Upload
balaibesartekstil
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
1/12
4/16/2013
1
SOLUSI KEBERLANJUTAN INDUSTRI TPT
NASIONAL MENYONGSONG
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
2015: PELUANG DAN TANTANGAN
Badan PengkajianKebijakan, IklimdanMutu Industri (BPKIMI)
Seminar Tekstil 2013
Bandung, 15 April 2013
Posisi Indonesia Dibanding Beberapa Eksportir Tekstil di Dunia
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
2
Sumber:Trademap, diolah Kemenperin (2011)
Pada tahun 2011, total ekspor
tekstil di dunia mencapai USD756,34 Milyar.
Ekspor tekstil Indonesia pada
tahun 2011 sebesar USD 13,26
Milyar atau sekitar 1,75% dari
total ekspor dunia (berada di
peringkat 16 berdasarkan
negara pengekspor tekstil
terbesar di dunia atau berada
di peringkat 11, apabila Uni
Eropasebagai suatu region).
7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
2/12
4/16/2013
2
Posisi Urutan Nilai Ekspor Tekstil Indonesia Dibanding 20 Negara
Eksportir Tekstil Terbesar di Dunia
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
3
Sumber:Trademap, diolah Kemenperin (2011)
No Negara 2007 2008 2009 2010 2011
Nilai Ekspor
(Milyar USD)
Ranking NilaiEkspor
(Milyar USD)
Ranking Nilai Ekspor
(Milyar USD)
Ranking Nilai Ekspor
(Milyar USD)
Ranking Nilai Ekspor
(Milyar USD)
Ranking
1 China 166,1 1 179,7 1 161,3 1 199,5 1 240,5 1
2 Germany 34,6 4 37,3 4 31,6 3 34,4 2 39,4 2
3 Italy 38,9 3 40,2 2 30,7 4 32,0 4 36,6 3
4 Hong Kong, China 40,8 2 38,8 3 31,9 2 34,3 3 34,6 4
5 India 21,0 7 22,7 6 21,9 5 27,1 5 29,6 5
6 United States of
America (USA)
22,0 6 22,6 7 18,3 7 23,6 6 28,7 6
7 Turkey 22,9 5 23,1 5 19,3 6 21,8 7 25,0 7
8 Bangladesh 10,7 15 14,1 10 14,6 9 17,1 8 22,0 8
9 Viet Nam 8,6 18 10,2 17 10,4 14 13,8 11 17,3 9
10 France 17,9 8 18,4 8 15,1 8 15,1 9 16,5 10
11 Belgium 17,0 9 18,0 9 14,6 10 14,5 10 16,2 11
12 Republic of Korea 13,3 10 13,1 12 11,4 12 13,7 12 15,7 12
13 Netherlands 12,9 11 14,1 11 12,2 11 13,3 13 15,7 13
14 Spain 10,2 16 11,6 13 10,9 13 10,8 17 13,9 1415 Pakistan 10,7 14 10,6 16 9,6 15 11,6 14 13,6 15
16 Indonesia 9,8 17 10,1 18 9,3 18 11,2 16 13,3 1617 Chinese Taipei 11,6 12 10,9 15 9,4 16 11,3 15 12,7 17
18 United Kingdom 11,5 13 11,0 14 9,3 17 10,1 18 11,7 18
19 Japan 8,4 19 8,7 19 7,4 19 8,6 19 9,9 19
20 Thailand 7,0 21 7,2 20 6,5 20 7,8 20 8,4 20
Posisi Urutan Nilai Ekspor Tekstil Indonesia Dibanding Eksportir
Tekstil Terbesar di Dunia (termasuk Uni Eropa)
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
4
Sumber:Trademap, diolah Kemenperin (2011)
No Negara 2007 2008 2009 2010 2011
Nilai Ekspor
(Milyar USD)
Ranking Nilai Ekspor
(Milyar USD)
Ranking Nilai Ekspor
(Milyar USD)
Ranking Nilai Ekspor
(Milyar USD)
Ranking Nilai Ekspor
(Milyar USD)
Ranking
1 UE (27) 189,8 1 199,7 1 164,1 1 172,2 2 198,8 2
2 China 166,1 2 179,7 2 161,3 2 199,5 1 240,5 1
3 Hong Kong, China 40,8 3 38,8 3 31,9 3 34,3 3 34,6 3
4 India 21,0 6 22,7 5 21,9 4 27,1 4 29,6 4
5 United States ofAmerica
22,0 5 22,6 6 18,3 6 23,6 5 28,7 5
6 Turkey 22,9 4 23,1 4 19,3 5 21,8 6 25,0 6
7 Bangladesh 10,7 10 14,1 7 14,6 7 17,1 7 22,0 7
8 Viet Nam 8,6 12 10,2 11 10,4 9 13,8 8 17,3 8
9 Republic of Korea 1 3,3 7 13,1 8 11,4 8 13,7 9 15,7 9
10 Pakistan 10,7 9 10,6 10 9,6 10 11,6 10 13,6 10
11 Indonesia 9,8 11 10,1 12 9,3 12 11,2 12 13,3 1112 Chinese Taipei 11,6 8 10,9 9 9,4 11 11,3 11 12,7 12
13 Japan 8,4 13 8,7 13 7,4 13 8,6 13 9,9 13
