Prinsip Ekonomi Dalam Usahatani

Embed Size (px)

Citation preview

YULIA ANDRIANI

pertanian

Way of life

Usaha tani

Usaha tani adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang petani, menejer, penggarap atau penyewa lahan pada sebidang tanah yang dikuasai, tempat ia mengelola (sarana produksi) dengan segala pengetahuan dan kemampuannya untuk mendapatkan hasil (produksi)

Prinsip ekonomi dalam proses produksi diartikan sebagai kaidah-kaidah atau asumsi yang dapat dipakai dalam menggunakan sumber-sumber yang terbatas dalam proses produksi agar tercapai hasil yang optimal Sumber daya diartikan sebagai input atau pengorbanan untuk menghasilkan output tertentu. Dalam menghasilkan suatu produk atau input dapat dipengaruhi oleh produk yang lain

Hasil

>>yield >>keluaran (output) yang diperoleh dari pengelolaan input produksi (sarana prod) Produksi >> production >> sejumlah hasil dalam satu lokasi dan waktu tertentu Biaya produksi >> kompensasi yang diterima oleh pemilik faktor produksi, biaya2 yang dikeluarkan petani dalam proses produksi

Biaya uang & in natura (mis. Upah kerja untuk persiapan penggarapan tanah) Biaya tetap & variabel biaya tetap >> jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi (mis. Sewa tanah) biaya variabel >> biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya biaya produksi (mis. Pengeluaran untuk bibit) Biaya rata-rata dan biaya marjinal Biaya rata-rata >> hasil bagi antara biaya total dengan jumlah produk yang dihasilkan Biaya marjinal >> biaya tambahan yang dikeluarkan pengusaha untuk mendapatkan tambahan satu satuan produk pada suatu tingkat produksi tertentu

Suatu

fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil disik (output) dengan faktor produksi (input) Y = f(X1, X2, X3,.....,Xn)

Y = hasil fisik X1, X2,...,Xn = faktor-faktor produksi

Tindakan

yang mampu meningkatkan produksi (Y)Menambah jumlah salah satu dari input yang digunakan Menambah beberapa jumlah input yang digunakan

Tambahan satu satuan produksi atau hasil (output) yang diperoleh dengan penambahan satu satuan input Produk marjinal yang konstan

Fenomena ini menggambarkan pada setiap penambahan unit input pada suatu kegiatan produksi, akan memberikan tambahan hasil yang tetap pada setiap kenaikan input berikutnya. Karena kenaikan tersebut bersifat tetap, maka bila digambarkan akan berbentuk garis lurus. Umpamanya ditambahkan 1 kg pupuk, maka prod bertambah sebanyak 2 kg, bila pupuk ditambahkan 2 kg, maka prod bertambah sebanyak 4 kg Peningkatan hasil = peningkatan output

Di

dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk dapat dipengaruhi oleh satu atau beberapa faktor. Secara matematis hubungan input dengan output digambarkan sebagai berikut : Y = f (X1, X2, X3,.....Xn) Y merupakan produk yang dihasilkan dengan menggunakan faktor-faktor nonproduksi seperti kapital (X1), tanah (X2), tenaga kerja (X3) dan faktor-faktor lain (Xn). Dalam hubungan inputoutput ini biasanya di dalam proses produksi, manajemen dihadapkan kepada memilih/menambah level suatu input tertentu dengan menganggap factor yang lain tetap atau konstan. Keadaan ini digambarkan sebagai : Y = f (X1/X2, X3,.......Xn),

Produk marjinal yang menaik Fenomena ini menggambarkan terjadi penambahan hasil yang meningkat pada pemberian input tambahan berikutnyaInput ditambah satu satuan, maka produksi naik 1,5 atau lebih, kemudian dinaikkan lagi menjadi 2 satuan, prod naik sebanyak 4 satuan Peningkatan hasil > pertambahan input (law of increasing returns)

Produk marjinal yang menurun

Setiap penambahan satu unit input menyebabkan peningkatan hasil yang semakin kecil (decreasing rate)Fenomena ini menggambarkan hubungan bilamana terjadi tambahan input pada suatu variable (yang lain konstan) maka tambahan hasil yang didapat akan menurun. Atau terjadi penurunan penambahan hasil pada setiap menambahkan input berikutnya. Keadaan ini sering terjadi pada proses produksi pertanian.

