22
Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG LAKI-LAKI 54 TAHUN DENGAN POST HEMIARTHROPLASTY AUSTIN MOORE PROSTHESIS ET CAUSA CLOSED FRACTURE COLLUM FEMORIS DEXTRA TRANSCERVICAL Oleh Pramadya Vardhani Mustafiza G0007129 Pembimbing Dr. dr. Hj. NOER RACHMA, Sp.KFR dr. Hj. Tri Lastiti, Sp.KFR dr. Desy K.T., Sp.KFR KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET/ RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA 2011

Preskes Hemiarthroplasty

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hemiarthroplasty adalah prosedur bedah yang menggantikan satu setengah dari sendi dengan permukaan buatan dan daun bagian lain di alam negara (pra-operasi). Kelas ini prosedur yang paling umum dilakukan di pinggul setelah fraktur (tepat di bawah kepala) subcapital leher femur (patah tulang pinggul). Prosedur ini dilakukan dengan membuang kepala femur dan menggantinya dengan logam atau komposit prostesis. Desain prostesis yang paling umum digunakan adalah Austin Moore prostesis dan Thompson prosthesis. Baru-baru ini gabungan dari logam dan HDPE yang membentuk dua interphases (bipolar prostesis) juga telah digunakan. Bipolar prostesis belum terbukti memiliki keuntungan lebih dari desain monopolar. Prosedur ini direkomendasikan hanya untuk pasien usia lanjut dan lemah, karena harapan hidup rendah dan tingkat aktivitas. Hal ini karena dengan berlalunya waktu prostesis cenderung melonggarkan atau untuk mengikis acetabulum.

Citation preview

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    1/22

    Presentasi Kasus

    REHABILITASI MEDIK

    SEORANG LAKI-LAKI 54 TAHUN DENGAN

    POST HEMIARTHROPLASTY AUSTIN MOORE PROSTHESIS

    ET CAUSA CLOSED FRACTURE COLLUM FEMORIS DEXTRA

    TRANSCERVICAL

    Oleh

    Pramadya Vardhani Mustafiza

    G0007129

    Pembimbing

    Dr. dr. Hj. NOER RACHMA, Sp.KFR

    dr. Hj. Tri Lastiti, Sp.KFR

    dr. Desy K.T., Sp.KFR

    KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET/

    RSUD DR MOEWARDI

    SURAKARTA

    2011

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    2/22

    2

    STATUS PENDERITA

    I. IDENTITASNama : Tn. S

    Umur : 54 Tahun

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Alamat : Jungke 4/1 Keras, Masopati, Tegal.

    Pekerjaan : Tidak Bekerja

    Status : Menikah

    Tanggal Masuk : 09 November 2011

    Tanggal Periksa : 18 November 2011

    No RM : 01095645

    II.ANAMNESISA.Keluhan Utama : tidak dapat berjalan setelah jatuhB.Riwayat Penyakit Sekarang :

    Pasien merupakan rujukan dari RSUD Karanganyar dengan

    keterangan fraktur collum femoris dengan riwayat hipertensi dan stroke. 9

    jam sebelum masuk RS, pasien jatuh terpeleset saat berjalan menuruni

    tangga dengan posisi jatuh yaitu duduk miring ke kanan. Saat terjatuh

    penderita dalam kondisi sadar, mual (-), muntah (-), dan kejang (-).

    Penderita merasakan nyeri hebat di panggul kanan dan mengaku tidak dapat

    berdiri setelah jatuh. Oleh keluarga, pasien diantar ke RSUD Karanganyar.

    Di RS tersebut pasien mendapatkan injeksi obat-obatan penghilang nyeri

    dan foto rontgen bagian panggul.

    Dari anamnesis lebih lanjut, pasien ternyata memiliki riwayat

    hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Bahkan 5 tahun dan 3 tahun yang lalu,

    pasien mengalami stroke yang mengakibatkan kelemahan di anggota gerak

    sebelah kanan. Hal itu yang menyebabkan pasien memiliki gangguan cara

    berjalan dan sering terganggu keseimbangannya saat berjalan.

