22
REVIEW JURNAL INTERNASIONAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Parasitologi Dosen Pengampu : dr Rita Shintawati M.Kes Yayan Sanjaya Any Aryani Oleh: Kelompok 2 (Cestoda) Euis Sinta Wulan (1105120) Nadia Rahayu Oktami (1106015) Nur Sopiah Wahidah (1104665) Resa Andriani ( Resti Yuniarti (1105670) Talitha Alifah Jayanti P (1103704) Pendidikan Biologi B 2011

Review Jurnal Parasit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Review Jurnal Parasit

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Parasitologi

Dosen Pengampu :

dr Rita Shintawati M.Kes

Yayan Sanjaya

Any Aryani

Oleh:

Kelompok 2 (Cestoda)

Euis Sinta Wulan (1105120)

Nadia Rahayu Oktami (1106015)

Nur Sopiah Wahidah (1104665)

Resa Andriani (

Resti Yuniarti (1105670)

Talitha Alifah Jayanti P (1103704)

Pendidikan Biologi B 2011

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

Page 2: Review Jurnal Parasit

Efek Infestasi Cestoda Caryophyllaeid pada Clarias Bathrachus

Effect of Caryophyllaeid Cestode Infestations on Clarias Bathrachus (Linn)

(N.N. Laboni, K. J. Chandra dan M.S. Chhanda)

A. Abstrak

Jurnal ini membahas mengenai akibat terdapatnya cestoda caryophyllaeid di

dalam Clarias batrachus (ikan lele). Penelitian ini berlangsung mulai dari

Agustus 2010 sampai Juli 2011. Sempel ikan lele yang digunakan untuk penelitian

berasal dari pasar K.R dan beberapa ada yang berasal dari pasar ikan lokal BAU.

Sebelum dilakukan penelitian dilakukan terlebih dahulu pencatatan data dari ikan

tersebut yaitu jenis kelaminnya, panjang total (cm), panjang standart (cm),

panjang kepala (cm), dan berat (gram). Dari banyak ikan lele yang diteliti

ditemukan 5 spesies caryophyllaeid yaitu Djombangia penetrans, Lytocestus

indicus, L. birmanicus, L. parvulus and Bovienia serialis. Terdapatnya parasit

tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan panjang, berat dan kondisi pada

ikan lele.

Berdasarkan panjang, berat dan kondisi faktor ditemukan perbedaan yang

mencolok. Pengurangan panjang total sebesar 8,73% dan pengurang rata-rata

panjang kepala sebesar 4,49% ditemukan di kelompok ikan yang memiliki ukuran

tubuh pendek. Pengurangan berat ikan yang terinfeksi sebesar 1,63%. Presentase

pengurangan berat terbesar (26,38) terdapat pada kelompok dengan ukuran tubuh

pendek dan terendah 7,44 pada kelompok dengan ukuran tubuh terbesar. Faktor

kondisi terbesar (1,13) ditemukan pada ikan yang tidak diinfeksi parasit dan yang

terendah (0,85) ditemukan pada ikan yang diinfeksi.

Saran dari jurnal ini adalah untuk membuat penelitian lebih lanjut dari segi

komposisi darah dan perkembangan gonadalnya dari inang yang terganggu.

Page 3: Review Jurnal Parasit

B. Pendahuluan

Lele adalah kelompok penting dari ikan di negara kita dan semakin

meningkat menunjukkan masa depan yang menjanjikan dalam pembudidayaan

(Barua 1989). Oleh masyarakat pribumi lele dikenal sebagai Magur Clarias

batrachus dan Singhi Heteropneustes fossilis, telah memberikan kontribusi yang

besar sebagai makanan ikan lezat negara kita (Kabata 1985). Parasit Cestode

Caryophyllaeid didistribusikan secara luas terutama di air tawar tempat hidup ikan

Siluriform dan ikan Cypriniform (Mackiewicz 1982). Namun, Clarias batrachus

(Linn.) dan Heteropneustes fossilis (Bloch) adalah host utama Caryophyllaeids di

anak benua India (the Indian subcontinent).

Penelitian lebih lanjut telah dilakukan pada sistematika dari Cestode

Caryophyllaeid pada C. batrachus keluar dari benua ini terutama dari India oleh

Mackiewicz (1981), Agarwal (1985) dan Hafeezullah (1986). Hanya beberapa

penelitian yang telah dilakukan pada Cestoides ini khususnya ikan dari

Bangladesh oleh Ahmed dan Sanaullah (1976), Sanaullah dan Ahmed (1978),

Mamnur Rashid et al. (1983, 1985), Ahmed et al. (1985), Chandra dan Khatun

(1993) dan Chandra et al. (1997).

Sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan mengenai efek parasitisme

pada hewan inang khususnya pada ikan air tawar . Mungkin penelitian tunggal

yang tercatat sejauh ini pada efek cacing di Nandus Nandus dari Bangladesh oleh

Chandra dan Golder ( 1987) . Beberapa inisiasi telah diambil oleh negara lain oleh

Mann ( 1953) , Kabata ( 1958 ) dan Natarajan dan Nair ( 1977) terutama infestasi

parasit ikan Crustaceae. Kompleksitas infestasi tunggal atau ganda pada spesies

inang benar-benar menjadi masalah dalam penentuan efek tunggal parasit kedua

endoparasit atau ektoparasit ( Chandra dan Golder 1987) . C. batrachus adalah

ikan yang dipenuhi oleh berbagai Cestode Caryophyllaeid, pengaruh mereka pada

inang ini merupakan tugas penting untuk menentukan budidaya yang sukses.

Selain mempelajari infestasi parasit ( Chhanda et al . 2011) dari bagian penelitian

ini yaitu untuk mengevaluasi efek tertentu pada panjang, berat dan kondisi faktor

C. batrachus karena infestasi Caryophyllaeid.

Page 4: Review Jurnal Parasit

C. Bahan Dan Metode Penelitian

1. Bahan Penelitian

Tabel 1. Bahan yang digunakan saat penelitian

No Bahan Utama Jenis Bahan Keterangan

1.222 ekor ikan Lele (Clarias batrachus)

Utama

Berasal dari berbagai sumber (pasar Gouripur, Sutiakhali, Churkhai, Natun bazar dan Mechhua bazar kota Mymensingh).

2.Parasit Cestoda

golongan Caryophyllaeid

UtamaDidapat dari Deartemen Budidaya Ikan Bangladesh

3. Pakan ikan Lele PenunjangDigunakan untuk memberi makan ikan selama proses penelitian (± 12 bulan)

4. Air steril PenunjangDigunakan sebagai medium pertumbuhan ikan Lele di dalam kolam

5. Larutan fisiologis PenunjangDigunakan dalam proses pembedahan serta pengamatan mikroskopis

2. Alat Penelitian

Tabel 2. Alat yang digunakan saat Penelitian

No Alat yang digunakan Fungsi

1Dua buah kolam (alas dan sisi non tanah)

Digunakan sebagai tempat hidup ikan Lele

2Alat pengukur panjang dan berat

Digunakan untuk mengukur panjang serta berat badab ikan Lele

3 Satu set alat bedah Digunakan dalam proses pembedahan ikan Lele

4 MikroskopDigunakan dalam proses pengamatan parasit secara mikroskopis

Page 5: Review Jurnal Parasit

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam kegiatan penelitian terbagi

kedalam dua area, yakni area kegiatan di lapangan dan kegiatan di

laboratorium. Tak hanya itu, kegiatan di laboratorium terbagi kembali ke

dalam dua proses, yakni roses pengukuran dan proses pengamatan parasit

secara mikroskopis.

Kegiatan di lapangan merupakan kegiatan yang paling memakan

waktu lama yakni sekitar 12 bulan / satu tahun. Berupa kegiatan

pembiakan 222 ekor ikan Lele (Clarias batrachus) pada dua buah kolam

yang terpisah, dimana satu kolam berisi 36 ikan Lele yang sehat dan

kolam lainnya berisi 186 ekor ikan Lele yang dengan sengaja telah

diinfeksi oleh parasit Cestoda golongan Cryophyllaeid.

Kegiatan di laboratorium terbagi ke dalam dua proses yakni prose

pengukuran dan proses pengamatan parasit seara mikroskopis. Proses

pengukuran dilakukan untuk mencatat data mengenai panjang total tubuh,

panjang badan, panjang kepala, berat badan serta jenis kelamin ikan Lele.

Adapun aturan pengukurannya adalah sebagai berikut : Panjang total

setiap ikan diambil dari ujung rahang bawah ke ujung lobus bawah sirip

ekor. Panjang kepala telah diambil dari ujung rahang bawah ke operkulum

sementara panjang tubuh, dari operkulum ke ujung lobus bawah sirip ekor.

