Slide Presus Pneumonia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sains

Citation preview

Firman Satrioaji 1410221015

Ramano Untoro Putro1410221033Laporan KasusPneumonia dengan Efusi PleuraKEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAMFAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTAIdentitas PasienNama: Tn. SUmur: 19 tahunJenis Kelamin: Laki-LakiAgama: IslamAlamat: JakartaTanggal Masuk Ruangan : 5 Juni 2015 Pukul 19.00 WIBTanggal Keluar:

AnamnesaAnamnesa dilakukan secara autoanamnesis terhadap pasien pada tanggal 5 Juni 2015, pukul 19.00 WIB di UGD RST TK. II dr. SoedjonoKeluhan Utama : sesak nafas Keluhan Tambahan : Batuk dan kedua kaki bengkak sejak 3 hari yang lalu

RPSPasien datang ke UGD RST TK. II dr. Soedjono pada tanggal 5 Juni 2015, pukul 19.00 Pasien datang dengan kesadaran menurun (somnolen). Ketika pasien datang ke ke UGD RST TK. II dr. Soedjono pasien mengeluhkan sesak sejak tadi. Sesak disertai nyeri dada sebelah kanan. Sesak mulai timbul tadi. Sesak di perberat bila malam datang dan siang berkurang tapi masih sesak. Sesak terus menerus sepanjang hari. Bila sesak tidurnya diganjal menggunakan bantal. Bila aktifitas sesaknya juga bertambah. Berkurang bila tiduran dan diganjal dengan bantal. Pasien mengaku tidak ada alergen yang membuat iritasi jalan nafas (debu, zat kimia, dan asap). Pasien mengeluhkan batuk disertai dahak sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya dahak beerwarna putih keental lama kelamaan jadi berwarna kuning kehijauan dan disertai bercak darah. Batuk terjadi sebelum sesak muncul. Setelah sesak muncul batuk bertambah berat. Pasien meengaku tidak teerjadi paparan lingkungan (hawa dingin, debu, asap, dan angina), toksin, atau alergen. Pasien tidak mengeluhkan nyeri telinga, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan. Pasien mengeluhkan pusing dan lemas. Demam (-), menggigil (-), muntah darah (-).

RPKPasien mengatakan belum pernah mengalami gejala seperti ini. Hipertensi tidak ada. DM tidak ada. Asma tidak ada.RPDTidak ada yang mengalami gejala seperti itu..AlergiBelum diobati, alergi obat tidak ada.Pasien menyangkal mempunyai alergiRPOPemeriksaan FisikKeadaan Umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos mentis Tanda Vital TD: 140/90 mmHgN : 100 x/menitRR: 38 x/menitS : 39,2 C

GCS (Glaw Coma Scale)Eyes: 4Motorik: 6 Verbal: 5GCS: 15

BMI (Body Mass Index)Berat Badan: 73 Kg Tinggi Badan: 170 cm BMI: 25

Pain ScoreVAS: 5

KepalaBentuk: Normocephal Rambut: Hitam, tidak mudah dicabut Mata Palpebra: Edema / Konjungtiva: Anemis -/- Sklera: Ikterik / Arcus Senilis: / Pupil: Bulat, isokor Refleks Cahaya : +/+ Katarak: / Telinga Bentuk : Normal/Normal Liang : Lapang Mukosa : Hiperemis (-)Serumen : /

Hidung Bentuk: Normal Deviasi Septum : Sekret: / Concha: Hipertrofi /, hiperemis /, oedem / Mulut Bibir :normal Lidah : normal Tonsil: T1T2 tenang Mukosa Faring : Hiperemis (

Gigi Amalgam: Gangren Pulpa: Gangren Radiks : Protesa: )8 7 6 5 4 3 2 11 2 3 4 5 6 7 88 7 6 5 4 3 2 11 2 3 4 5 6 7 8 Leher KGB: Tidak terdapat pembesaran Kel. Thyroid: Tidak terdapat pembesaran JVP: JVP 52 cmH2O

