Referendum Papua

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    1/31

    1

    I. Pendahuluan :Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai

    sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran dari norma baik norma hukum, norma

    moral maupun norma kenegaraan lainya. Dalam filsafat pancasila terkandung didalamnya

    suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan

    komprehensif (menyeluruh) dan sistem pemikira ini merupakan suatu nilai, Oleh karena itu

    suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma yang merupakan

    pedoman dalam suatu tindakan atau aspek prasis melainkan suatu nilai yan bersifat

    mendasar.

    Nilai-nilai pancasila kemudian dijabarkan dalam suatu norma yang jelas sehingga

    merupakan suatu pedoman. Norma tersebut meliputi norma moral yaitu yang berkaitan

    dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk. Kemudian

    yang ke dua adalah norma hukum yaitu suatu sistem perundang-undangan yang berlaku di

    Indonesia. Dalam pengertian inilah maka pancasila berkedudukan sebagai sumber dari

    segala hukum di Indonesia, pancasila juga merupakan suatu cita-cita moral yang luhur yang

    terwujud dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara dan

    berasal dari bangsa indonesia sendiri sebagai asal mula (kausa materialis).

    Pancasila bukanlah merupakan pedoman yang berlangsung bersifat normatif ataupun

    praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber hukum

    baik meliputi norma moral maupun norma hukum, yang pada giliranya harus dijabarkan

    lebih lanjut dalam norma-norma etika, moral maupun norma hukum dalam kehidupan

    kenegaraan maupun kebangsaan.

    II. Masalah :1. Kurangnya pemahaman tentang pancasila.2. Pancasila bukan sebagai sumber hukum.3. Pancasila tidak dijadikan pedoman hidup.4. Semakin banyaknya masyarakat yang anti tehadap pancasila.5. Demo Minta Referendum Papua.6. Masjid Anti Pancasila di Madura.7. Ribuan Warga Papua Tagih Janji Referendum.

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    2/31

    2

    8. Kekuatan Asing (Penjajah) di Balik Isu Referendum Papua.

    III. Analisis Masalah :1. PANCASILA

    Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, mengatur masalah

    kehidupan dan kerukunan dalam beragama. Akan tetapi rakyat Indonesia belum

    memahami isi kandungan dalam pancasila sendiri.

    2. DEPAGDepartemen yang menaungi masalah keagamaan di Indonesia. Akan tetapi dalampelaksanaanya Depag dianggap kurang maksimal dalam melaksanakan tugasnya.

    Karena selama ini Depag sepertinya hanya mengurusi masalah-masalah umum

    tentang keagamaan.

    3. DEPDIKNASLembaga yang menaungi masalah pendidikan serta berperan untuk meningkatkan

    mutu generasi-generasi muda. Akan tetapi DEPDIKNAS kurang memberikan

    penyuluhan tentang pentingnya etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

    4. DEPKUM dan HAMLembaga yang menaungi masalah hukum dan HAM di Indonesia. Setiap warga

    Negara berhak mendapat perlindungan hukum dari Negara dan Setiap orang

    mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pembelajaran etika demi

    tercapainya kehidupan yang bermatabat serta mendapatkan jaminan hak-hak asasi

    manusia adalah bukti kemanusiaan yang adil dan beradab, karena hak asasi

    manusia menyatakan bagaimana manusia wajib diperlakukan dan wajib tidak

    diperlakuakan agar sesuai dengan martabatnya sebagai manusia.

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    3/31

    3

    5. POLISIPolisi sebagai lembaga negara bertugas untuk mengawasi dan menjaga warga

    negaranya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Polisi juga sebagai

    lembaga Negara seharusnya memiliki etika yang baik dalam memberikan

    pelayanan kepada masyarakat umum.

    6. UUUndang-undang sebagi dasar negara Indonesia, menjadi tolak ukur dalam

    menjalankan segala peraturan yang berlaku. Termasuk masalah etika dalam

    berpolitik.

    7. INFORMASIBertugas untuk memberikan informasi yang sebenar-benarnya mengenai segala

    macam aspek berita yang di butuhkan oleh masyarakat. Termasuk masalah etika

    dalam berpolitik yang sudah tidak ada nilainya lagi di kalangan para pejabat

    tinggi.

    8. KEUANGANBertugas untuk mengatur masalah keuangan dalam negara. Baik pemasukkan

    maupun pengeluaran, serta digunakannya anggaran untuk memfasilitasi masalah

    pembangunan di Negara ini.

    9. BUDAYASemakin merosotnya nilai etika di Negara ini dapat membuat budaya Indonesia

    yang tadinya di anggap baik menjadi tidak ada nilainya lagi di mata dunia. Hal itu

    dapat membuat nama Indonesia menjadi buruk di kancah perpolitikan

    internasional.

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    4/31

    4

    10.ADATAdat yang tadinya di junjung tinggi oleh bangsa Indonesia, sekarang menjadi

    tidak ada gunanya lagi akibat tingkah laku para pejabat Negara yang

    mempermalukan nama Indonesia di mata dunia.

    11.DEPSOSDepsos sejatinya merupakan piranti negara yang berperan sebagai perancang

    kebijakan sosial makro yang memayungi berbagai upaya penanganan masalah

    sosial pada tingkat nasional. Dengan begitu, kondisi kesejahteraan sosial yang

    berdimensi luas dan berkelanjutan dapat diwujudkan.

    12.PARPOLSuatu lembaga yang berperan untuk menampung aspirasi-aspirasi dari masyarakat

    umum. Termasuk masalah merosotnya etika para pejabat Negara.

    13.DEPKESDEPKES yang bertugas untuk menangani masalah kesehatan seharusnya lebih

    mengedepankan masalah kualitas pelayanan-pelayanan di berbagai rumah sakit.

    Tapi pada kenyataannya masih banyak rumah sakit yang memberikan pelayanan

    yang buruk terhadap pasien.

    14.DPRDPR sebagai lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang

    merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk

    Undang-Undang, seharusnya dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik lagi

    dalam Menyerap, menghimpun, menampung dan menindak lanjuti aspirasi

    masyarakat. Tetapi pada kenyatataannya justru para anggota DPR lah yang

    melakukan tindakan memalukan tersebut.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Undang-Undanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Undang-Undanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_negara
  • 7/29/2019 Referendum Papua

    5/31

    5

    15.PRESIDENPresiden sebagai pemimpin Negara ini diharapkan dapat lebih bertindak tegas

    dalam menangani masalah merosotnya nilai etika dikalnagan para pejabat Negara.

    Karena masalah ini harus di atasi secara cepat dan tepat, agar tidak semakin

    melebarnya masalah ini.

    16.PEMIMPINSeharusnya seorang pemimpin itu dapat mencontohkan tindakan yang baik

    kepada para pengikutnya. Dan memiliki kewajiban untuk memberikan

    penghidupan yang layak kepada para warganya.

    17.KEJAKSAAN AGUNGKejaksaan agung sebagai lembaga Neraga bertugas untuk melakukan pengawasan

    atas pelaksanaan tugas dan pembangunan semua unsur Kejaksaan, agar terlaksana

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rencana dan program kerja serta

    kebijaksanaan yang ditetapkan Jaksa Agung.

    18.MASYARAKATMasyarakat di harapkan dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam menangani

    masalah diskriminasi agama di Negara ini. Karena biar bagaimanapun masyarakat

    juga memiliki peranan penting dalam terciptanya Negara yang lebih baik lagi.

    19.KPKKPK sebagai lembaga yang khusus menangani masalah korupsi di Negeri ini,

    seharusnya dapat menjalankan tugasnya lebih baik lagi. KPK diharapkan dapat

    menangkap siapapun yang melakukan tindak korupsi. Terutama para pelaku

    korusi di bidang kesehatan, sehingga masyarakat mendapatkan penanganan yang

    lebih baik.

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    6/31

    6

    20.HUKUMAdanya ketidakadilan hukum di Indonesia, yang menyebabkan kaum minoritas

    selalu menjadi pihak yang bersalah dalam suatu kasus. Hukum di Indonesia saat

    ini hanya memandang dari kemampuan dan kekayaan seseorang saja, sehingga

    pihak yang bersalah justru dapat hidup bebas di luar sana karena dapat membeli

    hukum itu.

    21.RT/RWRT/ RW seharusnya dapat membimbing warganya untuk menanamkan

    pendidikan etika di masyarakat umum. Sehingga dapat terciptanya kehidupan

    yang bermartabat.

