7
Shadow Price Shadow Price (harga bayangan) atau disebut juga Accounting Prices dapat dianggap sebagai suatu penyesuaian yang dibuat oleh si penilai proyek terhadap harga-harga pasar beberapa faktor produksi atau hasil produksi tertentu, berhubung harga-harga pasar itu dianggap tidak mencerminkan/mengukur biaya atau nilai sosial yang sebenarnya (social opportunity cost) dari unsur-unsur atau hasil produksi tersebut. Shadow Price dari suatu produk atau faktor produksi merupakan social opportunity cost, yaitu nilai tertinggi suatu produk atau faktor produksi dalam penggunaan alternatif yang terbaik. Dalam analisis proyek terdapat arus benefit dan biaya: a) Benefit suatu proyek berbentuk output (hasil produksi), yang dapat terdiri dari barang fisik atapun jasa. b)Biaya merupakan input yang digolongkan dalam dua kelompok: 1. Sarana produksi atau bahan baku serta barang dan jasa intermediate yang dibeli dari produsen. Sama hal nya dengan output, harga ditentukan berdasarkan jenis barang (tradeable atau non tradeable). 2. Faktor produksi. Setelah pembelian sarana produksi, sumber-sumber finansial yang tersedia untuk suatu proyek dibagi menurut pembiayaan atas faktor-faktor produksi yang dipekerjakan dalam proyek, yaitu tenaga kerja dan modal. Shadow Price dianggap sebagai faktor penyesuaian yang dibuat oleh si penilai proyek terhadap harga-harga pasar daripada hasil, sarana ataupun faktor produksi tertentu, berhubung harga-harga pasar itu dianggap tidak mencerminkan/ mengukur biaya atau nilai sosial yang sebenarnya (yaitu, yang disebut dengan social opportunity cost. Harga dianggap tidak mencerminkan harga pasar jika: a.Tidak mencerminkan apa yang sebenarnya diperoleh masyarakat melalui produksi yang diciptakan suatu proyek.

Shadow Price

Embed Size (px)

DESCRIPTION

prt

Citation preview

Page 1: Shadow Price

Shadow Price

Shadow Price (harga bayangan) atau disebut juga Accounting Prices dapat dianggap sebagai suatu penyesuaian yang dibuat oleh si penilai proyek terhadap harga-harga pasar beberapa faktor produksi atau hasil produksi tertentu, berhubung harga-harga pasar itu dianggap tidak mencerminkan/mengukur biaya atau nilai sosial yang sebenarnya (social opportunity cost) dari unsur-unsur atau hasil produksi tersebut. Shadow Price dari suatu produk atau faktor produksi merupakan social opportunity cost, yaitu nilai tertinggi suatu produk atau faktor produksi dalam penggunaan alternatif yang terbaik. Dalam analisis proyek terdapat arus benefit dan biaya:a) Benefit suatu proyek berbentuk output (hasil produksi), yang dapat terdiri dari

barang fisik atapun jasa.b) Biaya merupakan input yang digolongkan dalam dua kelompok:

1. Sarana produksi atau bahan baku serta barang dan jasa intermediate yang dibeli dari produsen. Sama hal nya dengan output, harga ditentukan berdasarkan jenis barang (tradeable atau non tradeable).

2. Faktor produksi. Setelah pembelian sarana produksi, sumber-sumber finansial yang tersedia untuk suatu proyek dibagi menurut pembiayaan atas faktor-faktor produksi yang dipekerjakan dalam proyek, yaitu tenaga kerja dan modal.

Shadow Price dianggap sebagai faktor penyesuaian yang dibuat oleh si penilai proyek terhadap harga-harga pasar daripada hasil, sarana ataupun faktor produksi tertentu, berhubung harga-harga pasar itu dianggap tidak mencerminkan/ mengukur biaya atau nilai sosial yang sebenarnya (yaitu, yang disebut dengan social opportunity cost.Harga dianggap tidak mencerminkan harga pasar jika:a. Tidak mencerminkan apa yang sebenarnya diperoleh masyarakat melalui

produksi yang diciptakan suatu proyek.b. Tidak mencerminkan apa yang sebenarnya dikorbankan seandainya sejumlah

sumber atau hasil telah dipilih untuk dipakai dalam suatu proyek tertentu.

