Upload
obath
View
7.250
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Semua boleh download. konsultasi bisa di 081803156945
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah usaha di mana peserta didik
diharapkan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupannya.1 Tentu
dengan harapan agar peserta didik dapat menjadi lebih baik, bisa mengembangkan
potensi dirinya dan bermanfaat untuk lingkungannya. Dalam al-Qur’an dengan
jelas Allah berfirman:
….. Æìsùö� tƒ ª!$# t Ï% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u öΝ ä3ΖÏΒ t Ï% ©!$#uρ (#θ è?ρé& zΟù=Ïèø9$# ;M≈ y_u‘yŠ 4 ª!$#uρ $yϑ Î/ tβθ è=yϑ ÷ès?
×��Î7 yz ∩⊇⊇∪
Artinya: .... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. 2
Dengan ilmu, segala persoalan dan problema yang dihadapi manusia akan
dengan mudah dapat terselesaikan. Persoalan-persoalan rumit yang membuat
manusia menderita, dengan ilmu akan dapat teratasi. Pada kontek inilah Allah
menurukan wahyu pertamanya kepada Nabi Muhammad SAW.:
1 Maimun Syamsudin, 2006. Hermeniutika Cangkolang dalam Proses Pendidikan Berbasis Moral,
Edukasi, 2 (05): 10 2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV Jumanatul’ali-Art, 2005)
hlm. 544.
1
2
ù&t� ø%$# ÉΟó™$$Î/ y7În/ u‘ “Ï% ©!$# t, n=y{ ∩⊇∪
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.3
Secara tersirat ayat ini memerintahkan manusia untuk selalu belajar dan
belajar. Posisinya sebagai wahyu yang diturunkan pertama kali seakan ingin
menegaskan bahwa sebelum bertindak dan melangkah kemanapun, yang harus
dilakukan oleh umat manusia adalah belajar.
Dengan kata lain, ilmu adalah hal terpenting yang harus dimiliki manusia
sebelum hal-hal yang lain. Karena dengan ilmu manusia akan lebih bermanfaat
bagi lingkungan dan sesema. Dan oleh karenanyalah manusia pada akhirnya akan
lebih tinggi derajatnya seperti telah dijanjikan Allah dalam ayat di atas. Begitu
pentingnya ilmu hingga Allah menyindir dalam satu firmannya:
ôö≅è% ö≅yδ “Èθ tG ó¡ o„ t Ï% ©!$# tβθ çΗs> ôètƒ t Ï%©!$# uρ Ÿω tβθßϑ n=ôè tƒ 3 $yϑ ¯ΡÎ) ã� ©. x‹tG tƒ (#θ ä9'ρé& É=≈ t7 ø9F{ $# ∩∪
Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran.4
Dalam kontek ini pulalah, negara sebagai institusi yang mempunyai
tanggung jawab untuk mengayomi masyarakatnya menciptakan usaha-usaha
agar bagaimana seluruh elemen yang ada di tengah-tengah masyarkat dapat
mengenyam pendidikan, dengan harapan pendidikan tersebut dapat
3 Ibid, hlm. 598. 4 Ibid,hlm. 460
3
mengantarkan negeri ini menjadi negeri yang maju dan sejahatera. Hal ini dapat
dilihat pada undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional bab II pasal 3 sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.5
Oleh karena tanggung jawab tersebut, pemerintah dalam undang-undang
no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab IV pasal 10-11
menetapkan bahwa:
Pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan,
membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Pasal 10)
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu
bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. (Pasal 11 ayat 1)
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya
dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. (Pasal 11 ayat 2)6
Dengan demikian menjadi jelas bahwa pemerintah mempunyai tugas
untuk menjamin terpenuhinya hak setiap warga negara untuk mendapatkan
pendidikan yang layak, seperti termaktub dalam UUD 1945. Bahkan hingga pada
hal-hal yang bersifat teknis, sepeti dana.
5 Undang-Undang Ripublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2004 Jakarta: PT Aras Duta, hlm. 5 6 Ibid, hlm, 7
4
Khususnya dalam hal dana, campur tangan pemerintah tentu sangat
penting bagi terselenggaranya pendidikan layak di negeri ini. Mengapa? Karena
angka kemiskinan dan rendahnya akses masayarakat terhadap pendidikan yang
disebabkan oleh persoalan ekonomi masih sangat tinggi.
