Pleno LBM 1 - Zat Psikoaktif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Zat Psikoaktif ( ketergangtungan zat )

Citation preview

  • Karyawan MALANG

  • SkenarioKaryawan MalangIbnu merupakan seorang laki-laki berusia 35 tahun dan sudah berkeluarga dengan 2 orang anak. Ibnu merupakan karyawan suatu pabrik yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Ia sering merasa pekerjaannya tidak layak, dengan usianya yang sudah mencapai 35 tahun ia merasa tidak memiliki apapun secara materi. Kondisi ini diperberat dengan adanya kritikan yang sering diterima dari istri, iapun merasa pekerjaanya saat ini tidak sesuai dengan harapannya. Menghadapi beban yang dirasa berat ini, ibnu sering mengikuti ajakan teman kerjanya untuk pergi ke tempat hiburan malam. Mereka sama-sama menikmati hiburan malam disertai dengan rokok, minuman alcohol hingga puncaknya mengkonsumsi heroin. Hal ini berlangsung lebih dari 1 tahun, dan pada akhirnya Ibnu menjalani perawatan di tempat rehabilitasi. Bersyukur masih ada saudara yang masih peduli dengan keadaan Ibnu dimana istri dan keluarga lainnya tidak peduli dengan keadaannya.Di panti rehabilitasi, Ibnu sering mengamuk, berteriak, cendrung menyakiti orang lain dan diri sendiri. Nafas cepat, denyut jantung meningkat dan meminta untuk segera diberikan bubuk favoritnya. Ibnu sudah berada di dunianya sendiri. Baginya tiada kesenangan lain selain bias mendapatkan bubuk favoritnya.

  • TERMINOLOGI1. Heroin=> bubuk Kristal putih dan pahit, ester aqsam disetat morfin, dulu dipakai sebagai analgetik dan narkotik2. Rehabilitasi=> Pemulihan ke bentuk atau fungsi yang normal setelah terjadi luka atau sakit.3. Alkohol=>senyawa organic yang dibentuk dari hidrokarbonmelalui pertukaran satu atau lebih gugus hidroksil dengan atom hidrogendalam jumlah yang sama

  • PermasalahanApakah yang dimaksud zat pesikoaktif, narkoba? jelaskan jenis, macam serta efek apa sajakah yang ditimbulkannya !Adakah dasar hukum untuk penggolongan zat-zat terlarang? Bila ada jelaskan!Apakah Tanda-tanda dan gejala yang ditemukan pada pecandu narkoba?Adakah perbedaan antara penyalahgunaan substansi dan ketergantungan substansi?

  • 5. Bagaimanakah cara mendiagnosis seseorang dengan gangguan mental dan prilaku akibat penggunaan zat?6. Apakah diagnose kasus pada sekenario berdasarkan pdoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa?7. Bagaimana Cara anda Mengedukasi Keluarga Korban dan Lingkungan agar mensuport korban dan menjauhi narkoba

  • PEMABAHSAN

  • 1. Zat Terlarang/Psikoaktif, Narkoba, dan Jenis Macamnya

    Zat Psiko Aktif => zat kimia yang masuk ke dalam tubuh melewati sawar otak atau penghalang darah di otak (blood-brain barrier), dan bereaksi terutama pada system sarap pusat (sentral nervous system) yang mempengaruhi fungsi otak.Narkoba/Napza

  • NarkotikaNarkotika berasal dari bahasa Inggris "narcotics" yang artinya obat bius. Cara kerjanya mempengaruhi susunan syaraf yang dapat membuat kita tidak merasakan apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti sekalipun. Jenis-jenisnya adalah:Opium atau Opioid atau Opiat atau CanduCodein atau KodeinMethadone (MTD)LSD atau Lysergic Acid atau Acid atau Trips atau TabsbarbituratDemerol atau Petidin atau PethidinaHashish (Berbentuk tepung dan warnanya hitam. Ia dinikmati dengan cara diisap atau dimakan. Narkotika jenis yang kedua ini dikatakan agak tidak berbahaya hanya karena jarang membawa kematian)

  • PsikotropikaPsikotropika adalah bahan lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat buatan atau hasil rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia. Mempengaruhi atau mengubah keadaan mental dan tingkah laku pemakainya. Jenis-jenisnya adalah:Ekstasi atau Inex atau MetamphetaminesDemerolSabu-sabu(Shabu/Syabu/ICE)Sedatif-Hipnotik(Benzodiazepin/BDZ), BK, Lexo, MG, Rohip, DumNipam

  • 2. Dasar Hukum Penggolongan Zat TerlarangNarkotika, menurut Pasal 1 butir 1 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (UU 35/2009), adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai me ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang.

  • Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika pasal 6 ayat 1, penggolongan narkotika terdiri dari 3 golongan, yaitu:Golongan IHanya digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuanTidak digunakan dalam terapiPotensi ketergantungan sangat tinggiContoh: tanaman Papaver somniferum L, Opium, tanaman koka (daun koka, kokain merah) heroin, morfin dan ganja. Golongan II- Untuk pengobatan pilihan terakhir- Untuk pengembangan ilmu pengetahuan- Potensi ketergantungan tinggi- Contoh: Alfasetilmetadol, Benzetidin, BetametadolGolongan III- Digunakan dalam terapi- Potensi ketergantungan ringan- Contoh: Opium obat, codein, petidin, fenobarbital

  • 3. Tanda dan Gejala Pecandu NarkobaMenteri kesehatan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 422/menkes/sk/iii/2010 tentang Pedoman Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan NapzaGambaran bagaimana karakteristik / parameter seorang pecandu narkoba yang dapat disimpulkan bahwa seseorang penyalahguna narkoba dapat dikatakan sebagai pecandu narkoba

    FAT15

  • A.Ciri pecandu narkoba secara umum :

    Suka berbohongDelusive (tidak bisa membedakan dunia nyata dan dunia khayalan)Cenderung malasCenderung vandalistis (merusak)Tidak memiliki rasa tanggung jawabTidak bisa mengontrol emosi dan mudah terpengaruh terutama untuk hal-hal yang negative.

    B. Ciri fisik yang sering timbul pada pecandu narkoba antara lain :Pusing / sakit kepalaBerat badan menurun, malnutrisi, penurunan kekebalan tubuh,lemahMata terlihat cekung dan merah,muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman.Bicara cadelMual

    C. Ciri-ciri pecandu narkoba secara psikologisHalusinasiParanoidKetakutan pada bentuk-bentuk tertentuPengguna cenderung bertingkah laku berlebihan diluar kesadarannya,

  • 4. Gangguan Penggunaan ZatGangguan penggunaan zat Aadalah penggunaan maladaptive dari zat psikoaktif. Tipe ini termasuk penyalahgunaan zat dan ketergantungan zat.

  • Gangguan Akibat Penggunaan ZatGangguan yang dapat muncul karena penggunaan zat psikoaktif, seperti intoksikasi, gejala putus zat, gangguan mood, delirium, demensia, amnesia, gangguan psikotik, gangguan kecemasan, disfungsi seksual, dan gangguan tidur.

  • Penyalahgunaan zatSituasi dimana seseorang terus menerus (kompusif) menggunakan zat psikoaktif walaupun ia tahu hal tersebut mengakibatkan konsekuensi yang merusak baik masalah sosial, pekerjaan, psikologis, atau fisik.

  • Ketergantungan zatTipe gangguan penggunaan obat yang parah dimana gangguan tersebut mengakibatkan tanda-tanda ketergantungan fisiologis (toleransi atau gejala putus zat) atau penggunaan kompulsif suatu zat.

    Orang yang mengalami ketergantungan tidak kuasa untuk menghentikan penggunaan obat tersebut.Penyalahgunaan zat trs mnerusKetergantungan zat

  • DESKRIPSI GANGGUANGangguan penggunaan zatGangguan akibat penggunaan zatPenyalahgunaan zatKetergantungan zatDelirium, intoksikasi, gejala putus zat, gangguan mood, anxietas, dll