    22.MAHASISWAMahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa seharusnya dapat membawa

    Negara ini kearah yang lebih baik lagi. Dan dapat mewujudkan semua harapan

    dan cita-cita para masyarakat.

    23.GUBERNURGubernur sebagai seorang kepala daerah disuatu provinsi dihapkan dapat

    menjalankan tugasnya dengan baik. Sehingga dapat membawa provinsi yang di

    pimpinnya menjadi provinsi yang maju.

    24.WAPRESWapres sebagai orang nomor 2 di suatu negara, berdasarkan UUD 45 wakil

    presiden berfungsi menggantikan presiden bila berhalangan. Namun dalam

    praktiknya, seorang wapres seharusnya tidak hanya bertugas untuk menggantikan

    presiden, melainkan juga bertugas untuk membangun Neraga ini agar menjadi

    lebih baik lagi.

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    7/31

    7

    25.LSMLSM sebagai sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun

    sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada

    masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari

    kegiatannya.

    26.MEDIA MASAMedia masa sebagai tempat masyarakat untuk mendapatkan informasi yang

    dibutuhkan, seharusnya dapat memberikan informasi yang sebenar-benarnya

    tanpa adanya kebohongan sedikitpun.

    27.DOKTERSebagai seorang tenaga kesehatan yang menjadi tempat kontak pertama pasien

    untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang

    jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin dan yang lainnya,

    seharusnya seorang dokter dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin

    dan seefisien mungkin, sehingga kesehatan para masyarakat dapat menjadi lebih

    baik lagi.

    28.PERAWATPerawat sebagi seorang tenaga medis diharapkan dapat memberikan pelayanan

    keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai

    diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai

    pada masalah yang kompleks.

    29.RUMAH SAKITRumah sakit sebagai sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang

    pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya,

    seharusnya dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pasien-pasiennya,

    seperti pelayanan medis dan pelayanan penunjang medis

    http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttp://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perawathttp://id.wikipedia.org/wiki/Perawathttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttp://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
  • 7/29/2019 Referendum Papua

    8/31

    8

    30.MPRMPR sebagai lembaga legislatif bikameral yang merupakan salah satu lembaga

    tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, yang terdiri atas anggota

    Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang brtugas

    untuk mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

    1945, serta Undang-Undang Dasar.

    31.DPRDDPRD sebagai parlemen lokal di daerah diharapkan dapat menampung aspirasi-

    aspirasi masyarakat pedesaan yang belum terjangkau oleh pemerintah pusat.

    Sehingga dapat mewujudkan apa yang menjadi keinginan rakyat kecil.

    32.DEPLUDEPLU sebagai suatu lembag di Indonesia bertugas untuk melakukan

    penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri,

    termasuk sarana dan mekanisme pelaksanaannya, koordinasi di pusat dan

    perwakilan, wewenang dan pelimpahan wewenang dalam penyelenggaraan

    hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri serta memberikan

    perlindungan kepada warga negara Indonesia, termasuk pemberian bantuan dan

    penyuluhan hukum, serta pelayanan konsuler.

    33.SEKOLAHSekolah sebagai sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa di

    bawah pengawasan guru, diharapkan dapat menghasilkan generasi-generasi

    penerus bangsa yang baik dan dapat membawa negara ini kearah yang lebih baik

    lagi.

    34.PASIENPasien sebaagai seseorang yang menerima perawatan medis yang menderita

    penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bikameralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_tinggi_negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_tinggi_negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyathttp://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Parlemenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Cederahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cederahttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Parlemenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyathttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_tinggi_negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_tinggi_negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bikameral
  • 7/29/2019 Referendum Papua

    9/31

    9

    sering kali tidak mendapatkan pelayanan yang maksimal dari pihak rumah sakit,

    terutama jika pasien tersebut dari kalangan miskin.

    35.PUSKESMASPuskesmas sebagai organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya

    kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan

    terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan

    menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,

    dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Akan tetapi

    pada kenyataannya banyak puskesmas-puskesmas yang memungut biaya

    kesehatan dengan harga yang mahal.

    36.ORANG TUAOrang tua harus bias memberikan pemahaman kepada anaknya tentang

    pentingnya memiliki etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam

    kehidupan beragama maupun dalam kehidupan bernegara.

    37.TEMAN BERMAINTeman bermain sebagai orang yang dekat dengan kita, seharusnya dapat

    memberikan contoh yang baik dalam bergaul kepada sesame teman sebaya

    maupun kepada orang yang lebih tua dari kita.

    38.GURUGuru sebagi orang yang memberikan ilmu kepada kita harus dapat memberikan

    dan menanamkan pentingnya memiliki etika yang baik. Sehingga dapat

    tercapainya kehidupan yang bermartabat dan lebih baik lagi dari sebalumnya.

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    10/31

    10

    39.DOSENDosen harus dapat memberikan pendidikan tertang etika kepada para

    mahasiswanya. Sehingga mahasiswa tersebut dapat menjadi orang yang

    membagakan dikemudian hari.

    40.UNIVERSITASUniversitas sebagai sebuah lebaga yang memberikan pendidikan kepada para

    generasi muda, harus dapat menghasilkan generasi muda yang memilki etika yang

    baik dalam menjalani kehidupan beragama dan bernegara.

    41.TOKOH AGAMATokoh agama sebagai orang yang mengetahui masalah agama dengan baik, harus

    bisa mengajarkan kepada para umutnya untuk memiliki etika yang baik.

    42.MENPORAMepora sebagai wadah bagi para generasi muda harus bisa menanamkan kepada

    para diri generasi nuda untuk selalu beretika yang baik.

    43.KEBUDAYAAN DAN PARIWISATAUntuk mengembangkan kebudayaan di Indonesia, harus di mulai dari sikap

    warganya sendiri. Warga yang baik adalah warga yang emmilki etika yang baik

    pula.

    44.SDMSemakin baiknya SDM yang ada, semakin maju juga Negara ini kedepannya.

    Karena kemajuan dari sebuah Negar dipengaruhi oleh Sumber Daya Manusia

    yang ada di Negar itu sendiri.

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    11/31

    11

    45.LURAHSebagai seorang pemimpin, harus bisa memberikan contoh yang baik kepada para

    warganya. Lurah sendiri pun harus memilki etika yang terpuji, demi terwujudnya

    kehidupan yang lebih baik lagi.

    46.KELUARGAKeluarga sebagai orang yang paling dekat dengan kita, harus menanamkan nilai-

    nilai moral yang baik termasuk tentang etika berpolitik.

    47.KETUA DPRKetua DPR sebagai orang yang memiliki kedudukan tertinggi di DPR harusnya

    dapat mencegah hal yang dapat merusak nama DPR RI itu agar tidak terjadi.

    48.BADAN KEHORMATAN DPRBadan Kehormatan DPR seharusnya dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-

    baiknya. Dan dapat menindak para pelaku pelanggar etika politik tersebut. Karena

    hal itu dapat merusak nama baik dewan perwakilan rakyat sendiri. Sehingga

    badan kehormatan dianggap tidak dapat melakukan tugasnya.

    49.LINGKUNGAN SEKITARLingkungan sekitar sangat besar pengaruhnya dalam terbentuknya kepribadian

    seseorang. Jadi, agar terbentuknya kepribadian yang baik, lingkungan sekitar pun

    harus menanamkan nilai-nilai yang baik pula.

    50.DIRI SENDIRIKepribadian dari setiap individu pun sangat berpengaruh besar terhadap perilaku

    yang dilakukan di dalam masyarakat. Jadi, diharapkan setiap individu dapat

    memilki kepribadian yang baik.

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    12/31

    12

    51.TNITNI sebagai aparatur Negara harus dapat menjaga dan melindungi keamanan

    Negara ini dari segala macam bahaya yang mengancam dan yang dapat memecah

    belah kedudukan Negar ini.

    IV. Upaya- Upaya yang dapat dilakukan :1. Meningkatkan kualitas moral dari setiap individu.2. Tanamkan pada diri setiap individu tentang pentingnyakesatuan dan persatuan bangsa.3. Berikan pendidikan yang lebih tentang pancasila di sekolah-sekolah.4. Tnamkan adanya pengendalian diri, sesuai dengan falsafah pancasila.5. Tanamkan adanya kepekaan terhadap lingkungan di masyarakat.6. Memelihara jati diri, jiwa kebangsaan dan jiwa berpolitik.

