21
PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO BOGOR, 7 – 9 FEBRUARI 2013

PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL …

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PROGRAM PENGEMBANGAN

INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN

DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO

BOGOR, 7 – 9 FEBRUARI 2013

2

PENDAHULUAN

• Pengembangan industri makanan, hasil laut dan perikanan ke depan masih mempunyai prospek yang baik khususnya untuk memenuhi pasar dalam negeri dengan populasi jumlah penduduk Indonesia lebih dari 230 juta orang dengan pendapatan per kapita yang terus meningkat dari USD 1.946 pada tahun 2007 menjadi USD 3.562,6 pada tahun 2012 (sumber BPS).

• Dalam rangka meningkatkan daya saing produk makanan dan minuman dalam negeri dan melindungi masuknya produk-produk makanan dan minuman impor ilegal, Pemerintah telah melakukan langkah-langkah antara lain:

‐ penerapan ketentuan label berbahasa Indonesia;

‐ registrasi produk makanan dan minuman dalam negeri melalui pendaftaran MD dan PIRT serta makanan dan minuman impor melalui pendaftaran ML;

‐ penerapan SNI Wajib;

‐ pembatasan pelabuhan tujuan impor;

‐ sertifikat halal juga dapat menjadi hambatan masuknya produk-produk impor walaupun penerapannya masih bersifat sukarela;

‐ penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku,guna meningkatkan mutu dan keamanan produk makanan dan minuman;

‐ UU No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan;

‐ RUU Jaminan Produk Halal;

‐ Peraturan Ketentuan Impor Produk Tertentu;

‐ Peraturan Impor Produk Hortikultura.

3

PERTUMBUHAN KUMULATIF INDUSTRI PENGOLAHAN NON MIGAS (S.D. TW III TAHUN 2012) DALAM %

Sumber : BPS diolah (2012)

No. Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 (TW III)

1. Makanan, Minuman dan Tembakau 11,22 2,78 9,19 8,22

2. Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 0,60 1,77 7,52 3,64

3. Brg. kayu & Hasil hutan lainnya (1,38) (3,47) 0,35 (4,21)

4. Kertas dan Barang cetakan 6,34 1,67 1,50 (4,50)

5. Pupuk, Kimia & Barang dari karet 1,64 4,70 3,95 8,91

6. Semen & Brg. Galian bukan logam (0,51) 2,18 7,19 8,75

7. Logam Dasar Besi & Baja (4,26) 2,38 13,06 5,70

8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya (2,87) 10,38 7,00 7,52

9. Barang lainnya 3,19 3,00 1,82 (2,11)

TOTAL INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS 2,56 5,12 6,83 6,50

4

KONTRIBUSI INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN TERHADAP PDB NASIONAL CABANG INDUSTRI NON MIGAS (S.D. TW III TAHUN 2012)

Sumber : BPS diolah (2012)

Lapangan Usaha 2012***

Jumlah Kontribusi (%) I II III

b. Industri tanpa Migas 20,42 20,48 20,92 20,61 100,00

1). Makanan, Minuman dan Tembakau 7,12 7,32 7,76 7,40 35,91

2). Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 1,88 1,88 1,88 1,88 9,13

3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya. 1,09 0,98 1,02 1,03 4,99

4). Kertas dan Barang cetakan 0,88 0,80 0,77 0,82 3,96

5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 2,55 2,51 2,70 2,59 12,56

6). Semen & Brg. Galian bukan logam 0,68 0,70 0,71 0,70 3,39

7). Logam Dasar Besi & Baja 0,41 0,39 0,40 0,40 1,95

8). Alat Angk., Mesin & Peralatannya 5,66 5,75 5,55 5,65 27,43

9). Barang lainnya 0,15 0,14 0,14 0,14 0,69

5

KONTRIBUSI EKSPOR PRODUK INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN TERHADAP EKSPOR INDUSTRI NASIONAL No Uraian 2009 2010 2011 2012* Kontribusi (%)

1 Pengolahan Kelapa/Kelapa Sawit 10.476,8 17.253,8 23.179,2 17.575,3 20,2%

2 T e k s t i l 97.901,0 11.205,5 13.234,1 9.416,2 10,8%

3 Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif 9.606,9 10.840,0 13.194,4 10.450,7 12,0%

