7
MATERI SOSIOLOGI OLAHRAGA 1. Pengertian Sosiologi Secara umum, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dan proses-proses social yang terjadi di dalamnya antar hubungan manusia dengan manusia, secara individu maupun kelompok, baik dalam suasana formal maupun material, baik statis maupun dinamis. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi diartikan sebagai ilmu masyarakat yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial,termasuk perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah sosial (norma), lembaga sosial, kelompok serta lapisan sosial. Proses social adalah pengaruh timbale balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh timbale balik antara kemampuan ekonomi yang tinggi dengan stabilitas politik dan hukum, stabilitas politik dengan budaya, dan sebagainya. Telah yang lebih dalam tentang sifat hakiki sosiologi akan menampakkan beberapa karakteristiknya yaitu : 1. Sosiologi adalah ilmu sosial berbeda jika dibandingkan dengan ilmu alam / kerohanian. 2. Sosiologi merupakan disiplin ilmu kategori bukan normatif, artinya bersifat non etis yakni kajian dibatasi pada apa yang terjadi, sehingga tidak ada penilaian dalam proses pemerolehan dan penyusunan teori. 3. Sosiologi merupakan disiplin ilmu pengetahuan murni, bukan ilmu pengetahuan terapan, artinya kajian sosiologi ditujukan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak. 4. Sosiologi meupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional artinya didasarkan pada observasi obyektif terhadap kenyataan dengan menggunakan penalaran. 5. Sosiologi bersifat teoritis yaitu berusaha menyusun secara abstrak dari hasil observasi. Abstrak merupakan kerangka unsur yang tersusun secara logis, bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat berbagai fenomena.

RISKIY

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ws

Citation preview

Page 1: RISKIY

MATERI SOSIOLOGI OLAHRAGA

1. Pengertian Sosiologi

Secara umum, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dan proses-proses social yang terjadi di dalamnya antar hubungan manusia dengan manusia, secara individu maupun kelompok, baik dalam suasana formal maupun material, baik statis maupun dinamis.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi diartikan sebagai ilmu masyarakat yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial,termasuk perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah sosial (norma), lembaga sosial, kelompok serta lapisan sosial. Proses social adalah pengaruh timbale balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh timbale balik antara kemampuan ekonomi yang tinggi dengan stabilitas politik dan hukum, stabilitas politik dengan budaya, dan sebagainya.

Telah yang lebih dalam tentang sifat hakiki sosiologi akan menampakkan beberapa karakteristiknya yaitu :

1. Sosiologi adalah ilmu sosial berbeda jika dibandingkan dengan ilmu alam / kerohanian.2. Sosiologi merupakan disiplin ilmu kategori bukan normatif, artinya bersifat non etis

yakni kajian dibatasi pada apa yang terjadi, sehingga tidak ada penilaian dalam proses pemerolehan dan penyusunan teori.

3. Sosiologi merupakan disiplin ilmu pengetahuan murni, bukan ilmu pengetahuan terapan, artinya kajian sosiologi ditujukan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak.

4. Sosiologi meupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional artinya didasarkan pada observasi obyektif terhadap kenyataan dengan menggunakan penalaran.

5. Sosiologi bersifat teoritis yaitu berusaha menyusun secara abstrak dari hasil observasi. Abstrak merupakan kerangka unsur yang tersusun secara logis, bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat berbagai fenomena.

6. Sosiologi bersifat komulatif, artinya teori yang tersusun didasarkan pada teori yang mendahuluinya.

Obyek suatu disiplin ilmu dibedakan menjadi obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah sesuatu yang menjadi bidang/kawasan kajian ilmu, sedang obyek formal adalah sudut pandang / paradigma yang digunakan dalam mengkaji obyek material.