Paru Inspeksi: Hemithorax kanan-kiri tidak simetris. Pergerakkan dada kanan tertinggal.Palpasi: Fremitus taktil dan vokal kanan lebih redup.Perkusi: redup pada bagian kanan bawah.Auskultasi: Suara nafas vesikuler, rhonki +/+, wheezing /

Jantung Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat Palpasi: Ictus cordis tidak teraba Perkusi: Jantung dalam batas normal Auskultasi: BJ IBJ II reguler, murmur (), gallop ()

Abdomen Inspeksi: Datar, simetris Auskultasi : Bising usus (+) normal Palpasi: Supel, nyeri tekan (-) Perkusi: Timpani

Ekstremitas

Akral: Hangat Sianosis: () Perfusi: Baik Edema: ()

Akral: Hangat Sianosis: (-) Perfusi: baikEdema: (+)

Kulit: Tampak pucat (-)

Daftar MasalahSesakBatuk berdahak + bercak darahDemamTanda Vital TD:140/90mmHg RR: 38 x/menit S : 39,2 CParu Inspeksi: Hemithorax kanan-kiri tidak simetris. Pergerakkan dada kanan tertinggal. Palpasi: Fremitus taktil dan vokal sebelah kanan redup. Perkusi: redup pada bagian paru kanan bawah. Auskultasi: rhonki +/+,Hb, Hct menurun, Peningkatan Granulosit.Hasil Rontgen : Efusi pleura dextra dan opasitas inhomogen suprahiler dextra. HipotesisPneumonia Sesak Batuk berdahak purulent dan bercak darahDemamRR 38 x/menitSuhu 39,2 Crhonki +/+Rontgent : infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram",

Efusi Pleura DextraInspeksi : Hemithorax kanan-kiri tidak simetris. Pergerakkan dada kanan tertinggal. Palpasi: Fremitus taktil dan vokal sebelah kanan redup. Perkusi : redup pada bagian paru kanan bawah. Rontgen : sudut costophrenikus tumpul (cairan >200 ml)gambaran perselubungan homogen tutupi seluruh paruHipertensi Gr. 1TD : 140/90 mmHg

TB ParuSesak Batuk berdahak purulent dan bercak darahDemamRR 38 x/menitSuhu 39,2 Crhonki +/+Rontgent : opasitas homogeny suprahiler dextra

PLANNINGRongent ToraksFoto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus

PX LabPada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED. Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati. Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.

Pewarnaan gram dan kulturDahak yang dibatukkan, induksi sputum atau aspirasi sekret dari selang endotrakeal atau trakeostomi. Jika fasiliti memungkinkan dapat dilakukan pemeriksaan biakan kuman secara semikuantitatif atau kuantitatif dan dianggap bermakna jika ditemukan 106 colony-forming units/ml dari sputum, 105 106 colony-forming units/ml dari aspirasi endotrracheal tube, 104 105 colony-forming units/ml dari bronchoalveolar lavage (BAL) , 103 colony-forming units/ml dari sikatan bronkus dan paling sedikit 102 colony-forming units/ml dari vena kateter sentral .Bahan kultur dapat diambil melalui tindakan bronkoskopi dengan bilasan, sikatan bronkus dengan kateter ganda terlindung dan bronchoalveolar lavage (BAL)

Pneumonia Patient Outcome Research Team (PORT)

Skor PORT lebih dari 70-Bila skor PORT kurang < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini. Frekuensi napas > 30/menit Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral Foto toraks paru melibatkan > 2 lobusTekanan sistolik < 90 mmHgTekanan diastolik < 60 mmHg

TerapiObat SimtomatikDexamethason 2 x 1Deksametason dan derivatnya, deksametason sodium fosfat dan deksametason asetat, merupakan glukokortikoid sintetik yang digunakan sebagai anti-inflamasi atau imunosupresan. ;Sebagai glukokortikoid, deksametason 20-30 kali lebih poten dibanding hidrokortison dan 5-7 kali lebih poten dibanding prednison.Dewasa:Oral: 0.5 mg - 10 mg per hari(rata-rata 1.5 mg - 3 mg per hari)Parenteral: 5 mg - 40 mg per hari.Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular. Anak-anak: 0.08 mg - 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.

