43
REFERAT BERAT BADAN LAHIR RENDAH (KMK) DAN KONSEKUENSI JANGKA PANJANG Dokter Pembimbing: dr. Qodri Santosa, Sp.A.,M.Si.Med Disusun oleh: Sekar Niti Wijayanti G1A212059 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN SMF ILMU KESEHATAN ANAK RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO 1

Review Jurnal Sekar

Embed Size (px)

Citation preview

REFERAT

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (KMK)

DAN KONSEKUENSI JANGKA PANJANG

Dokter Pembimbing:

dr. Qodri Santosa, Sp.A.,M.Si.Med

Disusun oleh:

Sekar Niti Wijayanti

G1A212059

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

SMF ILMU KESEHATAN ANAK

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO2014

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan dan disetujui referat berjudul

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (KMK)

DAN KONSEKUENSI JANGKA PANJANG

Disusun OlehSekar Niti Wijayanti

G1A212059

Diajukan untuk memenuhi sebagian syaratkegiatan Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Pada tanggal : Januari 20014

Mengetahui,Pembimbing

dr. Qodri Santosa, Sp.A.,M.Si.Med

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN ....................................................................................1II. REVIEW JURNAL ..................................................................................2A. Gen Thrifty............................................................................... 5B. Jejak Awal Kehidupan..................................................................... 6C. Catatan Hertfordshire....................................... 8D. Hipotesis Phenotif Thrifty atau Small Baby Syndrome.................. 9E. Etiologi SBS atau SGA ..................................................................... 10F. Akibat dari SBS atau SGA pda neonates,bayi dan dewasa............... 12G. Akibat dari SBS atau SGA pada masa dewasa.................. 13III. KESIMPULAN........................................................................................ 15DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 16

LATAR BELAKANG

Target Millenium Development Goals sampai dengan tahun 2015 adalah mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari tahun 1990 yaitu sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup 88. Saat ini angka kematian bayi masih tinggi yaitu sebesar 67 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama tingginya angka kematian bayi, khususnya pada masa perinatal adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Bayi yang terlahir dengan BBLR berisiko kematian 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang berat badan lahirnya lebih diatas 2500 gram 88. BBLR dapat berakibat jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak dan memiliki risiko penyakit jantung dan diabetes di masa yang akan datang.

Pertumbuhan janin dan berat badan anak yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil, baik sebelum dan selama hamil. Status gizi baik pada ibu sebelum hamil menggambarkan ketersediaan cadangan zat gizi dalam tubuh ibu yang siap untuk mendukung pertumbuhan janin pada awal kehamilan88 . Penelitian di Tanzania menunjukan bahwa IMT ibu dibawah normal secara signifikan terkait dengan kejadian BBLR. Status gizi ibu selama hamil dapat ditentukan dengan memantau pertambahan berat badan saat hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LLA) dan mengukur kadar hemoglobin89. Bertambahnya umur kehamilan yang disertai dengan pertambahan berat badan yang sesuai pertambahan berat badan ibu yang tidak normal dapat menyebabkan terjadinya keguguran, prematur, BBLR, gangguan pada rahim dan perdarahan setelah melahirkan. Penelitian di Medan 2004 menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pertambahan berat badan dan anemia terhadap BBLR90.

Status gizi kurang pada ibu hamil dapat disebabkan oleh masalah gizi yang dialaminya. Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil yaitu Kurang Energi Kronik (KEK) dan anemia gizi KEK pada saat hamil akan menghambat pertumbuhan janin sehingga menimbulkan risiko BBLR90. Penelitian di Madiun memaparkan bahwa ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) memiliki risiko 8,24 kali lebih besar melahirkan bayi dengan BBLR. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 40,1%. Ibu hamil menderita anemia berisiko 2,25 kali lebih besar melahirkan bayi dengan BBLR. Masalah gizi dan kesehatan pada ibu hamil dapat ditanggulangi dengan pemeriksaan kehamilan yang rutin sehingga gangguan atau kelainan pada ibu hamil dan bayi yang dikandung dapat segera ditangani oleh tenaga kesehatan 90. II. REVIEW JURNALBERAT BADAN LAHIR RENDAH :ANTARA PENYEBAB DAN AKIBATNYA(Low Birth Weight : causes and consequences)

