15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teripang Salah satu potensi biota laut Indonesia adalah teripang dengan nama lain teat fish, sea cucumber, dan ginseng laut. Teripang merupakan salah satu anggota hewan berkulit duri (Echinodermata), yang memiliki tubuh lunak, berdaging, dan berbentuk silindris memanjang (Martoyo, dkk., 2000). Teripang dapat ditemukan hampir diseluruh perairan, mulai dari daerah pasang surut yang dangkal sampai perairan yang lebih dalam. Teripang lebih menyukai perairan yang jernih dan airnya relatif tenang. Umumnya masing-masing jenis memiliki habitat yang spesifik. Misalnya teripang putih banyak ditemukan di daerah yang berpasir atau pasir bercampur lumpur pada kedalaman 1-40 m, penyebaran teripang di Indonesia sangat luas. Beberapa daerah penyebaran antara lain meliputi perairan pantai Madura, Jawa timur, Bali, Sumba, Lombok, Aceh, Bengkulu, Bangka, Riau dan sekitarnya, Belitung, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Timor, dan kepulauan seribu (Martoyo, 2000). Teripang (Holothuroidea) merupakan salah satu hewan laut yang termasuk dalam phylum Echinodermata. Hewan tersebut merupakan golongan yang paling banyak dijumpai, mulai dari paparan terumbu karang, pantai berbatu atau berlumpur, di laut dalam, bahkan di palung

teripang.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: teripang.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teripang

Salah satu potensi biota laut Indonesia adalah teripang dengan nama

lain teat fish, sea cucumber, dan ginseng laut. Teripang merupakan salah satu

anggota hewan berkulit duri (Echinodermata), yang memiliki tubuh lunak,

berdaging, dan berbentuk silindris memanjang (Martoyo, dkk., 2000). Teripang

dapat ditemukan hampir diseluruh perairan, mulai dari daerah pasang surut yang

dangkal sampai perairan yang lebih dalam. Teripang lebih menyukai perairan

yang jernih dan airnya relatif tenang. Umumnya masing-masing jenis memiliki

habitat yang spesifik. Misalnya teripang putih banyak ditemukan di daerah yang

berpasir atau pasir bercampur lumpur pada kedalaman 1-40 m, penyebaran

teripang di Indonesia sangat luas. Beberapa daerah penyebaran antara lain

meliputi perairan pantai Madura, Jawa timur, Bali, Sumba, Lombok, Aceh,

Bengkulu, Bangka, Riau dan sekitarnya, Belitung, Kalimantan, Sulawesi, Maluku,

Timor, dan kepulauan seribu (Martoyo, 2000).

Teripang (Holothuroidea) merupakan salah satu hewan laut yang

termasuk dalam phylum Echinodermata. Hewan tersebut merupakan golongan

yang paling banyak dijumpai, mulai dari paparan terumbu karang, pantai berbatu

atau berlumpur, di laut dalam, bahkan di palung laut yang terdalam sekalipun.

Pada umumnya teripang pemakan deposit pasir yang penting di daerah coral reef

(Kurnia, 2008). Makanan utama teripang adalah organisme-organisme mikro,

detritus (sisa-sisa pembusukan bahan organik), diatomea, protozoa, nematodae,

algafilamen, kopepoda, ostrakoda, dan rumput laut (Martoyo, dkk., 2000).

2.1.1 Klasifikasi Teripang Pasir

Secara garis besar klasifikasi dari teripang pasir adalah sebagai berikut :

Filum : Echinodermata

Sub filum : Echinozoa

Kelas : Holothuroidea

Sub kelas : Apidochirotacea

Page 2: teripang.docx

Bangsa : Aspidochirotida

Keluarga : Holothuridae

Marga : Holothuria

Jenis : Holothuria scabra

Gambar. Teripang pasir (Holothuria scabra) Martoyo, dkk., 2000)

2.1.2 Morfologi Teripang

Bentuk tubuh teripang adalah silindris memanjang seperti mentimun.

Tubuhnya terbagi dalam lima bagian yang sama, memanjang dari mulut sampai

anus. Tubuh teripang umumnya berbentuk bulat panjang silindris sekitar 10-30

cm, dengan mulut pada salah satu ujungnya dan dubur pada ujung yang lain

(Rodriguez, et al,. 2000).

Ukuran teripang adalah berkisar antara 30-50 cm dan mempunyai

daerah penyebaran yang luas pada berbagai habitat laut. Hidupnya sering

berkelompok pada daerah yang berpasir ataupun daerah yang berlumpur. Teripang

dapat dijumpai mulai daerah pasang surut sampau laut dalam (Kustiariyah, 2006).