Kebijakan pemerintah merealisasikan program Bantuan Oprasional
Sekolah (BOS) sebagai upaya untuk mengurangi beban masyarakat miskin adalah
langkah yang perlu mendapat apresiasi yang layak, sebab program ini adalah
salah satu dari empat program yang sengaja direalisasikan untuk mengurangi
beban masyarakat miskin akibat naiknya harga BBM.
Kebijakan yang direalisasikan sejak awal tahun ajaran 2005-2006,
tapatnya bulan Juli 2005 ini, di satu sisi disambut antusias oleh seluruh lapisan di
masyarakat, terutama lapisan terbawah yang tingkat partisipasinya dalam
pendidikan memang sangat minim.
Akan tetapi rupanya tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa realisasi
BOS akan mengurangi keswadayaan yang selama ini ada.7 Padahal, swadaya
adalah salah satu pilar utama keberlangsungan sebuah lembaga pendidikan,
utamanya lembaga pendidikan swasta seperti Madrasah. Hal ini persis seperti
ditegaskan dalam GBHN (Ketetapan MPR No. IV/MPR/1978) berkenaan dengan
pendidikan seperti dikutip Zakiyah Daradjat. Dalam ketetapan tersebut
dikemukakan antara lain sebagai berikut:
7 Ibid. hlm 8
5
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan
adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah.8
Dengan keswadayaan diharapkan partisipasi masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan menjadi besar. Ketika partisipasi ini makin besar
maka secara otomatis makin besar pula rasa memiliki masyarakat terhadap lembaga
pendidikan. Dan dalam kondisi seperti itu masyarakat akan dengan sendirinya ikut
memantau, memberikan masukan dan bahkan menjaga keberlangsungannya. Dari
hal-hal yang bersifat kebijakan dan program hingga hal yang bersifat sangat fisik
seperti bangunan, alat peraga dan semua bahan penunjang pendidikan akan dijaga
dan dirawat oleh masyarakat dengan sepenuh hati.
Ketika peneliti mengamati Madrasah Ibtidaiyah Swasta di lokasi
penelitian masyarakat ikut menyumbangkan dana untuk pembangunan dan
pengadaan alat-alat peraga serta media pembelajaran secara sukarela. Bahkan
untuk pengerjaan pembangunan gedung madrasah mereka gotong royong dan
bergantian untuk turut menyelesaikan pembangunan tersebut.
Akan tetapi kini, setelah adanya program BOS, perhatian yang besar dari
masyarakat terhadap madrasah sudah mulai berkurang. Penyelenggaraan
pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging, Bluto, Sumenep yang
peneliti jumpai ternyata sudah jauh berbeda dengan sebelum direalisasikannya
BOS. Keberperanan masyarakat yang dulu diantaranya ditunjukkan dengan
8 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara & Depag, 2000), hlm. 34
6
pendanaan yang bersifat swadaya rupanya sudah mulai berkurang. Hal ini
menyebabkan sulitnya pengembangan dalam bidang sarana, seperti bangunan,
akibat masyarakat kini telah mempunyai anggapan bahwa pengadaan sarana dan
seluruh pembiayaan di MI Nurul Huda Ging-Ging, Bluto, Sumenep bisa
didapatkan dari bantuan pemerintah. Akibatnya, hingga kini di Madrasah ini, ada
dua kelas yang tidak dilengkapi dengan bangku dan meja tulis. Murid kelas empat
dan kelas lima setiap hari belajar sambil lesehan di atas tikar seadanya.
Dengan demikian, kehadiran BOS sejak tahun 2005 lalu, Peneliti rasa, di
satu sisi bukanlah langkah maju buat masa depan pendidikan kita. Secara verbal
mungkin akan terlihat semakin banyak anak bisa masuk sekolah dan menikmati
pendidikan. Akan tetapi di sisi yang lain kebijakan ini justru tidak mendidik
mental bangsa secara umum agar menjadi bangsa yang mandiri dan tidak manja.
Satu dua orang sudah peneliti dengar berkomentar bahwa saat ini lebih baik
mendirikan sekolah dari pada mendirikan CV: lebih menguntungkan dalam hal
finansial dan akan meningkatkan strata sosial di tengah-tengah masyarkat.
