20
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi ditentukan oleh keandalan, kecermatan, ketepatan waktu, dan mutu atau jasa pelayanan yang diberikan oleh profesi tersebut. Kata “kepercayaan” demikian pentingnya karena tanpa kepercayaan masyarakat maka jasa profesi tersebut tidak akan diminati, yang kemudian pada gilirannya profesi tersebut akan punah. Untuk membangun kepercayaan perilaku para profesi perlu diatur dan kualitas hasil pekerjaanya dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu dibutuhkan penerapan standar tertentu, sehingga masyarakat dapat meyakini kualitas pekerjaan seorang profesional. Salah satu karakteristik yang membedakan setiap profesi dengan masyarakat pada umumnya adalah kode etik perilaku profesional atau etika bagi apra anggotanya. Perilaku yang beretika memerlukan lebih dari sekedar beberapa peraturan perilaku dan kegiatan pengaturan. Tidak ada satupun kode etik profesional maupun kerangka kerja pengaturan yang mampu 1

Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

audit

Citation preview

Page 1: Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

BAB I 

PENDAHULUAN 

Latar Belakang

Kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi ditentukan oleh keandalan, kecermatan,

ketepatan waktu, dan mutu atau jasa pelayanan yang diberikan oleh profesi tersebut. Kata

“kepercayaan” demikian pentingnya karena tanpa kepercayaan masyarakat maka jasa profesi

tersebut tidak akan diminati, yang kemudian pada gilirannya profesi tersebut akan punah.

Untuk membangun kepercayaan perilaku para profesi perlu diatur dan kualitas hasil

pekerjaanya dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu dibutuhkan penerapan standar tertentu,

sehingga masyarakat dapat meyakini kualitas pekerjaan seorang profesional.

Salah satu karakteristik yang membedakan setiap profesi dengan masyarakat pada

umumnya adalah kode etik perilaku profesional atau etika bagi apra anggotanya. Perilaku

yang beretika memerlukan lebih dari sekedar beberapa peraturan perilaku dan kegiatan

pengaturan. Tidak ada satupun kode etik profesional maupun kerangka kerja pengaturan yang

mampu mengantisipasi segala situasi yang memerlukan adanya pertimbangan pribadi dalam

perilaku beretika. Sesuai dengan itu, makalah ini akan dimulai dengan suatu pembahasan

singkat tentang etika umum sebelum bergerak pada topik profesional. Kemudian baru

melangkah pada Code of Profesional Conduct AICPA (kode perilaku profesional) yang

cukup rinci, makalah ini akan ditutup dengan suatu kesimpulan desertai pembahasan tentang

prosedur penegakan etika yang digunakan oleh AICPA dan masyarakat CPA negara bagian.

1

Page 2: Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ETIKA PROFESI EKSTERNAL AUDITOR

Definisi Etika

Etika (praksis) diartikan  sebagai nilai-nilai atau norma-norma moral yang mendasari

perilaku manusia. Etos didefinisikan sebagai ciri-ciri dari suatu masyarakat atau budaya.

Etos kerja,dimaksudkan sebagai ciri-ciri dari kerja, khususnya pribadi atau kelompok

yang melaksanakan kerja, seperti disiplin, tanggung jawab, dedikasi, integritas,

transparansi dsb.

Etika (umum) didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Dengan kata

lain, etika merupakan ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma moral. Etika

(luas) berarti keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

mengetahui bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya.Etika (sempit)

berarti seperangkat nilai atau prinsip moral yang berfungsi sebagai panduan untuk

berbuat, bertindak atau berperilaku. Karena berfungsi sebagai panduan, prinsip-prinsip

moral tersebut juga berfungsi sebagai kriteria untuk menilai benar/salahnya

perbuatan/perilaku.

Kode Etik

Pengertian Kode etik adalah nilai-nilai, norma-norma, atau kaidah-kaidah untuk

mengatur perilaku moral dari suatu profesi melalui ketentuan-ketentuan tertulis yg harus

dipenuhi dan ditaati setiap anggota profesi.

Isi Kode Etik

• Karena kode etik merupakan wujud dari komitmen moral organisasi, maka kode etik

harus berisi :

Mengenai apa yang boleh dan

Apa yang tidak boleh dilakukan oleh anggota profesi,

Apa yang harus didahulukan dan

Apa yang boleh dikorbankan oleh profesi ketika menghadapi situasi konflik atau

dilematis,

2

Page 3: Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

Tujuan dan cita-cita luhur profesi, dan

Bahkan sanksi yang akan dikenakan kepada anggota profesi yang melanggar kode

etik.

Tujuan Utama Kode Etik

• Terdapat dua tujuan utama dari kode etik.

