12
Suku Banjar 1 Suku Banjar Suku Banjar Jumlah populasi kurang lebih 2,5 juta. Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan Kalimantan Selatan:2.271.586(2000). Bahasa Banjar, Indonesia, Melayu, dan lain-lain. Agama Islam. Kelompok etnis terdekat Melayu, Kutai, Jawa, Dayak ( Bukit, Bakumpai, Ngaju, Maanyan, Lawangan, ) Profil pembesar Kerajaan Banjar sekitar tahun 1850 koleksi Museum Lambung Mangkurat. Sukubangsa Banjar adalah suku bangsa yang menempati sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur dan sebagian Kalimantan Tengah terutama kawasan dataran dan bagian hilir dari Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah tersebut. Suku bangsa Banjar berasal dari daerah Banjar yaitu wilayah inti dari Kesultanan Banjar meliputi DAS Barito bagian hilir, DAS Bahan (Negara), DAS Martapura dan DAS Tabanio. Kesultanan Banjar sebelumnya meliputi wilayah provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, kemudian terpecah di sebelah barat menjadi kerajaan Kotawaringin yang dipimpin Pangeran Dipati Anta Kasuma dan di sebelah timur menjadi kerajaan Tanah Bumbu yang dipimpin Pangeran Dipati Tuha yang berkembang menjadi beberapa daerah : Sabamban, Pegatan, Koensan, Poelau Laoet, Batoe Litjin, Cangtoeng, Bangkalaan, Sampanahan, Manoenggoel, dan Tjingal. Wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur merupakan tanah rantau primer, selanjutnya dengan budaya madam, orang Banjar merantau hingga ke luar pulau.

SUKU BANJAR

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SUKU BANJAR

Suku Banjar 1

Suku Banjar

Suku Banjar

Jumlah populasi

kurang lebih 2,5 juta.

Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan

Kalimantan Selatan:2.271.586(2000).

Bahasa

Banjar, Indonesia, Melayu, dan lain-lain.

Agama

Islam.

Kelompok etnis terdekat

Melayu, Kutai, Jawa, Dayak ( Bukit, Bakumpai, Ngaju, Maanyan, Lawangan, )

Profil pembesar Kerajaan Banjar sekitar tahun 1850koleksi Museum Lambung Mangkurat.

Sukubangsa Banjar adalah suku bangsa yang menempatisebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, sebagianKalimantan Timur dan sebagian Kalimantan Tengah terutamakawasan dataran dan bagian hilir dari Daerah Aliran Sungai (DAS)di wilayah tersebut. Suku bangsa Banjar berasal dari daerah Banjaryaitu wilayah inti dari Kesultanan Banjar meliputi DAS Baritobagian hilir, DAS Bahan (Negara), DAS Martapura dan DASTabanio. Kesultanan Banjar sebelumnya meliputi wilayah provinsiKalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, kemudian terpecah disebelah barat menjadi kerajaan Kotawaringin yang dipimpinPangeran Dipati Anta Kasuma dan di sebelah timur menjadikerajaan Tanah Bumbu yang dipimpin Pangeran Dipati Tuha yangberkembang menjadi beberapa daerah : Sabamban, Pegatan,Koensan, Poelau Laoet, Batoe Litjin, Cangtoeng, Bangkalaan,Sampanahan, Manoenggoel, dan Tjingal. Wilayah KalimantanTengah dan Kalimantan Timur merupakan tanah rantau primer,selanjutnya dengan budaya madam, orang Banjar merantau hinggake luar pulau.

Page 2: SUKU BANJAR

Suku Banjar 2

Menurut Alfani Daud (1997), suku bangsa Banjar adalah suku asli sebagian besar wilayah Provinsi KalimantanSelatan, kecuali di Kabupaten Kota Baru.

Asal usul suku BanjarSuku bangsa Banjar diduga berintikan penduduk asal Sumatera atau daerah sekitarnya, yang membangun tanah airbaru di kawasan ini sekitar lebih dari seribu tahun yang lalu. Setelah berlalu masa yang lama sekali akhirnya,-setelahbercampur dengan penduduk yang lebih asli, yang biasa dinamakan sebagai suku Dayak, dan denganimigran-imigran yang berdatangan belakangan-terbentuklah setidak-tidaknya tiga subsuku, yaitu (Banjar)Pahuluan, (Banjar) Batang Banyu, dan Banjar (Kuala).

Orang Pahuluan pada asasnya ialah penduduk daerah lembah-lembah sungai (cabang sungai Negara) yang berhuluke pegunungan Meratus, orang Batang Banyu mendiami lembah sungai Negara, sedangkan orang Banjar (Kuala)mendiami sekitar Banjarmasin (dan Martapura).Bahasa yang mereka kembangkan dinamakan bahasa Banjar, yang pada asasnya adalah bahasa Melayu Sumateraatau sekitarnya-, yang di dalamnya terdapat banyak kosa kata asal Dayak dan asal Jawa.Nama Banjar diperoleh karena mereka dahulu-sebelum dihapuskan pada tahun 1860, adalah warga KesultananBanjarmasin atau disingkat Banjar, sesuai dengan nama ibukotanya pada mula berdirinya. Ketika ibukotadipindahkan ke arah pedalaman, terakhir di Martapura, nama tersebut nampaknya sudah baku atau tidak berubahlagi.