Abstrak

Selama evolusi filogenetik telah terdapat suatu genetik yang disebut gen thrifty yang dapat membantu untuk memaksimalkan jumlah energi yang tersimpan dari setiap kalori yang dikonsumsi. Ketidakseimbangan dalam jumlah kalori yang disimpan dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada awal 80-an Ahli epidemiologi Inggris David Barker, merumuskan hipotesis yang menunjukkan bahwa banyak peristiwa yang terjadi selama kehidupan didalam kandungan dan awal masa kanak-kanak yang dapat mempengaruhi terjadinya banyak penyakit yang akan berkembang di masa dewasa. Teori ini mengusulkan bahwa kekurangan asupan nutrisi dan gangguan lainnya atau stimulus yang merugikan di dalam rahim dan selama bayi dapat secara permanen mengubah struktur tubuh , fisiologi dan metabolisme . Efek abadi atau seumur hidup dari kekurangan asupan nutrisi akan tergantung pada masa perkembangan yang terjadi selanjutnya. Petunjuk yang mengarah pada kesimpulan Barker mulai ditemukan ketika ia mempelajari tren temporal dalam insiden penyakit jantung iskemik di Inggris dan Wales. Data yang ditemukan dalam Catatan Hertfordshire yang dikumpulkan pada awal abad terakhir , ia menemukan bahwa tingkat kematian oleh penyakit jantung iskemik jauh lebih tinggi pada anak-anak yang lahir di negara yang kurang sejahtera dan sebagian besar mereka memiliki berat badan lahir rendah (BBLR) . Setelah temuan awal tersebut banyak penyakit telah ditemukan untuk dihubungkan dengan berat badan lahir rendah dan kekurangan asupan nutrisi di rahim dan pada periode neonatal . Penyakit ini kemudian dikatakan sebagai penyakit dewasa yang berasal dari janin. Studi epidemiologis yang menemukan temuan bahwa dalam rahim dan kehidupan postnatal awal memiliki fungsi penting untuk pendeteksian kesehatan jangka panjang termasuk prediksi penyakit, menjadikan peluang baik untuk dilakukannya pencegahan primer pada penyakit kronis yang telah terprediksi tersebut.I. PendahuluanUntuk memahami bagaimana suatu berat tubuh dapat terbentuk dari mulai pembuahan didalam rahim sampai dewasa, kita harus memahami mengenai gen yang ada di tubuh kita. Gen yang terbentuk di dalam tubuh manusia sekurang-kurangnya ada 24.000 gen yang berkontribusi dan lebih dari 250 diantara gen tersebut yang menyusun dalam hal berat tubuh manusia1. Kurang lebih 40.000 tahun yang lalu di suatu tempat di dunia ini hidup seorang pasangan Paleolithic yang tumbuh berkembang menjadi besar dan besar sehingga menjadi kakek nenek kita semua. Gen yang terdapat di dalam tubuhnya masih berada di dalam sel kita, dan kita semua meneruskannya dari generasi ke generasi berikutnya dan gen tersebut masih berperan membentuk dalam jalur proses metabolik kita. Kita harus mengetahui nenek moyang kita untuk memahami mengenai masalah modern yang meliputi obesitas, diabetes dan banyak penyakit lain. Kita harus melihat gen tersebut agar mengetahui mengapa lingkungan dapat memberikan pengaruh besar terhadap kesehatan kita. Kita juga harus memahami bagaimana dan mengapa pengaruh gen tersebut sangat bermanfaat pada masa itu namun dirasa sangat merugikan di masa sekarang 1.Nenek moyang kita adalah seorang pengembara. Mereka harus mengalami perjalanan yang jauh untuk memperoleh makanan. Sumber makanan saat itu sangat tidak dapat diprediksi dan tidak ada seorang pun yang tahu secara pasti dimana dan kapan mereka akan mendapatkan makanan seperti daging untuk selanjutnya. Ketika mereka memperoleh makanan, terutama yang mengandung lemak dan protein yang berasa dari hewan, mereka lebih memilih untuk langsung memakan makanan tersebut sebagai cadangan makanan di dalam tubuh mereka1.