Hasil pengukuran digunakan untuk menghitung hubungan antara

panjang kepala dengan panjang badan dengan menggunakan rumus yang

diadopsi dari Desbrosses (1948) yakni 100 .< ¿X

¿ . dimana Lt

merupakan panjang kepala dan X merupakan total panjang tubuh ikan

Lele. Setelah itu dihitung nilai faktor kondisi (K) dengan rumus 100 .W

I3 .

dimana W merupakan berat ikan Lele dalam satuan gram dan I merupakan

panjang total ikan Lele dalam satuan sentimeter.

Page 6: Review Jurnal Parasit

KEGIATAN PENELITIAN

KEGIATAN LABORATORIUM

KEGIATAN LAPANGAN

PROSES PENGAMATAN MIKROSKOPIS

PROSES PENGUKURAN

Ikan lele juga dikelompokkan kan berdasarkan jumlah parasit yang

ada pada tubuh ikan lele tersebut. Jumlah parasit 1-5 dikelompokkan pada

tingkat infeksi ringan (mild), 6-10 untuk tingkat infeksi sedang

(moderate), dan 11 – atas untuk tingkat infeksi parasit berat (heavily).

Kemudian, ikan dibius menggunakan kloroform dan dilakukan

pembedahan dengan cara memotong ikan pada bagian leher, kemudian

dibuat sayatan di sisi ventral dekat pori genital pada daerah anus dan

dibuka ke arah kepala sampai ke daerah opercular. Setelah itu, organ hati,

lambung serta usus ikan Lele diambil dan disimpan dalam petridish berisi

larutan fisiologis. Kemudian organ – organ tersebut dibedah dan diambil

parasit yang ada di dalamnya. Selanjutnya parasit yang didapat disimpan

dalam larutan fisiologis, dan dibuat apusan untuk kemudian diamati

dengan menggunakan mikroskop.

Bagan 1. Kegiatan yang dilakukan saat penelititan

Page 7: Review Jurnal Parasit

musim panas (Maret - Mei)

Musim hujan (Juni-Agustus)

Musim gugur (September - November)

musim dingin (Desember-Februari)

222 ekor ikan Lele (Clarias batrachus) diambil dari berbagai

tempat untuk dijadikan objek penelitian

186 ekor ikan Lele (Clarias batrachus) dengan sengaja diinfeksi oleh parasit, kemudian

dipelihara dalam suatu kolam selama satu tahun (Agustus 2010-Juli 2011)

36 ekor ikan Lele (Clarias batrachus) tanpa diinfeksi oleh parasit dipelihara dalam

suatu kolam selama satu tahun (Agustus 2010-Juli 2011)

Semua ikan Lele (Clarias batrachus) yang masih hidup dan masih segar

dibawa ke Laboratorium

Dilakukan pencatatan data mencakup:sumber ikan Lele

panjang total ikan Lelepanjang tubuh ikan Lele tanpa kepala

panjang kepala ikan Leleberat badan ikan Lele

jenis kelamin ikan Lele

Hubungan antara panjang kepala dan total panjang tubuh dihitung dengan menggunakan

rumus :

Lt : panjang kepala; dan X : total panjang tubuh

Dihitung rata-rata panjang dan berat tubuh ikan Lele

Kehilangan berat badan ikan dihitung dengan:BR – BC

BR : berat rata-rata ikan LeleBC : berat Cestoda yang diinfeksikan.

Faktor kondisi (K) dihitung dengan menggunakan rumus :

K = W : berat ikan Lele

I : panjang ikan Lele

a. Kegiatan Lapangan

b. Kegiatan Laboratorium

Bagan 3. Tahapan proses pengukuran yang dilakukan saat kegiatan laboratorium

Bagan 2. Tahapan proses yang dilakukan saat kegiatan lapangan

Page 8: Review Jurnal Parasit

Ikan Lele yang diinfeksi dibius dengan klorofom, kemudian

dipotong pada bagian lehernya

Dibuat sayatan di sisi ventral dekat pori genital pada daerah anus dan dibuka ke arah kepala

sampai ke daerah opercular

Bagian hati, lambung dan usus ikan Lele diambil dan

ditempatkan pada petridih yang berisi larutan fisiologis

Masing-masing dari hati, lambung dan usus ikan Lele dibedah kemudian diambil

parasit yang berada di dalamnya

Parasit yang telah diambil dari hati, lambung dan usus ikan Lele disimpan dalam larutan

fisiologis

Kemudian dibuat apusan / preparat untuk diamati spesies

parasitnya

Bagan 4. Tahapan proses pengamatan mikroskopis yang dilakukan saat kegiatan laboratorium

