85
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN KEUANGAN/FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER/SEPTEMBER 2011, 2010 DAN/AND 31 DESEMBER/DECEMBER 2010

PT MANDIRI TUNAS FINANCE - LinaAsril creation – … atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. The accompanying notes form an integral part

  • Upload
    dangque

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN KEUANGAN/FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER/SEPTEMBER 2011, 2010 DAN/AND 31 DESEMBER/DECEMBER 2010

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 1/1 Schedule

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 1/2 Schedule

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 1/1 Schedule

LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 31 DESEMBER 2010

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)

STATEMENT OF FINANCIAL POSITION AS AT 30 SEPTEMBER 2011 AND 31 DECEMBER 2010

(Expressed in millions of Rupiah, except for par value per share)

Catatan/ Notes

30 September/ September

2011

31 Desember/ December

2010

ASET ASSETS 2d,2p, Kas dan setara kas 3,23a 110,023 71,486 Cash and cash Equivalents Consumer financing Piutang pembiayaan konsumen receivables - Pihak ke tiga 2b,2e,4 3,510,160 2,173,592 Third parties - Less: provision for Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (59,787) (40,769) doubtful accounts 3,450,373 2,132,823 Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Net investment in financial lease - Pihak ke tiga 5,2f 37,078 - Third parties - Less: provision for Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (111) - doubtful accounts 36,967 - Piutang lain-lain Other receivables - Pihak ketiga 6 7,333 3,781 Third parties - - Pihak yang mempunyai hubungan 2b,2e, istimewa 2p,6,23a 528 510 Related parties - 7,861 4,291 Less: provision for Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (1,511) (1,970) doubtful accounts 6,350 2,321 Tagihan kelebihan pajak 7a 1,926 15,997 Claim for tax refund

Aset pajak tangguhan 2j,7d 1,835 4,115 Deferred tax assets Aset tetap Fixed assets (setelah dikurangi akumulasi (net of accumulated penyusutan sebesar Rp 20.279 depreciation of Rp 20,279 dan Rp 16.136 pada and Rp 16,136 tanggal 30 September 2011 dan as at 30 September 2011 31 Desember 2010) 2i,8 19,930 15,472 and 31 December 2010) Aset lain-lain 2p,9,23a 20,381 14,193 Other assets

TOTAL ASET 3,647,785 2,256,407 TOTAL ASSETS

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 1/2 Schedule

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 31 DESEMBER 2010

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)

STATEMENT OF FINANCIAL POSITION AS AT 30 SEPTEMBER 2011 AND 31 DECEMBER 2010

(Expressed in millions of Rupiah, except for par value per share)

Catatan/ Notes

30 September/ September

2011

31 Desember/ December

2010

LIABILITAS LIABILITIES

Hutang usaha Trade payables

- Pihak ketiga 10 98,249 38,994 Third parties - Hutang lain-lain Other payables

- Pihak ketiga 11 11,829 8,130 Third parties - - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2p,11,23b 32,924 15,998 Related parties - Hutang pajak 7b 5,723 9,968 Taxes payable Beban yang masih harus dibayar 12 37,425 28,658 Accrued expenses Pinjaman bank Bank loans - Pihak ketiga 2b,13,24 1,515,344 913,459 Third parties - - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2p,13,23b,24 187,356 50,000 Related parties - 1,702,700 963,459 Biaya provisi yang belum diamortisasi (9,723) (3,328) Unamortised provision cost 1,692,977 960,131 Surat berharga yang diterbitkan 2o,14 1,371,897 823,623 Securities issued Kewajiban imbalan Employee benefits kerja 2k,15 3,167 3,167 obligation TOTAL LIABILITAS 3,254,191 1,888,669 TOTAL LIABILITIES EKUITAS EQUITY Modal saham Share capital Authorised capital - Modal dasar - 10.000.000.000 10,000,000,000 ordinary lembar saham biasa dengan shares with a par value nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) of Rp 100 (full amount) per saham per share Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid up penuh - 2.500.000.000 lembar capital - 2,500,000,000 saham 16 250,000 250,000 ordinary shares Saldo laba Retained earnings - Sudah ditentukan penggunaannya 17 37,500 25,000 Appropriated - - Belum ditentukan penggunaannya 2b 106,094 92,738 Unappropriated - TOTAL EKUITAS 393,594 367,738 TOTAL EQUITY

TOTAL LIABILITAS TOTAL LIABILITIES DAN EKUITAS 3,647,785 2,256,407 AND EQUITY

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 2/1 Schedule

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

LAPORAN LABA – RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL – TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar)

STATEMENTS OF INCOME COMPREHENSIVE FOR THE NINE MONTHS PERIOD ENDED

30 SEPTEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

except for basic earnings per share)

Catatan/

Notes 1 Januari/

January Sampai

dengan/until 30 September/ September

2011

1 Januari/ January Sampai

dengan/until 30 September/ September

2010

1 Juli/July Sampai

dengan/until 30 September/ Seotember

2011

1 Juli/July Sampai

dengan/until 30 September/ Seotember

2010

PENDAPATAN REVENUE Pembiayaan konsumen 18a 398,272 274,453 155,042 97,264 Consumer Financing Bunga 2p,18b,23c 4,077 9,285 1,318 1,689 Interest Lain-lain bersih 18c 80,839 34,738 28,010 12,858 Others – net Jumlah pendapatan 483,188 318,476 184,370 111,811 Total revenue BEBAN EXPENSES Beban keuangan 19 (216,016) (133,731) (87,531) (45,339) Cost of funds General and administration Beban umum dan administrasi 2p,20,23d (123,516) (99,550) (43,932) (37,754) expenses Penyisihan piutang ragu-ragu 4,5 (81,141) (21,216) (33,593) (12,363)Provision for doubtful account Jumlah beban (420,673) (254,497) (165,056) (95,456) Total expenses LABA SEBELUM PAJAK INCOME BEFORE PENGHASILAN 62,515 63,979 19,315 16,355 TAX BEBAN PAJAK PENGHASILAN 7c (15,565) (13,953) (5,132) (3,612) INCOME TAX EXPENSE LABA BERSIH 46,950 50,026 14,183 12,743 NET INCOME LABA BERSIH YANG DAPAT NET INCOME DIDISTRIBUSIKAN KEPADA: ATTRIBUTABLE TO: - Pemilik 23,945 25,513 7,233 6,499 Owner - - Kepentingan Non Pengendali 23,005 24,513 6,950 6,244 Non Controlling Interest - 46,950 50,026 14,183 12,743 LABA BERSIH BASIC EARNINGS PER SAHAM DASAR 19 20 6 5 PER SHARE (Rupiah penuh) 22 (Full amount)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 2/2 Schedule

LAPORAN LABA – RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL – TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar)

STATEMENTS OF INCOME COMPREHENSIVE FOR THE SIX MONTHS PERIOD ENDED

30 SEPTEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

except for basic earnings per share)

Catatan/

Notes 1 Januari/

January Sampai

dengan/until 30 September/ September

2011

1 Januari/ January Sampai

dengan/until 30 September/ September

2010

1 Juli/July Sampai

dengan/until 30 September/ Seotember

2011

1 Juli/July Sampai

dengan/until 30 September/ Seotember

2010

Laba tahun berjalan 46,950 50,026 14,183 12,743 Net Income for the year Pendapatan komprehensif lain Other comprehensive income tahun berjalan setelah pajak - - - - after related income tax Total comprehensive income Total laba komprehensif tahun berjalan 46,950 50,026 14,183 12,743 for the year Jumlah laba komprehensif yang Total net income comprehensive dapat didistribusikan kepada: attributable to: - Pemilik 23,945 25,513 7,233 6,499 Owner - - Kepentingan non pengendali 23,005 24,513 6,950 6,244 Non controlling interest - 46,950 50,026 14,183 12,743

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 3 Schedule

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL – TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

STATEMENTS OF CHANGE IN EQUITY FOR THE NINE MONTHS PERIOD ENDED

30 JUNE 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah )

Catatan/Notes

Modal saham/ Share capital

Modal saham di terima

dimuka/ Capital

subscribed in advance

Selisih nilai transaksi

restrukturisasi entitas

sepengendali/ Difference in value from restructuring transactions of entities under common control

Saldo laba yang sudah ditentukan pengguna-

annya/ Appropriated retained earnings

Saldo laba yang belum ditentukan pengguna-

annya/ Unappro-priated retained earnings

Jumlah/ Total

Saldo Balance as at 1 Januari 2010 250,000 - - 4,809 71,941 326,750 1 January 2010 Laba bersih - - - - 50,026 50,026 Net income Dividen - 2009 2l,16 - - - - (18,005) (18,005) Dividend - 2009 Penyisihan untuk Appropriation for cadangan wajib 16 - - - 20,191 (20,191) - general reserve Saldo Balance as at 30 September 2010 250,000 - - 25,000 83,771 358,771 30 September 2010 Penerapan awal PSAK 55 2b, 20 of SFAS 55 (Revisi 2006) - - - - (11,322) (11,322) (Revised 2006) Laba bersih - - - - 20,289 20,289 Net income Saldo Balance as at 31 Desember 2010 250,000 - - 25,000 92,738 367,738 31 December 2010 First implementation Laba bersih - - - - 46,950 46,950 Net income Dividen - 2010 2l,16 - - - - (21,094) (21,094) Dividend - 2010 Penyisihan untuk cadangan 16 Appropriation for wajib - - - 12,500 (12,500) - general reserve Saldo Balance as at 30 September 2011 250,000 - - 37,500 106,094 393,594 30 September 2011

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 4/1 Schedule

LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL – TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar)

STATEMENTS OF CASH FLOW FOR THE SIX MONTHS PERIOD ENDED

30 SEPTEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

except for basic earnings per share)

Catatan/ Notes

30 SEPTEMBER/ SEPTEMBER

2011

30 SEPTEMBER/ SEPTEMBER

2010

ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM AKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIES Penerimaan kas dari konsumen: Cash received from customers: - Pembiayaan konsumen 5,748,200 3,234,060 Consumer financing - - Bunga 4,077 9,285 Interest - - Pendapatan penalti 14,529 15,580 Late payment penalties - - Penerimaan dari piutang Recovery from - yang telah dihapusbukukan 11,289 11,025 written-off receivables - Premi asuransi 416,604 195,486 Insurance premium - - Penerimaan atas restitusi pajak 20,827 - Receipt from tax refund - Pengeluaran kas untuk: Cash disbursements for: - Pembayaran fasilitas pembiayaan bersama dan Repayments of joint -

penyaluran pemberian kredit financing and channeling without recourse (1,456,643) (649,321) without recourse facilities - Pembayaran kepada penyalur kendaraan (5,447,114) (2,847,989) Payments to car dealers - - Pembayaran beban keuangan (247,364) (132,459) Payments of cost of funds - - Pembayaran beban Payments of - pajak penghasilan (17,328) (13,971) income tax expense - Pembayaran beban Payments of general and - umum dan administrasi (56,120) (28,746) administrative expense Payment of salaries - - Pembayaran gaji dan tunjangan (74,658) (60,893) and allowance - Pembayaran kepada perusahaan Payments to insurance - asuransi (176,151) (91,405) companies Arus kas bersih yang (digunakan Net cash flows (used in)/ untuk)/diperoleh dari provided from aktivitas operasi (1,259,852) (359,348) operating activities ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTASI INVESTING ACTIVITIES

Proceeds from sales of Pembelian aset tetap 8 (8,601) (4,266) Purchases of fixed assets Arus kas bersih yang digunakan Net cash flows used in untuk aktivitas investasi (8,601) (4,266) investing activities

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 4/2 Schedule

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

The accompanying notes form an integral part of these financial statements.

LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL – TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010

(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar)

STATEMENTS OF CASH FLOW FOR THE SIX MONTHS PERIOD ENDED

30 SEPTEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

except for basic earnings per share)

Catatan/ Notes

30 SEPTEMBER/ SEPTEMBER

2011

30 SEPTEMBER/ SEPTEMBER

2010

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES Penerimaan dari Proceeds from Medium Medium Term Notes - 350,000 Term Notes Penerimaan pinjaman bank 1,828,878 650,000 Proceeds from bank loans Penerimaan piutang hubungan Proceeds of related parties istimewa 18 1,168 receivables Penerimaan hutang hubungan Proceeds of related parties istimewa - - payables Penerimaan hutang obligasi 600,000 - Proceeds from bonds issued Pembayaran pinjaman bank (1,097,575) (467,082) Repayment of bank loans Pembayaran hutang obligasi - (375,000) Repayment of bonds issued Payments of marketable Pembayaran beban emisi surat berharga (3,237) (1,300) securities issuance costs Pembayaran biaya provisi Payments of bank pinjaman bank - - provision costs Pembayaran hutang hubungan Payments of related parties istimewa - (3,123) payable Pembayaran dividen kas 17 (21,094) (18,004) Payments of cash dividends Arus kas bersih yang diperoleh Net cash flows provided dari/(digunakan untuk) from/(used in) financing aktivitas pendanaan 1,306,990 136,659 activities Net (decrease)/increase (Penurunan)/kenaikan bersih in cash and kas dan setara kas 38,537 (226,955) cash equivalents Cash and cash equivalents Kas dan setara kas pada at the begining awal tahun 71,486 346,652 of the year

Kas dan setara kas pada Cash and cash equivalents akhir tahun 110,023 119,697 at the end of the year

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/1 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

1. INFORMASI UMUM 1. GENERAL INFORMATION

PT Mandiri Tunas Finance (“Perseroan”) (dahulu: PT Tunas Financindo Sarana) didirikan dengan nama PT Tunas Financindo Corporation pada tanggal 17 Mei 1989 berdasarkan Akta Notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No. 262. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4868.HT.01.01.TH.89 tanggal 1 Juni 1989 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989. Pada tangal 26 Juni 2009, Perseroan mengubah nama Perseroan dari PT Tunas Financindo Sarana menjadi PT Mandiri Tunas Finance berdasarkan perubahan Anggaran Dasar sesuai dengan Akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi. No. 181. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dengan Akta Notaris Emi Susilowati, S.H., No. 38 tanggal 21 Juni 2011, sehubungan dengan penghapusan satu ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan. Perubahan ini telah diterima dan dicatatkan dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-24971 tanggal 03 Agustus 2011.

PT Mandiri Tunas Finance (the “Company”) (formerly: PT Tunas Financindo Sarana) was incorporated with the name of PT Tunas Financindo Corporation on 17 May 1989 based on Notarial Deed of Misahardi Wilamarta, S.H., No. 262. The Company’s Articles of Association were approved by the Ministry of Justice in its Decision Letter No. C2-4868.HT.01.01.TH.89 dated 1 June 1989 and were published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 57, Supplement No. 1369 dated 18 July 1989. On 26 June 2009, the Company changed its name from PT Tunas Financindo Sarana to PT Mandiri Tunas Finance based on the amendment of the Articles of Association by the Notarial Deed of Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi. No. 181. The Articles of Association have been amended from time to time, the latest by the Notarial Deed of Emi Susilowati S.H., No. 38 dated 21 June 2011, concerning the writing off of one clauses in the Company’s Articles of Association. This deed was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-AH.01.10-24971 dated 03 August 2011.

Kegiatan komersial Perseroan dimulai tahun 1989. Perseroan memperoleh ijin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dalam bidang sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan No. 1021/KMK.013/1989 tanggal 7 September 1989, No. 54/KMK.013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal 19 Januari 2001 dan terakhir diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-352/KM.10/2009 tanggal 29 September 2009. Saat ini, Perseroan bergerak dalam kegiatan pembiayaan konsumen.

The Company commenced commercial activities in 1989. The Company obtained a business license to operate in leasing, factoring and consumer financing from the Ministry of Finance in its Decision Letter No. 1021/KMK.013/1989 dated 7 September 1989, No. 54/KMK.013/1992 dated 15 January 1992 and No 19/KMK.017/2001 dated 19 January 2001 and the latest amendment by the Ministry of Finance Decision Letter No. KEP-352/KM.10/2009 dated 29 September 2009. Currently, the Company is engaged in consumer financing activities.

Perseroan berdomisili di Jakarta Pusat dan mempunyai 67 kantor cabang yang berlokasi di beberapa tempat di Indonesia.

The Company is domiciled in Central Jakarta and has 67 branches throughout Indonesia.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/2 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued)

Pada tanggal 6 Februari 2009, PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama mengalihkan kepemilikan sahamnya di Perseroan sejumlah masing-masing 650.000.000 lembar saham dan 625.000.000 lembar saham atau sebesar 51% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Nomor 8 tanggal 6 Februari 2009.

On 6 February 2009, PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama have transferred their ownership in the Company amounting to 650.000.000 shares and 625.000.000 shares, respectively, representing 51% of total issued and fully paid-up shares, to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. by the Notarial Deed of Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M, No. 8 dated 6 February 2009.

Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Tunas Financindo Sarana ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) sebagai berikut:

The Company issued and registered Tunas Financindo Sarana Bonds on the Indonesian Stock Exchange (formerly Surabaya Stock Exchange) as follows:

Obligasi/Bonds Tanggal terbit/Issue date Nilai nominal/Nominal value

I 29 Mei/May 2003 500,000

II 14 Juni/June 2004 350,000

III 28 Juni/June 2005 350,000

IV 13 Februari/February 2007 600,000

V 8 Februari/February 2008 600,000

VI 6 Mei 2011/May 2011 600,000

Lihat Catatan 14a untuk rincian hutang obligasi. Refer to Note 14a for details of bonds payable.

Pada tanggal 18 November 2009, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance I tahun 2009 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Penerbitan MTN Mandiri Tunas Finance I tahun 2009 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 13 tanggal 18 November 2009 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang MTN.

On 18 November 2009, the Company issued and registered Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance I 2009 on Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). The issuance of MTN Mandiri Tunas Finance I 2009 and Trusteeship Agreement No. 13 dated 18 November 2009 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the Trustee for the MTN holders.

Pada tanggal 16 Februari 2010, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance II tahun 2010 di KSEI. Penerbitan MTN MTF II tahun 2010 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 05 tanggal 16 Februari 2010 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang MTN.

On 16 February 2010, the Company issued and registered Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance II 2010 on Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). The issuance of MTN Mandiri Tunas Finance II 2010 and Trusteeship Agreements No. 05 dated 16 February 2010 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the Trustee for the MTN holders.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/3 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) Pada tanggal 19 Mei 2011, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Tunas Financindo Sarana VI tahun 2011 (“Obligasi VI”) ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya). Penerbitan Obligasi VI tahun 2011 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan perjanjian No. 29 tanggal 25 Februari 2011 jo. Add.1 No.7 tanggal 5 April 2011 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mega Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang Obligasi.

On 16 February 2010, the Company issued and registered Bonds Tunas Financindo Sarana VI (Bonds VI) on Bursa Efek Indonesia (formerly Bursa Efek surabaya). The issuance of Bonds VI Bonds VI 2011 and Trusteeship Agreements No. 29 dated 25 February 2011 jo. Add.1 No. 7 date 5 April 2011 was signed by the Company and PT Bank Mega Tbk., as the Trustee for the Bonds holders.

