RMK Eksperimen.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    1/21

    BAB XI

    EKSPERIMEN DAN UJI PASAR

    Apakah eksperimentasi itu?Mengapa kejadian-kejadian berlangsung pada suatu kondisi tertentu dan tidak

    pada kondisi yang lain? Metode riset yang menjawab pertanyaan seperti itu disebut

    metode sebab akibat (causal). Desain riset sesudah fakta (ex post fakto design),

    dimana seorang periset mewawancarai responden atau mengobservasi apa yang

    sedang dan yang telah terjadi, dan juga hal yang mempunyai potensi untuk

    menemukan hubungan sebab akibat. Perbedaan antara metode-metode ini dengan

    eksperimentasi adalah bahwa periset diharapkan menerima dunia seperti yang

    ditemukan sementara eksperimen memungkinkan periset mengganti secara sistematis

    variabel-variabel masalah dan mengamati perubahan yang terjadi.

    Eksperimen merupakan studi yang melibatkan intervensi oleh periset di luar

    apa yang diharapkan untuk pengukuran. Intervensi ini umumnya adalah memanipulsi

    suatu variable dalam sebuah latar belakang dan mengamati bagaimana hal itu

    mempengaruhi pokok masalah yang sedang dikaji (misalnya orang-orang atau entitas

    fisik). Periset dalam hal ini memanipulasi variabel bebas atau penjelas lalu

    mengamati apakah variabel terikat yang dihipotesiskan terpengaruh oleh intervensi.

    Sebuah contoh intervensi semacam itu adalah studi terhadap saksi dan

    pencuri. Dalam eksperimen ini, peserta diminta datang ke sebuah kantor dimana

    mereka mempunyai kesempatan melihat seseorang mencuri uang dari meja kasir.

    Hipotesis utama dalam eksperimen ini adalah apakah orang yang melihat pencuri

    akan cenderung melaporkannya: (1) jika mereka sedirian ketika mereka melihat

    kejahatan atau (2) jika mereka ditemani orang lain ketika mereka melihat kejahatan.

    Dalam sebuah hubungan sebab akibat terdapat paling sedikit satu variable

    (VB) dan satu variable terikat (VT). Berarti dalam hal ini kita mempunyai

    hipotesisbahwa dengan suatu cara tertentu VB mengakibatkan terjadi VT .

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    2/21

    Evaluasi eksperimen

    Kelebihan :

    Hubungan sebab akibat tidak dapat dibuktikan dengan pasti tetapikemungkinan sebuah variable menjadi penghubung ke variable yang lain

    dapat di tetapkan secara meyakinkan. Eksperimen lebih mendekati pencapaian

    tujuan ini daripada metode pengumpulan data utama lainnya. Kelebihan utama

    lainnya adalah kemampuan periset untuk memanipulasi variable bebas.

    Kelebihan kedua dari eksperimen adalah bahwa kontaminasi dari variable luar

    dapat dikontrol secara lebih efektif daripada desain lain. Hal ini membantu

    periset mengisolasi variable eksperimen dan mengevaluasi dampaknya

    sepanjang waktu penelitian.

    Ketiga, kemudahan dan biaya dari penelitian eksperimen mengungguli

    metode-metode lain.

    Ke empat, replikasipengulangan sebuah eksperimen dengan kelompok dan

    kondisi subjek berbeda-mengarah pada penemuan dampak rata-rata dari

    variable bebas terhadapa orang-orang ,situasi,dan waktu.

    Kelima, periset dapat menggunakan kejadian-kejadian yang muncul secara

    alami dan mengembangkan eksperimen lapangan (sebuah studi terhadap

    variable terikat dalam kondisi lingkungan actual) untuk menurunkan persepsi

    subjek terhadap periset sebagai sebuah sumber intervensi atau deviasi dalam

    kehidupan sehari-hari mereka.

    Kekurangan :

    Sifat kepalsuan laboratorium merupakan kekurangan utama dari metode

    eksperimen yang menjadi pendekatan. Akan tetapi, persepsi subjek terhadapsebuah lingkungan yang tidak realistis ini dapat ditingkatkan dengan

    tambahan investasi dalam fasilitas.

    Kedua, generalisasi dari sampel nonprobabilitas dapat menjadi masalah

    meskipun dilakukan pengambilan sampel secara acak (random).

