Upload
mituikfedox169
View
96
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
vesikolithiasis
Citation preview
PORTOFOLIO
Topik : Kolik Renal e.c Nephrolithiasis (S) + Vesikolithiasis + Hematuria
Tanggal (kasus) : 30 Oktober 2013 Presenter : dr. Sari Dewi Lestari
Tanggal Presentasi : 22 november 2013 Pendamping : dr. Sujito
Tempat Presentasi : RSUD Sungai Dareh
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Pria, usia 38 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang kiri menjalar ke ari-
ari ± 6 jam sebelum masuk RS. Vital sign tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 90 x/menit,
nafas 24 x/menit suhu : 37,5 C
Tujuan : dapat menatalaksana dan mencegah komplikasi
Bahan bahasan Tinjauan
pustaka
Riset Kasus Audit
Cara membahas Diskusi Presentasi
dan dikusi
Email Pos
Data Pasien : Nama : Rita Nerawati Nomor Registrasi : 099162
Nama Wahana : RSUD
Sungai Dareh
Telp : Terdaftar sejak : 21 Juni 2013
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Nyeri pinggang kiri menjalar ke ari-ari ± 6 jam sbelum masuk RS
Nyeri hilang timbul tidak dipengaruhi oleh gerakan dan aktifitas
Demam sejak ± 2 hari yang lalu, menggigil, tidak tinggi dan tidak berkeringat
BAK berdarah sejak ± 2 hari yang lalu, tidak nyeri saat BAK
Riwayat nyeri sendi (+)
Mual dan muntah tidak ada
Tidak ada riwayat trauma
BAB tidak ada keluhan
2. Riwayat pengobatan : Pasien tidak ada berobat sebelumnya untuk mengatasi keluhan ini
3. Riwayat kesehatan / penyakit :
- Pernah mengeluh seperti ini sebelumnya dan pernah melakukan pemeriksaan rontgen
BNO pada bulan April tahun 2013, pasien rawat jalan, pasien tidak ingat nama obat
saat itu (hasil rontgen dibawa pasien) terdapat gambaran batu radioopaq di proyeksi
ginjal kiri dan di vesikaurinaria
- Riwayat Asam Urat Tinggi dalam darah yang saat itu 12 mg/dl
4. Riwayat keluarga :
Tidak ada anggota keluarga atau tetangga terdekat yang mengeluhkan keluhan yang sama
dengan pasien.
5. Riwayat pekerjaan :
Pasien seorang pekerja swasta
6. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : CMC GCS : 15
Tekanan Darah : 130/80mmHg
Nadi : 90x/menit
Nafas : 24 x/menit
Suhu : 37,5 C
Berat Badan : kg
Status Generalis
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Pupil isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya +/+
Leher : Tidak ada kelainan
Thoraks
Jantung :
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial linea mid clavicula sinistra RIC V
Perkusi : batas jantung atas : RIC II
kiri : 1 jari medial linea mid clavicula sinistra
RIC V
kanan : 1 jari lateral linea mid sterna
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-).
Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-.
Abdomen
Inspeksi : tidak tampak membuncit
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Punggung : Nyeri ketok CVA -/+
Genitalia : Tidak ada kelainan
Ekstrimitas : Akral hangat, perfusi baik
7. Pemeriksaan Penunjang :
- Laboratorium darah : Hb :15,7 g/dl, Leukosit : 13000/mm3 , uric acid : 9.0 mg/dl
- Sedimen urin : Leukosit : + , Erytrosit : +++ , Epitel : 1-4/lp,
- Rontgen foto BNO, kesan : tampak gambaran batu radioopak di proyeksi ginjal kiri
sebesar ± 5 mm dan proyeksi vesikaurinaria sebesar ± 4 mm
8. Diagnosa : Kolik Renal e.c Nephrolithiasis (S) + Vesikolithiasis + Hematuria
9. Penatalaksanaan
- Pronalges suppost II per rectal
Pasien dianjurkan untuk dirawat, tetapi menolak. Obat pulang :
- Ciprofloxacin tablet 2x500 mg (po)
- Scopamin tablet 3x 10 mg (po)
- Nephrolite kapsul 4x1 (po)
- Kalnex tablet 3x500 mg (po)
- Allupurinol tablet 2x100 mg (po)
Daftar Pustaka :
a. Wim de Jong; Sjamsuhidajat, R..Batu Traktus Urinarius. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta. EGC. 2003.