Lihat Catatan 14b untuk rincian MTN. Refer to Note 14b for details of the MTN.

Susunan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perseroan adalah sebagai berikut:

The members of the Company`s Board of Commissioners, Board of Directors and Audit Committee are as follows:

SEPTEMBER

2011 SEPTEMBER

2010

Dewan Komisaris Board of Commissioners Komisaris Utama Anton Setiawan Anton Setiawan President Commissioner Komisaris Sarastri Baskoro Sarastri Baskoro Commissioner Komisaris Independen Hanifah Purnama Hanifah Purnama Independent Commissioner

Direksi Board of Directors Ignatius Susatyo Ignatius Susatyo Direktur Utama Wijoyo Wijoyo President Director Direktur Keuangan Anton Herdianto Anton Herdianto Finance Director Direktur Pemasaran Harjanto Tjitohardjojo Harjanto Tjitohardjojo Marketing Director

Komite Audit Audit Committee Ketua Hanifah Purnama Hanifah Purnama Chairman Anggota Sunardi Edirianto Sunardi Edirianto Member Rodion Wikanto Rodion Wikanto Anggota Njotowidjojo Njotowidjojo Member

Pembentukan Komite Audit Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.5.

Establishment of the Company’s Audit Committe in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.5.

Pada tanggal 30 September 2011, Perseroan memiliki 2.028 karyawan (September 2010: 1.711 karyawan).

As at 30 September 2011, the Company was 2,028 employees (September 2010: 1,711 employees).

Jumlah kompensasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir 30 September 2011 adalah sebesar Rp 5.980 (30 September 2010: Rp 3.747).

The total compensation paid to the Board of Commissioners and Directors for the year ended 30 September 2011 amounting to Rp 5,980 respectively (30 September 2010: Rp 3,747).

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/4 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI 2. ACCOUNTING POLICIES

Laporan keuangan Perseroan disusun oleh Direksi dan diselesaikan pada tanggal 26 Oktober 2011.

The Company’s financial statements were prepared by the Directors and completed on 26 October 2011.

Berikut ini adalah kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perseroan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000.

Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the financial statements of the Company, in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia and the Capital Market Supervisory Board - Financial Institution (BAPEPAM-LK) Regulation No. VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation Guidelines” included in the Appendix of the Decree of the Chairman of the BAPEPAM-LK No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000.

a. Dasar penyusunan laporan keuangan a. Basis of preparation of financial

statements

Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali untuk aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, aset dan kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan kontrak derivatif yang diukur berdasarkan nilai wajar. Laporan keuangan disusun berdasarkan akuntansi akrual.

The financial statements have been prepared on the basis of historical costs, except for financial assets classified as available for sale, financial assets and liabilities held at fair value through profit or loss and all derivative contracts which have been measured at fair value. The financial statements are prepared under the accrual basis.

Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.

The statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purposes of the statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less.

Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - nilai aset dan kewajiban dilaporkan dan pengungkapan atas aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan

- jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.

The preparation of financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires the use of estimates and assumptions that affects: - the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, and

- the reported amounts of revenues and expenses during the reported period.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik Manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Although these estimates are based on Management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah yang terdekat.

Amounts in the financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah unless otherwise stated.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/5 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Perubahan kebijakan akuntansi b. Changes in accounting policies

Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam tahun ini adalah konsisten dengan tahun sebelumnya kecuali kebijakan-kebijakan yang dipengaruhi oleh hal-hal berikut:

The accounting policies adopted for this year are consistent with those used in the previous years except for policies affected by the followings:

Implementasi PSAK No. 50 (Revisi 2006)

dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) Implementation of SFAS No. 50 (Revised

2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006)

Sejak tanggal 1 Januari 2010, Perseroan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 (Revisi 2006) - Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) - Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. PSAK ini diterapkan secara prospektif. Oleh karena itu tidak terdapat penyajian kembali pada informasi pembanding pada tahun-tahun sebelumnya. Lihat Catatan 21.

Since 1 January 2010, the Company has implemented Statements of Financial Accounting Standard (SFAS) No. 50 (Revised 2006) - Financial Instruments: Presentation and Disclosure and SFAS No. 55 (Revised 2006) - Financial Instruments: Recognition and Measurement. These SFAS were applied prospectively. Therefore, there are no restatements to the comparative financial information for prior years. Refer to Note 21.

Dalam melakukan penerapan PSAK 50

(Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan kewajiban keuangan.

During the implementation of SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006), the Company classified financial instruments into financial assets and financial liabilities.

Aset keuangan Financial assets Perseroan mengklasifikasikan aset

keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

The Company classifies its financial assets in the following categories: (i) financial assets at fair value through profit and loss, (ii) loans and receivables, (iii) held-to-maturity financial assets, and (iv) available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.

(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi (i) Financial assets at fair value through

profit or loss

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perseroan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

This category comprises two sub-categories: financial assets classified as held for trading and financial assets designated by the Company as fair value through profit or loss upon initial recognition.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/6 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting policies

(continued)

Aset keuangan (lanjutan) Financial assets (continued)

(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (lanjutan)

(i) Financial assets at fair value through profit or loss (continued)

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai

diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portfolio instrumen keungan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short-term profit taking) yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term, or if it is part of a portfolio of identified financial instruments which are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit taking. Derivatives are categorised as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.

Instrumen keuangan yang

dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing-masing sebagai "Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”.

Financial instruments included in this category are recognised initially at fair value; transaction costs are taken directly to the statement of income. Gains and losses arising from changes in fair value and sales of these financial instrument are included directly in the statement of income and are reported respectively as “Gains/(losses) from change in fair value of financial instruments“ and “Gains/(losses) from sale of financial instruments”.

Pada tanggal neraca, tidak ada aset

keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diperdagangkan.

At the balance sheet date, there are no financial assets classified as held for trading.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/7 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting policies

(continued)

Aset keuangan (lanjutan) Financial assets (continued)

(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang (ii) Loans and receivables Pinjaman yang diberikan dan piutang

adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

• yang dimaksudkan oleh Perseroan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

• yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual oleh Perseroan; atau

• dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:

• those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates to be at fair value through profit or loss;

• those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or

• those for which the Company may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration and receivables.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan dikurangi pendapatan administrasi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi piutang pembiayaan konsumen, piutang lain-lain dan aset lain-lain.

Loans and receivables are initially recognised at fair value plus transaction costs and minus administration income, and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method. Loans and receivables consist of consumer financing receivables, other receivables and other assets.

Dalam hal terjadi penurunan nilai,

penyisihan piutang ragu-ragu dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai ”Penyisihan piutang ragu-ragu”.

In the case of impairment, provision for doubtful accounts is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loans and receivables recognised in the income statement as “Provision for doubtful accounts”.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/8 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting policies

(continued)

Aset keuangan (lanjutan) Financial assets (continued)

(iii) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo

(iii) Held-to-maturity financial assets

Aset keuangan dalam kelompok dimiliki

hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:

Held-to-maturity financial assets are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities that the Management has the positive intention and ability to hold to maturity, other than:

a) yang pada saat pengakuan awal

ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

b) yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan

c) yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

a) those that the Company upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;

b) those that the Company designates

as available for sale; and c) those that meet the definition of loans

and receivables. Pada saat pengakuan awal, aset

keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

These are initially recognised at fair value including transaction costs and subsequently measured at amortised cost, using the effective interest method.

Pada tanggal neraca, tidak ada aset

keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo.

At the balance sheet date, there are no financial assets classified as held-to-maturity financial assets.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/9 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting policies (continued)

Aset keuangan (lanjutan) Financial assets (continued)

(iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual (iv) Available-for-sale financial assets Aset keuangan dalam kelompok tersedia

untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Available-for-sale financial assets are financial assets that are intended to be held for an indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity or changes in interest rates or exchange rates, or those assets that are not classified as loans and receivables, held-to-maturity financial assets or financial assets at fair value through profit or loss.

Pada saat pengakuan awalnya, aset

keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba rugi. Namun pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.

Available-for-sale financial assets are initially recognised at fair value, plus transaction costs, and measured subsequently at fair value with gains and losses being recognised in the statement of changes in equity, except for impairment losses and foreign exchange gains and losses, until the financial assets are derecognised. If an available-for-sale financial asset is determined to be impaired, the cumulative unrealised gain/loss arising from the changes in fair value previously recognised in the statement of changes in equity, is recognised in the income statement. However, interest is calculated using the effective interest method, and foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available-for-sale are recognised in the income statement.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/10 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting policies (continued)

Aset keuangan (lanjutan) Financial assets (continued)

(iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual (lanjutan)

(iv) Available-for-sale financial assets (continued)

Pada tanggal neraca, tidak ada aset

keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.

At the balance sheet date, there are no financial assets classified as available-for-sale financial assets.

(v) Pengakuan (v) Recognition Perseroan menggunakan akuntansi

tanggal penyelesaian untuk kontrak regular ketika mencatat transaksi aset keuangan.

The Company uses settlement date accounting for regular contracts when recording financial assets transactions.

(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (vi) Impairment of financial assets Pada setiap tanggal neraca, Perseroan

mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. Impairment losses are incurred only if there is ojective evidence of impairment as a result of one or more events that occured after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that that oss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.

Kesulitan keuangan yang dialami debitur,

kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas piutang tersebut.

Significant financial difficulties of the debtors, the probability that the debtors will enter bankruptcy and default, or delinquency in payments are considered as indicators that the receivable is impaired.

Perseroan menentukan penurunan nilai

atas aset keuangan secara kolektif. The Company assesses impairment of

financial assets collectively.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/11 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting policies (continued)

Aset keuangan (lanjutan) Financial assets (continued)

(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan

(lanjutan) (vi) Impairment of financial assets

(continued) Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai

secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit.

For the purpose of a collective evaluation of impairment, financial asset are grouped on the basis of similar credit risk characteristics.

Arus kas masa datang dari kelompok

aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Perseroan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the Company. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions which did not affect the period on which the historical loss experience is based, and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.

Ketika piutang yang diberikan tidak

tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penyisihan piutang ragu-ragu yang terkait dengan piutang yang diberikan diklasifikasikan ke dalam “Penyisihan piutang ragu-ragu”.

When a loan is uncollectible, it is written off against the related allowance for loan impairment. Such loans are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of loss has been determined. Impairment charges relating to loans and receivables are classified into “Provision for doubtful accounts”.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/12 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting policies (continued)

Aset keuangan (lanjutan) Financial assets (continued)

(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan

(lanjutan) (vi) Impairment of financial assets

(continued)

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.

If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised, the previously recognised impairment loss is reversed by adjusting the provision account. The amount of the impairment reversal is recognised in the statement of income.

Penerimaan kemudian atas piutang yang

diberikan yang telah dihapusbukukan, dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun penyisihan piutang ragu-ragu.

Subsequent recoveries of loans written off are credited to the allowance for doubtful account.

Kewajiban keuangan Financial liabilities Perseroan mengklasifikasikan kewajiban

keuangan dalam kategori: (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

The Company classified its financial liabilities in the categories of: (i) financial liabilities at fair value through profit or loss; and (ii) financial liabilities measured at amortised cost.

(i) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

(i) Financial liabilities at fair value through profit or loss

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori:

(i) kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan; dan (ii) kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan Perseroan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

This category comprises two sub-categories: (i) financial liabilities classified as held for trading; and (ii) financial liabilities designated by the Company as at fair value through profit or loss upon initial recognition.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/13 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting policies (continued)

Kewajiban keuangan (lanjutan) Financial liabilities (continued)

(i) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (lanjutan)

(i) Financial liabilities at fair value through profit or loss (continued)

Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

A financial liability is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking. Derivatives are also categorised as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.

Keuntungan dan kerugian yang timbul

dari perubahan nilai wajar kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai “Keuntungan/ (kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.

Gain and losses arising from changes in the fair value of financial liabilities classified as held for trading are included in the statement of income and are reported as “Gains/(losses) from changes in fair value of financial instruments”.

Pada tanggal neraca, tidak ada

kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diperdagangkan kecuali kewajiban derivatif.

At the balance sheet date, there are no financial liabilities categorised as held for trading except for derivative payables.

(ii) Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

(ii) Financial liabilities measured at amortised cost

Kewajiban keuangan yang tidak

diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain hutang usaha, hutang lain-lain, beban yang masih harus dibayar, pinjaman bank, dan surat berharga yang diterbitkan.

Financial liabilities that are not classified as at fair value through profit and loss fall into this category and are measured as amortised cost. Financial liabilities measured at amortised cost are trade payables, other payables, accrued expenses, bank loans and securities issued.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/14 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting policies (continued)

Kewajiban keuangan (lanjutan) Financial liabilities (continued)

Pada saat pengakuan awal, kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi.

Financial liabilities at amortised cost are initially recognised at fair value plus transaction costs.

Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortised cost using effective interest rates method.

Penghentian pengakuan Derecognition

Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Perseroan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Financial assets are derecognised when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are also transferred (if all risks and rewards have been substantially transferred, the Company performs evaluation to ensure that continuing involvement on the basis of any retained powers of control does not prevent derecognition). Financial liabilities are derecognised when they have been redeemed or otherwise extinguished.

Klasifikasi aset dan kewajiban keuangan Classification of financial assets and

liabilities

Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:

The Company classifies the financial instruments into classes which reflect the nature of information and take into account the characteristics of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/15 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting policies (continued)

Klasifikasi aset dan kewajiban keuangan

(lanjutan) Classification of financial assets and

liabilities (continued)

Kategori yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2006)/

Category as defined by SFAS 55 (Revised 2006)

Golongan (ditentukan oleh Perseroan)/

Class (as determined by the

Company)

Subgolongan/ Subclasses

Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents

- Kas/Cash on hand - Kas pada bank/Cash in banks - Deposito berjangka/Time deposit

Piutang pembiayaan konsumen/Consumer financing receivables

Piutang lain-lain/Other receivables

Aset keuangan/ Financial assets

Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables

Aset lain-lain/Other assets

- Piutang karyawan/Employee receivables - Piutang bunga/Interest receivables - Setoran dalam perjalanan/Deposit in transit - Uang muka/Advance payment

Hutang usaha/Trade payables

- Hutang kendaraan/Vehicle payables - Hutang asuransi/Insurance payables

Hutang lain-lain/Other payables

- Kantor pendaftaran fidusia/Fiduciary register office - Premi asuransi/Insurance premium - Pembiayaan bersama/Joint financing - Lain-lain/Others

Beban yang masih harus dibayar/Accrued expenses

Pinjaman bank/Bank loans

Kewajiban keuangan/ Financial liabilities

Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/Financial liabilities at amortised cost

Surat berharga yang diterbitkan/Securities issued

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/16 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan) b. Changes in accounting policies (continued)

Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK

50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)

Transitional Provisions Upon First Time Implementation of SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006)

Perhitungan Suku Bunga Efektif Effective Interest Rate

Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut.

The effective interest rate for financial instruments measured at amortised cost that were acquired prior to and still have a balance remaining as at 1 January 2010 is calculated by referring to the future cash flows that will be generated from the time SFAS 55 (Revised 2006) is first implemented up to the maturity of the financial instruments.

Penurunan Nilai Instrumen Keuangan Impairment of Financial Instruments

Pada tanggal 1 Januari 2010, Perseroan menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010.

As at 1 January 2010, the Company should determine any possible impairment of financial instruments based on conditions existing at that date. Any difference between the impairment resulting from implementation of SFAS 55 (Revised 2006) and the impairment calculated based on previous applicable accounting principles is recognised in retained earnings at 1 January 2010.

c. Penjabaran mata uang asing c. Foreign currency translation

Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan Perseroan.

The financial statements are presented in Rupiah, which is the reporting currency of the Company.

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca.

Transactions denominated in a foreign currency are translated into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transaction. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated at the exchange rates prevailing at that date.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/17 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Penjabaran mata uang asing (lanjutan) c. Foreign currency translation (continued)

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi.

Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognised in the statements of income.

Pada tanggal 30 September 2011, 30 September dan 31 Desember 2010, kurs nilai tukar yang digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp 8.823 (2010: Rp 8.924 dan Rp 8.991) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (“Dolar AS”).

As at 30 September 2011, 30 September and 31 December 2010, the exchange rates used are the Bank Indonesia middle rate of Rp 8,823 (2010: Rp 8,924 and Rp 8,991) for 1 United States Dollar (“US Dollar”).

d. Kas dan setara kas d. Cash and cash equivalents

Kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya, tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang sangat signifikan.

Cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, which are not restricted and are not pledged as collateral for any borrowing and that are readily convertible to known amounts of cash which are subject to insignificant risk of changes in value.

e. Piutang pembiayaan konsumen e. Consumer financing receivables

Piutang pembiayaan konsumen diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah biaya-biaya transaksi dan yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Consumer financing receivables are recognised initially at fair value, added with directly attributable transactions costs and deducted by yield enhancing income, and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method. Consumer financing receivables are classified as loans and receivables. Refer to Note 2b for the accounting policy of loans and receivables.

Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.

Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of income at the transaction date.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/18 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

e. Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan) e. Consumer financing (continued)

Sebelum 1 Januari 2010, piutang pembiayaan konsumen merupakan piutang setelah dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, penyisihan piutang ragu-ragu dan jumlah yang dibiayai bersama pihak-pihak lain. Biaya transaksi dan pendapatan administrasi dibebankan dan dikreditkan secara langsung pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Prior to 1 January 2010, consumer financing receivables represented receivables net of unearned income on consumer financing, allowance for doubtful accounts and amount jointly financed by other parties. Transaction costs and administration income were charged and credited directly to the current year statement of income.

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai penghasilan sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif.

Unearned consumer financing income is the difference between total installments to be received from customers and the total financing which is recognised as income over the term of the contract using the effective interest rate.

Pembiayaan bersama Joint financing

Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana Perseroan menanggung risiko kredit (with recourse) disajikan di neraca secara bruto dan pembiayaan yang diterima dari pihak-pihak lain disajikan di neraca sebagai pinjaman sejumlah porsi pembiayaannya. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama with recourse tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi.

Joint financing receivables where the Company bears credit risks (with recourse) are presented on a gross basis in the balance sheet and the funds received from are presented as borrowings in the balance sheet in accordance with their portion. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing with recourse are also presented on a gross basis in the statement of income.

Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu.

Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables where joint financing providers bear credit risk in accordance with its portion (without recourse), unearned consumer financing income and provision for doubtful accounts.

Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di neraca secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi.

Joint financing receivables where the Company and joint financing providers bear credit risk in accordance with their portion (without recourse) are presented on a net basis in the balance sheet. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing without recourse are also presented on a net basis in the statement of income.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/19 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

e. Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan) e. Consumer financing (continued)

Pembiayaan bersama (lanjutan) Joint financing (continued)

Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”.