Banjar PahuluanSangat mungkin sekali pemeluk Islam sudah ada sebelumnya di sekitar keraton yang dibangun di Banjarmasin, tetapipengislaman secara massal diduga terjadi setelah raja, Pangeran Samudera yang kemudian dilantik menjadi SultanSuriansyah, memeluk Islam diikuti warga kerabatnya, yaitu bubuhan raja-raja. Perilaku raja ini diikuti elit ibukota,masing-masing tentu menjumpai penduduk yang lebih asli, yaitu suku Dayak Bukit, yang dahulu diperkirakanmendiami lembah-lembah sungai yang sama. Dengan memperhatikan bahasa yang dikembangkannya, suku DayakBukit adalah satu asal usul dengan cikal bakal suku Banjar, yaitu sama-sama berasal dari Sumatera atau sekitarnya,tetapi mereka lebih dahulu menetap. Kedua kelompok masyarakat Melayu ini memang hidup bertetangga tetapi,setidak-tidaknya pada masa permulaan, pada asasnya tidak berbaur.Jadi meskipun kelompok suku Banjar (Pahuluan) membangun pemukiman di suatu tempat, yang mungkin tidakterlalu jauh letaknya dari balai suku Dayak Bukit, namun masing-masing merupakan kelompok yang berdiri sendiri.Untuk kepentingan keamanan, dan atau karena memang ada ikatan kekerabatan, cikal bakal suku Banjarmembentuk komplek pemukiman tersendiri.Komplek pemukiman cikal bakal suku Banjar (Pahuluan) yang pertama ini merupakan komplek pemukimanbubuhan, yang pada mulanya terdiri dari seorang tokoh yang berwibawa sebagai kepalanya, dan warga kerabatnya,dan mungkin ditambah dengan keluarga-keluarga lain yang bergabung dengannya.Model yang sama atau hampir sama juga terdapat pada masyarakat balai di kalangan masyarakat Dayak Bukit, yangpada asasnya masih berlaku sampai sekarang. Daerah lembah sungai-sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus ininampaknya wilayah pemukiman pertama masyarakat Banjar, dan di daerah inilah konsentrasi penduduk yang banyaksejak zaman kuno, dan daerah inilah yang dinamakan Pahuluan. Apa yang dikemukakan di atas menggambarkanterbentuknya masyarakat (Banjar) Pahuluan, yang tentu saja dengan kemungkinan adanya unsur Dayak Bukit ikutmembentuknya

Page 3: SUKU BANJAR

Suku Banjar 3

Banjar Batang BanyuMasyarakat (Banjar) Batang Banyu terbetuk diduga erat sekali berkaitan dengan terbentuknya pusat kekuasaan yangmeliputi seluruh wilayah Banjar, yang barangkali terbentuk mula pertama di hulu sungai Negara atau cabangnyayaitu sungai Tabalong. Selaku warga yang berdiam di ibukota tentu merupakan kebanggaan tersendiri, sehinggamenjadi kelompok penduduk yang terpisah.Daerah tepi sungai Tabalong adalah merupakan tempat tinggal tradisional dari suku Dayak Maanyan (danLawangan), sehingga diduga banyak yang ikut serta membentuk subsuku Batang Banyu, di samping tentu sajaorang-orang asal Pahuluan yang pindah ke sana dan para pendatang yang datang dari luar.Bila di Pahuluan umumnya orang hidup dari bertani (subsistens), maka banyak di antara penduduk Batang Banyuyang bermata pencarian sebagai pedagang dan pengrajin.

Banjar KualaKetika pusat kerajaan dipindahkan ke Banjarmasin (terbentuknya Kesultanan Banjarmasin), sebagian wargaBatang Banyu (dibawa) pindah ke pusat kekuasaan yang baru ini dan, bersama-sama dengan penduduk sekitarkeraton yang sudah ada sebelumnya, membentuk subsuku Banjar.Di kawasan ini mereka berjumpa dengan suku Dayak Ngaju , yang seperti halnya dengan dengan masyarakatDayak Bukit dan masyarakat Dayak Maanyan atau Lawangan , banyak di antara mereka yang akhirnya meleburke dalam masyarakat Banjar, setelah mereka memeluk agama Islam.Mereka yang bertempat tinggal di sekitar ibukota kesultanan inilah sebenarnya yang dinamakan atau menamakandirinya orang Banjar, sedangkan masyarakat Pahuluan dan masyarakat Batang Banyu biasa menyebut dirinyasebagai orang (asal dari) kota-kota kuno yang terkemuka dahulu. Tetapi bila berada di luar Tanah Banjar, mereka itutanpa kecuali mengaku sebagai orang Banjar.(Alfani Daud, Islam dan Asal Usul Masyarakat Banjar)