4 Pengolahan Karet 6.179,9 9.522,6 14.540,4 8.451,4 9,7%

5 Elektronika 6.359,7 9.254,6 9.536,3 7.352,0 8,5%

6 Pengolahan Tembaga, Timah dll. 6.156,0 6.506,0 7.501,0 3.880,1 4,5%

7 Pulp dan Kertas 4.440,5 5.708,2 5.769,0 4.168,6 4,8%

8 Kimia Dasar 4.492,5 4.577,7 6.119,8 3.686,2 4,2%

9 Pengolahan Kayu 4.485,1 4.280,3 4.474,7 3.381,6 3,9%

10 Makanan dan Minuman 2.374,8 3.219,6 4.504,0 3.390,3 3,9%

11 Kulit, Barang Kulit dan Sepatu/Alas

Kaki 2.006,6 2.665,6 3.450,9 2.597,5 3,0%

12 Alat-alat Listrik 2.148,9 2.657,9 2.995,2 2.327,6 2,7%

Total 12 Besar Industri 65.376,6 87.691,8 108.498,9 76.677,5 88,1%

Total Industri 73.435,8 98.015,1 122.189,2 86.991,2 100,0%

Ket: *) Periode Januari - September Sumber : Pusdatin Kemenperin (2012)

6

PERTUMBUHAN INVESTASI PMDN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN (SD SEPTEMBER 2012)

NO SEKTOR 2008 2009 2010 2011 Jan-Sep 2012

P I P I P I P I P I

1 Industri Makanan 49 8.193 34 5.769 166 16.405 280 8.367 176 7.719

2 Industri Tekstil 20 720 23 2.646 26 432 60 999 51 3.247

3 Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki

2 10 1 4 4 13 3 14 6 63

4 Industri Kayu 4 307 2 34 6 451 15 580 5 52

5 Ind. Kertas dan Percetakan 14 1.798 8 1.001 25 1.103 59 9.385 56 4.997

6 Ind. Kimia dan Farmasi 23 504 15 5.850 64 3.266 115 2.647 81 4.213

7 Ind. Karet dan Plastik 26 794 31 1.533 48 523 90 2.296 78 2.311

8 Ind. Mineral Non Logam 7 845 4 786 13 2.265 47 7.441 36 9.088

9 Ind. Logam, Mesin & Elektronik

31 2.381 31 1.467 50 790 90 6.805 68 5.839

10 Ind. Instru. Kedokteran, Presisi & Optik dan Jam

2

7 - - - - 1 - -

-

11 Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain

6 315 3 67 15 362 17 511 15 569

12 Industri Lainnya 4 38 6 280 2 4 7 5 5 12

Jumlah 188 15.911 1 19.434 419 25.612 784 39.048 577 38.110

P : Jumlah Izin Usaha; I : Nilai Realisasi Investasi (Rp. Milyar) Sumber : BKPM (data hingga 30 September 2012)

7

PERTUMBUHAN INVESTASI PMA INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN (SD SEPTEMBER 2012)

NO SEKTOR 2008 2009 2010 2011 Jan-Sep 2012

P I P I P I P I P I

1. Industri Makanan 42 491 49 552 194 1.026 330 1.098 334 1.149

2. Industri Tekstil 67 210 66 251 112 155 196 498 133 378

3. Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki

20 146 21 123 31 144 70

250 71 130

4. Industri Kayu 19 120 18 62 31 43 32 51 21 16

5. Ind. Kertas dan Percetakan 15 295 18 69 33 46 53 258 55 1.070

6. Ind. Kimia dan Farmasi 42 628 41 1.183 159 798 257 1.466 214 2.477

7. Ind. Karet dan Plastik 51 272 42 208 97 105 170 371 133 586

8. Ind. Mineral Non Logam 11 267 8 20 8 28 52 137 52 123

9. Ind. Logam, Mesin & Elektronik

140 1.281 121 655 274 590 436

1.773 332 1.284

10. Ind. Instru. Kedokteran, Presisi & Optik dan Jam

7 16 5 5 3 1 9

42 2 2

11. Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain

47 756 52 583 98 394 164

770 156 1.308

12. Industri Lainnya 34 35 33 120 56 26 92 65 68 71

Jumlah 495 4.515 474 3.831 1.096 3.357 1.861 6.780 1.571 8.594

P : Jumlah Izin Usaha; I : Nilai Realisasi Investasi (US$ Juta) Sumber : BKPM (data hingga 30 September 2012)