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    3/22

    3

    C.Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit serupa : disangkal

    Riwayat hipertensi : (+) sejak 10 tahun yang lalu dan tidak

    berobat teratur

    Riwayat sakit jantung : disangkal

    Riwayat sakit gula : disangkal

    Riwayat asma & alergi : disangkal

    Riwayat mondok : 2x karena stroke (3 dan 5 tahun yang lalu)

    D.Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat penyakit serupa : disangkal

    Riwayat trauma : disangkal

    Riwayat hipertensi : (+) ayah pasien

    Riwayat sakit jantung : disangkal

    Riwayat sakit gula : disangkal

    Riwayat asma : disangkal

    E.Riwayat Gizi dan KebiasaanSehari-harinya penderita makan 3 kali sehari, dengan lauk-pauk berupa

    telur, sayur, tempe, tahu, terkadang daging atau ikan. Nafsu makan baik.

    Riwayat merokok : (+) sejak usia 20 tahun, 10 batang/hari, berhenti

    sejak pertama kali stroke (5 tahun yang lalu)

    Riwayat minum alkohol : disangkal

    F.Riwayat Sosial EkonomiDahulu pasien adalah seorang sopir bus, tetapi tidak lagi bekerja sejak

    terkena stroke. Pasien memiliki 1 istri dan 4 orang anak. Pasien memperoleh

    pelayanan kesehatan dengan menggunakan kartu Jamkesmas.

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    4/22

    4

    III . PEMERIKSAAN FISIK

    A. Keadaan UmumSakit sedang, compos mentis, gizi cukup, GCS E4V5M6

    B. Tanda VitalT: 240/170 mmHg R : 24 kali/ menit

    N : 88 kali/menit S : 36,8 0C

    C. KulitWarna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-), spider

    naevi (-), striae (-) hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-)

    D. KepalaBentuk mesocephal, simetris rambut hitam

    E. MataConjungtiva anemis (-), Seklera ikterik ().

    F. HidungNafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), secret (-/-)

    G.TelingaDeformitas (-/-), darah (-/-), secret (-/-)

    H.MulutSianosis (-), tremor (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), stomatitis (-),

    mukosa pucat (-), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-)

    I. LeherSimetris, trakea di tengah, JVP tidak meningkat, limfonodi tidak

    membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-)

    J. JantungInspeksi : Ictus cordis tidak tampak

    Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat, teraba 1 jari lateral LMCS

    Perkusi : Kesan jantung melebar ke caudolateral

    Auskultasi : Bunyi jantung I - II intensitas normal, reguler, bising (-)

    K.ParuInspeksi : pengembangan dada kanan = kiri

    Palpasi : fremitus raba dada kanan = kiri

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    5/22

    5

    Perkusi : sonor/sonor

    Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)

    L. AbdomenInspeksi : Dinding perut sejajar dinding dada

    Auskultasi : Peristaltik (+) normal

    Perkusi : Tymphani

    Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

    M.EkstremitasOedem Akral dingin

    N. Status lokalisRegio Femur/ Hip Joint Dextra :

    Inspeksi : oedem (-), vulnus (-), deformitas (+) exorotation, shortening

    (+)

    Palpasi : neurovascularitation disorders (-)

    Move : ROM hip joint terbatas karena nyeri

    Apparent Length : 89cm (d); 91cm (s)

    True Length : 81cm (d); 83cm (s)

    Anatomical Length : 31 cm (d/s)

    Limb Length Discrepancy : 3 cm

    O.TrunkInspeksi : scoliosis (-), deformitas (-), kifosis (-), lordosis (-)

    Palpasi : NT (-), oedem (-), massa (-)

    Perkusi : nyeri ketok kostovertebral (-)

    Tanda Patrick : (-/-)

    Tanda Kontra Patrick : (-/-)

    Tanda Laseque : (-/-)

    - -

    - -

    - -

    - -

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    6/22

    6

    P. Status PsikiatriDeskripsi Umum

    1. Penampilan: Laki-laki, tampak sesuai umur, berpakaian rapi,perawatan diri baik

    2. Kesadaran: Kuantitatif : compos mentisKualitatif : tidak berubah

    3. Perilaku dan Aktifitas Motorik: normoaktif4. Pembicaraan: koheren, menjawab pertanyaan5. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatifAfek dan Mood