    V. Kesimpulan :1. Sudah berkurangnya jiwa kebangsaan pada setiap individu bangsa Indonesia.2. Pemerintah dianggap kurang serius dalam menangani kasus tersebut.3. Sudah banyak masyarakat yang tidak memandang pancasila sebagia sumber dari segala

    sumber hukum.

    4. Pancasila sudah bukan menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia.5. Rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia sudah semakin luntur.

    VI. Daftar Referensi :1.www.google.com

    2.groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/3.www.swaranusa.net4.www.tempointeraktif.com5.www.indowebster.web.id6.www.cathnewsindonesia.com

    http://www.google.com/http://www.swaranusa.net/http://www.tempointeraktif.com/http://www.indowebster.web.id/http://www.indowebster.web.id/http://www.tempointeraktif.com/http://www.swaranusa.net/http://www.google.com/
  • 7/29/2019 Referendum Papua

    13/31

    13

    LAMPIRAN

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    14/31

    14

    Siang Ini Demo Minta Referendum Papua

    Kamis, 8 Juli 2010 | 09:11 WIB

    JAYAPURA, KOMPAS.com - Ratusan orang berkumpul di pusat pertokoan tepatnya di depan

    Kantor Pos Abepura, Jayapura, Papua, Kamis (8/7/2010) pagi. Mereka bersiap menuju kantor

    DPR Papua untuk melakukan aksi demonstrasi.

    Mereka berkumpul untuk menantikan kedatangan rekan-rekannya yang lain untuk bergabung.

    Ratusan orang yang sebagian memakai pakaian adat Papua itu membawa spanduk antara lain

    bertuliskan "Otonomi Khusus Gagal, Minta Referendum".

    Akibat aksi itu, jalanan macet dan seluruh pertokoan dan kantor swasta di Abepura memilih

    untuk tidak beroperasi. Sementara itu, aparat kepolisian sektor Kota Abepura tampak telah

    berjaga-jaga mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

    Masjid Anti Pancasila di Madura

    Diposting pada Senin, 04-01-2010 | 16:48:22 WIB

    Di sebuah desa bernama Sopeng, Sumenep, Madura terdapa seorang kyai yang cukup terkenal

    bernama Kyai Ahmad Munib. Yang membuatnya dikenal salah satunya adalah kegigihannya

    menentang Pancasila sejak Pancasila tersebut berdiri di Indonesia. Kyai ini sangat tertutup,

    namun begitu pengikutnya cukup banyak juga didesa Sopeng. Beliau tidak pernah keluar dari

    komplek rumahnya.

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    15/31

    15

    Dalam komplek rumahnya terdapat sebuah masjid yang cukup besar, nama masjid tersebut

    adalah Masjid Anti Pancasila. Namun masjid ini masjid umum, jadi siapapun diperbolehkan

    melaksanakan sholat di masjid Anti Pancasila tersebut. Kegiatan pengajian di tempat Kyai

    Munib ini dilaksanakan didalam rumahnya, jadi tidak dilaksanakan di masjid depan rumahnya.

    Walaupun masih ada beberapa amalah bid'ah yang dilakukan kyai ini, namun kyai yang sudah

    berumur 80 an tahun ini menyatakan masih sangat mendukung penegakan Syariat Islam di

    Indonesia.

    Beberapa tetangga beliau yang masih berpartai dan beliau anggap mendukung eksistensi

    Pancasila maka tidak diperbolehkan sholat di masjid di komplek rumahnya.

    Ada kisah menarik yang diceritakan seorang warga yang tinggal di sekitar komplek rumah kyai

    Ahmad Munib tersebut kepada MuslimDaily. Dahulu, didepan masjid ada sebuah logo

    bertuliskan "Anti Pancasila Kewajiban Kita Umat Islam". Kemudian karena Kapolsek sekitar

    mengetahui mengenai "Logo" tersebut ia marah dan berusaha menutupi logo dari semen tersebut.

    Namun karena tidak berani secara langsung maka Kapolsek itu menyuruh anak buahnya satu-

    persatu melempari logo tulisan tersebut dengan semen sampai tertutup penuh. Yang menjadikan

    cerita ini menarik dan berbau klenik adalah, setelah Kapolsek melakukan penutupan logo

    tersebut ia jatuh sakit lalu meninggal. Dan para polisi lain didaerah itu menjadi takut macam-

    macam dengan masjid Anti Pancasila tersebut.

    Ada juga beberapa polisi lain yang berusaha menutup logo tulisan itu, namun begitu ketahuan

    salah satu santri kyai Ahmad Munib, polisi itu langsung diusir paksa. Kyai ini hampir benar-

    benar tidak keluar dari komplek rumahnya, sebab ia menganggap orang-orang diluar komplek

    rumahnya sudah terkontaminasi paham Pancasila. Kyai ini hanya keluar dari rumahnya saat

    pertengahan bulan Desember 2009 lalu diadakan pengajian di Masjid Pancasila, dan yang

    menjadi pengisi pengajian adalah ustad Abu Bakar Ba'asyir.Kajian ini dihadiri sekitar 1000 anorang, bahkan Kyai Munib sendiri sampai heran kenapa jamaah pengajian yang datang bisa

    membludak hingga keluar masjid tersebut. Begitu kajian ustad Abu Bakar Ba'asyir selesai beliau

    langsung masuk lagi ke dalam rumah dengan dikawal santrinya.

    Sebelum pengajian ustad Abu dimulai di masjid Anti Pancasila tersebut dimulai, kyai Ahmad

    Munib membacakan semacam ikrar atau pernyataan yang kembali menegaskan bahwa ia

    menolak Pancasila dan fahamnya. Pernyataan yang dibacakan kyai tersebut juga dicetak dalam

    lembaran kertas yang dibagi-bagikan kepada jamaah pengajian. Isi selebaran tersebut mengenai

    pengingkaran terhadap hukum-hukum yang dibuat oleh Pancasila. Salah satu isinya menyatakan

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    16/31

    16

    bahwa Pancasila itu kafir, Pancasila itu sama dengan hukum Fir'aun. Saat ini Kyai Ahmad

    Munib tinggal bersama satu istri dan dua anaknya di desa Sopeng, Sumenep, Madura.

    KH Achmad Munib Sang Anti Pancasila !!

    Nama KH Achmad Munib menjadi pembicaraan akhir-akhir ini, kali ini mencoba membahas

    lebih panjang lebar mengenai KH Achmad Munib yang melakukan dakwah Anti Pancasila.

    Ajaran nyleneh KH Achmad Munib ini sebenarnya telah dimulai sejak 20 tahun yang lalu.

    Penolakan ini disampaikan secara terang-terangan baik saat mengisi pengajian di masjid

    miliknya, maupun di tempat lain.

    Penerapan hukum dengan Pancasila dinilai oleh KH Achmad Munib, bertentangan dengan

    syariat Islam. Sehingga bila tidak menggunakan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari, dia

    mengategorikan sebagai orang kafir. Bahkan, pada saat itu, Kiai Munib - panggilan KH Achmad

    Munib - sempat mempunyai 150 santri. Namun para santri akhirnya berhenti dengan sendirinya

    ketika Kiai Munib mulai menutup diri dan tidak menerima tamu.

    Tulisan anti Pancasila juga terdapat di pintu teras masuk rumah yang kondisinya digembok rapat

    dan sudah berkarat. Tulisan arab dengan warna biru jelas terlihat. "Anti Pancasila Kewajiban

    Kita Umat Islam". Bahkan, kalimat serupa juga ada di tembok depan masjid Nurul Falah yang

    dibangun kiyai anti Pancasila tersebut. Jaraknya sekitar 50 meter dari rumahnya.

    Setiap orang yang masuk masjid tersebut tidak akan menduga jika tulisan arab yang ditulis

    dengan huruf kaligrafi berwarna biru yang dikelilingi Ayat Kursi terdapat kalimat "Anti

    Pancasila Kewajiban Kita Umat Islam". Kalimat tersebut bukan nama sebuah masjid, sebab di

    atas sebelah utara masjid bertuliskan, "Masjid Nurul Falah". Masjid tersebut digunakan untuk

    umum.