8

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN… (1)

a. Visi – Mewujudkan industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan yang

berdaya saing kuat dengan pemanfaatan bahan baku lokal serta mampu meningkatkan ketahanan pangan.

b. Misi – Meningkatkan nilai tambah sumber daya alam nasional – Meningkatkan penggunaan bahan baku dalam negeri – Meningkatkan mutu, produktivitas dan efisiensi – Meningkatkan akses pasar dan perluasan pasar ekspor – Meningkatkan pemerataan pembangunan Industri Makanan – Meningkatkan kualitas SDM dan penguasaan teknologi – Menunjang ketahanan pangan melalui penyediaan pangan olahan – Mengendalikan produk tertentu, yang menyangkut moral hazard dan

kesehatan – Mengembangkan Research & Development

9

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN… (2)

• Pemanfaatan potensi Sumber Daya Alam sebagai bahan baku yang didukung oleh infrastruktur yang memadai.

• Pengembangan industri makanan, hasil laut dan perikanan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan subsitusi impor.

• Peningkatan kualitas produk industri makanan, hasil laut dan perikanan melalui Standar Nasional Indonesia (SNI), Hazard Analitical Critical Control Point (HACCP) dan Good Manufacturing Practices (GMP).

• Peningkatan kualitas SDM industri makanan, hasil laut dan perikanan dengan peningkatan kemampuan penguasan teknologi dan manajemen.

• Penguasaan pasar dalam negeri dan ekspor. • Peningkatan daya saing industri melalui peningkatan koordinasi dan

kerjasama dengan instansi terkait, asosiasi, lembaga penelitian dan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan industri makanan, hasil laut dan perikanan, dengan pendekatan klaster serta penanganan berbagai permasalahan yang di hadapi oleh klaster industri tersebut.

10

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITI

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, telah ditetapkan pengembangan sepuluh Klaster Industri Inti, Pengembangan Industri Terkait dan Penunjang dari empat Industri Inti. Direktorat Industri Makanan yang dalam jangka menengah dititik beratkan pada upaya untuk memperkuat dan menumbuh klaster-klaster telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Prioritas yaitu:

SNI Wajib Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan :

Klaster Industri No. Permenperin

Industri Pengolahan Kakao dan Cokelat 113/M-IND/PER/10/2009 Industri Pengolahan Kelapa 114/M-IND/PER/10/2009

Industri Pengolahan Ikan 116/M-IND/PER/10/2009

Industri Pengolahan Gula 120/M-IND/PER/10/2009

Produk No. Permenperin

Kakao Bubuk 45/M-IND/PER/5/2009 60/M-IND/PER/6/2010

Gula Rafinasi 83/M-IND/PER/11/2008

Tepung Terigu 49/M-IND/PER/7/2008 35/M-IND/PER/3/2011

11

RENCANA AKSI PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN

KLASTER

MENINGKATNYA DAYA SAING INDUSTRI

AGRO INDUSTRI KAKAO

INDUSTRI BUAH

INDUSTRI KELAPA

INDUSTRI TEMBAKAU

INDUSTRI KOPI

INDUSTRI GULA

INDUSTRI HASIL LAUT

INDUSTRI KELAPA SAWIT INDUSTRI

FURNITURE

INDUSTRI KARET

INDUSTRI PULP KERTAS

INDUSTRI

OLAHAN SUSU

TERCAPAINYA SASARAN PERTUMBUHAN

12 Klaster

Industri Agro

FOKUS

Strategi : Hilirisasi Fokus : Kebijakan Fiskal dan Penyediaan Infrastruktur (termasuk Listrik dan Gas Bumi) Jangka Panjang : - Peningkatan R & D dan SDM - Pengembangan Mesin Pengolahan

DASAR PENGEMBANGAN

Perpres No. 28 Tahun 2008 “Kebijakan Industri Nasional”

(Industri Agro merupakan Salah Satu Industri Andalan Masa Depan)

KLASTER

12

PROGRAM-PROGRAM PRIORITAS

PRIORITAS NASIONAL 1. Revitalisasi Industri Pupuk 2. Revitalisasi Industri Gula 3. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri, 4. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Migas & Petrokimia 5. Pengembangan Industri Hilir Kepala Sawit

PRIORITAS KEMENTERIAN

1. 10 Program Utama Kementerian Perindustrian 2. Program Peningkatan Daya Saing 6 (Enam) Kelompok Industri Prioritas :