Di dalam proses produksi pertanian, biasanya berupa hubungan yang mula-mula bersifat increasing yang dilanjutkan dengan hubungan yang bersifat decreasing productivity setelah variabel yang diberikan relative telah cukup. Kombinasi ini merupakan fenomena produksi pertanian dan dinyatakan dalam hukum penambahan hasil yang menurun atau law of diminishing return. Hukum ini berlaku untuk produk penambahan hasil (produk marginal)

Apabila suatu faktor produksi variabel masih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan faktor produksi tetap dipergunakan, terjadilah kecenderungan terjadinya kenaikan hasil bertambah Tetapi jika faktor produksi variabel sudah banyak jumlahnya, maka cenderung mengakibatkan kenaikan yang semakin berkurang Mengakibatkan kenaikan hasil bertambah (increasing marginal product) dan kenaikan hasil berkurang (decreasing marginal product)

Produk rata2 (PR) >> perbandingan antara produk total dengan input produksi (PR = PT/TI) Produk total (PT) >> jumlah produk (hasil yang diperoleh dalam proses prod) Produk marjinal >> jumlah output dibandingkan dengan jumlah input (Y/X) Analisis hubungan tiga jenis produk ini dimanfaatkan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan faktor produksi dengan hasil yang diperoleh. Biasanya digunakan sebagai kajian dalam pengambilan kebijakan dalam perhitungan usaha tani

HubunganInput x 0 10 20 30 40 50 60 10 10 10 10 10 10

antara PR, PT, dan PMOutput y 100 140 200 280 370 465 530 40 60 80 90 95 65 PR (Y/X) 0 14 10 9,3 9,3 9,3 8,8 4 6 8 9 9,5 6,5 Tahap 1 Increasing Rate Rate Rate Rate Tahap II PM Ket

7080 90 100

1010 10 10

570600 580 560

4030 -20 -2

8,17,5 6,4 5,6

43 -2 -2

Decreasin gTahap III Rate rate

Produk

marjinal yang terus menaik pada keadaan produk total juga menaik (Tahap I) Produk marjinal yang terus menurun pada keadaan produk total sedang menaik (Tahap II) Produk marjinal terus menurun sampai angka negatif bersamaan dengan produk total yang juga menurun (Tahap III)

Bila

PT naik, maka PM positif Bila PT mencapai maksimum, maka nilai PM menjadi nol Bila PT sudah mulai turun, maka nilai PM menjadi negatif Bila PT menaik pada tahap increasing rate, maka PM pada decreasing rate

Bila

PM > PR, maka posisi produk rata-rata masih dalam keadaan menaik Bila PM < PR, maka posisi PR dalam keadaan menurun Bila terjadi PM = PR, maka posisi PR dalam keadaan maksimum

Elastisitas

produksi adalah suatu angka yang menunjukkan persentase perubahan pada output akibat adanya persentase perubahan dari suatu input atau ratio antara perubahan produksi dengan perubahan input EP = Y/Y : X/X Ep = PM/PR Ketentuan ini dapat diberlakukan : Bila PM = PR maka Ep = 1 Bila PM = 0 maka Ep = 0

Bila PM > PR maka Ep > 1 Bila PM < PR maka Ep < 1 Akibat dari keadaan tersebut maka : Daerah I mempunyai elastisitas > = 1 Daerah II mempunyai elastisitas > = 1 dan > = 0 Daerah III mempunyai elastisitas < = 0 Dalam proses produksi daerah I dan III disebut daerah irasional karena pada kedua daerah tersebut masingmasing keuntungan masih dapat ditambah (daerah I) dan keuntungan akan merugi (daerah III). Daerah II disebut daerah rasional, yaitu daerah di mana manajer harus memilih input untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Di

titik mana I daerah rasional tersebut terdapat keuntungan yang maksimum masih tergantung kepada harga input dan outputnya. Daerah II ini merupakan daerah pusat perhatian dari para pengambil keputusan (decision maker/manajer)/ Secara efisiensi teknis, terjadi maksimum keuntungan pada saat produk rata-rata mencapai maksimum, tetapi efisiensi ekonomis letaknya masih tergantung pada harga input dan outputnya.

Jangan sampai anda sibuk melihat keluar, sampai lupa melihat pada diri sendiri -IS-