    Sikap MUI selama ini Menurut MUI, ajaran KH Achmad Munib tidak menyimpang. Ajaran anti

    Pancasila yang dilakukan KH Achmad Munib sama dengan ajaran agama Islam pada umumnya.

    Praktek ibadah dan perilaku setiap harinya tidak menyimpang dari Hadist dan Al-Qur'an.

    http://timetotalks.blogspot.com/2010/01/kh-achmad-munib-sang-anti-pancasila.htmlhttp://timetotalks.blogspot.com/2010/01/kh-achmad-munib-sang-anti-pancasila.html
  • 7/29/2019 Referendum Papua

    17/31

    17

    Meski mengajarkan anti Pancasila, Ketua MUI Kecamatan Dasuk, Sumenep, KH Syamsul Arifin

    menganggap ajaran agama yang disampaikan KH Achmad Munib tidak ada yang aneh. "Hanya

    menyatakan Anti Pancasila dan mempunyai keinginan mendirikan negara Islam," ujar Syamsul

    Arifin.

    Ajaran anti Pancasila, kata dia, tidak berdampak pada masyarakat sekitar. Bahkan, warga sekitar

    menilai jika ajaran yang diberikan kiai Munib hal yang aneh tidak perlu diikuti. "Warga tidak

    mengikuti pemahaman Anti Pancasila itu, namun tidak berani merusak tulisan yang ada di

    masjid," ungkapnya.

    Syamsul yang juga seorang tokoh masyarakat ini menilai jika yang bersangkutan khilaf. Artinya,

    apa yang disampaikan tidak harus diikuti oleh orang yang normal pada umumnya, dan tidak ada

    pengikutnya soal anti Pancasila itu. "Namanya orang khilaf mau diapakan? Ya biarkan saja.

    Lingkungannya juga tidak berdampak," tegasnya.

    Sementara, salah seorang anggota DPRD Sumenep, A Samsul Rizal, mengatakan kiai yang

    mengaku anti Pancasila itu tergolong kiai Jadap, atau salah seorang yang kehidupannya antara

    khilaf dan waliyullah. "Apa yang disampaikan menjadi tanda-tanda dan sulit untuk dilogikakan.

    Namun, soal anti Pancasila juga tidak ada pengaruh pada lingkungan," kata Samsul saat ditemuidi kantornya, Jalan Trunojoyo.

    Masyarakat sekitar, tambah dia, tidak mau untuk membicarakan kiai tersebut yang berkaitan

    dengan Pancasila. Sebab diyakini akan terjadi konsekwensi tersendiri. Konsekwensi itu terjadi

    secara ghaib. "Warga yang tidak suka dengan ideologi anti Pancasila itu ya tidak mau

    membicarakan, mereka membiarkan saja," pungkasnya.

    Sikap Polisi Aparat kepolisian bukan tidak tahu keberadaan KH Achmad Munib, yang

    menyatakan anti Pancasila. Namun karena ajaran itu tidak berdampak pada lingkungan sekitar,

    maka polisi belum perlu mengamankan yang bersangkutan. WakaPolres Sumenep, Kompol

    http://timetotalks.blogspot.com/
  • 7/29/2019 Referendum Papua

    18/31

    18

    Achmad Husin, menjelaskan, setiap warga negara harus punya ediologi sesuai dengan yang

    berlaku di negara Indonesia. Jika ada yang tidak mengakui perlu dipertanyakan.

    Namun, keinginan untuk mendirikan negara Islam dan menyatakan anti Pancasila merupakan

    hak individu. "Selama keinginan itu tidak berdampak pada warga dan tidak ada pengikutnya,

    biarkan saja," kata Kompol Achmad Husin. Menurut dia, bila yang bersangkutan berdakwah dan

    merekrut orang lain, maka yang bersangkutan tetap salah dan perlu penyelidikan. "Sampai saat

    ini Sumenep aman-aman saja," ujarnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya, KH Achmad Munib yang tinggal di Desa Beluk Kenek,

    Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, Madura mempunyai ajaran yang sedikit nyleneh.

    Dia selalu berdakwah anti Pancasila, karena berniat mendirikan negara Islam.

    Tuntut Referendum, Ribuan Massa Nginap di DPRP

    JAYAPURA-Sesuai rencana sebelumnya, ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat sipil

    Papua Kamis (8/7) kemarin melakukan aksi demonstrasi ke Kantor Dewan Perwakilan Rakyat

    Papua (DPRP).

    Mereka kembali melakukan demonstrasi untuk menagih janji DPRP atas tuntutan mereka saat

    melakukan aksi penolakan Otsus dan tuntutan referendum pada 18 Juni lalu. Ribuan massa ini

    awalnya berkumpul di Waena dan Abepura. Massa dari Waena long march ke arah Abepura,

    bergabung dengan massa yang sudah lebih dulu berkumpul disana. Setelah bergabung seluruh

    massa pendemo yang datang dari berbagai elemen masyarakat, massa dengan pengawalan aparat

    kepolisial, sekitar pukul 11.00 WIT mulai melakukan long march kearah Kota Jayapura.

    Dalam aksinya, massa pendemo beberapa bendera, diantaranya bendera PBB, beberapa spanduk

    dan sejumlah pamflet. Diantar sejumlah spanduk, ada sebuah spanduk besar yang bercorak

    bendera bntang kejora. Setelah menempuh jalan kaki sejauh 15 km, sekitar pukul 14.00 WIT,

    ribuan massa tersebut tiba di kantor DPRP di Pusat Kota Jayapura. Di Jayapura kota sediri,

    terutama di emperan toko sepanjang Jalan Irian, sejak pukul 09.00 sWIT sudah ada konsentrasi

    massa. Kurang lebih 300 an orang sudah menunggu para pendemo yang datang dari Abepura.

    Akibat aksi tersebut, arus lalulintas mengalami kemacetan, bahkan pertokoan di sepanjang jalan

    juga memilih tutup. Sebab dalam aksi long march ini, massa tidak memberikan kesempatan

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    19/31

    19

    kepada pengguna jalan lainnya, sehingga para pengguna jalan lain memilih berhenti, bahkan

    menghindar ke pinggir jalan.

    Situasi Kota Jayapura siang kemarin, cukup lenggang. Banyak kendaraan dan angkutan kota

    memilih memarkir kendaraanya karena takut. Para Pegawai negeri dan swasta banyak juga yang

    memilih tidak kantor atau bahkan pulang lebih awal karena khawatir terjadi keributan akibat

    demo besar-besaran tersebut.Setelah tiba di halaman kantor DPRP, massa yang berjumlah sekitar

    3 ribu hingga 5 ribu orang itu langsung berlari-lari mengelilingi halaman DPRP sambil

    meneriakkan kata-kata merdeka. Koordinator Forum Demokrasi Papua Bersatu (FDPB) Salmon

    Yumame mengatakan, Papua harus bersatu, karena dengan bersatu aspirasi dapat didengar, dan

    penyaluran aspirasi tanpa melakukan kekerasan. Kami datang karena janji DPRP, teriaknya.

    Dikatakan, jika tidak ada kata sepakat untuk digelar rapat paripurna oleh DPRP, maka massa

    akan menginap hingga ada hasil yang akan disampaikan oleh DPRP. Kita akan tidur di sini

    (kantor DPRP, red) hingga ada jawaban yang akan kami dengar, ujarnya. Massa meminta agar

    DPRP harus melakukan kerjasama dengan internasional untuk berbicara langsung dengan

    Presiden Amerika Barak Obama agar menegakkan keadilan dan berbicara soal referendum Papua

    Barat .

    Sedangkan salah seorang pentolan pendemo, Mako Tabuni, dalam orasinya mengatakan,

    referendum bukan tujuan, penindasan, Otsus gagal, dikriminasi semunya bukan tujuan dari demo

    ini, namun tujuan ini adalah harga diri. Ini adalah harga diri kami, sehingga harus diselesaikan

    dengan melibatkan internasional, ungkapnya. Orasi-orasi tersebut berlangsung sekitar 5 jam

    dan massa akhirnya ditemui oleh anggota dewan dari berbagai komisi yang ada, sebab Ketua

    DPRP dan Wakil I DPRP, juga Ketua Komisi A tidak ada di tempat .