Inti Suku BanjarMenurut Alfani Daud (Islam dan Masyarakat Banjar, 1997), inti suku Banjar adalah para pendatang Melayu dariSumatera dan sekitarnya, sedangkan menurut Idwar Saleh justru penduduk asli suku Dayak (yang kemudianbercampur membentuk kesatuan politik sebagaimana Bangsa Indonesia dilengkapi dengan bahasa Indonesia-nya).Menurut Idwar Saleh (Sekilas Mengenai Daerah Banjar dan Kebudayaan Sungainya Sampai Akhir Abad ke-19,1986): " Demikian kita dapatkan keraton keempat adalah lanjutan dari kerajaan Daha dalam bentuk kerajaan BanjarIslam dan berpadunya suku Ngaju, Maanyan dan Bukit sebagai inti. Inilah penduduk Banjarmasih ketika tahun 1526didirikan. Dalam amalgamasi (campuran) baru ini telah bercampur unsur Melayu, Jawa, Ngaju, Maanyan, Bukit dansuku kecil lainnya diikat oleh agama Islam, berbahasa Banjar dan adat istiadat Banjar oleh difusi kebudayaan yangada dalam keraton....Di sini kita dapatkan bukan suku Banjar, karena kesatuan etnik itu tidak ada, yang ada adalahgrup atau kelompok besar yaitu kelompok Banjar Kuala, kelompok Banjar Batang Banyu dan Banjar Pahuluan.Yang pertama tinggal di daerah Banjar Kuala sampai dengan daerah Martapura. Yang kedua tinggal di sepanjangsungai Tabalong dari muaranya di sungai Barito sampai dengan Kelua. Yang ketiga tinggal di kaki pegununganMeratus dari Tanjung sampai Pelaihari. Kelompok Banjar Kuala berasal dari kesatuan-etnik Ngaju, kelompok BanjarBatang Banyu berasal dari kesatuan-etnik Maanyan, kelompok Banjar Pahuluan berasal dari kesatuan-etnik Bukit.Ketiga ini adalah intinya. Mereka menganggap lebih beradab dan menjadi kriteria dengan yang bukan Banjar, yaitugolongan Kaharingan, dengan ejekan orang Dusun, orang Biaju, Bukit dan sebagainya".Selanjutnya menurut Idwar Saleh (makalah Perang Banjar 1859-1865, 1991): "Ketika Pangeran Samudera mendirikan kerajaan Banjar ia dibantu oleh orang Ngaju, dibantu patih-patihnya seperti patih Balandean, Patih Belitung, Patih Kuwin dan sebagainya serta orang Bakumpai yang dikalahkan. Demikian pula penduduk Daha yang dikalahkan sebagian besar orang Bukit dan Manyan. Kelompok ini diberi agama baru yaitu agama Islam, kemudian

Page 4: SUKU BANJAR

Suku Banjar 4

mengangkat sumpah setia kepada raja, dan sebagai tanda setia memakai bahasa ibu baru dan meninggalkan bahasaibu lama. Jadi orang Banjar itu bukan kesatuan etnis tetapi kesatuan politik, seperti bangsa Indonesia".Menurut Tim Haeda dalam Islam Banjar; Tentang Akar Kultural dan Revitalisasi Citra Masyarakat Religius (2009:76), secara sosio-historis masyarakat Banjar adalah kelompok sosial heterogen yang terkonfigurasi dari berbagaisukubangsa dan ras yang selama ratusan tahun telah menjalin kehidupan bersama, sehingga kemudian membentukidentitas etnis (suku) Banjar. Artinya, kelompok sosial heterogen itu memang terbentuk melalui proses yang tidaksepenuhnya alami (priomordial), tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang cukup kompleks.Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Suku Banjar terbagi 3 subetnis berdasarkan teritorialnya dan unsurpembentuk suku berdasarkan persfeketif kultural dan genetis yang menggambarkan masuknya penduduk pendatangke wilayah penduduk asli Dayak:1. Banjar Pahuluan adalah campuran Melayu dan Bukit (Bukit sebagai ciri kelompok)2. Banjar Batangbanyu adalah campuran Melayu, Maanyan, Lawangan, Bukit dan Jawa (Maanyan sebagai ciri

kelompok)3. Banjar Kuala adalah campuran Melayu, Ngaju, Barangas, Bakumpai, Maanyan, Lawangan, Bukit dan Jawa

(Ngaju sebagai ciri kelompok)Dengan mengambil pendapat Idwar Saleh tentang inti suku Banjar, maka percampuran suku Banjar dengan sukuDayak Ngaju/suku serumpunnya (Kelompok Barito Barat) yang berada di sebelah barat Banjarmasin (KalimantanTengah) dapat kita asumsikan sebagai kelompok Banjar Kuala juga. Di sebelah utara Kalimantan Selatan terjadipercampuran suku Banjar dengan suku Maanyan/suku serumpunnya (Kelompok Barito Timur) seperti Dusun,Lawangan dan suku Pasir di Kalimantan Timur yang juga berbahasa Lawangan, dapat kita asumsikan sebagaikelompok Banjar Batang Banyu. Percampuran suku Banjar di tenggara Kalimantan yang banyak terdapat suku Bukitkita asumsikan sebagai Banjar Pahuluan.