Lelaki paleolitic memiliki tubuh yang ramping, berotot dan kuat. Tubuh mereka seakan akan berevolusi untuk menahan segala maam bahaya yang terjadi dimanapun. Mereka menggunakan kekuatan fisik mereka untuk beraktifitas dan makanan yang cukup untuk menghadapai resiko yang berkelanjutan1.Para wanita layaknya seorang pria yang menjalani aktifitas fisik untuk menambah sesuatu yang mereka dapat bawa ke rumahnya.Mereka mengumpulkan kacang-kacangan, buah berri dan buah-buahan lainnya, sayuran dan umbi-umbian. Keadaan obesitas diprediksi tidak pernah terjadi disaat itu karena suplai makanan sangat tidak pasti 1. Kita tidak dapat memastikannya, tetapi mungkin asupan dari paleolitik mendekati sebanyak 30 persen protein yang didapatkan dari ikan dan daging. Kita dapat memilki asumsi bahwa hewan pada zaman tersebut juga tidak memiliki gizi yang baik, hewan-hewan tersebut tidak hidup di sebuah pada rumput yang terawat. Hewan tersebut pula haru mencari makananny dengan keras dan berjuang agar tidak menjadi mangsa dari hewan yang lainnya. Jadi seperti layaknya pemburu yang memburu dirinya sendiri, tubuhnya besar yang tersusun dari banyak otot 1.Nenek moyang kita mungkin memiliki asupan yang terdiri dari 100 gram serat per hari, yang merupakan 5-10 kali lebih tinggi dari biasanya. Konsumsi lemak mendekati angka 20 persen dan sebagian besar terdiri dari lemak tak jenuh yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian. Karena konsumsi daging sangat sedikit maka asupan mnimal nya terdiri dari lemak jenuh.1 Nenek moyang paleolitik kita tidak dapat hidup lama, mungkin kurang dari 20 tahun. Jika mereka dapat bertahan dalam kandungan dan kelahiran, maka kebanyakan akan meninggal pada masa muda. Mereka rentan terhadap kondisi kelaparan, pembunuhan, kecelakaan dan infeksi, sedangkan perempuan juga menghadapi resiko yang sama ditambah dengan resiko melahirkan. Kita dapat memiliki asumsi bahwa nenek moyang kita tidak memiliki masalah kesehatan obesitas yang menjadi masalah penganggu kita saat ini. Hal tersebut dikarenakan asupan lemak mereka rendah, pembuluh darah mereka mungkin terbebas dari deposit lemak dan stroke, serangan jantung dan tekanan darah tinggi yang semuanya jarang terjadi. Diabetes dan obesitas yang masih menjadi misteri karena tidak diketahui dalam kesehariannya saat itu. Juga karena hidup mereka tidak lama maka mereka tidak punya cukup waktu sehingga mendapatkan sebuah penyakit yang kronik 1.A. Gen Thrifty