  • Diagnostic Criteria for Substance Dependence/Ketergantungan Zat

    Suatu pola pengguanaan zat yang maladaptif mengarah pada gangguan atau penderitaan yng bermakna klinis, bermanifestasi sebagai 3 (tiga) atau lebih hal-hal berikut yang terjadi pada tiap saat dalam periode 12 bulan:1.Toleransi yang didefinisikan sbb:a.peningkatan nyata jumlah kebutuhan zat untuk mendapatkan efek yang didamba atau mencapai intoksikasi. b. Penurunan efek yang nyata dengan penggunaan kontinyu jumlah yang sama dari zat. 2.Withdrawal, bermanifestasi sebagai salah satu dari:a.Sindroma withdrawal khas untuk zat penyebab ( criteria A dan B dari gejala withdrawal zat).b.Zat yang sama atau sejenis digunakan untuk menghilangkan atau menghindari gejala-gejala withdrawal.3. zat yng dimaksud sering digunakan dalam jumlah yang besar atau lewat dari batas waktu pemakaiannya.4.adanya hasrat menetap atau ketidakberhasilan mengurangi atau mengendalikan pemakaian zat.5.adanya aktifitas yang menyita waktu untuk kebutuhan mendapatkan zat (mis.mendatangi berbagai dokter atau sampai melakukan perjalan jauh), untuk menggunakan zat (merokok tiada sela) atau untuk pulih dari efeknya.6.kegiatan-kegiatan sosial yang penting,pekerjaan atau rekreasi dilalaikan atau dikurangi karena penggunaan zat.7.penggunaan zat tetap berlanjut meskipun mengetahui bahwa problem fisik dan fisiologis menetap atau berulang disebabkan oleh penggunaan zat (mis.sementara menggunakan kokain meskipun mengetahui itu menginduksi depresi atau tetap meneguk-alkohol- meskipun mengetahui hal itu memperburuk ulcus gaster).

  • Cont.Dalam lingkungan yang diatur

    Tentukan jika:Dengan ketergantungan fisiologis: terbukti adanya toleransi atau withdrawal.Tanpa ketergantungan fisiologis: tidak terbukti adanya toleransi atau withdrawal.Tentukan perlangsunganya:Remisi dini penuhPemisi dini parsialRemisi penuh menetapRemisi parsial menetapDalam terapi agonis

  • Menurut PPDGJ-III: Diagnosis Ketergantungan Zat yang pasti ditegakkan jika ditemukan tiga atau lebih gejala di bawah ini dialami dalam masa setahun sebelumnya:

    Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa(kompulsi) untuk menggunakan zatKesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat sejak awal, usaha penghentian atau tingkat penggunaannyaKeadaan putus zat secara fisiologis ketika penghentian penggunaan zat atau penguranagn, terbukti orang tersebut menggunakan zat atau golongan yang sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan atau menghindari terjadinya gejala putus zat

  • Adanya bukti toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yang diperlukan guna memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis lebih rendah (contoh yang jelas dapat ditemukan pada individu dengan ketergantungan alkohol dan opiat yang secara rutin setiap hari menggunakan zat tersebutsecukupnya untuk mengendalikan keinginannya).

    Secara progresif mengabaikan alternatif menikmati kesenangan kerana penggunaan zat psikoaktif yang lain, meningkatkan jumlah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan atau menggunakan zat atau pulih dari akibatnya

    Terus menggunakan zat meskipun ia menyadari adanya akibat yang merugikan kesehatannya, seperti gangguan fungsi hati kerana minum alkohol berlebihan,keadaan depresi sebagai akibat penggunaan yang berat atau hendaya fungsi kognitif akibat menggunakan zat, upaya perlu diadakan untuk memastikan bahwa pengguna zat bersungguh-sungguh atau diharapkan untuk menyadari akan hakikat dan besarnya bahaya.

  • Obat yang disalahgunakanDepresan : mengekang aktifitas sistem saraf pusatAlkohol, Barbiturat, Opioid (Alami : Morfin, Heroin)Stimulan : meningkatkan aktifitas sistem saraf pusatAmfetamin, Ekstasi, Kokain, NikotinHalusinogen : penyebab halusianasiLSD (Lysergic acid diethlyamide), PCP (Phencyclidine), Mariyuana

  • PEDOMAN DIAGNOSTIKPPDGJ halaman 34-43F10-F19

  • 5. Cara Mendiagnosis Seseorang Dengan Gangguan Mental dan Prilaku Akibat Penggunaan Zat A. Intoksikasi akutIntoksikasi akut sering di kaitkan dengan : tingkat dosis zat yang di gunakan ( dose dependent), individu dengan kondisi organic tentu yang mendasarinya ( misalnya insifisiensi ginjal atau hati ) yang dalam dosis kecil dapat menyebabkan intoksikasi berat yang tidak propesionalB. Penggunaan yang merugikanAdanya zat penggunan psikoaktif yang merusak kesehatan, yang dapat berupa fisik ( seperti kasus hepatitis karena menggunakan obat melalui suntikandiri sendiri) atau mental.

