargai Pancasila sebagai dasar Negara.
Pembahasan ini akan di uraikan selanjutnya di analisa.
B RUMUSAN MASALAH
1 Bagaimanakah latar belakang Piagam Madinah?
2 Bagaimanakah rumusan Piagam Madinah?
3 Apa Implikasi dari Piagam Madinah?
C PEMBAHASAN
1 Latar belakang Piagam Madinah
Masyarakat Madinah terdiri dari bermacam suku, golongan dan agama.
Golongan-golongan itu antara lain para sahabat Rasulullah, kaum musyrikin
Madinah, dan kaum Yahudi. Kaum musyrikin madinah adalah kabila-kabila
asli Madinah. Diantara merka ada yang masih ragu-ragu meninggalkan
agama nenek moyang merekea, namun mereka tidak memusuhi Islam.
Sebagaian kaum musyrikin yang lain diam-diam memusuhi Islam. Diantara
mereka yang diam-diam memusuhi Islam adalah Abdullah bin Ubay. Ia
menampakkan ke-Islaman pada Rasulullah, namun dalam hatinya mereka
memusuhi dan merongrong umat Islam. Sebelumnya Abdullah bin Ubay akan
diangkat raja di Madinah untuk menyatuhkan suku Aus dan Khazraj. Namun
dengan kedatangan Islam, Abdullah bin Ubay batal diangkat menjadi raja.
Hal ini yang menyebabkan ia membenci kedatangan Rasulullah dan diam-
diam merongrong Islam.3
Selain Abdullah bin Ubay satu orang lagi yang menampakan
permusuhan pada islam adalah Abu Amir dari suku Aws. Dia sampai
bergabung dengan Quraisy Makkah untuk menyerang umat islam.4 Yahudi
pun juga pada dasarnya tidak senang akan kedatangan islam yang berdampak
pada hilangnya potensi mereka untuk merebutkan dominasi di Madiah, pada
awalnya suku aws dan khazrah bersatu untuk menyingkirkan Yahudi dari
3 H. M. As’ad Bashori, Sejarah Kebudayaan Islam, (Surabaya: Prima Media, 2008), 224 Martin Lings, Muhammad, (Jakarta: Serambi, 2007), 271
4
Madinah namun dengan tipu daya Yahudi dapat memecah bela kedua suku ini
untuk perang sehingga Yahudi dapat legalitas untuk tinggal di Madinah dan
mendapatkan keutungan dari persetruan diantara mereka.5 Untuk itu kaum
Yahudi menerima kedatangan Islam hanya karna alasan politis yang dengan
kedatangan Islam bisa dimanfaatkan untuk kepentingan Yahudi.6
Atas dasar itulah demi mewujudkan negara yang kokoh Nabi
Muhammad mempersatukan seluruh lapisan golongan masyarakat Madinah
dengan diikat oleh Perjanjian yang disebut Piagam Madinah dan diharapkan
dapat memperkuat posisi negara Madinah sebagai pusat pemerintahan islam.
Yang mendatangi Piagam Madinah adalah tokoh kaum Muhajirin dan
Anshar, tokoh Yahudi dan Nasrani dari Bani Qainuqa, bani Nadir, dan Bani
Quraidah. Mereka menyatakan kesiapan untuk membangun Madinah dan
menjaga Madinah dari serangan musuh-musuhnya.7
2 Rumusan Piagam madinah
Dalam Piagam Madinah merumuskan teks yang berbunyi:8
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini
adalah sebuah Piagam yang disahkan oleh Muhammad pada orang
beriman (Muslim) Quraisy Madinah dan orang-orang yang mengikuti
mereka. Mereka memberikan perlindungan menghadapi semua orang
lainnya …. Semua orang bersatu taat akan bangkit sebagai satu orang
melawan siapa pun perusak, atau yang berusaha untuk melakukan
ketidak adilan, agresi, atau dosa, atau menyebarkan permusuhan
timbal balik di antara orang beriman, bahkan kalau orang itu adalah
salah seorang dari anak laki-laki mereka … setiap orang Yahudi yang
mengikuti kami berhak memperoleh bantuan kami dan memiliki hak
yang sama seperti kami, tanpa perbedaan … tidak ada pokok
5 H. M. As’ad Bashori, Sejarah Kebudayaan…….., 19.6 Martin Lings, Muhammad……., 2707 Budi Sudrajat, Sejarah Kebudayaan….., 238 Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer, (____: AMZAH, 2002),
2714
perselisihan diantara kamu yang tidak dapat diputuskan menurut
hukum Allah dan diputuskan oleh nabi Muhammad untuk memperoleh
keadilan.”