    Massa sempat mengamuk karena kekecewaan mereka atas tidak adanya Ketua DPRP Drs.Jhon

    Ibo,MM sehingga sempat terjadi adu mulut antara massa dengan perwakilan anggota dewan

    yang hadir saat itu. Wakil Ketua Komisi A Weynand Watori mengatakan, DPRP dipilih oleh

    rakyat, namun DPRP juga memiliki partai politik, sehinga dalam menindak lanjuti aspirasi, harus

    dibicarakan dulu ke pimpinan partai-partai politik. Ha itu baru akan berlangsung pada tanggal 30

    Juli nanti. Setelah itu, aspirasi yang disampikan akan dibawa ke pemerintah pusat. Ada

    mekanisme tertentu yang harus dilalui, katanya.

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    20/31

    20

    Hal ini membuat massa semakin marah dan meneriaki para wakil rakyat itu, bahkan massa

    hendak melakukan kekerasan, namun dihalangi dan didinginkan oleh massa lainnya, sehingga

    para anggota dewan kembali masuk ke Ruangan Badan Anggaran (Banggar) untuk mencari

    solusi. Sebagian pendemo sempat tidak menerima dan ada yang hendak ikut masuk, namun

    dihadang oleh massa pendemo yang lain.

    Hingga pukul 18.00 WIT, massa tidak mendapat hasil kesepakatan dari para wakil rakyat itu dan

    akhirnya massa memilih tidur di halaman kantor DPRP. Koordinator demo Salmon Yumame

    mengatakan, massa akan tidur di kantor DPRP ini hingga ada hasil. Kita tunggu saja besok (hari

    ini,red), apa yang akan disampaikan anggota dewan yang terhormat itu, ungkapnya.

    Dari pantauaan Cenderawasih Pos hingga pukul 20.00 WIT tadi malam massa masih tetap

    bertahan di DPRP.

    Demo pengembalian Otsus dan menuntut referendum yang diisukan akan berlangsung anarkis,

    membuat pertokoan di wilayah Waena-Abepura yang biasa dilalui massa tersebut memilih untuk

    menutup tempat usahanya masing-masing.

    Dari pantauan Cenderawasih Pos kemarin pagi di wilayah Abepura, massa dari Expo Waena dan

    Perumnas III Waena mulai melakukan long march menuju ke Abepura menyebabkan sebagian

    para pemilik toko, supermarket dan tempat usaha lainnya memilih untuk menutup usaha mereka.

    Meski demikian, ada beberapa pertokoan yang ada di sepanjang jalan Waena-Abepura- Kotaraja

    yang masih tetap buka. Hanya saja, tidak membuka penuh pintu toko mereka. Ya, isunya ada

    demo besar-besaran. Makanya kami memilih tutup saja, kata salah seorang pemilik ruko di

    Abepura yang enggan disebutkan namanya kepada Cenderawasih Pos.

    Ia mengakui ada kekhawatiran tersendiri saat massa yang melakukan aksi unjuk rasa tersebut,

    melakukan perbuatan anarkis, sehingga ia memilih tidak mengambil resiko dengan tetap

    membuka usahanya tersebut.

    Sejumlah pertokoan di depan Kantor Pos Abepura juga banyak yang tutup setelah massa mulai

    berkumpul di depan pertokoan tersebut. Apalagi, saat massa dari Expo Waena lewat ke Abepura.

    SAGA Mall Abepura juga menutup pintu masuk ke mall tersebut, begitu juga Mega Abepura,

    Regina bahkan hingga Abepura Mall memilih untuk menutup pagar mereka sebagai antisipasi

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    21/31

    21

    hal-hal yang tidak diinginkan dalam demo menuntut pengembalian Otsus dan referendum

    tersebut.

    Hanya saja, dari pantauan Cenderawasih Pos, setelah massa yang melakukan long march tersebut

    lewat ke arah skyland, sebagian besar pertokoan dan mall tersebut kembali beroperasi seperti

    biasa. Hanya kami khawatir saja, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi isunya

    begitu, ujar salah seorang pemilik ruko di Abepura yang juga enggan disebutkan namanya.

    Sebaliknya, ketika ribuan massa tiba di Entrop dan longmarch kearah jantung kota Jayapura,

    toko-toko di sekitat Entrop dan Jayapura yang memilih tutup.

    Aparat Kepolisian Kawal Aksi Demo

    JAYAPURASebanyak 503 personel aparat kepolisian dari Polresta Jayapura yang di back up

    anggota dari satuan Brimob Kotaraja kemudian Samapta Polda Papua terpaksa diturunkan untuk

    mengamankan jalannya aksi demo damai besar-besaran yang dilakukan masyarakat Papua dari

    berbagai elemen perjuangan sipil di Papua baik dari dewan adat, presidium dewan Papua, Dewan

    adat Papua dan organisasi sipil lainnya di DPRP, Kamis (8/7) kemarin.

    Ketika dikonfirmasi wartawan, Kapolresta Jayapura, AKBP. H. Imam Setiawan, SIK

    menegaskan, dalam aksi demo damai yang dilakukan ribuan masyarakat Papua itu, pihaknya

    telah mengerahkan sekitar 350 anggota dari Polresta Jayapura, kemudian juga diback up 103

    anggota Samapta Polda Papua dan 50 anggota Brimob Polda Papua ditambah beberapa unit

    mobil water canon. Kita sifatnya hanya mengawal proses aksi demo damai yang dilakukan

    masyarakat Papua dengan mengerahkan 503 anggota polisi,tukasnya.

    Ditegaskannya, pihaknya tetap konsisten terhadap siapa saja dari pendemo yang melakukan aksi

    anarkis, merusak fasilitas umum atau lainnya dengan menindak tegas tanpa pandang bulu.

    Meskipun sudah ada izin tapi tetap kita tindak tegas apabila bertindak anarkis,tandasnya.

    Sementara itu, dilaporkan disaat aksi demo damai berlangsung di Jalan Percetaan Jayapura,

    seorang warga negara asing (WNA) yang diketahui berkewarganegaraan Perancis bernama

    Eduardo (34) terpaksa diamankan oleh aparat keamanan karena diduga telah menyalahi aturan

    dan mengganggung jalannya aksi demo. Kapolresta Jayapura, AKBP. H. Imam Setiawan, SIK

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    22/31

    22

    ketika dikonfirmasi Cenderawasih Pos terkiat penangkapan 1 orang WNA asal Perancis

    diamankan.

    Diakuinya, pihaknya mencurigai seorang WNA asal negara Perancis yang saat demo

    berlangsung sedang mengambil foto-foto kemudian langsung diamankan oleh aparat keamanan

    untuk dimintai keterangan. WNA itu, lanjut Kapolresta, setelah menjalani pemeriksaan di

    Polresta Jayapura ternyata memiliki visa wisata kemudian yang bersangkutan kebetulan baru tiba

    di Jayapura dengan tujuan berwisata. Sebenarnya tidak ada masalah dan WNA itu lengkap

    dengan visanya namun memang harus dimintai keterangan kemudian kami telah menyerahkan

    kepada pihak keimigrasian untuk proses selanjutnya, ungkapnya.

    Ribuan Warga Papua Tagih Janji Referendum

    09 Jul 2010

    Longmarch melumpuhkan Jayapura.

    JAYAPURA

    Papua kemarin menggelar unjuk rasa menuntut diadakan referendum memisahkan diri dariNegara Kesatuan Republik Indonesia. Massa yang mengatasnamakan Forum Demokrasi Rakyat

    Papua Bersatu atau Fbrdem itu menggelar aksinya di beberapa wilayah di Papua, seperti

    Wamena, Manokwari, Sorong, dan Merauke, selain di Jayapura.

    Kami ingin menyatakan bahwa otonomi khusus Papua telah gagal/kata anggota Fordem,

    Markus Haluk. Aksi kemarin masih merupakan lanjutan dari aksi long march, yang dilakukan

    pada 18 Juni lalu. Saat itu massa menyerahkan 11 poin hasilmusyawarah besar masyarakat adat

    Papua yang dilakukan di kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) pada 9-10 Juni kepada Dewan

    Perwakilan Rakyat Daerah Papua.

    Pihak yang terakhir diminta menggelar sidang paripurna untuk memenuhi keinginan

    dilakukannya referendum dalam tiga pekan, yang jatuh tempo kemarin. Aksi siang ini adalah

    untuk menagih janji anggota Dewan setempat, untuk update, apakah tuntutan kami yang lalu

    sudah ada jawabannya, kata Markus.

