Preskas Anastesi

  • Upload
    renny

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anstesi

Citation preview

Slide 1

G4P2A1 gravida 37-38 minggu dengan gemeli sungsang+Hipertensi Gestational+Decomp Cordis FC III-IV

Disusun oleh : Renny Dwi S Reza mardani Widiawatipembimbing : dr. Hj. Hayati Usman, SpAn dr. Dhadi Daradjat, SpAn

Status PasienNama : Ny. I Kamar: Kalimaya Umur : 30 tahun Bagian : ObgynNo. RM: 01710514Tanggal Operasi: 22 Oktober 2014Tindakan: Sectio CaesareaDiagnose:G4P2A1 gravida 37-38 minggu dengan gemeli sungsang +Hipertensi Gestational +Decomp Cordis FC III-IV

Operator : dr.Dadan, SpOGAsisten: dr.Nadia

Anastesi : dr.Hj.Hayati Usman, SpAnAsisten : Ibu Fitri

PEMERIKSAAN PRA ANESTESI

Riwayat Penyakit Penyerta:System saraf ( - ) , system Respirasi ( - ), system kardiovaskular ( hipertensi + ), system gastrointestinal ( - ), system urinarius ( - ), system musculoskeletal ( - ) , system metabolic ( DM - ), lain lain ( alergi - ).Riwayat penyakit dahulu:Riwayat Diabetes Melitus disangkalRiwayat Hipertensi disangkalRiwayat Asma disangkalRiwayat Alergi disangkalRiwayat trauma disangkalKepala Mata Konjungtiva tidak anemisSclera tidak ikterikMulut bibir tidak kering dan tidak sianosis LeherJVP tidak meningkatPergerakan dan ekstensi baik ThoraxParu : bentuk dan gerak simetris, dinding toraks tidak teraba masa atau tumor, sonor pada kedua lapangan paru, wheezing -/- , rhonki -/-Jantung : bunyi jantung 1 dan 2 murmur (-) dan gallop (+ )

Abdomen Dinding abdomen cembung lembut ,ballotement + hepar dan lien tidak teraba, timpani pada 4 regio abdomen, bising usus ( + )EkstremitasUdem ( + ) pada kakiFungsi motorik baik

URINEBerat Jenis Urine: 1.005pH Urine: 6.0Nitrit Urine: -Protein Urine: -Glukosa Urine: -Ketone Urine: -Urobilinogen Urine: NormalBilirubin Urine: -

Terapi Pre-anestesi: Ondansetron 4 mg ivPuasa 11-12 jam sebelum operasiInfus ganti D5% mikrodrip 20 tpmCedocard 5 amp dalam 450 ccDigoxin/Furosemid 2x10gr

Prosedur Anastesi Anestesi Regional, Anastesi UmumMONITORINGMonitoring selama operasi ( menit )

Laporan Durante Operasi

Mulai anestesi: 12.15 WIBMulai operasi : 12.20 WIBSelesai operasi : 13.05 WIBLama Operasi: 30 menit Berat Badan: 55 kgPasien puasa: 12 jam Cairan yang masuk : RL 1 plabot dan Widahes 1 plabot

PERHITUNGAN RENCANA PEMBERIAN CAIRAN

Berat badan : 55 kgPerdarahan : 200ccLama puasa: 12 jam Lama Operasi : 30 menit

EBV = BB x Konstanta = 55 x 70 = 3850Kebutuhan Cairan maintenance untuk pasien dengan berat badan 55kg4cc x10= 402cc x10= 201 cc x35= 35 + 95mL/jam- Pasien telah puasa 12 jam, maka deficit cairan :12 x 95 = 1140 ml

Stress operasi besar : 8cc x 55 kg = 440 440 x 0,5 jam ( lama operasi ) = 220 ccPendarahan : 200 cc dari EBV 3575cc (65% x 55) Syok hemoragik gr I 15% = 3575 x 15% = 536 ccTotal cairan yang dibutuhkan : = puasa + stresss operasi sedang ( IWL ) + maintenance jam + perdarahan = 1140cc + 220cc + 95 + 200cc darah= 1455 cc + 200 cc darahCairan yang diberikan :Kristaloid : 3 plabotKoloid : 1 plabot