Page 9: Review Jurnal Parasit

D. Hasil Penelitian

Page 10: Review Jurnal Parasit
Page 11: Review Jurnal Parasit
Page 12: Review Jurnal Parasit
Page 13: Review Jurnal Parasit

E. Pembahasan

Berdasarkan 222 Clarias batrachus yang diperiksa, 186 diantaranya,

tubuhnya dipenuhi oleh 1428 caryophyllaeid cestode. Species dari cestoda

tersebut yaitu Djombangia penetrans , Lytocestus indicus , Lytocestus

birmanicu , Lytocestus parvulus dan Bovienia serialisas. Ikan (inang) dari

cestoda tersebut dipenuhi oleh beberapa parasit tetapi lebih didominasi

oleh Djombangia penetran.

Jumlah maksimum dari cestoda yang menginfeksi inang (ikan) adalah

151. Semula dilaporkan bahwa digenean dan nematoda merupakan parasit

yang menginfeksi Clarias batrachus (Arthur and Ahmed 2002), tetapi

pada kenyataannya hanya cestoda caryophyllaeid yang ditemukan pada

tubuh ikan yang dijadikan sebagai percobaan/penelitian. Sehingga hal

tersebut membuat beberapa peneliti lainnya untuk mengadakan studi yang

mengkonsentrasikan pada masalah dari efek parasit tunggal. Sedangkan

menurut Natarajan and Nair 1977 and Agarwal 1985, Chandra and Golder

1987, tidak hanya pada kasus ikan lele, kenyataannya ikan lain yang

dijadikan sebagai inang dari parasit, terinfeksi tidak hanya oleh satu jenis

parasit tetapi oleh berbagai jenis parasit dari kelompok parasit yang

berbeda. Kabata (1958) dan Mann (1964) berpendapat bahwa tidak

mungkin hanya parasit tunggal yang menginfeksi ikan lele.

Hasil penelitian yang pertama adalah perbedaan ikan yang terinfestasi

cestode dan tidak terinfestasi cestode dilihat dari rata-rata total panjang

tubuh ikan yang disajikan pada Tabel 1. Perbedaan berat tubuh ikan yang

diinfeksi dan tidak adalah 1.98 gram dengan presentase 8.73.

Pada tabel 2, menunjukan hubungan antara panjang dari kepala ikan

dan total panjang tubuh pada ikan yang diinfeksi dan tidak diinfeksi oleh

cestoda. Ukuran panjang total dari ikan lele tersebut mulai dari ukuran

kurang dari 21 cm, 21-23 cm, dan lebih dari 23 cm. Tabel 2 juga

menunjukkan perubahan panjang tubuh ikan lele berdasarakan banyak

Page 14: Review Jurnal Parasit

tidaknya cestoda. Sehingga ditampilkan dalam bentuk tabel yang

pembandingkan antara masing-masing ikan mulai dari yang tidak diinfeksi

cestoda, diinfeksi 1-5 cestoda, 6-10 cestoda, dan lebih dari 10 cestoda.

Persentase tertinggi penurunan ukuran panjang dari kepala ikan yang

diinfeksi adalah 4.49% pada ikan yang memiliki panjang kurang dari 21

cm dan persentase penurunan terendah adalah 1.11% yaitu pada kelompok

ikan yang memiliki panjang lebih dari 23 cm. Sedangkan ukuran rata-rata

panjang kepala paling tinggi dari seluruh ikan lele yang diujicobakan ada

pada kelompok 21> dengan presentase 6,73 dan yang terendah ada pada

kelompok 23< dengan presentase 1,09.

Tabel 3. menunjukkan hubungan ukuran kepala dan total panjang

tubuh ikan pada musim-musim yang berbeda periode Agustus 2010- Juli

2011. Persentase tertinggi yaitu 11.15 % pada ikan yang memiliki panjang

21-23 cm, sedangkan persentase terndah yaitu 1.14% pada ikan yang

memiliki panjang kurang dari 21 cm dan ditemukan pada musim dingin.