    Selain soal referendum, di antara 11 poin tuntutan yang pernah diserahkan itu di antaranya

    penutupan PT Freeport Indonesia, penolakan terhadap status otonomi khusus, dan penghentian

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    23/31

    23

    sementara pemilihan umum kepala daerah. Sidang plenomasyarakat adat juga meminta

    pemerintah Jakarta membebaskan tahanan/na-rapidana politik.

    Massa datang ke gedung DPRD dengan berjalan kaki 20 kilometer dari kantor MRP Di tempat

    itu, Ketua Dewan Adat Papua Forkorus Yogoisembut meminta MRP dan DPRD Papua segera

    mengambil sikap, terutama soal tuntutan referendum.

    Ruas-ruas jalan penghubung Kota Jayapura dengan Kabupaten Jayapura lumpuh total gara-gara

    aksi itu. Sejumlah pertokoan di daerah tersebut juga memilih tutup.Kami mencari aman, Mas.

    Takut massa anarkis-tik, kata Iea, pemilik rumah toko busana dan bahan-bahan pokok di

    Abepura.

    Dalam aksinya, sebagian massa memang terus meneriakkan kata-kata Papua Merdeka.Beberapa bendera asing, seperti milik PBB, dan spanduk bergambar Bintang Kejora juga

    berkibar. Juru bicara polisi di Papua, Ajun Komisaris Besar Wachyono, menyatakan satu satuan

    setingkat kompi Brigade Mobil Detasemen A Jayapura, dua peleton Pasukan Pengendali Massa

    Polresta Jayapura, dan satu peleton pasukan yang sama dari Kepolisian Daerah Papua dikerahkan

    untuk mengawal aksi.

    Kami juga menyiagakan satu satuan setingkat kompi dari Kodim, kata Wachyono kemarin pagi.

    Dia mengungkapkan bahwa aksi itu sudah mengantongi izin. Tuntutannya masih sama dengan

    demo sebelumnya, yaitu mengatakan otonomi khusus Papua gagal dan menuntut referendum,

    kata Wachyono.

    Rakyat Papua !

    Wednesday, 07 July 2010 21:56

    Ramai-ramai mengantar rekomendasi ke DPRP. (Foto/Jubi : Eveerth Joumilena)

    http://tabloidjubi.com/images/stories/food/edisi62/laput3.jpghttp://tabloidjubi.com/images/stories/food/edisi62/laput3.jpghttp://tabloidjubi.com/images/stories/food/edisi62/laput3.jpghttp://tabloidjubi.com/images/stories/food/edisi62/laput3.jpghttp://tabloidjubi.com/images/stories/food/edisi62/laput3.jpg
  • 7/29/2019 Referendum Papua

    24/31

    24

    Tuntutan referendum atau hak untuk menetukan nasib sendiri tidak pernah surut dari perjuangan warga

    Papua Barat hingga saat ini. Bisakah semua itu terwujud atau hanya sebuah pelampiasan ?

    JUBI --- Penyandaraan diri setiap kali pada identitas pribadi merupakan dasar perjuangan,

    sebagai akibat dari kekejaman praktek-praktek kolonialisme di Indonesia termasuk Tanah Papua.

    Perlawanan menjadi semakin keras sebagai akibat, penindasan yang brutal dan adanya ruang-

    gerak yang semakin luas di mana seseorang dapat mengemukakan pendapat secara bebas. Faktor

    lainnya adalah membanjirnya informasi yang masuk tentang Sejarah Papua Barat. Rakyat Papua

    Barat semakin mengetahui dan mengenal sejarah mereka. Namun Benny Giay

    menggambarkannya sebagai sejarah sunyi Orang Papua karena tidak semua negara mau

    mendengar. Terkecuali ketika berbicara tambang dan sumber daya alam. PT Freeport Indonesia

    adalah salah satu kekuatan investasi yang menancapkan kekuatannya di Tanah Papua sebelum

    pelaksanaan referendum atau dalam versi Indonesia disebut Penentuan Pendapat Rakyat

    (PEPERA).

    Kontrak Karya PT FI dilakukan pada 1967 atau dua tahun sebelum pelaksanaan PEPERA di atas

    tanah yang disengketakan antara Indonesia dan Belanda. Walau demikian kesadaran untuk

    berjuang tak lepas dari tindakan Warga Papua untuk mentransformasikan realitas sehari-hari

    Orang Papua. Mengutip Paulo Freire pakar pendidikan asal Brasilia yang m menulis semangat

    juang menjadi kuat sebagai akibat dari kesadaran itu sendiri. Kesadaran untuk mencari identitassesuai dengan Universal Declaration on Human Right. Karena itu kemerdekaan adalah hak

    berdasarkan Deklarasi Universal HAM yang menjamin hak-hak individu dan berdasarkan

    Konvenant Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik yang menjamin hak-hak kolektif di dalam

    mana hak penentuan nasib sendiri (the right to self-determination) ditetapkan. Semua bangsa

    memiliki hak penentuan nasib sendiri. Atas dasar mana mereka bebas menentukan status politik

    mereka dan bebas melaksanakan pembangunan ekonomi dan budaya mereka.

    International Covenant on Civil and Political Rights, Article 1). Nation is used in the meaning of

    People (Roethof 1951:2) and can be distinguished from the concept State - Bangsa digunakan

    dalam arti Rakyat (Roethof 1951:2) dan dapat dibedakan dari konsep negara (Riop Report No.1).

    Riop menulis bahwa sebuah negara dapat mencakup beberapa bangsa, maksudnya kebangsaan

    atau rakyat (a state can include several nations, meaning Nationalities or Peoples).

    Ada dua jenis the right to self-determination , yaitu external right to self-determination dan

    internal right to self-determination.

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    25/31

    25

    External right to self-determination yaitu hak penentuan nasib sendiri untuk mendirikan negara

    baru di luar suatu negara yang telah ada. Contoh: hak penentuan nasib sendiri untuk memiliki

    Negara Papua Barat di luar negara Indonesia. Hak eksternal penentuan nasib sendiri atau lebih

    baiknya penentuan nasib sendiri dari bangsa-bangsa, adalah hak dari setiap bangsa untuk

    membentuk negara sendiri atau memutuskan apakah bergabung atau tidak dengan negara lain,

    sebagian atau seluruhnya (Riop Report No.1).

    Rakyat Papua Barat, per definisi, merupakan bagian dari rumpun bangsa atau ras Melanesia yang

    berada di Pasifik. Pakar antropolog membagikannya ke dalam dua kelompok Melanesia dan

    Papua. Perbedaan etnik maupun ras dapat menjadi salah satu gagasan untuk kembali mengatur

    langkah ke depan bagi suatu bangsa. Agaknya peluang ini dapat digunakan sebagai gagasan

    untuk menentukan nasib sendiri. Apalagi negara Vanuatu di Pasifik Selatan membuka pintu bagi

    perjuangan Papua Barat. Vanuatu juga memberikan kursi bagi Papua Barat dalam pertemuan

    Melanesia Brotherhood di Pasifik Selatan.

    Namun yang jelas rasa kebangsaan dan nasionalisme bisa dibangun kalau ada perasaan senasib

    dan sama-sama menderita. Cilakanya selama di Papua Barat belum merasa sama-sama menderita

    dan satu kata untuk menentukan nasib sendiri. Maka perlu dibangun solidaritas agar jangan

    sampai salah arah dan tidak tepat sasaran.

    UU Otsus yang selama ini dianggap sebagai sasaran antara untuk menjembatani perasaan senasib

    dan sepenanggungan sangat jauh dari harapan banyak Orang Papua. Tuntutan referendum adalah

    aspirasi murni dari Rakyat Papua yang selalu hidup dalam penindasan dan masih merasa sebagai

    bangsa yang terjajah di atas tanah sendiri. Terlepas dari perkembangan sejarah masa lalu hingga

    saat ini. Tampaknya tuntutan referendum sudah pasti akan terus dinyanyikan Rakyat Papua

    kepada dunia, bahwa keinginan menentukan nasib sendiri adalah murni isi hati Rakyat Papua dan

    bukan keinginan segelintir orang.