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    3/21

    Menjalankan eksperimen

    Gambar :

    Peraga 11-1 Eksperimentasi dalam Proses RisetMenjelaskan Pertanyaan Riset

    Menentukan Dilema Manajemen

    Mendefinisikan pertanyaan Manajemen

    Mendefinisikan Pertanyaan Riset

    Menyempurnakan Pertanyaan Riset

    eksplorasi eksplorasi

    Proposal

    Riset

    Desain Riset Eksperimen

    Desain Pengumpulan Data :

    Tentukan Variabel yang relevan

    Tentukan spesifikasi perlakuan

    Kendalikan lingkungan

    Eksperimen

    Tentukan pilihan Desain

    Ekperimen

    Desain Pengambilan Sampel :

    Tentukan Peserta Eksperimen

    Tentukan tingkat perlakuan yang

    akan diberikan pada tiap peserta

    Pengembangan Instrumen

    Pelaksanaan Pengujian

    Analisa dan Penafsiran Data

    Pelaporan Riset

    Keputusan

    Manajemen

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    4/21

    Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan dengan baik, periset harus

    menyelesaikan serangkaian aktivitas untuk menjalankan karya mereka dengan sukses.

    Meskipun eksperimen merupakan metodologi ilmiah utama untuk menemukan

    hubungan sebab akibat, sumber daya dan kreativitas periset diperlukan untuk

    membuat eksperimen yang membangkitkan potensinya. Tujuh aktivitas yang harus

    dilakukan periset agar memperoleh keberhasilan:

    1. Memilih variable-variabel yang relevan.

    2. Menentukan tingkat perlakuan.

    3. Mengontrol lingkungan eksperimen.

    4. Memilih desain eksperimen.

    5. Memilih dan menugaskan subjek.

    6. Uji coba, mengulang,dan menguji.

    7. Menganalisis data.

    Memilih variable-variabel relevan

    Sepanjang buku ini kita telah membahas bahwa permaslahan utama dalam

    riset dapat dikonseptualisasikan menjadi suatu hierarki pertanyaan yang diawali

    dengan adanya dilema manajemen. Tugas periset adalah menerjemahkan sebuah

    masalah tak berwujud menjadi pertanyaan atau hipotesis yang dapat dinyatakan

    dengan sangat baik dalam tujuan riset.

    Selanjutnya kita menyebutkan bahwa sebuah hipotesis merupakan pernyataan

    relasional karena menggambarkan hubungan antara dua variable atau lebih. Kita juga

    harus melakukan operasionalisasi terhadap hipotesis, bagaimana suatu konsep dapat

    ditransformasikan menjadi variable. Tantangan periset dalam langkah ini adalah:

    1. Memilih variable yang merupakan perwakilan operasional terbaik dari konsep

    aslinya.

    2. Menentukan berapa banyak variable untuk diuji.

    3. Memilih atau mendesain ukuran yang tepat untuk variable-variabel.

    Jumlah variable dalam sebuah eksperimen dibatasi oleh anggaran proyek,

    waktu yang dialokasikan, ketersediaan kendali yang tepat, dan jumlah subjek yang

    akan diuji.

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    5/21

    Menetapkan tingkat perlakuan

    Dalam sebuah eksperimen, peserta mengalami sebuah manipulasi variable

    bebas yang biasa disebut sebagai perlakuan eksperimen. Tingkat perlakuan atas

    variable bebas adalah pembentukan kelompok alami pilihan periset di dalam variable

    bebas dari sebuah eksperimen.

    Sebagai contoh : jika gaji dihipotesiskan mempunyai pengaruh terhadap

    pilihan pembelian stok yang dilakukan untuk karyawan, sebaiknya gaji

    dikelompokkan menjadi tingkat gaji tinggi, menengah, dan rendah untuk mewakili

    tiga tingkat variabel bebas.

    Pengendalian lingkungan eksperimen

    Dalam eksperimen presentasi penjualan kita, variable luar dapat muncul

    dalam bentuk perbedaan usia, jenis kelamin, ras, pakaian, kompetensi komunikasi,

    dan banyak karakteristik lain dari presenternya, pesannya, atau situasinya. Hal ini

    mempunyai potensi untuk menyimpangkan dampak perlakuan terhadap variabel

    terikat dan hal ini harus dikendalikan atau dihilangkan. Akan tetapi, pada tahap ini,

    kita pada dasarnya dihadapkan dengan control lingkungan, mempertahankan kondisi

    lingkungan fisik dalam eksperimen agar tetap konstan.

    Bentuk lain dari control adalah dengan melibatkan subjek-subjek dan pelaku

    eksperimen. Apabila subjek tidak mengetahui jika mereka akan menerima perlakuan

    eksperimen, eksperimen dikatakan telah menerapkan pendekatan dengan kebutaan

    (blind). Apabila pelaku eksperimen tidak mengetahui apakah mereka akan

    memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen atau terhadap kelompok

    control, eksperimen dikatakan telah menerapkan pendekatan dengan kebutaan ganda

    (double blind).