Selain panjang tubuh, penelitian ini juga melihat pengaruh pemberian

parasit cestode pada aspek berat tubuh ikan lele. Selama periode

penelitian, berat rata-rata inang yang tidak diinfeksi adalah 100.08 gram

dan berat rata-rata dari inang yang diinfeksi adalah 98.45 gram (disajikan

pada tabel 1). Persentase berkurangnya berat tubuh ikan yang diinfeksi

parasit cestode terbesar yaitu 26.38% pada ikan yang memiliki panjang

21>, sedangkan persentase terendah yaitu 7.44 % pada ikan yang memiliki

panjang 23< cm (disajikan pada tabel 4). Penurunan berat tubuh ikan yang

diinfeksi dengan persentase tertinggi (27.68%) terjadi pada musim panas

pada pada kelompok ikan yang memiliki panjang 21>. Sedangkan

persentase terendah (1.29 %) ditemukan pada musim hujan pada kelompok

ikan yang memiliki panjang sedang /medium (21-23 cm) (disajikan pada

tabel 5). Kebanyakan penulis menjelaskan berkurangnya berat tubuh ikan

ketika parasit dalam tubuh ikan berjumlah sangat banyak.

Page 15: Review Jurnal Parasit

Dari faktor kondisi ikan yang terinfeksi dan tidak terinfeksi yang

disajikan pada tabel 1 jelas bahwa ikan yang tidak terinfeksi memiliki

faktor kondisi yang lebih tinggi (1,13) daripada yang terinfeksi (0.85).

Faktor kondisi tertinggi (1,21, 1,01 dan 0,83) yang ditemukan pada ikan

yang tidak terinfeksi pada kelompok panjang kecil, sedang dan besar

dibandingkan dengan ikan yang terinfeksi (0,95, 0,83 dan 0,78) (tabel 6).

Persentasi hilangnya faktor kondisi tertinggi (22.31, 18.18 dan 23.14)

ditemukan pada kelompok 21>.dan terendah (1,20, 4,82 dan 7.23)

ditemukan dalam kelompok 23<. Secara keseluruhan, persentase

kehilangan kondisi faktor terbesar ada pada kelompok mild kelompok 21>

(disajikan pada tabel 6). Presentasi kehilangan kondisi faktor tertinggi

(23.97) ditemukan pada musim dingin pada kelompok 21> dan presentasi

terendah (1.20) ditemukan pada musim hujan dan musim gugur dalam

kelompok 23< (tabel 5).

Larva coracideium keluar dari telur gravid cestoda dan larva dimakan

oleh para crustaceae dan berkembang menjadi bentuk infektif procercoid

dalam rongga tubuh. Ikan menjadi terinfeksi dengan memakan crustaceae

dengan larva procercoid. Dalam C. batrachus, faktor kondisinya menurun

ketika jumlah caryophyllaeid cestoda meningkat. Serupa dengan temuan

yang diamati oleh Mann (1953) dan Kabata (1958) dalam kasus serangan

Lernaeocera. Pengamatan hampir serupa dibuat oleh Sproston dan Hartely

(1941). Investigasi lebih lanjut disarankan pada perubahan komposisi

darah dan perkembangan gonad ikan untuk pemahaman rinci tentang efek

investasi caryophyllaeid untuk mengambil langkah-langkah yang

diperlukan danlam budidaya clariid berkelanjutan.

Page 16: Review Jurnal Parasit

F. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

1. Parasit Cestode Caryophyllaeid berpengaruh terhadap pertumbuhan C.

Batrachus. C. batrachus, merupakan salah satu ikan tawar yang menjadi

inang dari Caryophyllaeid. Ikan ini akan memakan crustaceae yang

mengandung larva procercoid dari Caryophyllaeid.

2. Pengaruh ini dilihat secara kuantitatif berdasarkan perhitungan berat,

panjang tubuh, serta panjang kepala ikan yang dibandingkan dengan

kontrol yaitu ikan yang tidak diinfeksi oleh Caryophyllaeid. Ikan yang

tidak diinfeksi memiliki presentasi yang lebih besar

3. Besarnya kemampuan Caryophyllaeid menginfeksi lele dilihat dari nilai

kondisi faktor. Semakin rendah kondisi faktor maka jumlah

Caryophyllaeid yang menginfeksi ikan akan semakin meningkat. Rata-

rata semua ikan yang diinfeksi mengalami penurunan kondisi faktor

4. Infeksi Caryophyllaeid berpengaruh juga kepada musim dimana infeksi

terbesar terjadi pada musim hujan dengan kondisi faktor yang paling kecil