KEADAAN PASCA BEDAH

Pasien masuk recovery room dengan keadaan :Pasien masuk ke recovery room dalam keadaan :KeadaanUmum: Compos mentisTekananDarah: 141/92 mmHgNadi: 111 x/menit

INSTRUKSI PASCA OPERASI

Observasi KU, Tensi, Nadi, Respirasi, Suhu, dan Perdarahan.Infus: RL : D5 = 2: 1 20gtt/menit.Analgetik : ketorolac 30mg + tramadol 100 mg drip RL 500 cc, 15 gtt/menit.Lain-lain : Ondansetron 4 mg, O2 3l/menit 6 jam post op, tirah baring 24 jam.

PEMBAHASANTerapi pre anastesi 1. pasien diberikan ondansetron untuk mencegah mual dan muntah Ondansetron merupakan antagonis selektif reseptor 5-HT3 menghambat mual dan muntah post operatif,karena agen sitotoksik,maupun radiasi. Kadar maksimum :20-40 mcgr/l, waktu t maks 1-2 jam, bioavabilitas 60 %. Ikatan protein plasma 76 %, diekskresi 15 thn : 20-40 mgiv

Durante Operative

Pada pasien ini dilakukan anastesi spinalAnestesi spinal ialah pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang subarackhnoid. Anestesi spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang subarachnoid.Obat yang di gunakan adalah bupivacaine yang menyebabkan blokade yang bersifat reversible pada perambatan impuls sepanjang serabut saraf, dengan cara mencegah pergerakan ion-ion natrium melalui membran sel ,ke dalam sel.Penggunaan bupivacaine untuk anastesi spinal pada ketinggian thorakal X-XII adalah 2-3 jam,dan memberikan relaksasi otot derajat sedang.Efek blokade motorik pada otot perut menjadikan obat ini sesuai untuk digunakan pada operasi yang berlangsung sekitar 45-60 menit. Lama blokade motorik ini tidak melebihi durasi analgesiknya.Pada pasien ini juga dilakukan anastesi umum karena pada saat operasi berlangsung pasien masih merasa sakit. Diberikan fentanyl dan propovol sebagai analgetik dan hipnotik.Propofol adalah obat anestesi intravena yang bekerja cepat dengan karakter recovery anestesi yang cepat tanpa rasa pusing dan mual-mual yang bekerja cepat yang efek kerjanya dicapai dalam waktu 30 detik. pemeliharaan anestesi diberikan dengan cara inhalasi. Zat anestesi yang digunakan adalah N2O 6 liter/menit, O2 2 liter/menit, isoflurane. N2O merupakan zat anestesi yang lemah tapi mempunyai efek analgetik yang kuat. Pemberian N2O biasanya bersamaan dengan O2 dengan tujuan untuk mencegah terjadinya hipoksia.

Dilakukan kombinasi dengan Isoflurane yang merupakan eter berhalogen, berbau tajam, dan tidak mudah terbakar. Keuntungan penggunaan isoflurane adalah irama jantung stabil, dan tidak terangsang oleh adrenalin serta induksi, dan masa pulih anestesinya cepat.

Tekanan darah dan nadi dikontrol tiap 15 menit ,selama tindakan anestesi berlangsung. Tekanan darah sistolik berkisar antara 140 150 mmHg. Tekanan diastolik berkisar antara 90 100 mmHg. Untuk mengatasi atau mengurangi nyeri pasca operasi diberikan ketorolac dengan dosis 30 mg/ml dan tramadol 100 mg/2ml dalam rl 500 ml.Ketorolac tromethamine merupakan senyawa anti inflamasi non steroid bekerja pada jalur siklo oksigenase, menghambat biosintesis prostaglandin dengan aktifitas analgetik yang kuat secara perifer maupun sentral, disamping itu memiliki efek anti inflamasi dan anti piretik. Ketorolac memiliki efek analgetik yang setara dengan morfin atau pethidine namun efeknya lebih lambat.