paracetamol inj 3x1Paracetamol yang bekerja sebagai analgesik, bekerja dengan meningkatkan ambang rangsang rasa sakit dan sebagai antipiretik, diduga bekerja langsung pada pusat penghantar panas di hipotalamus.Dosis dewasa dengan BB >50kg 100 mL secara infus selama 15 menit, berikan hingga 4x/hari. Dosis maksimal 4 gr. Dewasa dan remaja dengan BB < 50 kg dan anak dengan BB >33 kg 1,5 mL/kg BB, berikan 4x/hari. Dosis harian maks : 60mg/kgBB atau 3gr. Dosis harus diberikan dengan selang waktu (interval) sekurang-kurangnya tiap 4 jam.

Mukolitik, sebagai pengencer lender pada gangguan saluran pernafasan akut dan kronik.RL 20 tpm

Antibiotikampisilin 2 x 1Ampisilina digunakan untuk pengobatan: Infeksi saluran pernafasan,seperti pneumonia faringitis, bronkitis, laringitis. Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis, salmonellosis. Infeksi saluran kemih dan kelamin, seperti gonore (tanpa komplikasi), uretritis, sistitis, pielonefritis. Infeksi kulit dan jaringan kulit. Septikemia, meningitis.MONITORINGPemeriksaan labRontgenKontrol Sputum dahak : 3 spesimen dahak dalam 2 hariEDUKASIJangan merokokJelaskan cara pengobatan jangan sampai putus obatRehabilitasi paru secara komprehensifIstirahat cukupFollow Up RuanganJumat5 Juni 2015

Follow Up RuanganSabtu6 Juni 2015

Follow Up RuanganMinggu7 Juni 2015

Follow Up Ruangan Senin 8 Juni 2015

32

Follow Up PasienSelasa 9 Juni 2015

Laboratorium 6 Juni 2015

Hasil Rontgen

Toraks PA / LateralKesan : efusi pleura dextraOpasitas homogeny suprahiler dextra Tak tampak Lympadenopati hilusBesar Cor normalSistema tak tampak kelainanSaran : Foto ulang lateral View

ETIOLOGIPNEUMONIAPnemonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus. Jamur, parasite.Bila di sebabkan oleh mycobacterium tuberculosis tidak termasuk.

Penyebab PneumoniaBakteri merupakan penyebab umum, diantaranya: Streptococcus pneumoniae : Pneumonia Pneumokokus

Streptococcus pyogenesLegionella pneumophila : Pneumonia Legionela

Penyebab PneumoniaHaemophilus influenza : Pneumonia Haemophilus influenzae

Penyebab PneumoniaStaphylococcus aureus : Pneumonia StafilokokusStreptococcus pyogenes (Streptococcus group A) : Pneumonia Streptokokus grup A

Streptococcus pyogenesUraian Penyakit Pneumonia BakteriaUraian PenyakitTerjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia).CONDPneumonia dikelompokkan berdasarkan sejumlah sistem yang berlainan.Salah satu diantaranya adalah berdasarkan cara diperolehnya, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu diperoleh diluar institusi kesehatan dan diperoleh di rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya.CONDPneumonia yang didapat diluar institusi kesehatan paling sering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae.Pneumonia yang didapat di rumah sakit cenderung bersifat lebih serius karena saat penderita menjalani perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi seringkali terganggu. Selain itu, kemungkinan terjadinya infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik lebih besar.