For joint financing without recourse, the Company has the right to set higher interest rates to customers than those as stated in the joint financing agreements with joint financing providers. The difference is recognised as the Company’s revenue and disclosed as “Consumer Financing Revenue”.

f. Investasi bersih dalam Sewa Pembiayaan f. Net Investment in financial leases

Investasi bersih dalam sewa pembiayaanmerupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan penyisihan piutang raguragu. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunainya piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan suku bunga efektif.

Net investment in finance leases represent lease receivables plus the residual value at the end of the lease period and stated net of unearned lease income, security deposits and allowances for doubtful accounts. The difference between the gross lease receivable and the present value of the lease receivable is recognised as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to current year statement of income based on a constant rate of return on the net investment using effective interest rates.

Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.

The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.

Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of income at the transaction date.

Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Net investment in finance leases are classified as loans and receivables. Refer to Note 2b foraccounting policy of loans and receivables.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/20 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

g. Penyisihan piutang ragu-ragu g. Provision for doubtful accounts

Sebelum 1 Januari 2010, Perseroan mengklasifikasikan umur piutang menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Besarnya penyisihan ditentukan berdasarkan kerugian historis atau ketika terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang kemungkinan tidak dapat tertagih. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 180 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan piutang ragu-ragu ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan.

Prior to 1 January 2010, the Company classified its receivables aging in accordance with Bank Indonesia Regulation No. 7/2/2005 dated 20 January 2005 concerning Asset Quality Rating for Commercial Banks. The amount of the provision for doubtful accounts is determined based on an assessment of historical loss experience or when there is objective evidence that the outstanding receivables will probably not be collected. Doubtful accounts are written off when they have been overdue for more than 180 days or determined to be not collectible. The write-off of doubtful accounts does not eliminate the right to collect and, hence are still to be pursued for collection continuously.

Setelah 1 Januari 2010, Perseroan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) dimana Perseroan melakukan perhitungan penyisihan piutang ragu-ragu dengan menggunakan metode “incurred losses”. Lihat Catatan 2b.

Since 1 January 2010, the Company has implemented SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006), therefore the Company calculates the provision for doubtful accounts using the incurred losses methodology. Refer to Note 2b.

h. Beban dibayar dimuka h. Prepaid expenses

Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

Prepaid expenses are amortised over the periods benefited using the straight-line method.

i. Aset tetap dan penyusutan i. Fixed assets and depreciation

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation.

Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.

Acquisition cost covers all expenditure that is directly attributable to the acquisition of the items.

Tanah tidak disusutkan. Land is not depreciated. Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:

Depreciation on fixed assets other than land is calculated using the straight-line method over their estimated useful life as follows:

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/21 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

i. Aset tetap dan penyusutan (lanjutan) i. Fixed assets and depreciation(continued)

Golongan

Masa manfaat (tahun)/ Useful life (years)

Classification

Bangunan 20 Buildings Perabotan dan peralatan kantor 5 Furniture and office equipment Kendaraan 5 Vehicles Renovasi bangunan sewa 3 - 5 Leasehold improvement

Aset tetap kecuali tanah dan bangunan dalam pengerjaan disusutkan sampai dengan nilai sisanya.

Fixed assets except land and construction in progress are depreciated to their residual value.

Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar Perseroan akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount or recognised as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Company and the cost of the item can be measured reliably. Amounts in respect of replaced parts are derecognised. All other repairs and maintenance are charged to the statement of income during the period in which they are incurred.

Nilai residu dan umur manfaat aset ditelaah dan disesuaikan, setiap tanggal neraca jika diperlukan.

The assets’ residual values and useful lives are reviewed, and adjusted if appropriate, at each balance sheet date.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi.

When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements and the resulting gain or loss on the disposal of fixed assets is recognised in the statement of income.

Apabila nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.

When the carrying amount of an asset is greater than its estimated recoverable amount, it is written down immediately to its recoverable amount.

j. Perpajakan j. Taxation

Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode kewajiban neraca. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer yang ada antara aset dan kewajiban atas dasar pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban dalam laporan keuangan. Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak penghasilan tangguhan.

Deferred income tax is provided using the balance sheet liability method, on temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts in the financial statements. Currently enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/22 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

j. Perpajakan (lanjutan) j. Taxation (continued)

Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.

Deferred tax assets are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the temporary differences can be utilised.

Penyesuaian terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding ketika hasil banding sudah diputuskan.

Amendments to taxation obligations are recognised when an assessment is received or, if appealed against, when the result of the appeal is determined.

k. Imbalan kerja k. Employee benefits Imbalan kerja jangka pendek Short-term employee benefits

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.

Short-term employee benefits are recognised when they accrue to the employees.

Imbalan pasca-kerja Post-employment benefits

Imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan Peraturan Perseroan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”).

Post-employment employee benefits, such as pensions, severance pay, service pay, and other benefits are provided in accordance with the Company’s Regulations and Labour Law No. 13/2003 (“Law 13/2003”).

Karena UU 13/2003 menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU 13/2003 adalah program imbalan pasti.

Since Law 13/2003 sets the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance pension plans under this Law 13/2003 represent defined benefit plans.

Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.

A defined benefit plan is a pension plan that defines an amount of pension benefit to be provided, usually as a function of one or more factors such as age, years of service or compensation.

Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di neraca adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit.

The liability recognised in the balance sheet in respect of defined benefit pension plans is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service cost. The present value of defined benefit obligation is calculated annually by an independent actuary using the projected unit credit method.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/23 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

k. Imbalan kerja (lanjutan) k. Employee benefits (continued) Imbalan pasca-kerja (lanjutan) Post-employment benefits (continued)

Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi Perseroan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.

The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of high quality corporate bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid, and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.

Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.

Actuarial gains and losses arise from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to pension plans.

Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari imbalan pasti, maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan yang bersangkutan.

When the actuarial gains or losses exceed 10% of the defined benefit, they are charged or credited to the statement of income over the average remaining service lives of the related employees.

Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.

Past-service costs are recognised immediately in the statement of income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortised on a straight-line method over the vesting period.

l. Saham l. Share capital

Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas.

Ordinary shares are classified as equity.

m. Dividen m. Dividends

Pembagian dividen final diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan pada tanggal dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan.

Final dividend distributions are recognised as a liability in the financial statement at the date when the dividends are approved in the Company’s General Meeting of Shareholders.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/24 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

n. Laba per saham n. Earnings per share

Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode yang bersangkutan.

Earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the period.

Pada tanggal 30 September 2011 dan September 2010, tidak ada efek yang berpotensi menjadi saham biasa. Oleh karena itu, tidak terdapat saham dilusian.

As at September 30, 2011 and September 30, 2010 there were no existing instruments which could result in the issue of further ordinary shares. Therefore there is no diluted earnings per share.

o. Surat berharga yang diterbitkan o. Securities issued

Surat berharga yang diterbitkan meliputi Medium Term Notes dan Hutang Obligasi.

Securities issued consist of Medium Term Notes and Bonds Payable.

Surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan surat berharga dikurangkan dari jumlah surat berharga yang diterbitkan dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Securities issued are classified as financial liabilities at amortised cost. Incremental costs directly attributable to the issuance of securities are deducted from the amount of securities issued and amortised over the period of the securities issued using the effective interest rate method. Refer to Note 2b for the accounting policy of financial liabilities at amortised cost.

Sebelum 1 Januari 2010, surat berharga yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi dengan biaya emisi yang belum diamortisasi. Biaya emisi adalah beban yang terjadi sehubungan dengan surat berharga yang diterbitkan, diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga yang diterbitkan tersebut. Biaya emisi diamortisasi selama jangka waktu obligasi dengan menggunakan metode garis lurus.

Prior to 1 January 2010, securities issued are presented at nominal value net of unamortised securities issuance cost. Costs incurred in connection with securities issuance are recognised as a discount and offset directly from the proceeds derived from such offerings and amortised over the period of the securities issued using the straight line method.

p. Transaksi dengan pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa p. Transactions with related parties

Perseroan mempunyai transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan PSAK No.7 “Pengungkapan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

The Company has transactions with related parties. The definition of related parties used is in accordance with SFAS No.7 “Related Party Disclosures”.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/25 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 2. ACCOUNTING POLICIES (continued)

p. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lanjutan)

p. Transactions with related parties (continued)

Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan di catatan atas laporan keuangan.

All transactions with related parties are disclosed in the notes to the financial statements.

q. Pengakuan pendapatan dan beban q. Income and expense recognition

Pendapatan dari pembiayaan konsumen diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif, setelah memperhitungkan biaya transaksi dan yield enhancing income. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan dari pembiayaan konsumen diakui dengan tidak memperhitungkan biaya transaksi dan yield enhancing income.

Revenue from consumer financing is recognised over the term of the respective contracts using the effective interest rate method, net of transaction costs and yield enhancing income. Prior to 1 January 2010, revenue from consumer financing is recognised without considering transaction costs and yield enhancing income.

Pendapatan bunga bank dan denda keterlambatan pembayaran diakui pada saat terjadinya. Pendapatan bunga bank disajikan secara bruto pada laporan laba rugi.

Interest income and late payment penalties are recognised upon receipt. Interest income is presented on a gross basis in the statement of income.

Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya menggunakan dasar akrual.

Income and expense are recognised as being incurred on an accrual basis.

r. Informasi segmen r. Segment information

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perseroan.

Segment information is prepared in conformity with the accounting policies adopted for preparing and presenting the Company’s financial statements.

Bentuk primer pelaporan informasi segmen Perseroan adalah segmen usaha dan jenis kendaraan yang dibiayai oleh Perseroan dan bentuk sekunder pelaporan informasi Perseroan adalah segmen geografis.

The primary reporting segment format of the Company is the business segment and the type of vehicles financed by the Company, and the secondary reporting segment format of the Company is geographical segment.

Sebuah segmen usaha adalah sekelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah segmen geografis menyediakan jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.

A business segment is a group of assets and operations engaged in providing products or services that are subject to risks and returns that are different from those of other business segments. A geographical segment is engaged in providing services within a particular economic environment that are subject to risks and returns different from those of segments operating in other economic environments.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/26 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

3. KAS DAN SETARA KAS 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Kas 11,173 4,642 Cash on hand Kas pada bank Cash in banks

Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. 13,034 2,307 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Danamon Indonesia 1,860 56 PT Bank Danamon Indonesia PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 1,250 1,225 (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 177 195 (Persero) Tbk. The Hongkong & Shanghai The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited Banking Corporation Limited (HSBC) 120 109 (HSBC) PT Bank CIMB Niaga Tbk. 103 32 PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Mega Tbk. 94 11 PT Bank Mega Tbk. PT Bank UOB Buana 29 142 PT Bank UOB Buana PT Bank Bukopin Tbk. 26 117 PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Panin Tbk. 25 - PT Bank Panin Tbk. PT Bank Chinatrust 17 27 PT Bank Chinatrust PT Bank OCBC NISP Tbk. 10 - PT Bank OCBC NISP Tbk. Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, Jakarta 3 4 Jakarta Dolar AS US Dollars Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, Jakarta 118 124 Jakarta Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Related party

Rupiah Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 14,434 5,445 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 31,300 9,794

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/27 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Deposito berjangka Time deposit Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah PT Bank Jabar Banten Tbk. 52,500 19,000 PT Bank Jabar Banten Tbk. PT Bank BTPN Tbk. 15,000 - PT Bank BTPN Tbk. PT Bank Mega Tbk. 50 50 PT Bank Mega Tbk. PT Bank Tabungan Negara Tbk. - 19,000 PT Bank Tabungan Negara Tbk. PT Bank UOB Buana - 15,000 PT Bank UOB Buana PT Bank Central Asia Tbk. - 4,000 PT Bank Central Asia Tbk. 67,550 57,050 110,023 71,486

Tingkat suku bunga deposito berjangka kurang dari 3 (tiga) bulan dalam mata uang Rupiah berkisar antara 5,50% - 8,50% per tahun (Desember 2010: 5,00% - 9,00% per tahun).

The interest rates for time deposits of less than 3 (three) months denominated in Rupiah ranged between 5.50% - 8.50% per annum (December 2010: 5.00% - 9.00% per annum ).

Suku bunga rekening giro bank per tahun berkisar antara 0,00% - 3,00% untuk mata uang Rupiah pada bulan September 2011 dan Desember 2010. Suku bunga untuk mata uang Dolar AS sebesar 0,00% pada bulan September 2011 dan 2010.

The bank current account earned annual interest at rates ranging between 0.00% - 3.00% for Rupiah balance in September 2011 and December 2010. The interest rate for the USD balance was 0.00% in September 2011 and 2010.

Lihat Catatan 23a untuk rincian saldo dan transaksi yang mempunyai hubungan istimewa.

Refer to Note 23a for details of balances and transactions with related parties.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/28 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

4. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN 4. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Piutang pembiayaan konsumen - Consumer financing bruto: 9,187,192 5,832,837 receivables - gross: Dikurangi: Less: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan Joint financing and penyaluran pemberian kredit channeling without recourse - bruto: without recourse - gross: Rupiah Rupiah - Pihak ketiga (467) (8,747) Third parties - - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (4,814,779) (3,089,860) Related parties - (4,815,246) (3,098,607) related parties- Piutang pembiayaan konsumen - Consumer financing - bruto: receivables gross: Pembiayaan sendiri 4,371,946 2,734,230 Direct financing Dikurangi: Less: Pendapatan pembiayaan Unearned income konsumen yang belum diakui: on consumer financing: Rupiah Rupiah - Pihak ketiga (1,551,845) (1,008,768) Third parties - Dikurangi: Less: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan Joint financing and penyaluran pemberian kredit channeling without recourse - bruto: without recourse - gross: Rupiah Rupiah - Pihak ketiga 19 362 Third parties - - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 690,040 447,768 Related parties - 690,059 448,130 Pendapatan pembiayaan Unearned income konsumen yang belum diakui: on consumer financing: Pembiayaan sendiri (861,786) (560,638) Direct financing 3,510,160 2,173,592 Penyisihan piutang Provision for doubtful ragu-ragu (59,787) (40,769) accounts

Bersih 3,450,373 2,132,823 Net

Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 60 bulan.

The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 60 months.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/29 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

4. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)

4. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued)

Angsuran dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto per 30 September 2011 dan Desember 2010 yang akan diterima dari konsumen berdasarkan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:

Installments of consumer financing receivables - gross balance as at 30 September 2011 and December 2010 which will be received from customers based on the maturity dates are as follows:

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Tahun Year 2011 1,032,442 2,546,857 2011 2012 3,821,983 1,932,820 2012 2013 2,785,188 1,032,491 2013 2014 1,273,814 293,468 2014 2015 dan sesudahnya 273,765 27,201 2015 and latter 9,187,192 5,832,837

Analisa umur piutang pembiayaan konsumen - bruto adalah sebagai berikut:

The aging analysis of consumer financing receivables - gross are as follows:

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Belum jatuh tempo 8,548,318 5,484,633 Current Lewat jatuh tempo: Overdue: 1 – 90 hari 533,927 295,280 1 – 90 days 91 – 120 hari 41,496 22,463 91 – 120 days 121 – 180 hari 58,387 27,480 121 – 180 days > 180 hari 5,064 2,981 > 180 days 9,187,192 5,832,837

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

The movements in the provision for doubtful accounts are as follows:

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Saldo awal 40,769 16,343 Beginning balance First implementation Penerapan awal PSAK 50 of SFAS 50 and 55 dan 55 (Revisi 2006) (Catatan 21) - 11,322 (Revised 2006) (Note 21) Penyisihan selama tahun berjalan 81,489 46,116 Provision made during the year Penghapusan piutang Doubtful accounts ragu-ragu (73,760) (46,861) written-off Pemulihan kembali piutang Recovery from receivables yang telah dihapusbukukan 11,289 13,849 written-off Saldo akhir 59,787 40,769 Ending balance

Pada 30 September 2011, suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen berkisar antara 13,87% - 30,24% per tahun (Desember 2010: 13,25% - 30,00% per tahun).

In September 2011, the effective interest rates charged to customers ranged between 13.87% - 30.24% per annum (December 2010: 13.25% - 30.00% per annum).

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/30 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

4. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)

4. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued)

Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen, Perseroan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan bermotor yang dibiayai Perseroan.

The consumer financing receivables are secured by fiduciary transfers on vehicles subject to finance whereby the Company receives Motor Vehicle Ownership Certificates (BPKB).

Piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi pada bulan September 2011 adalah sebesar 0,00499% dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto (Desember 2010: 0,0002%).

The balance of restructured consumer financing receivables in September 2011 was 0.00499% of the consumer financing receivables balance - gross (December 2010: 0.0002%).

Pada tanggal 30 September 2011, piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diterima oleh Perseroan dan hutang obligasi seperti yang dijelaskan pada Catatan 12 dan 13 adalah sejumlah Rp 2,422,176 (Desember 2010: Rp 1.208.627).

As at 30 September 2011, total consumer financing receivables pledged as collateral for bank loans and bonds payable as disclosed in Notes 12 and 13 amounting to Rp 2.422.176 ( December 2010: Rp 1,208,627).

Berdasarkan penelaahan terhadap piutang konsumen pada akhir tahun, Direksi berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.

Based on a review of the status of consumer financing receivables at the end of the year, the Directors are of the opinion that the provision for doubtful accounts is sufficient to cover any possible losses from uncollectible consumer financing receivables.

5. INVESTASI BERSIH DALAM SEWA PEMBIAYAAN

5. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES

SEPTEMBER 2011

DESEMBER 2010

Investasi bersih dalam sewa - Consumer financing Pembiayaan pihak ketiga Rupiah Rupiah - Piutang sewa pembiayaan bruto 43,504 - Finance Lease receivable –gross - - Nilai sisa yang terjamin 7,219 - Guaranteed residual value - - Pendapatan sewa pembiayaan Yang ditangguhkan (6,426) - unearned leased income -

- Simpanan jaminan (7,219) - Security Deposit - 37,078 - Penyisihan piutang Provision for doubtful ragu-ragu (111) - accounts Bersih 36.967 - Net

Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 36 bulan.

The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 36 months.

Piutang sewa pembiayaan bruto sesuai dengan tanggal jatuh temponya:

Finance leases gross have the following settlement agreement:

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/31 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

5. INVESTASI BERSIH DALAM SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)

5. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES (continued)

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Tahun Year 2011 4,422 - 2011 2012 17,688 - 2012 2013 15,902 - 2013 2014 dan sesudahnya 5,492 - 2014 and latter 43,504 -

Analisa umur piutang pembiayaan konsumen - bruto adalah sebagai berikut:

The aging analysis of consumer financing receivables - gross are as follows:

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Belum jatuh tempo 43,504 - Current Lewat jatuh tempo: Overdue: 1 – 90 hari - - 1 – 90 days 91 – 120 hari - - 91 – 120 days 121 – 180 hari - - 121 – 180 days > 180 hari - - > 180 days 43,504 -

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

The movements in the provision for doubtful accounts are as follows:

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Saldo awal - - Beginning balance Penyisihan selama tahun berjalan 111 - Provision made during the year Penghapusan piutang ragu-ragu - - Doubtful accounts written-off Pemulihan kembali piutang Recovery from receivables yang telah dihapusbukukan - - written-off Saldo akhir 111 - Ending balance

Pada 30 September 2011, suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen berkisar antara 12,75% - 13,62% per tahun.