Shadow Price dari faktor produksi umumnya ditentukan oleh saling dipengaruhinya penawaran dan permintaan terhadap faktor produksi tersebut pada tingkat perekonomian secara keseluruhan. Jadi, tanggungjawab perencana pusat termasuk untuk mengukur shadow price dan menetapkan nilai-nilai yang tepat untuk dipergunakan dalam perencanaan sektoral atau proyek. Tiap penggunaan shadow price yang berbeda dengan patokan umum dan tiap pengecualian dari penerapan suatu shadow price hendaknya dibahas dengan/disetujui oleh instansi perencanaan pusat.

Penyimpangan-penyimpangan harga pasar dari social opportunity cost terutama disebabkan oleh kebijakansanaan-kebijaksanaan pemerintah yaitu pajak, subsidi, maupun pengaturan harga dan upah.

Page 2: Shadow Price

1. Penggunaan Shadow Price yang sering dipakai adalah dari faktor:2. Modal3. Tenaga kerja tak terdidik4. Devisa5. Pangan (berupa bahan makanan pokok dalam masyarakat, misalnya beras)6. Penerimaan negara yang bebas untuk dialokasikan (tidak terikat pelunasan

utang, gaji pegawai negeri dsb)

Perencanaan pusat bertanggung jawab untuk mengukur shadow price dan menetapkan nilai-nilai yang tepat untuk dipergunakan dalam perencanaan sektoral atau proyek. Shadow price yang khusus untuk suatu sektor/proyek tertentu berlaku hanya dalam hal adanya pembatasan administrasi dalam pasar.Macam-macam penggunaan Shadow Price:1. Shadow Price Modal

Discount Rate Sosial dapat dianggap sebagai biaya, yaitu berupa bungan yang harus ditutupi oleh perusahaan sebelum proyek tersebut dianggap menguntungkan. Harga pasar yang ada hubungannya dengan opportunity cost faktor modal adalah tingkat bunga yang dibebani kepada penanam modal atau penyelengara proyek sehubungan dengan pinjaman modal untuk investasi yang bersangkutan. Benefit yang seharusnya dapat diperoleh sehubungan dengan penggunaannya dalam kegiatan lain menjadi dikorbankan. Dalam hal ini tingkat bungan finansial menjadi benefit alternatif yang dikorbankan. Di pasar modal Indonesia tingkat bunga yang berlaku, baik yang dibebani oleh lembaga pembiayaan pembangunan atau bank komersial diatur oleh pemerintah dalam rangka meringankan beban finansial para pemakai kredit termasuk instansi pemerintah.

2. Shadow Wage Tenaga Tak TerdidikShadow wage tenaga kerja tak terdidik sama dengan social opportunity cost

pada shadow price faktor modal, nilai produksi yang dikorbankan dalam kegiatan lain karena orang itu dipekerjakan diproyek X.

Gagasan shadow price dikembangkan tahun 1950-an, dengan perhatian yang terpusat pada masalah pengangguran di negara berkembang, baik pengangguran terbuka maupun pengangguran terselubung (orang yang memang aktif mencari penghasilan, tetapi produktivitasnya sangat rendah). Seorang pengangguran tidak berproduksi, maka shadow wage yang sebenarnya sama dengan nol. Namun ada juga yang mengasumsikan bahwa penggunaan tenaga kerja tak terdidik tidak mempunyai opportunity cost. Di perekonomian modern berhubungan erat dengan penciptaan kesempatan kerja melalui kegiatan ekonomi. Artinya, yang menarik tenaga kerja untuk datang dari daerah pedesaan dan menetap di kota atau lain daerah pembangunan bukannya tawaran tempat kerja yang mantap, melainkan kemungkinan mendapat pekerjaan yang memberikan tingkat pendapatan riil diatas tingkat yang dinikmati di pedesaan. Penampungan tenaga kerja dalam proyek pembangunan, walaupun

Page 3: Shadow Price

tenaga penganggur, secara tidak langsung mempengaruhi tingkat produksi di pedesaan. Pengorbanan produksi tersebut diambil sebagai social opportunity cost faktor produksi tenaga kerja tak terdidik.