    Memilih desain eksperimen

    Tidak seperti penjelasan umum dari desain riset yang dibahas dalam bab 6,

    desain eksperimen bersifat unik untuk metode eksperimen. Desain-desain tersebut

    tampil sebagai rencana posisional dan statistik untuk merancang hubungan antara

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    6/21

    perlakuan eksperimen dan observasi pelaku eksperimen atau titk-titik pengukuran

    dalam skema temporal dari eksperimen.

    Pemilihan dan penempatan peserta

    Peserta yang dipilih untuk eksperimen sebaiknya mewakili populasi di mana

    periset berharap dapat menggeneralisasi hasil studi tersebut. Prosedur pengambilan

    sampel acak dari subjek-subjek eksperimen sama halnya dengan prinsip pemilihan

    responden untuk sebuah survey. Periset terlebih dahulu nmenyiapkan sebuah

    kerangka pengambilan sampel lalu menempatkan subjek-subjek untuk eksperimen ke

    dalam kelompok- kelompok dengan menggunakan teknikn randomisasi. Penempatan

    acak ke kelompok-kelompok diperlukan untuk membuat kelompok agar sedapat

    mungkin dapat diperbandingkan dengan variable terikat.

    Apabila tidak mungkin untuk menempatkan secara acak subjek-subjek ke

    dalam kelompok-kelompok, bisa dilakukan pencocokan. Pencocokan menerapkan

    sebuah pendekatan pengambilan sampel kuota nonprobabilitas. Tujuan pencocokan

    adalah untuk mendapatkan subjek dalam kelompok eksperimen dan dalam kelompok

    control yang dipasangkan sesuai dengan karakteristik yang digunakan dalam riset.

    Beberapa penulis menyarankan matriks kuota sebagai perangkat paling

    efisien dari visualisasi proses pencocokan. Jika pencocokan tidak menyelesaikan

    masalah penempatan, akan digunakan sebuah kombinasi pencocokan, randomisasi,

    dan peningkatan ukuran sampel.

    Uji coba, perbaikan, dan pengujian

    Prosedur untuk tahap ini sama dengan tahap untuk bentuk-bentuk

    pengumpulan data lain. Uji coba diarahkan untuk mengungkap eror dalam desain dan

    control yang tidak tepat terhadap hal-hal yang asing atau kondisi lingkungan.

    Pengujian awal instrument memungkinkan perbaikan sebelum pengujian akhir.

    Dalam eksperimen lapangan, periset kadang dihadapkan dengan kejadian-

    kejadian yang mempunyai dampak dramatis terhadap subjek, misalnya: uji pemasaran

    dari produk pesaing yang dilakukan sebelum sebuah eksperimen, atau sebuah

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    7/21

    penurunan kekuatan, reorganisasi, atau penggabungan sebelum campur tangan

    organisasi yang kritis.

    Menganalisis data

    Jika perencanaan dan pengujian awal yang memadai telah dilakukan, data

    eksperimen akan memiliki susunan dan struktur yang berbeda dengan yang dimiliki

    oleh survey dan studi observasi tak terstruktur.

    Periset mempunyai beberapa pilihan pengukuran dan instrumen dengan

    eksperimen. Berikut ini di antaranya:

    Teknik dan skema penyandian observasi

    Uji kertas-danpensil (tertulis)

    Perangkat pelaporan-sendiri dengan pernyataan terbuka atau tertutup

    Teknik penggunaan skala (misalnya,skala likert,diferensial semantic,Q-sort)

    Ukuran fisiologis (misalnya,respons kulit galvanis,EKG,analisis nada

    suara,dilasi mata).

    Validitas dalam eksperimen

    Meskipun suatu eksperimen merupakan desain riset ideal,bukan berarti bahwa

    eksperimen tidak memiliki masalah. Selalu terdapat pertanyaan tentang kebenaran

    hasilnya. Sementara itu terdapat beberapa jenis validitas yang berbeda, meskipun

    disini hanya dua jenis validitas utama yang akan dibahas: validitas internal-apakah

    kesimpulan yang kita ambil tentang hubungan eksperimen yang ditunjukkan benar-

    benar merupakan penyebab? Dan validitas eksernal apakah hubungan sebab akibat

    yang diamati bersifat umum terhadap orang-orang,latar belakang,dan waktu?

