10
Nama : Vindy Rahmatika NIM : 125130101111056 Kelas : D Istilah-istilah penting : Escherichia coli O157 H:7 Escherichia coli O157 H:7 adalah bakteri yang mempunyai peran cukup penting dalam penyakit zoonosis yang disebarkan melalui makanan. Meskipun secara normal E. coli terdapat pada saluran pencernaan baik manusia maupun hewan, tetapi E. coli O157 H:7 adalah strain yang virulen berasal dari hewan sapi dan domba. Beberapa jenis bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara terjadinya infeksi E. coli O157 H:7, tetapi biasanya bahan pangan yang berperan sebagai foodborne disease tersebut adalah bahan pangan yang berasal dari hewan sapi. Bahan pangan tersebut antara lain daging sapi dan susu. E. coli O157 H:7 selain dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan berupa diare atau sering juga disebut sebagai traveler’s diare juga dapat menyebabkan terjadinya hemolytic uremic syndrome, gagal ginjal bahkan kematian. Penyebaran E. coli O157:H7 yang berasal dari hewan terutama sapi dapat terjadi melalui daging yang telah terkontaminasi kemudian dikonsumsi oleh manusia (food- borne disease). Daging dan susu yang telah terkontaminasi oleh E. coli O157: H7 dan tidak dimasak secara sempurna dapat menyebabkan infeksi E. coli O157: H7 pada manusia yang mengkonsumsi. Daging dan susu yang telah

tabm_(1)editprint

  • Upload
    vindy

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hggjjk

Citation preview

Page 1: tabm_(1)editprint

Nama : Vindy Rahmatika

NIM : 125130101111056

Kelas : D

Istilah-istilah penting :

Escherichia coli O157 H:7

Escherichia coli O157 H:7 adalah bakteri yang mempunyai peran cukup

penting dalam penyakit zoonosis yang disebarkan melalui makanan. Meskipun secara

normal E. coli terdapat pada saluran pencernaan baik manusia maupun hewan, tetapi

E. coli O157 H:7 adalah strain yang virulen berasal dari hewan sapi dan domba.

Beberapa jenis bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara terjadinya infeksi E.

coli O157 H:7, tetapi biasanya bahan pangan yang berperan sebagai foodborne

disease tersebut adalah bahan pangan yang berasal dari hewan sapi. Bahan pangan

tersebut antara lain daging sapi dan susu. E. coli O157 H:7 selain dapat menyebabkan

gangguan saluran pencernaan berupa diare atau sering juga disebut sebagai traveler’s

diare juga dapat menyebabkan terjadinya hemolytic uremic syndrome, gagal ginjal

bahkan kematian.

Penyebaran E. coli O157:H7 yang berasal dari hewan terutama sapi dapat

terjadi melalui daging yang telah terkontaminasi kemudian dikonsumsi oleh manusia

(food-borne disease). Daging dan susu yang telah terkontaminasi oleh E. coli O157:

H7 dan tidak dimasak secara sempurna dapat menyebabkan infeksi E. coli O157: H7

pada manusia yang mengkonsumsi. Daging dan susu yang telah terkontaminasi

bakteri E. coli O157: H7 tidak memperlihatkan perubahan organoleptik baik warna,

rasa, maupun bau. Manusia yang tempat tinggalnya berdekatan dengan peternakan

juga dapat terinfeksi bakteri E. coli O157: H7 yang berada dalam peternakan tersebut.

Selain disebarkan oleh ternak sapi melalui daging dan susunya, bakteri E. coli O157:

H7 juga dapat ditularkan dari manusia yang telah terinfeksi ke manusia yang lainnya.

Penyebaran bakteri E. coli O157: H7 dari manusia ke manusia yang lain terjadi secara

peroral (Andriani, 2005).

Chemiluminescence adalah emisi atau pancaran cahaya oleh produk yang

distimulus oleh suatu reaksi kimia atau suatu kompleks cahaya. Kompleks ikatan anti

gen-antibodi yang terjadi akan menempel pada streptavidin-coated microparticle.

(Roche, 2000).

Page 2: tabm_(1)editprint

Poly-1-lysin

Polipeptida, homopilimer yaitu kationik polimer pada pHnetral yang dapat

mempermudah atau sebagai agen adhesi sel untuk kultur sel pada plate dan substrat

solid lainnya.

