70
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian Penyakit Tidak Menular (PTM) meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007. peningkatan kejadian kesakitan dan kematian,yang diakibatkan oleh PTM ini merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena menambah beban ekonomi dan social keluarga dan masyarakat, dari 100 penderita PTM terdapat sebanyak 70 orang yang tidak menyadari dirinya mengidap PTM, sehingga terjadi keterlambatan dalam mendapatkan penanganan yang kemudian dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi, kecacatan bahkan kematian. Padahal kejadian ini sesungguhnya dapat dicegah melalui pengendalian factor resiko PTM. Kebiasaan hidup yang menjadi factor resiko PTM meliputi merokok, kurang aktifitas fisik, diet tidak seimbang dan konsumsi minuman beralkohol. Salah satu strategi dalam mengatasi hal tersebut dan sekaligus dapat meningkatkan pembangunan kesehatan, dengan pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat termasuk dunia usaha. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan wadah untuk berperan, dibekali

Ta Laysa Kasminata Posbindu

  • Upload
    laysa26

  • View
    319

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

37

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Angka kematian Penyakit Tidak Menular (PTM) meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007. peningkatan kejadian kesakitan dan kematian,yang diakibatkan oleh PTM ini merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena menambah beban ekonomi dan social keluarga dan masyarakat, dari 100 penderita PTM terdapat sebanyak 70 orang yang tidak menyadari dirinya mengidap PTM, sehingga terjadi keterlambatan dalam mendapatkan penanganan yang kemudian dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi, kecacatan bahkan kematian. Padahal kejadian ini sesungguhnya dapat dicegah melalui pengendalian factor resiko PTM. Kebiasaan hidup yang menjadi factor resiko PTM meliputi merokok, kurang aktifitas fisik, diet tidak seimbang dan konsumsi minuman beralkohol. Salah satu strategi dalam mengatasi hal tersebut dan sekaligus dapat meningkatkan pembangunan kesehatan, dengan pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat termasuk dunia usaha. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan wadah untuk berperan, dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk mengenali masalah di wilayahnya, mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan permasalahannya sendiri berdasarkan prioritas masalah, merencanakan, melaksanakan, memantau dan menilai kegiatan, masyarakat perlu dilibatkan dengan kegiatan Pos Pembinaan Terpatu (Posbindu) PTM, dapat membina masyarakat untuk melakukan pengendalian factor resiko PTM secara mandiri.1,2Puskesmas Putri Ayu merupakan salah satu Puskesmas yang menerapkan kegiatan Posbindu dalam program kerjanya. karena pentingnya peran Posbindu dalam membina masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, terutama mencegah penyakit tidak menular, dan Posbindu ini merupakan program baru yang perlu untuk di identifikasi bagaimana pelaksanaan dan permasalahannya penulis tertarik untuk membahas mengenai posbindu di Puskesmas Putri Ayu tahun 20131.2. Tujuan Posbindu1.2.1. Tujuan UmumMempelajari tentang salah satu program puskesmas yaitu tentang Posbindu yang berfungsi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dari penyakit tidak menular.1.2.2. Tujuan Khusus1) Mengetahui gambaran pelaksanaan Posbindu di Puskesmas Putri Ayu 2) Mengetahui Prioritas permasalahan di Posbindu Puskesmas Putri Ayu 3) Menentukan kegiatan untuk memecahkan permasalahan dalam Posbindu di Puskesmas Putri Ayu.

1.3. Manfaat 1) Menambah wawasan di bidang kesehatan terutama pengetahuan tentang pelaksanaan, permasalahan, dan pemecahan masalah Posbindu di Puskesmas Putri Ayu.2) Menerapkan Ilmu yang diperoleh selama pendidikan serta menambah pengetahuan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi PosbinduPosbindu merupakan kegiatan dengan mengutamakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan factor resiko penyakit tidak menulai Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodic. Factor resiko tersebut meliputi konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini factor resiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera meruju ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar yaitu puskesmas. 2Kelompok PTM Utama adalah Penderita diabetes mellitus, kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. 2.2. Tujuan Melakukan peningkatan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini factor resiko PTM.1,32.3. Sasaran KegiatanSasaran utama kegiatan ini adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.2.4. KegiatanPosbindu dapat dilaksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan bersumber dari masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja atau klinik perusahaan, di lembaga pendidikan, tempat lain dimana masyarakat dalam jumlah tertentu berkumpul/beraktivitas secara rutin seperti di masjid, gereja, klub olahraga, pertemuan organisasi politik maupun kemasyarakatan.Integrasi yang dimaksudkan adalah memadukan pelaksanaan Posbindu dengan kegiatan yang sudah dilakukan meliputi kesesuaian waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana dan tenaga yang ada. 2.5. Pelaku KegiatanPelaksana Posbindu adalah Kader kesehatan yang telah ada atau beberapa orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia menyelenggarakan posbindu, mereka dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan factor resiko penyakit tidak menular di masing-masing kelompok atau organisasinya. Berikut kriteria Kader : Berpendidikan minimal SLTA Mau dan Mampu melakukan kegiatan terkait dengan Posbindu.2.6. Bentuk KegiatanPosbindu meliputi 10 (sepuluh) kegiatan yaitu : 1. Kegiatan penggalian informasi factor resiko dengan wawancara sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, informasi lain juga ditanyakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM. Kegiatan ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan sekali.2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa tubuh (IMT), Lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat dilakukan untuk anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan dengan ukuran mansetnya (lengan atas).3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru secara sederhana dilakukan 1 tahun sekali bagi yang sehat, sementara bagi yang beresiko dilakukan 3 bulan sekali dan penderita gangguan paru dianjurkan 1 bulan sekali. Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi dengan Peakflowmeter pada anak dimulai usia 13 tahun. Pemeriksaan fungsi paru sederhana baik dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih.4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai factor resiko PTM atau penyandang diabetes mellitus paling sedikit 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai factor resiko PTM 6 bulan sekali dan penderita dyslipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal 3 bulan sekali. Untuk gula darah dan kolesterol darah dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di kelompok tersebut.6. Kegiatan pemeriksaan IV (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA positif, dikalkuan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan, jika negative dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, bila positif lagi dilakukan krioterapi kembali. Dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di puskesmas.7. Kegiatan pemeriksaan kadar alcohol pernafasan dan tes amfemin urin bagi pengemudi umum, dilakukan tenaga kesehatan.8. Konseling dan penyuluhan, dilakukan setiap pelaksanaan Posbindu.9. Kegiatan Aktifitas fisik olahraga bersama, baiknya tidak hanya dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan rutin setiap minggu.10. Rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk tindakan cepat sebelum merujuk.2.7. Pengelompokan Tipe PosbinduBerdasarkan jenis kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh Posbindu. Dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:a. Posbindu PTM dasar meliputi: Deteksi dini factor resiko sederhana lewat wawancara terarah melalui penggunaan instrument untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan yang telah diderita sebelumnya, perilaku berisiko, potensi cedera dan KDRT. Pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, indeks masa tubuh (IMT), Analisa lemak tubuh Pengukuran tekanan darah, Pemeriksaan uji fungsi paru sederhana Penyuluhan mengenai pemeriksaan payudara sendiri.b. Posbindu PTM Utama meliputi pelayanan Posbindu PTM dasar ditambah: Pemeriksaan gula darah, Pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida Pemeriksaan klinis payudara, Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) Pemeriksaan kadar Alkohol pernapasan dan tes amfetamin urin bagi kelompok pengemudi umum2.8. KemitraanPenyelenggaraan Posbindu pada tatanan desa/kelurahan perlu dilakukan kemitraan dengan forum desa/kelurahan siaga, industry dan klinik swasta untuk mendukung implementasi dan pengembangan kegiatan. Kemitraan juga dilakuan dengan klinik swasta untuk komunikasi dan koordinasi dalam mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Dukungan dapat berupa sarana/prasarana lingkungan yang kondusif untuk menjalankan pola hidup sehat misalnya fasilitas olahraga atau sarana pejalan kaki yang aman dan sehat.Lewat klinik desa siaga dapat dikembangkan system rujukan dan dapat diperoleh bantuan teknis medis untuk pelayanan kesehatan. Sebaliknya bagi forum desa siaga dapat mempercepat pencapaian desa/kelurahan siaga aktif.Kemitraan dengan industry khususnya farmasi bermanfaat dalam pendanaan dan fasilitasi alat, contohnya glucometer, tensimeter yang bermanfaat dalam pelaksanaan Posbindu. Dan bagi klinik swasta kontribusinya dalam penyelenggaraan Posbindu PTM dapat meningkatkan citra dan fungsi sosialnya.2.9. Langkah Penyelenggaraan Posbindu PTMA) Persiapan Kabupaten / Kota berperan untuk melakukan inisiasi dengan berbagai rangkaian kegiatan dan Puskesmas berperan untuk mensosialisasikan tentang PTM, mempersiapkan sarana dan tenaga puskesmas B) Pelatihan PTM tenaga pelaksana / Kader Posbindu PTM Memberikan pengetahuan tentang PTM, factor resiko, dampak, dan pengendalian PTM. Memberikan pengetahuan tentang Posbindu dalam memantau factor resiko PTM. Memberikan keterampilan dalam melakukan konseling serta tindak lanjut lainnya.C) Kegiatan Kader Pelaksana Posbindu PTM Setelah dilatih Kader melakukan:1. Melaporkan kepada pimpinan organisasi / pimpinan wilayah2. Mempersiapkan dan melengkapi sarana yang dibutuhkan 3. Menyusun rencana kerja4. Memberikan informasi kepada sasaran5. Melaksanakan wawancara, pemeriksaan, pencatatan dan rujukan bila diperlukan setiap bulan 6. Melaksanakan konseling 7. Melaksanakan penyuluhan berkala8. Melaksanakan kegiatan aktifitas fisik bersama9. Membangun jejaring kerja10. Melakukan konsultasi dengan petugas bila diperlukan3,42.10. Pelaksanaan Posbindu PTMA. Waktu penyelenggaraanDapat dilakukan sebulan sekali, bila diperlukan dapat lebih dari satu kali.B. Tempat Lokasi yang mudah dijangkau dan nyaman bagi peserta. C. Pelaksanaan kegiatanDilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang disebut system 5 meja