    Validitas internal

    Diantara beberapa anacman terhadap validitas internal, kita akan

    memepertimbangkan tujuh ancaman seperti berikut :

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    8/21

    1. Sejarah

    Selama berlangsungnya eksperimen, beberapa kejadian mungkin muncul dan

    hal ini dapat mengacaukan hubungan yang sedang dikaji. Contoh : Manajemen

    sebuah perusahaan mungkin berharap untuk menemukan cara terbaik memberikan

    pendidikan kepada pekerjanya tentang kondisi keuangan perusahaan sebelum

    negosiasi buruh tahun ini. Desain ini, dikenal sebagai pre-eksperimen karena bukan

    merupakan desain yang sangat kuat, dapat digambarkan sebagai berikut:

    X Uji awal Manipulasi Uji akhir

    Antara dan , bagaimanapun, banyak kejadian muncul untuk

    mengacaukan dampak upaya pendidikan, misalnya sebuah artikel surat kabar mungkin

    muncul tentang perusahaan dengan maslaah keuangan.

    2. Kematangan

    Perubahan-perubahan mungkin juga terjadi pada subjek penelitian yang

    merupakan fungsi dari perjalanan waktu dan tidak spesifik terhadap kejadian tertentu.

    Misalnya subjek menjadi lapar dan bosan, kondisi ini dapat mempengaruhi hasil

    tanggapan.

    3.

    Pengujian

    Proses pelaksanaan ujian dapat mempengaruhi nilai dari ujian kedua.

    Pengalaman pelaksanaan ujian pertama dapat mengakibatkan dampak pembelajaran

    yang mempengaruhi hasil dari ujian kedua.

    4. Instrumentasi

    Ancaman terhadap validitas internal ini muncul akibat adanya perubahan

    antara observasi yang disebabkan perbedaan pada instrument pengukuran maupunpada pengobservasi. Penggunaan pertanyaan-pertanyaan berbeda pada setiap

    pengukuran meruapkan sumber dari masalah potensial, tetapi penggunaan

    pengobservasi atau pewawancara yang berbeda juga mengancam validitas.

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    9/21

    5. Seleksi

    Ancaman lainnya yang paling penting terhadap validitas internal adalah

    seleksi yang berbeda untuk subjek kelompok eksperimen dan kelompok control.

    Pertimbangan validitas mensyaratkan adanya kesamaan pada tiap kelompok dalam

    berbagai hal.

    6. Regresi statistic

    Faktor ini beroperasi khususnya ketika kelompok-kelompok telah dipilih

    berdasarkan nilai-nilai ekstrim. Andaikan kita mengukur hasil dari semua pekerja

    dalam sebuah departemen selama beberapa hari sebelum eksperimen lalu

    menjalankan eksperimen hanya dengan pekerja yang nilaiproduktivitasnya berada

    dalam 25% tertinggi dan 25% terendah. Tidak peduli apa yang dilakukan antara

    dan terdapat kecenderungan bahwa rata-rata nilai tinggi di akan menurun pada

    sementara rata-rata nilai rendah di akan meningkat. Kecenderungan berasal

    dari pengukuran tak sempurna yang mengakibatkan adanya pencatatan beberapa

    orang secara tak normal memiliki nilai tinggi dan secara tak normal memiliki nilai

    rendah di . Pada pengukuran kedua anggota kedua kelompok memperoleh nilai

    lebih dekat ke nilai rata-rata mereka dalam jangka panjang.

    7. Kematian eksperimental

    Hal ini terjadi ketika komposisi kelompok studi berubah selama pengujian.

    Perubahan ini biasanya pada kelompokm eksperimen, dan dengan keluarnya anggota

    kelompok maka kelompok mengalami perubahan. Oleh karena itu anggota kelompok

    control tidak terpengaruh dengan situasi pengujian, kemungkinan mereka untuk

    mengundurkan diri lebih kecil.

    Semua ancaman yang disebutkan dalam bagian ini umumnya, tapi tidak

    selalu, berkaitan dengan kecukupan dalam eksperimen melalui penempatan acak.

    Akan tetapi, lima ancaman lain terhadap validitas internal tidak bergantung pada

    adanya randomisasi. Tiga ancaman yang pertama mempunyai dampak terhadap

    penyamaan kelompok eksperimen dan control.

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    10/21

    a. Penyebaran atau peniruan perlakuan .

    b. Penyamaan imbangan.

    c. Persaingan imbangan.

    d. Demoralisasi.

    e. Sejarah local.

    Validitas eksternal

    Faktor-faktor validitas internal menyebabkan kebingungan tentang apakah perlakuan

    eksperimen (X) atau justru faktor asing yang merupakan sumber perbedaan observasi.

    Sebaliknya validitas eksternal berkaitan dengan interaksi perlakuan eksperimental

    dengan faktor-faktor lain serta dampak yang dihasilkan terhadap kemampuan untuk

    melakukan generalisasi terhadap waktu, latar belakang, atau orang-orang. Diantara

    resiko utama terhadap validitas eksternal adalah kemungkinan interaktif berikut:

    Reaktivitas dari pengujian terhadap X.