Kode etik bertujuan melindungi kepentingan masyarakat dari kemungkinan

kelalaian, kesalahan atau pelecehan, baik disengaja maupun tidak disengaja oleh

anggota profesi.

Kode etik bermaksud melindungi keluhuran profesi dari perilaku perilaku

menyimpang oleh anggota profesi.

Syarat Kode Etik Optimal

• Agar kode etik dapat berfungsi dengan optimal, minimal ada 2 (dua) syarat yang

harus dipenuhi.

Kode etik harus dibuat oleh profesinya sendiri. Kode etik tidak akan efektif

apabila ditentukan oleh pemerintah atauinstansi di luar profesi itu.

Pelaksanaan kode etik harus diawasi secara terus-menerus. Setiap pelanggaran

akan dievaluasi dan diambil tindakan oleh suatu dewan yang khusus dibentuk.

Peranan Etika dalam Profesi Auditor

Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan komitmen moral

yang tinggi. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik

dengan  standar kualitas yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia mengorbankan

diri. Itulah sebabnya profesi auditor menetapkan standar teknis dan standar etika yang

harus dijadikan panduan oleh para auditor dalam melaksanakan audit

Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai

orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan.

Kode etik atau aturan etika profesi audit menyediakan panduan bagi para auditor

profesional dalam mempertahankan diri dari godaan dan dalam mengambil keputusan-

keputusan sulit. Jika auditor tunduk pada tekanan atau permintaan tersebut, maka telah

terjadi pelanggaran terhadap komitmen pada prinsip-prinsip etika yang dianut oleh

profesi.

3

Page 4: Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

Oleh karena itu, seorang auditor harus selalu memupuk dan menjaga kewaspadaannya

agar tidak mudah takluk pada godaan dan tekanan yang membawanya ke dalam

pelanggaran prinsip-prinsip etika secara umum dan etika profesi. etis yang tinggi; mampu

mengenali situasi-situasi yang mengandung isu-isu etis sehingga memungkinkannya

untuk mengambil keputusan atau tindakan yang tepat.

Pentingnya Nilai-Nilai Etika dalam Auditing

Beragam masalah etis berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan auditing.

Banyak auditor menghadapi masalah serius karena mereka melakukan hal-hal kecil yang

tak satu pun tampak mengandung kesalahan serius, namun ternyata hanya menumpuknya

hingga menjadi suatu kesalahan yang besar dan merupakan pelanggaran serius terhadap

kepercayaan yang diberikan.

Untuk itu pengetahuan akan tanda-tanda peringatan adanya masalah etika akan

memberikan peluang untuk melindungi diri sendiri, dan pada saat yang sama, akan

membangun suasana etis di lingkungan kerja.

Masalah-masalah etika yang dapat dijumpai oleh auditor yang meliputi permintaan

atau tekanan untuk:

1. Melaksanakan tugas yang bukan merupakan kompetensinya

2. Mengungkapkan informasi rahasia

3. Mengkompromikan integritasnya dengan melakukan pemalsuan, penggelapan,

penyuapan dan sebagainya.

4. Mendistorsi obyektivitas dengan menerbitkan laporan-laporan yang menyesatkan.

Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.Kode etik

akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut : (Mulyadi, 2001: 53)

1. Tanggung Jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota

harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua

kegiatan yang dilakukannya.

Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.

Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua

pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk

bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi,

memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam

4

Page 5: Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara

dan meningkatkan tradisi profesi.

2. Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka

pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan

komitmen atas profesionalisme.

Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada

publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik

dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja,

pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada

obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis

secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap

kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan

masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan

ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya

mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa

akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai

dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.

Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas

kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus

menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota

harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

3. Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan

profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan

merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang

diambilnya.

Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan

berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan

kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat

5

Page 6: Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi

tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

4. Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan

kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.Obyektivitasnya adalah

suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip

obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara

intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau

dibawah pengaruh pihak lain.

Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus

menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek

publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota

yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa

audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri,

pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang

ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus

melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,

kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk

memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa

profesional dan teknik yang paling mutakhir.

Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk

melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya,

demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi

kepada publik.

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota

seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang

tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan

pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan

seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam

6

Page 7: Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota

wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih

kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing

masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan

memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.

6. Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh

selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan

informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional

atau hukum untuk mengungkapkannya.

Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang

berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai

sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana

informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu

diungkapkan.

Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi

tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang

diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar

anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

7. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang

baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi

harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada

penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat

umum.

8. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar

teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan

berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari

7

Page 8: Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan

obyektivitas.

Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah

standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of

Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

Dilema Etika

Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang di mana keputusan mengenai

perilaku yang pantas harus dibuat. Auditor banyak menghadapi dilema etika dalam

melaksanakan tugasnya. Bernegosiasi dengan auditan jelas merupakan dilema etika. Ada

beberapa alternatif pemecahan dilema etika, tetapi harus berhati-hati untuk menghindari

cara yang merupakan rasionalisasi perilaku tidak beretika.

Berikut ini adalah metode rasionalisasi yang biasanya digunakan bagi perilaku tidak

beretika:

1. Semua orang melakukannya. Argumentasi yang mendukung penyalahgunaan

pelaporan pajak, pelaporan pengadaan barang/jasa biasanya didasarkan pada

rasionalisasi bahwa semua orang melakukan hal yang sama, oleh karena itu dapat

diterima.

2. Jika itu legal, maka itu beretika. Menggunakan argumentasi bahwa semua perilaku

legal adalah beretika sangat berhubungan dengan ketepatan hukum. Dengan

pemikiran ini, tidak ada kewajiban menuntut kerugian yang telah dilakukan

seseorang.

3. Kemungkinan ketahuan dan konsekuensinya. Pemikiran ini bergantung pada evaluasi

hasil temuan seseorang. Umumnya, seseorang akan memberikan hukuman

(konsekuensi) pada temuan tersebut.

Pemecahan Dilema Etika

Pendekatan enam langkah berikut ini merupakan pendekatan sederhana untuk

memecahkan dilema etika:

1. Dapatkan fakta-fakta yang relevan

2. Identifikasi isu-isu etika dari fakta-fakta yang ada

3. Tentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilema

etika

4. Identifikasi alternatif-alternatif yang tersedia bagi orang yang memecahkan dilema

etika

8

Page 9: Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

5. Identifikasi konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap alternatif

6. Tetapkan tindakan yang tepat.

2.2 ETIKA PROFESI AKUNTAN LAINNYA

• Akuntan Publik 

Akuntan publik adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada

masyarakat umum, terutama dalam pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang

dibuat oleh kliennya dan juga menjual jasa konsultan pajak, konsultasi bidang

manajemen, penyusunan sistem akuntansi, dan penyusunan laporan

keuangan (Auditing ; Mulyadi, 1992:27). Yang disebut sebagai akuntan publik adalah

yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Untuk berpraktik sebagai Akuntan

Publik, seseorang harus memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja.

Telah lulus dari fakultas ekonomi, jurusan akuntansi. Telah mendapat gelar akuntan

dari panitia ahli pertimbangan persamaan ijazah akuntan dan mendapat ijin praktik

dari menteri keuangan. Profesi akuntan publik dibayar oleh kliennya tapi berbeda

dengan profesi lainnya, karena seorang akuntan harus bersikap independen atau tidak

memihak kepada siapapun sekalipun klien yang telah membayarnya.

• Akuntan Pemerintahan

Akuntan Pemerintahan adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi

pemerintahan, yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung

jawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau

pertanggung jawaban keuangan yang ditujukankepada pemerintah. Meskipun terdapat

banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang

disebut akuntan pemerintah adalah yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Instansi Pajak. 

• Akuntan Manajemen Perusahaan atau Akuntan Intern

Akuntan Intern  ialah bekerja pada sebuah perusahaan dan berpartisipasi

dalam mengambil keputusan mengenai investasi jangka panjang, menjalankan tugas

sebagai akuntan yang mengatur pembukuan dan pembuatan ikhtisar-ikhtisar

keuangan, atau membuat sistem akuntansi perusahaan. Peran akuntan menajemen

sangatlah besar karena dapat membantu pihak manajemen dalam

9

Page 10: Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

menginterprestasikan data akuntansi yang ada dalam suatu perusahaan, dalam hal ini

profesionalisme akuntan sangatlah menentukan untuk mencarikan jalan keluar dalam

menghadapi kesulitan yang sedang dialami oleh perusahaan.

• Akuntan Pendidik 

Akuntan pendidik adalah profesi akuntan yang memberikan jasa berupa

pelayanan pendidikan akuntansi kepada masyarakat melalui lembaga-lembaga

pendidik yang ada, guna melahirkan akuntan-akuntan yang terampil dan profsional.

Profesi akuntan pendidik sangat dibutuhkan bagi kemajuan profesi akuntansi itu

sendiri karena ditangan merekalah para calon-calon akuntan dididik. Akuntan

pendidik harus ddapat melakukan transfer of knowledge kepada mahasiswanya,

memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan menguasai pengetahuan bisnis dan

akuntansi, teknologi informasi dan mampu mengembangkan pengetahuannya melalui

penelitian.

• Konsultan SIA / SIM

Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan diluar

pekerjaan utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang

berkaitan dengan sistem informasi dalam sebuah perusahaan.Seorang Konsultan

SIA/SIM dituntut harus mampu menguasai sistem teknologi komputerisasi disamping

menguasai ilmu akuntansi yang menjadi makanan sehari-harinya. Biasanya jasa yang

disediakan oleh Konsultan SIA/SIM hanya pihak-pihak tertentu saja yang

menggunakan jasanya ini.

2.3 BEDA ETIKA PROFESI AUDITOR DENGAN PROFESI LAINNYA

Perbedaan antara profesi akuntansi publik dan profesi akuntansi audit :

1. Profesi Akuntan Publik

Tanggungjawab kepada rekan seprofesi.

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan

perkataan dan perbuatan dapat merusak reputasi rekan seprofesi. Komunikasi

antar akuntan publik:

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila

menerima penugasan audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau

10

Page 11: Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

untuk tahun buku yang sama ditunjukan akuntan publik lain dengan jenis

dan periode serta tujuan yang berlainan.

Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan

komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.

Akuntan publik tidak diperkenankan menerima penugasan atestasi yang

sejenis atestasi dan periodenya sama dengan penugasan akuntansi yang

dahulu ditunjukan klien, kecuali apabila penugasan tersebut dilaksanakan

untuk memenuhi ketentuan perundingan – undangan atau peraturan yang

dibuat oleh badan yang berwenang.

Tanggungjawab dan Praktik Lain

Perbuatan dan perkatan yang mendiskreditkan. Anggota tidak

diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang

mencemarkan profesi.

Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya. Anggota dalam

menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui

pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran

lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

2. Profesi Auditor

Tanggung Jawab Auditor dalam mendeteksi fraud:

Auditor baik internal maupun eksternal mempunyai tanggung jawab untuk

mendeteksi fraud.

Tanggung jawab auditor independen

Tanggung jawab auditor independen untuk mendeteksi fraud diatur dalam

standar profesi (SPAP) tentang tanggung jawab auditor independen untuk

mendeteksi kekeliruan (error)ketidakberesan (irregularities) dan unsur

pelanggaran hukum (illegal acts)

Tidak ada jaminan penuh bahwa hasil auditnya akan dapat mendeteksi fraud,

namun diatur keharusan untuk menentukan resiko bahwa suatu fraud

mungkin menyebabkan laporan keuangan berisi salahsaji materi sehingga

auditnya harus dirancang untuk prosedur deteksi fraud.

11

Page 12: Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Etika (praksis) diartikan  sebagai nilai-nilai atau norma-norma moral yang

mendasari perilaku manusia. Kode etik bertujuan melindungi kepentingan masyarakat

dari kemungkinan kelalaian, kesalahan atau pelecehan, baik disengaja maupun tidak

disengaja oleh anggota profesi. Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor

memiliki posisi sebagai orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-

benturan kepentingan. Oleh karena itu, seorang auditor harus selalu memupuk dan

menjaga kewaspadaannya agar tidak mudah takluk pada godaan dan tekanan yang

membawanya ke dalam pelanggaran prinsip-prinsip etika secara umum dan etika profesi.

etis yang tinggi; mampu mengenali situasi-situasi yang mengandung isu-isu etis sehingga

memungkinkannya untuk mengambil keputusan atau tindakan yang tepat. Etika profesi

juga harus dibutuhkan oleh profesi akuntan lainnya seperti Akuntan publik; Akuntan

Pemeritahan; Akuntan Manajemen/Intern; Akuntan Pendidik; Konsultan SIA dan SIM.

12

Page 13: Rmk Etika Profesi (Pengauditan)

DAFTAR PUSTAKA

AL Haryono Jusuf (2001), Auditing, Buku Dua, Yogyakarta: STIE YKPN

Arens dan James K. Loebbecke (2003), Auditing: Pendekatan Terpadu Jakarta: Salemba Empat

https://handokorizkypratama.wordpress.com/2010/01/07/etika-profesi-akuntan-public-dan-

akuntansi-lainnya/ (diakses tanggal 21 Maret 2015)

https://airanursyahidah90.wordpress.com/kode-etik-akuntan-indonesia/ (diakses tanggal 21

Maret 2015)

http://yanti91.blogspot.com/2013/04/etika-dan-profesionalisme-seorang.html (diakses tanggal

21 Maret 2015)

http://meirsyahnp.blogspot.com/2012/10/etika-audit-eksternal.html (diakses tanggal 21 Maret

2015)

13