Ciri umum teripang yaitu, tidak mempunyai lengan, tiga ambulakral

dengan podia yang tumbuh baik terletak di bagian ventral dan dua daerah

ambulakral di bagian sebelah dorsal yang podianya tereduksi. Mulut yang terletak

di ujung depan biasanya dikelilingi oleh sejumlah tentakel sebagai alat bantu

makan dan respirasi. Tubuh teripang biasanya hitam, coklat, hijau muda, sedikit

Page 3: teripang.docx

yang berwarna merah muda, oranye, violet dan jarang yang bergaris-garis

(Kustiariyah, 2006).

Ciri khas teripang adalah tubuhnya lunak, berdaging karena osicula

yang tertanam dalam kulitnya sebagai rangka dalam yang tereduksi ukurannya

menjadi mikroskopis (Farouk, et al., 2007).

2.1.3 Habitat Teripang

Teripang umumnya menempati ekosistem terumbu karang dengan

perairan yang jernih, bebas dari polusi, air relatif tenang dengan mutu air cukup

baik. Habitat yang ideal bagi teripang adalah air laut dengan salinitas 29-33 ‰

yang memiliki kisaran pH 6,5-8,5, kecerahan air 50-150 cm, kandungan oksigen

terlarut 4-8 ppm dan suhu air laut 20-25ºC (Albuntana, et al., 2001).

Teripang ditemukan hampir di seluruh perairan pantai mulai dari daerah

pasang surut yang dangkal sampai perairan yang dalam. Teripang biasanya hidup

di daerah berpasir yang bercampur pecahan karang dan banyak ditumbuhi

tumbuhan laut atau lamun. Menurut Martoyo (2000) masing-masing jenis teripang

memiliki habitat yang spesifik, misalnya habitat teripang susu dapat ditemukan di

daerah yang berpasir atau pasir campur lumpur di kedalaman 1 - 40 m, tapi lebih

sering ditemukan diperairan dangkal yang di tumbuhi lamun sedangkan teripang

koro dan teripang pandan banyak ditemukan diperairan yang lebih dalam.

2.1.4 Manfaat Teripang

Menurut Matraga (2005) teripang sudah ratusan tahun digunakan

sebagai obat-obatan di Cina. Teripang mengandung bahan bioaktif (antioksidan)

yang berfungsi mengurangi kerusakan sel jaringan tubuh. Hasil penelitian

Kaswandi dkk, (2000) menunjukkan bahwa ekstraksi komponen antibakteri dari

teripang (H.acabunda) cukup efektif menghambat pertumbuhan bakteri

Page 4: teripang.docx

Escherichia coli, Vibrio amsela. Ekstrak teripang juga menunjukkan aktifitas

antiprotozoa dan menghambat sel tumor. Serta juga sebagai penyembuh luka dan

antithrombotik yaitu untuk mengurangi pembekuan darah didalam saluran darah

sehingga dapat mengurangi resiko penyakit stroke dan jantung (Farouk et al.,

2007). Bagian hewan yang digunakan mencakup seluruhnya. Jenis teripang yang

paling banyak ditemukan di Indonesia adalah teripang pasir (Holothuria scabra)

dengan tingkat penyebaran mencapai 38,86 %.

2.1.5 Sistem Pencernaan Teripang

Sistem pencernaan pada semua kelompok teripang dibangun oleh unit

yang sama, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, usus, rektum,

kloaka, dan anus (Kaswandi, dkk., 2000).

Teripang merupakan deposit feeder atau pemakan endapan dan

suspension feeder atau pemakan materi tersuspensi. Pada umumnya teripang

bersifat nokturnal yaitu aktif mencari makan pada malam hari dan

menyembunyikan diri pada siang hari. Aktifitas makan teripang berada dalam 2

kelompok yaitu teripang yang selalu diam pada permukaan pasir tapi selalu makan

setiap saat dan Teripang yang bergerak dengan volume makan 2-3 kali sehari, sisa

waktunya digunakan berlindung dengan menggali dipermukan pasir atau

berlindung di bawah karang (Kurnia, 2008).

2.1.6 Daur Hidup dan Reproduksi

Teripang hidup di alam terdiri atas dua fase yaitu sebagai planktonik

dan bentik, planktonik hidup melayang-layang di air, pada masa larva yaitu stadia

aurikularia hingga diolaria, sedangkan sebagai bentik hidup melekat pada substrat

atau benda lain pada stadia penctactula hingga menjadi teripang dewasa (Matraga,

2005).

