9
PORTOFOLIO II Nama Peserta : dr. Adam Hartono Nama Wahana : RSUD DR. RM. PRATOMO BAGANSIAPIAPI, RIAU Topik : Penanganan Pertama Pada Intoksikasi Pestisida Tanggal Kasus : 23-05-2013 No. RM : 06-17-21 Tanggal Presentasi : 30-05-2013 Nama Pendamping : dr. Azizah Tempat Presentasi : Komite Medik Obyektif Presentasi : Keilmuan Keterampil an Penyegaran Tinjauan Pustaka □ Diagnostik Manajemen □ Masalah □ Istimewa Neonatus □ Bayi □ Anak Remaja Dewasa □ Lansia Bumil □ Deskripsi : Pria, 38 tahun, datang dengan keluhan perut terasa sakit dan panas, tampak sangat lemas dan sesak nafas. □ Tujuan : Mempelajari bagaimana penanganan pertama pada pasien dengan intoksikasi pestisida Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit Cara Membahas : Diskusi □ Presentasi dan Diskusi □ E-Mail □ Pos Data Pasien: Nama : Tn. RH Nomor Registrasi : 06-17-21

Portofolio 2 - Dx Dan TX Intoksikasi Pestisida

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Intoksikasi Pestisida

Citation preview

Page 1: Portofolio 2 - Dx Dan TX Intoksikasi Pestisida

PORTOFOLIO II

Nama Peserta : dr. Adam Hartono

Nama Wahana : RSUD DR. RM. PRATOMO BAGANSIAPIAPI, RIAU

Topik : Penanganan Pertama Pada Intoksikasi Pestisida

Tanggal Kasus : 23-05-2013 No. RM : 06-17-21

Tanggal Presentasi : 30-05-2013 Nama Pendamping : dr. Azizah

Tempat Presentasi : Komite Medik

Obyektif Presentasi :

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka □ Diagnostik

□ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi : Pria, 38 tahun, datang dengan keluhan perut terasa sakit dan panas, tampak sangat

lemas dan sesak nafas.

□ Tujuan : Mempelajari bagaimana penanganan pertama pada pasien dengan intoksikasi

pestisida

Bahan Bahasan : □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit

Cara Membahas : □ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi □ E-Mail □ Pos

Data Pasien: Nama : Tn. RH Nomor Registrasi : 06-17-21

Nama Klinik :

RSUD DR.RM.PRATOMO

Telp : (0767) 21731 Terdaftar Sejak : 23-05-2013

Data Utama Untuk Bahan Diskusi

1. Diagnosis/Gambaran Klinis : OS meminum pestisida 2 HRSMRS, kemudian datang ke PKM

dan dirujuk ke RSUD, OS tampak sangat lemas, kesadaran compos mentis, sesak nafas, akral

dingin, mual (+), muntah (+), mengeluh perut sakit dan terasa panas, demam (-), pandangan

kabur (+).

2. Riwayat Pengobatan : IVFD RL 30 tpm, Inj. Cefotaxime 1gr/12 jam, Inj. Radin 1 amp/12 jam,

Inj. Primperan 1 amp/8 jam, Norit 8 tab, Neurodex 2x1

3. Riwayat Penyakit : -

4. Riwayat Keluarga : -

Page 2: Portofolio 2 - Dx Dan TX Intoksikasi Pestisida

5. Riwayat Pekerjaan : Buruh

6. Kondisi Lingkungan : -

7. Vital Sign : TD 110/70 mmHg, N 135x/menit, RR 36x/menit, S 36,2oC

Daftar Pustaka :

1. Frank C LU. 1995. Toksikologi Dasar: Asa, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko. UIP :

Dublin, Ohio

2. Gery Schmitz dkk. 2008. Farmakologi dan Toksikologi Edisi 3. EGC : Jakarta

3. Jeffrey Brent. 2005. Critical Care Toxicology ; Diagnosis and Management of the Critically

Poison ed Patient. Elseiver Mosby : Philadelpia

4. Priyanto. 2009. Toksikologi: Mekanisme, terapi antidotum, dan penilain resiko. Lembaga

Studi dan Konsultasi Farmakologi : Depok

Hasil Pembelajaran :