Pneumonia PneumokokusBentuk infeksi pada paru yang paling sering memerlukan perawatan di rumah sakit.Streptococcus pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.CONDMasuknya Streptococcus pneumoniae (pneumokokus) ke dalam saluran pernafasan bawah, diperkuat oleh penyakit virus pernafasan atas yang mengganggu mekanisme saluran pernafasan atas normal.Pada orang yang meminum alkohol menambah resiko terjadinya Pneumonia Pneumokokus.Pneumonia LegionelaMerupakan penyakit infeksi pernafasan yang dapat menyebabkan pneumonia yang akut.Pneumonia Haemophilus influenzaeHaemophilus influenza adalah penyebab lazim infeksi saluran pernapasan bawah pada anak-anak, seperti meningitis, cellulitis, epiglottitis, septic arthritis, pneumoniaPada orang dewasa infeksi serius jarang terjadiBakteri yang menempati saluran pernapasan atas dapat mencapai saluran pernapasan bawah bila mekanisme pertahanan normal diubah, biasanya oleh infeksi virus atau minum alkohol.CONDOrganisme berpenetrasi ke epitelium nasofaring dan mencapai saluran pernapasan bawah melalui darah kapiler.Jika bakteri berkapsul, fagosistosis oleh makrofag alveolar dan neutrofil dihambat.Pneumonia StafilokokusPneumonia jenis ini cenderung terjadi pada orang yang sangat muda, sangat tua, dan orang yang sudah lemah karena mengalami penyakit lain. Juga cenderung terjadi pada peminum alkohol.Angka kematian akibat pneumonia stafilokokus sebesar 15-40%, karena penderita pneumonia stafilokokus biasanya sudah memiliki penyakit yang serius.Infeksi paru yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus merupakan bentuk pneumonia yang jarang kecuali pada penderita dengan kerusakan imun dan kadang-kadang pada bayi serta anak-anak.

Stafilokokus bisa menyebabkan abses (pengumpulan nanah) di paru-paru dan kista paru yang mengandung udara (pneumatokel), terutama pada anak-anak.Bakteri bisa terbawa oleh aliran darah dan membentuk abses di tempat lain.Yang sering terjadi adalah pengumpulan nanah di ruang pleura (empiema).Pneumonia Streptokokus grup AStreptococcus pyogenes merupakan salah satu patogen penyakit pada manusia yang paling sering terjadi.Sebagai flora normal, S. pyogenes dapat menginfeksi ketika daya tahan tubuh menurun atau ketika bakteri tersebut mampu untuk menembus pertahanan dalam tubuh.CONDSebenarnya, pneumonia menjadi bentuk infeksi yang tidak lazim apabila disebabkan oleh mikroorganisme ini.Paling sering, pneumonia yang disebabkan oleh Streptococcus grup A terjadi secara epidemik pada populasi yang padat pasca suatu jangkitan ISPA. Namun, kasus sporadik juga ditemukan.EpidemiologiDi Amerika penyebab kematian keempat pada usia lanjut (angka kematian 169,7 per 100.000 penduduk). Usia lanjut risiko tinggi pneumonia. Pada orang-orang yang tinggal di rumah sendiri insidens pneumonia berkisar antara 25 - 44 per 1000 orang dan yang tinggal di tempat perawatan 68 - 114 per 1000 orang. 38 orang pneumonia usia lanjut, 43% disebabkan Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae dan virus influenza B; tidak ditemukan bakteri gram negatif.Data WHO/UNICEF tahun 2006, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa. Pneumonia, penyakit akibat bakteri pneumokokus menyebabkan lebih dari 2 juta anak balita meninggal.Menjadi penyebab 1 dari 5 kematian pada anak balita.Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang sering menyerang bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun.Pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita). PenularanInhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar seperti kontak langsung dengan penderita melalui percikan ludah sewaktu bicara, bersin dan batuk dapat memindahkan bakteri ke orang lainAliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lainMigrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paruOrang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Perokok dan peminum alkohol.Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Pasien yang lama berbaring setelah pasca operasi. yang beresiko tinggi terkena pneumonia bakterialManifestasi klinik1. Secara umum:Demam menggigilSuhu tubuh meningkatBatuk berdahak mukoid atau purulenSesak napasKadang nyeri dada