    Interaksi seleksi dan X .

    Faktor-faktor reaktif lain.

    Reaktivitas pengujian terhadap X

    Dampak reaktif dapat didefinisikan sebagai peningkatan kepekaan subjekmelalui suatu uji awal sehingga mereka menanggapi rangsangan eksperimen (X)

    secara berbeda. Efek pengukuran sebelumnya dapat menjadi sangat signifikan dalam

    eksperimen di mana VB merupakan sebuah perubahan sikap.

    Interaksi seleksi dan X

    Proses pengujian untuk memilih subjek dalam sebuah eksperimen dapat

    menjadi ancaman terhadap validitas eksternal. Populasi di mana kita memilih subjekmungkin tidak sama seperti populasi yang kita harapkan untuk menggeneralisasi

    hasil. Jika kita menjalankan eksperimen hanya dengan mereka yang setuju

    berpartisipasi (seleksi-sendiri), dapatkah hasil-hasil digeneralisasi untuk seluruh

    populasi?

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    11/21

    Factor-faktor reaktif yang lain

    Latar belakang eksperimental sendiri bis mempunyai dampak pembias

    terhadap tanggapan subjek untuk X. latar belakang buatan dengan jelas dapat

    memberikan hasil-hasil yang bukan dari perwakilan populasi yang lebih besar. Jika

    subjek mengetahui mereka sedang berpartisipasi dalam sebuah eksperimen,

    kemungkinan terdapat kecenderungan untuk bermain peran sedemikian rupa ynag

    menyimpangkan dampak dari X aka ada. Dampak reaktif lain adalah interaksi yang

    mungkin antara X dan karakteristik subjek.

    Masalah-masalah validitas internal dapat diselesaikan dengan desain

    eksperimen yang cermat, tetapi hal itu tidak berlaku untuk masalah-masalah validitas

    eksternal. Validitas eksternal sepenuhnya merupakan masalah general, yang secara

    logis, merupaka sebuah proses induktif dari eksplorasi terhadap data yang terkumpul.

    Desain riset eksperimen

    Banyaknya desain eksperimen sangat bervariasi dalam hal kekuatan desain tersebut

    untuk mengendalikan kontaminasi hubungan antara variable bebas dan terikat. Desain

    yang sangat diterima secara luas berdasarkan pada karakteristik control berikut: (1)

    pra-eksperimen, (2) eksperimen sejati, (3) eksperimen lapangan.

    Desain pra-eksperimen

    Ketiga desain pra-eksperimen memiliki kelemahan dalam pengukuran

    ilmiahnya- yakni, desain-desain itu gagal mengendalikan secara memadai berbagai

    ancaman terhadap validitas internal. Terutama untuk studi dampak (after-only studi)

    1.

    Studi dampak

    Studi ini bias digambarkan sebagai berikut :

    X O

    Perlakuan atau manipulasi Observasi atau pengukuran

    terhadap variable bebas atas variable terikat

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    12/21

    Contoh studi jenis ini adalah kampanye pendidikan karyawan tentang kondisi

    keuangan perusahaan tanpa pengukuran sebelumnya terhadap pengetahuan karyawan.

    Hasil-hasil hanya akan mengungkap seberapa banyak yang diketahui karyawan

    setelah kampanye pendidikan, tetapi tidak ada alasan untuk menilai efektivitas

    kampanye.

    2. Desain uji-awal dan uji-akhir atas satu-kelompok

    Ini merupakan desain yang telah kita gunakan sebelumnya dalam contoh

    pemberian pendidikan pada karyawan. Desain ini mengatasi ancaman terhadap

    validitas internal secara lebih baik. Daripada yang dilakukan oleh studi dampak,

    tetapi masih merupakan desain yang lemah

    O X O

    Uji Awal Manipulasi Uji Akhir

    3. Perbandingan kelompok statis

    Desain ini membandingkan dua kelompok, salah satunya menerima stimulus

    eksperimen sementara yang lain berlaku sebagai kelompok control. Di lapangan,

    bayangkan scenario ini. Sebuah kebakaran hutan atau bencana alam lainnya adalah

    perlakuan eksperimental yang diberikan, sementara trauma psikologis (atau

    kehilangan harta benda) yang dialami penduduk merupakan hasil yang dapat diukur

    dari eksperimen tersebut.

    Penambahan kelompok pembanding menciptakan peningkatan yang penting

    bila dibandingkan dengan dua desain yang lain. Kelemahan utamnya adalah tidak

    adanya keyakinan bahwa dua kelompok tersebut ekuivalen.