Gambar 2.1. Bagan sistem 5 meja(Sumber: RI, K. K. (2012). Buku Pintar Kader Penyelenggaraan Posbindu PTM. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI).Pembagian peran Kader Posbindu PTM idealnya:1. KoordinatorKetua dari perkumpulan dan penanggungjawab kegiatan serta berkoordinasi terhadap puskesmas dan para pembina terkait di wilayahnya.2. Kader PenggerakAnggota perkumpulan yang aktif, berpengaruh dan komunikatif bertugas menggerakkan masyarakat, sekaligus melakukan wawancara dalam penggalian informasi.3. Kader PemantauAnggota perkumpulan yang aktif dan komunikatif bertugas melakukan pengukuran factor resiko PTM4. Kader Konselor/EdukatorAnggota perkumpulan yang aktif, komunikatif dan telah menjadi panutan dalam penerapan gaya hidup sehat, bertugas melakukan konseling, edukasi, motivasi serta menindaklanjuti rujukan dari puskesmas.5. Kader PencatatanAnggota perkumpulan yang aktif dan komunikataf bertugas melakukan pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM dan melaporkan kepada Koordinator Posbindu PTMD. PembiayaanPembiayaan diperlukan untuk mendukung terselenggaranya Posbindu PTM: Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dana Sehat atau mekanisme pendanaan lainnya. Yang berasal dari masyarakat Dana dari lembaga donor yang diajukan lewat proposal Dana dari pihak swasta melalui CSR (Corporate Social Responsibility) / Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Pembiayaan dari pemerintah daerah setempat.Pemanfaatan Biaya tersebut adalah untuk: Operasional Posbindu PTM Pengganti biaya perjalanan Kader Biaya penyediaan bahan habis pakai Pembelian bahan makanan tambahan Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan Penyelenggaraan pertemuan. Bantuan biaya duka bila ada anggota yang mengalami kecelakaan/kematian.E. Pencatatan dan Pelaporan1. Kartu menuju sehatPencatatan kondisi factor risiko PTM. Dipegang oleh peserta dan dibawa saat berkunjung.2. Buku pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTMDiperlukan untuk mencatat identitas dan keterangan lain mencakup nomor, no KTP/kartu identitas lain, nama, umur, dan jenis kelamin. Buku ini merupakan / file data pribadi peserta yang berguna untuk konfirmasi jika suatu saat diperlukan. Dipegang oleh Koordinator.F. Tindak lanjut hasil Posbindu PTMTahap dini kondisi factor resiko PTM dapat dicegah dan dikendalikan lewat diet yang sehat, aktifitas fisik yang cukup dan gaya hidup sehat seperti berhenti merokok, pengelolaan stress dan lain-lain. Melalui konseling dan/atau edukasi dengan Kader konselor/educator, pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk mencegah dan mengendalikan factor resiko dapat ditingkatkan.

Tabel 2.1 frekuensi dan jangka waktu pemantauan factor resiko PTM(Sumber: RI, K. K. (2012). Buku Pintar Kader Penyelenggaraan Posbindu PTM. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI).G. Rujukan Posbindu PTMUntuk mendapatkan penanganan yang lebih baik peserta dengan kondisi yang buruk dan tidak mengalami kemajuan (sesuai kriteria rujukan) maka dilakukan perujukan ke puskesmas / klinik swasta yang sesuai kebutuhan. Namun tetap melakukan pemantauan resiko PTM.

Gambar 2.2 Bagan alur tindak lanjut dan rujukan hasil deteksi dini di Posbindu PTM(Sumber: RI, K. K. (2012). Buku Pintar Kader Penyelenggaraan Posbindu PTM. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI).

BAB IIIMETODE PENGUMPULAN DATA

3.1. Lokasi dan Waktu Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dan Posbindu di Sungai Putri RT 21 dari tanggal 23 Desember 2013 hingga 10 Januari 2014.3.2. Data yang dikumpulkan 3.2.1. Data Primer Data primer didapatkan melalui wawancara terhadap pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan Posbindu ini seperti kepala Puskesmas dan Koordinator pelaksana Posbindu mengenai tempat dan waktu pelaksanaan, alasan pemilihan tempat, koordinasi pelaksanaan, dan tahap persiapan pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan, alur pelaksanaan, sumber biaya, proses pencatatan dan pelaporan serta masalah-masalah terkait pada pelaksanaan Posbindu Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Selain wawancara penulis juga melakukan observasi langsung ke tempat pelaksanaan Posbindu.3.2.2. Data Sekunder Data Sekunder diperoleh dari buku catatan hasil posbindu, dan buku KMS (Kartu Menuju Sehat) Posbindu. Yang berisi identitas pasien, keluhan, pemeriksaan yang dilakukan. 3.3. Cara pengambilan dataMetode yang digunakan dalam pengumpulan data hingga data diolah dan dianalisa adalah:3.3.1. Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 23 Desember 2013 hingga 10 Januari 2014, Data sekunder diperoleh dengan cara meminjam dari petugas Koordinator pelaksana berupa buka pencatatan dan KMS peserta Posbindu. Buku tersebut kemudian di scan dan di rekap secara manual. Sedangkan data primer diperoleh dari kepala puskesmas serta Koordinator pelaksana Posbindu.3.3.2. Pengolahan Data Setelah proses pengumpulan data selesai data diolah secara manual dan dianalisa mulai dari identifikasi masalah dengan curah pendapat, setelah terkumpul beberapa masalah yang ada selanjutnya permasalah tersebut dikonfirmasi dengan data primer ataupun sekunder. Permasalah yang didukung oleh data primer dan data sekunder akan dibuat dalam pernyataan masalah. Selanjutnya masalah tersebut akan ditentukan masalah yang paling utama dengan menggunakan tabel MCUA. Masalah yang paling utama (prioritas) akan diidentifikasi penyebab masalahnya dalam diagram fish Bone. Dari beberapa penyebab akan dicari penyebab yang dominan dan dicari alternative pemecahan masalahnya dengan tabel MCUA. Setelah itu dibuat rencana penerapan dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dan kegiatannya akan dimonitoring dengan hasil akhir yang dievaluasi untuk menentukan tingkat keberhasilannya.