Page 5: teripang.docx

Gambar. Siklus Hidup Teripang di Perairan

Keterangan:

1.Tahapan gastrula

2.Larva auricularia

3.Larva gastrula

4.Larva doliolaria

5.Larva pentactula

Alur perkembangan tidak langsung: Telur yang telah dibuahi 1-2-4-5-larva-

dewasa

Alur Perkembangan langsung : Telur yang telah dibuahi 1-3-4-5- larva-dewasa

Teripang bersifat dioceos atau gonochoristic yaitu adanya individu

jantan dan betina namun tidak terlihat adanya dimorfisma kelamin, perbedaan

hanya terlihat dengan melakukan pengamatan terhadap gonadnya. Perkawinan

teripang biasanya berlangsung secara eksternal atau di luar tubuh. Sel telur dan

sperma masing-masing dihasilkan oleh individu jantan dan betina dengan cara

disemprotkan. Telur yang sudah dibuahi akan menetas beberapa hari kemudian

setelah menjadi larva akan turun dan berada di dasar perairan sampai menjadi

juvenile (Martoyo, 2000).

Page 6: teripang.docx

Gambar. Proses Terjadinya Reproduksi Teripang Sampai Menjadi Larva (searah

jarum jam) (Martoyo et al. 2000)

Teripang umumnya memijah pada perairan di sekitar lingkungan

tempat hidupnya. Aktifitas gonad teripang berkaitan dengan pola musiman di

daerah setempat sehingga pemijahan Teripang terjadi sepanjang tahun.

Walaupun Teripang yang ada di daerah tropis memijah sepanjang

tahun, akan tetapi ada puncak pemijahan yang hanya terjadi beberapa bulan dalam

setahun. Terjadinya awal matang gonad sampai matang gonad terjadi pada bulan

April, November dan September. Siklus reproduksi tersebut dipengaruhi oleh

faktor eksternal, yaitu suhu dan perubahan salinitas, karena masuknya air tawar

sewaktu musim hujan berlangsung dapat menyebabkan pemijahan pada teripang

dan organisme laut tropis lainnya (Kurnia, 2008).

2.2 Asam Urat

Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan

dari metabolisme/pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan

dari manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam darah akan

mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai

peran sebagai antioksidan bila kadarnya tidak berlebihan dalam darah, namun bila

kadarnya berlebih asam urat akan berperan sebagai prooksidan (Bangun, 2010).

Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal

dari makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam

setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain,

Page 7: teripang.docx

dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan

makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita.

Berbagai sayuran dan buahbuahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari

hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit

tertentu (Dewi, 2009).

Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout

artritis). Selain osteoartritis, asam urat merupakan jenis rematik artikuler

terbanyak yang menyerang penduduk indonesia. Penyakit ini merupakan

gangguan metabolik karena asam urat (uric acid) menumpuk dalam jaringan

tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi gout, terdapat timbunan

atau defosit kristal asam urat didalam persendian. Selain itu asam urat merupakan

hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari daging, hati,

ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian

senyawa purin yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses, atau keringan

(Utami, 2009).

2.2.1 Sifat dan struktur kimia asam urat

Asam urat merupakan asam lemah dengan pKa 5,8. Asam urat

cenderung berada di cairan plasma ekstraselular. Sehingga membentuk ion urat

pada pH 7.4. ion urat mudah disaring dari plasma. Kadar urat di darah tergantung

usia dan jenis kelamin. Kadar asam urat akan meningkat dengan bertambahnya

usia dan gangguan fungsi ginjal (Setyoningsih, 2009).

Di bawah mikroskop kristal urat menyerupai jarum - jarum renik yang

tajam, berwarna putih, dan berbau busuk.

2.2.2 Kadar Normal Asam Urat

Kadar asam urat normal menurut tes enzimatik maksimum 7 mg/dl.

Sedangkan pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil

pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu,

penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat normal pada

pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3 – 7

Page 8: teripang.docx

mg/dl dan pada perempuan 2,5–6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut

hiperurisemia (Helmi, 2012).

Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan darah dan

urin. Nilai rujukan kadar darah asam urat normal pada laki-laki yaitu 3.6 - 8.2

mg/dl sedangkan pada perempuan yaitu 2.3 - 6.1 mg/dl (Damayanti, 2012).

2.2.3 Patofisiologi

Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar

dari 7,0 mg/dl) dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat.

Peningkatan atau penurunan kadar asam urat serum yang mendadak

mengakibatkan serangan gout. Apabila kristal urat mengendap dalam sebuah

sendi, maka selanjutnya respon inflamasi akan terjadi dan serangan gout pun

dimulai. Apabila serangan terjadi berulang-ulang, mengakibatkan penumpukan

kristal natrium urat yang dinamakan tofus akan mengendap dibagian perifer tubuh

seperti ibu jari kaki, tangan, dan telinga (Damayanti, 2012).

