12
Tutorial 1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti. Populasi ini sering juga disebut universe. Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati, di mana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut "Populasi Infinit" atau tak terbatas, dan populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut "Populasi Finit". Suatu kelompok objek yang berkembang terus (melakukan proses sebagai akibat kehidupan atau suatu proses kejadian) adalah Populasi Infinitif. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi yang infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahnya. Apabilah penduduk tersebut dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi populasi yang finit. Misalnya penduduk Kota Medan pada tahun 1990 (1 Januari s/d 31 Desember 1990) dapat diketahui jumlahnya. Umumnya populasi yang infinit hanyalah teori saja, sedangkan kenyataan dalam prakteknya, semua benda hidup dianggap populasi yang finit. Bila dinyatakan bahwa 60% penduduk Indonesia adalah petani, ini berati bahwa setiap 100 orang penduduk Indonesia, 60 orang adalah

Sampling

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknik sampling mkgm

Citation preview

Page 1: Sampling

Tutorial 1

Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti. Populasi ini sering

juga disebut universe. Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun benda

mati, di mana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi

yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut "Populasi Infinit"

atau tak terbatas, dan populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi

yang dapat diberi nomor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan

tetap pabrik, dll disebut "Populasi Finit".

Suatu kelompok objek yang berkembang terus (melakukan proses sebagai akibat

kehidupan atau suatu proses kejadian) adalah Populasi Infinitif. Misalnya

penduduk suatu negara adalah populasi yang infinit karena setiap waktu terus

berubah jumlahnya. Apabilah penduduk tersebut dibatasi dalam waktu dan

tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi populasi yang finit.

Misalnya penduduk Kota Medan pada tahun 1990 (1 Januari s/d 31 Desember

1990) dapat diketahui jumlahnya. Umumnya populasi yang infinit hanyalah teori

saja, sedangkan kenyataan dalam prakteknya, semua benda hidup dianggap

populasi yang finit. Bila dinyatakan bahwa 60% penduduk Indonesia adalah

petani, ini berati bahwa setiap 100 orang penduduk Indonesia, 60 orang adalah

petani. Hasil pengukuran atau karakteristik dari populasi disebut "parameter"

yaitu untuk harga-harga rata-rata hitung (mean) dan σ untuk simpangan baku

(standard deviasai). Jadi populasi yang diteliti harus didefenisikan dengan jelas,

termasuk didalam nya ciri-ciri dimensi waktu dan tempat.

Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel sendiri

secara harfiah berarti contoh). Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel

disebut "statistik" yaitu X untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD untuk

simpangan baku.

Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

Page 2: Sampling

1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.

2. Lebih cepat dan lebih mudah.

3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.

4. Dapat ditangani lebih teliti.

Pengambilan sampel kadang-kadang merupakan satu-satunya jalan yang harus

dipilih, (tidak mungkin untuk mempelajari seluruh populasi) misalnya:

- Meneliti air sungai

- Mencicipi rasa makanan didapur

- Mencicipi duku yang hendak dibeli

Tutorial 2

Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi unit yang diobservasi dari keseluruhan

populasi yang diteliti, sehingga kelompok yang diobservasi dapat digunakan

untuk membuat kesimpulan atau membuat inferensi tentang populasi tersebut.

Tujuan dari sampling adalah untuk melakukan generalisir terhadap keseluruhan

populasi penelitian. Sampling design adalah metode yang digunakan untuk

memilih sampling unit yang diklasifikasikan menjadi probability dan non-

probability sampling.

Mengapa sampling ?

Penelitian pada sampel dilakukan oleh peneliti karena dengan penelitian pada

sampel makan peneliti dapat meminimalisir biaya penelitian untuk pengumpulan

informasi, processing, dan reporting hasil penelitian. Sedangkan penelitian pada

populasi memiliki beberapa kelemahan yaitu memerlukan waktu dan sumber daya

yang lebih banyak, sehingga hasilnya mungkin tidak tepat waktu, observasi yang

dilakukan mungkin akan kurang reliable.

a. Tahap-tahap pemilihan sampling design

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahapan

pemilihan sampling design :

Page 3: Sampling

1. Type of universe

Pada tahap ini peneliti harus menetapkan universe mana yang akan

diteliti atau populasi mana yang akan dilakukan penelitian lebih jauh.

Type of universe dapat dibagi 2 yaitu finite universe (jumlahnya jelas)

misalnya populasi sebuah kota atau pekerja di sebuah industri atau

perusahaan. Sedangkan infinite universe jumlah populasinya tidak

jelas atau sulit untuk dihitung, misalnya jumlah bintang di langit,

jumlah pendengar atau penonton program TV tertentu, dll.

