4
LI : PERTIMBANGAN PENGGUNAAN BAHAN RESTORASI Syarat bahan restorasi untuk gigi anterior : Bersifat adhesive Warna sesuai dengan gigi yang ada Dapat diterima oleh struktur gigi dan jaringan lunak Mudah dikerjakan Dapat mengembalikan bentuk dan fungsi gigi Sayangnya, hingga saat ini belum ada yang memenuhi bahan yang seperti di atas. Saat ini, bahan restorasi untuk gigi anterior yang paling banyak digunakan adalah resin. SEMEN SILIKAT Pada pasien dengan indeks karies yang tinggi, khusunya pada gigi – gigi anterior, resin bukanlah bahan tambalan pilihan. Tambalan yang dipakai adalah semen silikat yang bubuknya mengandung 15% fluor sehingga dapat bersifat antikariogenik bila dibantu dengan prosedur oembersihan mulut yang baik yang dapat mengurangi atau mengontrol aktivitas karies. Fluor dalam semen silikat bergabung dengan permukaan gigi selama penempatan dan pengerasan semen. Pelepasan fluor yang terus menerus dalam konsentrasi yang rendah dapat mengubah sifat alami dari plak, khusunya dengan berperan sebagai inhibitor enzim dan mencegah pertumbuhan microbial serta produksi asam. Kekurangan dari semen silikat adalah kurangnya stabilitas dalam mulut sehingga dapat mengurangi estetis. Biasanya semen ini dilapisi dengan cocoa butter atau vaselin untuk mencegah kontak dini dengan cairan mulut maupun dehidrasi. RESIN NIRPASI Resin nirpasi merupakan bahan pengganti semen silikat yang pertama, yang dikeraskan melalui reaksi kimia. Resin ini terdiri dari kombinasi bubuk – cairan, dengan bahan bubuknya adalah poli (metilmetakrilat) dalam bentuk butiran yang sudah dihaluskan dan cairannya adalah metal metakrilat. Sumber energi untuk pengerasannya diperoleh dari sistem reaksi amine-peroksida. Beberapa kekurangan dari bahan resin nirpasi di antaranya adalah warna kurang stabil, kesempurnaan polimerisasi kurang baik, kebocoran mikro tinggi, kekuatan rendah sehingga tidak digunakan pada daerah dengan tekanan kunyah, dan mengerut setelah mengeras. Cara mengatasi kekurangan itu adalah biasanya dengan memasukkan campuran monomer dan polimer sedikit demi sedikit ke dalam kavitas, sehingga diharapkan pula retensi ke dinding kavitas menjadi baik. RESIN KOMPOSIT Komposisi

Syarat Bahan Restorasi Untuk Gigi Anterior

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Restoration

Citation preview

Page 1: Syarat Bahan Restorasi Untuk Gigi Anterior

LI : PERTIMBANGAN PENGGUNAAN BAHAN RESTORASI

Syarat bahan restorasi untuk gigi anterior :

Bersifat adhesive

Warna sesuai dengan gigi yang ada

Dapat diterima oleh struktur gigi dan jaringan lunak

Mudah dikerjakan

Dapat mengembalikan bentuk dan fungsi gigi

Sayangnya, hingga saat ini belum ada yang memenuhi bahan yang seperti di atas. Saat ini,

bahan restorasi untuk gigi anterior yang paling banyak digunakan adalah resin.

SEMEN SILIKAT

Pada pasien dengan indeks karies yang tinggi, khusunya pada gigi – gigi anterior, resin

bukanlah bahan tambalan pilihan. Tambalan yang dipakai adalah semen silikat yang

bubuknya mengandung 15% fluor sehingga dapat bersifat antikariogenik bila dibantu

dengan prosedur oembersihan mulut yang baik yang dapat mengurangi atau mengontrol

aktivitas karies. Fluor dalam semen silikat bergabung dengan permukaan gigi selama

penempatan dan pengerasan semen. Pelepasan fluor yang terus menerus dalam

konsentrasi yang rendah dapat mengubah sifat alami dari plak, khusunya dengan berperan

sebagai inhibitor enzim dan mencegah pertumbuhan microbial serta produksi asam.

Kekurangan dari semen silikat adalah kurangnya stabilitas dalam mulut sehingga dapat

mengurangi estetis. Biasanya semen ini dilapisi dengan cocoa butter atau vaselin untuk

mencegah kontak dini dengan cairan mulut maupun dehidrasi.

RESIN NIRPASI

Resin nirpasi merupakan bahan pengganti semen silikat yang pertama, yang dikeraskan

melalui reaksi kimia. Resin ini terdiri dari kombinasi bubuk – cairan, dengan bahan bubuknya

adalah poli (metilmetakrilat) dalam bentuk butiran yang sudah dihaluskan dan cairannya

adalah metal metakrilat. Sumber energi untuk pengerasannya diperoleh dari sistem reaksi

amine-peroksida.

Beberapa kekurangan dari bahan resin nirpasi di antaranya adalah warna kurang stabil,

kesempurnaan polimerisasi kurang baik, kebocoran mikro tinggi, kekuatan rendah sehingga

tidak digunakan pada daerah dengan tekanan kunyah, dan mengerut setelah mengeras.

Cara mengatasi kekurangan itu adalah biasanya dengan memasukkan campuran monomer

dan polimer sedikit demi sedikit ke dalam kavitas, sehingga diharapkan pula retensi ke

dinding kavitas menjadi baik.

RESIN KOMPOSIT

Komposisi

Fase organic

o Kebanyakan komposit mengandung oligomer aromatic Bis-GMA

dimethacrylate

o Beberapa mengandung urethane dimethacrylate

o Bis-GMA sangat kental dan menunjukkan adanya pengerutan saat polimerisasi

dan penyerapan air. Pengencer seperti TEGDMA biasanya ditambahkan untuk

mengurangi viskositas

Fase inorganic

Page 2: Syarat Bahan Restorasi Untuk Gigi Anterior

o Partikel pengisi biasanya adalah kaca yang mengandung aluminium, barium,

strontium, zinc, zirconium, atau quartz dengan ukuran yang berkisan 0,1-

10µm. Bahan yang mengandung logam ini memberikan ke-radioopak-an pada

resin, sedangkan komposit yang mengandung quartz biasanya terlihat

raddiolusen.

o Filler alternative bisa berupa silica dengan ukuran partikel 0.04-0.2µm

Coupling agent

o Untuk mengikat filler dengan matriks

o Sebagai stress absorber, tekanan pada resin untuk disalurkan antara partikel

filler melalui matriks yang lebih lemah

o Bahan yang digunakan biasanya adalah Silane

Tambahan

o Akselerator : biasanya adalah aromatic amina tersier

o Inisiator : berupa benzoyl peroksida

Properti

Waktu setting

Waktunya tergantung dari metode aktivasi. Resin dua pasta dengan polimerisasi

kimia memiliki waktu 3-6 menit untuk setting setelah pasta mulai di mixing. Resin

satu pasta dengan polimerisasi cahaya sangat tergantung pada sumber cahayanya

dan waktu eksposur. Penyinaran berkisar 3-40 detik tergantung dari banyak faktor

termasuk tipe dan intensitas sumber cahaya, bentuk dan ketebalan material.

Penggunaan cahaya dengan intensitas tinggi akan mengurangi waktu untuk

penyinaran akan tetapi meningkatkan pengerutan dan microleakage.

Material yang teraktivasi dengan penyinaran akan terus lanjut berpolimerisasi dab

mengerut setelah penyinaran dihentikan karena baik material teraktivasi secara

kimia maupun penyinaran konversi dari monomer menjadi polimer tidak pernah

selesai. 25-40% masih belum bereaksi dan ada kemungkinan monomer bebas ini

bersifat sitotoksik ke pulpa

Kedalaman penyinaran

Ada banyak factor yang mempengaruhi kedalaman penyinaran, antara lain :

o Tipe filler dan komposisi

o Zat kimia resin

o Bentuk dan translusensi

o Konsentrasi activator dan inisiator

o Intensitas, distribusi spectral dan durasi penyinaran

Restorasi resin komposit dengan metode penyinaran sebaiknya dilakukan secara

incremental tidak lebih dari 2mm untuk setiap lapisnya dan jarak antara sinar

dengan permukaan restorasi sebaiknya 3-4mm untuk hasil optimum.