b. Mansjoer, Arid dkk. Batu Saluran Kemih. Dalam Buku Kapita Selekta Kedokteran. Jilid
2. Edisi III. Jakarta. Media Aesculapius. 2000
c. Franzoni D.F dan Decter R.M .2006. Vesikolithiasis. Diakses dari http://www.medscape.com diunduh tanggal 18 oktober 2013
Hasil pembelajaran :
1. Diagnosis Nephrolithiasis dan Vesikolithiasis
2. Tatalaksana Nephrolithiasis dan Vesikolithiasis
3. Pencegahan terhadap komplikasi yang akan terjadi
PORTOFOLIO
1. Subjektif:
Nyeri pinggang kiri menjalar ke ari-ari ± 6 jam sbelum masuk RS, Nyeri hilang timbul
tidak dipengaruhi oleh gerakan dan aktifitas. Demam sejak ± 2 hari yang lalu, menggigil,
tidak tinggi dan tidak berkeringat. BAK berdarah sejak ± 2 hari yang lalu, tidak nyeri saat
BAK. Riwayat nyeri sendi (+). Pernah mengeluh seperti ini sebelumnya dan pernah
melakukan pemeriksaan rontgen BNO pada bulan April tahun 2013, pasien rawat jalan (hasil
rontgen dibawa pasien) terdapat gambaran batu radioopaq di proyeksi ginjal kiri dan di
vesikaurinaria. Riwayat Asam Urat Tinggi dalam darah saat itu 12 mg/dl.
2. Objektif:
Hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan nyeri ketok CVA kiri. Laboratorium darah : Hb :
15,7 g/dl, Leukosit : 13000/mm3 , uric acid : 9.0 mg/dl. Sedimen urin : Leukosit : + ,
Erytrosit : +++ , Epitel : 1-4/lp,
Rontgen foto BNO, kesan : tampak gambaran batu radioopak di proyeksi ginjal kiri
sebesar ± 5 mm dan proyeksi vesikaurinaria sebesar ± 4 mm
3. Assesment:
Batu ginjal (Nephrolithiasis) adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di
dalam pelvis atau kalik ginjal atau di dalam saluran ureter. Pembentukan batu ginjal dapat
terjadi di bagian mana saja dari saluran kencing, tetapi biasanya terbentuk pada dua bagian
terbanyak pada ginjal, yaitu di pelvis dan kalik renal. Batu dapat terbentuk dari kalsium,
fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut di dalam urine.
Batu ginjal dijumpai pada 1 dari 1.000 orang, biasanya lebih banyak dijumpai pada pria
(berumur 30-50 tahun) ketimbang wanita. Walaupun secara pasti tidak diketahui penyebab
batu ginjal, kemungkinannya adalah bila urine menjadi terlalu pekat dan zat-zat yang ada di
dalam urine membentuk kristal batu. Penyebab lain adalah infeksi, adanya obstruksi,
kelebihan sekresi hormon paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam
urat (biasanya bersamaan dengan radang persendian), kerusakan metabolisme dari beberapa
jenis bahan di dalam tubuh, terlalu banyak mempergunakan vitamin D atau terlalu banyak
memakan kalsium.
Visikolithiasis adalah batu yang terdapat dalam vesikourinaria atau kandung kemih,
batu kecil yang berasal dari ginjal dapat turun ke vesikourinaria lalu menjadi besar disana,
kadang-kadang batu timbul langsung didalam kandung kemih.
Gejala Klinis
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu yang besar dengan
permukaan kasar yang masuk ke dalam ureter akan menambah frekuensi dan memaksa
kontraksi ureter secara otomatis sehingga bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.
Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis menyebabkan nyeri
punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri
hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang
menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan
muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita
mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter.
Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih,
bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga
terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke
saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal
(hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.
Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan iritasi dan berhubungan
dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria, jika terjadi obstruksi pada leher kandung
kemih menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius yang
dapat mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda seperti mual muntah, gelisah,
nyeri dan perut kembung. Gejala lain :
Dapat tanpa keluhan
Sakit berhubungan dengan kencing (terutama diakhir kencing)
Lokasi sakit terdapat di pangkal penis atau suprapubis kemudian dijalarkan ke ujung penis
(pada laki-laki) dan klitoris (pada wanita).
Terdapat hematuri pada akhir kencing
Disuria (sakit ketika kencing) dan frequensi (sering kebelet kencing walaupun VU belum
penuh).
Aliran urin berhenti mendadak bila batu menutup orificium uretra interna.
Diagnosis
Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja
pada pemeriksaan analisa air kemih rutin (urinalisis). Batu yang menyebabkan nyeri biasanya
didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung
dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas. Analisa air
kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil.
Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air
kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat
dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu. Rontgen abdomen bisa
menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit.
USG ginjal, merupakan tes noninvasif yang mempergunakan gelombang frekuensi
tinggi akan mendeteksi obstruksi dan perubahan ginjal. IVP pemberian intravena zat kontras
memberi konfirmasi diagnosis dan menentukan ukuran dan lokasi batu ginjal. Analisis batu
untuk mengetahui kandungan mineralnya. Analisis kultur urine untuk menunjukkan jenis
bakteri penyebab infeksi, dan lain-lain.
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan:
1.Urinalisa
Warna kuning, coklat atau gelap.
a. pH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organisme dapat berbentuk
batu magnesium amonium phosphat, pH yang rendah menyebabkan pengendapan batu
asam urat.
b. Sedimen : sel darah meningkat (90 %), ditemukan pada penderita dengan batu, bila
terjadi infeksi maka sel darah putih akan meningkat.
c. Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri yang berkontribusi dalam proses
pembentukan batu saluran kemih.
d. Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah terjadi
hiperekskresi.
2. Darah
a. Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.
b. Lekosit terjadi karena infeksi.
c. Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.
d. Kalsium, fosfat dan asam urat.
4. Plan :
Diagnosis :
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan radiologi ditegakkan diagnosa pasien Colic renal ec Nephrolithiasis (S) +
Vesikolithiasis + Hematuria
Terapi
Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu
membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan
pengobatan segera. Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri. Batu di dalam
pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau kurang
seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy,
ESWL). Kadang sebuah batu diangkat melalui operasi kecil di kulit (percutaneous
nephrolithotomy, nefrolitotomi perkutaneus). Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa
diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung
kemih. Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa
(misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak dapat diatasi dengan
cara ini. Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran kemih, karena itu
diberikan antibiotik.
Jika sudah terjadi komplikasi seperti seperti hidronefrosis maka gejalanya tergantung
pada penyebab penyumbatan, lokasi, dan lamanya penyumbatan. Jika penyumbatan timbul
dengan cepat (Hidronefrosis akut) biasanya akan menyebabkan koliks ginjal (nyeri yang luar
biasa di daerah antara rusuk dan tulang punggung) pada sisi ginjal yang terkena. Jika
penyumbatan berkembang secara perlahan (Hidronefrosis kronis), biasanya tidak
menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang punggung.
Pendidikan :
- Banyak minum air putih (8-15 gelas/hari). Cukup atau tidaknya minum bisa dikontrol
dari warna urine. Bila minum sudah cukup, urine berwarna jernih kecuali urine
pertama pada pagi hari. Bila kurang minum, warna uirne menjadi kuning keruh.
Kehilangan cairan akibat banyak berkeringat juga harus segera diganti dengan banyak
minum guna menghindari tingginya konsentrasi asam urat di urine.
- Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan
tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.
- Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong terbentuknya batu
kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat (misalnya
bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan
makanan tersebut dikurangi. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain,
seperti hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis
atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-
penyakit tersebut.