1. Dapat mendiagnosis pasien dengan intoksikasi pestisida, khususnya golongan organofosfat

2. Dapat melakukan penanganan pertama pada pasien dengan intoksikasi pestisida, khususnya

golongan organofosfat

Subyektif :

Pasien mengeluh nyeri perut dan sensasi panas pada perutnya setelah meminum pestisida, selain

itu pasien juga mengeluh sesak nafas, dada terasa berdebar-debar, keringat dingin serta

penglihatan terasa tampak kabur.

Obyektif :

Dari hasil anamnesis ke pasien dan keluarga pasien, serta hasil pemeriksaan fisik, pada kasus ini

sudah jelas pasien mengalami intoksikasi pestisida.

“Assessment” :

a. IFO bekerja dengan cara menghambat (inaktivasi) enzim asetil kholin esterase tubuh

(KhE).

b. Dalam keadaan normal, enzim KhE bekerja untuk menghidralisis Akh dengan jalan

mengadakan ikatan Akh-KhE yang bersifat inaktif.

Page 3: Portofolio 2 - Dx Dan TX Intoksikasi Pestisida

c. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh ditempat-tempat tertentu, sehingga timbul

gejala-gejala rangsangan Akh yang berlebihan, yang akan menimbulkan efek muskarinik,

nikotinik dan SSP (menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP).

Organofosfat mempunyai aksi sebagai inhibitor enzim kholinesterase. Kholinesterase adalah

enzim yang berfungsi agar asetilkholin terhidrolisis menjadi asetat dan kholin. Organofosfat

mampu berikatan dengan sisi aktif dari enzim ini sehingga kerja enzim ini terhambat. Akibatnya

jumlah asetilkholin dalam sipnasis meningkat sehingga menimbulkan stimulasi reseptor possinap

yang persisten.

Asetilkholin terdapat di seluruh sistem saraf, terutama sekali asetilkholin berperan penting pada

sistem saraf autonom. Senyawa ini berperan sebagai neurotransmiter pada ganglia sistem saraf

simpatik dan parasimpatik, yang mana senyawa ini berikatan dengan reseptor nikotinik. Inhibisi

kholinesterase pada ganglia sistem saraf simpatik dapat menimbulkan midriasis, takikardi, dan

hipertensi. Sedangkan, penghambatan kholinesterase pada ganglia sistem saraf parasimpatik

menimbulkan efek miosis, bradikardi, dan salivasi.

Asetilkholin juga merupakan neurotransmitter posganglionik pada saraf parasimpatik yang

secara langsung mempengaruhi jantung, bermacam-macam kelenjar, otot polos bronchial. Tidak

seperti reseptor pada ganglia, reseptor pada organ ini adalah reseptor muskarinink.

Pada keracunan IFO, ikatan IFO-KhE menetap (Irreversible)

Pada keracunan carbamate : bersifat sementara (reversible)

Secara farmakologik efek Akh dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu :

a. Muskarinik terutama pada otot polos saluran pencernaan makanan, kelenjar ludah dan

keringat, pupil, bronkhus dan jantung.

b. Nikotinik, terutama pada otot-otot bergaris, bola mata, lidah, kelopak mata dan otot

pernapasan.

c. SSP, menimbulkan rasa nyeri kepala, perubahan emosi, kejang-kejang sampai koma.

“Plan” :

Page 4: Portofolio 2 - Dx Dan TX Intoksikasi Pestisida

Diagnosis :

Dari Gejala Klinis, kemungkinan besar pada pasien ini mengalami Intoksikasi Pestisida golongan

organofosfat.