    Hal ini terangkat kembali pada 18 Juni 2010 dimana seluruh Rakyat Papua bersama Dewan Adat

    Papua (DAP) dan Majelis Rakyat Papua (MRP) menyampaikan aspirasi referendum bagi masa

    depan Papua kepada DPRP. Masalah mendasar dan subtansi dari tuntutan Rakyat Papua adalah

    ketika Otonomi Khusus (Otsus) Tahun 2001 bagi Povinsi Papua diberikan Pemerintah Pusat

    sebagai jawaban pengganti atas aspirasi Papua merdeka. Sayangnya sasaran antara melalui UU

    Otsus tak memberikan banyak harapan dan nada optimis muncul dengan keyakinan bahwa gula-

    gula Otsus akan membawa perubahan bagi Rakyat Papua. Sebaliknya gula-gula ini hanya

    enak didengar tanpa ada terwujud nyata dalam hidup sehari-hari Masyarakat Asli Papua. Tidak

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    26/31

    26

    ada keberpihakan yang sifatnya memproteksi, memberdayakan dan menerapkan afirmatif

    terhadap hak-hak dasar Masyarakat Asli Papua.

    Kebijakan yang bersifat affimative action seringkali berbenturan dengan pemerintah di Jakarta.

    Ibarat berbenturan dengan tembok, tutur Agus Alua. Atau Benny Giay sedikit sinis

    menegaskan mengharapkan UU Otsus dan affirmative action sama saja dengan merebus batu.

    UU Otsus sudah berjalan hampir 10 (sepuluh) tahun, namun tetap saja Rakyat Papua tidak

    merasakan manfaat dan dampak kemajuan dari kebijakan ini. Oleh karena itu mestinya

    Pemerintah Indonesia lebih jeli melihat persoalan tersebut dan bukannya membiarkan Rakyat

    Papua berkelahi dengan dirinya sendiri akibat berbagai aturan yang diberikan tidak berjalan baik

    sesuai amanatnya. Padahal nyata-nyata di dalam UU Otsus harus berpihak dan melindungi

    keberadaan Orang Asli Papua.

    Menyikapi kegagalan Otsus, maka MRP bersama Masyarakat Adat Papua (MAP) serta

    kelompok elemen Masyarakat Papua lainnya melakukan musyawarah pada Tanggal 910 Juni

    2010 lalu, dimana menghasilkan 11 rekomendasi yang selanjutnya diserahkan kepada kepada

    Pemerintah Indonesia termasuk Pemerintah Daerah dan DPRP.

    Dalam dua hari kegiatan Musyawarah MRP dan Masyarakat Adat Papua yang datang dari tujuh

    wilayah adat di seluruh Tanah Papua, telah mengambil suatu keputusan bersama tentang situasi

    politik di Tanah Papua dan keberadaan Otsus Papua yang dianggap gagal dan seluruh peserta

    Musyawarah dan komponen politik yang hadir menyerukan kepada MRP dan DPRP segera

    mengembalikan Otsus ke pusat. Acara Musyawarah yang sempat memanas tersebut lebih banyak

    berkutat pada penyelesaian masalah politik di Tanah Papua.

    Agus Alua dalam keterangannya menyatakan, semua peserta Mubes sepakat untuk kembalikan

    Otsus dan referendum solusi untuk menjawab semua permasalahan politik di Tanah Papua. Ini

    aspirasi murni rakyat dan MRP akan memfasilitasi aspirasi mereka, tutur Alua. Aspirasi

    masyarakat juga meminta pelaksanaan referendum ini difasilitasi oleh dunia Internasional. Poin

    penting lain adalah segera menutup aktivitas penambangan PT. Freeport Indonesia di Bumi

    Amungsa.

    Tuntutan ini sudah berada di tangan DPRP, sebabnya Rakyat Papua akan menunggu wakil-wakil

    Rakyat Papua untuk menindaklanjuti secara baik. Rakyat Papua akan menagih janji pada 8 Juli

    2010 mendatang. (JUBI/Eveerth Joumilena / Musa Abubar)

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    27/31

    27

    Kekuatan Asing (Penjajah) di Balik Isu Referendum Papua

    [Al Islam 516] Meski tidak menjadi berita besar, isu referendum (jajak pendapat umum) di

    Papua akhir-akhir ini sebetulnya sangat penting untuk diwaspadai. Setelah konflik Aceh pasca

    MoU Helsinky, kini gejolak menyeruak kembali di Papua. Saat ini gejolak lebih besar dipicu

    oleh aksi-aksi politis yang dilakukan masyarakat sipil. Demontrasi besar, misalnya, terjadi pada

    tanggal 18 Juni, dilanjutkan aksi ribuan warga Papua pada tanggal 8 Juli 2010. Aksi pada awal

    bulan Juli ini dikoordinasikan oleh Forum Demokrasi Rakyat Papua Bersatu (FDRPB).

    Forum ini menghimpun elemen-elemen sipil terdiri dari; DAP, PDP, WPNA, Solidaritas

    Perempuan Papua, PGGP, Sinode GKI, GIDI, Kemah Injil, Baptis Papua, Pantekosta, KNPB,

    AMPPTPI, AMWP, Front Papera, Garda-P, Forum Independen Mahasiswa,Bem/Senat

    Mahasiswa Se-Jayapura, dan OKP-OKP se-kota/Kab.

    Jayapura-Sarmi-Kerom. Dengan semboyan Satu Tanah, Satu Hati, Satu Bangsa dan Satu

    Tujuan, mereka bergerak mendesak DPR Papua melaksanakan sidang paripurna guna

    menindaklanjuti aksi demo tanggal 18 Juni 2010 dalam rangka menyerahkan hasil musyawarah

    masyarakat Papua. Tuntutannya adalah mengembalikan Otsus (otonomi khusus) sekaligus

    menuntut referendum.

    Tentu, ini merupakan tantangan besar bagi Pemerintah Indonesia. Pasalnya, jika Pemerintah tak

    cermat, Papua akan mengalami kontraksi politik yang bisa berujung pada disintegrasi

    (pemisahan diri), sebagaimana halnya Timor-Timur yang telah lepas dari pangkuan negeri ini.

    Latar Belakang Tuntutan Referendum

    Luas seluruh Papua adalah 309.934,4 km, sama dengan 3,5 kali Pulau Jawa. Wilayah ini subur

    dengan kandungan mineral dan potensi SDA (sumber daya alam) yang melimpah; dari mulai

    hutan, tambang emas, tembaga hingga uranium. Dari sisi geopolitik pun, Papua sangat strategis.

    Namun, dengan potensi SDA Papua yang demikian besar, Indek Pembangunan Manusia (IPM)

    Papua termasuk yang paling rendah dibandingkan dengan seluruh provinsi yang ada di

    Indonesia. Tingkat kemiskinan masyarakatnya juga sangat merisaukan. Padahal Papua telah

    terbukti memberikan banyak keuntungan dengan kandungan kekayaan alamnya yang melimpah

    kepada perusahaan lokal, nasional maupun multinasional (asing). Namun, Papua seolah hanya

    menjadi pundi-pundi kekayaan dan sapi perah kepentingan perusahaan-perusahaan tersebut dan

    pihak asing, termasuk para elit penguasanya.

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    28/31

    28

    Pemerintah Indonesia melalui Otonomi Khusus Papua yang dituangkan dalam UU No 21 Tahun

    2001 berusaha mengubah keadaan di atas. Sayang, Otsus seolah menjadi bumerang. Pasalnya,

    setelah berjalan 9 tahun, Otsus dirasakan tidak berpengaruh apa-apa, kecuali kepada segelintir

    elit politiknya. Dana Otsus yang mencapai rata-rata 10juta/warga Papua juga tidak memberikan

    perubahan berarti. Kondisi inilah yang mendorong sebagian masyarakat Papua (lebih tepatnya;

    elit politiknya) menyuarakan tuntutan referendum (yang arahnya adalah merdeka atau minimal

    berformat federalisme). Referendum dianggap sebagai pilihan akhir untuk mengubah keadaan itu

    semua.

    Ada beberapa analisis mengapa wacana referendum mencuat. Pertama: karena Undang-Undang

    Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus Papua tidak dilaksanakan secara konsisten dan serius oleh

    pemerintah pusat dan daerah. Ketidakseriusan ini terlihat pada adanya kebijakan-kebijakan yang

    kontra dengan UU Otsus Papua tersebut. Hal ini menjadi kendala sekaligus memunculkan

    berbagai masalah penerapannya di lapangan. Jadinya UU Otsus seperti tidak bergigi. Misal, di

    lapangan ditemukan Pemerintah Provinsi Papua mengaku hingga saat ini hanya ada sekitar 20

    persen dari 380-an pemerintahan distrik atau kecamatan yang melaksanakan aktivitasnya dengan

    baik. Kondisi tersebut disebabkan masih minimnya sarana dan prasarana bagi pemerintahan

    distrik itu. Pemerintahan distrik sangat sedikit sekali melakukan pelayanan kepada masyarakat.