BAB IVHASIL

4.1. Profil Puskesmas Putri Ayu4.1.1. Keadaan GeografiPuskesmas Putri Ayu terletak di kelurahan Legok Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi dan merupakan puskesmas perawatan. Wilayah kerja puskesmas Putri Ayu mencakup empat kelurahan yaitu kelurahan Legok, kelurahan Solok Sipin, kelurahan Murni, kelurahan Sungai Putri. Luas wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu 962 ha atau 61 Km, terdiri dari daerah dataran tinggi di sebelah Selatan dan dataran rendah di sebelah Utara.Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu adalah sebagai berikut:1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Batang Hari.2. Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Kecamatan Pasar Jambi.3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Selamat dan Kecamatan Telanaipura.4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jelutung.

4.1.2 Keadaan DemografiJumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas Putri Ayu berdasarkan data akhir tahun 2012 adalah 39.490 jiwa dengan perincian:Tabel 4.1 jumlah penduduk menurut jumlah jiwa di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu tahun 2012KelurahanJumlah penduduk

LegokMurniSolok SipinSungai Putri14.5285.42510.3009.237

Jumlah39.490

4.1.3 Visi dan Misi VisiTerwujudnya Puskesmas Putri Ayu dengan pelayanan prima masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2013. Misi1. Memberikan pelayanan kesehatan berkualitas, adil, dan terjangkau.2. Menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan/ karyawati Puskesmas Putri Ayu.4. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memenuhi standar.4.1.4 Program Pokok1. Promosi Kesehatan2. Kesehatan lingkungan3. KIA4. Gizi5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular6. Pengobatan Dasar7. Kesehatan pengembangan Pengembangan Khusus1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut2. Perkesmas3. Upaya Kesehatan Mata4. Upaya Kesehatan Jiwa5. Upaya Kesehatan Telinga5