Contoh:Sebuah proyek pembangunan jalan memperkerjakan tenaga tak terdidik dari golongan mantan buruh tani yang produk marjinalnya waktu bekerja di pedesaan diperkirakan sebesar Rp 1000 per hari. Upah yang akan dibayar sebesar Rp 2500, di mana Rp 2250 merupakan nilai konsumsi dan sisanya Rp 250 merupakan unsur pajak. Nilai sosial dari simpanan ditetapkan 50% lebih tinggi daripada konsumsi. Jadi kenaikan konsumsi buruh jalan tadi adalah sebesar Rp 1250 (Rp 2250-Rp 1000) dikalikan dengan 0,50, sama dengan Rp 625, merupakan unsur biaya sosial. Shadow Price dalam proyek adalah produk marjinal yang dilepaskan di desa ditambah dengan nilai sosial kenaikan konsumsi di kota, yaitu: 1000 + 625 = 1625. Ternyata shadow wage ini hanya mencerminkan 1625/2500 atau 62,5 dari upah pasar.

Page 4: Shadow Price

Evaluasi Finansial dan Evaluasi Ekonomi

Analisis FinansialDalam analisis ini, proyek dapat dilihat dari aspek investornya (pihak yang berkepentingan langsung dengan proyek tsb) dan menjadi focus perhatian adalah hasil untuk modal saham (equity capital) yang diinvestasikan dalam proyek.Private return merupakan ukuran untuk melaksanakan investasi, dan investasi tidak akan terjadi tanpa ada keuntungan financial ang layak.

Analisis EkonomiDalam analisis ini, proyek dilihat dari aspek perekonomian secara makro dan menjadi focus

perhatian adalah hasil total produksi dan keseluruhan manfaat yang diperoleh dari semua sumber-sumber yang dipergunakan dalam proyek untuk masyarakat/perekonomian, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber dan siapa yang menerima hasilnya ( The social return and The income return)

Evaluasi ekonomi dapat juga dilakukan pada program kesehatan. Evaluasi ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu penilaian secara kuantitatif dari apa yang diharapkan/diinginkan oleh masyarakat dalam melakukan investasi pada suatu proyek atau program, dimana harapan/keinginan dinilai dari segi biaya dan konsekuensinya. Dimana, konsekuensi adalah hasil positif atau manfaat dari suatu program.

Page 5: Shadow Price

Weighted Average Cost of Capital

Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital / WACC), sangat tepat digunakan dalam pembuatan keputusan keuangan karena semua tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh sumber dana dapat diakomodasi. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang,1. Penentuan komponen biaya modal, berdasarkan sumber dana yang digunakan, komponen

biaya modal meliputi biaya utang jangka pendek, biaya utang jangka panjang, biaya saham pereferen, biaya laba ditahan, dan biaya emisi saham baru.

2. Penentuan besarnya proporsi dari setiap sumber dana dalam pembelanjaan perusahaan, proporsi ini digunakan sebagai bobot atau penimbang, bobot dapat dihitung dengan cara membatasi nilai suatu sumber dana dengan nilai keseluruhan modal yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Dalam menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) dapat digunakan persamaan berikut: ( Eugene F Brigham dan Joel F Houston ,2001:416)

WACC = Wd kd (1 - T) + Wps Kps + Ws Ks + We Ke

WACC = (Bobot Biaya Utang x Biaya Utang) + (Bobot Biaya Ekuitas x Biaya Ekuitas)

Keterangan:

WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang

Wd = Bobot utang

Wps = Bobot saham pereferen

Ws = Bobot laba ditahan

We = Bobot emisi saham