Upload
carrie-klein
View
316
Download
35
Embed Size (px)
Citation preview
UVEITIS ANTERIORMario sutopo
Santi desvitasari asWendy Purnama
dr. Rastri Paramita, Sp.M
ANATOMI UVEA
UVEITIS ANTERIOR
Iritis akan disertai dengan Siklitis yang disebut sebagai uveitis anterior.
Uveitis anterior : Peradangan iris dan bagian depan badan siliar (pars plikata), kadang-kadang menyertai peradangan
bagian belakang bola mata, kornea, dan sklera.
UVEITIS ANTERIOR
AKUT KRONIK
GRANULOMATOSA
NON GRANULOMATO
SA
Uveitis anterior granulomatosa dengan sejumlah nodul busacca pada permukaan iris dan beberapa muttan fat keratik presipitat pada aspek inferior.
Non- Granulomatosa Granulomatosa
OnsetNyeriFotofobiaPenglihatan KaburMerah SirkumnealKeratic precipitatesPupilSinekia posteriorNoduli irisLokasiPerjalanan penyakitKekambuhan
Akut NyataNyata
SedangNyata
Putih halusKecil dan tak teratur
Kadang-kadangTidak ada
Uvea anteriorAkut
Sering
TersembunyiTidak ada atau ringan
RinganNyataRingan
Kelabu besar (“mutton fat”)Kecil dan tak teratur
Kadang-kadangKadang-kadang
Uvea anterior, posterior,difusKronik
Kadang-kadang
EPIDEMIOLOGI
1. Di Indonesia belum ada data yang akurat mengenai jumlah kasus uveitis. Tetapi sekitar 15 per 100.000 orang, sekitar 75%:Uveitis anterior dan sekitar 50% pasien : Uveitis menderita penyakit sistemik terkait.
2. Di AS : anterior adalah 8-12 orang dari 100.000 penduduk per tahun. pada usia 20-50 th dan paling banyak pada usia sekitar 30-an.
Penyebab Uveitis anteriorAutoimun:- Artritis rheumatoid juvenilis - Uveitis terinduksi-lensa- Spondilitis ankilosa - Sarkoidosis- Sindrom reiter - Penyakit chron- Kolitis ulserativa - Psoriasis
Infeksi:- Sifilis - Herpes simpleks- Tuberkulosis - Onkoserkiasis- Lepra (morbus Hensen) - Adenovirus- Herpes Zoster
Keganasan:- Sindrom masquerade - Limfoma- Retinoblastoma - Melanoma maligna- Leukemia
Lain-lain:- Idiopatik - Iridosiklitis heterokromik Fuchs- Uveitis traumatika - Gout- Ablatio retina - Krisis galukomatosiklitik
FAKTOR RESIKO
1. Menurut AOA : Faktor resiko yang menyertai kejadian uveitis anterior yaitu toxoplasmosis
2. beberapa penyakit menular seksual juga meningkatkan angka kejadian uveitis anterior seperti sifilis, HIV.
3. Penelitian kasus kontrol di RS Dr. Sardjito, Yogyakarta : penderita TB paru mempunyai resiko uveitis anterior 4,18 kali, dan penderita sinusitis 2, 18 kali
4. Sedangkan kelainan gigi tidak dapat dikatakan sebagai faktor terjadinya uveitis anterior.
GEJALA KLINIK
• Berlangsung hanya antara 2-4 minggu.• Gejala uveitis anterior dapat berupa fotofobia, nyeri,
mata merah, penurunan tajam penglihatan dan lakrimasi.
• Tanda-tandanya dapat berupa injeksi perikorneal, presipitat keratik, nodul iris, sel-sel aquos, flare, hipopion, hifema, iris bombae,miosis, refleks pupil lambat. sinekia posterior dan sel-sel vitreus anterior.
• Keluhan sukar melihat dekat pada pasien uveitis akibat ikut meradangnya otot-otot akomodasi.
PATOFISIOLOGI
EtiologiPeradangan
pada iris dan badan
siliar
Merusak sawar darah aquos
↑ protein, fibrin, &
sel radang
Sel radang menempel dikornea
penumpukan sel radang di dalam
COA
perlekatan antara iris dengan kapsul lensa bagian anterior/lekat
dengan kornea
akuos humor tertumpuk di COP dan akan
mendorong iris ke depan yang tampak sebagai iris
bombe.