4.2. Gambaran Pelaksanaan Posbindu di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2013Posbindu merupakan program baru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kegiatan ini bertujuan mengatasi factor resiko penyakit tidak menular contohnya diabetes, hipertensi, kanker dan sebagainya, pelaksanaan kegiatan ini belum sepenuhnya menggunakan metode 5 meja, dimana meja pertama adalah tempat pemberian nomor urut, dan registrasi peserta. Kemudian meja ke dua tempat wawancara oleh kade, meja ketiga pengukuran TB, BB, IMT, Lingkar Perut, meja ke empat pemeriksaan tekanan darah, yang terakhir meja ke lima tempat konseling dan edukasi (tindak lanjut) yang masih belum diterapkan adalah pemeriksaan gula darah, kolesterol, trigliserida, APE (Alat Peraga Edukatif), IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), ketidak tersediaan alat, dan Puskesmas Putri Ayu baru menjalankan program ini selama 3 bulan, dimulai dari bulan September, masih tergolong baru namun kegiatan ini cukup diminati oleh pesertanya. Posbindu ini diberi nama Posbindu Bougenville V terletak di RT 20 Sungai Putri, cakupan wilayah kerjanya adalah RT 20, 21, dan 22. Kegiatan Posbindu ini dikoordinasikan oleh satu petugas Koordinator dari pihak puskesmas dan dibantu oleh lima orang tenaga Kader yang dipilih sesuai dengan kriteria dan diutamakan yang memiliki keinginan kuat dan ikhlas melakukan kegiatan ini demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang seoptimal mungkin dan para Kader telah dilatih dan dibekali pengetahuan tentang penyakit tidak menular oleh dinas kesehatan kota. Kelima Kader inilah yang bertugas mengatasi factor resiko penyakit tidak menular di wilayah kerja posbindu ini, kegiatan posbindu ini dilakukan secara rutin setiap bulannya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan mengenai Posbindu di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi didapatkan hasil sebagai berikut:4.2.1. Persiapan Pelaksanaan PosbinduKegiatan pelaksanaan Posbindu ini diawali dengan persiapan terlebih dahulu yaitu sebagai berikut:1. Menyusun Jadwal kegiatan, dan tim pelaksanaJadwal kegiatan pelaksanaan Posbindu disusun bersama oleh Koordinator dan Kader. Kemudian di informasikan ke seluruh warga RT 20, 21, dan 22. Setiap kali posbindu dilaksanakan kelima Kader yang ada bertugas sesuai dengan tugas yang telah dibagikan masing-masing, jika ada salah satu Kader yang tidak hadir maka Kader lainnya akan menggantikannya. Pelaksanaan posbindu ini dilakukan setiap bulan sekali, yaitu setiap hari sabtu dari jam 11.00 hingga selesai di tempat yang telah ditetapkan namun waktu pelaksanaan posbindu tidak mutlak harus sesuai dengan jadwal namun bisa sedikit lambat atau cepat dari waktu yang telah ditentukan. Setelah penentuan jadwal, tempat, dan Kader ditentukan, selanjutnya persiapan peralatan untuk pelaksanaan Posbindu Puskesmas Putri Ayu ini. Pengadaan peralatan Posbindu ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Jambi, terdiri dari tensi meter digital, timbangan digital yang dapat mengukur tinggi badan, meteran, stetoskop, flipchart materi penyuluhan kesehatan, KMS, buku pencatatan hasil kegiatan posbindu. Setelah semua siap para Kader akan segera membuka posbindu di tempat yang ditentukan, gedung posbindu ini belum memiliki gedung khusus jadi menggunakan gedung pelaksanaan posyandu. 2. Mempersiapkan tempat pelaksanaan PosbinduTempat pelaksanaan kegiatan Posbindu ini dilakukan di RT 20 Kelurahan Sungai Putri setelah di sepakati bersama kegiatan ini menggunakan gedung yang sama dengan kegiatan posyandu Bougenville V daerah setempat, yaitu sebuah ruangan yang berdampingan dengan rumah dan ruang belajar untuk anak-anak didikan PAUD milik salah satu Kader, yang juga memiliki pekerjaan sebagai seorang guru PAUD. Setelah ditetapkan wilayah dan lokasi kegiatan posbindu ini. Para Kader mempersiapkan alat-alat pendukung seperti meja dan kursi untuk pelayanan bagi peserta Posbindu. 3. Mempersiapkan alat Kegiatan posbindu ini lebih mengutamakan perubahan perilaku hidup warganya, dengan demikian penggunaan obat tidak dibutuhkan pada setiap pelaksanaannya, jika ada peserta yang membutuhkan pengobatan akan dilakukan perujukan ke Puskesmas Putri Ayu segera. Jadi yang dipersiapkan adalah pelaratan untuk pemeriksaan PTM seperti timbangan, meteran, pengukur tinggi badan, dan tensi meter, flipchart untuk penyuluhan, untuk pencatatan hasil kegiatan menggunakan buku register, dan untuk peserta diberikan buku KMS sebagai catatan kunjungan, hasil pemeriksaan dan apa saja saran kesehatan yang diberikan pada peserta tersebut.4. Melakukan pembagian tugas Pembagian tugas penting agar kegiatan posbindu dapat efektif dalam setiap kegiatannya. Para Kader yang terdiri dari lima orang ini lah yang berbagi tugas sebagai berikut sesuai dengan system pelayanan 5 meja:a. Meja 1Satu orang Kader bertugas mencatat (register) peserta berdasarkan nomor urut. Dan mencatatnya ke dalam KMS dan buku catatan Kader.b. Meja 2Satu orang Kader bertugas melakukan wawancara dengan peserta, menggali informasi tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, menanyakan tentang aktifitas fisik yang dilakukan secara rutin, adakah kebiasaan merokok, apakah kurang makan buah dan sayur, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah kesehatan lainnya dengan terjadinya PTM.c. Meja 3Satu orang Kader bertugas melakukan pemeriksaan untuk menentukan berat badan peserta, tinggi badan, lingkar perut, menentukan IMT.d. Meja 4 Satu orang Kader bertugas melakukan pemeriksaan tekanan darahe. Meja 5Satu orang Kader bertugas melakukan konseling dan penyuluhan terhadap peserta, sehubungan dengan factor resiko penyakit yang tidak menular yang ia miliki. Apa saja yang harus peserta lakukan agar dapat mengendalikan factor resiko penyakit tidak menular tersebut.5. Biaya pelaksanaan Posbindu Pelaksanaan Posbindu ini dari hasil wawancara yang dilakukan, puskesmas tidak membiayai kegiatan ini, setiap kali posbindu dilakukan para Kaderlah kadang yang menggunakan biaya dari kantongnya sendiri demi menjalankan kegiatan posbindu ini. Dana tersebut digunakan untuk biaya operasional posbindu, biaya perjalanan Kader, biaya penyelenggara pertemuan. Tidak ada rincian yang jelas mengenai dana yang telah digunakan.4.2.2. Pelaksanaan Posbindu1. Waktu pelaksanaanWaktu pelaksanaan Posbindu dilakukan secara rutin setiap bulannya pada pertengahan bulan di hari sabtu, mulai dari jam 11.00 hingga selesai di tempat yang telah ditetapkan namun tidak mutlak sesuai dengan rencana bisa lebih cepat atau lebih lambat dari waktu yang telah ditentukan seusuai dengan keadaan, dan dikarenakan oleh para Kader yang seluruhnya adalah wanita, dan memiliki tugas rumah tangga yang harus di selesaikan pada jam tersebut. Dan jika terjadi halangan yang menyebabkan tidak mungkin kegiatan posbindu terlaksana di hari itu, maka akan diganti dengan hari lainnya, dan ini akan menambah pekerjaan bagi para Kader untuk menghimbau warga.Dari hasil wawancara dengan petugas Koordinator Posbindu yang sedang bertugas di Puskesmas Putri Ayu tanggal 23 Desember 2013, menjawab pertanyaan:Kapan kegiatan Posbindu ini dilakukan?Jawaban:Kegiatan Posbindu ini adalah program baru yang dijalankan oleh Puskesmas Putri Ayu, telah berjalan selama tiga bulan, pelaksanaannya mulai bulan September 2013, setiap bulannya kegiatan Posbindu ini rutin dilaksanakan, terakhir tanggal 21 Desember kemarin, kegiatan dimulai dari jam 11.00 hingga selesai.Tanggal 6 Januari 2014 Dengan pertanyaan yang sama diberikan pada Kader, Kader memberikan jawaban sebagai berikut:Kegiatan Posbindu dijadwalkan mulai jam 11.00 namun tidak mutlak dimulai kegiatan sesuai dengan jam tersebut, tapi bisa lebih cepat atau lebih lambat sesuai dengan keadaan, karena para Kader disini adalah ibu-ibu yang biasanya pada pagi hari harus melaksanakan kegiatan di rumah masing-masing terlebih dahulu, seperti memasak, membersihkan rumah, mengurus anak dan sebagainya. Pertanyaan kepada Kader:Bagaimana jika ada Kader yang berhalangan hadir saat kegiatan? Misalnya hujan lebat yang menyebabkan Posbindu sulit untuk dijalankan? Jawaban: Kalau terjadi halangan atau hal yang demikian, maka Posbindu akan diundur pelaksanaannya di kemudian hari. Dan berarti itu menambah pekerjaan kami para Kader, kembali harus menghimbau warga, memberitahukan perubahan jadwal Posbindu ini.2. Tempat PelaksanaanKegiatan Posbindu ini tidak memiliki gedung khusus, selain karena tidak ada dana yang memadai untuk membangun gedung baru. Setelah dipertimbangkan oleh Kader bahwa gedung Posyandu Bougenville V di RT 20 kelurahan Sungai Putri yang merupakan tempat yang strategis dan juga tidak digunakan terus-menerus setiap harinya sehingga gedung ini sampai saat ini ditetapkan menjadi gedung bersama untuk pelaksanaan Posyandu dan Posbindu. Pelaksanaan kegiatan Posbindu dilaksanakan pada hari yang berbeda dengan kegiatan Posyandu agar dapat secara bergantian menggunakan gedung ini, misalnya hari Jumat diadakan Posyandu, kemudian hari sabtu adalah giliran kegiatan Posbindu yang diadakan di gedung itu. Kegiatan Posyandu dan Posbindu pernah dilakukan pada hari yang sama di tempat tersebut, memang warga atau peserta yang datang menjadi lebih banyak namun ini menyebabkan Kader kewalahan menangani para peserta dikarenakan Kader Posbindu maupun Posyandu adalah orang yang sama.Dari hasil wawancara dengan Kader Posbindu yang sedang bertugas di Puskesmas Putri Ayu tanggal 23 Desember 2013, menjawab pertanyaan:Bagaimana penggunaan tempat untuk melaksanakan kegiatan Posbindu ini bu?Jawaban: Posbindu ini tidak punya tempat khusus untuk kegiatannya disamping karena baru, juga karena dana yang tidak ada untuk membuat gedung baru bagi Posbindu, sampai sekarang Posbindu masih menumpang pelaksanaannya di gedung Posyandu, berdasarkan kesepakatan bersama. Pada awalnya dulu pernah dijadwalkan Posyandu dan Posbindu pada hari dan jam yang sama, saat itu jumlah peserta menjadi meledak, peserta Posyandu balita dan peserta Posbindu tergabung di satu tempat. Setelah selesai kegiatan para Kader mengeluh kecapaian karena menangani jumlah peserta yang banyak, ini dikarenakan Kader yang ada di Posbindu dan Posyandu adalah orang yang sama. Dan akhirnya sepakat di jadwalkan Posyandu terlebih dahulu di lakukan misalnya pada hari Jumat kemudian Posbindu pada hari Sabtunya, untuk menghindari kejadian yang sudah-sudah.3. Tim Pelaksana Posbindu Pelaksanaan kegiatan Posbindu ini dilaksanakan oleh sebuh tim yang terdiri dari 6 orang, 1 orang petugas Puskesmas sebagai Koordinator Posbindu, 1 orang sebagai Ketua Kader, dan 4 orang sebagai anggota Kader. Berdasarkan kriteria untuk menjadi kader Posbindu berikut susunan kader Posbindu Puskesmas Putri Ayu Kelurahan Sungai Putri:KETUASantre Agustina, S.PdANGGOTAANGGOTAANGGOTAMaimunah SariNengmasSumarniKOORDINATORKristina SundariANGGOTASantre Agustina, S.PdANGGOTAAtina