Dokumen tersebut mempunyai pasal-pasal sebagai berikut:9
1 Setiap suku dan kelompok akan mengurus urusannya sendiri dan
menyelesaikan sendiri perselisihannya menurut hukum dan kebiasaannya
sendiri
2 Tidak ada pihak Yahudi atau Muslim yang boleh melakukan persetujuan
kapanpun juga dengan salah satu pihak atau kelompok yang tinggal di
luar Madinah.
3 Kalau terjadi pertempuran di luar batas-batas Madinah, tidak ada
penduduk Madinah yang dapat dipaksa untuk bertempur di pihak
manapun dari pihak yang berselisih.
4 Orang yahudi harus memberikan sumbangan biaya kalau mereka
bertempur bahu-membahu dengan orang muslim melawan musuh
bersama.
5 Setiap suku atau kelompok bebas menjalankan agamanya. Orang Yahudi
menjalankan agamanya dan orang islam menjalankan agamanya.
6 Kalau ada serangan dari pihak luar, masing-masing pihak akan membantu
pihak lain. Jika salah satu pihak terlibat pertempuran pihak lain akan
memberikan bantuan, dan jika salah satu pihak membuat perdamaian,
pihak yang lain juga membuat perdamaian dengannya. Tidak ada satu
pihak pun juga yang akan memberikan perlindungan pada orang Quraisy
di Makkah.
7 Kota Makkah adalah kota suci dan tidak boleh dilanggar oleh semua
pihak yang menandatangani perjanjia tersebut.
8 Dalam perselisihan diantara pihak-pihak yang menandatangani perjanjian
ini di Madinah, Nabi Muhammad akan bertindak sebagai wasit dan
putusannya adalah putusan tertinggi.
9 Ibid, 2734
3 Implikasi dari Piagam Madinah
Dua ketentuan terakhir sangatlah penting karena berisi pengakuan
terhadap Nabi Muhammad sebagai kepala negara Madinah dan pemimpin
rakyat dan membuat Madinah menjadi kota suci yang damai. Piagam ini
sangat membatu dalam memperkuat pertahanan Madinah, pun tidak secara
politis dan psikologis. Hak semua penduduk Madinah menjadi sama.
Keuntungan dan kerugian kemenangan dan kekalahan mereka menjadi milik
bersama. Semua bersatu untuk kepentingan dan pertahanan bersama.10
Namun, tidak ada pernyataan terbuka Yahudi harus mengakui secara
resmi bahwa Muhammad adalah Nabi mereka terlebih dalam sebuah
dokumen belum dinyatakan sebagai Nabi/Rosul.11 Karna Muhammad datang
dari kaum Quraisy yang dianggap Yahudi sebagai suku yang lebih rendah
dari mereka sehingga Nabi yang diutus seharusnya dari golongan mereka.
D ANALISIS
Dari Piagam Madinah ini tersirat bahwa islam pada awalnya sudah
menerapkan demokrasi di negaranya dengan menoleril perbedaan. Akhir-akhir
ini banyak bermunculan idiologi yang mengatasnamakan agama yang
menginginkan agar Negara Indonesia menjadi Negara Islam sebut saja NII dan
organisasi radikal lainnya. Mereka tidak menerima pancasila sebagai dasar
negara Indonesia padahal perumusan dasar Negara ini melalui perdebatan yang
begitu sengit pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI yang terdiri dari 68 orang dan
15 orang mewakili islam berhasil menyetujui Piagam Jakarta yang
mencantumkan keharusan menjalankan syariat agama islam bagi pemeluknya di
dalam negara Indonesia yang merdeka nanti. Pembahasan tidak hanya berhenti di
situ setelah sempat reda karna mempersiapkan kemerdekaan akhirnya mencuat
lagi, kaum Islam yang digawangi oleh Ki Bagus Hadikusumo, KH. Ahmad
Sanusi, Wahid Hasyim, dan Abdul Kahar Muzakir menghendaki agar negara
10 Ibid, 27411 Martin Lings, Muhammad……., 271
4
Indonesia berdasarkan atas Islam karena mayoritas penduduk Indonesia adalah
Islam sedangkan Tjokroaminoto mengusulkan dasar negara sosialisme islam, A.