Sebagai ilmu sosial,obyek material sosiologi adalah masyarakat, sedang obyek formalnya adalah hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Konsepsi masyarakat (society) dibatasi oleh unsur – unsur :

Manusia yang hidup bersama. Hidup bersama dalam waktu yang relatif lama. Mereka sadar sebagai satu kesatuan. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama yang mampu melahirkan kebudayaan.

Page 2: RISKIY

Secara khusus, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dipandang dari aspek hubungan antara individu atau kelompok. Hubungan yang terjadi karena adanya proses sosial dilakukan oleh pelaku dengan berbagai karakter, dilakukan melalui lembaga sosial dengan berbagai fungsi dan struktur sosial. Keadaan seperti ini ternyata juga terdapat dalam dunia olahraga sehingga sosiologi dilibatkan untuk mengkaji masalah olahraga.

2. Pengertian Sosiologi Olahraga

Sosiologi olahraga merupakan ilmu terapan, yaitu kajian sosiologis pada masalah keolahragaan. Proses sosial dalam olahraga menghasilkan karakteristik perilaku dalam bersaing dan kerjasama membangun suatu permainan yang dinaungi oleh nilai, norma, dan pranata yang sudah melembaga. Kelompok sosial dalam olahraga mempelajari adanya tipe-tipe perilaku anggotannya dalam mencapai tujuan bersama, kelompok sosial biasanya terwadahi dalam lembaga sosial, yaitu organisasi sosial dan pranata. Beragam pranata yang ada ternyata terkait dengan fenomena olahraga.

3. Bidang Kajian Sosiologi Olahraga

Bidang kajian sosiologi olahraga sangat luas, mengingat hal itu para ahli berupaya mencari batasan bidang kajian yang relevan misalnya:

1. Heizemann menyatakan bagian dari teori sosiologi yang dimasukkan dalam ilmu olahraga.

2. Plessner dalam studi sosiologi olahraga menekankan pentingnya perhatian yang harus diarahkan pada pengembangan olahraga dan kehidupan dalam industri modern dengan mengkaji teori kompensasi.

3. G Magname menguraikan tentang kedudukan olahraga dalam kehidupan sehari-hari, masalah olahraga rekreasi, masalah juara, dan hubungan antara olahraga dengan kebudayaan.

4. John C.Phillips mengkaji tema yang berhubungan dengan olahraga dan kebudayaan, pertumbuhan, dan rasional dalam olahraga.

5. Abdul Kadir Ateng menawarkan pokok kajian sosiologi olahraga yang meliputi pranata sosial, seperti sekolah, dan proses sosial seperti perkembangan status sosial atau prestise dalam kelompok dan masyarakat.

Berikut ini contoh-contoh sosiologi olahraga yang dinyatakan oleh Abdul Kadir Ateng:

Pelepasan emosi (dengan cara yang dapat diterima masyarakat). Pembentukan pribadi (mengembangkan identitas diri) Kontrol sosial (penyerasian dan kemampuan prediksi) Sosialisasi (membangun perilaku dan nilai-nilai bersama yang sesuai) Perubahan sosial (interaksi sosial, asimilasi dan mobilitas) Kesadaran (pola tingkah laku yang benar) Keberhasilan (cara pencapaian dengan turut aktif atau sebagai penikmat)

Page 3: RISKIY

Dari berbagi definisi diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga sebagai suatu aktivitas yang melibatkan banyak pihak telah disikapi secara dinamis dari pemahaman terhadap yang dianggap sebagai aktivitas primitive untuk mempertahankan hidup berubah menjadi proses sosial yang menghasilkan karakteristik perilaku dalam bersaing dan bekerja sama membangun suatu permainan yang dinaungi oleh nilai, norma, dan pranata lembaga.

Kajian sosiologis yang berkaitan dengan kelompok sosial dapat dikenakan pada olahraga berdasarkan pada beberapa hal yakni situasi kondisi dan struktur, serta fungsi kelompok olahraga. Sarat dengan situasi dan kondisi yang kental akan persaingan dan tata aturan yang relative ketat sehingga tercipta rasa senang, santai, dan gembira.