Gambar 4.1 Struktur Posbindu Bougenville V Kelurahan Sungai Putri JambiDari hasil wawancara pada kader bahwa beberapa orang anggota kader Posbindu ini memiliki aktivitas lain di rumahnya selain kegiatan Posbindu, kemudian mereka juga memiliki tanggung jawab sebagai kader pula di Posyandu setempat. Tugasnya merangkap. Ditambah pula jumlah kader yang dirasa kurang dan ada beberapa kader yang sudah mencapai usia lanjut, kadang mereka hanya datang sebentar kemudian pergi dan tugasnya dilanjutkan dengan kader yang tersisa. Sehingga fungsi kader di Posbindu ini tidak optimal.4. Jumlah Peserta PosbinduJumlah peserta Posbindu Bougenville V Kelurahan Sungai Putri Jambi ini masih tergolong kurang, jika dibandingkan dengan keseluruhan jumlah warga yang berkisar 100 Kepala Keluarga. Berdasarkan hasil wawancara Pada awal kegiatan hanya ada 7 orang yang menjadi peserta, pada bulan kedua 9 orang namun ketika ditanyakan catatan kegiatannya petugas mengaku lupa meletakkannya dimana, dan pada bulan ketiga terjadi peningkatan peserta menjadi 20 orang dan dibuktikan dengan adanya catatan register peserta. Berarti jika di perkirakan setiap KK satu orang yang menjadi peserta Posbindu, dibandingkan dengan jumlah peserta Posbindu yang ada sekarang hanya 20% yang baru aktif dalam kegiatan Posbindu ini.Dari hasil wawancara terhadap kader yaitu sebagai berikut:Pertanyaan:Mengapa Jumlah peserta Posbindu ini hanya 20 orang ?Jawab:sebagian besar warga disini merupakan ekonomi bawah, bekerja sebagai pedagang atau pun buruh harian. mereka beralasan saat di ajak untuk datang ke Posbindu bahwa mereka lebih baik pergi mencari nafkah, jika ikut Posbindu maka tidak ada pemasukan uang untuk hari ini. Dan bagi warga menengah atas mereka terlihat juga kurang antusias, dan beralasan lebih baik pergi ke dokter yang mereka percayai, dari pada ke Posbindu.Dari hasil wawancara terhadap warga sekitar yang tidak mengikuti kegiatan posbindu secara rutin:Pertanyaan:Mengapa ibu tidak ikut Posbindu secara rutin?Jawaban:Kami ini kalau ikut Posbindu, kami tidak bisa mencari uang dek untuk makan sehari-hari, kalau ikut Posbindu berarti kami tidak makan dek.Dapat disimpulkan berarti jadwal kegiatan Posbindu ini juga menjadi kendala bagi warga untuk ikut. Karena pada jam 10.00 merupakan jam kerja warga, sehingga tidak memungkinkan untuk ikut Posbindu. Dari hasil wawancara lainnya ternyata factor alat di Posbindu juga menjadi penyebab kurangnya minat, setelah ditanyakan ada warga yang mengaku sangat berminat ikut Posbindu jika ada pemeriksaan Gula darah atau Kolesterol darah di Posbindu Bougenville V ini.5. Alur Pelaksanaan PosbinduBerdasarkan hasil wawancara terhadap pelaksanaan Posbindu Bougenville V Kelurahan Sungai Putri Jambi ini, sebagian besar kegiatan telah sesuai dengan buku panduan pelaksanaan Posbindu yang menggunakan sistem 5 meja. Berikut kegiatan yang dilaksanakan di posbindu ini:

Peserta di layani satu persatuMeja 1Meja 2Meja 3Meja 4Meja 5

Gambar 4.2 Alur Kegiatan Posbindu Bougenville V Kelurahan Sungai Putri Jambi.Sebelum melakukan kegiatan pemeriksaan peserta Posbindu menerima penyuluhan kesehatan terlebih dahulu, contohnya penyuluhan perilaku hidup sehat. kemudian peserta di registrasi dan diberikan nomor urut, kemudian dipanggil satu persatu, oleh meja 1. Kemudian peserta menuju meja 2 untuk diwawancarai untuk pertama kali ditanyai identitas untuk diisikan ke KMS yang telah disediakan, dan menanyakan keluhan selanjutnya menuju ke meja 3 pengukuran BB, IMT dan lingkar perut, kemudian menuju meja 4 untuk pemeriksaan tekanan darah, dan terakhir ke meja 5 untuk di tentukan factor resiko yang dapat menyebabkan penyakit tidak menular pada peserta dan dilakukan edukasi dan tindak lanjut terhadap permasalahannya6. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelaksanaan PosbinduPencatatan dan pelaporan pelaksanaan Posbindu ini dilakukan oleh Kader, dalam satu buku register khusus setiap kali pelaksanaan kegiatan Posbindu ini, pencatatan ini meliputi tanggal pemeriksaan, nama peserta, umur, pemeriksaan yang dilakukan (BB, tekanan darah), pemeriksaan Labor, keluhan, terapi / konseling, alamat, dan keterangan. Salinan catatan ini juga dimiliki oleh petugas Koordinator kegiatan Posbindu.Berikut format pencatatan kegiatan Posbindu Bougenville V Kelurahan Sungai Putri Jambi:Tabel 4.1. Format pencatatan kegiatan Posbindu NoTglNamaUmur BBT/DLaborKeluhanTerapi / KonselingAlamatKet

Selain itu juga dilakukan pencatatan kegiatan Posbindu ke dalam KMS factor resiko Penyakit Tidak Menular, milik masing-masing peserta. Pengisian buku catatan kegiatan dan KMS masih belum tertib.4.2.3. Evaluasi Pelaksanaan Posbindu Evaluasi pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Putri Ayu biasanya dilakukan secara rutin melalui loka karya mini bulanan di Puskesmas Putri Ayu, namun untuk kegiatan Posbindu ini masih belum dilakukan evaluasi. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada petugas Koordinator Posbindu Puskesmas Putri Ayu,Pertanyaan:Apakah kegiatan Posbindu ini sudah dilaporkan hasil dan dievaluasi ?Jawaban: Program ini masih baru, petugas yang bertanggung jawab terhadap kegiatan ini terlalu banyak tanggung jawab lainnya. Sehingga pelaporan belum dilakukan.Pertanyaan:Bagaimana target kegiatan Posbindu ini kak?Jawab:Program Posbindu ini tidak ada target, berapa pun pesertanya itulah yang di layani di Posbindu