Pada kristal monosodium urat yang ditemukan tersebut dengan

imunoglobulin yang berupa IgG. Selanjutnya imunoglobulin yang berupa IgG

akan meningkat fagositosis kristal dengan demikian akan memperlihatkan

aktivitas imunologik (Setyoningsih, 2009).

2.2.4 Penyebab Asam Urat

Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu :

a. Faktor dari luar

Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar.

Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi

dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi (Bangun, 2010).

b. Faktor dari dalam

Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme

yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40 tahun atau

manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa disebabkan

oleh penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat –

Page 9: teripang.docx

obatan, alkohol, obesitas, diabetes mellitus juga bisa menyebabkan asam urat

(Bangun, 2010).

2.2.5 Tanda dan Gejala

Kadar asam urat darah yang tinggi dapat menyebabkan kesemutan,

pegal-pegal, linu-linu, persendian terasa kaku, nyeri sendi, rematik asam urat,

sampai pada penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Rasa ngilu biasanya

dirasakan di kaki kanan dan tangan kiri. Jika sudah menyerang tangan kiri, rasa

ngilu itu akan terus merambat ke bahu dan leher (Dewi, 2009).

Pada gout biasanya serangan terjadi secara mendadak (kebanyakan

menyerang pada malam hari). Jika gout menyerang sendisendi yang terserang

tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri

yang hebat, dan persendian sulit digerakan (Helmi, 2012).

Gejala lain adalah suhu badan menjadi demam, kepala terasa sakit,

nafsu makan berkurang, dan jantung berdebar. Serangan pertama gout pada

umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki. Namun,

gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti tumit, lutut dan

siku. Dalam kasus encok kronis, dapat timbul tofus (tophus), yaitu endapan seperti

kapur pada kulit yang membentuk tonjolan yang menandai pengendapan kristal

asam urat (Damayanti, 2012).

Page 10: teripang.docx

DAFTAR PUSTAKA

Albuntana, Yasman, W., Wisnu. 2001. Uji Toksisitas Ekstrak Empat Jenis Teripang Suku Holothuridae Dari Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan Seribu, Jakarta, Menggunakan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Jakarta: Universitas Indonesia.

Bangun, A. 2010. Pengobatan Ajaib untuk Rematik dan Asam Urat. Bandung: Indonesia Publishing House.

Damayanti, D. (2012). Panduan Lengkap Mencegah dan Mengobati Asam Urat. Yogyakarta : Penerbit.

Dewi, Ni Wayan (2009). Hubungan Pengetahuan Masyarakat tentang Asam Urat dengan Praktik Pencegahan dan Perencanaan Perawatan Asam Urat di Rw 02 Kelurahan Pangkalan Jati Kecamatan Limo Depok Tahun 2009. Laporan Hasil Penelitian. Jakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran.

Farouk A.E., Ghouse F.A.H., Ridzwan B.H , 2007. New Bacterial Species Isolated from Malaysian Sea Cucumbers with Optimized Secreted Antibacterial Activity. American Journal of Biochemistry and Biotechnology 3 (2): 60-65

Helmi, Zairin Noor. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Kaswandi MA, Lian HH, Nurzakiah S, Ridzwan BH, Ujang S, Samsudin MW, Jasnizat S and Ali AM. 2000. Crystal Saponin From Three Sea Cucumber Genus and Their Potential As Antibacterial Agents. 9th Scientific Conference Electron Microscopic Society. 12-14 Nov. 2000, Kota Bharu, Kelantan. 273—276.

Kurnia, H.D. 2008. Kajian Ekstraksi Steroid Teripang Pasir (Holothuria scabra) Sebagai Sumber Testosteron. Bandung: Institut Pertanian Bogor.

Kustiariyah. 2006. Isolasi dan Uji Aktivitas Biologis Senyawa dari Teripang Pasir (Holothuria scabra) Sebagai Aproksida Alami. Thesis. Sekolah Pasca Sarjana. Bogor: Insitut Pertanian Bogor.

Martoyo J, Aji N dan Winanto Tj. 2000. Budidaya Teripang. Jakarta: Penebar Swadaya.

Matraga, V. 2005. Echinodermata; Progress In Molecular and Subcellular Biology Springer. Jerman

Page 11: teripang.docx

Rodriguez E., Gonzales M., Caride B., Lamas M.A., Taboada M.C., 2000. Nutritional Value Of Holothuria Forskali Protein And Effects On Serum Lipid Profile In Rats. J. Physiol. Biochem. 58(1):39-44

Setyoningsih., Rini. 2009.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hiperurisemia pada Pasien Rawat Jalan RSUP Dr.Kariadi Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Utami, Prapti, dkk. 2009. Solusi Sehat Asam Urat dan Rematik.Jakarta: Agromedia Pustaka.