2. Manifestasi Klinik Pneumonia Pneumokokus yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae :Pasien biasanya mengalami demam tinggi, batuk, gelisah, rewel, sukar bernafas atau pernafasan yang cepat. Pada bayi gejalanya tidak khas, seringkali tanpa demam dan batuk. Pada anak-anak kadang mengeluh nyeri kepala, nyeri abdomen disertai muntah. Manifestasi klinis yang terjadi akan berbeda-beda berdasarkan kelompok umur tertentu Pada neonatus: takipneu(napas cepat), retraksi dinding dada, grunting, dan sianosis. Pada bayi yang lebih tua jarang ditemukan grunting, tetapi takipneu, retraksi, sianosis, batuk, panas dan iritasi.Pada anak pra sekolah: demam, batuk (non produktif/produktif), takipneu, dan dispneu yang ditandai dengan retraksi dinding dada.Pada kelompok anak sekolah dan remaja: panas, batuk (non produktif/produkti), nyeri dada akibat iritasi pleura, nyeri kepala, dehidrasi, suara nafas menurun dan letargi.3. Manifestasi Klinik Pneumonia akut legionellosis akibat L. pneumophila:

Legionellosis merupakan penyakit infeksi pernafasan yang dapat dimanifestasikan menjadi dua macam:1. Penyakit Legionnaires Gejala klinis dari penyakit Legionnaires adalah demam, panas dingin dan batuk dengan produksi sputum yang sedikit. Gejala ekstrapulmonari seperti sakit kepala, bingung, kaku otot dan gangguan pencernaan dapat terjadi. Masa inkubasi dari penyakit ini adalah 2-10 hari, umumnya 5-6 hari.

2.Demam PontiacDemam Pontiac lebih jarang terjadi dan bersifat lebih ringan dengan gejala mirip influenza termasuk demam, sakit kepala dan sakit otot, tanpa gejala dari pneumonia. Penyakit ini sering disebut sebagai nonpneumonic legionellosis. Masa inkubasi dari demam Pontiac adalah 5-66 jam, umumnya 24-48 jam.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:1. batuk berdahak (dahaknya bisa menyerupai lendir, berwarna kehijauan atau menyerupai nanah) 2.lelah 3.nyeri dada (sifatnya tajam dan semakin memburuk jika penderita menarik nafas dalam atau batuk)

4. Manifestasi Klinik Pneumonia Haemophilus influenzae :dispnea berat, demam, batuk, dan nyeri dada.5. Manifestasi Klinik Pneumonia StafilokokusPneumonia Stafilokokus adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus.Gejala yang khasdemam dan menggigil lebih lama daripada pneumonia pneumokok.

Pneumonia Stafilokokus adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus.Gejala yang khasdemam dan menggigil lebih lama daripada pneumonia pneumokok.Gejala lain:1.batuk berdahak (dahaknya bisa menyerupai lendir, berwarna kehijauan atau menyerupai nanah) 2.lelah 3.nyeri dada (sifatnya tajam dan semakin memburuk jika penderita menarik nafas dalam atau batuk) 4.abses (pengumpulan nanah) di paru-paru dan kista paru yang mengandung udara (pneumatokelpada anak-anak.5.pengumpulan nanah di ruang pleura (empiema).

DIAGNOSISPNEUMONIASinar X dada akan menunjukkan infiltratPemeriksaan FisikTergantung luas lesi paruPalpasi: fremitus dapat mengerasAuskultasi: suara dasar bronkovesikuler sampai bronkial, suara tambahan bronki basah halus sampai bronki basah kasar pada stadium resolusi.Pemeriksaan PenunjangGambaran radiologis: foto toraks lateral, gambaran infiltrat sampai gambaran konsolidasi (berawan), dapat disertai air bronchogram.Pemeriksaan laboratorium: terdapat peningkatan jumlah leukosit lebih dari 10.000/ul kadang dapat mencapai 30.000/ul.Untuk menentukan diagnosis etiologi dilakukan pemeriksaan biakan dahak, biakan darah, dan serologi.Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia; pada stadium lanjut asidosis respiratorik.