Agama Islam dan suku BanjarMenurut Alfani Daud (1997:6):"Islam telah menjadi ciri masyarakat Banjar sejak berabad-abad yang silam. Islam juga telah menjadi identitasmereka, yang membedakannya dengan kelompok-kelompok Dayak yang ada di sekitarnya, yang umumnya masihmenganut religi sukunya. Memeluk Islam merupakan kebanggaan tersendiri, setidak-tidaknya dahulu, sehinggaberpindah agama di kalangan masyarakat Dayak dikatakan sebagai "babarasih" (membersihkan diri) di sampingmenjadi orang Banjar."Menurut Irfan Noor dalam "Islam dan Universum simbolik Urang Banjar" bahwa : Masyarakat Banjar bukanlahsuatu yang hadir begitu saja, tapi ia merupakan konstruksi historis secara sosial suatu kelompok manusia yangmenginginkan suatu komunitas tersendiri dari komunitas yang ada di kepulauan Kalimantan. Selanjutnyamenurutnya : Etnik Banjar merupakan bentuk pertemuan berbagai kelompok etnik yang memiliki asal usul beragamyang dihasilkan dari sebuah proses sosial masyarakat yang ada di daerah ini dengan titiuk berangkat pada prosesIslamisasi yang dilakukan oleh Demak sebagai syarat berdirinya Kesultanan Banjar. Menurutnya pula : "Banjar"sebelum berdirinya Kesultanan Islam Banjar belumlah bisa dikatakan sebagai sebuah ksesatuan identitas suku atauagama, namun lebih tepat merupakan identitas yang merujuk pada kawasan teritorial tertentu yang menjadi tempattinggal.

Suku Banjar di Kalimantan TimurSuku Banjar (Banjar Samarinda) di Kalimantan Timur sering disebut juga suku Melayu, merupakan 15 % daripopulasi penduduk. Suku Banjar terdapat seluruh kabupaten dan kota di Kaltim. Suku Banjar Kaltim lebih banyakpopulasinya dibandingkan suku Kutai, maupun suku Dayak setempat. Beberapa kecamatan yang terdapat banyaksuku Banjarnya misalnya Kecamatan Kenohan, Kutai Kartanegara dan Jempang, Kutai Barat, Samarinda Barat,Samarinda Timur (Samarinda), Balikpapan, Tarakan dan di muara sungai Kelay, Berau.

Page 5: SUKU BANJAR

Suku Banjar 5

Migrasi suku Banjar (Batang Banyu) ke Kalimantan Timur terjadi tahun 1565 yaitu orang-orang Amuntai yangdipimpin Aria Manau (ayahanda Puteri Petung) dari Kerajaan Kuripan (versi lainnya dari Kerajaan Bagalong diKelua, Tabalong) yang merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Sadurangas (Kesultanan Pasir [1]) di daerah Pasir,selanjutnya suku Banjar juga tersebar di daerah lainnya di Kalimantan Timur. Organisasi Suku Banjar di KalimantanTimur adalah Kerukunan Bubuhan Banjar-Kalimantan Timur (KBB-KT).

Suku Banjar di Kalimantan TengahSuku Banjar di Kalimantan Tengah sering pula disebut "Banjar Melayu Pantai" atau "Banjar Dayak", maksudnyasuku Banjar yang terdapat di daerah Dayak Besar yaitu nama lama Kalimantan Tengah. Suku Banjar merupakan 25% dari populasi penduduk dan sebagai suku terbanyak di Kalteng dibanding suku Dayak Ngaju, suku DayakBakumpai, Suku Dayak Sampit dan lain-lain. Perkampungan suku Banjar Kalteng terutama terdapat daerah kualadari sungai Mentaya, Kotawaringin Timur dan sungai Seruyan, Seruyan misalnya desa Tanjungrangas danPematangpanjang.Migrasi suku Banjar (Banjar Kuala) ke Kalimantan Tengah terutama terjadi pada masa pemerintahan Sultan BanjarIV yaitu Raja Maruhum atau Sultan Musta'inbillah (1650-1672), yang telah mengijinkan berdirinya KesultananKotawaringin dengan rajanya yang pertama [[Pangeran Adipati Antakusuma.Suku Banjar yang datang dari lembah sungai Negara (wilayah Batang Banyu) terutama orang Negara (urang Nagara)yang datang dari Kota Negara (bekas ibukota Kerajaan Negara Daha), kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai Selatantelah cukup lama mendiami wilayah Kahayan Kuala, Pulang Pisau, yang kemudian disusul orang Kelua (urangKalua) dari Tabalong dan orang Hulu Sungai lainnya mendiami daerah yang telah dirintis oleh orang Negara.Puak-puak suku Banjar ini akhirnya melakukan perkawinan campur dengan suku Dayak Ngaju setempat danmengembangkan agama Islam di daerah tersebut.Sedangkan migrasi suku Banjar ke wilayah Barito, Kalimantan Tengah terutama pada masa perjuangan PangeranAntasari melawan Belanda sekitar tahun 1860-an. Suku-suku Dayak di wilayah Barito mengangkat PangeranAntasari (Gusti Inu Kartapati) sebagai raja dengan gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukmininberkedudukan di Puruk Cahu (Murung Raya), setelah mangkat beliau perjuangannya dilanjutkan oleh putranya yangbergelar Sultan Muhammad Seman.