  • C. Sindrom ketergantunganDiagnosis ketergantungan yang pasti ditegakkan jika di temukan tiga ata lebih gejala di bawah ini di alami dalam masa satu tahun sebulmnyaAdanya keinginan yang kuat atau mendorongan yang memaksa ( konpulsi) atau menggunakan zat psikoaktifKesulitan dalam mengendalikan perilaku dalam menggunakan zat, termasuk sejak mulainya, usaha pengentian atau tingkat sedang dala dalam mengunakanKeadaan putus zat secara fisiologis atau ketika penghentian zat atau pengurangan, terbukti dengan adanya gejala putus zat yang khas, atau orang tersebut menggunakan zat atau golongan zat yang sejenisnya dengan tujuan untunk menghilangka atau menghindari terjadi gejala putus zatTerbukti adanya toleransi, berupa peingkatan dosis zat psikoatif yang di gunakan guna untuk memperoleh efektif yang sama yang biasanya yang di peroleh dengan dosis lebih rendah ( contohnya yang jelas di temukan pada individu dengan ketergantungan alcohol yang opiate osis harianya dapat mencapi taraf yang dapat membuat tak berdaya atau mematikan bagi pengguna permulaSecara progresif mengabaikan menikmati kesenangan atau minat lain di sebabkan penggunan psijoaktif meningkatnya jumlah waktu yang di perlukan untuk mendapatkan menggunakan zat atau untuk pulih dari akibatnyaTetap menggunakn zat meskipun menyadari adanya akibat yang merugikan kesehatannya, seperti gangguan fungsi hati karena minum alcohol berlebih, keadaan depresi sebagai akibat suatu preiode pengguan yang berat, atau hendaknya fungsi kognitif berkatan dengan penggunan zat upanya perlu diadakan untuk memastikan bahwa pengguan zat sungguh-sungguh, atau dapat di andalkan, sadar akan hakekat dan besarnya bahaya.

  • D. Keadaan putus zatKeadan putus zat merupak salah satu indicator dari sindrom ketergantungan dan diagnosis sindrom ketergantungan zat harus turut di pertimbangkanKeadan putus zat hendaknya dicatat sebagai diagnosis utama, bila hal ini merupakan alas an rujukan dan cukup parah sampai memerlukan perhatian medis secara khususGejala fisik bervariasi sesaui zat yang di gunakanya. Gangguan psikologis ( misalnya anxietas, depresi dan gangguan tidur) merupakan gambaran umum dari keadaan putus zat iniYang khas adalah pasien akan melaporkan bahwa gejla ptus zat akan mereda dengan terus menggunakan za

    E. Gangguan putus zat dengan deliriumSuatau keadaan putus zat di sertai komplikasi delirium Termasuk : delirium tremens yang merupakan akibat dari putus alcohol secara absolut atau relative pada penggunan yang tergantung berat dengan riwayat pengguann yang lama. Onset biasanya terjadi sesudah putus alcohol. Dengan gandung gelisah toksik yag berlangsung singkat tetapi ada kalanya membahayakan jiwa, yang di seryai gangguan somatic

    F. Gejala prodamol khas berupa: insomnia, gemetr dan ketakutaan. Onset di ketauhui oleh kejang setelah putus zat.Trias yang klasik dari gejala adalah:Kesadaran berkabut dan kebingunganHalusinasi dan ilusi yang hidup (vivid) yang mengenai salah salah satu pancaindra (sensory modality) dan Teremor berat Biasanya di temukan juga waham, agitasi, insomnia, atau siklus tidur yang terbalik, dan aktifitas otomatik yang berlebihan.

  • Cara Mengedukasi Keluarga Korban dan Lingkungan

    Promotif - Kampanye anti penyalahgunaan narkoba. Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada pendengar tentang bahaya penyalah gunaan narkoba. - Penyuluhan seluk beluk narkoba. Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat memberikan informasi, pada penyuluhan ini lebih bersifat dialog yang disertai dengan sesi tanyajawab - Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya

  • SEKIAN TERIMAKASIH

    *****