Nassan, Nasir dan Agus salim membawa dasar Nasionalisme islam semua terjadi
ditenggah tema yang di gagas oleh kaum sekular yang membedakan agama dan
negara akhirnya datanglah kaum nasionalis yang membawa dasar negara
pancasila yang berisikan keyakinan pada tuhan, nasionalisme, humanisme,
demokrasi dan keadilan sosial.12
Teks pancasila yang dihasilkan oleh perdebatan ini adalah:13
1 Ketuhanan Yang Maha Esa.
2 Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.
3 Persatuan Indonesia.
4 Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan / Perwakilan.
5 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Sama halnya dengan Madinah Indonesia terdiri dari bemacam-macam suku
yang dasar negaranya tidak Islam secara prioritas. Antara Pancasila dan Piagam
Madinah pada dasarnya adalah sama. Lihat saja sila pertama Pancasila yang
menyebutkan Ketuhanan yang Maha Esa sama subtansinya dengan sila kelima
dan ini juga tidak bertentangan dengan Al-Quran. Dalam Al-Quran menyebutkan
untukmu agamamu untukku agamaku.
Semua dari pancasila bisa dibilang representasi dari Piagam Madinah
karena secara global Pancasila adalah perjanjian seluruh warga Negara Indonesia
yang berbeda-beda menjadi satu di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Persatuan dapat kita lihat di sila ketiga pancasila persatuan Indonesia dengan
pasal enam Piagam. Antara Piagam Madinah dan Pancasila memuat dasar dari
pembentukan Negara berisi keyakinan kepada tuhan, persatuan, kepemimpinan,
dan toleril dalam kehidupan.
Jadi ketika ada wacana untuk menggantikan dasar Negara yaitu pancasila
12 Musyifa Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 52
13 P.J. Suwarno, Pancasila Budaya Bangsa, (Yogyakarya: Kanisius, 2009), 1254
dengan dasar Negara islam ini harus dihilangkan karna akan berdampak pada
keutuhan dan kesatuan Negara Indonesia. Menjadi dasar Negara yang menganut
siapa kalau Nabi saja membuat perjanjian yang hampir sama dengan dasar
Negara kita. Ini juga penting untuk disosialisasikan lagi terhadap kelompok-
kelompok yang menggingikan agama islam sebagai dasar Negara.
E KESIMPULAN
1 Latar belakang Piagam Madinah adalah keingginan Rasulullah untuk
mempersatukan penduduk Madinah dalam membentuk Negara Madinah yang
kuat dan didasari atas persatuan dari perbedaan-perbedaan yang ada sebelum
Nabi Muhammad dan kaum Muhajirin datang. Sama seperti di Indonesia yang
mempersatukan warga Negara kepada satu wadah yang disebut pancasila.
2 Isi dari Piagam Madinah adalah tentang ketuhanan yang memberikan
kebebasan pada masing-masing agama, serta persatuan sehingga kalau ada
yang berselisih dengan suku diluar Madinah maka masing-masing siap
membantu. Juga kepemimpinan yang dipegang oleh Rasulullah. Serta
perlindungan terhadap kaum Yahudi. Subtansinya sama seperti pancasila yang
terdiri dari ketuhanan, nasionalisme, , humanisme, demokrasi dan keadilan
sosial.
3 Implikasi dari Piagam Madinah adalah hilangnya perselisihan diantara suku-
suku yang ada di Madinah terutama suku Aws dan Khajrah dan yang
terpenting adalah terwujudnya kesatuan warga Madinah untuk membentuk
sebuah Negara.
F DAFTAR KEPUSTAKAAN
Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer, ____: AMZAH,
2002
Budi Sudrajat, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Yudhistira, 2007
H. M. As’ad Bashori, Sejarah Kebudayaan Islam, Surabaya: Prima Media, 2008
Martin Lings, Muhammad, Jakarta: Serambi, 2007
Musyifa Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo
4
Persada, 2007
P.J. Suwarno, Pancasila Budaya Bangsa, Yogyakarya: Kanisius, 2009
4