    - Afek : Appropiate- Mood : normalGangguan Persepsi

    - Halusinasi (-)- Ilusi (-)Proses Pikir

    - Bentuk : realistik- Isi : waham (-)- Arus : koherenSensorium dan Kognitif

    - Daya konsentrasi :- Orientasi : Orang: baik

    Waktu: baik

    Tempat: baik

    Daya Nilai : Daya nilai realitas dan sosial baik

    Insight : Baik

    Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercaya

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    7/22

    7

    Q. ExtremitasSuperior (Right Handed)

    ROM

    Dextra (aktif) Sinistra (aktif)

    Shoulder Flexi Full (0-900) Full (0-900)

    Extensi Full (0-450) Full (0-450)

    Adduksi Full (0-1800) Full (0-1800)

    External rotasi Full (0-450) Full (0-450)

    Internal rotasi Full (0-550) Full (0-550)

    Elbow Flexi Full (0-1350

    ) Full (0-1350

    )Extensi Full (0-050) Full (0-900)

    Pronasi Full (0-900) Full (0-900)

    Supinasi Full (0-900) Full (0-900)

    Wrist Flexi Full (0-700) Full (0-700)

    Extensi Full (0-700) Full (0-700)

    Ulnar deviasi Full (0-300) Full (0-300)

    Radius deviasi Full (0-200) Full (0-200)

    Finger Metacarpophalangeal I flexi Full (0-90

    0

    ) Full (0-90

    0

    )Metacarpophalangeal II, III, IV flexi Full (0-900) Full (0-900)

    Intercarpophalangeal I flexi Full (0-900) Full (0-900)

    Intercarpophalangeal II, III, IV flexi Full (0-900) Full (0-900)

    Inferior

    ROM

    Dextra (aktif) Sinistra (aktif)

    HIP Flexi

    Sulit dievaluasi

    (post hemiarthro-

    plasty)

    Full (0-1350)

    Extensi Full (135-00)

    Abduksi Full (0-1200)

    Adduksi Full (0-1200)

    Knee Flexi Full (0-1350)

    Extensi Full (135-00)

    Ankle Flexi Terbatas (< 500) Full (0-300)

    Extensi Terbatas (< 200) Full (0-200)

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    8/22

    8

    R. MMT1. Ekstremitas Superior

    MMT Dextra Sinistra

    Shoulder Flexor M. Deltoideus anterior

    M. Biceps

    3 5

    Extensor M. Deltoideus anterior

    M. Teres mayor

    3 5

    Abduktor M. Deltoideus

    M. Biceps

    3 5

    Adduktor M. Latissimus dorsi

    M. Pectoralis mayor

    3 5

    Internal

    rotasi

    M. Latissimus dorsi

    M. Pectoralis mayor

    3 5

    Extrenal

    rotasi

    M. Teres mayor

    M. Infra supinatus

    3 5

    Elbow Flexor M. Biceps

    M. Brachialis

    3 5

    Extensor M. Triceps 3 5

    Supinator M. Supinator 3 5

    Pronator M. Pronator teres 3 5

    Wrist Flexor M. Flexor carpi radialis 3 5

    Extensor M. Extensor digitorum 3 5

    Abduktor M. Extensor carpiradialis 3 5

    Adduktor M. Extensor carpiulnaris 3 5

    Finger Flexor M. Flexor digitorum 3 5

    Extensor M. Extensor digitorum 3 5

    2. Ekstremitas InferiorMMT Dextra Sinistra

    HIP Flexor M. Psoas mayor sde* 5

    Extensor M. Gluteus maximus sde* 5

    Abduktor M. Gluteus medius sde* 5

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    9/22

    9

    Adduktor M. Adduktor longus sde* 5

    Knee Flexor Hamstring muscles sde* 5

    Extensor M. Quadriceps femoris sde* 5

    Ankle Dorsiflexi M. Tibialis 3 5

    Plantar flexi M. Soleus 3 5

    *sde : sulit dievaluasi karena pasien merasa kesakitan dan regio hip

    hingga knee dibebat

    S. Status NeurologisFungsi luhur : normal

    Fungsi vegetatif : IV line

    Fungsi sensorik :

    Fungsi motorik :

    Tonus : Kekuatan :

    Klonus :

    Reflek Fisiologi : Biceps +3 / +2 Patella sde/+2

    Triceps +2 /+2 Achilles sde/+2Reflek patologi : Hoffman Tromer -/-

    Babinsky -/-

    Chaddock -/-

    Oppenheim -/-

    Schaeffer -/-

    Rossolimo -/-

    Meningeal sign : Tes Kaku Kuduk (-)