Sifat thermal

Idealnya, sifat thermal dari material restorasi harus menyamai struktur gigi untuk

menjaga integritas antara restorasi dan dinding kavitas, akan tetapi koefisien termal

resin komposit 3x lebih besar daripada gigi normal dan bisa berariasi tergantung dari

fillernya. Resin komposit dengan filler yang lebih sedikit seperti microfilm memiliki

ekspansi thermal lebih tinggi daripada resin dengan pengisi yang lebih banyak

Penyerapan air dan solubilitas

Page 3: Syarat Bahan Restorasi Untuk Gigi Anterior

Penyerapan air dan solubilitas tergantung dari komposisi resin komposit. Filler

dengan matrix yang lebih banyak lebih cenderung menyerap air

Stabilitas warna

Perubahan warna bisa disebabkan oleh sebab ekstrinsik maupun intrinsic. Contoh

yang ekstrinsik adalah hasil dari agen yang menyebabkan stain seperti kopi, the atau

minuman cola ke permukaan restorasi. Hal iini juga terkait dengan permukaan akhir

restorasi dan porositas material. Penggunaan obat kumur dan bahan pemutih juga

bisa menyebabkan diskolorisasi dari komposit. Stabilitas warna intrinsik pada

material teraktivasi cahaya lebih tinggi daripada yang teraktivasi secara kimia dan

stabilitas komposit lebih tinggi daripada kompomer yang lebih hidrofilik.

Radioopasitas

Merupakan sifat yang penting karena memungkinkan klinisi untuk mendekteksi

adanya karies rekuren dan kerusakan margi. Radioopasitas dapat dicapai dengan

adanya logam berat seperti barium (Ba), zirconium (Zr) dan strontium (Sr)

Sifat mekanis

Sifat mekanis dari resin komposit bervariasi tergantung dari persentase volume filler.

Resin komposit dengan volume filler lebih tinggi memiliki sifat mekanis yang lebih

baik. Filler yang lebih banyak akan meningkatkan kekerasan, kekakuan, kekuatan

dan ketahanan fraktur. Microfill dan komposit yang flowable mempunyai komposisi

filler yang lebih rendah daripada minifill dan resin komposit lainnya sehingga sifat

mekanis nya lebih rendah dan tidak bisa ditempatkan di daerah yang menahan

beban tinggi seperti bagian permukaan oklusal gigi posterior, akan tetapi kekakuan

yang lebih rendah atau modulus elastisitas memiliki keuntungan untuk restorasi non-

kaies di servikal dimana restorasi memiliki daya lentur dalam mengimbangi

deformasi servikal .

Keausan

Mekanisme keausan tergantung dari mikrosturktur material dan kondisi yang

bermacam-macam termasuk stress kontak, durasi dan lingkungan kimiawi. Secara

umum ketahanan aus resin komposit lebih tinggi daripada kompomer dan giomer

Pengerutan polimerisasi

Pengerutan bervariasi sekitar 1-5% volume dan ada beberapa metode untuk

mengurangi efek dari pengerutan polimerisasi :

Penempatan resin komposit ke kavitas secara incremental

Penempatan basis GIC untuk mengurangi volume resin komposit yang

dibutuhkan

Pelapik GIC dibutuhkan sebagai penyerap gaya

Penggunaan bonding agent yang lebih kuat

Penggunaan ‘pulse-cure’ atau metode penyinaran lain yang termodifikasi

Semakin sedikit kandungan filler, maka semakin besar juga pengerutan saat

polimerisasi seperti mikrofill dan komposit yang flowable. Pengerutan lebih

mengarah ke sumber cahaya.

SEMEN IONOMER KACA

Bahan ini tidak membutuhkan preparasi kavitas. Bonding dari semen ionomer kaca didapat

dari adhesi kimia antara semen dengan satu atau lebih komponen enamel/dentin. Untuk

penggunaan mudahnya dapat digunakan ionomer kaca dalam bentuk bubuk dan cairan pra

kapsulasi dengan perbandingan 3:1.

Page 4: Syarat Bahan Restorasi Untuk Gigi Anterior

Retensi tambalan biasanya bertahan sekurang – kurangnya 5 tahun. Bahan ini tidak cocok

untuk lesi kecil dan berbentuk wajan dangkal, biasanya digunakan untuk lesi mirip seperti

takik V. Bila ingin permukaan tambalah yang halus menggunakan semen ionomer kaca,

bagian atas ionomer kaca dibuang, bagian tepi enamel dibevel dan dietsa, lalu ionomer kaca

dilapisi resin, disinar dan dipoles.