Ironi-ironi semacam inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti tentang
korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan pendidikan di
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda di Desa Ging-Ging tahun pelajaran 2008-2009.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah merupakan salah satu pokok yang cukup penting dalam
kegiatan penelitian sehinga peneliti merasa perlu dan penting sekali untuk
7
membuat rumusan-rumusan masalah yang akan diteliti dan dicarikan jawabannya.
Peneliti dalam kegiatan ini merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Adakah korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan
pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa Ging-Ging Kecamatan
Bluto Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009?
2. Seberapa besar korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan
pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa Ging-Ging Kecamatan
Bluto Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang peneliti paparkan di atas, maka
menjadi jelas bahwa penelitian ini mempunyai tujuan:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara partisipasi masyarakat dengan
penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa Ging-
Ging Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009
2. Untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara partisipasi masyarakat
dengan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa
Ging-Ging Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009
D. Kegunaan Penelitian
Setelah nanti peneliti melakukan penelitian yang sesui dengan kaidah-
kaidah penelitian ilmiah sehingga kebenarannya dapat diterima, maka peneliti
8
berharap hasil penelitian tersebut mempunyai kegunaan sebagai berikut:
Pertama, hasil penelitian ini akan menjadi tambahan wawasan
pengetahuan yang diharapkan bisa menjadi pijakan pengambilan kebijakan dan
pembuatan program-program yang ada di Lembaga Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda Desa Ging-Ging Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep.
Terutama dalam hal bagaimana mengusahakan peningkatan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikannya.
Kedua, hasil penelitian ini akan menjadi kajian kritis bagi peneliti untuk
mengembangkan ilmu yang peneliti peroleh agar berguna bagi agama bangsa dan
negara.
Ketiga, hasil penelitian ini akan melengkapi perbendaharaan karya ilmiah
dalam dunia pendidikan yang dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau
bahkan rujukan bagi siapapun yang bermaksud mengadakan penelitian
selanjutnya.
E. Alasan Pemilihan Judul
Ada beberapa alasan yang menjadi titik berangkat peneliti dalam
menentukan judul skripsi ini (Korelasi antara partisipasi masyarakat dengan
penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging Ging
Bluto Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009) antara lain:
1. Alasan Objektif
9
a. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lembaga pendidikan, utamanya
swasta seperti Madrasah sangatlah penting. Karena dengan partisipasi
masyarakat penyelenggaraan sebuah pendidikan akan terarah dengan
benar sesuai dengan kemauan dan kebutuhan masyarakat.
b. Program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) yang selama beberapa tahun
terakhir telah direalisasikan ternyata cukup menggelisahkan. Karena
dengan direalisasikannya BOS berarti salah satu bentuk partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan telah terkurangi. Padahal
partisipasi masyarakat dalam pendidikan merupakan penunjang yang
cukup penting.
2. Alasan Subjektif
a. Masalah yang diangkat peneliti sangat sesuai dengan fakultas dan jurusan
yang peneliti tekuni, yaitu jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan
Agama (PAI). Sehingga peneliti merasa sudah menjadi kewajiban bagi
peneliti untuk turut serta memikirkan pendidikan, khususnya dalam hal ini
bagaimana merawat dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan demi terselenggaranya pendidikan yang
sesuai dengan harapan bersama.
b. Peneliti dibesarkan dan digembleng di lembaga pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging, Bluto, Sumenep.
c. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Peneliti cukup tersedia
sehingga memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian.
10
F. Asumsi dan Hipotesa
1. Asumsi/Postulat
Asumsi atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenarannya diterima oleh peneliti. Dengan kata lain ia merupakan anggapan
dasar yang kebenarannya sudah dapat diyakini. Asumsi ini berfungsi sebagai
tempat pijakan penelitian. Adapun asumsi yang akan peneliti jadikan tempat
berpijak dalam penelitian ini adalah:
a. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan sebuah pendidikan
mempunyai beberapa bentuk yang berbeda.
b. Kondisi penyelenggaraan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
2. Hipotesis
Sebelum peneliti kemukakan hoptesis penelitian ini, terlebih dahulu
peneliti kemukakan tentang pengertian hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang
dipertanyakan. Hipotesis dimaksud, mestilah menjadi landasan logis dan
pemberi arah bagi proses pengumpulan data serta proses penyelidikan tersebut.9
Pendapat senada juga dikemukakan Sutrisno Hadi, menurutnya
hipotesis adalah pendapat yang kebenarannya masih rendah atau kadar
kebenarannya masih belum meyakinkan/jawaban sementara dari masalah
9 Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,1982), hlm.62.
