Translate Jurnal Torsio

Embed Size (px)

DESCRIPTION

torsio

Citation preview

HASILTujuh puluh enam remaja diikutsertakan dalam penelitian ini. Semua anak laki-laki yang memiliki akut skrotum, pembengkakan dan nyeri. Empat puluh tujuh dari 76 pasien (61,8%), yang sangat dicurigai memiliki torsi testis setelah dianamnesis, pemeriksaan laboratorium dan pra-operasi pemeriksaan USG Doppler skrotum, menjalani eksplorasi bedah. kasus torsi testis telah dikonfirmasi dengan pembedahan pada 39 dari 47 yang awalnya diduga kasus ini. Dua dari 8 pasien lain yang menjalani eksplorasi memiliki torsi testis dari appendix, 2 memiliki epididymoorchitis, 2 memiliki hematoma skrotum, 1 memiliki hidrokel, dan satu memiliki limfoma testis. Diagnosis non-torsi telah di konfirmasi dalam 29 pasien yang dikelola secara konservatif, dan tindak lanjut pemeriksaan USG menunjukkan perfusi sentral yang normal serta pola echogenic normal dan ukuran kedua testis selama masa tindak lanjut di rawat jalan departemen.Dari 39 anak laki-laki dengan diagnosis pasti torsi testis, 18 anak berhasil diselamatkan setelah detorsion dengan mandi air hangat, 3 anak dengan ipsilateralorchiopexy dan 15 anak orchiopexy bilateral, 21 anak lain dengan testis iskemik hemoragik infark yang direseksi dengan orchiopexy rutin padasisi kontralateral. Durasi rata-rata nyeri yang dirasakan berbeda secara signifikan antara mereka yang diselamatkan dan yang tidak berhasil diselamatkan. Anak laki-laki yang testisnya terpeluntir yang tidak berhasil diselamatkan mengalami 38,1 jam nyeri (2 - 336 jam), sedangkan anak laki-laki yang testisnya memutar berhasil diselamatkan mengalami 14,1 jam nyeri (2-72 jam) (p =0,009) (Tabel 1 dan Gambar. 1). Hasil patologis kelompok orchiectomy menunjukkan hemoragik infark atau hemoragik nekrosis tanpa temuan abnormal lainnya.Tabel 2 dan Gambar. 2 anak laki-laki dibandingkan dengan testistorsi andepididymo-orchitis. Tidak ada perbedaan usia yang berarti (14,4 tahun v.s. 14,0 tahun, p =0.63). Meninggalkan sisi torsi lebih umum daripada yang tepatsisi torsi, tapi tidak ada lateralitas dominasi jelas pada kelompok epididymo-orchitis (p = 0,003). Durasi nyeri berbeda nyata antara kedua kelompok. Anak laki-laki yang diduga torsi testis dikonfirmasi oleh operasi mengalamiberarti 27,0 jam nyeri (2 - 336 jam), sedangkananak laki-laki di antaranya epididymo-orchitis terkesan mengalami rata-rata 74,5 jam nyeri (4-336jam) (p = 0,0003). Semua pasien disajikan dengan akut pembengkakan skrotum, kemerahan dan nyeri pada awal pemeriksaan fisik. Penilaian laboratorium menunjukkan leukositosis yang berlebih di kelompok epididymo-orchitis tetapi ada perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan kelompok torsi testis (p = 0,429). CRP meningkat pada 5 dari 11 (46%) di kelompok torsi testis dan 13 dari 22 (59%) di kelompok epididymoorchitis, p = 0,045. Piuria lebih sering terjadi pada kelompok epididymo-orchitis(p = 0,004). USG Doppler mengungkapkan meningkatnya aliran darah pada 2 pasien di kelompok susspect torsi testis. Namun, riwayat dan maniestasi klinis tidak bisa mengekslusi torsi testis dan keluarga memutuskan untuk eksplorasi bedah setelah berdiskusi. Eksplorasi menunjukkan epididymo-orchitis. Sensitivitas USG color Doppler untuk mendiagnosis torsi dan epididymo-orchitis adalah 84,09% dan92,59% dari hasil retrospektif kami. Logistik regresi untuk analisis multivariat menunjukkan bahwa kirisisi manifestasi dan durasi nyeri secara signifikan yang berbeda antara torsi testis dan kelompok eididymo-orchitis.Nyeri testis bagian kiri memiliki rasio odds 4,76 untuk torsi testis, p =0.020. Rasio odds untuk durasi nyeri adalah 0,98, p =0.029. Peningkatan CRP dan piuria tidak memiliki statistik yang berbeda antara kedua kelompok dalam analisis lanjutan (Tabel 3).

PEMBAHASANDiagnosis dan pengobatan pasien dengan skrotum akut terus menjadi salah satu dari sebagian besar masalah menantang dalam urologi pediatrik. (10) Data ini menunjukkan bahwa eksplorasi skrotum darurat tidak wajib diperlukan dalam lebih dari 75% dari kasus dengan skrotum akut. (1) Kebutuhan eksplorasi mendesak dari testis yang terpeluntir berkaitan dengankelangsungan hidup testis dan untuk dua alasan berikut. Pertama, kelainan anatomi yang bertanggung jawab untuk torsi (area telanjang dalam klasifikasi intravaginal jenis torsi) sering bilateral dan panjangnya lebih besar dari sisi kiri korda spermatika yang bisa memiliki insiden yang lebih tinggi untuk terpeluntir.