    N N

    N N

    3 5

    3 5

    - -

    - -

    N

    N

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    10/22

    10

    Tes Brudzinsky I (-)

    Tes Brudzinsky II (-)

    Pemeriksaan nervi cranialis : dalam batas normal

    IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1. Pemeriksaan Laboratorium 9/11/2011Hb : 12 gr/dl

    Hct : 37 %

    AE : 4.54 x 106L

    AL : 14.9 x 103L

    AT : 292 x 103L

    Gol Darah : O

    Na/K/Cl : 139/4.1/105 mmol/L

    PT : 12.0 detik

    APTT : 20.3 detik

    GDS : 109 mg/dl

    Ureum : 62 gr/dlCreatinin : 1.5 gr/dl

    HbsAg : negatif

    2. Foto Rontgen Pelvic APa. Tanggal 9/11/2011

    Kesan:

    - Tampak fraktur pada collum femur dextra- Sacroilliac joint kanan kiri baik- Shentons line kanan berubah- Tampak soft tissue swelling pada regio hip joint kanan-

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    11/22

    11

    b.Tanggal 16/11/2011 (post hemiarthroplasty)

    Kesan:

    - Tampak terpasang arthroplasty (AMP) di os femur dextra- Alignment baik- Tak tampak tanda-tanda osteomyelitis

    V. ASSESSMENT

    1. Post hemiarthroplasty (AMP) et causa closed fracture collum femoris dextratrancervical

    2. Hipertensi stage II3. Azotemia e/c DD ARF, acute on CKD

    VI. DAFTAR MASALAH

    Problem Medis

    Post hemiarthroplasty (AMP) hip joint dextra

    Problem Rehabilitasi Medik

    1. Fisioterapi : (+) nyeri anggota gerak bawah sebelah kanan2. Speech Terapi : (-)

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    12/22

    12

    3. Ocupasi terapi : (+) adanya penurunan melakukan ADL4. Sosiomedik : (+) memerlukan bantuan untuk melaksanakan ADL5. Ortesa-protesa : (+) walker6. Psikologis : (+) terbebani karena belum bisa berjalan seperti biasa

    VII. PENATALAKSANAAN

    1. Terapi Non-Medikamentosaa. Bagian Orthopedi

    1) Diet tinggi kalori dan protein 1700 kkal2) Tidak boleh duduk 4-6 minggu (tidur langsung berdiri)3) Posisi kaku abduksi4) Hip tidak boleh flexi5) Double crutch6) Partial weight bearing as pain tolerance

    b.Bagian Rehabilitasi Medik1)Fisioterapi :

    -Latihan active ROM-Strengthening exercise-Latihan berjalan NWB (non weight bearing)

    2)Orthesa/Prothesa : Walker3)Okupasi terapi :

    -memperbaiki fungsional independen-memfasilitasi penyesuaian psikososial terhadap sisi kecacatan

    4)SosiomedikMotivasi dan konseling keluarga pasien untuk selalu berusaha

    menjalankan home program maupun program di RS.

    5)PsikologiMemberi motivasi kepada pasien agar selalu melaksanakan

    program rehabilitasi

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    13/22

    13

    2. Terapi Medikamentosaa. IVFD RL 16 tpm

    b. Clonidin 2 x 0.15 mgc. Captopril 3 x 25 mgd. Antalgin 3 x 500 mg

    VIII. IMPAIRMENT, DISABILITAS, DAN HANDICAPImpairment : Post hemiarthroplasty (AMP) et causa closed fracture collum

    femoris dextra trancervicalDisabilitas : penurunan fungsi angota gerak bawah kanan

    Handicap : keterbatasan aktivitas sehari-hari, tidak dapat bekerja

    IX. GOAL1. Meminimalkan impairment, disabilitas serta handicap yang dialami2. Mencegah agar pasien tidak jatuh dalam komplikasi yang lebih buruk3. Mengusahakan agar sedapat mungkin penderita tidak tergantung dengan

    orang lain.