11
yang masih memerlukan penelitian.10
Dalam bahasa yang berbeda Arikunto
mengartikan hipotesis sebagai sebuah jawaban sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.11
Dilihat dari katagori rumusannya, hipotesis dapat dibagi menjadi dua
bagian. Pertama, hipotesis nihil (null hypothesess) yang biasa disingkat
dengan Ho. Hipotesis ini adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya
hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Kedua,
hipotesis alternatif yang biasa disingkat dengan Ha. Hipotesis ini adalah
hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara satu
variabel dengan variabel lainnya.12
Dengan berpijak pada pengertian hipotesis di atas, maka hipotesis nihil
yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ”Tidak
ada korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan
pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep
tahun pelajaran 2008-2009.”
Sementara hipotesis alternatif yang peneliti rumuskan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut: ”Ada korelasi antara partisipasi masyarakat dengan
penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging
Bluto Sumenep tahun pelajaran 2008-2009.”
10 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta, 1976),
hlm.8. 11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta: Rineka Cipta, 1993),
hlm. 64. 12 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kualitatif dan Kuantitatif, (t.t: Unesa University
Press, 2007), hlm. 44-45.
12
G. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini dapat lebih terfokus dan terarah sesuai dengan yang
peneliti maksud, maka sangat penting dijelaskan terlebih dahulu batasan-batasan
atau ruang lingkup peenelitian, baik dari segi materi, lokasi atau subjek penelitian
mupun dari segi waktu.
Pertama, dari segi materi. Pada segi materi ini peneliti akan memaparkan
batasan variabel atau penjabaran variabel menjadi sub variabel beserta indikator-
indikatornya.
1. Partisipasi Masyarakat
”Partisipasi masyarakat” dalam penelitian ini berposisi sebagai
variabel X. Adapun masyarakat yang peneliti maksud adalah seluruh
anggota anggota komite sekolah dan wali murid di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep. Adapun indikator-indikator yang
akan diukur pada variabel ini adalah, pemberian masukan, pemberian
sumbangan dana, pemberian sumbangan tenaga, pemberian sumbangan alat-
alat atau barang penunjang penyelenggaraan pendidikan, pengawasan, serta
penjagaan dan perawatan terhadap aset-aset serta nama baik Madrasah.
2. Penyelenggaraan Pendidikan
”Penyelenggaraan pendidikan” dalam penelitian ini berposisi sebagai
variabel Y. Adapun penyelenggaraan pendidikan yang peneliti maksud adalah
penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging
Bluto Sumenep. Sedangkan indikator-indikator yang akan diukur pada
13
variabel ini adalah, Pengadaan guru, pengadaan biaya, pengdaan sarana,
penerimaan siswa baru dan pengadaan buku ajar
Kedua, dari segi subjek dan objek penelitian. Subjek dari penelitian ini
adalah seluruh anggota komite sekolah, seluruh wali murid dan kepala sekolah.
Sedang Objek dalam penelitian ini adalah bentuk-bentuk partisipasi masyarakat
sebagaimana telah peneliti paparkan di atas. Lain dari itu objek penelitian dalam
penelitian ini adalah penyelenggaraan pendidikan sebagaimana juga telah peneliti
jelaskan di atas.
Ketiga, dari segi lokasi. Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Huda yang bernaung di bawah Yayasan Nurul Huda. Madrasah
ini berada di Desa Ging-Ging Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, tepatnya di
Dusun Bringin.
Keempat, dari segi waktu. Penelitian ini dilaksanakan pada awal tahun
pelajaran baru (2008-2009), tepatnya pada bulan juli tahun 2008.
H. Batasan Istilah dalam Judul
Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pembahasan nanti, maka
Peniliti merasa perlu untuk memberikan batasan pada istilah-istilah yang ada
pada judul skripsi ini.
Pertama “Partisipasi Masyarakat”. Dalam Kamus populer, partisipasi
adalah pengambilan bagian (didalamnya); keikutsertaan; penggabungan diri
(menjadi peserta). Masyarakat adalah sehimpunan orang yang hidup bersama di
14
suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tentu.13
Dalam penelitian ini yang
kami maksud dengan partisipasi masyarakat adalah pemberian masukan,
sumbangan tenaga, dana, alat atau barang penunjang, pengawasan, terhadap
penyelenggaraan pendidikan dan penjagaan terhadap aset-aset sekolah oleh wali
murid dan anggota komite sekolah.