Gen nenek moyang kita berevolusi untuk orang yang melakukan aktifitas fisik yang konstan dan yang memiliki asupan kalori yang rendah dan lemak jenuh. Walaupun demikian, evolusi dipilih pada gen yang dimiliki pada orang yang memiliki sedikit suplai makanan, musim dingin yang panjang dan waktu yang panjang untuk mengalami kekeringan yang berulang. Gen tersebut dinamakan gen thrifty karena gen tersebut membantu dalam hal penyimpanan energi pada setiap makanan yang dikonsumsi 1,2. Salah satu mekanisme yang mungkin untuk mencapai keadaan tersebut adalah dengan mekanisme ristensi insulin (IR) yang merupakan keadaan yang telah teradaptasi oleh bayi sebelum dan setelah lahir, untuk menggunakan sedikit kalori lebih efisien. Disaat makanan berlebih, gen tersebut akan membuat bayi tersebut untuk makan yang banyak dan menyimpan cadangan waktu dimasa yang akan datang. Namun sebaliknya ketika makanan kurang maka gen tersebutlah yang mengeluarkan cadangan lemak, menurunkan metabolisme dan tetap menjaga cadangan energi di tubuh 1,2.Gen thrifty memberikan keuntungan dalam kehidupan pada era paleolitic. Sekitar 10.000 tahun yang lalu dunia mulai berubah. Banyak manusia yang mengembangkan bidang pertanian, ternak,meninggalkan hidup nomaden dan berdiam diri untuk membangun kota atau kawasan tempat mereka tinggal. Kelaparan menjadi berkurang dan nutrisi dari lingkungan menjadi berubah. Manusia mulai banyak mengkonsumsi banyak biji-bijian dan akibatnya konsumsi ikan, buah-buahan dan sayuran menjadi berkurang. Hewan-hewan disekitarnya mulai mendapatkan gizi yang baik sehingga menjadi gemuk. Lemak jenuh yang terkandung kurang menguntungkan atau kurang baik untuk proses metabolisme dan cardiovaskular sistem 1,2. Tampaknya penggunaan gen ini menjadi kurang penting pada kondisi yang memiliki iklim lingkungan yang baik dan kondisi suplai makanan yang banyak. Hal itu dapat membantu menjelaskan mengapa obesitas dan diabetes lebih sering terjadi pada daerah tertentu dibanding dengan daerah lainnya 1,2.B. Jejak Awal Kehidupan