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    13/21

    Peraga 11-4 kunci untuk symbol-simbol desain

    X X mewakili adanya rangsangan dan perlakuan eksperimen terhadap

    sebuah kelompok. Dampak-dampak dari variable bebas menjadi

    perhatian utama.

    O O mengidentifikasi aktivitas pengukuran atau observasi.

    R R menunjukkan bahwa anggota kelompok telah ditempatkan secara

    acak dalam suatu kelompok.

    E E mewakili dampak eksperimen dan ditunjukkan sebagai sebuah

    persamaan.

    X dan O dalam diagram dibaca dari kiri ke kanan dalam urutan waktu.

    Apabila X dan O ganda muncul saling vertical,hal ini menunjukkan bahwa rangsangan

    dan/atu observasi terjadi bersamaan

    Garis-garis sejajar yang tidak terputus-putus menunjukkan bahwa kelompok-

    kelompok pembanding yang telah diselaraskan dengan proses randomisasi.

    Garis putus-putus menunjukkan belum adanya penyelarasan

    O X O O

    Waktu

    X O

    O

    WAKTU

    q

    X O

    O

    O X O

    - - - - -

    O

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    14/21

    Desain eksperimen sejati

    Kekurangan utama dari desain pra-eksperimen adalah bahwa desain-desain

    tersebut gagal memberikan kelompok-kelompok pembanding yang benar-benar

    ekuivalen. Cara untuk meraih ekuivalen adalah melalui pencocokan dan penempatan

    acak. Dalam sebuah eksperimen, biasanya stimulus uji diberi tanda X dan

    keberadaan sebuah situasi control tidak ditandai dengan apapun. Hal ini merupakan

    penyederhanaan yang berlebihan terhadap apa yang sebenarnya terjadi.

    Desain eksperimen sejati

    Desain Kelompok Kontrol Uji Awal - Uji akhir

    Desain ini terdiri dari penambahan sebuah kelompok control ke desain uji

    awal-uji akhir satu kelompok dan menempatkan subjek-subjek ke masing-masing

    kelompok dengan prosedur acak (R) . diagramnya adalah sebagai berikut:

    R X

    R

    Dampak variable eksperimennya adalah

    E = (- )(- )

    Dalam desain ini, tujuh masalah validitas internal utama dihadapi dengan cukup baik,

    meskipun masih terdapat beberapa kesulitan.

    Kematangan, pengujian, dan regresi ditangani dengan baik karena setiap

    orang berharap untuk merasakannya pada tingkat yang sama baik dalam kelompok

    eksperimen maupun dalam kelompok control.

    Akan tetapi, catatan dari desain ini adalah adanya validitas eksternal yang

    tidak begitu bagus. Terdapat sebuah kemungkinan adanya dampak reaktif dari

    pengujian. Hal ini bias jadi merupakan pengaruh besar dalam studi-studi mengubah

    sikap dimana uji-awal membawa topic dan isi yang tak biasa.

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    15/21

    Desain Kelompok Kontrol Hanya Uji-akhir

    Dalam desain ini, pengukuran Uji- awal yang dijalankan dengan baik dalam

    desain riset klasik tidak benar-benar diperlukan apabila dimungkinkan untuk

    melakukan randomisasi. Desainnya seperti berikut:

    R X

    R X

    Dampak eksperimen diukur oleh perbedaan antara dan

    E = (-)

    Peserta diukur hanya sekali, ncaman-ancaman dari pengujian dan

    instrumentsi terkurangi, tetapi jumlah kematian yang berbeda antara kelompok

    control dan ekperimen menjadi masalah potensial. Desain ini mengurangi masalah

    vasilidasi ekternal dari dampak interaksi pengujian.

    Eksperimen Lapangan : Kuasi- Eksperimen dan SemiEksperimen

    Dalam kondisi lapangan, kita sering tidak dapat menerapkan control yang

    cukup atas variable luar atau perlakuan eksperimen untuk menggunakan desain

    eksperimen sejati. Kondisi Stimulus muncul dalam lingkungan alami, dibutuhkan

    eksperimen lapangan.

    Studi ini tidak memungkinkan adanya kelompok control, uji-awal, atau

    randomisasi pelanggan, tetapi informasi yang diperoleh sangat penting dan juga

    menegaskan kompromi tentang desain eksperimen yang benar. Kita menggunakan

    desain pra-eksperimen yang dibahas sebelumnya atau kuasi- eksperimen untuk

    menghadipi kondisi seperti itu. Dalam kuasi- eksperimen, kita sering kita tidak dapat

    mengetahui kapan atau pada siapa mengenakan perlajuan eksperimen. Kuasi-

    eksperimen bersifat lebih rendah dibandingkan desain eksperimen yang sebenarnya

    tetapi biasanya lebih baik daripada desain pra-eksperimen.