2. Sampling unit

Keputusan harus diambil dengan mempertimbangkan sampling limit

sebelum memilih sampel. Sampling unit misalnya geografis seperti

kabupaten, kecamatan, desa, dan lain-lain. Atau bisa juga unit sosial

seperti keluarga, sekolah, dan lain-lain. Atau bahkan individu.

3. Source list

Umumnya dikenal dengan sampling frame, ini berarti semua list

sampel dari universe (jika finite universe).

4. Size of sample

Hal ini merujuk pada jumlah item yang akan diseleksi dari universe

yang merupakan sampel. Size of sample seharusnya tidak terlalu besar

atau juga tidak terlalu kecil atau harusnya optimum untuk sebuah studi

tertentu. Size of sample yang optimum adalah terpenuhi apa yang

dibutuhkan dalam hal efisiensi, representativeness, reability, dan

flexibility.

5. Parameters interest

Manentukan karakteristik dari seorang atau orang-orang yang akan

menjadi subyek penelitian.

6. Budgetary constraint

Harus mempertimbangkan anggaran yang tersedia sehingga teknik

sampling yang dipilih juga tepat.

7. Sampling procedure

Page 4: Sampling

Merupakan bagian akhir dari tahap pemilihan sampling design yang

sangat penting karena harus memilih procedure sampling. Di sini

peneliti harus menentukan sampel mana yang akan dipilih serta

bagaimana cara memilih sampelnya.

b. Probability-non probability sampling

1. Probability sampling

Probability sampling dikenal juga dengan random sampling atau

chance sampling. Dengan metode ini semua anggota populasi

mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.

Probability sampling berarti setiap elemen di dalam populasi memiliki

peluang yang sam dan kesempatan independent untuk dipilih.

Indipendent mengandung makna bahwa tidak ada cara yang dapat

mempengaruhi pemilihan yang lain. Probability sampling hanya dapat

digunakan ketika tersedia sampling frame yang akurat dan up to date.

Dalam probability sampling dikenal beberapa teknik sampling, di

antaranya :

a. Simple Random Sampling

Simple random sampling adalah metode yang paling umum

dan paling sederhana. Subyek memiliki peluang yang sama untuk

terpilih sebagai subyek dalam penelitian. Subyek dipilih

menggunakan tabel bilangan random atau dengan cara seperti

undian dengan kertas kecil diisi nama atau nomor kemudian dilipat

dan diambil secara acak. Dengan teknologi komputer saat ini maka

peneliti dapat menggunakan spftware untuk memilih subyek

penelitian. Kelebihan teknik ini yaitu mudah dilakukan, namun

kekurangannya ada kemungkinan sampel yang terpilih tidak

represntatif apalagi jika jumlah sampelnya kecil.

Contoh : seorang mahasiswa kedokteran gigi ingin meneliti

“Persepsi lansia tentang penggunaan gigi tiruan”. Penelitian ini

membutuhkan 100 orang lansia, sementara itu jumlah lansia yang

Page 5: Sampling

ada di Desa A berjumlah 300 orang. Mengingat teknik yang

digunakan adalah simple random sampling maka sampel yang

dipilih dapat dilakukan secara acak dengan cara membuat list nama

lansia 1-300 lalu membuat kertas yang dipotong kecil-kecil

sebanyak 300 buah. Tiap potongan kertas berisi 1 nama lansia,

berdasarkan potongan kertas tersebut kemudian semua potongan

kertas dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak undian. Kemudian

mengambil kertas secara acak. Kertas undian yang keluar pertama

yang berisi nama lansia akan menjadi responden pertama demikian

seterusnya sampai didapatkan 100 responden.

b. Systematic Sampling

Setelah dilakukan list, sampel dipilih menggunakan sapling

interval. Interval ini dikalkulasi dengan membagi sample size yang

diinginkan dengan jumlah elemen dalam sampling frame. Contoh :

jika peneliti ingin mendapatkan 50 sampel dari sampling frame 100

elemen, maka intervalnya 100/50=2. Jadi pilih starting poinnya

kemudian pilih setiap 2 digit sampai jumlah sampel yang

dibutuhkan sesuai atau terpenuhi.