Membran Nitroselulosa

Nitroselulosa disebut juga selulosa nitrat, flash kertas adalah senyawa yang

sangat mudah terbakar yang dibentuk oleh nitrating selulosa melalui pemaparan ke

asam nitrat atau lain agen nitrating kuat. Ketika digunakan sebagai propelan atau

bahan peledak tingkat rendah, juga dikenal sebagai guncotton. nitroselulosa membran

atau kertas nitroselulosa adalah lengket yang digunakan untuk melumpuhkan

membran asam nukleat di selatan dan utara bercak bercak. Hal ini juga digunakan

untuk imobilisasi bercak protein di wilayah barat untuk afinitas tidak spesifik untuk

asam amino. Nitroselulosa secara luas digunakan sebagai dukungan dalam tes

diagnostik mana mengikat antigen-antibodi terjadi, misalnya, tes kehamilan, U-

Albumin tes.

Phosphate Buffer Saline

Phosphate Buffer Saline bertujuan agar mikroorganisme tidak rusak jika

disimpan dalam waktu yang cukup lama dan sifatnya yang menyerupai saliva

membantu dalam menyimpan mikroorganisme tanpa menambah atau mengurangi

pertumbuhan.

ELISA

Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) adalah suatu teknik biokimia

yang terutama digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi kehadiran

antibodi atau antigen dalam suatu sampel. Dalam pengertian sederhana, sejumlah

antigen yang tidak dikenal ditempelkan pada suatu permukaan, kemudian antibodi

spesifik dicucikan pada permukaan tersebut, sehingga akan berikatan dengan

antigennya. Antibodi ini terikat dengan suatu enzim, dan pada tahap terakhir,

Page 3: tabm_(1)editprint

ditambahkan substansi yang dapat diubah oleh enzim menjadi sinyal yang dapat

dideteksi.

Kelebihan dari uji ELISA antara lain dapat dilakukan dalam empat jam, tidak

menggunakan virus hidup, tidak memerlukan laboratorium dengan fasilitas

biosekurity yang tinggi. Uji serologis yang banyak diaplikasikan di dunia maupun

di Indonesia untuk diagnosa serologis pada manusia dan hewan adalah ELISA dan

aglutinasi latek (Subekti & Kusumaning-tyas 2011 ).

ELISA relatif murah dan lebih aman dibanding RIA (radio Immuno Assay)

yang menggunakan bahan radiokatif dan dapat dikerjakan di laboratorium kecil tanpa

alat pemecah radioaktif gamma. Antibodi pada ELISA disekresi oleh sel plasma (sel

B), biasanya digunakan monoklonal antibodi karena lebih spesifik untuk epitop

tertentu daripada policlonal antibodi dan dapat dibeli terpisah atau dalam paket

ELISA Kit.

Reaktivitas Silang

Reaktivitas silang adalah reaksi antara antibodi dan antigen yang berbeda dari

imunogen tersebut.Kadang-kadang juga disebut sebagai crossimmunity atau lintas-

pelindung kekebalan. Reaktivitas silang juga merupakan parameter umum dievaluasi

untuk validasi kekebalan tubuh danprotein tes berbasis mengikat seperti ELISA dan

RIA. Dalam hal ini biasanya diukur denganmembandingkan respon tes untuk berbagai

analit yang sama dan dinyatakan sebagai persentase.Dalam prakteknya, kurva

kalibrasi yang diproduksi menggunakan rentang konsentrasi tetap untukpemilihan

senyawa terkait dan pertengahan poin (IC50) dari kurva kalibrasi dihitung

dandibandingkan. Angka tersebut kemudian memberikan perkiraan dari respon

metode analisis untuksenyawa mengganggu mungkin relatif terhadap analit target.

Page 4: tabm_(1)editprint

Jawaban Pertanyaan :

1. Karena pada pengujian ELISA didapatkan titer antigen yang spesifik. Uji ELISA teknik

pengerjaannya relatif sederhana, ekonomis, dan memiliki sensitivitas yang cukup tinggi,

sehingga dapat mempersingkat waktu pengujian dibandingkan dengan uji mikrobial yang

membutuhkan waktu inkubasi yang lebih lama.