14 Thailand 7,0 15 7,2 14 6,5 14 7,8 14 8,4 14
15 Mexico 7,3 14 6,9 15 5,7 15 6,3 15 6,8 15
16 Australia 3,3 21 2,8 23 2,3 24 3,4 18 6,2 16
17 Cambodia 2,7 25 3,0 22 2,5 22 3,1 20 5,4 17
18 Tunisia 4,1 16 4,2 16 3,5 16 3,5 17 4,3 18
19 Sri Lanka 3,4 20 3,5 19 3,3 18 3,6 16 4,3 19
20 Morocco 3,8 18 3,7 17 3,4 17 3,3 19 4,1 20
7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
3/12
4/16/2013
3
6,65
6,70
6,75
6,80
6,85
6,90
2011 2012
11,50
12,00
12,50
13,00
13,50
14,00
2011 2012
Ekspor-Impor Tekstil 2012 dibanding 2011 (USD Milyar)
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
5
Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)
5,96% 1,04%
Ekspor Menurun Impor Meningkat
Kontribusi Ekspor Tekstil Terhadap Total Ekspor Produk Industri
Indonesia
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
6
Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)
9,50%
10,00%
10,50%
11,00%11,50%
12,00%
12,50%
13,00%
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Ekspor Industri 76.430 88.352 73.436 98.015 122.189 116.145
Ekspor Tekstil 9.790 10.116 9.245 11.206 13.234 12.446
Nilai (US$ Juta)
7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
4/12
4/16/2013
4
Negara Asal Impor Tekstil Indonesia
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
7
REP RAKYAT
CINA; 29,45
KOREA
SELATAN,
17.06
HONGKONG,
8.40
TAIWAN; 7,87
BRASILIA; 4,45
THAILAND,
4.09
LAINNYA,
28.69
Impor tekstil Indonesia didominasi oleh produk
tekstil asal China yang mencapai 29,45% dari totalimpor produk tekstil, kemudian Korea Selatan
sekitar 17%dan Hongkong lebih dari 8%. Importekstil Indonesia dari ASEAN sekitar 9,57%
Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)
Negara Jumlah Penduduk
(orang)
Persentase
Brunai Darussalam 401.890 0,07
Burma 58.840.000 9,75
Kamboja 13.388.910 2,22
Laos 6.477.211 1,07
Malaysia 27.565.821 4,57
Pilipina 101.833.938 16,87
Singapura 5.076.700 0,84
Thailand 66.720.153 11,05
Vietnam 85.846.997 14,22
Indonesia 237.556.363 39,35
Total 603.707.983 100,00
Sumber: ASEAN Sekretariat dan Wikipedia, diolah Kemenperin(20 11)
Indonesia menjadipasar terbesar di
ASEAN, denganjumlah penduduk
yang mencapai lebih
dari39% daritotal
ASEAN
TINGGINYA JUMLAH PENDUDUK ASEAN
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
8
7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
5/12
4/16/2013
5
Perdagangan Intra ASEAN Tahun 2011
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
9
Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)
Country Trade with World Trade with ASEANN
Exports Imports Exports Share toWorld
Imports Sharet oWorld
BruneiDarussalam
12362.3 2460.0 1721.1 13.92% 1191.1 48.42%
Cambodia 6710.6 6133.6 833.7 12.42% 2170.1 35.38%
Indonesia 203496.7 177435.6 42098.9 20.69% 57254.3 32.27%
Lao DPR 1746.5 2209.4 959.8 54.96% 1570.5 71.08%
Malaysia 228179.1 187542.8 56049.7 24.56% 52090.0 27.77%
Myanmar 8119.2 6805.9 3957.4 48.74% 3250.3 47.7%
Philippines 48042.2 63079.4 8635.3 17.97% 15040.3 23.61%
Singapore 409443.5 365709.1 127544.5 31.15% 78126.4 21.36%
Thailand 228820.7 230083.6 72226.6 31.56% 39224.2 17.05%
Vietnam 95365.6 104216.5 13504.8 14.16% 20793.2 19.95%
Negara Tujuan Ekspor Tekstil Indonesia Tahun 2012
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
10
Amerika Serikat merupakan
pangsa pasar utama produktekstil Indonesia, disusul
dengan Jepang danJerman.