BAB VPEMBAHASAN

5.1. Identifikasi Masalah5.1.1. Curah PendapatBerdasarkan wawancara (curah pendapat/brainstorming) dengan salah satu petugas coordinator Posbindu, kader, warga dan kepala Puskesmas. Maka ditemukan beberapa masalah dalam pelaksanaan Posbindu Bougenville V Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi selama dua bulan adalah sebagai berikut:1. Pelaksanaan Posbindu tidak tepat waktu (OUTPUT)2. Jumlah petugas Posbindu kurang, ada yang lanjut usia, dan memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga juga ada pula yang menjadi kader Posyandu (INPUT)3. Rendahnya jumlah peserta Posbindu (INPUT)4. Dukungan pihak setempat dari RT dinilai kurang, Tokoh masyarakat juga tidak ikut serta dalam kegiatan, sehingga kurang motivasi bagi warga untuk ikut. (PROSES)5. Kesadaran kader dan persepsi tentang Posbindu masih kurang. (INPUT)6. Masyarakat yang telah mengikuti Posyandu di hari sebelumnya malas mengikuti Posbindu di hari barikutnya. (PROSES)7. Tidak ada gedung khusus Posbindu, Gedung Posbindu menumpang di gedung Posyandu (INPUT)8. Kurang peralatan pemeriksaan seperti alat tes GDS, Kolesterol, IVA dan alat peraga edukatif (INPUT)9. Dana pelaksanaan tidak ada, bahkan kadang menggunakan dana dari kantong kader sendiri (INPUT)10. Pelaporan Posbindu masih belum maksimal (OUTPUT)5.1.2. Konfirmasi Masalah dengan dukungan dataHasil identifikasi masalah kemudian dibuktikan dengan data otentik primer maupun sekunder. Data sekunder berupa data register dan catatan peserta, dan data primer melalui wawancara dengan kader, coordinator, dan kepala Puskesmas pelaksana Posbindu. Berikut konfirmasi data yang diperoleh adalah sebagai berikut:1. Pelaksanaan Posbindu tidak tepat waktuDari hasil wawancara didapatkan bahwa terkadang kegiatan terlambat dilaksanakan dari waktu yang ditentukan karena adanya halangan dari kader.2. Jumlah petugas Posbindu kurang, ada yang sudah lanjut usia, petugas juga memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan ada pula yang menjadi kader posyandu.Dari hasil wawancara didapatkan bahwa petugas Posbindu hanya 5 orang dan ada kader yang telah tua sehingga terkadang cepat kelelahan, dan kegiatan diteruskan oleh kader yang ada. Kemudian kesibukan sebagai IRT dan kader Posyandu juga menjadi hambatan dalam pelaksanaan Posbindu.3. Rendahnya Peserta PosbinduDari hasil wawancara didapatkan bahwa hanya 20 peserta yang datang pada Posbindu yang dilaksanakan tanggal 21 Desember 2013, dan hal ini di perkuat dengan adanya catatan kegiatan Posbindu pada hari tersebut4. Dukungan Pihak lain seperti RT, Tokoh Masyarakat masih kurangDari hasil wawancara didapatkan bahwa RT kurang mendukung kegiatan Posbindu ini, tak ada keikutsertaan ketua RT dalam Posbindu begitu pula tokoh masyarakat, yang seharusnya dapat menjadi penarik bagi masyarakat lainnya untuk datang ke Posbindu.5. Kesadaran kader dan persepsi tentang Posbindu masih kurang. Dari hasil wawancara kader mengeluhkan dana dari Puskesmas tidak ada untuk operasional Posbindu ini. Setelah dikonfirmasi dengan puskesmas memang tidak ada dana untuk kegiatan tersebut dikarenakan kegiatan ini merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. Dan hakikatnya dana operasional dapat di swadayakan oleh masyarakat sekitar.6. Malasnya masyarakat untuk ikut Posbindu karena telah mengikuti Posyandu di hari lain.Dari hasil wawancara didapatkan beberapa warga mengeluh tidak ikut Posbindu karena merasa malas bolak-balik ke tempat pelaksanaan Posbindu yang juga merupakan tempat pelaksanaan Posyandu di hari sebelumnya mereka datangi.7. Tidak ada gedung khusus Posbindu, gedung Posbindu menumpang di gedung Posyandu,Dari hasil wawancara kader menyatakan bahwa gedung Posyandu digunakan bersama Posbindu dan observasi langsung ditemukan bahwa gedung posyandu yang digunakan untuk posbindu, juga digunakan sebagai tempat kegiatan PAUD.8. Kurang peralatan pemeriksaan seperti alat tes GDS, kolesterol IVA dan alat peraga edukatif, Dari hasil wawancara didapatkan tidak adanya alat tes GDS, kolesterol, IVA. Untuk alat peraga edukatif ada yaitu berupa flipchart. Dan ini dibuktikan dengan observasi ketersediaan peralatan Posbindu.9. Dana pelaksanaan tidak ada, bahkan kadang menggunakan dana dari kader. Dari hasil wawancara tidak ada dana operasional khusus untuk Posbindu baik dari masyarakat, puskesmas maupun organisasi lainnya. 10. Pelaporan Posbindu masih belum maksimal Dari hasil wawancara pelaporan kegiatan Posbindu hanya sekedar menyampaikan catatan kegiatan Posbindu, yang berisi identitas peserta, keluhan, pemeriksaan BB, TD saja. Dan telah diobservasi dengan melihat catatan tersebut.

5.2. Penentuan prioritas masalahUntuk menentukan prioritas masalah pada pelaksanaan Posbindu Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dengan cermat maka digunakan 2 alat untuk menentukan prioritas masalah yaitu MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment) dan PAHO (Pan American Health Organization).

Tabel 5.1. MCUA untuk menentukan prioritas masalah NoKriteriaBesarnyaKeseriusanKemampuan Pengaruh terhadap

MasalahMasalahYang Kesehatan JumlahPeringkat

Masalahdimilikipeserta

Bobot3425

1Pelaksanaan tidak tepat waktuN7755

BN21281025848

2Jumlah petugas kurangN6766

BN18281430906

3Rendahnya jumlah peserta PosbinduN8878

BN243214401101

4 Dukungan RT, tokoh masyarakat yang kurang.N7886

BN21321630994

5Kesadaran kader Posbindu masih rendahN7778

BN212814401033

6Masyarakat yang malas mengikuti Posbindu, setelah datang ke PosyanduN7655

BN21241025857

7Penggunaan gedung bersama PosyanduN5666

BN15241230819

8Kurang peralatanN8877

BN243214351052

9Tidak adanya dana pelaksanaan kegiatanN7766

BN21281230915

10 Pelaporan Posbindu masih belum maksimalN4444

BN12168205610

Keterangan : N = Nilai, Bobot ditentukan 1-5Nilai ditentukan 1-10BN = Bobot x Nilai = Skor Dari hasil tabel MCUA diatas diperoleh prioritas masalah pada Posbindu yaitu jumlah peserta Posbindu yang sedikit.

Tabel 5.2. PAHO untuk menentukan prioritas masalah No.MasalahMSVCTotal

1Pelaksanaan tidak tepat waktu4444256

2Jumlah petugas kurang4544320

3Rendahnya jumlah peserta Posbindu77772401

4Dukungan RT, tokoh masyarakat yang kurang.4444256

5Kesadaran kader Posbindu masih rendah5545500

6Masyarakat yang malas mengikuti Posbindu, setelah datang ke Posyandu3344144

7Penggunaan gedung bersama Posyandu333381

8Kurang peralatan5546600

9Tidak adanya dana pelaksanaan kegiatan3344108

10 Pelaporan Posbindu masih belum maksimal3335135

Keterangan:M (Magnitude) : luasnya masalahS (severity) : beratnya kerugian yang timbulV (vulnerability) : ketersediaan teknologiCP (community and political concern) : Perhatian masyarakat dan politisiSkor ditentukan 1-10

Dari hasil tabel PAHO diatas diperoleh urutan masalah pada Posbindu yaitu rendahnya jumlah peserta Posbindu. Dan disimpulkan dari hasil 2 alat penentuan prioritas masalah di atas disimpulkan bahwa masalah yang diprioritaskan adalah rendahnya jumlah peserta Posbindu.5.3. Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Masalah Dan Penyebab Masalah Dominan5.3.1. Diagram Alur (Flow Chart)Menggunakan diagram alur untuk menemukan kemungkinan lokasi, kelemahan/kekurangan yang terjadi dan kemungkinan penyimpangan yang terjadi dalam rendahnya jumlah peserta Posbindu. Berikut alur kegiatan dalam pelaksanaan pelayanan Posbindu di Puskesmas Putri Ayu:Peserta Posbindu datangMeja pendaftaran Persiapan waktu, tempat, peralatan