Berangkat dari paparan diatas, bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan dan pertikaian, sehingga membutuhkan penyelesaian sementara waktu, menyadari keterkaitan dan keterikatannya dengan individu lain. Manusia membentuk kelompok sosial untuk memecahkan masalah hidupnya dengan mengunakan pendekatan ilmu sosiologi.

Olahraga telah diapresiasikn sedemikian tinggi sebagai media untuk menunjukkan hegemoni, sehingga untuk menyelenggarakan,dan menciptakan para pelakunya, telah diupayakan berbagai pendekatan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu, yang disebut pendekatan inter-disiplin adalah pendekatan yang didasarkan pada pengetahuan dari ilmu psikologo, sosiologi, anatomo, dan fisiologi. Sedangkan pendekatan cros-disiplin adalah pendekatan yang difokuskan pada ilmu motor learning, psikologi olahraga, dan sosiologi olahraga.

1.1  Olahraga dan Politik

olahraga dan politik bukanlah sesuatu yang baru. Bahkan, bukan hanya dengan  politik. Sebab olahraga memiliki multimakna, yaitu sosial, ekonomi, politik atau ideologi, dan kesehatan.

seorang politikus sejati haruslah serentak merupakan simbol kejantanan sportif. Sedangkan bagi kaum sosialis, olahraga adalah manifestasi penting semangat ideal kolektivisme yang rasional dan higienis.

Jadi, dari pertalian antara olahraga dan politik atau ideologi, sudah tampak betapa olahraga dalam peradaban modern, bukan lagi sekadar kegiatan yang netral, melainkan kental sekali kandungan multimakna itu, bahkan sudah tidak terlihat makna olahraga itu sendiri setelah semuanya terbaur oleh politik, yang ada hanyalah manipulasi sebuah kepuasan pribadi.

1.2  Antara Sepak bola dengan Uang, Gengsi dan KekuasaanTulisan ini memfokuskan diri pada sepakbola, dengan lebih menitik beratkan pada politik,

terutama politik demokratik. Artinya, sepakbola bukan sekadar olahraga, melainkan telah lama menjadi alat politik sekaligus inspirasi dan pembelajaran dalam berpolitik. Dengan kata lain, sepakbola dalam perkembangannya bukan hanya sebagai alat politik atau legitimasi politik kekuasaan, seperti diktator Franco di Spanyol yang konon pernah memanfaatkan klub sepak bola Real Madrid sebagai alat legitimasi kekuasaannya, Mussolini pada Piala Dunia 1934 yang memaksakan Piala Dunia harus dilaksanakan di Italia dan klubnya harus “menang atau mati”.

Page 4: RISKIY

Atau misalkan club sepak bola di Italia, demi kemenangan sebuah tim sepak bola, seorang manager atau pengurus rela mengeluarkan kocek sampai bermiliar Dolar untuk menyogok wasit agar berpihak kepada meraka dan memberi kemenagan untuk sebuah gengsi dan kekuasaan.

Tetapi Sepak bola juga sebagai media pembelajaran politik demokratik, terutama yang bertalian dengan politisi dan konstituennya.

Sepakbola dan demokrasi. Bila dilihat lebih dalam, sepakbola memang mengajarkan banyak hal tentang politik, strategi memenangkan pertarungan politik, dan keterlibatan publik di dalamnya, atau yang biasa disebut demokrasi. Dalam demokrasi, yang didahulukan adalah kepentingan umum atau kepentingan bersama, kemudian barulah kepentingan pribadi atau kelompok. Tujuan utama demokrasi adalah menciptakan ruang bagi terciptanya keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Demikian juga dalam sepak bola, sebagai sebuah permainan tim. Dalam sepakbola, yang diutamakan adalah kebersamaan sebagai sebuah tim, setelah itu pribadi. Pertandingan sepakbola antar bangsa, misalnya, yang didahulukan adalah kepentingan dan kehormatan bangsa dan negara, kemudian baru kepentingan pribadi atau klub. Apabila dalam politik, partai politik adalah arena atau lapangan politik milik rakyat dalam membangun demokrasi, maka dalam sepakbola, lapangan hijau menjadi “lapangan politik” milik rakyat untuk membangun kepentingan bersama. Dalam hal ini, sepakbola dapat mengajarkan bagaimana seharusnya sebuah pementasan arena politik partai dan para pendukungnya dalam menjalankan tugas politiknya, yakni fair play.