Ekspor tekstil ke ASEANhanya sekitar 6,34%.
Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)
AMERIKA SERIKAT;
32,89
JEPANG; 8,58
JERMAN; 5,00TURKI; 4,53KOREA
SELATAN; 4,45
REP RAKYAT CINA;
3,60
UNI EM IRAT ARAB;
3,29
LAINNYA; 37,66
7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
6/12
4/16/2013
6
China; 40,16
Bangladesh; 9,06
Viet Nam; 7,82
Mexico; 6,69
Indonesia; 5,78
India; 5,06
Italy; 2,49
Lainnya; 22,94
Pangsa Pasar Produk Garmen di Amerika
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
11
Amerika Serikat merupakan
pangsa pasar utama produktekstil Indonesia, termasuk
garmen. Namun saat ini, pasar garmen
di Amerika Serikat dikuasaioleh China
Bahkan, Indonesia sudah sulitbersaing dengan Bangladesh,
Vietnam dan Meksiko.
Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)
Pangsa Pasar Produk Garmen di Jepang
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
12
Jepang merupakan pangsa
pasar terbesar kedua produktekstil Indonesia, termasuk
garmen. Saat ini, pasar garmen di
Jepang juga dikuasai olehChina yang mencapai lebih
dari 70% Indonesia kalah bersaing
dengan Vietnam danMyanmar.
Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)
China ; 73,94
Viet Nam; 8,03
Italy; 3,45
Myanmar; 2,39
Indonesia; 2,05 Bangladesh; 1 ,69India,
1.58
7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
7/12
4/16/2013
7
Pangsa Pasar Produk Garmen di Jerman
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
13
Jerman merupakan pangsa
pasar terbesar ketiga produktekstil Indonesia, termasuk
garmen. Saat ini, pasar garmen di
Jerman juga dikuasai olehChina yang mencapai lebih
dari 25% Indonesia hanya mampu
menguasai pasar garmenJerman sekitar 1,97%, atau
hanya berada di peringkat ke-15.
Sumber:BPS, diolah Kemenperin (2013)
No. Negara % PenguasaanPasar
1 China 26.35
2 Bangladesh 7.04
3 Netherlands 6.43
4 Turkey 6.35
5 Poland 5.71
6 Italy 5.22
7 Romania 3.54
8 India 2.94
9 Viet Nam 2.79
10 Denmark 2.74
11 France 2.60
12 Bulgaria 2.2413 United Kingdom 2.19
14 Belgium 2.13
15 Indonesia 1.97Lainnya 19.77
Daya Saing Produk Tekstil Indonesia Dibanding Beberapa
Negara Eksportir Tekstil Utama Dunia
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
14
Indonesia memiliki daya saing produk tekstiltertinggidibanding produsen tekstil utama dunia untuk produk
serat stapel buatan (HS 55) dan filamen buatan, stripdansejenisnya daribahan tekstil buatan (HS54).
Untuk kelompok produk tekstil lainnya, Indonesia
relatif masih sulit bersaing dengan produsen tekstil
utama dunia, kecuali untuk produk pakaian dan
aksesoripakaian bukan rajutanatau kaitan (HS62).
Berdasarkan analisis RCA pda
tahun 2011, untuk 14 kelompok
produk tekstil (HS 2 digit),
Indonesia masih memiliki daya
saing yang relatif cukup tinggi,meski masih di bawah 4
produsen tekstil utama dunia
(China, Italy, Hongkong, dan
India).
7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
8/12
4/16/2013
8
Daya Saing Produk Tekstil Indonesia Dibanding Beberapa
Eksportir Tekstil di ASEAN (ASEAN 6)
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
15
Indonesia memiliki daya saing produk tekstil tertinggi dibandingprodusen tekstil ASEAN 6 untuk produkserat stapel buatan (HS 55)
dan filamen buatan, strip dan sejenisnya dari bahan tekstil buatan(HS54).
Untuk kelompok produk tekstil lainnya, Indonesia relatif masih bisa
bersaing dengan produsen tekstildi ASEAN.
Semakin pesatnya kemajuan industri tekstil Vietnam, menjadi
ancaman yang serius untukindustri tekstildalam negeri.