    Desain Kelompok Kontrol Tak-Ekuivalen

    Desain ini merupakan desain kuasi-eksperimen yang kuat dan digunakan

    secara lua. Desain ini berbeda dari desain kelompok Kontrol uji-awal-akhir, karena

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    16/21

    kelompok uji dan kontrol tidak ditempatkan secara acak. Desain ini digambarkan

    sebagai berikut.

    X

    Terdapat dua jenis desain eksperimen. Yang pertama adalah desain ekuivalen

    utuh (intactequvalent design), dimana keanggotaan kelompok eksperimen dan control

    terbentuk secara alami. Sebagai contoh, kita dapat menggunakan kelas-kelas yang

    berada di sebuah sekolah, keanggotaan dalam klub-klub yang serupa, atau pelanggan

    dari took yang sama. Idialnya, kedua kelompok tersebut dibuat semirip mungkin.

    Variasi yang kedua, desain kelompok eksperimen yang terpilih sendiri (self-

    selected eksperimental design), lebih lemah karena sukarelawan direkrut untuk

    membentuk kelompok eksperimen, sementara subjek yang bukan sukarelawan

    digunakan utuk control.

    Perbandingan hasil uji-awal ( -) merupakan sebuah indicator dari

    tingkat ekuivalensi diantara kelompok uji dan control. Jika hasil uji-awal berbeda

    secara signifikan, terdapat sebuah pertanyaan mengenai apakah kedua kelompok

    tersebut dapat diperbandingkan.

    Desain Uji-awal Uji-akhir Sampel TerpisahDesain ini paling dapat diterapkan apabila kita tidak dapat mengetahui kapan

    dan kepada siapa menjalankan perlakuan tetapi kita dapat memutuskan kapan dan

    siapa yang akan diukur.

    Desain adalah:

    R (X)

    R X

    Perlakuan dalam tanda kurang relevan terhadap tujuan studi tetapi tanda kurang

    diperlihatkan untuk menyatakan bahwa pelaku eksperimen tidak dapat

    mengendalikan perlakuan.

    Jenis desain ini bukan merupakan desain yang kuat karena beberapa ancaman

    terhadap validitas internal tidak tertangani dengan baik.

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    17/21

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    18/21

    sebuah eksperimen yang dilakukan dengan cermat adalah validitas eksternal atau

    kemampuan melakukan generalisasi untuk (dan melawan) waktu, lokasi,atau orang-

    orang.

    Lokasi ganda (multiple locations) sering kali diperlakukan untuk

    penyeimbangan demografis yang optimal. Penjualan bias bervariasi berdasarkan

    wilayah, lokasi-lokasi yang perlu pengujian tetapi mempunyai karakteristik yang

    ekuivalen terhadap lokasi yang menjadi pasar yang ditargetkan secara nasional.

    Peliputan media dan isolasi merupaka criteria tambahan untuk mencari

    lokasi pengujian. Meskipun lokasi pengujian mungkin tidak mampu melakukan

    duplikasi secara tepat atas rencana promosi secara nasional, lokasi tersebut

    seharusnya dapat mewakili rencana promosi melalui liputan penyiaran dan media

    cetak. Wilayah metropolitan yang luas kadang menarik perhatian media yang dapat

    mencemari wilayah pengujian. Penggunaan media akan sia-sia saat media

    menginformasikan produk kepada distributor, peritel, dan konsumen di wilayah-

    wilayah perbatasan.

    Kontrol distribusi mempengaruhi lokasi-lokasi pengujian dan jenis-jenis uji

    pasar. Kerjasama dari distributor penting bagi uji pasar yang dilakukan oleh produsen

    produk. Distributor harus menjual secara eksklusif hanya dalam lokasi uji pasar untuk

    menghindari masalah yang akan timbul dari penggudangan, pengiriman, dan control

    persediaan di luar pasar uji.

    Jenis-jenis uji pasar

    Terdapat enam jenis uji pasar utama: standar, terkontrol, elektronik, tersimulasi,

    virtual, dan berbasis web.

    Uji pasar standar

    Uji pasar standar merupakan uji tradisional terhadap sebuah variable bauran

    produk dan / atau pemasaran dalam basis geografis terbatas. Uji ini memberikan

    pengujian nyata untuk mengevaluasi produk dan program pemasaran pada skala yang

    lebih kecil dan murah.

