55
RESPONSI KONJUNGTIVITIS OLEH : Putu Ika Dharma Pratiwi PEMBIMBING : dr.Endah Sulistiyati, Sp.M dr. Bambang Tuhariyanto, Sp.M dr. Imama Qosidah, Sp.M

PPT KONJUNGTIVITIS.pptx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mata

Citation preview

  • RESPONSI KONJUNGTIVITISOLEH :Putu Ika Dharma Pratiwi

    PEMBIMBING :dr.Endah Sulistiyati, Sp.Mdr. Bambang Tuhariyanto, Sp.Mdr. Imama Qosidah, Sp.M

  • ANATOMI KONJUNGTIVAKonjungtiva terdiri atas 3 bagian yaitu :Konjungtiva palpebralis : melapisi permukaan posterior palpebra dan melekat erat ke tarsus. Konjungtiva bulbaris : menutupi sebagian permukaan anterior bola mataKonjungtiva Forniks : tempat peralihan konjungtiva tarsal dan konjungtiva bulbi.

  • KonjungtivitisDefinisiKonjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva.Berdasarkan klinis konjungtivitis dibagi menjadi 1.Konjungtivitis hiperakut 2.Konjungtivitis akut3.Konjungtivitis kronik

  • Berdasarkan penyebabnyaInfeksi: Bakterial, Virus, Parasit, JamurNoninfeksi: Iritasi yang tetap(mata kering), Alergi, Toksin

    Berdasarkan sekretnyaPurulen: Bakteri ganas atau klamidiaMolor : Pada Alergi, vernalisMucus: BakteriSerous : virus

  • Gejala Klinis Konjungtivitis

    Mata merahKeluar sekretSensasi benda asing, yaitu tergores atau panas atau ngeres (sandy feeling) Sensasi penuh di sekitar mata, gatal dan fotofobia.

  • Tanda KonjungtivitisHiperemiEksudasiPseudoptosisKimosisHipertrofi papilerHipertrofi folikulerPseudo membranMembranGranulomaAdenopati Preauricular

  • Komplikasi KonjungtivitisUlserasi kornea.Membaliknya seluruh tepian palpebra (eriteropion)Membaliknya bulu mata ke dalam (trikiasis)Obstruksi ductus nasolacrimalis.Turunnya kelopak mata atas karena kelumpuhan (ptosis)

  • 1. Konjungtivitis BakteriMerupakan inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri, dibagi menjadi empat bentuk yaitu :

    Hiperakut (biasanya disebabkan oleh N gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N meningitidis)Akut biasanya (biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumonia dan Haemophilus aegyptyus).Subakut (biasanya disebabkan oleh H influenza dan Escherichia coli).kronik sering terjadi pada konjungtivitis sekunder atau pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis

  • Gejala KlinisMata merahIritasi mataInjeksi konjungtiva baik segmental ataupun menyeluruh.Sekret purulenEdema palpebra Tidak terjadi penurunan visusreaksi pupil normal kelopak mata yang saling melekat pada pagi hari sewaktu bangun tidur

  • Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan konjungtiva yang dipulas dengan pulasan Gram atau Giemsa, pemeriksaan ini mengungkapkan banyak neutrofil polimorfonuklear.

  • Komplikasi Blefaritis marginal kronik Parut di konjungtiva Trikiasis Entropion sehingga bulu mata dapat menggesek kornea dan menyebabkan ulserasi, infeksi dan parut pada kornea

  • Penatalaksanaan Terapi spesifik tergantung pada temuan agen mikrobiologiknya. Terapi dimulai dengan antimikroba topikal spektrum luas.Pada konjungtivitis purulen yang dicurigai disebabkan oleh diplokokus gram-negatif harus segera dimulai terapi topical dan sistemik . Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, sakus konjungtivalis harus dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret konjungtiva.

  • 2. KONJUNGTIVITIS GONOREDEFINISI Radang akut dan hebat konjungtiva akibat infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeaeGonorrhoeae paling sering ditransmisikan melalui hubungan seksualDapat juga ditransmisikan dari ibu ke neonatus saat proses kelahiran, neonatus terinfeksi karena melewati traktus genitalia ibu yang telah terinfeksi Neisseria gonorrhoeae, sehingga menyebabkan ophthalmia neonatrum dan infeksi neonatal sistemik.