Berdasarkan analisis RCA
pada tahun 2011, untuk 14
kelompok produk tekstil (HS
2 digit = TPT), Indonesia
memiliki daya saingtertinggi kedua di ASEAN,
dibawah Vietnam.
Kinerja Logistik Indonesia
16
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
No. Negara Peringkat Peringkat Subindexes 2012
2007 2010 2012 Customs Infrastructure International
shipments
Logistics
quality and
competence
Tracking and
tracing
Timeliness
1 S in ga pu ra 1 2 1 1 2 2 6 6 1
2 H ong Kong 8 13 2 3 7 1 5 5 4
3 Jepang 6 7 8 11 9 14 9 9 6
4 K orea Se la ta n 25 23 21 23 22 12 22 22 21
5 China 30 27 26 30 26 23 28 31 30
6 Ma la ys ia 27 29 29 29 27 26 30 28 28
7 Tha ila nd 31 35 38 42 44 35 49 45 39
8 India 39 47 46 52 56 54 38 54 44
9 P il ipina 65 44 52 67 62 56 39 39 69
10 Vietnam 53 53 53 63 72 39 82 47 38
11 Indonesia 43 75 59 75 85 57 62 52 421 2 K am bo ja 81 129 101 108 128 101 103 78 104
13 Laos 117 118 109 93 106 123 104 111 118
1 4 Burma 147 133 129 122 133 116 110 129 140
Sumber: The Logisti cs Performance Index and Its Indicators, World Bank (2012)
Kinerja logistik Indonesia pada tahun 2012 mengalami peningkatan dibandinng tahun sebelumnya, yaknidariperingkatke-75menjadiperingkatke-59dari155negara.
Infrastruktur merupakan kendala terbesar, karena mendapatkan penilaian terburuk diantara komponen
penilaian lainnya untuk Indonesia.
Penilaian infrastruktur yang dilakukan oleh World Bank menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-85dari155 negaradi dunia.
7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
9/12
4/16/2013
9
Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan
Produk Tekstil
17
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
Program ini bertujuan untuk memodernisasi permesinan ITPT yang kebanyakan
telah tua, untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas kualitas, termasuk kualitaslingkungan.
Program restrukturisasi Mesin/Peralatan I TPT telah dilaksanakan sejak tahun
2007 -2011,dimana program ini terbagi dalam 2 skema yaitu:
1. Pemberian Memberikan potongan harga sebesar 10% dari nilai investasi
(2007-2011).
2. Memberikan kredit dengan suku bunga rendah (7%/tahun) dengan sistimmodal padanan yaitu 70% Kemenperin, 10% LPP & 20% dunia usaha
dengan masa pinjaman maks 5 tahun dengan nilai kredit Rp. 100 juta s/d Rp.5 M/perusahaan/Tahun Anggaran (2007-2009)
Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Tekstil dan
Produk Tekstil Tahun 2007-2011
18
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
Anggaran :Rp 1,101 Triliun
Penyerapan :
Rp 781,216 Miliar
Peserta :
322 Perusahaan
InvestasiRp 7,87 Triliun
Penyerapan Tenaga Kerja61.000Orang
Peningkatan Produksi
15 % - 28 %
Penurunan Konsumsi Energi
10% -22%
Peningkatan Produktivitas
7% - 17%
7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
10/12
4/16/2013
10
Upaya Lainnya Yang Telah dan Akan Dilakukan Pemerintah
Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Industri TPT
19
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
1. Pengembangan Teknologi Produksi ITPT melalui kerjasama dengan negara
berteknologi maju, sebagaimana telah diimplementasikan dalampilot projectNEDO
di bidang dyeing & finishing yang hemat energi (52%), air (38%) dan bahan kimia
(20-25%) diPT. Daliatex Bandung
2. Audit teknologi untuk beberapa industri tahun 2009-2010 atas bantuan NEDO
3. Memfasilitasi industri TPT untuk memperoleh fasilitas BMDTP bagi importasi bahan
baku/bahan penolong yang belum diproduksi di dalam negeri, (2009-sekarang)
polipropilene untuk industri karpet)
4. Mengembangkan standard produk tekstil (SNI) untuk mendorong pencapaian
tingkat mutu yang unggul serta keamanan dan keselamatan, serta pengembangan
standard kompetensitenaga kerja industri tekstil (SKKNI)
5. Mengembangkan lembaga penelitian yang kegiatannya sinergi dengan kebutuhan
ITPT serta pendirian pusat-pusat pelatihan operator garmen, seperti di Semarang,
Jakartadanlainnya.