In September 2011, the effective interest rates charged to customers ranged between 12.75% - 13.62% per annum.

Pada saat transaksi sewa pembiayaan ditandatangani, penyewa pembiayaan memberikan uang jaminan yang akan diperhitungkan dengan nilai jual aset sewa pembiayaan pada saat transaksi berakhir bila penyewa pembiayaan menggunakan hak opsinya untuk membeli aset sewa pembiayaan tersebut, bila tidak jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa pembiayaan.

At the signing of lease contracts, the lessee is requiredto pay a security deposit, which will be applied against the selling price of the leased asset at the end of the lease termif the lessee exercises his option to purchase the leased asset, otherwise, the security deposit will be refunded to the lessee.

Direksi berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan..

The Directors believe that the existing allowance for doubtful accounts is adequate to cover possible losses arising from uncollectible factoring receivable.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/32 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

6. PIUTANG LAIN-LAIN 6. OTHER RECEIVABLES

SEPTEMBER 2011

DESEMBER 2010

Pihak ketiga Third parties Piutang asuransi 2,498 1,367 Insurance receivables Piutang penjualan kendaraan sales of collateral vehicle jaminan 622 622 receivables Piutang koperasi 457 473 Receivables from “koperasi” Lain-lain 3,756 1,319 Others 7,333 3,781 Dikurangi: Less: Penyisihan piutang ragu-ragu (1,511) (1,970) Provision for doubtful accounts 5,822 1,811 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Related parties

Lain-lain 528 510 Others 6,350 2,321

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

The movements in the provision for doubtful accounts are as follows:

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Saldo awal 1,970 2,099 Beginning balance Penyisihan/(pembalikan) Provision/(reversal) selama tahun berjalan (459) 83 made during the year Lain-lain - (212) Others Saldo akhir 1,511 1,970 Ending balance

Berdasarkan penelaahan terhadap piutang lain-lain pada akhir tahun, Direksi berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang.

Based on a review of the status of other receivables at the end of the year, the Directors are of the opinion that the provision for doubtful accounts is sufficient to cover any possible losses from uncollectible accounts.

Lihat Catatan 23a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Refer to Note 23a for details of balances and transactions with related parties.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/33 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

7. PERPAJAKAN 7. TAXATION

a. Tagihan kelebihan pajak a. Claim for tax refund SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Pajak pertambahan nilai Value added tax - 2006 1,926 15,997 2006 - 1,926 15,997

b. Hutang pajak b. Taxes payable

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Pajak penghasilan badan Corporate income tax (lihat Catatan 7c) 2,378 6,420 (refer to Note 7c) Hutang pajak lain Other taxes payable - Pasal 21 1,861 3,107 Article 21 - - Pasal 23 466 441 Article 23 - - Pasal 25 1,018 - Article 25 - 5,723 9,968

c. Beban pajak penghasilan c. Income tax expense

SEPTEMBER

2011 SEPTEMBER

2010

Kini - non final 13,285 13,996 Current - non final Tangguhan (lihat Catatan 7d) 2,280 (43) Deferred (refer to Note 7d) 15,565 13,953

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company’s profit before income tax is as follows:

SEPTEMBER

2011 SEPTEMBER

2010

Laba sebelum pajak penghasilan 62,515 63,979 Profit before income tax Pajak dihitung pada tarif pajak 15,629 15,995 Tax calculated at tax rates Penghasilan bunga dikenakan Interest income subject to pajak final (1,019) (2,321) final tax Beban yang tidak dapat dikurangkan 955 279 Non-deductible expenses Beban pajak penghasilan 15,565 13,953 Income tax expense

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:

Reconciliation between income before tax, as shown in the statements of income, and estimated taxable income is as follows:

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/34 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

7. PERPAJAKAN (lanjutan) 7. TAXATION (continued)

c. Beban pajak penghasilan (lanjutan) c. Income tax expense (continued) SEPTEMBER

2011 SEPTEMBER

2010

Laba sebelum pajak penghasilan 62,515 63,979 Profit before income tax Koreksi fiskal: Fiscal corrections: Beda temporer Temporary differences Penyisihan piutang ragu-ragu (459) (397) Provision for doubtful accounts Difference in net book value Selisih antara nilai buku aset between commercial tetap komersial dan fiskal (737) 43 and fiscal Amortisasi beban emisi obligasi (2,936) (942) Amortisation of bond issuance cost Penyisihan imbalan kerja - - Provision for employee benefits Penyisihan bonus (4,988) 1,468 Provison for bonus (9,120) 172

SEPTEMBER

2011 SEPTEMBER

2010

Beda tetap Permanent differences Beban yang tidak dapat dikurangkan 3,824 1,119 Non-deductible expenses Penghasilan bunga dikenakan pajak final (4,077) (9,285) Interest income subject to final tax (253) (8,166) Penghasilan kena pajak 53,142 55,985 Taxable income Beban pajak penghasilan 13,285 13,996 Income tax expense Dikurangi: Less: Pajak dibayar dimuka Prepaid taxes - Pasal 25 (10,907) (13,996) Article 25 - Hutang pajak penghasilan badan 2,378 - Corporate income tax payable

Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak.

The corporate income tax calculation for the years ended 31 December 2010 has been in accordance with its Annual Corporate Tax Return.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/35 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

7. PERPAJAKAN (lanjutan) 7. TAXATION (continued)

d. Aset/(kewajiban) pajak tangguhan - bersih d. Deferred tax assets/(liabilities) - net

1 Januari/ January 2011

Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited/ (charged) to statement of income

30 September/ September

2011

Penyisihan piutang ragu-ragu 493 (115) 378 Provision for doubtful accounts Selisih antara nilai buku Difference in net book value aset tetap komersial of fixed assets between dan fiskal 161 (185) (24) commercial and fiscal Amortisasi beban emisi Amortisation of bond issuance obligasi 734 (734) - costs Penyisihan imbalan kerja 792 - 792 Provision for employee benefits Penyisihan bonus 1,935 (1,246) 689 Provision for bonus 4,115 (2,280) 1,835

1 Januari/ January

2010

Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited/ (charged) to statement of income

Penyesuaian/Adjustment

31 Desember/ December 2010

Penyisihan piutang Provision for doubtful ragu-ragu 525 (32) - 493 accounts Selisih antara nilai buku Difference in net book value aset tetap komersial of fixed assets between dan fiskal 103 58 - 161 commercial and fiscal Amortisasi beban emisi Amortisation of bond obligasi 1,033 (299) - 734 issuance costs Provision for employee Penyisihan imbalan kerja 477 315 - 792 benefits Penyisihan bonus 1,754 181 - 1,935 Provision for bonus 3,892 223 - 4,115

e. Surat ketetapan pajak e. Tax assessment letters

Tahun pajak 2006 Fiscal year 2006 Pada bulan September 2008, Perseroan menerima surat ketetapan pajak yang menyatakan lebih bayar atas pajak penghasilan (PPh) Badan untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp 6.588 dari sejumlah Rp 6.574 yang diklaim oleh Perseroan dan ketetapan kurang bayar atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh 23 dan PPh 21 sebesar Rp 16.026. Perseroan membayarkan sejumlah Rp 9.438 setelah mengurangkan dengan kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan pada bulan Oktober 2008. Perseroan tidak menyetujui SKPKB PPN tahun pajak 2006 dan mengajukan keberatan atas sebagian ketetapan ini sebesar Rp 16.012 pada tanggal 10 Desember 2008.

In September 2008, the Company received a tax assessment letter for fiscal year 2006 confirming an overpayment of corporate income tax amounting to Rp 6,588 out of Rp 6,574 claimed by the Company and underpayment of VAT, income tax article 23 and 21 amounting to Rp 16,026. The Company paid the amount of Rp 9,438 after offsetting with overpayment of corporate income tax in October 2008. The Company did not agree with the tax underpayment of VAT for fiscal year 2006 and submitted an objection against part of these assessments amounting to Rp 16,012 on 10 December 2008.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/36 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

7. PERPAJAKAN (lanjutan) 7. TAXATION (continued)

e. Surat ketetapan pajak (lanjutan) e. Tax assessment letters (continued)

Tahun pajak 2006 (lanjutan) Fiscal year 2006 (continued) Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perseroan telah menerima Keputusan Kantor Pajak berkaitan dengan pengurangan sanksi administrasi atas PPN untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp 15.

On 2 October 2009, the Company accepted the Tax Office Decision in relation to the reduction in 2006 VAT administration sanction of Rp 15.

Pada tanggal 21 Oktober 2009, Kantor Pajak menolak semua sisa keberatan Perseroan. Perseroan mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Pengadilan Pajak pada tanggal 29 Oktober 2009. Pengadilan Pajak mengabulkan banding yang diajukan oleh Perseroan melalui suratnya No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 dan PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 tanggal 15 Maret 2011 yang membatalkan koreksi kantor pajak mengenai objek Pajak Pertambahan Nilai atas penjualan kendaraan jaminan dan pendapatan asuransi, dimana Pengadilan Pajak memutuskan bahwa penjualan kendaraan jaminan dan pendapatan asuransi bukan merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai. Perseroan memperoleh surat restitusi pajak tertanggal 9 Mei 2011 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp 14.071.

On 21 October 2009, the Tax Office rejected all of the Company’s remaining objections. The Company submitted an appeal to the tax court on 29 October 2009. Up to the date of this report, the result of the tax appeal is not yet known. The Tax Court accepted the Company’s appeal through its letter No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 and PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 dated March 15, 2011 which cancelled the Tax Office’s assessment on VAT of sale of repossessed collateral and insurance income, whereby the Tax Court decided that sale of repossessed collateral and insurance incomel is not subject to VAT. The Company obtained a tax refund letter dated May 9 2011 and then received the tax refund from the Tax Office to a total amount of Rp 14,071.

Pada saat ini, Kantor Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 30 Juni 2011. Sampai dengan tanggal laporan, hasil dari Peninjauan Kembali tersebut masih belum diketahui.

Currently, the Tax Office has filed a Judicial Review to the Supreme Court on 30 June 2011. Up to the date of this report, the result of the Judicial Review is not yet known.

Tahun pajak 2005 Fiscal year 2005 Pada tahun 2007, Perseroan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atas berbagai macam pajak yang menghasilkan jumlah kurang bayar sebesar Rp 4.037 dari Rp 1.633 pajak lebih bayar yang diklaim sebelumnya oleh Perseroan. Perseroan tidak menyetujui ketetapan kurang bayar sebesar Rp 5.670 dan telah mengajukan surat keberatan ke Kantor Pajak pada bulan Juni 2007.

In 2007, the Company received an underpayment tax assessment letter on various taxes which resulted in net tax underpayment of Rp 4,037 of Rp 1,633 overpayment previously claimed by the Company. The Company disagreed with the underpayment assessment amounting to Rp 5,670 and has submitted an objection letter to Tax Office in June 2007.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/37 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

7. PERPAJAKAN (lanjutan) 7. TAXATION (continued)

e. Surat ketetapan pajak (lanjutan) e. Tax assessment letters (continued)

Tahun pajak 2005 (lanjutan) Fiscal year 2005 (continued)

Pada bulan Juni 2007, Perseroan juga telah menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atas pajak penghasilan badan sebesar Rp 893 untuk tahun pajak 2005 dari Rp 4.019 yang diklaim sebelumnya oleh Perseroan. Perseroan tidak menyetujui ketetapan lebih bayar sebesar Rp 3.116 dan juga telah mengajukan surat keberatan ke Kantor Pajak pada bulan Juni 2007.

In June 2007, the Company also received a tax assessment letter confirming a corporate income tax overpayment amounting to Rp 893 for fiscal year 2005 of the Rp 4,019 previously claimed by the Company. The Company disagreed with the assessment amounting to Rp 3,116 and submitted an objection letter to Tax Office in June 2007.

Perseroan telah membayar seluruh kurang bayar setelah dikurangi dengan penerimaan restitusi pajak penghasilan badan sebesar Rp 3.144 pada tanggal 23 April 2008. Jumlah sebesar Rp 4.393 telah dibebankan pada laporan laba rugi tahun 2007.

The Company paid all tax underpayment after deduction of the corporate income tax overpayment amounting to Rp 3,144 on 23 April 2008. Total tax expenses of Rp 4,393 were charged to the 2007 statement of income.

Pada bulan Juni 2008, Kantor Pajak memutuskan hanya menerima keberatan Perseroan sebesar Rp 133 atas PPh badan dan PPh Pasal 21 untuk tahun fiskal 2005. Pada tanggal 3 September 2008, Perseroan tidak setuju atas hasil tersebut dan telah mengajukan banding ke Pengadilan Pajak.

In June 2008, the Tax Authority decided to only accept Rp 133 of the Company’s objection on the net overpayment of corporate income tax and income tax article 21 for fiscal year 2005. On 3 September 2008, the Company disagreed with this result and submitted an appeal to the Tax Court.

Pengadilan Pajak mengabulkan banding yang diajukan oleh Perseroan melalui suratnya No. 19118/PP/M/XVII/16/2009 dan 19119/PP/M/XVII tanggal 28 Juli 2009 yang membatalkan koreksi kantor pajak mengenai objek Pajak Pertambahan Nilai atas penjualan kendaraan jaminan, dimana Pengadilan Pajak memutuskan bahwa penjualan kendaraan jaminan bukan merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai karena penyerahan aset terjadi dari konsumen kepada pemilik baru. Perseroan memperoleh surat restitusi pajak tertanggal 19 Agustus 2009 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp 9.715 (termasuk bunga sebesar Rp 1.628). Pada tanggal 9 November 2009, Perseroan telah menerima Keputusan Kantor Pajak berkaitan dengan pengurangan sanksi administrasi atas PPN untuk tahun pajak 2005 sejumlah Rp 523. Sehingga, secara keseluruhan pada tahun 2009 Perseroan telah menerima restitusi pajak sejumlah Rp 10.238 untuk tahun pajak 2005.

The Tax Court accepted the Company’s appeal through its letter No. 19118/PP/M/XVII/16/2009 and 19119/PP/M/XVII dated 28 July 2009 which cancelled the Tax Office’s assessment on VAT of sale of repossessed collateral, whereby the Tax Court decided that sale of repossessed collateral is not subject to VAT due to the transfer of assets being from the consumer (debtor) to new owner. The Company obtained a tax refund letter dated 19 August 2009 and then received the tax refund from the Tax Office to a total amount of Rp 9,715 (including Rp 1,628 interest). In addition, on 9 November 2009, the Company accepted the Tax Office Decision in relation to the deduction for the fiscal year 2005 VAT administration sanction amounting to Rp 523. Therefore, overall the Company was entitled to a tax refund amounting to Rp 10,238 for fiscal year 2005 during 2009.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/38 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

7. PERPAJAKAN (lanjutan) 7. TAXATION (continued)

e. Surat ketetapan pajak (lanjutan) e. Tax assessment letters (continued)

Tahun pajak 2005 (lanjutan) Fiscal year 2005 (continued) Berdasarkan Perjanjian Jual Beli (PJB) antara PT Tunas Ridean Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sebagian penerimaan dari restitusi pajak untuk tahun pajak 2005 tersebut harus dikembalikan kepada PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama yang merupakan pemilik sebelumnya dari Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan hanya mengakui Rp 4.260 pokok dari restitusi pajak sebagai klaim untuk pengurangan penerimaan dari restitusi, dimana sisanya (Rp 4.350) diserahkan kepada PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama. Porsi imbalan bunga dibagi menjadi Rp 456 untuk Perseroan dan Rp 1.173 untuk PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama. Pada tanggal 31 Desember 2009, penerimaan dari restitusi yang menjadi porsi PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama dicatat sebagai Hutang Lain-lain - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejumlah Rp 5.523 (termasuk imbalan bunga sebesar Rp 1.173). Sementara itu, porsi imbalan bunga yang menjadi bagian Perseroan sebesar Rp 456 dicatat sebagai Pendapatan Lain-lain pada laporan laba rugi tahun 2009.

Based on the Sales Purchase Agreement (SPA) between PT Tunas Ridean Tbk. and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., some portions of the tax refund for fiscal year 2005 should be returned to PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama who previously owned the Company. Consequently, for the principal tax refund, the Company only recognised an amount of Rp 4,260 as claim for tax refund deduction, while the remaining amount (Rp 4,350) was passed through to PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama. The interest portion was divided in the amount of Rp 456 for the Company and Rp 1,173 for both PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama. As at 31 December 2009, the tax refund attributed to PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama was recorded as Other Payable-Related Party totalling Rp 5,523 (including Rp 1,173 interest). The interest attributed to the Company in the amount of Rp 456 was booked as Other Income in the 2009 statement of income.

Kantor Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 17 November 2009. Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Kantor Pajak tersebut dengan surat putusan Nomor 124/B/PK/PJK/2010 tanggal 7 Juni 2011.

The Tax Office has filed a Judicial Review to the Supreme Court on 17 November 2009. The Supreme Court has rejected the appeal for Judicial Review from the Tax Office with its decision letter No. 124/B/PK/PJK/2010 dated June 7, 2011.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/39 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

7. PERPAJAKAN (lanjutan) 7. TAXATION (continued)

f. Administrasi f. Administration

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak.

Under the Taxation Laws of Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax ("DGT") may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.

Pada tanggal 2 September 2008, Pemerintah telah mengumumkan adanya perubahan terhadap pajak penghasilan yang akan berlaku sejak 1 Januari 2009, yang menyatakan bahwa pajak penghasilan untuk Perseroan akan dikenakan satu tarif tetap sebesar 28,00% di tahun 2009 dan kemudian berkurang lagi menjadi 25,00% sejak tahun 2010. Perubahan dalam tarif pajak ini menyebabkan penyesuaian dalam perhitungan pajak tangguhan tahun 2009 dan 2008.

On 2 September 2008, the Government enacted an amendment to the income tax law with effect from 1 January 2009, stipulating that the income tax for corporations would be set at a flat rate of 28.00% starting in 2009 and further reduced to 25.00% starting in 2010. The change in the tax rate has resulted in the adjustment to the calculation of deferred tax in 2009 and 2008.