    X. PROGNOSISAd Vitam : dubia et bonam

    Ad Sanam : dubia et bonam

    Ad Fungsionam : dubia et bonam

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    14/22

    14

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.FRAKTUR COLLUM FEMORIS1. Klasifikasi

    yang sering dipakai adalah berdasarkan :

    a. Lokasi anatomi fraktur- intrakapsular : * subcapital type

    * transcervical type

    - extrakapsular : * basecervical type

    b. Sudut fraktur- Tipe I adalah fraktur 300dari horisontal (stabil)

    - Tipe II adalah fraktur 500dari horisontal (tidak stabil)

    - Tipe III adalah fraktur 700dari horisontal (sangat tidak stabil)

    c. Displacement fragmen fraktur- Garden I : adalah fraktur inkomplit atau impacted

    - Garden II : adalah fraktur komplit tanpa displacement

    - Garden III : adalah fraktur komplit dengan partial displacement

    - Garden IV : adalah fraktur komplit dengan total dispalecement

    2. Standard Diagnosisa. Pemeriksaan fisik

    - tidak memberikan deformitas yang jelas

    - perkusi pada trokhanter major, nyeri

    b. X-Ray- rutin dengan AP & lateral view

    - bila tidak jelas diulang 10-14 hari

    3. TerapiGarden I :

    - Internal fiksasi dengan multiple pins atau screwing

    Garden II :

    - Internal fiksasi dengan pinning/ screwing

    - konservatif dapat mengakibatkan displacement

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    15/22

    15

    Garden III dan IV (displaced)

    - non operatif :

    * traksi dilanjutkan spica cepat

    * pinning perkutan dengan lokal anesthesi

    * closed reduction dan spica cast dalam abduksi

    - Operatif :

    * dilakukan operasi urgent namun penderita statusnya seoptimal mungkin

    Pada orang muda OMPG (osteomuscular pedicle graft)

    Pada orang tua hemiarthroplasty dengan Austin Moore Prosthesis

    (AMP) atau bipolar prostesis

    4. RehabilitasiMuda : non weight bearing 812 minggu

    Tua : full weight bearing

    5. Komplikasia. Trombo embolic disease : sebagai penyebab utama kematian post

    operatif. Insiden venous thrombosis adalah 40% mungkin memerlukan

    terapi pencegahan dengan heparin, dettuan, aspikin atau anti koagulan

    yang lain.

    b. InfeksiInfeksi dapat lebih kuat dengan adanya deep sepsis, terapi antibiotika

    peroperatif selama signifikan memerlukan insidens

    c. Non Union-sekarang terjadi hanya kurang dari 5 %-jika caput femur viabel, maka :

    * bila collumn femur adekuat osteotomi + bone graft (Ditonss

    osteotomy)

    * bila collumn femur tak adekuat brachett atau colona procedure

    d. Aseptic necuosininsiden sangat bervariasi :Menurut Massic, bila operasi dilakukan dalam 12 jam trauma, insiden

    adalah 25 %. Bila ditunda 13-24 jam insiden naik menjadi 30%. Antara 24-

    48 jam insiden 40% dan menjadi 100 % setelah 1 minggu. Terapi alternatif

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    16/22

    16

    antara lain simptomatis, osteotomi, bone grafting, endo prosthesis dan total

    hip arthroplasty

    B.HEMIARTHROPLASTYHemiarthroplasty adalah prosedur bedah yang menggantikan satu setengah

    dari sendi dengan permukaan buatan dan daun bagian lain di alam negara (pra-

    operasi). Kelas ini prosedur yang paling umum dilakukan di pinggul setelah

    fraktur (tepat di bawah kepala) subcapital leher femur (patah tulang pinggul).

    Prosedur ini dilakukan dengan membuang kepala femur dan menggantinya

    dengan logam atau komposit prostesis. Desain prostesis yang paling umum

    digunakan adalah Austin Moore prostesis dan Thompson prosthesis.

    Baru-baru ini gabungan dari logam dan HDPE yang membentuk dua

    interphases (bipolar prostesis) juga telah digunakan. Bipolar prostesis belum

    terbukti memiliki keuntungan lebih dari desain monopolar.

    Prosedur ini direkomendasikan hanya untuk pasien usia lanjut dan lemah,

    karena harapan hidup rendah dan tingkat aktivitas. Hal ini karena dengan

    berlalunya waktu prostesis cenderung melonggarkan atau untuk mengikis

    acetabulum.