Upaya Lainnya Yang Telah dan Akan Dilakukan Pemerintah
Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Industri TPT
20
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
6. Mengembangkan lembaga pendidikan Tekstil yang mampu menghasilkan tamatan yang
memenuhi harapan dunia kerja
7. Mengkolaborasikan antara Produsen Tekstil dengan para Designer dalam rangka
meningkatkan daya saing produk TPT Nasional baik di pasar dalam negeri maupun
ekspor
8. Pelaksanaan Program Audit Energi dan Bimbingan Konservasi Energi (tahun 2006-tahun
2009)
9. Promosi produkTPT melalui Pameran baik di dalammaupun di luar Negeri
10. Pengembangan Industri TPT melalui Pendekatan Klaster dengan meningkatkan
kerjasama antara industri hulu, industri antara dan industri hilir untuk memperpanjang
rantai nilai dalam rangka meningkatkan nilai tambah di dalam negeri dan membentuk
forum-forum, workinggroup dan pertemuan antaranggota klaster
11. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait dalam
rangka menyelesaikan masalah yang menghambat pengembangan klaster ITPT (misal:
masalah banjir, sarana jalan,transportasi,perizinan dll.
7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
11/12
4/16/2013
11
TERIMA KASIH
Negara Industri
Tangguh Dunia
Tahun 2025
Badan PengkajianKebijakan, Iklim dan MutuIndustri(BPKIMI)
Lt. 19 GedungKementerian Perindustrian
Jl. Ga totSubroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950
www.kemenperin.go.id
Keterangan HS
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
22
HS Keterangan
50 Sutra Silk
51Wol, bulu hewanhalusataukasar; benang bulukudadan kain
tenunanWool, a nimal hair, horsehair yarn and fabric thereof
52 Kapas Cotton
53
Serat tekstil nabati lainnya; benangkertasdan kaintenunan
dari benangkertas Vegetable textil e fibres nes, paper yarn, woven fabric54 Fil amen buatan; strip dan sejenisnya daribahantekstil buatanManmade filaments
55 Serat stapel buatan Manmade staple fibres
56
Gumpalan, kainkempada nbukan tenunan; benang khusus;
benang pintal, tali, tambangdan kabelserta barang
daripadanyaWadding, felt, nonwovens, yarns, twine, cordage, etc
57 Karpet dan tekstil penutup lantai lainnya Carpets and other textile floor coverings
58Kai n tenunan khusus; kain tekstilberjumbai; renda; permadani
dinding; hiasan; sulamanSpeci al woven or tufted fabric, lace, tapestry etc
59Kai n tekstil diresapi, dilapisi, ditutupiatau dilaminasi; barang
tekstil darij enisyang cocok untukkeperluani ndustryImpregnated, coated or laminated texti le fabric
60 Kai n rajutan atau kain kaitan Knitted or crocheted fabric
61 Pakaian dan aksesori pakaian, barang rajutan atau kaitan Articles of apparel, accessories, knit or crochet
62 Pakaian dan aksesori pakaian, bukan rajutan atau kaitan Articles of apparel, accessories, not knit or crochet
63Barang tekstilsudah jadil ainnya; set; pakaianbekas dan
bara ngtekstilbekas; gombalOther made textile articles, sets, worn clothing etc
7/28/2019 Solusi Keberlanjutan Industri TPT Nasional Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015
12/12
4/16/2013
Analisis Revealed Comparative Advantage (RCA)
Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI)
23
Analisis RCA adalah indikator yang bisa menunjukkan perubahan keunggulan komparatifatau perubahan tingkat daya
saing industri komoditi suatu negara relatif daya saing dunia. Indeks RCA menunjukkan keunggulan komparatif atau daya
saing ekspor dan impor dari suatunegara dalam suatukomoditas terhadap daya saingkomoditi yang sama secara global.
Secara matematis,I ndeksRCA dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Xik = nilai ekspor komoditas k dari negarai
Xi = nilaiekspor total(produk kdan lainnya)dari negarai
Xjk = nilai ekspor komoditas k dunia
Xj = nilai ekspor totaldunia j
Jika nilai nilai RCA suatu negara untukkomoditas tertentu adalah lebihbesar dari satu (1), maka negara bersangkutanmemiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata negara lain untukkomoditas tersebut. Sebaliknya, bila lebih kecil dari satu
(1), berarti keunggulan komparatif untuk komoditis tersebut tergolong rendah, di bawah rata-rata negara lain. Semakinbesarnilai indeks, semakint inggipula tingkat keunggulan komparatifnya.
X
X
X
X
RCA
k
i
ik