Pada tahun 1980, Barker mengembangkan hipotesis bahwa nutrisi selama kehidupan didalam lahir dan awal kelahiran akan berpengaruh terhadap perkembangan penyakit di masa dewasa. Kejadian itu dinamakan sebagai hipotesis Barker 3. Lucas mengusulkan terminologi Programming untuk menjelaskan proses yang mana terjadi sesuatu hal yang buruk dalam perkembangannya, atau pengaruh yang signifikan. Programing dari fetus merupakan awal dari banyak lapangan penelitian yang dapat meniliti dari asal mula fetus dan penyakit setelah dewasa. Hubungan antara Berat bayi lahir rendah (BBLR) yang dilihat dari status nutrisi didalam kandungan dan perkembangan penyakit setelah dewasa merupakan suatu hubungan yang jelas yaitu pada penyakit DM type 2, Hipertensi dan Penyakit Jantung Iskemik 1,4. Hal itu dapat ditemukan pada bagian ulasan artikel ini . Hipotesis Barker menduga bahwa kekurangan nutrisi dan pemberian stimulus yang merugikan saat fetus di dalam lahir akan secara permanen merubah struktur tubuh, fisiologi dan metabolisme nya. Efek yang berkepanjangan dari kekurangan nutrisi tersebut akan bergantung terhadap lamanya perkembangannya. Kekurangan pada pada awal kehamilan akan menurunkan berat badan secara permanen, sedangkan pada akhir kehamilan akan memberikan efek kelaianan bentuk tubuh tanpa merubah ukuran berat tubuh fetus. Fetus dan neonatus yang sedang mengalami perkembangan akan lebih rentan terhadap kekurangan nutrisi. Efek tersebut terjadi karena terjadinya ekspresi gen, penurunan jumlah sel, ketidakseimbangan tipe sel, perubahan struktur organ, pola pelepasan dan respon dari hormonal 5. Dengan demikian kecenderungan tubuh yang menjadi obesitas akan menjadikan penyakit DM Type 2 dan banyak penyakit lainnya setelah dewasa yang semuanya dipengaruhi dari akibat keberadaan gen kita, lingkungan dan gaya hidup 1.Inti dari hipotesis Barker menyebutkan dari ahli epidemiologi yang merumuskan bahwa hipotesisnya berawal untuk mengcover apa yang telah diteliti mengenai insidensi dari IHD di negara Inggris dan Wales 5,6. Insidensi IHD meningkat secara cepat di negara barat dan dimulai pada abad ke 20 dan saat ini telah mengalami peningkatan di negara berkembang seperti China, India, Rusia dan di negara eropa bagian timur. Sperti terjadi perubahan yang begitu cepat dalam waktu singkat, tidak dapat dijelaskan oleh teori perubahan genetik dan selanjutnya perhatian para ilmuan telah berubah terhadap keberadaan pengaruh gayahidup pada negara industri. Hubungan antara IHD terhadap keadaan obesitas, perilaku merokok, kolesterol yang tinggi dan stress dan faktor lainnya telah ditemukan hubungan yang sangat jelas 5,6.Pada tahun 1977, Forsdahl telah menemukan besarnya variasi dalam angka kematian yang disebabkan oleh IHD pada 20 kota di negara Norwegia. Dia menduga bahwa variasi tersebut tidak dapat dijelaskan oleh perbedaan standar kehidupan di kemudian hari. Perbedaan tersebut tidak terjadi pada masa lalu yang telah ditemukan besarnya variari angka kematian bayi. Terdapat hubungan postif yang signifikan yang ditemukan antara kota yang memiliki angka kematian yang disebabkan oleh IHD pada orang yang berusia 40 dan 69 tahun dan perhitungan angka kematian bayi terjadi pada tahun-tahun awal, penelitian tersebut dilakukan pada studi cohor yang sama. Dia menemukan bahwa kekurangan gizi yang nyata pada masa anak dan dewasa akan diikuti dengan kegemukan dan menjadi faktor resiko dari IHD 7.Pada penelitian distribusi geografik dari angka kematian IHD, Barker menemukan bahwa walaupun peningkatan IHD di Inggris dan Wales berhubungan dengan peningkatan keadaan yang makmur, paradoks, angka kematian IHD akan terlihat meningkat di daerah yang lebih sejahtera. Keadaan geografik yang sangat kuat yang menghubungakn antara angka kematian IHD pada tahun 1968-1978 dan angka kematian bayi pada tahun 1921-1925 telah diteliti sebelumnya. IHD telah diketahui bahwa memiliki hubungan positif yang kuat dengan angka kematian perinatal dan post natal. Mereka menemukan bahwa gizi buruk pada masa kehidupan awal dapat meningkatkan efek peningkatan dari konsumsi dikemudian hari 3.Barker menyimpulkan bahwa kekurangan nutrisi pada wanita hamil dapat menjadi sumber dari tingginya angka kejadian IHD pada anak yang akan dilahirkannya, karena hal tersebut dapat mengganggu wanita tersebut dalam pemenuhan nutrisi kepada bayinya baik ketika didalam kandungan maupun pada anak usia dini 5,6.C. Catatan Hertfordshire