8. ASET TETAP 8. FIXED ASSETS September 2011

1 Januari/ 1 January

Penambahan/ Additions

(Pengurangan)/ (Deductions)

Pemindahan/ Transfer

30 September/ 30 September

Aset tetap Fixed assets Kepemilikan langsung Direct ownership Harga perolehan Cost Tanah 92 - - - 92 Land Bangunan 2,070 - - - 2,070 Buildings Kendaraan 1,789 - - - 1,789 Vehicles Perabotan dan Furniture and peralatan kantor 23,756 5,150 - - 28,906 office equipment Renovasi bangunan Leasehold sewa 3,669 3,345 - 338 7,352 improvement Bangunan dalam Construction in pengerjaan 232 106 - (338) - progress 31,608 8,601 - - 40,209 Akumulasi Accumulated penyusutan depreciation Bangunan (1,330) (87) - - (1,417) Buildings Kendaraan (545) (268) - - (813) Vehicles Perabot dan Furniture and peralatan kantor (13,392) (2,774) - - (16,166) office equipment Renovasi bangunan Leasehold sewa (869) (1,014) - - (1,883) improvement (16,136) (4,143) - - (20,279) Nilai buku bersih 15,472 19,930 Net book value

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/40 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

8. ASET TETAP (lanjutan) 8. FIXED ASSETS (continued) Desember 2010

1 Januari/ 1 January

Penambahan/ Additions

(Pengurangan)/ (Deductions)

Pemindahan/ Transfer

31 Desember/ 31 December

Aset tetap Fixed assets Kepemilikan langsung Direct ownership Harga perolehan Cost Tanah 92 - - - 92 Land Bangunan 1,980 90 - - 2,070 Buildings Kendaraan 1,789 - - - 1,789 Vehicles Perabotan dan Furniture and peralatan kantor 18,051 6,076 - (371) 23,756 office equipment Renovasi bangunan Leasehold sewa 1,714 1,584 - 371 3,669 improvement Bangunan dalam Construction in pengerjaan - 232 - - 232 progress 23,626 7,982 - - 31,608 Akumulasi Accumulated penyusutan depreciation Bangunan (1,217) (113) - - (1,330) Buildings Kendaraan (187) (358) - - (545) Vehicles Perabot dan Furniture and peralatan kantor (10,673) (2,799) - 80 (13,392) office equipment Renovasi bangunan Leasehold sewa (114) (675) - (80) (869) improvement (12,191) (3,945) - - (16,136) Nilai buku bersih 11,435 15,472 Net book value

Seluruh aset tetap kepemilikan langsung kecuali tanah, telah diasuransikan dengan pihak ketiga, PT Asuransi Adira Dinamika dengan jumlah pertanggungan asuransi sebesar Rp 46.549 September 2011 (Desember 2010: Rp 67.810) yang menurut Direksi cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian karena kebakaran, kebanjiran dan huru-hara.

Direct ownership fixed assets, except for land, are insured with a third party, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk., for a sum insured of Rp 46,549 for the September 2011 (December 2010: Rp 67,810) which according to the Directors is sufficient to cover possible losses due to fire, flood and public disorderriots.

Tanah Perseroan berupa sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang mempunyai masa manfaat selama 20 sampai dengan 30 tahun, akan jatuh tempo antara 8 Januari 2012 sampai dengan 24 September 2027. Direksi berpendapat bahwa Hak Guna Bangunan tersebut dapat diperpanjang.

Land is held in the form of certificates of Hak Guna Bangunan (“HGB”) which have useful lives of 20 to 30 years, and which will mature between 8 January 2012 and 24 September 2027. Directors are of a view that the HGB can be extended.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/41 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

9. ASET LAIN-LAIN 9. OTHER ASSETS SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Pihak ketiga Third parties Sewa dibayar dimuka 11,367 8,713 Prepaid rent Setoran dalam perjalanan 3,103 1,157 Deposit in transit Uang muka 683 1,123 Advance payments Asuransi dibayar di muka 634 1,016 Prepaid insurance Perbaikan dan pemeliharaan dibayar dimuka 338 133 Prepaid service and maintenance Piutang bunga 280 14 Interest receivables Piutang karyawan 235 272 Employee receivables Lain-lain 3,727 1,426 Others 20,367 13,854 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Related parties Sewa dibayar dimuka 14 339 Prepaid rent 20,381 14,193

Akun lain-lain merupakan persediaan materai Perseroan dan uang jaminan untuk penggunaan listrik, air dan telepon yang berkaitan dengan sewa gedung. Lihat Catatan 23a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Others account mainly represents the Company’s stamp duty and security deposits for electricity, water and telephone usage regarding building rent. Refer to Note 23a for details of balances and transactions with related parties.

10. HUTANG USAHA 10. TRADE PAYABLES SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Pihak ketiga Third parties Hutang asuransi 23,901 24,036 Insurance payables Hutang kendaraan 74,348 14,958 Vehicle payables 98,249 38,994

Hutang usaha merupakan hutang kepada pemasok atas pembiayaan kendaraan bermotor dan hutang kepada Perseroan asuransi yang berkaitan dengan pembiayaan kendaraan bermotor.

Trade payables represents payables to suppliers for motor vehicle financing and payables to insurance companies in relation to motor vehicle financing.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/42 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

11. HUTANG LAIN-LAIN 11. OTHER PAYABLES SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Pihak ketiga Third parties Titipan konsumen 4,500 2,856 Customer deposits Lain-lain 7,329 5,274 Others 11,829 8,130 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Related parties Pembiayaan bersama Joint financing - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 27,618 15,758 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. - Lain-lain 5,306 240 Others 32,924 15,998 44,753 24,128

Titipan konsumen terutama berhubungan dengan cicilan pembayaran piutang pembiayaan konsumen yang masih dalam proses identifikasi.

Customer deposits represent installment of consumer financing receivables which are still in identification process.

Lain-lain terutama terdiri dari hutang kepada pihak ketiga yang berkaitan dengan biaya notaris, fidusia, dan pembelian aset tetap.

Others mainly consist of payables to the third parties related to notary fee, fiduciary, and purchasing of fixed assets.

Lihat Catatan 23b untuk rincian saldo dan transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Refer to Note 23b for details of balances and transactions with related parties.

12. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 12. ACCRUED EXPENSES SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Pihak ketiga Third parties Bunga pinjaman 29,164 13,300 Loan interest Gaji dan tunjangan 3,075 8,947 Salaries and allowances Lain-lain 5,186 6,411 Others 37,425 28,658

Akun lain-lain merupakan beban tenaga ahli, listrik, air dan telepon yang masih harus dibayar.

Others account represent accrued expenses for professional fees, electricity, water and telephone.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/43 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

13. PINJAMAN BANK 13. BANK LOANS SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Revolving Revolving - Penyaluran pemberian kredit - - Credit channeling - - Lainnya 521,387 488,611 Others - Non revolving Non revolving - Penyaluran pemberian kredit - - Credit channeling - - Lainnya 1,181,313 474,848 Others - 1,702,700 963,459 Biaya provisi yang belum diamortisasi (9,723) (3,328) Unamortised provision cost 1,692,977 960,131

Jumlah fasilitas yang ditarik/

Drown facility amount

Jumlah pinjaman/

Loan amount

Jatuh tempo fasilitas/

Maturity date of the facility

SEPTEMBER 2011

DESEMBER 2010

SEPTEMBER 2011

DESEMBER 2010

SEPTEMBER 2011

DESEMBER 2010

Revolving Revolving Rupiah Rupiah Lainnya Others Pihak ketiga Third parties PT Bank Danamon Juni/ Mei/ PT Bank Danamon (Persero) Tbk. 100,000 50,000 - 50,000 June 2012 May 2011 (Persero) Tbk. Juni/ Mei/ 150,000 50,000 87,500 50,000 June 2013 May 2011 Agustus/ 30,000 - 19,167 - August 2013 - November/ Juni/ 38,000 150,000 27,444 125,000 November 2013 June 2013 Februari/ Agustus/ 22,500 30,000 18,125 26,667 Februari 2014 August 2013 Juli/ November/ 15,000 38,000 14,167 36,944 July 2014 November 2013 Juli/ 13,500 - 12,750 - July 2014 - The Hongkong & Shanghai The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Januari/ Oktober/ Banking Corporation Limited (HSBC) 30,000 30,000 30,000 30,000 Januari 2012 October 2010 Limited (HSBC) November/ November/ 70,000 70,000 70,000 70,000 November 2011 November 2011 PT Chinatrust Desember/ Desember/ PT Chinatrust Indonesia Tbk. 50,000 50,000 50,000 50,000 December 2011 December 2011 Indonesia Tbk. Mei/ PT Bank Panin Tbk. 200,000 - - - May 2012 - PT Bank Panin Tbk. 719,000 468,000 329,153 438,611 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Related parties PT Bank Mandiri Desember/ Desember/ PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 25,000 50,000 19,465 50,000 December 2013 December 2013 (Persero) Tbk. Desember/ 25,000 - 19,465 - December 2013 Januari/ 25,000 - 20,102 - January 2014 - Januari/ 25,000 - 20,102 - January 2014 - Januari/ 25,000 - 20,101 - January 2014 - Januari/ 25,000 - 20,101 - January 2014 - Januari/ 25,000 - 20,101 - January 2014 - Januari/ 15,000 - 12,061 - January 2014 - April / 12,000 - 10,550 - April 2014 - Juli/ 14,500 - 13,808 - July 2014 - September/ 11,500 - 11,500 - September 2014 - 228,000 50,000 187,356 50,000 Cerukan Overdrafts Maret/ PT Bank Central PT Bank Central Asia Tbk. 55,000 5.000 4,878 - March 2012 Asia Tbk.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/44 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

13. PINJAMAN BANK (lanjutan) 13. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/ Drown facility amount

Jumlah pinjaman/ Loan amount

Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility

SEPTEMBER 2011

DESEMBER 2010

SEPTEMBER 2011

DESEMBER 2010

SEPTEMBER 2011

DESEMBER 2010

Non revolving Non revolving Rupiah Rupiah Lainnya Others Pihak ketiga Third parties Oktober/ Januari/ PT Bank Central Asia Tbk. 109,660 35,800 3,046 994 October 2011 January 2011 PT Bank Central Asia Tbk Februari/ Oktober/ 50,000 109,660 6,944 30,461 February 2012 October 2011 Maret/ Oktober/ 35,000 100,000 5,833 27,778 March 2012 October 2011 Oktober/ Januari/ 100,000 50,000 2,778 18,056 October 2011 January 2012 Januari/ Februari/ 50,000 100,000 5,556 38,888 January 2012 February 2012 Februari/ Maret/ 50,000 35,000 6,944 14,583 February 2012 March 2012 Mei/ Mei/ 100,000 100,000 55,556 80,556 May 2013 May 2013 Agustus/ Agustus/ 30,000 30,000 19,167 26,667 August 2013 August 2013 September/ September/ 30,000 30,000 20,000 27,500 September 2013 September 2013 Oktober/ Oktober/ 40,000 40,000 27,778 37,778 October 2013 October 2013 April/ 25,000 - 21,528 - April 2014 - Mei/ 40,000 - 35,556 - May 2014 - Mei/ 25,000 - 22,222 - May 2014 - Mei/ 50,000 - 44,444 - May 2014 - Juni/ 30,000 - 27,500 - June 2014 - Juni/ 40,000 - 36,667 - June 2014 - Juni/ 20,000 - 18,333 - June 2014 - Juni/ 20,000 - 18,333 - June 2014 Juli/ Juli/ PT Bank CIMB Niaga Tbk. 50,000 50,000 14,286 27,143 July 2012 July 2012 PT Bank CIMB Niaga Tbk. Januari/ Januari/ 50,000 50,000 22,222 34,722 January 2013 January 2013 Februari/ Februari/ 50,000 50,000 23,611 36,111 February 2013 February 2013 Maret/ PT Bank DKI Tbk. 25,000 - 21,358 - March 2014 - PT Bank DKI Tbk. Maret/ 25,000 - 21,358 - March 2014 - April/ 25,000 - 21,979 - April 2014 - April/ 25,000 - 21,979 - April 2014 - Mei/ 25,000 - 22,593 - May 2014 - Juni/ PT Bank OCBC NISP Tbk. 50,000 - 45,833 - June 2014 - PT Bank OCBC NISP Tbk.

Juli/ 30,000 - 28,333 - July 2014 - Juli/ 20,000 - 18,889 - July 2014 -

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/45 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

13. PINJAMAN BANK (lanjutan) 13. BANK LOANS (continued)

Jumlah fasilitas yang ditarik/

Drown facility amount

Jumlah pinjaman/

Loan amount

Jatuh tempo fasilitas/

Maturity date of the facility

SEPTEMBER 2011

DESEMBER 2010

SEPTEMBER 2011

DESEMBER 2010

SEPTEMBER 2011

DESEMBER 2010

Februari/ PT Bank Panin Tbk. 100,000 - 80,556 - February 2014 - PT Bank Panin Tbk. Februari/ 50,000 - 40,278 - February 2014 - Maret/ 75,000 - 62,500 - March 2014 - Maret/ 25,000 - 20,833 - March 2014 - Maret/ 25,000 - 20,833 - March 2014 - April/ 50,000 - 41,667 - April 2014 - April/ 75,000 - 64,583 - April 2014 - Agustus/ 25,000 - 24,306 - August 2014 - Agustus/ 20,000 - 19,445 - August 2014 - Agustus/ 55,000 - 53,472 - August 2014 - November/ 200,000 - - - November 2014 - Desember/ Desember/ PT Bank UOB Buana Tbk. 50,000 50,000 36,111 48,611 December 2013 December 2013 PT Bank UOB Buana Tbk. Desember/ Desember/ 25,000 25,000 18,750 25,000 December 2013 December 2013 Februari/ 75,000 - 57,353 - February 2014 - 2,069,660 855,460 1,181,313 474,848 3,071,660 1,378,460 1,702,700 963,459

Cicilan pinjaman bank sesuai dengan tanggal jatuh temponya:

Bank loans have the following settlement aging profile:

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Tahun Year 2011 303,406 309,233 2011 2012 689,107 98,671 2012 2013 dan sesudahnya 710,187 555,555 2013 and latter 1,702,700 963,459

Pinjaman bank dalam Rupiah di atas dikenakan bunga antara 8,75% - 10,00% per tahun (Desember 2010: 9,10% - 10,55% per tahun).

The bank loans denominated in Rupiah bear interest at rates ranging between 8,75% - 10,00% per annum (December 2010: 9.10% - 10.55% per annum).

Selama tahun 2011, Perseroan telah melakukan pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman sesuai jadwal yang ditetapkan.

During 2011, the Company has paid the loan principles and interests instalments on schedule.

Pinjaman-pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp 1,767,176 (Desember 2010: Rp 983.627.

These loans are secured by consumer financing receivables amounting to Rp 1.767.176 ( December 2010: Rp 983,627.

Fasilitas pinjaman dari beberapa bank tersebut mensyaratkan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan tertulis ataupun memberikan pemberitahuan tertulis dalam hal pembagian dividen, perubahan modal dan pemegang saham, perubahan susunan direksi dan komisaris, perubahan bisnis utama, investasi dan perolehan pinjaman baru dari bank lain. Dalam perjanjian pinjaman tersebut, Perseroan juga diwajibkan untuk memenuhi persyaratan keuangan tertentu dan kewajiban penyampaian laporan lainnya. Perseroan telah memenuhi persyaratan-persyaratan di atas.

The loan facilities from those banks require the Company to obtain written approval or provide written notice in respect of dividend payments, changes of capital and shareholders, changes of directors and commissioners, changes of main business, investment and obtaining new loan facilities from other banks. Under the loan agreements, the Company is also obliged to comply with certain financial covenants and other reporting obligations.The Company has complied with the above requirements.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/46 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

13. PINJAMAN BANK (lanjutan) 13. BANK LOANS (continued)

Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dipergunakan untuk modal kerja kegiatan usaha Perseroan.

The loan facilities are used for the Company’s working capital.

Lihat Catatan 24 untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama dan penyaluran pemberian kredit.

Refer to Note 24 for joint financing and credit channeling cooperation agreements.

14. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN 14. SECURITIES ISSUED SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Obligasi V 175,000 225,000 Bonds V Obligasi VI 600,000 - Bonds VI Medium Term Notes 600,000 600,000 Medium Term Notes 1,375,000 825,000 Dikurangi: Less: Beban emisi belum diamortisasi: Unamortised bond issuance costs: Saldo awal, 1 Januari 1,377 1,605 Beginning balance, 1 January Penambahan 3,237 1,449 Additions Amortisasi (lihat Catatan 19) (1,511) (1,677) Amortisation (refer to Note 19) 3,103 1,377 Jumlah 1,371,897 823,623 Total

Surat berharga yang diterbitkan sesuai dengan jatuh temponya:

Securities issued have the following maturity profile:

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Tahun Year 2011 250,000 300,000 2011 2012 573,000 525,000 2012 2013 dan sesudahnya 552,000 - 2013 and latter 1,375,000 825,000

a. Hutang Obligasi a. Bonds Payable

Pada tanggal 19 Mei 2011, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 (“Obligasi VI“) ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) dengan nilai nominal sebesar Rp 600.000 yang terdiri atas empat seri:

On 19 May 2011, the Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Bonds VI 2011 (“Bonds VI”) on the Indonesia Stock Exchange (formerly Surabaya Stock Exchange) with a nominal value of Rp 600,000 that consisted of four series:

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/47 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

14. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN

(lanjutan) 14. SECURITIES ISSUED (continued)

a. Hutang Obligasi (lanjutan) a. Bonds Payable (continued)

Obligasi/ Bonds

Nilai nominal/ Nominal value

Tingkat bunga tetap per tahun/ Fixed interest rate per annum

Jatuh tempo/ Due date

Cicilan pokok Obligasi/ Bonds principal instalment

Seri/Series A 48,000 8.60% 23 Mei/

May 2012 Pembayaran penuh pada saat jatuh

tempo/Bullet payment on due date.Seri/Series B 52,000 9.60% 19 Mei/

May 2013 Pembayaran penuh pada saat jatuh

tempo/Bullet payment on due date.Seri/Series C 350,000 10.00% 19 Mei/

May 2014 Pembayaran penuh pada saat jatuh

tempo/Bullet payment on due date.Seri/Series D 175,000 10.70% 19 Mei /

May 2015 Pembayaran penuh pada saat jatuh

tempo/Bullet payment on due date.

Pada tanggal 8 Februari 2008, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 (“Obligasi V“) ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) dengan nilai nominal sebesar Rp 600.000 yang terdiri atas empat seri:

On 8 February 2008, the Company issued and registered Tunas Financindo Sarana Bonds V 2008 (“Bonds V”) on the Indonesia Stock Exchange (formerly Surabaya Stock Exchange) with a nominal value of Rp 600,000 that consisted of four series:

Obligasi/ Bonds

Nilai nominal/ Nominal value

Tingkat bunga tetap per tahun/ Fixed interest rate per annum

Jatuh tempo/ Due date

Cicilan pokok Obligasi/ Bonds principal instalment

Seri/Series A 350,000 10.00% 27 Februari/

February 2009 Pembayaran penuh pada saat jatuh

tempo/Bullet payment on due date.Seri/Series B 25,000 10.50% 20 Februari/

February 2010 Pembayaran penuh pada saat jatuh

tempo/Bullet payment on due date.Seri/Series C 50,000 11.00% 20 Februari/

February 2011 Pembayaran penuh pada saat jatuh

tempo/Bullet payment on due date.Seri/Series D 175,000 11.25% 20 Februari/

February 2012 Pembayaran penuh pada saat jatuh

tempo/Bullet payment on due date.

Seluruh Obligasi V Seri A ,Seri B dan seri C sudah dilunasi pada saat jatuh temponya.