    C.STROKE1. Definisi

    Stroke adalah disfungsi neurologis yang umum dan timbul secara

    mendadak sebagai akibat dari adanya gangguan suplai darah ke otak dengan

    tanda dan gejala sesuai dengan daerah otak yang terganggu (WHO, 1989).

    Stroke adalah gangguan fungsi otak yang mengakibatkan defisit

    neurologik fokal maupun global,yang timbul secara mendadak (akut),

    berlangsung selama lebih dari 24 jam (atau terkadang berakhir dengan

    kematian sebelum 24 jam), yang disebabkan oleh gangguan peredaran

    darah otak (Islam, 1997)

    2. Etiologi

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    17/22

    17

    Penyebab stroke antara lain adalah aterosklerosis (trombosis),

    embolisme, hipertensi yang menimbulkan perdarahan intraserebral dan

    ruptur aneurisme sakular. Stroke biasanya disertai satu atau beberapa

    penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam

    darah, diabetes mellitus atau penyakit vascular perifer.

    3. Jenis Strokea. Klasifikasi Berdasarkan Penyebab

    1) Stroke IskemikPada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena

    aterosklerosis atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu

    pembuluh darah.. Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di

    sepanjang jalur arteri yang menuju ke otak. Misalnya suatu ateroma

    (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga

    menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius

    karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah

    ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding

    arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang

    lebih kecil.

    2) Stroke HemoragikPendarahan di antara bagian dalam dan luar lapisan pada

    jaringan yang melindungi otak (subarachnoid hemorrhage). Terdapat

    dua jenis utama pada stroke yang mengeluarkan darah : (intracerebral

    hemorrhage dan (subarachnoid hemorrhage. Gangguan lain yang

    meliputi pendarahan di dalam tengkorak termasuk epidural dan

    hematomas subdural, yang biasanya disebabkan oleh luka kepala.

    Gangguan ini menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak

    dipertimbangkan sebagai stroke.

    3) Serangan Iskemik Sesaat (TIA)Serangan Iskemik Sesaat (Transient Ischemic Attacks, TIA)

    adalah gangguan fungsi otak yang merupakan akibat dari

    berkurangnya aliran darah ke otak untuk sementara waktu. TIA lebih

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    18/22

    18

    banyak terjadi pada usia setengah baya dan resikonya meningkat

    sejalan dengan bertambahnya umur. Kadang-kadang TIA terjadi pada

    anak-anak atau dewasa muda yang memiliki penyakit jantung atau

    kelainan darah.

    Penyebabnya biasanya karena serpihan kecil dari endapan

    lemak dan kalsium pada dinding pembuluh darah (ateroma) bisa

    lepas, mengikuti aliran darah dan menyumbat pembuluh darah kecil

    yang menuju ke otak, sehingga untuk sementara waktu menyumbat

    aliran darah ke otak dan menyebabkan terjadinya TIA. Gejala TIA

    terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung selama 2-30 menit,

    jarang sampai lebih dari 1-2 jam, tergantung kepada bagian otak mana

    yang mengalami kekuranan darah. Jika mengenai arteri yang berasal

    dari arteri karotis, maka yang paling sering ditemukan adalah

    kebutaan pada salah satu mata atau kelainan rasa dan kelemahan. Jika

    mengenai arteri yang berasal dari arteri vertebralis, biasanya terjadi

    pusing, penglihatan ganda dan kelemahan menyeluruh.

    Gejala-gejala yang sama akan ditemukan padastroke, tetapi

    pada TIA gejala ini bersifat sementara dan reversibel. Tetapi TIA

    cenderung kambuh; penderita bisa mengalami beberapa kali serangan

    dalam 1 hari atau hanya 2-3 kali dalam beberapa tahun. Sekitar

    sepertiga kasus TIA berakhir menjadi stroke dan secara kasar separuh

    dari stroke ini terjadi dalam waktu 1 tahun setelah TIA.

    4. Faktor Resikoa. Hipertensi.Kenaikan tekanan darah 10 mmHg saja dapat meningkatkan

    resiko terkena stroke sebanyak 30%. Merupakan faktor yang dapat

    diintervensi.

    b. Arteriosklerosis, hiperlipidemia, merokok, obesitas, diabetes melitus,usia lanjut, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah tepi, hematokrit

    tinggi, dan lain-lain.