Tramadol mempunyai dua mekanisme yang berbeda pada manajemen nyeri yang keduanya bekerja secara sinergis yaitu agonis opioid yang lemah dan penghambat pengambilan kembali monoamin neuro transmitter.Tinjauan pustakaDecompensasi Cordis Kondisi dimana jantung tidak lagi dapat memompakan cukup darah ke jaringan tubuh. Keadaan ini dapat timbul dengan atau tanpa penyakit jantung. Gangguan fungsi jantung dapat berupa gangguan fungsi diastolik atau sistolik, gangguan irama jantung, atau ketidaksesuaian preload dan afterload. EtiologiFaktor lain - Gangguan pengisisan ventrikel (stenosis katup atrioventrikuler),- Gangguan pada pengisian dan ejeksi ventrikel (perikarditis konstriktif dan temponade jantung). KlasifikasiNew York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas :Kelas 1 : Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa keluhan.Kelas 2: Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas sehari hari tanpa keluhan.Kelas 3: Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari hari tanpa keluhan.Kelas 4: Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivits apapun dan harus tirah baring.

Patofisiologi

DiagnosisPemeriksaan fisik- Denyut nadi yang lemah dan cepat- Tekanan darah menurun- Bunyi jantung abnormal- Pembesaran jantung- Pembengkakan vena leher- Cairan di dalam paru-paru- Pembesaran hati- Penambahan berat badan yang cepat- Pembengkakan perut atau tungkai.

Foto rontgen : adanya pembesaran jantung dan pengumpulan cairan di dalam paru-paru.

Pemeriksaan ekokardiografi :menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan jantung

Elektrokardiografi :menilai aktivitas listrik dari jantungKehamilan dengan decompensasi cordis

Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Perubahan dalam system kardiovaskuler yang baisanya masih dalam batas-batas fisiologikHidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan puncaknya pada UK 32-36 mingguUterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke kiri, dan ke depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran.

penyakit jantung terhadap kehamilanDapat terjadi abortusPrematur : lahir tidak cukup bulanDismatur : lahir cukup bulan tetapi berat badan lahir rendahLahir dengan skor APGAR rendah atau lahir matiKematian janin dalam rahim (IUFD)

Penegakan diagnosisAnamnesis pernah sakit jantung dan berobat pada dokter untuk penyakitnyapernah demam rematikPemeriksaan : auskultasi atau palpasi terdapat empat kriteria (Burwell danMetcalfe)adanya bising sistolik, presistolik, atau bising terus-terusanpembesaran jantung yang jelasadanya bising jantung yang jelas disertai thrillaritmia yang beratPemeriksaan elektrokardiogram (EKG)

Teknik anestesi pada pasie SC ada 2

Anastesi lokal (spinal atau epidural)Pada teknik anestesi ini, memungkinkan sang ibu untuk tetap sadar selama proses pembedahan dan untuk menghindari bayi dari pembiusan.Anastesi umum atau General AnestesiTeknik anestesi ini sudah jarang dilakukan, umum dilakukan apabila terjadi kasus-kasus berisiko tinggi atau kasus darurat.

Anastesi SpinalAnestesi spinal pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang subarackhnoid. Anestesi spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang subarachnoid.Untuk mencapai cairan serebrospinal, maka jarum suntik akan menembus kutis subkutis lig. Supraspinosum lig. Interspinosum lig. Flavum ruang epidural durameter ruang subarachnoid.

Indikasi Anestesi Spinal Bedah ekstremitas bawah. Bedah panggul Tindakan sekitar rektum-perineum Bedah obstetri ginekologi Bedah urologi Bedah abdomen bawah

Keuntungan anestesi spinal dibandingkan anestesi epidural :Obat anestesi lokal lebih sedikit Onset lebih singkat Level anestesi lebih pasti Teknik lebih mudah

Anestesi EpiduralBlokade saraf dengan menempatkan obat di ruang epidural. Ruang ini berada diantara ligamentum flavum dan duramater. Kedalaman ruang ini rata-rata 5mm dan dibagian posterior kedalaman maksimal pada daerah lumbal.

Obat anestetik di lokal diruang epidural bekerja langsung pada akarsaraf spinal yang terletak dilateral. Awal kerja anestesi epidural lebih lambat dibanding anestesi spinal, sedangkan kualitas blockade sensorik-motorik juga lebih lemah.