The total amount of Bonds V Series A, B and series C was repaid on maturity.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/48 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

14. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN

(lanjutan) 14. SECURITIES ISSUED (continued)

a. Hutang Obligasi (lanjutan) a. Bonds Payable (continued)

Perjanjian Obligasi V mensyaratkan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari wali amanat independen, PT Bank Mega Tbk., sebelum melakukan transaksi-transaksi tertentu, antara lain pemberian pinjaman uang melebihi Rp 120.000 atau 40,00% dari ekuitas (selain untuk kegiatan usaha sehari-hari), perubahan bisnis utama, investasi, atau penerbitan obligasi baru dengan kedudukan yang lebih tinggi dari obligasi ini.

For Bonds V, the related agreements include covenants that require the Company to obtain the written consent of the independent trustee, PT Bank Mega Tbk., prior to entering into certain transactions such as making loans with an amount greater than Rp 120,000 or 40.00% of equity (except for normal business transactions), changes in core business, investments or issuing new preferred bonds with preemptive rights.

Obligasi tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimum 100,00% untuk Obligasi V dan 80% untuk Obligasi VI dari pokok obligasi terhutang. Pada tanggal 30 September 2011, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp 655.000 (Desember 2010: Rp 225.000) (lihat Catatan 4). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank Mega Tbk. selaku wali amanat untuk Obligasi V dan Obligasi VI.

These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 100.00% of the nominal value of Bonds V and 80% for Bonds VI As at 31 September 2011, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp 655,000 (December 2010: Rp 225,000) (refer to Note 4). If the amount of consumer financing receivables is less than the requirement, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank Mega Tbk. as trustee for Bonds V and Bonds VI.

Pada tanggal 30 September 2011, Perseroan tidak menempatkan kas pada rekening penampungan dikarenakan jaminan yang ada cukup untuk menutupi hutang obligasi (Desember Rp Nihil). Lihat Catatan 14.

As at 30 September 2011, the Company did not place cash into the escrow account as the security was sufficient to cover the outstanding bonds payable (December Rp Nil). See Note 14.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/49 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

14. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN

(lanjutan) 14. SECURITIES ISSUED (continued)

a. Hutang Obligasi (lanjutan) a. Bonds Payable (continued)

Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.

The Company has complied with the covenants on the trustee agreements.

Sesuai dengan laporan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) No. 253/PEF-DIR/II/2011 dan No. 254/PEF-DIR/II/2011 tanggal 25 Februari 2011, peringkat obligasi V dan VI adalah idA+ stable outlook.

Based on report No. 253/PEF-DIR/XII/2011 and No. 254/PEF-DIR/II/2011 of PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) dated 25 February 2011. Bonds V and VI have been rated idA+ stable outlook.

Perseroan merencanakan untuk mendapatkan tambahan pendanaan baru baik dari pinjaman bank maupun dari penerbitan surat berharga di tahun 2011 sampai dengan sebesar Rp 1.000.000 sebagaimana telah mendapat persetujuan dari Surat Keputusan Sirkulasi Pemegang Saham Perseroan yang dinyatakan dalam Akta Notaris No. 37 tanggal 21 Juni 2011 yang dibuat oleh Emi Susilowati, S.H.

The Company plans to obtain additional funding from either bank loans or securities issued in 2011 up until Rp 1,000,000 which have been approved by Circular Decision Letter of the Company’s Shareholder by Notarial Deed of Emi Susilowati, S.H. No. 37 dated 21 June 2011.

b. Medium Term Notes (MTN) b. Medium Term Notes (MTN)

Pada tanggal 16 Februari 2010, Perseroan menerbitkan Medium Term Notes (“MTN II”) PT Mandiri Tunas Finance II tahun 2010 dengan tingkat bunga tetap 11,60%, sebesar Rp 350.000, dimana yang bertindak sebagai lead arranger adalah PT Mandiri Sekuritas. MTN II ini akan jatuh tempo pada tanggal 16 Februari 2012. Cicilan pokok MTN II akan di bayarkan penuh pada saat jatuh tempo. Berdasarkan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan surat No. 253/PEF-DIR/II/2011 tanggal 25 February 2011, peringkat MTN II adalah idA+. Pada tanggal 18 November 2009, Perseroan menerbitkan Medium Term Notes (“MTN I”) Mandiri Tunas Finance I tahun 2009 dengan tingkat bunga tetap 11,60%, sebesar Rp 250.000, dimana yang bertindak sebagai lead arranger adalah PT Mandiri Sekuritas. MTN I ini akan jatuh tempo pada tanggal 18 November 2011. Cicilan pokok MTN I akan dibayarkan penuh pada saat jatuh tempo.

On 16 February 2010, the Company issued Medium Term Notes (“MTN II”) PT Mandiri Tunas Finance II 2010 with a 11.60% fixed interest rate, in principal amount of Rp 350,000, where PT Mandiri Sekuritas acted as mandated lead arranger. The MTN II will mature on 16 February 2012. The principal payment of MTN II will be paid in bullet payment on the due date. Based on the letter of PT Pemeringkat Efek Indonesia No. 253/PEF-DIR/II/2011 dated 25 February 2011, MTN II is rated at idA+. On 18 November 2009, the Company issued Medium Term Notes (“MTN I”) Mandiri Tunas Finance I 2009 with a 11.60% fixed interest rate, in a principal amount of Rp 250,000, where PT Mandiri Sekuritas acted as mandated lead arranger. The MTN I will mature on 18 November 2011. The principal payment of MTN I will be paid in bullet payment on the due date.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/50 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

14. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN

(lanjutan)

14. SECURITIES ISSUED (continued)

b. Medium Term Notes (MTN) (lanjutan ) b. Medium Term Notes (MTN) (continued)

Berdasarkan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan surat No.1566/PEF-Dir/XII/2010 tanggal 9 Desember 2010, peringkat MTN I adalah idA+.

Based on the letter of PT Pemeringkat Efek Indonesia No. 1566/PEF-Dir/XII/2010 dated 9 December 2010, MTN I has been rated idA+.

MTN I dan II tidak dijamin dengan jaminan khusus.

There is no specific collateral for MTN I and II.

15. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA 15. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION

Jumlah yang diakui pada tanggal neraca ditentukan sebagai berikut:

The amounts recognised in the balance sheets are determined as follows:

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Nilai kini kewajiban - 5,406 Present value of obligations Kerugian aktuarial yang belum diakui - (1,895) Unrecognised actuarial losses Biaya jasa lalu yang belum diakui - (344) Unrecognised past service costs Kewajiban pada neraca - 3,167 Liability in the balance sheet

Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

The amounts recognised in the statement of income are as follows:

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Biaya jasa kini - 952 Current service costs Biaya bunga - 386 Interest costs Biaya jasa lalu yang diakui langsung - vested - 25 Past service costs - vested Amortisasi kerugian aktuarial - 47 Amortisation of actuarial losses - 1,410 Biaya pesangon pemutusan hubungan kerja - 37 Termination Jumlah - 1,447 Total

Mutasi kewajiban imbalan kerja pada neraca adalah sebagai berikut:

The movements in employee benefits obligation in the balance sheets are as follows:

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Saldo awal, 1 Januari 3,167 1,908 Beginning balance, 1 January Penyisihan tahun berjalan - 1,447 Provisions made during the year Pembayaran periode berjalan - (188) Payment during period Saldo akhir 3,167 3,167 Ending balance

Kewajiban imbalan kerja dihitung oleh aktuaris independen PT Ricky Leonard Jasatama (dahulu: PT Rileos Pratama) dengan menggunakan metode projected unit credit dalam laporan aktuarianya tanggal 5 Januari 2011. Asumsi-asumsi dasar yang digunakan aktuaris independen adalah sebagai berikut:

The liability for employee benefits is calculated by independent actuary PT Ricky Leonard Jasatama (formerly: PT Rileos Pratama) which used the projected unit credit method in its report dated 5 January 2011. The principal actuarial assumptions used by the independent actuary were as follows:

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/51 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

15. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan) 15. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION (continued)

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Tingkat diskonto - 9.50 % per tahun/per annum Discount rate Tingkat kenaikan gaji - 7.00% per tahun/per annum Salary increment rate Tingkat kematian - TMI 2 Rate of mortality Tingkat cacat - 10.00% dari/from TMI2 Rate of disability Tingkat pengunduran diri - 7.00% per tahun pada usia Rate of resignations sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0,00% pada usia 55 tahun/

7.00% per annum up to 40 years old and reducing

linearly up to 0.00% at

55 years old Tingkat pensiun - 100.00% usia pensiun Rate of retirements normal/ 100.00% at normal

retirement age

16. MODAL SAHAM 16. SHARE CAPITAL

Komposisi pemegang saham Perseroan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

The composition of the Company’s shareholders as at 30 September 2011 and 31 December 2010 are as follows:

September 2011 dan Desember 2010/September 2011 and December 2010 Jumlah Persentase saham/ kepemilikan/ Number of Nilai/ Percentage of Pemegang saham shares Value ownership (%) Shareholders PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1,275,000,000 127,500 51.00 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk. 1,225,000,000 122,500 49.00 PT Tunas Ridean Tbk. 2,500,000,000 250,000 100.00

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/52 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

17. PENGGUNAAN LABA 17. PROFIT DISTRIBUTIONS

Cadangan wajib telah dibentuk sesuai dengan Undang-undang No. 40/2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan Perseroan Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan wajib untuk ditentukan penggunaannya sebesar sekurang-kurangnya 20,00% dari jumlah modal Perseroan yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk mencapai cadangan wajib minimum tersebut. Saldo cadangan wajib pada tanggal 30 September 2011 adalah Rp 37.500 (December 2010: Rp 25,000).

A general reserve has been established in accordance with the Indonesian Limited Company Law No. 40/2007 which requires Indonesian companies to set up a general reserve amounting to at least 20.00% of the Company’s issued and paid up share capital. There is no set period of time over which this amount should be accumulated. The balance of the general reserve as at 30 September 2010 is Rp 37,500 (December 2010: Rp 25,000).

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 30 Juni 2011 (2010: 29 Juni 2010) memutuskan hal-hal sebagai berikut: - Menyetujui pembagian dividen final sejumlah

Rp 21.094 dari laba bersih tahun 2010 (2010: Rp 18.005 dari laba bersih tahun 2009).

- Menyisihkan untuk cadangan wajib sejumlah Rp 12.500 dari laba bersih tahun 2010 (2010: Rp 20.191 dari laba bersih tahun 2009).

The Annual General Shareholders Meeting on 30 June 2011 (2010: 29 June 2010) resolved the following: - Approval of the declaration of final dividend

amounting to Rp 21,094 from the 2010 net income (2010: Rp 18,005 from the 2009 net income).

- Allocation of Rp 12,500 from the 2010 net income to the general reserve (2010: 20,191 from the 2009 net income).

18. PENDAPATAN 18. REVENUE

a. Pembiayaan konsumen a. Consumer financing

SEPTEMBER 2011

SEPTEMBER 2010

Pihak ketiga Third parties - Realisasi pendapatan Realised consumer - pembiayaan konsumen 325,549 241,770 financing income - Pendapatan dari pembiayaan bersama Income from without - without recourse 72,723 32,683 recourse joint financing 398,272 274,453

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/53 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

18. PENDAPATAN (lanjutan) 18. REVENUE (continued)

b. Bunga b. Interest

SEPTEMBER

2011

SEPTEMBER 2010

Pihak ketiga Third parties Deposito berjangka dan rekening koran 3,816 6,359 Time deposits and current accounts Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Related party Deposito berjangkadan rekening koran 261 2,926 Time deposits and current accounts 4,077 9,285

Lihat Catatan 23c untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Refer to Note 23c for details of balances and transactions with related parties.

c. Lain-lain - bersih c. Others – net

SEPTEMBER

2011

SEPTEMBER 2010

Pendapatan asuransi 43,780 5,240 Insurance income Pendapatan penalti 14,529 15,580 Penalty income Pendapatan penagihan 7,217 6,020 Collection income (Kerugian)/keuntungan (Loss)/gains on atas selisih kurs – bersih (6) (6) foreign exchange – net Lain-lain 15,319 7,904 Others 80,839 34,738

Pendapatan asuransi merupakan pendapatan premi asuransi yang diterima oleh Perseroan sehubungan dengan kegiatan pembiayaan konsumen. Hutang kepada Perseroan asuransi dicatat sebagai hutang usaha di neraca (lihat Catatan 10).

Insurance income represents insurance premiums income received by the Company in relation to consumer financing activities. The related payables to insurance companies are recorded as trade payables in the balance sheet (refer to Note 10).

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/54 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

19. BEBAN KEUANGAN 19. COST OF FUNDS

SEPTEMBER 2011

SEPTEMBER

2010

Pihak ketiga Third parties Bunga pinjaman bank 102,766 54,420 Interest on bank loans Bunga surat berharga yang diterbitkan Securities issued interest: - Medium Term Notes 52,393 47,592 Medium Term Notes - - Hutang obligasi 37,607 25,048 Bonds - Administrasi dan provisi bank 7,852 5,396 Administration and bank provisions Amortisasi biaya emisi surat berharga yang diterbitkan: Amortisation of securities issuance cost: - Medium Term Notes 816 716 Medium Term Notes - - Hutang obligasi 695 484 Bonds - Lain-lain 151 75 Others 202,280 133,731 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Related party Bunga pinjaman bank 13,736 - Interest on bank loans 216,016 133,731

20. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 20. GENERAL AND ADMINISTRATION EXPENSES

SEPTEMBER 2011

SEPTEMBER 2010

Gaji dan tunjangan 68,201 61,723 Salaries and allowances Biaya Penagihan 17,325 7,924 Collection fee Sewa 9,836 5,585 Rent Komunikasi 4,957 3,871 Communications Penyusutan aset tetap (Catatan 8) 4,143 2,945 Depreciation of fixed assets (Note 8) Keamanan 2,606 1,325 Security Perjalanan dinas 2,509 1,863 Travelling Perbaikan dan pemeliharaan 2,065 945 Repairs and maintenance Listrik dan air 1,810 1,278 Utilities Jasa profesional 988 721 Professional fees Pesangon pemutusan hubungan kerja 585 123 Termination Lain-lain 8,491 11,247 Others 123,516 99,550

Lain-lain merupakan beban pelatihan, seminar, representasi, alat tulis kantor, perijinan, piknik dan perayaan, jasa pihak ketiga.

Others represents, training and seminar, entertainment, stationaries, legal, corporate event, service third parties expenses

Lihat Catatan 23d untuk rincian saldo dan transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Refer to Note 23d for details of balances and transactions with related parties.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/55 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

21. DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 50/55 (REVISI 2006)

21. IMPACT OF FIRST IMPLEMENTATION OF SFAS 50/55 (REVISED 2006)

Perseroan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010 secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut. Lihat Catatan 2b.

The Company implement prospectively the SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006) on 1 January 2010 in accordance with the transitional provisions of those standards. Refer to Note 2b.

Sebagai akibat penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) secara prospektif, pada tanggal 1 Januari 2010, Perseroan telah melakukan perhitungan kembali Penyisihan piutang ragu-ragu sesuai dengan ketentuan transisi. Perbedaan antara saldo cadangan tersebut per 31 Desember 2009 dengan saldo penyisihan piutang ragu-ragu yang dihitung berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006) per 1 Januari 2010 sejumlah Rp 11.322, telah dikreditkan ke saldo awal laba ditahan. Rincian penyesuaian terhadap saldo penyisihan piutang ragu-ragu dan Laba Ditahan adalah sebagai berikut:

As a result of the initial and prospective implementation of SFAS 55 (Revised 2006), on 1 January 2010, the Company has recalculated the provision for doubtful accounts in accordance with transitional provisions. The difference between the balances of provision for doubtful accounts as at 31 December 2009 and the required provision for doubtful accounts calculated based on SFAS 55 (Revised 2006) as at 1 January 2010 amounting to Rp 11,322, was credited to the opening balance of retained earnings. Details of adjustments of provision for doubtful accounts and retained earning balances are as follows:

Disajikan sebelumnya/

Previously reported

Penyesuaian penerapan awal/

Initial implementation adjustments

Disesuaikan kembali/ As adjusted

Aset: Asset: Piutang pembiayaan Consumer financing Konsumen - bersih 1,404,045 (11,322) 1,392,723 receivable - net Ekuitas: Equity: Saldo laba - belum ditentukan Retained earnings penggunanya 71,941 (11,322) 60,619 unappropiated

Penyesuaian transisi di atas berasal dari perhitungan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Dasar penghitungan kerugian penurunan nilai dapat dilihat pada Catatan 2b.

The above transitional adjustments were derived from the reassessment of impairment losses for financial assets in accordance with SFAS No. 55 (Revised 2006). The basis for reassessment of impairment losses is detailed in Note 2b.

22. LABA PER SAHAM 22. EARNINGS PER SHARE

SEPTEMBER 2011

SEPTEMBER 2010

Laba bersih 46,950 50,026 Net income Number of ordinary shares Jumlah saham biasa yang beredar outstanding (in thousands) (dalam ribuan) (lihat Catatan 16) 2,500,000 2,500,000 (refer to Note 16) Laba bersih per saham dasar Basic earnings per share (Rupiah penuh) 19 20 (full Rupiah amount)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/56 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

23. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

23. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

Saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Balances and transactions with related parties are as follows:

a. Aset a. Assets

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Kas dan setara kas Cash and cash equivalent Kas pada bank (lihat Catatan 3) Cash in bank (refer to Note 3) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 14,434 5,445 PT Bank Mandiri (Persero ) Tbk. Piutang lain-lain (lihat Catatan 6) Other receivables (refer to Note 6) PT Tunas Ridean Tbk. 528 510 PT Tunas Ridean Tbk. Sewa dibayar di muka (lihat Catatan 9) Prepaid rent (refer to Note 9) PT Bumi Daya Plaza 14 339 PT Bumi Daya Plaza Jumlah aset kepada pihak Total assets associated with yang mempunyai hubungan istimewa 14,976 6,294 related parties

Persentase terhadap total aset 0,41% 0.28% Percentage of total assets

Piutang lain-lain kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama berhubungan dengan transaksi usaha pada tahun 2011 dan 2010.

Other receivables from related parties are in respect of trade activities in 2011 and 2010.

b. Liabilitas b. Liabilities

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Hutang lain-lain (lihat Catatan 11) Other payables (refer to Note 11) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 27,618 15,758 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk. 5,306 240 PT Tunas Ridean Tbk. 32,924 15,998

Pinjaman Bank (lihat Catatan 13) Bank Loans (refer to Note 13)

PT Bank Mandiri Persero Tbk. 187,356 50,000 PT Bank Mandiri Persero Tbk. Jumlah kewajiban kepada pihak Total liabilities associated yang mempunyai hubungan istimewa 220,280 65,998 with related parties Persentase terhadap total kewajiban 6,77% 3.49% Percentage of total liabilities

Pada tahun 2011, hutang lain-lain kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama berhubungan dengan hutang angsuran pokok termasuk bunga kepada pemberi pembiayaan bersama.