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    19/22

    19

    c. Obat-obatan yang dapat menimbulkan addiksi (heroin, kokain,amfetamin) dan obat-obatan kontrasepsi, dan obat-obatan hormonal

    yang lain, terutama pada wanita perokok atau dengan hipertensi.

    d. Kelainan-kelainan hemoreologi darah, seperti anemia berat,polisitemia, kelainan koagulopati, dan kelainan darah lainnya.

    e. Beberapa penyakit infeksi, misalnya lues, rematik (SLE), herpeszooster, juga dapat merupakan faktor resiko walaupun tidak terlalu

    tinggi frekuensinya

    5.DiagnosaPenegakan diagnosa stroke didasarkan anamnesis yang cermat,

    pemeriksaan fisik neurologik dan pemeriksaan penunjang (Misbach, 1999).

    Beberapa institusi telah mengembangkan sistem penilaian berdasarkan

    gejala klinis untuk menentukan jenis GPDO (Gangguan Peredaran Darah

    Otak), antara lain Siriraj score system, Djoenaidi scoring system, atau

    algoritma Gajah Mada, tetapi penggunaannya tetap kurang populer, mungkin

    karena kurang praktis akibatnya banyaknya hal yang harus dinilai (Siriraj

    dan Djoenaidi scoring system) atau karena kurang akurat meskipun

    sederhana (algoritma Gajah Mada) (Wreksoatmodjo, 2006). Pemeriksaan

    LDLkolesterol termasuk pemeriksaan profil lemak di laboratorium untuk

    menunjang diagnosa tingkat risiko stroke. Sedangkan untuk membedakan

    jenis stroke iskhemik dengan stroke hemoragik dilakukan pemeriksaan

    radiologi CT Scan kepala (Misbach, 1999). Pada stroke hemoragik akan

    terlihat adanya gambaran hiperdens, sedangkan pada stroke iskhemik akan

    terlihat gambaran hipodens.

    6.Rehabilitasi Medik Strokea. Fase awal/akut

    Tujuannya adalah untuk mencegah komplikasi sekunder dan melindungi

    fungsi yang tersisa. Program ini dimulai sedini mungkin setelah keadaan

    umum memungkinkan dimulainya rehabilitasi. Hal-hal yang dapat

    dikerjakan adalah proper bed positioning, latihan luas gerak sendi,

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    20/22

    20

    stimulasi elektrikal dan begitu penderita sadar dimulai penanganan

    masalah emosional.

    b.Fase lanjutanTujuannya adalah unyuk mencapai kemandirian fungsional dalam

    mobilisasi dan aktifitas kegiatan sehari-hari (AKS). Fase ini dimulai pada

    waktu penderita secara medik telah stabil. Biasanya penderita dengan

    stroke trombotik atau embolik, biasanya mobilisasi dimulai pada 2-3 hari

    setelah stroke. Penderita dengan perdarahan subarakhnoid mobilisasi

    dimulai 10-15 hari setelah stroke. Program pada fase ini meliputi :

    1. Fisioterapi

    a. Stimulasi elektrikal untuk otot-otot dengan kekuatan otot < 2

    b. Diberikan terapi panas superficial (infra red) untuk melemaskan otot.

    c. Latihan gerak sendi bisa pasif, aktif dibantuatau aktif tergantung dari

    kekuatan otot.

    d. Latihan untuk meningkatkan kekuatan otot.

    e. Latihan fasilitasi / redukasi otot

    f. Latihan mobilisasi.

    2. Okupasi Terapi (aktifitas kehidupan sehari-hari/AKS)

    Sebagian besar penderita stroke dapat mencapai kemandirian dalam AKS,

    meskipun pemulihan fungsi neurologis pada ekstremitas yang terkena

    belum tentu baik. Dengan alat Bantu yang disesuaikan, AKS dengan

    menggunakan satu tangan secara mandiri dapat dikerjakan. Kemandirian

    dapat dipermudah dengan pemakaian alat-alat yang disesuaikan.

    3. Terapi Bicara

    Penderita stroke sering mengalami gangguan bicara dan komunikasi. Ini

    dapat ditangani olehspeech therapistdengan cara:

    Latihan pernapasan ( pre speech training ) berupa latihan napas,

    menelan, meniup, latihan gerak bibir, lidah dan tenggorokan.