Page 6: SUKU BANJAR

Suku Banjar 6

Suku Banjar di Jawa Tengah

Masjid-Kampung Banjar Semarang

Kampung Banjar, Kelurahan Dadapsari, SemarangUtara

Suku Banjar di Jawa Tengah hanya berkisar 10.000 jiwa, jadi tidaksebanyak di Jambi, Riau dan Sumatera Utara. Suku Banjarterutama bermukim di Kota Semarang dan Kota Surakarta. DiSemarang suku Banjar (dahulu) kebanyakan bermukim diKampung Banjar di Kelurahan Dadapsari, Semarang Utara,Semarang. Dahulu kampung ini merupakan wilayah kelurahanBanjarsari, Kecamatan Semarang Tengah yang telah dilikuidasikarenanya adanya penataan wilayah administrasif kota Semarang.Migrasi suku Banjar ke kota Semarang kira-kira pada akhir abadke-19 dan bermukim di sebelah barat kali Semarang berdekatandengan kampung Melayu (Eks Kelurahan Mlayu Darat yang telahdilikuidasi). Di wilayah ini suku Banjar membaur dengan sukulainnya seperti suku Arab-Indonesia, Gujarat, Melayu, Bugis dansuku Jawa setempat. Keunikan suku Banjar di kampung ini ,mereka mendirikan rumah panggung (rumah ba-anjung) seperti didaerah asalnya, tetapi sayang kebayakan rumah tersebut sudahmulai tergusur karena kondisi yang sudah tua maupun faktor alam(air pasang, rob) yang nyaris menenggelamkan kawasan ini akibatbanjir pasang air laut. Sedangkan di Surakarta suku Banjarkebanyakan bermukim di Kampung Jayengan. Suku Banjar diSurakarta memiliki yayasan Darussalam, yang diambil dari namaPesantren terkenal yang ada di kota Martapura. Kebanyakan sukuBanjar di Jawa Tengah merupakan generasi ke-5 dari keturunanMartapura, Kabupaten Banjar. Tokoh suku Banjar di Jawa Tengahadalah (alm) Drs. Rivai Yusuf asal Martapura, yang pernahmenjabat Bupati Pemalang dan Kepala Dinas Perlistrikan JawaTengah. Ia juga ketua Ikatan Keluarga Kalimantan ke-1, saat inidijabat Bp. H Akwan dari Kalimantan Barat. Di samping itu adapula Ikatan Keluarga Banjar di Semarang, yang diketuai H. KarimBey Widaserana dari Barabai.

Suku Banjar di Sumatera dan MalaysiaSuku Banjar yang tinggal di Sumatera (Tembilahan, Tungkal, Hamparan Perak/Paluh Kurau, Pantai Cermin, Perbaungan) dan Malaysia merupakan anak, cucu, intah, piat dari para imigran etnis Banjar yang datang dalam tiga gelombang migrasi besar. Pertama, pada tahun 1780 terjadi migrasi besar-besaran ke pulau Sumatera. Etnis Banjar yang menjadi emigran ketika itu adalah para pendukung Pangeran Amir yang menderita kekalahan dalam perang saudara antara sesama bangsawan Kerajaan Banjar, yakni Pangeran Tahmidullah. Mereka harus melarikan diri dari wilayah Kerajaan Banjar karena sebagai musuh politik mereka sudah dijatuhi hukuman mati. Kedua, pada tahun 1862 terjadi lagi migrasi besar-besaran ke pulau Sumatera. Etnis Banjar yang menjadi imigrannya kali adalah para pendukung Pangeran Antasari dalam kemelut Perang Banjar. Mereka harus melarikan diri dari pusat pemerintahan Kerajaan Banjar di kota Martapura karena posisi mereka terdesak sedemikian rupa. Pasukan Residen Belanda yang menjadi musuh mereka dalam Perang Banjar yang sudah menguasai kota-kota besar di wilayah Kerajaan Banjar. Ketiga, pada tahun 1905 etnis Banjar kembali melakukan migrasi besar-besaran ke pulau Sumatera. Kali ini mereka terpaksa melakukannya karena Sultan Muhammad Seman yang menjadi Raja di Kerajaan Banjar ketika itu mati