PNEUMONIAPneumonia Pneumokokus 1.Pemeriksaan LaboratoriumCairan pleura menunjukkan eksudat dengan sel polimorfonuklir berkisar 300-100.000/mm3, protein diatas 2,5 g/dl. Pada infeksi streptokokus didapatkan titer antistreptolisin serum meningkat dan dapat menyokong diagnosis.pemeriksaan imunologik dalam mendeteksi baik antigen maupun antibodi spesifik terhadap kuman penyebab. Spesimen yang dipakai ialah darah atau urin. Teknik pemeriksaan yang dikembangkan antara lain counter immunoelectrophoresis, ELISA, latex agglutination atau coaglutination Pneumonia Pneumokokus... 2.Pemeriksaan radiologikGambaran radiologik pneumonia pneumokokus bervariasi dari infiltrat ringan sampai bercak-bercak konsolidasi merata (bronkopneumonia) kedua lapang paru atau konsolidasi pada satu lobus (pneumonia lobaris) Pneumonia Pneumokokus... Pemeriksaan darahHitung sel darahLeukositosis (tdk spesifik); LeukopeniaKultur darahHiponatremia dan mikrohematuria.Laju sedimentasi eritrositPemeriksaan sputumDengan menggunakan antibodi fluoresen spesifik; hasil negatif palsu

Pneumonia Legionela Pemeriksaan urinUji urin untuk memeriksa adanya bakteri L. PneumophiliaTeknik PCR (Polymerase Chain Reaction); sensitivitas lebih tinggiTes HidrosenseAplikasi alat ini mirip dengan alat tes uji kehamilan dan memiliki tingkat sensitivitas yang tinggiPemeriksaan lainnyaX-Ray parubanyak lobus dengan / tanpa efusi pleuraRadiografi pada bagian dada ditemukan bakteri pd bag. Bawah paruPneumonia Legionela... Kultur bakteri yang diambil dari sampel seperti sputum, sapuan tenggorokan, nasopharyngeal sekret, aspirasi trakea, aspirasi paru, cairan pleural, blood, CSF, dan urin.Sinar-x dada sering menunjukan bronkopneumonia difus yang melibatkan banyak lobus.Pneumonia Haemophilus influenzae Pneumonia Stafilokokus Dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi pernafasan yang abnormal. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilkukan:Rontgen dadaBiakan dahakPemeriksaan darah.1.Test Sputum:- Adanya darah mengindikasikan infeksi-Konsistensi dan warnaIdentifikasi bakteriPneumonia Streptokokus grup A...(S. pyogenes)Pneumonia Streptokokus grup A...(S. pyogenes)2. Test Darah*Sel darah putih. Sel darah putih yang meningkat mengindikasikan adanya infeksi.*Kultur darah. Kultur didapat untuk mendeteksi S. pyogenes, namun ia tidak dapat dibedakan dengan organisme berbahaya lainnya*Deteksi antibodi S. pyogenes, sama seperti S. pneumonia *Polymerase Chain Reaction (PCR). PengobatanTergantung tingkat keparahan gejala dan jenis organisme yang menyebabkan infeksiStreptococcus pneumonia : penicillin, ampicillin-clavulanate (Augmentin) dan erythromycinHemophilus influenza : antibiotik, seperti cefuroxime (Ceftin), ampicillin-clavulanate (Augmentin), ofloxacin (Floxin), dan trimethoprim-sulfanethoxazole (Bactrim and Septra)Legionella pneumophilia dan Staphylococcus aureus : antibiotik, seperti erythromycinLanjutan..Sebagai tambahan, dokter juga akan menyarankan istirahat, banyak minum, latihan bernapas, diet yang benar, penekan batuk, penghilang sakit, dan penurun demam, seperti aspirin (untuk dewasa) atau asetaminofen. Pada kasus yang parah, dibutuhkan terapi oksigen dan ventilasi buatanBagian dari pneumonia bervariasi. Masa pemulihan bergantung pada organisme yang terlibat, kesehatan umum orang tersebut dan seberapa cepat dan tepat perhatian medis diperoleh. Mayoritas penderita sembuh secara lengkap selama beberapa minggu, dengan batuk yang bertahan antara enam sampai delapan minggu setelah infeksi hilang

PencegahanMempratekkan hidup sehatMendapatkan vaksin pneumonokokus. Vaksin ini 90% melawan bakteri dan melindungi dari infeksi selama lima sampai sepuluh tahun Makan dengan asupan yang tepatOlahraga secara teraturCukup tidur Tidak merokok