  • GEJALA KLINISMata merahSensasi benda asing. Mata susah dibuka terutama saat bangun dari tidurSekret purulen. Periode inkubasi 2 -7 hari. Papil konjungtiva, Punktat keratitis superficial, kemosisSubconjunctival hemorrhagePseudomembran MembraneNodus preaurikular. Pada keadaan kronis terjadi ulserasi marginal dengan uveitis anterior.

  • Pemeriksaan PenunjangPada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan sediaan langsung sekret dengan pewarnaan gram atau Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas untuk perencanaan pengobatan.

  • PenatalaksanaanSekret dibersikan dengan kapas yang dibasahi garam fisiologikBerikan salep penisilin setiap jam atau penisilin tetes mata 15.000-150.000 U/ml tiap jamSelanjutnya dilanjutkan dengan penisilin salep diberikan tiap 5 menit hingga 30 menit. Disusul dengan pemberian salep penisilin setiap jam selama 3 hari.Pada kasus yang berat dapat diberikan penisilin atau ceftriaxon dalam bentuk injeksi.

  • 3. KONJUNGTIVITIS TRAKOMAKonjungtivitis folikular kronik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.Faktor resiko penyakit ini berdasarkan hygiene perorangan ,keadaan cuaca tempat tinggal, usia saat terkena, serta frekuensi dan jenis infeksi bacterial mata yang sudah ada. Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung (saudara kandung,orang tua ). Vektor serangga, khususnya lalat dan sejenis agas, dapat berperan sebagai penular.

  • Epidemologi Cara penularan adalah melalui kontak langsung dengan sekret penderita trakoma atau melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan,dll. Masa inkubasi rata 7 hari (berkisar 5-14 hari)Etiologi Penyebabnya adalah virus dari golongan P.L.T (psitacosis lymphogranuloma trachoma) yang disebut klamidozoa trakoma (chlamis = mantel, zoa = binatang).

  • Klasifikasi Stadium Trakoma Menurut Mac Callan1. Stadium I = stadium insipienhipertropi papiler pd palpebra dan folikel imatur (tonjolan pembesaran kelenjar limfe di konjungtiva) di tarsus bagian atas2. Stadium II = stadium established = stadium nyata, terdiri dari :A. Stadium IIA = stadium hipertrofi folikulerB. Stadium IIB = stadium hipertrofi papilerstadium IIa + IIb di sebut established trachoma didapatkan epithelial keratitis, sub epitalia keratitis, panus, herbets pits3. Stadium III = stadium sikatrik (stadium cicatrical)hipertrofi folikuler masih tampak, juga papilsikatrik akibat dari etripion dan trikiasis di palbebra di tarsuspanus aktif di bagian atas kornea4. Stadium IV = stadium sembuh (stadium healed)sikatrik tanpa ada tanda aktif trakoma

  • KomplikasiParut di konjungtivaTrikiasisEntropionUlserasi pada kornea Ptosis

  • TerapiA. Pengobatan perorangan- Pemakaian antibiotika tetrasiklin 1 % salep mata 3-4 kali sehari, dioleskan pada konjungtiva forniks inferior selama 2 bulan.-Tetracycline oral 4 x 250 mg selama 3-4 minggu- Sulfonamide lokal ataupun sistemik dengan dosis 40-50 mg /kgBB,diberikan selama seminggu, kemudian dihentikan seminggu sampai 2 bulan. B. Pengobatan massal:- Pendidikan kesehatan pada masyarakat-Merusak agen-agen vektor dan mengerjakan tindakan-tindakan sanitasi, sehingga lalat yang dapat menyebarluaskan penyakit dapat diberantas

  • 4. Konjungtivitis VernalisDefinisiMerupakan suatu peradangan konjungtiva kronik, rekuren bilateral, atopi, yang mengandung secret mucous sebagai akibat reaksi hipersensitivitas tipe I. Penyakit ini juga dikenal sebagai catarrh musim semi.