Kedua, ”Penyelenggaraan pendidikan”. Dalam RUU Penyelenggaraan
pendidikan disebutkan bahwa “Penyelenggaraan pendidikan adalah kegiatan
pelaksanaan komponen-komponen sistem pendidikan pada satuan/program
pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan agar proses pendidikan dapat
berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan nasional”. Dalam penelitian ini
yang kami maksud dengan penyelenggaraan pendidikan adalah pengadaan guru,
pengadaan biaya, pengadaan sarana, penerimaan siswa baru dan pengadaan buku
ajar.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam skripsi ini, maka
pembahasannya diatur dalam bab demi bab. Dan secara garis besar pebahasan ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
BAB I, adalah bab pendahuluan yang diawali dengan latar belakang
masalah yang menjelasakan tentang hakikat pendidikan beserta tugas ataupun
tanggung jawab pemerintah dan masyarakat terdap terlakasananya
13 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hal. 636.
15
penyelenggaraan pendidikan di negeri ini. Lain dari itu pada bagian ini peneliti
menjelaskan tentang perhatian masyarakat yang mulai menurun terhadap
penyelenggaraan pendidikan di MI Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep seiring
dengan dilakasanakannya program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) oleh
pemerintah sejak beberapa tahun yang lalu. Ini menjadi persoalan penting karena
sebenarnya peran serta masyarakat sangatlah penting dalam sebuah
penyelenggaraan pendidikan seperti tersirat dalam UU No. 2 tahun 1989 pasal 1
ayat 2 yang menegaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia. Ini apa artinya? Penyelenggaraan
pendidikan seharusnya diselenggarakan untuk menjawab persoalan-persoalan
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Oleh karenya, tidak mungkin sebuah
pendidikan akan betul-betul terselenggara sesuai dengan kebutuhan masyarakat
tanpa adanya peran serta masyarakat di dalamnya. Untuk memudahkan peneliti
dalam melakukan penelitian, maka peneliti membuat rumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, alasan memilih judul, asumsi dan hipotesis, ruang
lingkup penelitian, batasan istilah dalam judul dan sistematika pembahasan, yang
kesemuanya itu peneliti cantumkan dalam bagian ini.
BAB II adalah kajian pustaka. Pada bagian ini peneliti memaparkan
tentang pengertian, dasar dan fungsi partisipasi masyarakat dan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
adalah keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat terhadap suatu kegiatan atau
organisasi sosial untuk mewujudkan keinginan dan kepentingan bersama, yaitu
16
keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan dan pengembangan pendidikan.
Keterlibatan tersebut sangatlah penting karena telah dianjurkan dalam al-Qur’an
dan dalam UU sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003. di samping itu
kerena ia berfungsi untuk memastikan setiap tahap dalam penyelenggaraan
pendidikan betul-betul didasarkan pada semangat memenuhi kebutuhan
masyarakat di mana pendidikan tersebut berada.
BAB III adalah Metodologi Penelitian. Dalam bab ini peneliti
menjelaskan tentang pengertian metodologi penelitian dan dilanjutkan dengan
Rancangan penelitian yang berisi penjelasan bahwa pendekatan yang peneliti
pakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasi.
Setelah itu teknik menentukan subjek penelitian, di bagian ini peneliti
menjelaskan bahwa peneliti menggunakan sampel dikarenakan populasinya
melebihi 100. Dilanjutkan dengan penjelasan teknik pengambilan data, dimana
dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket, observasi, wawancara dan
dokumentasi. Terakhir teknik analisis data, pada bagian ini peneliti menjelaskan
bahwa dalam menganalisis data yang diperolah di lapangan, peneliti
menggunakan teknik analisa statistik yakni korelasi product moment.
BAB IV adalah laporan penelitian. Pada bab ini peneliti akan
melaporkan kegiatan penelitian ini sejak dari persiapan, pelaksanaan, penyajian
dan analisis data, pembuktian hipotesis hingga pambahasan.
BAB V adalah Penutup. Bab ini berisi kesimpulan peneliti dan saran-
saran yang didasarkan pada hasil penelitian ini.