Pelaksanaan PosbinduPembagian tugasPenilaian penyelenggaranaanUsulan kegiatanpencatatanWawancara kesehatanpencatatanPemeriksaan TB, BB, IMT, lingkar perutpencatatanpromosiPencatatan ulang buku registerPemeriksaan TDpencatatanKonseling, tindak lanjutPeserta pulangpencatatan

Gambar 5.1 Diagram Alur Pelayanan Peserta PosbinduDari analisa diagram alur di atas dapat ditemukan tahap kegiatan yang masih lemah dalam kenyataannya untuk lebih mendalam dapat diketahui dengan membuat diagram tulang ikan

5.3.2. Pembentukan Tim Pemecah MasalahBerikut pembentukan tim terkait dengan kegiatan Posbindu di Puskesmas Putri Ayu untuk mencari sebab permasalah lebih mendalam. Anggota tim pemecah masalah untuk menanggulangi masalah Posbindu dapat terdiri dari:1. Kepala Puskesmas2. Koordinator Program3. Kader

5.3.3. Identifikasi Masalah dengan Diagram Tulang Ikan (Fish Bone)Identifikas kemungkinan penyebab masalah maka dilakukan curah pendapat bersama teman sekelompok dan di analisis lebih lanjut dalam diagram tulang ikan (fish bone diagram) untuk menemukan akar penyebab masalah. Alat bantu ini dapat1. Mengidentifikasi sebab-sebab dari suatu masalah2. Sangat efektif membantu tim mencari akar penyebab masalah3. Sangat bermanfaat mengidentifikasi dan memperagakan sebab-sebab masalah.

Warga malas datang Kurang tenaga kader Posbindu Peralatan Posbindu masih kurang ManusiaMaterial

Warga memiliki aktifitas lain pada jam pelaksanaan PosbinduAda yang sudah tua, ada yang merangkap menjadi kader posyanduTidak ada dana

Kesadaran warga untuk ikut Posbindu masih kurang Pengaturan jadwal kurang tepatTidak ada upaya swadaya dari masyarakat

Kurang intensif promosi Posbindu

Rendahnya jumlah peserta Posbindu

Tidak tersedia alat pemeriksaan GDS, IVA, KolesterolAda pemeriksaan yang tidak dilakukan Kurang dukungan tokoh masyarakat, RT

Kesadaran ketua RT , dan tokoh masyarakat kurang

LingkunganProses

Gambar 5.2 Diagram Fish BoneHal yang mendasi tibulnya kesenjangan hasil yang diharapkan dengan kenyataan disebabkan berbagai factor, berdasarkan dengan data yang diperoleh dibuatlah fish bone. Kemudian dianalisis penyebab secara manyeluruh dengan pendekatan evaluasi, meliputi input, proses, output, serta environment. Sehingga dapat ditelusuri hal yang menyebabkan munculnya masalah.

5.3.4. Identifikasi Penyebab Masalah DominanDari diagram tulang ikan ditemukan penyebab masalah yang paling mungkin setelah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab. Sesuai dengan diagram di atas penyebab paling mungkin yang telah dibuktikan dengan data dan menjadi akar penyebab adalah:1. Tidak adanya upaya swadaya dari masyarakat untuk mengatasi keterbatasan dalam Posbindu seperti masalah dana.Dari hasil wawancara kader mengatakan dana tidak ada untuk operasional Posbindu, dan tidak ada usaha lain yang dilakukan untuk menghimpun dana. Malah terkadang dana pribadi kader yang digunakan untuk membiayai kegiatan Posbindu.2. Kesadaran ketua RT dan tokoh masyarakat kurangDari hasil wawancara kader didapatkan kader mengeluh tidak adanya kepedulian dari RT untuk berpartisipasi mensukseskan kegiatan Posbindu. tidak pernah ketua RT ikut dalam kegiatan Posbindu. Padahal diharapkan dengan adanya ketua RT yang hadir dapat menarik minat warga untuk ikut Posbindu. Dan ketua RT dapat membantu menghimbau warga untuk datang.3. Adanya kader yang telah lanjut usia, dan tugas rangkapDari hasil wawancara kader bahwa ada kader yang telah lanjut usia sehingga dalam menjalankan tugas sebagai kader terjadi keterbatasan fisik, para kader ini lebih cepat lelah dan meminta izin pulang kemudian dilanjutkan oleh kader yang tersisa, kader Posbindu pun ada yang merangkap menjadi kader Posyandu sehingga menyebabkan kader mengeluh kewalahan mengkoordinasikan kedua kegiatan yang ia lakukan.4. Kurang intesif promosi PosbinduDari hasil wawancara kader mengatakan bahwa himbauan datang ke Posbindu dilakukan kepada warga lewat pengumuman dari pengeras suara masjid, kemudian dari mulut kemulut, dalam kegiatan Posyandu juga dilakukan himbauan. Bentuk kalimat himbauan tersebut .. ibu-ibu jangan lupa datang ke Posbindu ya jadwalnya besok jam 10. Seperti itu.5. Pengaturan jadwal yang kurang tepatDari hasil wawancara kader dan warga kegiatan Posbindu dilakukan mulai jam 10, kader mengeluh sedikitnya warga yang datang dan beralasan mencari nafkah pada waktu tersebut, sebagian warga yang datang mayoritas wanita karena warga pria bekerja sebagai buruh harian sehingga tidak dapat ikut kegiatan Posbindu ini. Begitu pula warga yang diwawancarai mengatakan demikian. Dimana mereka bekerja pada waktu tersebut jadi bila mereka ikut Posbindu berarti tidak ada uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.6. Tidak tersedianya alat pemeriksaan GDS, IVA, Kolesterol, Dari hasil wawancara kader didapatkan alat pemeriksaan yang tersedia hanya timbangan digital sekaligus alat pengukur tinggi badan, tensimeter, stetoskop, timbangan besar, Dan dibuktikan lewat observasi melihat peralatan Posbindu.Dari beberapa akar penyebab dicari penyebab yang dominan dan ditanggulangi. Beberapa penyebab ini saling berhubungan dan tidak menutup kemungkinan kolaborasi solusi pemecahan masalah yang diprioritaskan. Setelah di diskusikan penyebab yang paling dominan adalah promosi Posbindu yang kurang intensif hal ini berkaitan dengan jumlah peserta yang datang ke Posbindu.

BAB VIPEMECAHAN MASALAH PRIORITAS DAN USULAN KEGIATAN UNTUK PEMECAHAN MASALAH

Masalah adalah kesenjangan antara keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai yang menimbulkan rasa tidak puas dan keinginan untuk memecahkannya.Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain :1. Identifikasi atau inventarisasi masalahMenetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang dicapai, menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil pencapaian, yang terakhir membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi dengan keadaan tertentu yang sudah ditetapkan.2. Penentuan prioritas masalahMenyusun peringkat masalah, lebih baik dilakukan oleh banyak orang dari pada satu orang saja. Beberapa metode yang dapat digunakan antara lain Hanlon, Delbeq, CARL, Pareto, dan MCUA.3. Penentuan penyebab masalahPenentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah pendapat. Penentuan penyebab masalah hendaknya tidak menyimpang dari masalah tersebut.4. Memilih penyebab yang paling mungkinPenyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi.5. Menentukan alternatif pemecahan masalahSeringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang telah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan.