Page 7: SUKU BANJAR

Suku Banjar 7

syahid di tangan Belanda.Migrasi suku Banjar ke Sumatera khususnya ke Tembilahan, Indragiri Hilir sekitar tahun 1885 di masa pemerintahanSultan Isa, raja Indragiri sebelum raja yang terakhir. Tokoh etnis Banjar yang terkenal dari daerah ini adalah SyekhAbdurrahman Siddiq Al Banjari (Tuan Guru Sapat/Datu Sapat) yang berasal dari Martapura, Banjar yang menjabatsebagai Mufti Kerajaan Indragiri.Keadaan mayarakat Kalimantan Selatan antara tahun 1900-1942 :Pada tahun 1905 perlawanan terakhir para gusti (gelar bangsawan Banjar) ditumpas, tetapi sisa-sisanya masihmengadakan perlawanan kecil-kecilan yang cukup membahayakan Belanda. Kerja rodi (bahasa Banjar : erakan) danpajak kepala yang dianggap sangat memberatkan, mengakibatkan dalam periode ini banyak sekali orang Banjarterutama dari Hulu Sungai mengungsi keluar Kalimantan Selatan pergi ke Sumatera dan Malaysia Barat. Terhadaptekanan rodi menimbulkan keresahan sosial dan perlawanan dari anak cucu orang sepuluh Amuntai, pemberontakanNanang Sanusi (1914-1918), dan pemberontakan Gusti Barmawi di Kelua, Tabalong. Antara tahun 1914-1919 akibatperang dunia I, Kalimantan Selatan kekurangan beras yang luar biasa, hingga terkenal dengan nama "zaman beraslarang" dan "zaman antri beras", hidup rakyat menjadi sangat susah sekali. Sejak tahun 1920-an, akibat rodi ini telahpindah banyak sekali penduduk Hulu Sungai ke daerah Sapat dan Tembilahan, Indragiri Hilir, di pantai timurSumatera dan Malaysia. Kejengkelan rakyat terhadap segala pajak, landrente, pajak pasar, pajak yang dikenakanpada orang yang naik haji, dan kerja rodi (bahasa Banjar : erakan) pada masa itu juga telah diajukankeberatan-keberatan melalui organisasi Sarekat Islam maupun organisasi lainnya yang ada di daerah ini. Rakyatmengetahui bahwa otonomi dalam bentuk Gemeente raad yang diberikan pemerintah kolonial hanyalah untukkepentingan orang-orang kulit putih semata. Dalam bidang pendidikan dirasakan tekanan-tekanan politik terhadapsekolah-sekolah swasta seperti Taman Siswa dan sejenisnya. Dalam bidang politik, partai-partai non koperasi ataubukan keduanya mengalami tekanan yang berat sehingga partai-partai non koperasi menjadi lumpuh. Demikian pulapartai-partai penggantinya yang bersifat koperasi seperti Parindra dan Gerindo juga mengalami berbagai tekananseperti yang dialami tokoh Parindra Kalsel, Ahmad Barmawi Thaib dan Hadhariyah MBanyak suku Banjar juga bermigrasi ke Malaysia antara lain ke negeri Kedah, Perak ( Kerian, Sungai Manik, BaganDatoh), Selangor(Sabak Bernam, Tanjung Karang), Johor(Batu Pahat) dan juga negeri Sabah (Sandakan, Tenom,Keningau, Tawau) yang disebut Banjar Melau. Tokoh etnis Banjar yang terkenal dari Malaysia adalah Syekh HuseinKedah Al Banjari, mufti Kerajaan Kedah. Salah satu etnis tokoh Banjar dari Malaysia yang terkenal saat ini adalahDato Seri (DR) Harussani bin Haji Zakaria yang menjadi Mufti Kerajaan Negeri Perak. Daerah (setingkat kabupaten)yang paling banyak terdapat etnis Banjar di Malaysia adalah Daerah Kerian di Negeri Perak Darul Ridzuan.Organisasi suku Banjar di Malaysia adalah Pertubuhan Banjar Malaysia [2]

Islam BanjarIstilah Islam Banjar menunjuk kepada sebuah proses historis dari fenomena inkulturisasi Islam di Tanah Banjar,yang secara berkesinambungan tetap hidup di dan bersama masyarakat Banjar itu sendiri (Tim Haeda, 2009:3).Dalam ungkapan lain, istilah Islam Banjar setara dengan istilah-istilah berikut: Islam di Tanah Banjar, Islam menurutpemahaman dan pengalaman masyarakat Banjar, Islam yang berperan dalam masyarakat dan budaya Banjar, atauistilah-istilah lain yang sejenis, tentunya dengan penekanan-penekanan tertentu yang bervariasi antara istilah yangsatu dengan lainnya.Inti dari Islam Banjar adalah terdapatnya karakteristik khas yang dimiliki agama Islam dalam proses sejarahnya diTanah Banjar. Menurut Alfani Daud (1997), ciri khas itu adalah terdapatnya kombinasi pada level kepercayaanantara kepercayaan Islam, kepercayaan bubuhan, dan kepercayaan lingkungan. Kombinasi itulah yang membentuksistem kepercayaan Islam Banjar. Menurut Tim Haeda (2009), di antara ketiga sub kepercayaan itu, yang paling tuadan lebih asli dalam konteks Banjar adalah kepercayaan lingkungan, karena unsur-unsurnya lebih merujuk padapola-pola agama pribumi pra-Hindu. Oleh karena itu, dibandingkan kepercayaan bubuhan, kepercayaan lingkunganini tampak lebih fleksibel dan terbuka bagi upaya-upaya modifikasi ketika dihubungkan dengan kepercayaan Islam.

Page 8: SUKU BANJAR

Suku Banjar 8

Sejarah Islam Banjar dimulai seiring dengan sejarah pembentukan entitas Banjar itu sendiri. Menurut kebanyakanpeneliti, Islam telah berkembang jauh sebelum berdirinya Kerajaan Banjar di Kuin Banjarmasin, meskipun dalamkondisi yang relatif lambat lantaran belum menjadi kekuatan sosial-politik. Kerajaan Banjar, dengan demikian,menjadi tonggak sejarah pertama perkembangangan Islam di wilayah Selatan pulau Kalimantan. Kehadiran SyekhMuhammad Arsyad al-Banjar lebih kurang tiga abad kemudian merupakan babak baru dalam sejarah Islam Banjaryang pengaruhnya masih sangat terasa sampai dewasa ini.