Penatalaksanaan :

1.   Resusitasi

a. Bebaskan jalan napas

b.   Napas buatan + O2, kalau perlu gunakan respirator pada kegagalan napas yang berat.

c. Infus cairan kristaloid.

d. Hindari obat-obatan penekan SSP

2.   Eliminasi

Emesis, katarsis, kumbah lambung, keramas rambut dan mandikan seluruh tubuh dengan

sabun.

3.   Antidotum

Atropin sulfat (SA) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada pada tempat-

tempat penumpukannya.

a. Mula-mula berikan bolus intra vena 1 – 2,5 mg, pada anak 0,05 mg/kg.

b. Dilanjutkan dengan 05 –1 mg setiap 5 – 10 menit sampai timbul gejala-gejala atropinisasi

(muka merah, mulut kering, takhikardi, midriasis, febris, psikosis. Pada anak 0,02 – 0,05

mg/kg iv tiap 10 – 30 menit.

c. Selanjutnya setiap 2 – 4 – 6 dan 12 jam.

d. Pemberian SA dihentkan minimal 2 x 24 jam.

e. Penghentian SA yang mendadak dapat menimbulkan “rebound efect” berupa edema

paru/kegagalan pernapasan akut, sering fatal.

Timbulnya gejala-gejala atropinisasi yang lengkap, dapat dipakai sebagai petunjuk adanya

keracunan atropin.

Reaktivator KhE bekerja dengan memotong ikatan IFO-KhE sehinggatimbul reaktivitas

ensim KhE. Yang terkenal 2 PAM (pyrydin – 2 – aldoxime methiodide /methcloride =

Pralidoxime = Protopam). Hanya bermanfaat pada keracunan IFO, kontra indikasi pada

keracunan carbamate.

Page 5: Portofolio 2 - Dx Dan TX Intoksikasi Pestisida

Dosis 1 gr iv perlahan-lahan (10 – 20 menit), diulang setelah 6 – 8 jam, hanya diberikan bila

pemberian atropin telah adekuat. Pada anak-anak 25 – 50 mg/kg BB iv, maksimal 1 gr/hari,

dapat diulang setelah 6 – 8 jam.

Konsultasi :

Setelah penanganan pertama dilakukan dan kondisi pasien stabil, dapat kita lakukan konsul ke

spesialis penyakit dalam untuk perawatan selanjutnya.

Prognosis :

Pada umumnya baik, bila pengobatan belum terlambat, beberapa kesalahan pengobatan

sering terjadi, berupa :

a. Resusitasi kurang baik dikerjakan.

b.   Eliminasi racun kurang baik.

c. Dosis atropin kurang adekuat, atau terlalu cepat dihentikan.

Namun pada pasien ini, datang ke Puskesmas dan ke Rumah Sakit amat sangat terlambat

sekali, sehingga kemungkinan pasien bias selamat sangat rendah.

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Page 6: Portofolio 2 - Dx Dan TX Intoksikasi Pestisida

Pada hari ini tanggal 30 Mei 2013 Telah dipresentasikan portofolio oleh :

Nama Peserta : dr. Adam Hartono

Dengan Judul/Topik : Penanganan Pertama Pada Pasien dengan Intoksikasi Pestisida

Nama Pendamping : dr. Azizah

Nama Wahana : RSUD DR. RM. PRATOMO, Kab. Rokan Hilir, Riau

No. Nama Peserta Presentasi No. Tanda Tangan

1. dr. Sabwan Yulio 1.

2. dr. Eva Erliana 2.

3. dr. Norfadhilla 3.

4. dr. Sri Wahyuni 4.

5. dr. Dina Rizki Amalia 5.

6. dr. Supianto 6.

7. dr. Elfira Eka Sujayanti 7.

8. dr. Winanti Cahyami 8.

9. dr. Windy Ramadhani 9.

10. dr. Tengku Liza Syahnas 10.

11. dr. Rina Elfiani 11.

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping 1 Pendamping 2

(dr. Lovita) (dr. Azizah)