  • KlasifikasiAda dua tipe konjugtivitis vernalis :Bentuk PalpebraMengenai konjungtiva tarsal superior, terdapat pertumbuhan papil yang besar atau cobble stone yang diliputi secret yang mukoid. Konjungtiva bawah hiperemi dan edema.Bentuk LimbalHipertrofi pada limbus superior, panus dengan sedikit eosinofil

  • Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa kerokan konjungtiva untk mempelajari gambaran sitologi. Hasil pemeriksaan menunjukkan banyak eosinofil dan granula- granula bebas eosinofilik. Di samping itu, terdapat basofil dan granula basofilik bebas.

  • PenatalaksanaanTindakan UmumPemakaian mesin pendingin ruangan berfilterMenghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga membawa serbuksariMenggunakan kacamata berpenutup total.Pemakaian lensa kontak dihindariKompres dingin di daerah mataPengganti air mata (artificial). Selain bermanfaat untuk cuci mata juga berfungsi protektif karena membantu menghalau allergen.Menghindari tindakan menggosok- gosok mata dengan tangan atau jari tangan.

  • Terapi MedikUntuk menghilangkan sekresi mucus, dapat digunakan irigasi saline steril dan mukolitik seperti asetil sistein 10% - 20% tetes mata. Terapi yang dipandang paling efektif adalah kortikosteroid, baik topical maupun sistemik..Untuk Konjungtivitis vernal yang berat, bisa diberikan steroid topical prednisolone fosfat 1%, 6- 8 kali sehari selama satu minggu. Kemudian dilanjutkan dengan reduksi dosis sampai dosis terendah yang dibutuhkan oleh pasien tersebut.

  • 5. Konjungtivitis VirusDefinisi Konjungtivitis viral adalah penyakit umum yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat menimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung lebih lama daripada konjungtivitis bakteri.

  • Konjungtivitis viral dapat disebabkanoleh adenovirus, herpes simplex virus , virus Varicella zoster, picornavirus , poxvirus, dan human immunodeficiency virus.Penyakit ini sering terjadi pada orang yang sering kontak dengan penderita dan dapat menular melalu di droplet pernafasan, kontak dengan benda-benda yang menyebarkan virus (fomites) dan berada di kolam renang yang terkontaminasi.

  • Gejala KlinisPada Konjungtivitis Demam faringokonjungtivitis Gejala :-demam,- faringitis, -sekret berair dan sedikit -mengenai satu atau kedua mata. -Masa inkubasi droplet 5-12 hari. -hiperemi konjungtiva, -folikel pada konjungtiva, -fotofobia, -kelopak bengkak dengan pseudo membrane-keratitis superficial dan atau subepitel denganpembesaran kelenjar limfe preurikel.

  • Pada keratokonjungtivitis epidemik - demam - mata seperti kelilipan,- epifora - pseudomembran- gejala pada saluran pernafasan atas - gejala infeksi umum lainnya seperti sakit kepala dan demam.

  • Pada konjungtivitis herpetic yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang biasanya mengenai anak kecil dijumpai injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, fotofobia ringan dan sering disertai keratitis herpes. Konjungtivitis hemoragika akut (enterovirus dan coxsackie virus) memiliki gejala klinis nyeri, fotofobia, sensasi benda asing, hipersekresi airmata, kemerahan, edema palpebra dan perdarahan subkonjungtiva dan kadang terjadi kimosis.

  • KOMPLIKASIBlefarokonjungtivitisPseudomembran, dan Timbul jaringan parutTimbul vesikel pada kulit

  • PENATALAKSANAANPengobatannya suportif karena umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak diperlukan terapi. Diberikan kompres, astringen, lubrikasi. Pengobatan biasanya simptomatik dan antibiotic untuk mecegah infeksi sekunder.

  • 6. Konjungtivitis AlergiKonjungtivitis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang disebabkan oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh sistem imunReaksi hipersensitivitas yang paling sering terlibat pada alergi di konjungtiva adalah reaksi hipersensitivitas tipe 1 (Majmudar, 2010).

  • Gejala Klinis Pada konjungtivitis alergi musiman dan alergi tumbuh-tumbuhan keluhan utama adalah gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan konjungtiva, dan kemosis berat. Pasien dengan keratokonjungtivitis vernal sering mengeluhkan mata sangat gatal dengan kotoran mata yang berserat, konjungtiva tampak putih susu dan banyak papila halus di konjungtiva tarsalis inferior. Sensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah, dan fotofobia merupakan keluhan pada keratokonjungtivitis atopik. Ditemukan jupa tepian palpebra yang eritematosa dan konjungtiva tampak putih susu. Pada kasus yang berat ketajaman penglihatan menurun.Pada konjungtiviitis papilar raksasa dijumpai tanda dan gejala yang mirip konjungtivitis vernal.