6. Penetapan masalah terpilihSetelah pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditentukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.7. Penyusunan rencana penerapanRencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk PoA (Plan of Action) atau rencana kegiatan.8. Monitoring dan evaluasiAda dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

6.1. Alternatif-alternatif pemecahan masalahMasalah utama yang ditemukan dari hasil pengamatan yaitu Promosi Posbindu yang Kurang Intensif oleh karena itu pencarian pemecahan masalahnya harus dilakukan. Pertama dilakukan curah pendapat (brainstorming) dan didapatkan beberapa alternative pemecahan masalah yaitu sebagai berikut:1. Meningkatkan promosi Posbindu dengan memberikan usulan kegiatan agar petugas dinas kesehatan dan daerah menggalakkan sosialisasi Posbindu lewat berbagai media, seperti televisi, leaflet, spanduk dan sebagainya agar masyarakat tertarik untuk mengikuti Posbindu.2. Mengundang ketua RT dan Tokoh masyarakat agar dapat ikut serta mensukseskan kegiatan Posbindu ini, contohnya ikut dalam kegiatan Posbindu, menghimbau warga untuk mengikuti Posbindu.3. Membuat selebaran yang menarik untuk menghimbau warga agar ke Posbindu dengan menjelaskan keutamaan kegiatan ini.4. Memberikan buah tangan bagi warga yang ikut Posbindu, seperti selendang, jilbab, makanan tambahan. Sehingga dapat menarik minat warga lainnya untuk ikut serta dalam Posbindu. Pada saat menghimbau warga dapat di ingatkan bahwa setelah kegiatan Posbindu akan ada pembagian barang tersebut.

6.2. Alternatif pemecahan masalah terpilihUntuk memilih alternatif pemecahan masalah yang terbaik digunakan tabel MCUA yang dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 6.1 Tabel MCUA Alternatif pemecahan masalahNokriteria

CaraBobotDapat memecahkan masalah dengan sempurnaMurah biayanya Mudah dilaksanakanWaktunya singkatJumlahPeringkat

5432

1.Meningkatkan promosi Posbindu, dengan memberikan usulan kegiatan kepada dinas kesehatan dan pemerintah daerah untuk mempromosikan Posbindu lewat berbagai mediaN

BN8

408

32

8

24

5

10

106

1

2.Mengundang ketua RT dan Tokoh masyarakat agar dapat ikut serta mensukseskan kegiatan Posbindu ini, contohnya ikut dalam kegiatan Posbindu, menghimbau warga untuk mengikuti Posbindu.N

BN9

457

286

185

10

101

2

3.Membuat selebaran yang menarik untuk menghimbau warga agar datang ke Posbindu dengan menjelaskan keutamaan kegiatan ini.N

BN7

356

244

12

4

8

79

3

4Membagikan barang yang bermanfaat setelah kegiatan Posbindu selesai dilaksanakan, dapat berupa jilbab, gelas, dan sebagainya.630624515510

79

3

Berdasarkan hasil MCUA diperoleh prioritas pemecahan masalah memberikan usulan ke dinas kesehatan dan pemerintah daerah untuk mensosialisasikan Posbindu lewat berbagai media, baik televisi, spanduk, leaflet dan sebagainya.6.3. Rencana Penerapan6.3.1. Kemungkinan adanya factor penghambat dan factor pendorong1. Kemungkinan factor penghambata. Lambatnya respon dari pemerintah daerah ataupun dinas kesehatan untuk menanggapi usulan kegiatanb. Dana terbatas untuk melakukan promosic. Petugas yang kurang cekatan dalam melakukan tugas promosi tersebut, sehingga lambatnya pelaksanaan program promosi Posbindud. Warga jarang menonton televisi, apa lagi siaran televisi daerah.2. Kemungkinan factor pendoronga. Lebih cepat dan tepat mempengaruhi warga sekitar apa lagi menggunakan bahasa yang informative, dan menggunakan model yang mewakili pesan yang disampaikan. Dan menarikb. Dengan membuat promosi lewat spanduk atau media lainnya di pasang di tempat yang strategis dapat mudah dibaca oleh warga sehingga pesan yang disampaikan dapat mudah di pahami dan menarik minat warga untuk ikut serta dalam Posbindu

3. Upaya mengantisipasi factor penghambata. Dengan melakukan lobi terhadap dinas kesehatan dan pemerintah daerah agar mempermudah proses terlaksananya usulan kegiatan promosi Posbindu tersebut.b. Bagi pemerintah daerah ataupun dinas Kesehatan dalam menugaskan penanggung jawab kegiatan promosi memilih petugas yang cekatan dan berkomitmen kuat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat daerah khususnya.

6.4. Rencana usulan kegiatan pemecahan masalah yang terpilih6.5. Monitoring dan evaluasiKegiatan ini ditujukan untuk mengetahui hasil dari pemecahan masalah yang telah dilakukan. Tindakan ini dilakukan oleh petugas dinas kesehatan ataupun petugas pemerintah daerah yang terkait.Tabel 6.2 Contoh tabel monitoring dan evaluasi kegiatanNOKegiatanIndikator StandarHasilKeterangaan

1Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan promosiTerlaksananya promosi Posbindu di berbagai mediatelevisiTerlaksanaSelesainya pelaksannaan promosi Posbindu

2 Melakukan evaluasi terhadap kegiatan promosi Posbindu apakah telah mencapai target.Jumlah peserta posbinduTerlaksanaJumlah peserta Posbindu mengalami peningkatan 70% dari jumlah awal

BAB VIIPENUTUP7.1. KesimpulanBerdasarkan hasil pengamatan dan berbagai upaya pemecahan masalah rendahnya jumlah peserta Posbindu di Puskesmas Putri Ayu dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:1. Posbindu Puskesmas Putri Ayu adalah kegiatan yang baru dilaksanakan 2 bulan sehingga masih terdapat banyak kekurangan di berbagai segi, dan permasalahannya juga demikian2. Permasalahan yang utama di Posbindu ini adalah rendahnya jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini. Rendahnya jumlah peserta Posbindu di Puskesmas Putri Ayu disebabkan oleh berbagai factor yang menjadi factor utamanya adalah kurangnya promosi untuk memperkenalkan kegiatan ini pada masyarakat sekitar.3. Alternatif pemecahan masalah melalui tabel MCUA untuk menentukan prioritas pemecahan masalah pada rendahnya peserta Posbindu adalah dengan meningkatkan promosi kesehatan yang dilakukan oleh dinas kesehatan dan pemerintah daerah, lewat usulan kegiatan kepada instansi tersebut4. Melalui monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan tersebut diharapkan target tercapai yaitu dengan meningkatnya jumlah peserta Posbindu ini.7.2. Saran1. Setiap permasalahan Posbindu ini memiliki saling keterkaitan sehingga diperlukan perbaikan disegala sisi jika ingin program Posbindu ini sukses dan mampu menurunkan jumlah penyakit tidak menular yang ada di masyarakat2. Perlu adanya kegiatan yang inovatif di Posbindu yang membuat warga tertarik untuk ikut serta, tentunya yang berbasis memberdayakan potensi masyarakat.3. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan dan keberhasilan kegiatan tersebut oleh dinas kesehatan dan pemerintah daerah.

DAFTAR PUSTAKA1. Riskesdas 2007 dari www.depkes.go.id diakses tanggal 31 Desember 20132. Kementerian Kesehatan RI, 2013,Buku Pintar Kader Penyelenggaraan Posbindu PTM, Jakarta3. Kementerian Kesehatan RI, 2011, Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga (Untuk Kader), Jakarta4. Kementerian Kesehatan RI, 2011, Revitalisasi Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta.5. Profil Puskesmas Putri Ayu Tahun 2012

LampiranDaftar Posyandu Putri Ayu

Ruang Posyandu Bougenville V dan Ruang Posbindu Bougenville V

Timbangan

Posyandu Bougenville V

Kegiatan Posbindu Bougenville V 21 Desember 2013

Kegiatan Posbindu Bougenville 21 Desember 2013

Buku Catatan kegiatan Posbindu