‐ Industri Padat Karya ‐ IKM, ‐ Industri Barang Modal ‐ Industri Berbasis Sumber Daya Alam (Kelapa Sawit, Karet, Kakao, dan Rumput

Laut) ‐ Industri Pertumbuhan Tinggi, dan ‐ Industri Prioritas Khusus (Gula, Pupuk, dan Petrokimia)

PROGRAM PENDUKUNG MP3EI

Program Pengembangan Klaster Industri Pada 6 (Enam) Koridor Ekonomi

PRIORITAS KHUSUS

1. Program Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (P4B) 2. Program Percepatan Pembangunan Provinsi NTT 3. Program Pro-Rakyat (Klaster 4) melalui Program Pengembangan Kendaraan

Angkutan Umum Murah Pedesaan 4. Program Pengembangan Low Cost and Green Car

13

PEMBERIAN FASILITAS INSENTIF

1. Tax Alowance (PP No. 52 Tahun

2011) Untuk 36 bidang usaha tertentu dan 38 bidang usaha

tertentu di daerah tertentu.

2. Tax Holiday (PMK No. 130 Tahun 2011)

Tax holiday selama 5-10 thn untuk 5 sektor industri pionir dengan investasi minimal Rp 1 triliun.

3. Penurunan Tarif Bea Masuk (Revisi PMK No. 241 Tahun 2010)

Menurunkan bea masuk beberapa kelompok industri seperti Industri Pangan, Pakan Ternak, dan

Manufaktur.

4. Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP)

BMDTP untuk 14 sektor industri yang sebagian bahan baku dan bahan penolong masih impor.

5. Pemberian Keringanan Suku Bunga

Program restrukturisasi permesinan bagi: industri tekstil dan produk tekstil, gula, alas kaki, dan IKM

sandang.

14

PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

NO. PERMASALAHAN HAL-HAL YANG SUDAH DILAKUKAN TINDAK LANJUT

1. Terbatasnya infrastruktur

pengembangan industri makanan,

hasil laut dan perikanan antara lain

jalan, pelabuhan dan energi

Telah dilakukan survei ke beberapa investasi

industri baru dan perluasan serta telah

melaksanakan rapat koordinasi untuk

mempercepat pelaksanaan MP3EI

Memfasilitasi instansi terkait

untuk mempercepat

pelaksanaan MP3EI

2. Diskriminasi tarif bea masuk kakao

olahan di Eropa dimana produk

Indonesia dikenakan bea masuk 7-

9%, sedangkan produk serupa dari

Afrika dikenakan 0%

Indonesia telah masuk menjadi anggota

International Cocoa Organization (ICCO)

Melakukan negosiasi dengan

negara-negara tujuan ekspor

untuk menurunkan bea

masuk untuk produk kakao

olahan

3. Masih banyaknya produk industri

makanan baik produksi dalam

negeri maupun impor yang tidak

memenuhi standar keamanan

pangan sehingga membahayakan

keamanan konsumen

Menyusun Rancangan Standar Nasional

Indonesia (RSNI), Revisi Standar Nasional

Indonesia produk industri makanan.

Melanjutkan penyusunan

Rancangan Standar Nasional

Indonesia, revisi Standar

Nasional Indonesia dan

menerapkan SNI wajib pada

produk-produk industri

makanan tertentu

15

PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

NO. PERMASALAHAN HAL-HAL YANG SUDAH DILAKUKAN TINDAK LANJUT

4. Masih tingginya impor produk

tepung terigu dengan harga

dumping sehingga mengancam

daya saing industri tepung terigu

lokal

Memfasilitasi usulan perlindungan terhadap

industri tepung terigu dengan pengenaan

Bea Masuk Tindakan Pengamanan

Sementara (BMTPS)

Usulan penerapan

pengenaan Bea Masuk

Tindakan Pengamanan

Sementara (BMTPS)