  • DIAGNOSIS

    Diperlukan riwayat alergi baik pada pasien maupun keluarga pasien . Gejala yang paling penting untuk mendiagnosis penyakit ini adalah rasa gatal pada mata, yang mungkin saja disertai mata berair, kemerahan dan fotofobia.

  • KOMPLIKASIKomplikasi yang paling sering adalah ulkus pada kornea dan infeksi sekunder.

    PENATALAKSANAANPenyakit ini dapat diterapi dengan tetesan vasokonstriktor - antihistamin topikal dan kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal dan steroid topikal jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya.

  • 7. Konjungtivitis JamurKonjungtivitis jamur paling sering disebabkan oleh Candida albicans. Ditandai dengan bercak putih dan dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan keadaan sistem imun yang terganggu. Selain Candida sp, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh Sporothrix schenckii, Rhinosporidium serberi, dan Coccidioides immitis walaupun jarang .

  • 8. Konjungtivitis ParasitKonjungtivitis parasit dapat disebabkan oleh infeksi Thelazia californiensis, Loa loa, Ascaris lumbricoides, Trichinella spiralis, Schistosoma haematobium, Taenia solium dan Pthirus pubis walaupun jarang (Vaughan, 2010).

  • 9. Konjungtivitis Kimia atau IritatifKonjungtivitis yang terjadi oleh pemajanan substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis seperti asam, alkali, asap dan angin, dan menimbulkan gejala nyeri, pelebaran pembuluh darah, fotofobia, dan blefarospasme.Dapat juga disebabkan oleh pemberian obat topikal jangka panjang seperti dipivefrin, miotik, neomycin, dan obat-obat lain dengan bahan pengawet yang toksik atau menimbulkan iritasi. Konjungtivitis ini dapat diatasi dengan penghentian substansi penyebab dan pemakaian tetesan ringan.

  • 10. Konjungtivitis LainKonjungtivitis juga dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan penyakit autoimun seperti penyakit tiroid, gout dan karsinoid. Terapi pada konjungtivitis oleh penyakit sistemik tersebut diarahkan pada pengendalian penyakit utama.

  • Diagnosis banding Konjungtivitis

    VirusBakteriFungus & ParasitAlergiPurulen NonpurulenKotoranSedikitMengucurSedikitSedikitSedikitAir mataMengucurSedangSedangSedikitSedangGatalSedikitSedikit-0--0-MencolokInjeksiUmumUmumLokalLokalUmumNodul pre -LazimJarangLazimLazim-o-AurikularPewarnaanMonositBakteriBakteriBiasanyaEosinofiUsapanLimfositPMNPMNNegatifSakit teng-gorokan danpanas yangmmenyertaiSewaktu2Jarang-0--0--0-George M. Bohigin.M.D.:"Handbook of External Disease Of The Eye". New Jersey. Salck Incorporated.Third Edition. 1987.p.19.Table 3.

  • Diagosis Banding Konjungtivitis Gambaran Klinis

    TandaBakterial ViralAlergikToksik TRICInjeksiMencolokSedangRingan-Ringan-SedangKonjungtivitisSedangSedangHemoragi++---Kkemosis+++/-+++/-+/-EksudatPurulenJarang, airBerserabut. (leng-Berserabutatauket) Putih(lengket)mukopurulenPseudo-+/- (strep.,+/----MembranC.diph)Papil+/--+-+/-Folikel-+-+ (medikasi)+Nodus+++--+/-PreaurikularPanus----+(Kecuali vernal)Deborah Pavan-Langston MD: "Manual of Ocular Diagnosis and Therapy". Boston. Little, Brown and Company, First edition.Fourth printing 1981.p.74. Table 5-1. Clinical Features of Conjungtivitis.