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    19/21

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    20/21

    Uji pasar tersimulasi

    Uji pasar tersimulasi (simulasi test market/STM) muncul dalam laboratorium

    yang didesain untuk membuat simulasi lingkungan perbelanjaan tradisional.

    Menggunakan sampel yang terdiri dari konsumen produk.

    STM mempunyai karakteristik umum: (1) konsumen diwawancarai untuk

    meyakinkan bahwa mereka memenuhi kegunaan produk dan criteria demografis, (2)

    mereka mengunjungi fasilitas riset dimana mereka akan mendapatkan informasi

    tentang pengujian produk dan melihat iklan tayang atau cetak untuk produk target dan

    pesaing.

    Apabila variasi dalam toko digunakan, penyedia riset memilih tiga hingga

    lima kota yang mewakili pasar dimana produk akan diluncurkan. Mereka memilih

    sebuah mail dengan frekuensi sasaran konsumen yang tinggi. Di mall tersebut,

    tokoyang tersimulasi diisi dengan produk dari kategori pengujian.

    STM diadopsi secara luas pada 1970-an oleh perusahaan dunia sebagai

    alternative atau uji pasar standar, yang dianggap lebih mahal, lebih lambat, dan

    kurang terjaga. Meskipun model-model STM terus bekerja dengan baik di dunia

    pasar masal saat in I, efektivitasnya akan berkurang dalam dasawarsa mendatang

    ketika lingkungan pemasaran menjadi lebih beragam.

    M/A/R/C Research,Inc, mempunyai apa yang disebut model assessor dengan

    banyak fitur yang dapat mengatasi kekurangan model peramalan STM sebelumnya.

    Sebagai contoh, selain perbandingan reaksi konsumen terhadap database sejarah,

    preferensi konsumen secara individu dan pengalaman masa kini terhadap merek-

    merek yang ada membantu untuk mendefinisikan kelayakan bagi lingkungan produk

    baru.

    STM menawarkan beberapa kelebihan. Biaya ($50.000 hingga $150.000)

    yang hanaya sepersepuluh dari biaya uji pasar tradisional, perhatian pesaing

    diminimalkan, waktu dikurangi hingga enam sampai delapan bulan, dan permodelan

    yang memungkinkan evaluasi banyak variable bauran pemasaran.

  • 8/10/2019 RMK Eksperimen.docx

    21/21

    Uji Pasar virtual

    Uji pasar virtual menggunakan simulasi computer dan perangkat keras lain

    untuk meniru perlibatan pengalaman berbelanja interaktif dalam lingkungan tiga

    dimensi. Bagian penting dari keterlibatan pengalaman ini adalah kemampuan system

    untuk menerjemahkan secara realistis tawaran produk secara langsung. Fitur lain dari

    system interaktif adalah kemampuan mengekplorasi (mengarahkan dalam dunia

    maya) dan memanipulasi isi secara langsung.

    Uji pasar virtual merupakan bagian dari teknik-teknik tekhnologi virtual yang

    berkembang pada awal 1990-an. Istilah virtual shopping didaftarkan oleh Allison

    research technologis (ART) pada pertengahan 90-an.

    Uji pasar cangkokan yang menjembatani lingkungan virtual dan platform

    internet mulai memecahkan tantangan sulit dari tim desain produk: pemilihan konsep.

    Ketergantungan tradisional tentang prototype fisik yang mahal dapat dipecahkan

    dengan prototype virtual. Prototype virtual dibuat untuk memberikan hasil-hasil yang

    dapat dibandingkan dengan prototype fisik ,lebih murah dalam pembuatan, dan

    memungkinkan periset web mengekplorasi lebih banyak konsep.

    Uji pasar berbasis web

    Produsen telah menemukan cara yang efisien untuk menguji produk baru.

    Memperbiki produl lama, melakukan survey sikap pelanggan, dan membangun

    hubungan. Uji pasar berbasis web merupakan uji produk dengan menggunakan

    distribusi online. Pengujian ini biasanya digunakan oleh produsen CPG besar yang

    mencari perangkat pengestimasi kebutuhan produk baru yang cepat dan efektif dalam

    hal biaya.

    Pada tahun 2000, ketika P&G bersiap meluncurkan crest whitestrips, alat

    pemutih gigi rumah tangga, harga ecerannya yang tinggi mengakibatkan

    ketidakpastian. Setelah kampanye delapan bulan yang menawarkan alat tersebut

    hanya melalui iklan produk yang ada di situs web, P&G berhasil menjual 144.000 alat

    pemutih secara online. Keberhasilan P&G diikuti oleh pesaingnya dan sekarang

    menjadi tren yang sedang berkembang.