5. Terganggunya pemasaran produk

industri makanan dalam negeri

oleh produk-produk impor sejenis

Mengeluarkan kebijakan untuk membatasi

masuknya produk impor antara lain melalui

mewajibkan rekomendasi Impor barang

industri tertentu, rekomendasi impor produk

hortikultura, pemberlakuan label berbahasa

Indonesia, pembatasan pelabuhan tujuan

impor, dan penerapan SNI wajib

Usulan pengawasan

pelaksanaan kebijakan

tersebut secara

berkelanjutan dalam rangka

membatasi masuknya

produk impor

PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN

17

Kode Uraian 1835 Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

1835.001 Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan Industri Gula

1835.001.001 REVITALISASI INDUSTRI GULA

012 Bantuan Keringanan Pembiayaan Mesin/Peralatan Pabrik Gula Dalam Rangka Revitalisasi Industri Gula

013 Konsultansi Manajemen dan Monitoring Industri Gula (KMM - Industri Gula)

014 Lembaga Penilai Independen Industri Gula (LPI - Industri Gula)

015 Audit Teknologi Pabrik Gula Existing

016 Fasilitasi dan Koordinasi Pelaksanaan Revitalisasi Industri Gula

017 Konsultasi Bimbingan Sistem Manajemen Mutu

018 Audit Kinerja Industri Gula Rafinasi

019 Evaluasi Persediaan Raw Sugar dan Gula Kristal Rafinasi

020 Tersedianya Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000:2005

PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2013

18

Kode Uraian 1835.002 Pengembangan Klaster dan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan lainnya

1835.002.001 FASILITASI DAN KOORDINASI PENGEMBANGAN KLASTER 011 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Klaster Industri Gula 012 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Klaster Industri Kakao 013 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Klaster Industri Kelapa 014 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Hasil Laut 015 Pembinaan Keamanan Pangan Melalui CPPOB Pada Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

016 Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Pengolahan Rumput Laut di Propinsi NTT 017 Survey dan Verifikasi Kinerja Industri Pengolahan Daging 018 Pembangunan Pabrik Pakan Ternak di Kabupaten Manokwari - Papua Barat dalam Rangka Percepatan

Pembangunan Papua dan Papua Barat (P4B) 019 Bantuan mesin dan peralatan industri pengolahan kakao di Sulawesi Tengah 020 Pelatihan Keterampilan pengolahan berbasis cokelat 021 Bantuan Peralatan Pengolahan Makanan Ringan khususnya kacang - kacangan di Majalengka

022 Pembangunan Pabrik Minyak Goreng di Kota Subulussalam, NAD

023 Survey dan Verifikasi Industri Pengolahan Ikan Nasional

PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2013

19

Kode Uraian 1835.003 Standar Nasional Indonesia (SNI)

1835.003.001 PEDOMAN RUMUSAN RSNI DAN REVISI SNI 011 Perumusan dan Revisi SNI Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan 012 Pelaksanaan Pengawasan SNI Wajib Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan dan Penyusunan

Peraturan Penerapan SNI Wajib 013 Bantuan Alat dan Mesin Industri Tempe 014 Penyusunan Rancangan Standard kompetensi Kerja Nasional Indonesia Pada Industri Pengolahan

Kakao 1835.004 Partisipasi Dit. IMHLP dalam Sidang dan Pameran di Dalam Negeri (DN) maupun Luar Negeri (LN)

1835.004.001 PAMERAN DAN KERJASAMA INTERNASIONAL 011 Partisipasi dan Fasilitasi serta Penyelenggaraan Kegiatan Pameran Industri Makanan Hasil laut dan

Perikanan di Dalam dan Luar Negeri 012 Partisipasi Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan Dalam Rangka Fora Kerjasama dan Organisasi

Internasional Lainnya 013 Partisipasi Pada Sidang Standarisasi Internasional 014 Fasilitasi Pada Sidang ICCO / ACC serta peningkatan konsumsi cokelat

PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2013

20

Kode Uraian 1835.005 Rumusan Perencanaan, Evaluasi dan Laporan

1835.005.001 KAJI TINDAK, PROGRAM PENGEMBANGAN DAN EVALUASI KINERJA 011 Kaji Tindak Pelaksanaan Kegiatan Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan 012 Program Pengembangan Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan 013 Penyusunan Evaluasi dan Kinerja Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan 1835.006 Diversifikasi Produk dalam Mendukung Ketahanan Pangan 1835.006 Diversifikasi Produk dalam Mendukung Ketahanan Pangan 011 Fasilitasi Pengembangan Industri Makanan Berbasis Crude Palm Oil (CPO)

012 Pengembangan Agro Industri Beras Analog dalam rangka mendorong Program Disversifikasi Pangan untuk Memperkokoh Ketahanan Pangan Nasional

1835.999 Output Cadangan 1835.999.001 Sub Output Cadangan

011 Dana Cadangan

PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2013

21

TERIMA KASIH