Populasi suku BanjarSuku Banjar merupakan suku ke-8 terbanyak di Indonesia Menurut sensus BPS tahun 2000 populasi suku Banjardiperkirakan sebagai berikut:• 2.271.586 di Provinsi Kalimantan Selatan 76,34%• 435.758 di Provinsi Kalimantan Tengah 24,20%• 340.381 di Provinsi Kalimantan Timur 13,94%• 179.380 di Provinsi Riau 3,78%• 111.886 di Provinsi Sumatera Utara 0,97%• 83.458 di Provinsi Jambi 3,47%• 24.117 di Provinsi Kalimantan Barat• 7.977 di Provinsi DKI Jakarta• 5.923 di Provinsi Jawa Barat• 1.726 di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 0,1%• 921 di Provinsi Sumatera Selatan• dan lain-lainMenurut situs "Joshua Project" jumlah suku Banjar adalah• 3.207.000 di Indonesia• 1.238.000 di Malaysia

Populasi Suku Banjar di Kalimantan SelatanBerdasarkan sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), populasi suku Banjar di KalimantanSelatan berjumlah 2.271.586 jiwa, yang terdistribusi pada beberapa kabupaten dan kota, yaitu :• 142.731 jiwa di kabupaten Tanah Laut• 154.399 jiwa di kabupaten Kota Baru (termasuk kab. Tanah Bumbu)• 361.692 jiwa di kabupaten Banjar• 184.180 jiwa di kabupaten Barito Kuala• 417.309 jiwa di kota Banjarmasin• 75.537 jiwa di kota BanjarbaruOrang Banjar Hulu Sungai yang bertutur Bahasa Banjar Hulu terdapat pada 6 kabupaten (Banua Enam) yaitu :• 114.265 jiwa di kabupaten Tapin• 188.672 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Selatan• 213.725 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Tengah• 277.729 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Utara (termasuk kab. Balangan)• 141.347 jiwa di kabupaten Tabalong

Page 9: SUKU BANJAR

Suku Banjar 9

Tokoh-tokoh Banjar• Hamzah Haz, wakil presiden Indonesia periode 2001-2004.• Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, ulama Banjar.• Syekh Muhammad Nafis al-Banjari, ulama Banjar.• Muhammad Zaini Abdul Ghani, ulama dan tokoh Islam Indonesia.• Hasan Basry, Pahlawan Nasional Indonesia.• Idham Chalid, Mantan Ketua MPR RI.• K.H. Muhammad Arifin Ilham, Ketua Majelis Zikra.• Z.A. Maulani, Mantan Kepala BIN• KH Muhammad Thoha Ma’ruf, Tokoh NU• Fakhruddin, politisi dan mantan Bupati HSU

Lihat pula• Penyebaran Suku Bangsa Banjar• Ulama Banjar• Bubuhan• Persaudaraan Suku Banjar dengan Suku Dayak• Seni Tradisional Banjar• Kerajaan Banjar• Organisasi suku Banjar• Kabupaten Banjar• Kota Banjarmasin• Kota Banjarbaru

Literatur• Alfani Daud, Islam dan Masyarakat Banjar; Deskripsi dan Analisa Kebudayaan Banjar, (Jakarta: Rajawali Press,

1997).• J.J. Rass, Hikajat Bandjar:A Study in Malay Histiography, (The Hague : Martinus Nijhoff), 1968• Tjilik Riwut, Kalimantan Memanggil, Djakarta:Penerbit Endang, 1957.• Idwar Saleh, Sejarah bandjarmasin:Selajang Pandang Mengenai Bnagkitnja Keradjaan Bandjarmasin, Posisi,

Funksi dan Artinja Dalam Sedjarah Indonesia Dalam Abad Ketudjuh Belas. Bandung: Balai Pendidikan Guru.1958

• Rumah Tradisional Banjar: Rumah Bubungan Tinggi, Departemen Pendididkan dan Kebudayaan, MuseumNegeri Lambung Mangkurat, 1984

• M. Gazali Usman, Kerajaan Banjar:Sejarah Perkembangan Politik, Ekonomi, Perdagangan dan Agama Islam,Banjarmasin: Lambung Mangkurat Press, 1994.

• Jurnal Kebudayaan:KANDIL, Melintas Tradisi, Edisi 6, Tahun II, Agustus-Oktober, 2004 ISSN: 1693-3206• Arthum Artha, Naskah Kitab Undang Undang Sultan Adam 1825, Banjarmasin: Penerbit Murya Artha, 1988• Tim Haeda, Islam Banjar; Tentang Akar Kultural dan Revitalisasi Citra Masyarakat Religius, (Banjarmasin:

Lekstur, 2009)

Page 10: SUKU BANJAR

Suku Banjar 10

Pranala luar• (id) sejarah kerajaan di Tanah Banjar [3]

• (id) Blog Banjar Alai Kampung Sri Lalang [4]

• (id) Kampung Melayu (eks Kelurahan Mlayu Darat) dan Kampung Banjar (eks Kelurahan Banjarsari) [5]

• (id) Banjar Sulawesi Utara [6]

• (id) Konstruksi Identitas Etnis Banjar di Kalimantan Selatan [7]