KERATIC PRESIPITAT “MUTTON FAT” DI KORNEA
Hipopion
Sinekia
Sinekia posterior
KOMPLIKASI• Komplikasi terpenting yaitu terjadinya peningkatan tekanan
intraokuler (TIO) akut yang terjadi sekunder akibat blok pupil (sinekia posterior), inflamasi, atau penggunaan kortikosteroid topikal.
• Komplikasi lain meliputi corneal band-shape keratopathy, katarak, pengerutan permukaan makula, edema diskus optikus dan makula, edema kornea, dan retinal detachment.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat mendukung dalam penegakan diagnosa dan etiologi adalah radiografi thorak dan fluorescent treponemal antibody absorption (FTA-ABS).Gonioskopi.
DIAGNOSIS
• Diagnosis uveitis ditegakkan berdasarkan anamnesa yang lengkap, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang menyokong.
• Riwayat yang berhubungan dengan uveitis adalah usia, kelamin, adanya hewan peliharaan seperti anjing dan kucing, serta kebiasaan memakan daging atau sayuran yang tidak dimasak, riwayat penyakit sistemik atau autoimun.
PEMERIKSAAN FISIK
• Kelopak mata edema disertai ptosis ringan.• Konjungtiva merah, kadang-kadang disertai kemosis.• Hiperemia perikorneal, yaitu dilatasi pembuluh darah siliar sekitar
limbus, dan keratic precipitate.• Bilik mata depan keruh (flare), disertai adanya hipopion atau hifema bila
proses sangat akut.• Sudut bilik mata depan menjadi dangkal bila didapatkan sinekia.
PEMERIKSAAN FISIK• Iris edema dan warna menjadi pucat, terkadang didapatkan
irisbombans.• Dapat pula dijumpai sinekia posterior ataupun sinekia anterior.• Pupil menyempit, bentuk tidak teratur, refleks lambat sampai negatif.• Lensa keruh, terutama bila telah terjadi katarak komplikata.• Tekanan intra okuler meningkat, bila telah terjadi glaucoma sekunder.
DIAGNOSIS BANDING• Konjungtivitis• Keratitis atau keratokonjungtivitis• Glaukoma akut sudut tertutup
PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi uveitis anterior menurut AOA (2004), antara lain:
• a.Mengembalikan tajam penglihatan• b. Mengurangi rasa nyeri di mata• c. Mengeliminasi peadangan atau penyebab
pradanga• d. Mencegah terjadinya sinekia iris• e. Mengendalikan tekanan intraokular.
PENATALAKSANAAN• Midriatik-sikloplegika. Mengurangi nyeri karena imobilisasi irisb. Mencegah adesi iris ke kapsula lensa anterior (sinekia posterior), yang
dapat meningkatkan tekanan intraokular dan menyebabkan glaukoma sekunder.
c. Menstabilkan blood-aqueous barrier dan mencegah terjadinya flare.
Agen sikloplegik yang digunakan dalam terapi uveitis anterior menurut AOA antara lain:
• 1) Atropine 0,5%, 1%, 2%• 2) Homatropin 2%, 5%• 3) Scopolamine 0,25%• 4) Cyclopentolate 0,5%, 1%, 2%.
PENATALAKSANAANKortikosteroid• Lokal : dexametason, betametason dan prednisolon • Untuk kasus uveitis anterior berat dapat dipakai dexametason 2–4
mg.• Sistemik : prednison dengan dosis awal antara 1–2 mg/kg BB/hari.• Dosis prednison diturunkan sebesar 20% dosis awal selama 2
minggu pengobatan
Imunosupresan• Sitostatika : • Klorambusil 0,1–0,2 mg/kg BB/hari• Kolkhisin dosis 0,5 mg–1 mg/peroral/2 kali/hari.• Siklosporin A
PROGNOSIS
• Umumnya kasus uveitis anterior prognosisnya baik bila didiagnosis lebih awal dan diberi pengobatan yang tepat.
• Prognosis visual pada iritis kebanyakan pulih dengan baik tanpa adanya katarak, glaukoma dan uveitis posterior.
• Keterlibatan retina, koroid atau nervus optikus cenderung memberi prognosis yang lebih buruk.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA........