SAK Stroke.rtf

Embed Size (px)

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN STROKEA. Definisi/ Pengertian1. Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa defisit neurologis fokal, dan/atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik (Kapita Selekta Kedokteran, jilid II).2. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak (Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin).Penyakit atau keadaan yang menyebabkan atau memperparah stroke disebut dengan faktor resiko stroke.Penyakit tersebut antara lain hipertensi, penyakmit jantung, diabetes mellitus, hiperlipidemia. Keadaan yang dapat menyebabkan stroke adalah usia lanjut, obesitas, merokok, kurang olah raga, jenis kelamin (pria), suku bangsa (negro/spanyol). B. Etiologi1. Infark otak (80 %)1.1. Embolia. Emboli Kardiogenik ( Fibrilasi atrium dan aritmia lain, Trombus mural dan ventrikel kiri, penyakit katup mitral atau aorta, Endokarditis)b. Emboli paradoksialc. Emboli arkus aorta1.2. Aterotrombotik (penyakit pembuluh darah sedang-besar)a. Penyakit ekstra kranial ( Arteri karotis interna, Arteri vertebralis)b. Penyakit intra kranial ( Arteri karotis interna, arteri serebri interna, arteri basilaris, Lakuner)2. Perdarahan intra serebral (15 %)a. Hipertensib. Malformasi arteri-venac. Angiopati amiloid3. Perdarahan sub arakhnoid (5 %)4. Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan)a. Trombus sinus durab. Deseksi arteri karotis atau vertebralisc. Vaskulitis sistem syaraf pusatd. Penyakit oklusi arteri besar intra cranial yang progresife. Migrenf. Kondisi hiperkoagulasig. Penyalahgunaan obath. Kelainan hematologi (Anemia sel sabit, Polisistemia, leukemia)i. Miksoma atrium Faktor resiko:1. Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin (pria), ras, riwayat keluarga, riwayat TIA atau stroke, riwayat jantung koroner, fibrilasi atrium, dan hetero zigot.2. Yang dapat diubah: Hipertensi, DM, merokok, penyalahgunaan obat dan alkohol, kontrasepsi oral, hematokrit meningkat, bruit karotis, asimtomatis, hiper urisemia, dan dislipidemia.C. Manifestasi KlinikStroke non hemorargik (iskemik), gejala utama adalah timbulnya defisit neurologis secara mendadak didahului gejala prodromal, terjadinya pada waktu istirahat atau bangun pagi dan biasanya kesadaran tidak menurun, kecuali bila embolus cukup besar, biasanya terjadi pada usia 50 tahun keatas.Stroke hemoragi Intraserebral, gejalanya tidak begitu jelas. Kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Serangan sering kali siang hari, saat aktivitas atau emosi/marah. Sifat nyeri kepalanya hebat sekali, mual dan muntah sering terdapat pada awal serangan. Hemiparese/plegi biasa terjadi pada permulaan serangan, kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma (60 % terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara setengah jam s.d 2 jam, dan 12% terjadi setelah 2 jam samapai 19 hari).Stroke hemoragi Sub arakhnoid, gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan akut, kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi, ada gejala rangsangan meningeal, udema papil dapat terjadi bila ada subhialoid karena pecahnya aneurisma pada arteri komunikan anterior atau arteri karotis interna.Manifestasi klinis stroke akut dapat berupa :a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis) yang timbul mendadak.b. Gangguan sensabilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan hemisensorik)c. Perubahan mendadak status mental konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma.d. afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan)e. Disartria (bicara pelo atau cadel)f. Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokulero atau diplopia)g. Ataksia (trunkal atau anggota badan)h. Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala. D. PatofisiologiStroke non hemoragiTrombus/emboli menyebabkan peredaran darah otak terganggu sehingga suplai darah ke jaringan tidak adekuat. Akibatnya terjadi iscemik/infark jaringan dan lebih lanjut bisa mengakibatkan defisit neurologi reversibel/irreversibel.Stroke hemoragiPeningkatan tekanan sistemik (sistole/diastole) menyebabkan pembuluh darah serebral/aneurisma/APM, bila berlanjut bisa menimbulkan perdarahan sub arakhnoid/ventrikel otak yang mengakibatkan hematoma serebral. Hematoma yang berkelanjutan menimbulkan herniasi otak (PTIK), kesadaran bisa mengalami penurunan dan akibat fatal adalah kematian. Pada hematoma serebral juga menyebabkan vasospasme arteri serebral saraf sentral, kelanjutannya adalah iskemik/infark jaringan otak dan menyebabkan defisit neurologi reversibel/irreversibel. PathwayStroke HemoragiPeningkatan tekanan sistemikAneurisma/APMPerdarahan Arakhnoid/VentrikelHematoma CerebralPTIK/Herniasi cerebralPenurunan kesadaranKematianArea GroccaKerusakan fungsi N. VII dan N. XIIKerusakan komunikasi verbalVasospasme arteri Cerebral/ saraf cerebralIscemic/InfarkDefisit NeurologiHemisfer kananHemiparese/plegi kiri Defisit perawatan diriStroke Non HemoragiTrombus/ Emboli di cerebralSuplai darah ke jaringan cerebral tidak adekuatPerfusi jaringan cerebral tdk adekuatHemisfer kiriHemiparese/plegi kanan Gannguan mobilitas fisikMK: Resiko kerusakan Integritas kulitResiko jatuhResiko traumaResiko aspirasiPol nafas tidak efektifKurang pengetahuanE. KomplikasiIndividu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengentrol respon pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.F. Pemeriksaan Penunjang EKG dan Photo ThorakPemeriksaan darah rutin, kimia darah (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)CT Scan atau resonansi magnetic bila alat tersedia.G. Penatalaksanaan1. DemamDemam dapat mengeksaserbasi cedera otak iskemik dan harus diobati secara agresif dengan antipiretik (asetaminofen) atau kompres dingin, jika diperlukan. Penyebab demam tersering adalah pneumonia aspirasi, lakukan kultur darah dan urine kemudian berikan antibiotik intravena secara empiris ( sulbenisilin, sepalosporin, dll ) dan terapi akhir sesuai hasil kultur.2. NutrisiPasien stroke memiliki resiko tinggi untuk aspirasi. Bila pasien sadar penuh, tes kemampuan menelan dapat dilakukan dengan memberikan satu sendok air putih kepada pasien dengan posisi setengah duduk dan kepala fleksi ke depan sampai dagu menyentuh dada, perhatikan pasien tersedak atau batuk dan apakah suaranya berubah (negatif). Bila tes menelan negatif dan pasien dengan kesadaran menurun, berikan makanan enteral melalui pipa nasoduodenal ukuran kecil dalam 24 jam pertama setelah onset stroke.3. Hidrasi intravenaHipovolemia sering ditemukan dan harus dikoreksi dengan kristaloit isotonis. Cairan hipotonis (misalnya dekstrose 5 % dalam air, larutan NaCl 0,45 % ) dapat memperhebat edema cerebri dan harus dihindari.4. GlukosaHiperglikemia dan hipoglikemia dapat menimbulkan eksaserbasi iskemia. Walaupun relevansi klinis dari efek ini pada manusia belum jelas, tetapi para ahli sepakat bahwa hiperglikemia (kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dl) harus dicegah. Skala luncur (sliding scale) setiap 6 jam selama 3-5 hari sejak onset stroke.5. Perawatan paruFisioterapi dada setiap 4 jam harus dilakukan untuk mencegah atelektasis paru pada pasien yang tidak bergerak.6. AktifitasPasien dengan stroke harus diimobilisasi dan harus dilakukan fisioterapi sedini mungkin bila kondisi klinis neurologis dan hemodinamik stabil. Untuk fisioterapi pasif pada pasien yang belum bergerak, perubahan posisi badan dan ekstremitas setiap 2 jam untuk mencegah dikubitus, latihan gerakan sendi anggota badan secara pasif 4 kali sehari untuk mencegah kontraktur. Splin tumit untuk mempertahankan kaki dalam posisi dorsofleksi dan dapat juga mencegah pemendekan tendon achilles. Posisi kepala 30 derajat dari bidang horisontal untuk menjamin aliran darah yang adekuat ke otak dan aliran balik vena ke jantung, kecuali pada pasien hipotensi (posisi datar), pasien dengan muntah-muntah (dekubitus lateral kiri), pasien dengan gangguan jalan nafas (posisi kepala ekstensi). Bila kondisi memungkinkan, maka pasien harus diimmobilisasi aktif ke posisi tegak, duduk dan pindah ke kursi sesuai toleransi hemodinamik dan neurologis.7. Neurorestorasi diniStimulasi sensorik, kognitif, memori, bahasa, emosi, serta otak terganggu. Depresi dan amnesia juga harus dikenali dan diobati sedini mungkin.8. Profilaksis trombosis vena dalamPasien stroke iskemik dengan imobilisasi lama yang tidak dalam pengobatan heparin intravena harus diobati dengan heparin 5.000 unit atau fraksiparin 0,3 cc setiap 12 jam selama 5-10 hari untuk mencegah pembentukan trombus dalam vena profunda, karena insidennya sangat tinggi. Tetapi ini juga dapat diberikan dengan pasien perdarahan intracerebral setelah 72 jam sejak onset.9. Perawatan vesikaKateter urine menetap (kateter fokley), sebaiknya hanya dipakai jika ada pertimbangan khusus (kesadaran menurun, demensia, afasia global). Pada pasien yang sadar dengan gangguan berkemih, kateterisasi intermiten secara steril setiap 6 jam lebih disukai untuk mencegah infeksi, pembentukan batu, dan gangguan sfingter vesika terutama pada pasien laki-laki yang mengalami retensi urine atau pasien wanita dengan inkontinensia atau retensio urine. Latihan vesika harus dilakukan bila pasien sudah sadar.KEMUNGKINAN KECACATAN YANG BERKAITAN DENGAN STROKEStroke Hemisper kiri1. Hemiparesis atau hemiplegia sisi kanan2. Prilaku lambat dan sangat hati-hati3. Kelainan bidang pandang kanan4. ekspresip, reseptif, atau dispagia global5. Mudah prustasiStroke Hemisper Kanan1. Hemiparesis atau hemiplegia sisi kiri2. Depisit spatial sampai perseptual3. Penilaian buruk4. Memperlihatkan ketidak sadaran depisit pada bagian yang sakit oleh karena itu cenderung (beresiko untuk jatuh) atau cidera lainnya5. Kelainan pada bidang visual kiriSPESIFIK DEFISIT SETELAH STROKE1. Hemiparesis dan hemiplegia: Kelemahan dan paralisis satu sisi tubuh terjadi karena kerusakan area mata pada kortek atau pada saluran serat piramidal.2. Apraksia adalah suatu kondisi dimana klien dapat menggerakan bagian yang terkena tetapi tidak dapat digunakan untuk pergerakan dengan tujuan spesipik (berjalan, bicara, pembersihan)3. Apasia adalah kerusakan dalam menggunakan dan interpretasi simbol bahasa. Apasia mungkin meliputi beberapa atau semua aspek dari penggunaan bahasa seperti berbicara, membaca, menulis, dan mengerti pembicaraan. Katagori apasia adalah: Apasia sensorik (reseptive aphasia)- disebut juga wernicke aphasia- dapat berbicara dengan artikulasi dan gramatikal yang benar tetapi kurang mampu memahami isi/kata yang dibicarakan Apasia motorik (ekspresif aphasia)- disebut juga bioca aphasia- tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami, mungkin mampu bicara dalam respon kata tunggal. Apasia Global (kombinasi baik apasia reseptive maupun ekpresif)4. Disatria adalah kesulitan dalam bentuk kata.- klien mengerti bahasa tetapi kesulitan mengucapkan kata dan menyambungkannya- disebabkan karena fungsi saraf kranial yang menghasilkan kelemahan dan paralisis dari otot bibir, lidah dan laring atau kehilangan sensasi.- sering mempunyai kesulitan mengunyah dan menelan makanan (disfagia) karena rendah kontrol otot.5. Disfagia adalah kesulitan dalam menelan6. Perubahan penglihatan:- Homonimus hemianopisa (kehilangan setengah lapang penglihatan pada sisi yang sama)- Diplopia (penglihatan ganda)- Penurunan ketajaman penglihatan- Agnosia (ketidakmampuan mengidentifikasi lingkungan melalui indera). Melalui visual, pendengaran atau taktil.7. Perubahan berfikir abstrakKetidakmampuan membedakan kanan dan kiri, ketidak mampuan mengenali nomor (angka) seperti penggunaan telepon atau mengatakan waktu.8. Emosi labil: frustasi, mara, depresi, ketakutan, permusuhan, keputusasaan, kehilangan kontrol diri dan hambatan sosial.9. InkotinensiaTidak semua jenis stroke menghasilkan inkotinensia bowel dan bladder neurogenik bowel dan blader, kadang-kadang terjadi setelah stroke.G. Asuhan Keperawatan STROKE1. PengkajianData fokus yang perlu dikaji :1).Riwayat Kesehatana. Keluhan utama ( keluhan yang dirasakan pasien saat dlakukan pengkajian ).b. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit).c. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).d. Riwayat kesehatan keluarga (adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun tidak)2). Pemeriksaan Fisika. Keadaan umumb. Pemeriksaan Persistenb.1. Sistem persepsi dan sensori (pemeriksaan 5 indera : penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, perasa)b.2. Sistem persarafan(bagaimana tingkat kesadaran, GCS, reflek bicara, pupil, orientasi waktu dan tempat)b.3. Sistem pernafasan( Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas )b.4. Sistem kardiovaskuler( Nilai tekanan darah, nadi dan irama, kualitas dan frekuensi )b.5. Sistem gastrointestinal( Nilai kemampuan menelan, nafsu makan/minum, peristaltik, eliminasi )b.6.Sistem integumen( Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien )b.7. Sistem reproduksib.8. Sistem perkemihan( Nilai frekuensi BAK, volume BAK )3). Pola Fungsi Kesehatana. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan( pada pasien hipertensi adakah kebiasaan merokok, minum alkohol dan penggunaan obat-obatan).b. Pola aktifitas dan latihan( pada pasien hipertensi terkadang mengalami/merasa lemas, pusing, kelelahan, kelemahan otot dan kesadaran menurun ).c. Pola nutrisi dan metabolisme( Pada pasien hipertensi terkadang mengalami mual dan muntah ).d. Pola eliminasi( Pada pasien hipertensi terkadang mengalami oligari ).e. Pola tidur dan istirahat.f. Pola kognitif dan perceptual.g. Persepsi diri / Konsep diri.h. Pola toleransi dan koping stressi. Pola seksual reproduksij. Pola hubungan dan perank. Pola nilai dan keyakinan2. Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan yang muncul berdasarkan tanda dan gejala adalah:1). Perfusi jaringan tidak efektif (spesifik: cerebral) berhubungan dengan aliran darah arteri terhambat2). Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak3). Kurang perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kerusakan neurovaskuler4). Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler5). Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik dan perubahan sirkulasi3. Rencana KeperawatanNoDiagnosa KeperawatanTujuanIntervensi1.Perfusi jaringan tidak efektif (spesifik: cerebral) b.d aliran darah arteri terhambatBatasan Karakteristik :Nyeri kepala / vertigoPerubahan status mentalperubahan respon motorikAfasia atau dis-artriaKelumpuhan wa-jah atau anggota badanSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama ..... x 24 jam diharapkan nNyeri kepala / vertigo berkurang sampai de-ngan hilangnTanda-tanda vital stabilMonitorang neurologis (2620)1. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan bentuk pupil2. Monitor tingkat kesadaran klien3. Monitir tanda-tanda vital4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual, muntah5. Monitor respon klien terhadap pengobatan6. Hindari aktivitas jika TIK meningkat7. Observasi kondisi fisik klienTerapi oksigen (3320)1. Bersihkan jalan nafas dari sekret2. Pertahankan jalan nafas tetap efektif3. Berikan oksigen sesuai intruksi4. Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem humidifier5. Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya pemberian oksigen6. Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi7. Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen8. Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen selama aktifitas dan tidur2Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi ke otak Batasan Karakteristik :Afasia ( Bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, kesulitan me-mahami ucapan,dll)Disartria (bicara pe-lo atau cadel)Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan klienMampu untuk berko-munikasi secara verbalMampu untuk berko-munikasi secara aktif (ekspresif)Mampu berkomunikasi secara pasif (menerima)Libatkan keluarga untuk membantu memahami / memahamkan informasi dari / ke klienDengarkan setiap ucapan klien dengan penuh perhatianGunakan kata-kata sederhana dan pendek dalam komunikasi dengan klienDorong klien untuk mengulang kata-kataBerikan arahan / perintah yang sederhana setiap interaksi dengan klienProgramkan speech-language teraphyLakukan speech-language teraphy setiap interaksi dengan klien3Kurang perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting b.d kerusakan neurovaskulerBatasan Karakteristik :Kelumpuhan wajah atau anggota badan sehingga menyebab-kan :Ketidakmampuan dalam menelan, menyuap, memegang alat makan, mengunyahKetidakmampuan dalam membasuh badan, mongering-kan, keluar masuk kamar mandiKetidakmampuan pergi ke kamar mandi, mengguna-kan pispotSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan kebutuhan mandiri klien terpenuhi, dengan criteria :Klien dapat makan de-ngan bantuan orang lain / mandiriKlien dapat mandi de-ngan bantuan orang lainKlien dapat memakai pakaian dengan bantuan orang lain / mandiriKlien dapat toileting de-ngan bantuan alatKaji kamampuan klien untuk perawatan diriPantau kebutuhan klien untuk alat-alat bantu dalam makan, mandi, berpakaian dan toiletingBerikan bantuan pada klien hingga klien sepenuhnya bisa mandiriBerikan dukungan pada klien untuk menunjukkan aktivitas normal sesuai kemampuannyaLibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri klien4Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neurovas-kulerBatasan Karakteristik :Kelumpuhan anggota gerak (parese / plegi) hingga menyebabkan :Ketidakmampuan membalikkan ba-dan, bergerak dari supinasi ke duduk / sebaliknya, beru-bah posisi pronasi ke supinasi / seba-liknya, bergerak dari supinasi ke duduk lama / seba-liknya, berjalan ka-ki diseret, berjalan goyangSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan klien :Tidak terjadi kontraktur otot dan footdropPasien berpartisipasi dalam program latihanPasien mencapai keseimbang-an saat dudukPasien mampu menggunakan sisi tubuh yang tidak sakit untuk kompensasi hilangnya fungsi pada sisi yang parese/plegiAjarkan klien untuk latihan rentang gerak aktif pada sisi ekstrimitas yang sehatAjarkan rentang gerak pasif pada sisi ekstrimitas yang parese / plegi dalam toleransi nyeriTopang ekstrimitas dengan bantal untuk mencegah atau mangurangi bengkakAjarkan ambulasi sesuai dengan tahapan dan kemampuan klienMotivasi klien untuk melakukan latihan sendi seperti yang disarankanLibatkan keluarga untuk membantu klien latihan sendi5Resiko kerusakan integritas kulit b.d immobilisasi fisik dan perubahan sirkulasiBatasan Karakteristik :Kelumpuhan anggota badan (parese/plegi)Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ... x 24 jam diharapkan pasien mampu mengetahui dan mengontrol resiko :Klien mampu menge-nali tanda dan gejala adanya resiko luka tekanKlien mampu berpartisi-pasi dalam pencegahan resiko luka tekan (ma-sase sederhana, alih ba-ring, manajemen nutrisi, manajemen tekanan).Beri penjelasan pada klien tentang: resiko adanya luka tekan, tanda dan gejala luka tekan, tindakan pencegahan agar tidak terjadi luka tekan)Berikan masase sederhanaCiptakan lingkungan yang nyamanGunakan lotion, minyak atau bedak untuk pelicinLakukan masase secara teraturAnjurkan klien untuk rileks selama masaseJangan masase pada area kemerahan utk menghindari kerusakan kapilerEvaluasi respon klien terhadap masaseLakukan alih baringUbah posisi klien setiap 30 menit- 2 jamPertahankan tempat tidur sedatar mungkin untuk mengurangi kekuatan geseranBatasi posisi semi fowler hanya 30 menitObservasi area yang tertekan (telinga, mata kaki, sakrum, skrotum, siku, ischium, skapula)Berikan manajemen nutrisiKolaborasi dengan ahli giziMonitor intake nutrisiTingkatkan masukan protein dan karbohidrat untuk memelihara ke-seimbangan nitrogen positifBerikan manajemen tekananMonitor kulit adanya kemerahan dan pecah-pecahBeri pelembab pada kulit yang kering dan pecah-pecahJaga sprei dalam keadaan bersih dan keringMonitor aktivitas dan mobilitas klienBeri bedak atau kamper spritus pada area yang trtekanSaraf kranialSaraf-saraf kranial merupakan saraf yang datang dari batang otak. Jumlah saraf ini ada dua belas, sepuluh di antaranya (saraf III-X) berasal langsung dari batang otak. Saraf-saraf ini terdiri dari N. olfaktori (I), N. optikus (II), N. okulomotoris (III), N. troklearis (IV), N. trigeminus (V), N. abducens (VI), N. facialis (VII), N. vestibulokoklearis (VIII), N. glosofaringeus (IX), N. vagus (X), N. asesorius (XI), dan N. hipoglosus (XII). Digolongkan secara arah penghantaran impulsnya, saraf I, II, dan VIII merupakan berkas saraf sensoris, saraf III, IV, VI, XII merupakan saraf motoris, sedangkan saraf V, VII, IX, X, dan XI merupakan saraf sensoris-motoris.NoSarafSensoris/motorisNukleiFungsiIOlfaktoriSensorisNuklei olfaktori anteriorMentransmisikan informasi penciumanIIOptikusSensorisNuklei geniculate lateralMentransmisikan informasi pendengaranIIIOkulomotorisMotorisNuklei okulomotor, nuklei Edinge-WestphalMengatur pergerakan bola mataIVTroklearisMotorisNuklei troklearDepresi dan rotasi lateral bola mataVTrigeminusSensoris-motorisNuklei trigeminalMenerima sensasi bagian wajahVIAbducensMotorisNuklei abducensMempersarafi rektus larteral yang menjauhi mataVIIFacialisSensoris-motorisNuklei facialisMenerima sensasi 2/3 bagian lidah dan mempersarafi kelenjar salivaVIIIAkustikusSensorisNuklei vestibular, nuklei koklearSensitif terhadap bunyi, rotasi dan gravitasiIXGlosofaringeusSensoris-motorisNuklei ambiguus, nuklei saliva inferior, nuklei solitariMenerima sensasi 1/3 bagian lidah, mempersarafi kelenjar parotisXVagusSensoris-motorisNuklei ambiguus, nuklei motor vagal dorsal, nuklei solitariMempersarafi laringeal dan faringeal, mempersarafi secara parasimpatis visera toraks dan abdominalXIAsesoriusSensoris-motorisNuklei ambiguus, nuklei asesoris spinalMengontrol pergerakan leherXIIHipoglosusMotorisNuklei hipoglossalMempersarafi lidah, penting untuk mengunyah dan artikulasi