1.3  Politik Sepak bola di Indonesia

Dualisme PSSI.PSSI di bawah ketua umum yang baru La Nyalla Mattaliti, yang terpilih pada KLB Ancol,

Jakarta, masih berjuang untuk mendapatkan pengakuan FIFA. Adanya dualisme kepemimpinan di PSSI ini, sudah jelas bagaimana politik sepak bola yang sangat kacau dan semua menyayangkan hal ini, karena tidak bagus bagi perkembangan sepak bola Indonesia. Sangat terlihatlah perpecahan dalam sepak bola Indonesia, karna sebuah keegoisan seorang pemimpin yang hanya memikirkan kepentingan pribadi.

Apabila kita ketahui makna dalam sepak bola itu sendiri adalah Sepak bola bisa menjadi pemersatu karena unsur-unsur di dalamnya, seperti sikap mau bekerja sama, gotong-royong, dan rela menanggalkan sikap egois untuk bersatu padu dalam tim agar tercapai tujuan bersama. Dalam sebuah pertandingan, tujuannya tentu kemenangan.

Sepak bola juga mengajarkan kita untuk berjiwa besar, mau menerima kekalahan dengan lapang dada. Sementara bagi pemenang, juga tetap menghormati tim yang kalah dengan tidak melakukan tindakan mencemooh, dan melecehkan. Inilah sebuah nilai sportivitas. Nilai-nilai persahabatan yang ada di sepak bola seharusnya bisa diterapkan dalam kehidupan keseharian kita.

Kekuatan sepak bola begitu dahsyat, sepak bola sebagai permainan yang sangat digemari. Hampir di setiap kecamatan, kota dan kabupaten memiliki klub sepak bola. Orang  akan melupakan perpecahan, pertengkaran atau persoalan hidup lainnya untuk bersatu dalam

Page 5: RISKIY

mendukung timnas sepak bola yang tengah bertanding. Orang berbondong-bondong datang ke stadion, menonton televisi, seperti yang terjadi dalam ajang Piala AFF dan SEA Games 2011 lalu, untuk mendukung timnas. Begitu hebatnya magnit sepak bola. Inilah yang bisa dikatakan sepak bola sebagai alat pemersatu bangsa.

Harapan pecinta sepak bola di Tanah Air begitu tinggi terhadap prestasi timnas. Namun, PSSI bukannya memenuhi harapan itu, tapi malah menjadikan sepak bola kacau. Kini semua menjadi bias dan abu-abu. Sepak bola yang seharusnya bisa menjadi pemersatu, kini terkoyak oleh kepentingan-kepentingan pribadi para kepengurusan atau pemimpin yang di namakan PSSI.

Unsur sportivitas, persahabatan dan kerja sama tak lagi diindahkan. Yang justru timbul dan tampak di depan mata adalah perpecahan, perselisihan,keegoisan, kekuasaan dan gengsi yang entah sampai kapan akan berakhir.

Dan akibat kisruh yang terjadi di PSSI saat ini bisa menurunkan animo masyarakat terhadap sepak bola nasional. investor pun tentu akan berpikir panjang untuk ikut aktif mendukung kegiatan sepak bola. Animo sponsor jadi menurun. Lihat saja, beberapa pertandingan liga di Indonesia, tak banyak sponsor yang mendukung.