    Jika distrik sebagai ujung tombak pemerintah terdepan tidak memiliki kapasitas untuk

    membangun maka perubahan nasib warga Papua seperti menggantang asap, alias tidak akan

    berubah.

    Kedua: UU Otsus Papua mengandung blunder politik terkait dengan peran lembaga-lembaga

    adat dalam melahirkan kebijakan-kebijakan politik di Papua. Pemerintah dianggap tidak

    memperhatikan pandangan/pendapat dari MRP (Majelis Rakyat Papua) yang dipandang

    mewakili lembaga-lembaga adat Papua. Inilah yang menjadi salah satu pemicu ketidakpuasan

    masyarakat Papua.

    Ketiga: Pemerintah dianggap tidak serius dalam mewujudkan Pasal 34 UU No 21 Tahun 2001

    tentang Otsus Papua ini. Terkait ayat 3 (yakni: Dana Perimbangan bagian Provinsi Papua,

    Kabupaten/Kota dalam rangka Otonomi Khusus), tidak ada realisasi atas pembagian hasil

    Sumber Daya Alam (SDA) Papua antara Papua dan Jakarta sebagaimana yang diamanatkan

    Pasal 34 UU Otsus Papua.

    Keempat: Pelanggaran HAM yang dilakukan sejak 1963 hingga kini belum ditangani. Padahal

    UU Otsus Papua menghendaki hal itu. Para korban pelanggaran HAM dibiarkan. Orang Papua

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    29/31

    29

    belum merasakan keadilan. Oleh sebab itu, bagi orang Papua, Pemerintah gagal melaksanakan

    UU Otsus Papua. Sekalipun triliunan rupiah sudah dikucurkan, mayoritas orang Papua masih

    hidup di bawah garis kemiskinan. Karena tidak merasakan manfaatnya maka rakyat Papua

    mengembalikan UU Otsus secara simbolik kepada pemiliknya, yakni Pemerintah melalui DPR

    Papua, dan menuntut referendum.

    Peran Negara Asing (Penjajah)

    Untuk menghilangkan tuntutan referendum dari Tanah Papua, faktor pemicu tuntutan ini perlu

    dipecahkan. Lepasnya Timor-Timor menjadi pengalaman sangat pahit. Sementara itu, Papua

    jauh lebih besar potensi SDA-nya dibandingkan Timor-Timur. Jika penguasa saat ini tidak

    mengubah kebijakan dan orentasi pembangunannya, niscaya Pemerintah akan menelan buah

    simalakama demokrasinya. Dalam ruang demokrasi tidak ada lagi sumbatan bagi setiap warga,

    khususnya warga Papua, untuk menyerukan keinginannya, bahkan di forum-forum internasional,

    termasuk PBB. Apalagi Papua adalah ladang subur tempat melampiaskan ketamakan para

    kapitalis asing melalui instrumen negaranya untuk melakukan penjajahan sekaligus mengeruk

    habis kekayaan Papua.

    Indonesia harus mencermati dalang di balik tuntutan referendum ini. Sebab, masyarakat kecil

    kebanyakan sebetulnya tidak begitu paham dengan referendum tersebut. Sekelompok elit

    politiklah yang sebenarnya bermain dengan membangun jejaring baik di pusat kekuasaan

    maupun jejaring internasional (pihak gereja dan LSM-LSM asing). Namun, sesungguhnya

    mereka hanyalah alat. Kepentingan negara-negara besarlah, khususnya Amerika dan Australia,

    yang memainkan peran penting di Papua. Sesungguhnya negera-negera penjajah inilah yang

    memiliki kepentingan dan bakal meraih keuntungan jika Papua merdeka atau memisahkan diri

    melalui referendum yang sedang diusahakan oleh mereka. Jika ini tidak dicermati Pemerintah,

    boleh jadi nasib Papua nanti akan seperti Timor Timur; lepas begitu saja dari pangkuan

    Indonesia.

    Banyak bukti yang menunjukkannya adanya dukungan Australia dalam membantu para

    pemberontak di Papua, baik secara langsung atau melalui New Guinea, yang juga menyediakan

    tempat yang aman kepada para pemberontak separatis di samping dukungan finansial dan

    militer. Kebijakan yang sama telah dilakukan Australia terhadap provinsi-provinsi di Indonesia

    selama puluhan tahun, seperti dalam kasus Aceh dan Timor Timur. Amerika juga mulai

    mengungkapkan keprihatinan besarnya atas konflik di Papua ketika tahun 2005 Kongres AS

    memutuskan untuk menerapkan klausul: berdasarkan apa Papua telah menjadi bagian dari

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    30/31

    30

    Indonesia. Pada bulan Juni 2007, Utusan Khusus HAM Sekjen PBB, Hina Jilani, mengunjungi

    propinsi Aceh dan Papua. Ia membahas pelanggaran HAM di dua provinsi itu. Pada bulan Juli

    2007 ketua Subkomite Parlemen (Kongres AS) di Asia, Pasifik dan Global, Eni Faleomavaega,

    mengatakan, Jika Pemerintah Indonesia tidak mampu menangani dengan baik isu Papua, kami

    akan memberinya kemerdekaan.

    Semua itu tentu saja menunjukkan betapa Amerika dan Australia begitu bersemangat untuk

    melepaskan Papua dari Indonesia dengan memanfaatkan konflik-konflik yang terjadi di

    provinsi ini.

    Solusi Islam

    Indonesia adalah negeri Islam. Papua adalah bagian dari negeri Islam ini. Karena itu, wajib bagikaum Muslim untuk mencegah para penguasa negeri ini melepaskan Papua, sebagaimana mereka

    dulu melepaskan begitu saja Timor Timur.

    Untuk mengurangi pengaruh dan provokasi Gereja (kaum Kristen) di sana, wajib pula bagi umat

    Islam untuk menyebarkan seruan Islam di kalangan orang Kristen di sana. Caranya adalah

    dengan mengundang mereka untuk melakukan perdebatan dengan cara terbaik. Mereka juga

    harus diingatkan bahwa hak-hak orang Kristen dilindungi di negeri-negeri Muslim.

    Selain itu, penguasa harus menyadari bahwa politik sekular tidak memiliki kapasitas untuk

    membangun seluruh wilayah Indonesia, termasuk Papua, menjadi makmur, sejahtera dan

    berkeadilan. Sudah saatnya penguasa negeri ini menerapkan sistem Islam. Penguasa wajib

    menerapkan hukum syariah yang berasal dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya atas semua

    wilayah di negeri ini tanpa diskriminasi, antara satu provinsi dan lainnya. Dalam sistem Islam

    (Khilafah), semua orang yang memiliki kewarganegaraan negara akan memiliki hak yang sama,

    terlepas dari keturunan mereka atau agama mereka. Di sisi lain, penguasa wajib mencegah aksiseparatis dan menanganinya secara adil di antara masyarakat.

    Dalam Islam tidak diizinkan untuk memberikan otonomi untuk setiap provinsi yang bisa memicu

    kemunculan gerakan separatis. Ini dilarang (haram) dan merupakan kejahatan berat dalam Islam.

    Karena itu, salah besar memberikan otonomi kepada Papua. Karena itu pula, otonomi wajib

    dibatalkan dan Papua harus dibawa kembali di bawah pemerintahan pusat.

    Umat Islam wajib untuk mencegah penguasa melepaskan wilayah Papua. Karena itu, kaum

    Muslim wajib mengerahkan tekanan dan bekerja untuk mengubah sistem sekular yang ada

  • 7/29/2019 Referendum Papua

    31/31

    karena sistem inilah yang memungkinkan terjadinya pemecahbelahan negeri Muslim terbesar ini.

    Umat ini selanjutnya harus berupaya mendirikan negara Khilafah. Khilafahlah yang pasti bakal

    mampu mencegah aksi separatis dan menanganinya secara adil di antara masyarakat. Khilafah

    juga akan menerapkan hukum syariah Islam atas semua orang di negeri ini tanpa diskriminasi

    antara satu provinsi dan lainnya, juga tanpa melihat keturunan atau agama mereka.