  • Diagnosis Banding Tipe Konjungtivitis yang LazimKlinik & SitologiViralBakteriKlamidiaAtopik (Alergi)GatalMinimMinimMinimHebatHiperemiaUmumUmumUmumUmumAir mataProfuseSedangSedangSedangEksudasiMinimMengucurMengucurMinimAdenopati-LazimJarangLazim hanyaTak adapreurikulerkonjungtivitis inklusiPewarnaanMonositBakteri, PMNPMN, plasma selEosinofilKerokan & Eksudatbadan2, inklusiSakit tenggorokanKadang2Kadang2Tak pernahTak pernahpanas yangmenyertaiD. Vaughan, T.Asbury.,"General Ophthalmology". Singapore. Maruzen Asia edition. 10 th edition1983.p.63. Tablet 7.1.Differentiation of thecommon type of conjungtivitis

  • Laporan KasusIdentitas PasienNama: Ny. Umur: 29 tahunJenis Kelamin: PerempuanPekerjaan: Pegawai SwastaAlamat: PGS, GresikTanggal Pemeriksaan: 31 Januari 2015

  • AnamnesaKeluhan utamaMata kiri merahRiwayat Penyakit SekarangMata Kiri merah sejak + 6 hari yang laluKelopak terasa bengkak (+)Mata nrocoh (+)Keluar secret (+) sedikit dan cairTerasa silau saat melihat sinarGatal (-)Mata terasa panas (+) pedas (+) gatal (+)

  • Riwayat Penyakit DahuluSebelumnya tidak pernah mengeluh sakit seperti iniRiwayat alergi disangkalRiwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluarga yang menderita seperti iniRiwayat PengobatanDiobati dengan tetes mata biasa

  • Pemeriksaan Fisik

    Status GeneralisKeadaan Umum: BaikKesadaran: Compos Mentis GCS 4,5,6.

    Status LokalisMata Kanan(OD)Mata Kiri(OS)

  • PEMERIKSAANMATA KANANMATA KIRIVISUS6/606/60Tekanan Intra OkulerTidak dilakukanTidak dilakukanSegmen Anterior :PalpebraOedema (-)Oedema (+)Laserasi (-)Laserasi (-)Hematoma (-)Hematoma (-)Corpus alienum (-)Corpus alienum (-)konjungtivaHiperemi konjungtiva (-)Hiperemi (+)Hipertrofi folikel (-)Hipertrofi folikel (+)Sub konjungtival bleeding(-)Sub konjungtival bleeding(-)

  • PEMERIKSAANMATA KANANMATA KIRIkorneaJernih Jernih Edema (-)Edema (-)Infiltrat (-)Infiltrat (-)Iris Bentuk regulerBentuk regulerWarna coklatWarna coklatPupil Reflek cahaya (+) + 4 mmReflek cahaya (+) + 4 mmLensa Jernih Jernih Segmen posterior Tidak diperiksaTidak diperiksaFlouresin test Tidak diperiksaTidak diperiksa

  • ResumePasien wanita 29 tahun datang ke poli mata RSUD Ibnu Sina Gresik dengan keluhan mata kiri merah ,nrocoh, dan keluar secret sedikit dan cair sejak + 6 hari yang lalu, mata terasa seperti kelilipan. Kelopak mata terasa bengkak dan silau apabila melihat sinar. Mata terasa panas pedas dan gatal.

  • Pemeriksaan fisik mata kanan didapatkan :Visus :6/60Palpebra superior: oedema (+), hiperemi (-)Palpebra Inferior: oedema (+), hiperemi (-)Konjungtiva palpebra: hiperemi (+), hipertrofi folikel (+)Konjungtiva bulbi: hiperemi (+)Konjungtiva fornik: hiperemi (+),Conjungtival Vaskular Injection (+)

  • DIAGNOSISOS konjungtivitis Virus Akut

    PLANNINGTerapi :Antibiotik topical seperti levofloxacin Anti inflamasi topical seperti diclofenac sodium Monitoringkontrol kembali ke poli setelah 3 hari pemberian obatEdukasiMemberikan penjelasan kepada pasien tentang penyakitnyaMemberikan penjelasan ke pasien bahwa mata tidak boleh di bebatMenjelaskan ke pasien untuk sering membersihkan sekret sesering mungkin.Pemakaian obat harus sesuai dengan anjuran dokter agar penyakit bisa diobati dan tidak menajdi tambah parahPasien diberikan anjuran untuk tidak mengucek-ngucek mataSelalu menjaga kebersihan dan kesehatan mata pasien.

  • Thank You