In 2010, other payables to related parties are in respect of payables related with instalments including interest to joint financing providers.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/57 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

23. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)

23. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

c. Pendapatan c. Revenue

SEPTEMBER 2011

SEPTEMBER 2 010

Bunga (lihat Catatan 18b) Interest (refer to Note 18b)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 261 2,926 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jumlah pendapatan kepada pihak yang mempunyai Total revenue associated hubungan istimewa 261 2,926 with related parties Persentase terhadap total pendapatan 0,05% 0,84% Percentage of total revenue

Pendapatan bunga pada tahun 2010 dan 2011 berkaitan dengan penempatan dana kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan tingkat bunga 0-3% (September 2010 : 7,00%).

Interest income in 2010 and 2011 relates to funds placement to related party with interest rate from 0-3% (September 2010: 7.00%).

d. Beban d. Expenses

SEPTEMBER

2011

SEPTEMBER 2010

Beban umum dan administrasi General and Administration Expense

(lihat Catatan 20) expense (refer to Note 20) Beban sewa gedung Rent building expense PT Bumi Daya Plaza 1,699 1,524 PT Bumi Daya Plaza Kompensasi Dewan Board of Commisioner’s and Komisaris dan Direksi 5,980 3,747 Director’s compensation 7,679 5,271 Beban Keuangan Cost of Fund Bunga Pinjaman PT Bank Mandiri 13,736 - Loan Interest PT Bank Mandiri Jumlah beban kepada pihak Total expenses associated yang mempunyai hubunganistimewa 21,415 5,271 with related parties Persentase terhadap total beban 5.09 2.07% Percentage of total expenses

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/58 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

23. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)

23. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

e. Sifat hubungan dengan pihak yang

mempunyai hubungan istimewa e. The nature of relationships with related

parties

Sifat hubungan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

The nature of relationships with related parties are as follows:

Pihak yang mempunyai hubungan

istimewa/Related parties

Sifat hubungan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa/

Nature of relationship with the related parties

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Pemegang saham mayoritas/ Majority shareholder

PT Tunas Ridean Tbk. Pemegang saham minoritas/ Minority shareholder

PT Bumi Daya Plaza Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT Tunas Mobilindo Parama Dimiliki sebagian besar oleh PT Tunas

Ridean Tbk./ Majority owned by PT Tunas Ridean Tbk.

PT Tunas Dwipa Matra Dimiliki sebagian besar oleh PT Tunas Ridean Tbk./ Majority owned by PT Tunas Ridean Tbk.

PT Surya Sudeco Dimiliki sebagian besar oleh PT Tunas Ridean Tbk./ Majority owned by PT Tunas Ridean Tbk.

PT Surya Mobil Megahtama

Dimiliki sebagian besar oleh PT Tunas Ridean Tbk./ Majority owned by PT Tunas Ridean Tbk.

PT Tunas Mobilindo Perkasa Dimiliki sebagian besar oleh PT Tunas

Ridean Tbk./ Majority owned by PT Tunas Ridean Tbk.

Transaksi yang dilakukan oleh Perseroan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan syarat atau kondisi normal yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.

The transactions with related parties are conducted at normal terms and conditions similar to those with non-related parties.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/59 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

24. PERJANJIAN KERJASAMA 24. COOPERATION AGREEMENTS

Pembiayaan bersama Joint financing Perseroan mempunyai perjanjian kerjasama pemberian kredit dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Perseroan bertindak sebagai agen untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan dan pengurusan dokumen administrasi dan mendapatkan pendapatan atas selisih marjin yang diterima dari konsumen dan yang dibayarkan ke pemberi pembiayaan bersama.

The Company entered into a joint financing agreement with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The Company acts as an agent to underwrite, collect and administer consumer financing and earns the spread between the margin received from customers and the interest paid to the joint financing provider.

Dalam perjanjian kerjasama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., porsi fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk konsumen dari masing-masing pihak adalah minimal 5,00% dari Perseroan dan maksimal 95,00% dari pemberi pembiayaan bersama.

Based on the agreements with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., the amount of funds to be financed by each party is a minimum of 5.00% from the Company and a maximum of 95.00% from joint financing providers.

Pada tanggal 27 November 2008, Perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. melakukan perubahan skema perjanjian kerjasama dari with recourse menjadi without recourse sehingga masing-masing pihak menanggung risiko sesuai porsinya.

On 27 November 2008, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. amended the joint financing agreement scheme from with recourse to without recourse. As a result, each party bears the credit risk in accordance with their portion.

Pada tanggal 6 Februari 2009, PT Mandiri Tunas Finance dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor antara dengan fasilitas maksimum sebesar Rp 2.000.000, dimana Perseroan menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi pembiayaanya (without recourse). Fasilitas ini ditingkatkan menjadi Rp 3.000.000 melalui amandemen Perjanjian Kerjasama Kendaraan Bermotor antara PT Mandiri Tunas Finance dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tertanggal 31 Desember 2009.

On 6 February 2009 the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. signed a Joint Financing Agreement with a maximum facility in the amount of Rp 2,000,000, where the Company bears the credit risk in accordance with its financing portion (without recourse). The facility was increased to Rp 3,000,000 through the amendment of the Joint Financing agreement between PT Mandiri Tunas Finance and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. on 31 December 2009.

Pembiayaan konsumen Bank Mandiri yang dikelola oleh Perseroan adalah sebagai berikut:

Consumer financing Bank Mandiri managed by the Company are as follows:

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Jumlah pembiayaan 4,124,739 2,642,092 Amount financed Rata - rata jangka waktu pembiayaan (tahun) 3 3 Average of financing period (years)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/60 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

24. PERJANJIAN KERJASAMA (lanjutan) 24. COOPERATION AGREEMENTS (continued)

Penyaluran pemberian kredit Credit channeling Perseroan mempunyai perjanjian kerjasama dalam penyaluran pemberian kredit dengan PT Bank Bukopin Tbk. (2009: PT Bank Bukopin Tbk. dan 2008: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Bukopin Tbk.) dimana 100,00% pinjaman kepada konsumen dibiayai oleh bank tersebut.

The Company has entered into credit channeling agreements with PT Bank Bukopin Tbk. (2009: PT Bank Bukopin Tbk. and 2008: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. and PT Bank Bukopin Tbk.) where 100.00% of the consumer loan is provided by the banks.

Dalam hal penyaluran pemberian kredit with recourse, Perseroan memiliki kewajiban untuk membayar atau menyetor angsuran pokok termasuk bunganya kepada pemberi penyaluran pemberian kredit jika konsumen gagal melakukan pembayaran angsurannya kepada Perseroan. Dalam penyaluran pemberian kredit without recourse, Perseroan tidak memiliki kewajiban tersebut.

In credit channeling arrangements with recourse, the Company will pay the instalments including interest to credit channeling providers in the event a consumer fails to meet its instalment obligation to the Company. In credit channeling arrangements without recourse, the Company does not have this obligation.

Pada tanggal 15 Mei 2008, perjanjian kerjasama penyaluran pemberian kredit dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. telah diubah menjadi perjanjian kredit modal kerja.

On 15 May 2008, the credit channeling agreement with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. was amended to be working capital loans.

Pada tanggal 3 Februari 2009 Perseroan dan PT Bank Bukopin Tbk. melakukan perubahan skema perjanjian kerja sama dari with recourse menjadi without recourse sehingga Bank Bukopin menanggung resiko kredit.

On 3 February 2009 the Company and PT Bank Bukopin Tbk. amended the scheme of agreement from with recourse to without recourse. As a result, Bank Bukopin bears the credit risk.

Pada tanggal 2 Desember 2009, telah ditandatangani amandemen Perjanjian Penerusan Pinjaman antara Perseroan dan PT Bank Bukopin Tbk. dengan fasilitas maksimum sebesar Rp 75.000.

On 2 December 2009, the Company and PT Bank Bukopin Tbk. signed an amendment of the channeling facility agreement with a maximum facility in the amount of Rp 75,000.

Pembiayaan konsumen yang dilakukan Perseroan dari fasilitas ini adalah sebagai berikut:

Consumer financing of the Company from these facilities is as follows:

SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010

Jumlah pembiayaan 448 8,385 Amount financed Rata - rata jangka waktu pembiayaan (tahun) 3 3 Average of financing period (years)

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/61 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

24. PERJANJIAN KERJASAMA (lanjutan) 24. COOPERATION AGREEMENTS (continued)

Asuransi Insurance

Dalam menjalankan usahanya, Perseroan berkerja sama dengan PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna, PT Asuransi Allianz, PT Asuransi AAB dan PT Asuransi Raksa.

In the course of business, the Company entered into insurance agreements with PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna, PT Asuransi Allianz, PT Asuransi AAB and PT Asuransi Raksa.

Sewa gedung Rent building

Pada tanggal 31 Agustus 2009, Perseroan menandatangani perjanjian sewa ruangan kantor dengan PT Bumi Daya Plaza yang tidak dapat dibatalkan untuk periode lima tahun. Perjanjian tersebut akan berakhir pada tahun 2014 dengan ketentuan pembayaran di muka sebesar Rp 507 untuk setiap jangka waktu 3 bulan dan akan ditinjau kembali setiap satu tahun sekali dengan kenaikan tarif maksimal sebesar 5,00% per tahun. Selama tahun 2011, Perseroan mencatat beban sewa sebesar Rp 1.699 (September 2010: 1.524) dari sewa ruangan kantor ini.

On 31 August 2009, the Company signed an office space rental agreement with PT Bumi Daya Plaza which is non-cancellable for the period of five years and will expire in 2014. The Company is required to pay in advance of Rp 507 for each quarter. The tariff will be reviewed on annual basis with a maximum tariff increase of 5.00% per annum. During 2011, the Company recorded rental expense of Rp 1,699 (September 2010: 1,524) from this office space rental.

25. INFORMASI SEGMEN USAHA 25. SEGMENT INFORMATION

Kegiatan usaha Perseroan dikelompokkan dalam segmen berdasarkan segmen usaha dan geografis.

The Company’s business activities are classified into business and geographical segments.

Bentuk primer pelaporan - berdasarkan segmen usaha

Primary reporting format - business segments

Untuk bulan September 2011, 2010 dan Desember 2010, Perseroan mengklasifikasikan segmen usaha berdasarkan tipe kendaraan yang diberikan pembiayaan yaitu mobil dan motor.

For September 2011, 2010 and December 2010 the Company classified business segments based on the type of vehicles financing which are car and motorcycle.

MobilL/ Motor/ Jumlah/

Car Motorcycles Total 30 31 30 30 31 30 30 31 30

Informasi segmen September/ Desember/ September/ Setember/ Desember/ Setember/ Setember/ Desember/ Setember/

usaha/Information Setember December Setember Setember December Setember Setember December Setember

by business segments 2011 2010 2010 2011 2010 2010 2011 2010 2010

Pendapatan/Revenue 406,601 N/A 246,203 76,587 N/A 72,273 483,188 N/A 318,476 Beban/Expenses (273,715) N/A (150,628 (146,958) N/A (103,869) (420,673) N/A (254,497) Laba sebelum pajak penghasilan/Profit before income tax 132,886 N/A 95,575 (70,371) N/A (31,596) 62,515 N/A 63,979 Aset/Assets 3,397,098 1,830,,002 N/A 250,687 426,405 N/A 3,647,785 2,256,407 N/A Kewajiban/Liabilities 3,108,265 1,527,162 N/A 145,926 361,507 N/A 3,254,191 1,888,669 N/A

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/62 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

25. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) 25. SEGMENT INFORMATION (continued)

Bentuk sekunder pelaporan – berdasarkan geografis

Secondary reporting format - geographical segments

Segmen berdasarkan geografis terdiri dari 67 cabang yang terbagi menjadi 4 (empat) regional yaitu Regional I, Regional II, Region III dan Regional IV.

Geographical segments consist of 67 branches that are located in 4 (four) regions, namely Region I, Region II, Region III and Region IV.

30 September/September dan 31 Desember/December SEPTEMBER

2011 DESEMBER

2010 SEPTEMBER

2010

Pendapatan Revenue - Regional I (Sumatra) 170,275 - 118,900 Region I (Sumatra) - - Regional II (Jakarta, Bogor, Depok, Region II (Jakarta, Bogor, Depok, - Tangerang, Cilegon, Serang) 161,414 - 115,481 Tangerang, Cilegon, Serang) - Regional III Region III - (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi, Kalimantan) 93,862 - 48,677 (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi,Kalimantan) - Regional IV (Jabar, Jateng) 57,637 - 35,418 Region IV (Jabar, Jateng) - Jumlah pendapatan 483,188 - 318,476 Total revenue

Aset Assets - Regional I (Sumatra) 413,898 216,187 - Region I (Sumatra) - - Regional II (Jakarta, Bogor, Depok, Region II (Jakarta, Bogor, Depok, - Tangerang, Cilegon, Serang) 2,479,298 1,602,489 - Tangerang, Cilegon, Serang) - Regional III Region III - (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi,Kalimantan) 296,114 388,298 - (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi, Kalimantan) - Regional IV (Jabar, Jateng) 458,475 49,433 - Region IV (Jabar, Jateng) - Jumlah aset 3,647,785 2,256,407 - Total assets

26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT Aktivitas Perseroan mengandung berbagai macam

risiko-risiko keuangan: risiko nilai tukar mata uang asing, risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko tingkat bunga. Secara keseluruhan, program manajemen risiko keuangan Perseroan terfokus untuk menghadapi ketidakpastian pasar uang dan meminimalisasi potensi kerugian yang berdampak pada kinerja keuangan Perseroan.

The Company’s activities are exposed to a member of financial risks: foreign exchange risk, credit risk, liquidity risk and interest rate risk. The Company’s overall risk management program focuses on mitigating the volatility of financial markets and to minimising potential adverse effects on the Company’s financial performance.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/63 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) (i) Risiko nilai tukar mata uang asing (i) Foreign exchange risk

Perseroan menyadari adanya risiko nilai tukar mata uang asing yang terjadi akibat fluktuasi mata uang Rupiah terhadap Dolar AS. Pembiayaan konsumen yang dilakukan Perseroan saat ini menggunakan mata uang Rupiah. Di lain pihak, pinjaman bank dan surat berharga yang diterbitkan untuk membiayai pembiayaan konsumen juga dilakukan dengan menggunakan mata uang Rupiah. Sehingga, Perseroan berkeyakinan bahwa risiko nilai tukar mata uang asing tidak berdampak signifikan dalam mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan, sehingga Perseroan tidak menempuh langkah antisipasi terhadap risiko nilai tukar mata uang asing.

The company is aware of the risk of exchange rates that occur due to fluctuations in the Rupiah against the U.S. Dollar. Currently, the Company provides consumer financing in Rupiah. On the other side, the Company also obtains bank loans and securities issued in Rupiah. Therefore, the Company believes that the foreign exchange risk does not have significant impact on the financial statements, hence the Company does not take precautions against the risk of fluctuations in exchange rates.

(ii) Risiko kredit (ii) Credit risk

Risiko kredit merupakan risiko utama karena Perseroan bergerak dalam aktivitas pembiayaan konsumen, dimana Perseroan menawarkan jasa pembiayaan bagi masyarakat yang hendak memiliki kendaraan bermotor. Secara langsung Perseroan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak memenuhi kewajibannya yang telah disepakati antara konsumen dengan Perseroan.

Credit risk is a major risk because the Company is engaged in consumer financing activity, in which the Company offers financing services to public who would like to own motor vehicles. The Company directly faces risk when consumers are not able to fulfill their obligations in paying off loans already agreed upon in the contract between consumer and the Company.

Risiko kredit merupakan risiko yang tidak bisa dihindari namun dapat dikelola hingga pada batasan yang bisa diterima. Perseroan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko ini. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses survey dan analisa kredit untuk kemudian disetujui oleh komite kredit sesuai wewenang untuk memutus kredit. Perseroan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 45/KMK.06/2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi lembaga Keuangan non Bank, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 74/PMK.012/ 2006 tanggal 31 Agustus 2006 dan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep-2833/LK/2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank.

Credit risk is an unavoidable risk, however, could be managed to an acceptable limit. The Company already has a policy to mitigate the risk. Starting from the beginning of the process in receiving credit applications selectively and handling them with prudence principle, whereby the credit application would go through survey and credit analysis process in order to be approved subsequently by the Credit Committee. The Company also implemented the Manual of Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions, which was amended by the Ministry of Finance Regulation No.74/PMK.012/2006 dated 31 August 2006 and the Decision of the Director General of Financial Institutions No. Kep-2833/LK/2003 dated 12 May 2003 regarding the Manual of Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/64 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) (ii) Risiko kredit (lanjutan) (ii) Credit risk (continued)

Perseroan bergerak di bidang usaha pembiayaan konsumen untuk produk mobil baru, mobil bekas dan motor yang pelanggannya adalah individu dan tidak terkonsentrasi pada wilayah geografis tertentu.

The Company engages in consumer financing activities comprising new car, used car and motorcycle for individual customers which are not concentrated in certain geographical area.

Tabel-tabel berikut mengikhtisarkan jumlah

risiko kredit dan konsentrasi risiko atas aset keuangan yang dimiliki Perseroan.

The following tables summarise the amount of credit risk and the concentration of risk derived from the Company’s financial assets.

Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya:

Maximum exposures of credit risk before taking into account collateral held and other credit support:

30 September/

September2011

Kas dan setara kas 110,023 cash and cash equivalent Piutang pembiayaan konsumen 3,510,160 Consumer Financing Receivable Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 37,078 Net investment in financial leases Piutang lain-lain 7,861 Other receivables Aset lain-lain 4,301 Other assets 3,669,423 31 Desember 2010/

December 2010

Kas dan setara kas 71,486 cash and cash equivalent Piutang pembiayaan konsumen 2,173,592 Consumer financing receivables Piutang lain-lain 4,291 Other receivables Aset lain-lain 2,566 Other assets 2,251,935

Konsentrasi risiko aset keuangan Concentration of risks of financial assets

a. Berdasarkan sektor geografis a. Based on geographical sector

September 2011

Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi

Lainnya/ Others

Jumlah/ Total

Kas dan setara kas 103,015 4,760 1,801 447 - 110,023 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen 2,118,186 984,341 299,791 107,842 - 3,510,160 receivables Investasi bersih dalam Net investment in financial sewa lembiayaan 37,078 - - - - 37,078 leases Piutang lain-lain 6,696 951 169 45 - 7,861 Other receivables Aset lain-lain 4,086 107 45 63 - 4,301 Other assets 2,269,061 990,159 301,806 108,397 - 3,669,423

Desember 2010

Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi

Lainnya/ Others

Jumlah/ Total

Kas dan setara kas 67,858 2,694 660 274 - 71,486 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen 1,384,290 583,719 153,944 51,639 - 2,173,592 receivables Piutang lain-lain 3,943 328 20 - - 4,291 Other receivables Aset lain-lain 2,187 125 245 9 - 2,566 Other assets 1,458,278 586,866 154,869 51,922 - 2,251,935

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/65 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) (ii) Risiko kredit (lanjutan) (ii) Credit risk (continued)

b. Berdasarkan sektor industri b. Based on industry sector

September 2011

Lembaga keuangan/ Financial institution

Konsumen/ Consumers

Lain-lain/ Others

Jumlah/ Total

Kas dan setara kas 110,023 - - 110,023 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - 3,510,160 - 3,510,160 receivables Investasi bersih dalam sewa Net investment in financial pembiayaan - 37,078 - 37,078 leases Piutang lain-lain - - 7,861 7,861 Other receivables Aset lain-lain 3,383 - 918 4,301 Other assets

113,406 3,547,238, 8,779 3,669,423

Desember 2010

Lembaga keuangan/

Financial institution

Konsumen/

Consumers Lain-lain/

Others

Jumlah/

Total

Kas dan setara kas 71,486 - - 71,486 Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing

konsumen - 2,173,592 - 2,173,592 receivables Piutang lain-lain - - 4,291 4,291 Other receivables Aset lain-lain 1,171 - 1,395 2,566 Other assets

72,657 2,173,592, 5,686 2,251,935

c. Piutang pembiayaan konsumen c. Consumer financial receivables September 2011

Tidak mengalami Mengalami penurunan nilai/ penuruan nilai/ Jumlah/ Non impaired impaired Total

Piutang Pembiayaan Consumer financing konsumen 3,462,682 47,478 3,510,160 receivables Investasi bersih dalam sewa Net investment in financial pembiayaan 37,078 - 37,078 leases Total Total Dikurangi: Less: Penyisihan piutang ragu-ragu (47,148) (12,639) (59,787) Provision for doubtful accounts Penyisihan piutang ragu-ragu (111) - (111) Provision for doubtful accounts 3,452,501 34,839 3,487,340

Desember 2010 Tidak mengalami Mengalami

penurunan nilai/ penuruan nilai/ Jumlah/ Non impaired impaired Total

Piutang Pembiayaan Consumer financing konsumen 2,144,967 28,625 2,173,592 receivables Total Total Dikurangi: Less: Penyisihan piutang ragu-ragu (31,705) (9,064) (40,769) Provision for doubtful accounts 2,113,262 19,561 2,132,823

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/66 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)

(iii) Risiko likuiditas (iii) Liquidity risk Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Perseroan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo. Mengingat Perseroan memperoleh dukungan keuangan yang kuat dari Perseroan Induk melalui skema pembiayaan bersama, maka risiko ini dapat dikelola dengan baik.

Liquidity risk is the risk whereby the Company does not have sufficient financial resources to discharge its matured liabilities. As the Company receives strong financial support from Parent Company through joint financing scheme, hence this risk could be managed properly.

Tabel berikut mengikhtisarkan profil perbedaan

jatuh tempo atas aset dan kewajiban Perseroan pada tanggal 30 September 2011.

The following table summarises the maturity gap profile of the Company’s assets and liabilities as at 30 September 2011.

30 September/September 2011

Kurang dari satu bulan/ Less than one month

1 – 6 bulan/ months

6 - 12 bulan/ months

Lebih dari 1 tahun / Over than 1 year

Tidak mempunyai

kontrak jatuh tempo/No contractual maturity

Nilai tercatat/ Carrying value

ASET ASSETS Cash and cash Kas dan setara kas 110,023 - - - - 110,023 equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing

konsumen 118,765 599,708 706,092 2,085,595 - 3,510,160 receivables Investasi bersih dalam Net Investment in financial sewa pembiayaan 1,075 5,556 7,080 23,367 - 37,078 leases Piutang lain-lain - - - - 7,861 7,861 Other receivables Tagihan kelebihan pajak - - - - 1,926 1,926 Claim for tax refund

Aset pajak tangguhan - bersih - - - - 1,835 1,835 Deffered tax asset-net Aset tetap-bersih - - - - 19,930 19,930 Fixed assets-net Aset lain-lain - - - - 20,381 20,381 Other assets Penyisihan piutang Provision for ragu-ragu - - - - (61,409) (61,409) doubtful accounts

Jumlah aset 229,863 605,264 713,172 2,108,962 (9,476) 3,647,785 Total assets

30 September/September 2011

Kurang dari satu bulan/ Less than one month

1 – 6 bulan/ months

6 - 12 bulan/ months

Lebih dari 1 tahun / Over than 1 year

Tidak mempunyai

kontrak jatuh tempo/No contractual maturity

Nilai tercatat/ Carrying value

KEWAJIBAN LIABILITIES

Hutang usaha 98,249 - - - - 98,249 Trade payables Hutang lain-lain 36,001 - - - 8,752 44,753 Other payables Hutang pajak - 5,723 - - - 5,723 Taxes payable

Beban yang masih harus dibayar 37,425 - - - - 37,425 Accrued expenses Pinjaman bank 114,550 389,783 323,457 865,187 - 1,692,977 Borrowings

Surat berharga yang diterbitkan - 774,562 47,837 549,498 - 1,371,897 Securities issued Imbalan kerja - - - - 3,167 3,167 Employee benefits

Jumlah kewajiban 286,225 1,170,068 371,294 1,414,685 11,919 3,254,191 Total liabilities Jumlah perbedaan Total jatuh tempo (56,362) (564,804) 341,878 694,277 (21,395) 393,594 maturity gap

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/67 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)

(iii) Risiko likuiditas (lanjutan) (iii) Liquidity risk (continued)

31 Desember/December 2010

Kurang dari satu bulan/ Less than one month

1 – 6 bulan/ months

6 - 12 bulan/ months

Lebih dari 1 tahun / Over than 1 year

Tidak mempunyai

kontrak jatuh tempo/No contractual maturity

Nilai tercatat/ Carrying value

ASET ASSETS Cash and cash Kas dan setara kas 71,486 - - - - 71,486 equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen 78,728 382,536 421,370 1,290,958 - 2,173,592 receivables Piutang lain-lain - - - - 4,291 4,291 Other receivables Tagihan kelebihan pajak - - - - 15,997 15,997 Claim for tax refund

Aset pajak tangguhan - bersih - - - - 4,115 4,115 Deffered tax asset-net Aset tetap-bersih - - - - 15,472 15,472 Fixed assets-net Aset lain-lain 1,171 - - - 13,022 14,193 Other assets Penyisihan piutang Provision for ragu-ragu - - - - (42,739) (42,739) doubtful accounts

Jumlah aset 151,385 382,536 421,370 1,290,958 10,158 2,256,407 Total assets

31 Desember/December 2010

Kurang dari satu bulan/ Less than one month

1 – 6 bulan/ months

6 - 12 bulan/ months

Lebih dari 1 tahun / Over than 1 year

Tidak mempunyai

kontrak jatuh tempo/No contractual maturity

Nilai tercatat/ Carrying value

KEWAJIBAN LIABILITIES Hutang usaha 38,994 - - - - 38,994 Trade payables

Hutang lain-lain 21,272 - - - 2,856 24,128 Other payables Hutang pajak - 9,968 - - - 9,968 Taxes payable

Beban yang masih harus dibayar 28,658 - - - - 28,658 Accrued expenses Pinjaman bank 159,858 201,158 238,316 360,799 - 960,131 Borrowings

Surat berharga yang diterbitkan - 49,979 249,568 524,076 - 823,623 Securities issued Imbalan kerja - - - - 3,167 3,167 Employee benefits

Jumlah kewajiban 248,782 261,105 487,884 884,875 6,023 1,888,669 Total liabilities Jumlah perbedaan Total jatuh tempo (97,397) 121,431 (66,514) 406,083 4,135 367,738 maturity gap

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/68 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)

(iv) Risiko tingkat bunga (iv) Interest rate risk Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Risiko nilai wajar suku bunga adalah risiko dimana nilai dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Perseroan memiliki eksposur terhadap fluktuasi tingkat suku bunga pasar yang berlaku baik atas risiko nilai wajar maupun arus kas. Margin bunga bisa meningkat sebagai hasil dari perubahan tersebut tetapi dapat mengurangi kerugian ketika terdapat pergerakan yang tidak diharapkan. Direksi menetapkan batas atas tingkat ketidaksesuaian dari suku bunga repricing dan value at risk yang bisa dilakukan, yang dimonitor secara harian oleh perusahaan.

Cash flow interest rate risk is the risk that the future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. Fair value interest risk is the risk that the value of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Company takes on exposure to the effects of fluctuations in the prevailing levels of market interest rates on both its fair value and cash flow risks. Interest margins may increase as a result of such changes but may reduce losses in the event that unexpected movements arise. The Board sets limits on the level of mismatch of interest rate repricing and value at risk that may be undertaken, which is monitored daily by company.

Tabel di bawah ini mengikhtisarkan eksposur nilai wajar instrumen keuangan Perseroan terhadap risiko tingkat bunga.

The following table summarises the Company’s fair value exsposure to interest rate risks.

30 September/September 2011

Bunga tetap/ Fixed rate

Kurang dari 1 bulan/Less than 1 month

Lebih dari 1 bulan sampai 3 bulan/ Over 1 month to 3 months

Lebih dari 3 bulan sampai 1 tahun/Over 3 months to 1 year

Lebih dari 1 tahun

sampai 2 tahun/ Over 1 year to 2 years

Lebih dari 2 tahun/ Over 2 years

Tidak dikenakan bunga/ No interest rate charges

Jumlah/ Total

Assets Assets Cash and cash Kas dan setara kas - 98,850 - - - - 11,173 110,023 equivalents Piutang pembiayaan Consumer Financing konsumen - 118,765 239,808 1,065,992 1,236,597 848,998 - 3,510,160 receivable Investasi bersih dalam sewa Net investment in pembiayaan - 1,075 2,186 10,450 14,871 8,496 - 37,078 financial leases Piutang lain-lain - - - - - - 7,861 7,861 Other receivables Aset lain-lain - - - - - - 4,301 4,301 Other assets Jumlah aset keuangan - 218,690 241,994 1,076,442 1,251,468 857,494 23,335 3,669,423 Total financial assets Liabilities Liabilities Hutang usaha - - - - - - 98,249 98,249 Trade payables Hutang lain-lain - - - - - - 44,751 44,751 Other payables Beban yang masih harus dibayar - - - - - - 37,426 37,426 Accrued expenses Pinjaman bank 1,451,965 65,157 88,666 74,751 11,403 1,035 - 1,692,977 Bank loan Surat berharga yang diberikan - 249,921 572,478 - 51,780 497,718 - 1,371,897 Securities issued Jumlah kewajiban Total financial keuangan 1,451,965 315,078 661,144 74,751 63,183 498,753 180,426 3,245,300 liabilities Jumlah selisih penilaian Total interest

bunga (1,451,965) (96,388) (419,150) 1,001,691 1,188,285 358,741 (157,091) 424,123 repricing gap

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/69 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)

(iv) Risiko tingkat bunga (lanjutan) (iv) Interest rate risk (continued)

31 Desember/December 2010

Bunga tetap/ Fixed rate

Kurang dari 1 bulan/Less than 1 month

Lebih dari 1 bulan sampai 3 bulan/ Over 1 month to 3 months

Lebih dari 3 bulan sampai 1 tahun/Over 3 months to 1 year

Lebih dari 1 tahun

sampai 2 tahun/ Over 1 year to 2 years

Lebih dari 2 tahun/ Over 2 years

Tidak dikenakan bunga/ No interest rate charges

Jumlah/ Total

Assets Assets Cash and cash Kas dan setara kas - 66,844 - - - - 4,642 71,486 equivalents Piutang pembiayaan Consumer Financing konsumen - 78,728 155,481 648,424 731,246 559,713 - 2,173,592 receivable Piutang lain-lain - - - - - - 4,291 4,291 Other receivables Aset lain-lain - - - - - - 2,566 2,566 Other assets Jumlah aset keuangan - 145,572 155,481 648,424 731,246 559,713 11,499 2,251,935 Total financial assets Liabilities Liabilities Hutang usaha - - - - - - 38,994 38,994 Trade payables Hutang lain-lain - - - - - - 24,128 24,128 Other payables Beban yang masih harus dibayar - 13,300 - - - - 15,358 28,658 Accrued expenses Pinjaman bank 482,019 30,000 97,644 350,468 - - - 960,131 Bank loan Surat berharga yang diberikan - - 49,979 249,568 - 524,076 - 823,623 Securities issued Jumlah kewajiban Total financial keuangan 482,019 43,300 147,623 600,036 - 524,076 78,480 1,875,534 liabilities Jumlah selisih penilaian Total interest

bunga (482,019) 102,272 7,858 48,388 731,246 35,637 (66,981) 376,401 repricing gap

Tabel di bawah ini mengikhtisarkan suku bunga rata-rata tertimbang atau rentang suku bunga efektif untuk masing-masing instrumen keuangan.

The following table summarises the weighted average effective interest rates or a range of effective interest rates for each financial instrument.

2011

Kisaran suku bunga/ Interest rate range

Aset Assets Rupiah Rupiah Kas dan setara kas 0.00% - 8.50% Cash and cash equivalents Piutang pembiayaan konsumen 13.87% - 30.24% Consumer financing receivables Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 12.75% - 13.62% Net investment in financial leases Kewajiban Liabilities Rupiah Rupiah Pinjaman bank 8.75% - 10.00% Bank loans Surat berharga yang diterbitkan 8.60% - 11.60% Securities issued

(v) Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan (v) Fair value of financial assets and liabilities Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana aset

dapat ditukar, atau kewajiban dapat diselesaikan dengan dasar transaksi arms-length.

Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, in an arms-length transaction basis.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/70 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)

(v) Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)

(v) Fair value of financial assets and liabilities (continued)

Pada tanggal 30 September 2011, nilai tercatat

dari aset dan kewajiban keuangan Perseroan memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai wajarnya kecuali untuk instrumen berikut :

As at 30 September 2011, the carrying value of the Company’s financial assets and liabilities approximates their fair value except for the following financial instruments :

September 2011

Nilai tercatat/ carrying value

Nilai wajar/ fair value

Aset keuangan: Financial assets: Piutang pembiayaan konsumen 3,510,160 3,639,706 Consumer financing receivables Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 37,078 37,023 Net investment in financial leases Kewajiban keuangan: Financial liabilities: Pinjaman bank 1,692,977 1,689,577 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan Securities issued - Hutang obligasi - bersih 1,371,897 1,277,295 Bonds payable - net -

Desember 2010

Nilai tercatat/ carrying value

Nilai wajar/ fair value

Aset keuangan: Financial assets: Piutang pembiayaan konsumen 2,173,592 2,198,572 Consumer financing receivables Kewajiban keuangan: Financial liabilities: Pinjaman bank 960,131 961,656 Bank loans Surat berharga yang diterbitkan Securities issued - Hutang obligasi - bersih 823,623 820,952 Bonds payable - net -

Nilai wajar dari piutang pembiayaan konsumen - bersih, diestimasi menggunakan diskonto arus kas, dengan mengacu pada rata-rata tertimbang dari tingkat bunga pasar yang diberikan Perseroan untuk aset keuangan yang memiliki karakteristik yang sama dengan aset keuangan tersebut pada tanggal neraca.

The fair value of consumer financing receivables - net, is estimated using discounted cash flows applying weighted average market rates offered by the Company at the balance sheet date for financial assets that have similar characteristics with the above mentioned financial assets.

Nilai wajar dari pinjaman bank dan Medium

Term Notes (MTN) dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga efektif yang dikenakan pada penarikan pinjaman terakhir atau suku bunga MTN sekarang dalam mata uang masing-masing sesuai dengan sisa periode jatuh temponya.

The fair value of bank loans and Medium Term Notes (MTN) are estimated by using discounted cash flows, applying the effective interest rate charged by the lenders for the last withdrawal of loans or current MTN interest rate in each currency borrowings based in period to maturity.

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/71 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)

(v) Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)

(v) Fair value of financial assets and liabilities (continued)

Nilai wajar surat berharga yang diterbitkan - hutang obligasi diestimasi menggunakan nilai kuotasi pasar terakhir atau menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga efektif yang dikenakan pada penerbitan obligasi terakhir atau instrumen yang sejenis.

The fair value of securities issued - bonds payable is estimated by using the last quoted market price or by using discounted cash flows applying the effective interest rate charged for the last bonds issuance or similar instrument.

Nilai wajar dari piutang lain-lain, aset lain-

lain, hutang usaha, beban yang masih harus dibayar dan hutang lain-lain adalah sebesar nilai tercatat dikarenakan sisa jatuh temponya dibawah satu tahun. Direksi berpendapat ini merupakan perkiraan yang layak atas nilai wajarnya.

The fair value of other receivables, other assets, trade payables, accrued expenses and other liabilities are stated at cost due to the remaining period is under one year. Directors believe this is a reasonable approximation of fair value.

27. IKATAN DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI 27. SIGNIFICANT COMMITMENTS AND

LIABILITIES

Perseroan tidak memiliki kewajiban kontinjensi dan komitmen yang signifikan pada tanggal 30 September 2011, 2010 dan Desember 2010.

There were no significant contingent liabilities and commitments as at 30 September 2011, 2010 and December 2010.

28. STANDAR AKUNTANSI BARU 28. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah melakukan Revisi atas beberapa standar akuntansi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut:

Financial Accounting Standard Board of Indonesian Institute of Accountants (DSAK-IAI) has issued revision of the following accounting standards which will be effective as at 1 January 2012:

- PSAK 8 (Revisi 2010) - Peristiwa Setelah

Akhir Periode Pelaporan, - SFAS 8 (Revised 2010) - Events after the

Reporting Period, - PSAK 10 (Revisi 2010) - Pengaruh

Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing, - SFAS 10 (Revised 2010) - The Effects of

Changes in Foreign Exchange Rates, - PSAK 24 (Revisi 2010) - Imbalan Kerja, - SFAS 24 (Revised 2010) - Employee

Benefits, - PSAK 46 (Revisi 2010) - Pajak Penghasilan, - SFAS 46 (Revised 2010) - Income Taxes, - PSAK 53 (Revisi 2010) - Pembayaran

Berbasis Saham, - PSAK 61 (Revisi 2010) - Akuntansi Hibah

Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah,

- PSAK 63 - Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiper Inflasi,

- SFAS 53 (Revised 2010) - Share-Based Payment,

- SFAS 61 (Revised 2010) - Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance,

- SFAS 63 - Financial Reporting in Hyperinflationary Economies,

PT MANDIRI TUNAS FINANCE

Lampiran 5/72 Schedule

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER

2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

28. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan) 28. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS (lanjutan)

- ISAK 13 - Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri,

- Interpretation of SFAS 13 - Hedge of Net Investment in a Foreign Operation,

- ISAK 15 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya,

- Interpretation of SFAS 15 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction,

- ISAK 18 - Bantuan Pemerintah - Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi,

- Interpretation of SFAS 18 - Government Assistance,

- ISAK 20 - Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya.

- Interpretation of SFAS 20 - Income Taxes - Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders.

Perseroan sedang mengevaluasi dampak dari penerapan revisi standar ini terhadap laporan keuangan.

The Company are currently evaluating the impact of the implementation of these revised standards on the financial statements.