• (id) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan [8]

• (id) Urangbanjar dot Com [9]

• (id) Urang Banjar di situs Lembaga Studi Dayak 21 [10]

• (id)Urang Banjar [11]

• (id) Kesultanan Pasir [1]

• (id) Suku Banjar Kalimantan Barat [12]

• (en) Bahasa Banjar di ethnologue.com [13]

• Banjar Malaysia• (ms) Persatuan Banjar Kuala Lumpur & Selangor [14]

• (ms) Pertubuhan Banjar Malaysia [15]

• (ms) Portal Resmi Organisasi Banjar Malaysia [16]

• (ms) Sejarah Banjar Malaysia [17]

• (ms) Orang Banjar di Malaysia [18]

• (ms) Banjar Internasional [19], juga memuat kamus bahasa Banjar-bahasa Melayu• (ms) Banjar Sungai Manik, Malaysia [20]—weblog pribadi• (ms) Si Palui [21]

• (ms) Pertubuhan Banjar Malaysia [2]

• (ms) Komunitas Bubuhan Banjar [22]

• (ms)Kulaan Banjar [23]

• (ms)Bahasa Banjar Hompage [24]

Referensi[1] http:/ / kesultanan_pasir. tripod. com/ sadurangas/ id02. html[2] http:/ / www. geocities. com/ Tokyo/ Palace/ 5830/ Pbanjar. htm[3] http:/ / tajudinnoorganie. blogspot. com/ 2009/ 05/ sejarah-kehidupan-di-tanah-banjar. html[4] http:/ / utuhpaloi. xbrain. biz/[5] http:/ / melayusemarang. blogspot. com/[6] http:/ / ibnubanjar. wordpress. com/ 2008/ 04/ 14/ urang-banjar-di-manado-bumi-nyiur-melambai/[7] http:/ / www. radarbanjar. com/ berita/ index. asp?Berita=Opini& id=47177[8] http:/ / www. kalsel. go. id/[9] http:/ / www. urangbanjar. com/[10] http:/ / www. dayak21. org/ index. php?option=content& task=view& id=28& Itemid=37/[11] http:/ / osdir. com/ ml/ culture. region. indonesia. ppi-india/ 2005-02/ msg00171. html[12] http:/ / www. dayakology. com/ kr/ ind/ 2002/ 80/ kerabat. htm/[13] http:/ / www. ethnologue. com/ 14/ show_language. asp?code=BJN[14] http:/ / www. mybanjar. com/ ?lang=my& cat=1& id=1& mnu=1[15] http:/ / mypbm. org/ aspati-cms/ index. php[16] http:/ / www. pibgsekolah. com/ pbm/ mobile/ ?lng=my[17] http:/ / www. aspati. com. my/ kulaan/ articles. php?lng=my& pg=70[18] http:/ / members. tripod. com/ ~serambi_banjar/ index401. html/[19] http:/ / www. geocities. com/ Tokyo/ Palace/ 5830/ /[20] http:/ / wadik. blogdrive. com/ archive/[21] http:/ / www. geocities. com/ Tokyo/ Palace/ 5830/ palui. htm[22] http:/ / www. sapit. org/ bubuhan/ index. php?option=com_docman& Itemid=4[23] http:/ / http:/ / groups. yahoo. com/ group/ kulaan-banjar/ messages?o=1/

Page 11: SUKU BANJAR

Suku Banjar 11

[24] http:/ / http:/ / members. tripod. com/ ~SMLH/ Banjar/ banjar. html/

Page 12: SUKU BANJAR

Sumber dan Kontributor Artikel 12

Sumber dan Kontributor ArtikelSuku Banjar  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?oldid=3168791  Kontributor: *drew, Acaramoy, Afandri, Alamnirvana, ArdWar, Arkwatem, Bennylin, Borgx, DerHexer, Dragunova,Ezagren, Gmc2 (vandalisme 11-7-2008), Hariskdg, Jack Merridew, Jack Merridew's anus is stretched by Grawp's massive cock again., Meursault2004, Nymfresh, Relly Komaruzaman,Rintojiang, Sentausa, Yahya Albanjary, Yosri, 183 suntingan anonim

Sumber Gambar, Lisensi dan KontributorBerkas:Busana_Suku_Banjar_Awal_Abad_XX.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Busana_Suku_Banjar_Awal_Abad_XX.jpg  Lisensi: GNU Free DocumentationLicense  Kontributor: AlamnirvanaBerkas:Pembesar_Kerajaan_Banjar_Museum_Lambung_Mangkurat.JPG  Sumber:http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Pembesar_Kerajaan_Banjar_Museum_Lambung_Mangkurat.JPG  Lisensi: GNU Free Documentation License  Kontributor: AlamnirvanaBerkas:Masjid-Kampung-Banjar-Semarang.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Masjid-Kampung-Banjar-Semarang.jpg  Lisensi: GNU Free Documentation License Kontributor: AlamnirvanaBerkas:Kampung-Banjar-Semarang.jpg  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Kampung-Banjar-Semarang.jpg  Lisensi: GNU Free Documentation License  Kontributor:Alamnirvana

LisensiCreative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unportedhttp:/ / creativecommons. org/ licenses/ by-sa/ 3. 0/