Dengan cara ini peneliti harus membuat list nama 1-300

lansia selanjutnya peneliti menyiapkan tabel bilangan random

kemudian peeliti mengambil sebuah pensil dan diangkat ke atas

tabel bilangan kemudian menjatuhkan pensil tersebut tanpa melihat

tabel bilangan. Angka berapapun yang terdekat dengan posisi

jatuhnya pensil tersebut akan menjadi langkah awal untuk

menentukan langkah selanjutnya. Tetapi harus diingat bahwa

interval melangkahnya menggunakan rumus N/n sehingga

300/100=3. Jadi, peneliti harus melangkah 3 digit dari posisi

jatuhnya pensil tersebut. Berapa pun angka yang ditunjukkan,

angka tersebut itulah yang akan menjadi sample nomor 1 dan

seterusnya sampai jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi.

c. Stratified Sampling

Page 6: Sampling

Metode ini merupakan perpanjangan dari metode simple random

sampling namun dalam bentuk strata. Metode ini dilakukan bila

penelitian yang dilaksanakan melibatkan kelompok atau

memastikan bahwa elemen tiap kelompok terpilih. Sampling frame

dibagi ke dalam non overlapping groups atau strata (contoh : umur,

kelompok, gender). Selanjutnya random sampling digunakan pada

tiap strata. Contoh perhitungan menentukan berapa banyak item

yang akan dipilih dalam setiap starta :

Populasi (N) adalah 8.000

N1 = 4.000

N2 = 2.400

N3= 1.600

n = 30

n1 = 30(4.000/8.000) = 15

n2 = 30(2.400/8.000) = 9

n3 = 30(1.600/8000) = 6

d. Cluster Sampling

Cluster sampling terutama digunakan untuk populasi yang besar

atau luas. Tujuan penting dari cluster sampling adalah menurunkan

cost melalui peningkatan efisiensi sampling. Setiap cluster

memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Pada

kondisi di mana tiap cluster mungkin besarnya berbeda, maka

untuk kondisi seperti ini kita dapat menggunakan probability

proportionate to size (PPS) technique. PPS ini mempertimbangkan

besarnya elemen dari masing-masing cluster yang berbeda

sehingga peluang tiap cluster akan menyesuaikan.

Seluruh populasi dibagi menjadi beberapa aspek misalnya

berdasarkan geografis atau similarity (orthopedic atau cardiac),

atau ruangan tertentu (medical atau surgical). Dalam pengambilan

sampel secara cluster, pertama pilih dahulu clusternya

menggunakan simple atau sistematik random sampling.

Page 7: Sampling

Selanjutnya semua anggota dari setiap cluster yang terpilih lalu

direkrut sesuai kebutuham. Dalam pemilihan atau perekrutan

sampel dari tiap cluster dapat menggunakan simple atau sistematik

atau statified random sampling. Cluster dapat berupa sekolah,

rumah sakit, dan yang lainnya.

Contoh : Sebuah penelitian tentang karies. Penelitian ini berlokasi

di Kota A. Kota A terdiri dari 12 puskesmas. Penelitian ini akan

menggunakan 6 puskesmas, karena 6 puskesmas tersebut dirasa

sudah cukup mendapatkan sampel sesuai kebutuhan. Untuk

memilih 6 dari 12 puskesmas, maka digunakan simple random

sampling. Setelah didapatkan 6 puskesmas, maka selanjutnya

memilih jumlah sampel dari masing-masing puskesmas sesuai

dengan kebutuhan. Ketika memilih sampel di masing-masing

puskesmas, peneliti juga dapat menggunakan simple random

sampling.

Teknik sampling yang sesuai dengan skenario :

1. Probabilty Sampling (Simple random sampling)

Tujuan : mengetahui hubungan pemanfaatan pelayanan kesehatan di

Puskesmas Majumakmur dengan tingkat karies gigi dan

penyakit periodontal di Desa Majumakmur

Populasi : masyarakat Desa Majumakmur yang sebagian besar pekerja

buruh di perkebunan dengan rentang usia 20-30 tahun sehingga

dapat dikatakan sudah homogen.

Teknik simple random sampling sangat jarang digunakan karena masih

ada sebegian kecil manyarakat Desa Majumakmur yang tidak bekerja

sebagai buruh sehingga kemungkinan sampel yang didapatkan kurang

representatif dan menyebabkan bias.

2. Non Probability Sampling (Purposive Sampling)

Teknik purposive sampling dapat digunakan pada kasus di skenario namun

dengan adanya kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti untuk

Page 8: Sampling

menentukan sampel yang akan diambil yang sebelumnya sudah ditentukan

besar sampelnya. Misalnya :

- Masyarakat dengan usia 20-30 tahun

- Masyarakat dengan pekerjaan sebagai buruh perkebunan

- Masyarakat dengan keadaan sosial ekonomi tertentu, dan lain

sebagainya

Sumber : Swarjana, I Ketut. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :

ANDI