    Latihan di depan cermin untuk latihan gerakan lidah, bibir dan

    mengucapkan kata-kata.

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    21/22

    21

    Latihan pada penderita disartria lebih ditekankan ke artikulasi

    mengucapkan kata-kata.

    Pelaksana terapi adalah tim medik dan keluarga.

    4. Ortotik Prostetik

    Pada penderita stroke dapat digunakan alat bantu atau alat ganti

    dalam membantu transfer dan ambulasi penderita. Alat-alat yang sering

    digunakan antara lain : arm sling, hand sling, walker, wheel chair, knee

    back slap, short leg brace, cock-up, ankle foot orthotic (AFO), knee ankle

    foot orthotic (KAFO).

    5. Psikologi

    Semua penderita dengan gangguan fungsional yang akut akan

    melampaui serial fase psikologis, yaitu: fase shok, fase penolakan, fase

    penyesuaian dan fase penerimaan. Sebagian penderita mengalami fase-fase

    tersebut secara cepat, sedangkan sebagian lagi mengalami secara lambat,

    berhenti pada salah satu fase, bahkan kembali ke fase yang telah lewat.

    Penderita harus berada pada fase psikologis yang sesuai untuk dapat

    menerima rehabilitasi.

    6. Sosial Medik dan Vokasional

    Pekerja sosial medik dapat memulai bekerja dengan wawancara

    keluarga, keterangan tentang pekerjaan, kegemaran, sosial, ekonomi dan

    lingkungan hidup serta keadaan rumah penderita.

  • 5/24/2018 Preskes Hemiarthroplasty

    22/22

    22

    DAFTAR PUSTAKA

    Anita, S. 2009. Rehabilitasi medik pada pasien stroke. http://

    minpoems.blogspot.com

    Buchol, ZRW, et.all : orthopaedic pacision Making, p. 28-29, BC. Dekker Inc.

    Toronto, Philadelphia, 2004

    Chandra, 1994. Neurologi Klinik. Stroke, Surabaya: Bagian Ilmu Penyakit Syaraf

    Fakultas Kedokteran Unair/ RSUD Dr Soetomo. Hal:29-31.

    Christopher Luzzio, MD. 2009.Posterior Cerebral Artery Srtoke.

    http://www.emedicine.com/Posteriorcerebralstroke

    Daniel I Slater, MD., Sarah A Curtin, MD. 2009. Middle Cerebral Artery

    Stroke.http://www.emedicine.com/Middlecerebralstroke

    David A Wolk, Brett Cucchiara, and Scott E Kasner.Anterior serebral Artery

    Stroke Syndromes.Neurology MedLink.2001.Smith Teresa L, MD.

    Medical Complication of Stroke. A multicenter study, stroke 2000.

    Islam, M.S. 1997. Stroke. Surabaya: Universitas Airlangga. Hal:26.John MW.,

    Jose B. 2001.Basilar Artery Stroke. Neurology MedLinkMansjoer,

    Mahar Mardjono, Priguna Sidharta. 2004 Neurologi klinis dasar. Jakarta: Dian

    Rakyat. Hal: 207-8.

    PERDOSSI.2007. Guidline stroke.Jakarta: PERDOSSI. Hal: 47-50.

    Scatzker J ; Tile Mirza : The Rationale of Operative Fracture Care, p. 133 172,

    Springer-Verlag, Berlag Heidelberg, 2007.

    http://www.emedicine.com/Posteriorcerebralstrokehttp://www.emedicine.com/Posteriorcerebralstrokehttp://www.emedicine.com/Middlecerebralstrokehttp://www.emedicine.com/Middlecerebralstrokehttp://www.emedicine.com/Middlecerebralstrokehttp://www.medlink.com/cip.asp?UID=MLM0041Zhttp://www.medlink.com/cip.asp?UID=MLM003BLhttp://www.medlink.com/cip.asp?UID=MLM003JMhttp://www.medlink.com/cip.asp?UID=MLM003JMhttp://www.medlink.com/cip.asp?UID=MLM003BLhttp://www.medlink.com/cip.asp?UID=MLM0041Zhttp://www.emedicine.com/Middlecerebralstrokehttp://www.emedicine.com/Posteriorcerebralstroke