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa kejadian IHD sudah dapat terprediksi dari mulai seorang individu berada dalam kandungan, maka perlu dilakukan studi lanjutan pada orang yang hidup saat ini, pertengahan maupun yang sudah tua yang memiliki catatan perkembangan selama hidupnya. Barker kemudian mencari catatan rekam medis untuk bayi yang lahir sebelum tahun 1900 dengan bantuan staf rekam medis yang berada di Inggris.Pencarian dilakukan di banyak tempat yang meliputi arsip arsip yang tersimpan yang berada di kota tersebut. Banyak yang ia temukan yang meliputi data pada beberapa tahun yang lalu, ada juga yang tidak lebih dari 100 tahun yang lalu yang semuanya tersimpan di petugas rumah sakit atau di bidan. Akhirnya di Hertfordshire, sebuah kota yang terletak di bagian timur Inggris, sebelah utara dari London, yang telah memiliki izin dari Ethel Margaret seorang pimpinan yang mengurusi catatan rekam medis disana. Dia pula membentuk team yang telah di latih sebagai perawat untuk mendatangi wanita hamil dan memberikan saran untuk ibu terhadap kesehatan bayi nya 5.Pada tahun 1911 dan seterusnya, ketika seorang wanita di kota tersebut memiliki anak, dia akan didatangi oleh seorang bidan yang mngunjungi rumahnya pada frekuensi yang teratur untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan anaknya dan perkembangannya. Berat bayi lahir telah dicatat saat lahir dan pada usia 1 tahun ketika dikunjungi waktu berikutnya. Pada tahun 1923 dan seterusnya petugas tersebut melanjtkan kunjungannya sampai anak tersebut berusia 5 tahun. Dala sebuah catatan yang terkumpul semua informasi sampai pada tahun 1945. Mereka telah menemukan catatan tersebut pada tahun 1986 5.Berdasarkan data yang ditemukan disana, Barker menggunakannya dari England National Health Service untuk melacak data 16.000 laki-laki dan perempuan yang telah lahir di kota ini antara tahun 1911 sampai 1930. Dia selanjutnya mencocokan informasi tersebut dengan kondisi status kesehatan saat ini dengan data kelahiran pada masa lampau yang telah diperolehnya. Pada tahun 1989 ketika penelitian ini telah terpubilaksi, 3.865 orang telah meninggal antara usia 20 sampai 74 tahun. Dia menemukan bahwa kematian yang disebabkan oleh IHD terjadi sebnayak 2 kali lebih banyak pada orang yang BBL 4000gr. Barker menyimpulakn bahwa orang yang memiliki Berat bayi lahir rendah dan masih rendah pada usia 1 tahun akan meningkatkan resiko terjadinya IHD. Angka kematian lainnya oleh penyebab lain tidak berkaitan dengan berat badan ketika lahir. Konsekuensi dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara BBLR dengan angka kejadian IHD 8,10.D. Hipotesis Phenotif Thrifty atau Small Baby SyndromeHipotesis dari phenotif ini telah disajikan berdasarkan studi yang telah dilakukan yang menyatakan bahwa individu yang memiliki riwayat BBLR akan meningkatkan resiko terjadinya gejala dari Sindrom Metabolik, DM Tipe 2, dan Penyakit kardiovaskular pada kemudian hari 11. Hipotesis tersebut menghasilkan 2 substansi yaitu : 1. BBLR adalah sebagai indikator dan konsekuensi dari ibu yang memiliki gizi buruk. 2.Karakteristik dari phenotip berguna untuk menyipan energi pada kondisi tubuh dalam keadaan kurang nutrisi. Pada dasarnya hipotesis ini menunjukan bahwa gizi buruk pada prenatal akan menurukan sekresi insulin dan secara bersamaan menurunkan Resistensi Insulin (IR) pada fetus, yang akan menurunkan berat badan fetus. Phenotip tersebut dihasilkan dari hasil adaptasi aktifitas fisik fetus yang dapat dipertahankan di masa yang akan datang. Dengan demikian, dikemudian hari phenotip ini dapat membantu seorang individu untuk menghadapai kondisi dimana sedang terjadi kekurangan asupan nutrisi 11. Namun dalam kondisi yang berlimpah nutrisi pada negara barat khususnya yang awalnya merupakan sebuah keuntungan akan berbalik menjadi sebuah kerugian yang akan memicu terjadinya Sindrom Metabolik, DM Tipe 2 dan Penyakit Kardiovaskular .Small Gestational Age (SGA) adalah sebuah terminologi yang digunakan ketika bayi lahir kurang dari 2500 gram atau bayi lahir dengan berat atau panjang bayi