Deteksi patogen pada makanan perlu dialkukan sebagai upaya untuk mencegah pangan

dari kemungkinan tercemar baik dari cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat

mengganggu , merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Pengujian dapat

dilakukan dengan uji kualitatif dan kuantitatif, perkembangan metode pengujian cepat

rapid test dengan menggunakan teknik ELISA dapat digunakan sebagai pendeteksi yang

cepat, akurat dan terjangkau agar dapat tercipta pencegahan awal, dan meninimalisir

terjadinya korban (InfoPom, 2008).

2. Selama ini ada beberapa metode konvensional yang digunakan untuk menentukan

adanya E.coli 0157:7 enterohemoragik dari sampel makanan antara lain metode

biakan (kultur), uji biokimiawi, dan uji serologis. Cara-cara tersebut mempunyai

kelemahan dan keterbatasan, selain memerlukan waktu lama juga tidak spesifik. Cara

biakan yaitu dengan mengisolasi bakteri dalam media selektif metode ini tidak

sensitif kerena sampel harus mengandung 103 - 104 sel/gram, selain itu juga

memerlukan waktu lama dan mahal karena harus dilakukan uji tahap selanjutnya

meliputi uji biokimia, serologis, dan verotoksisitas. Metode serologis dengan teknik

ELISA sangat cepat dan sensitif serta praktis penggunaanya dalam klinik. Cara ini

didasarkan pada reaksi antara antibodi monoklonal spesifik E. Coli dengan antigen

E.coli O157:H7 sehingga afinitas, afiditas dan titrasi tinggi.

Page 5: tabm_(1)editprint

3. Teknik ELISA :

Page 6: tabm_(1)editprint

4. Pengujian sampel makanan mengacu kepada persyaratan makanan yang telah ditetapkan

dan metode yang digunakan sesuai dengan persyaratan yang diacu. Hal ini dilakukan

upaya untuk mencegah pangan dari kemungkinan tercemar baik dari cemaran biologis,

kimia dan benda lain yang dapat mengganggu , merugikan dan membahayakan kesehatan

manusia.

Pengujian dapat dilakukan dengan uji mikrobiologis tetapi hal ini kurang efektif untuk

menghasilkan hasil yang optimal karena mempunyai kelemahan dan keterbatasan dan

membutuhkan berbagai prosedur yang membutuhkan banyak waktu. Maka teknik yang

selanjutnya dengan menggunakan teknik ELISA. Namun kelemahan cara ELISA adalah

kurang spesifik karena akan terjadi reaksi silang dengan antibodi dari bakteri lain

sepeti E.hermanii. Brucella sp dan beberapa bakteri enterik lainnya. Untuk itu perlu

dikembangkan cara deteksi yang cepat dan sensitif antara lain dengan teknik PCR

(Polymerase Chain Reaction) berlabel isotop32p. Tahap selanjutnya merupakan

identifikasi lebih sempurna yaitu typing secara bakteriofag atau identifikasi

menggunakan analis dengan DNA probe ataupun metode PCR (Polymerase Chain

Reaction). Metode PCR dapat mendeteksi secara tepat gen yang menyandi toksin

SLT (Shiga-Like-Toxin) dari bakteri E.coli O157:H7 yang terdapat dalam makanan,

susu rnaupun rases penderita (Dadang, 2000).

Andriani. 2005. Escherichia coli O157:H7 sebagai penyebab penyakit zoonosis (Laporan

Lokakarya Nasional). Bogor: Balai Penalitian Veteriner.

Dadang, S.  2000. DETEKSI CEPAT BAKTERI Escherichia coli ENTEROHEMORAGIK

(EHEK) DENGAN METODE PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION).

Jurnal Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan teknologi IsoIop

dan Radiasi 1-7.

InfoPom. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. Jakarta.

Subekti, DT. & E. Kusumaningtyas. 2011. Perbandingan Uji Serologi Toksoplasmosis

dengan Uji Cepat Imunostik, ELISA dan Aglutinasi Lateks. JITV 16 (3) : 163 -

241.

Roche. 2000. Test Principle of Alanine Aminotrasferase with or without pyridoxal

phosphate activation of Cobas. Indianapolis. USA.