4
Nama : Diah Astini Paramita Kelas : 02/B N I M : 121 4141 026 1. Konferensi apa yang dilakukan pada tahun 2012 terkait masalah lingkungan hidup? Jawaban : Konferensi yang terkait dengan lingkungan hidup ditahun 2012 adalah konferensi Rio +20 yang dikenal juga sebagai Rio 2012 adalah sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh PBB sebagai bentuk dari tindak lanjut atas Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan atau KTT Bumi yang pernah diselenggarakan di kota yang sama pada tahun 1992. Konferensi ini secara khusus diadakan oleh Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB bersama tuan rumah Brasil di Rio de Janeiro pada tanggal 20-22 Juni 2012. Konferensi ini memiliki tiga tujuan, yaitu (1) memperbaharui komitmen politik atas pembangunan berkelanjutan, (2) mengidentifikasi kesenjangan antara progres kemajuan dan implementasi dalam mencapai komitmen-komitmen lama yang telah disetujui, serta (3) mengatasi berbagai tantangan baru yang terus berkembang. Konferensi ini mempunyai dua tema yang telah disepakati oleh negara-negara anggota, yaitu (1) ekonomi hijau dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pemberantasan kemiskinan, serta (2) kerangka kerja kelembagaan untuk pembangunan berkelanjutan. Ribuan peserta dari sektor pemerintahan, swasta, LSM dan berbagai pemangku kepentingan lainnya akan berkumpul di Rio de Janeiro pada bulan Mei dan Juni untuk

Tugas 1 AMDAL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas amdal

Citation preview

Page 1: Tugas 1 AMDAL

Nama : Diah Astini Paramita

Kelas : 02/B

N I M : 121 4141 026

1. Konferensi apa yang dilakukan pada tahun 2012 terkait masalah lingkungan hidup?

Jawaban :

Konferensi yang terkait dengan lingkungan hidup ditahun 2012 adalah konferensi Rio +20

yang dikenal juga sebagai Rio 2012 adalah sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh

PBB sebagai bentuk dari tindak lanjut atas Konferensi PBB tentang Lingkungan dan

Pembangunan atau KTT Bumi yang pernah diselenggarakan di kota yang sama pada tahun

1992. Konferensi ini secara khusus diadakan oleh Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial

PBB bersama tuan rumah Brasil di Rio de Janeiro pada tanggal 20-22 Juni 2012. Konferensi

ini memiliki tiga tujuan, yaitu (1) memperbaharui komitmen politik atas pembangunan

berkelanjutan, (2) mengidentifikasi kesenjangan antara progres kemajuan dan implementasi

dalam mencapai komitmen-komitmen lama yang telah disetujui, serta (3) mengatasi berbagai

tantangan baru yang terus berkembang.

Konferensi ini mempunyai dua tema yang telah disepakati oleh negara-negara anggota, yaitu

(1) ekonomi hijau dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pemberantasan

kemiskinan, serta (2) kerangka kerja kelembagaan untuk pembangunan berkelanjutan. Ribuan

peserta dari sektor pemerintahan, swasta, LSM dan berbagai pemangku kepentingan lainnya

akan berkumpul di Rio de Janeiro pada bulan Mei dan Juni untuk membicarakan perihal

pembangunan berkelanjutan. Bersamaan dengan dan di antara berbagai kegiatan utama, akan

diadakan beberapa kegiatan tambahan berupa pameran-pameran, presentasi dan berbagai

pengumuman dari kelompok masyarakat tersebut. Dalam mencapai hasilnya, negara-negara

peserta diharapkan dapat mengadopsi langkah-langkah nyata yang berfokus untuk

menjalankan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan contoh-contoh sukses yang telah

dicapai dalam 20 tahun terakhir.

Hasil yang dicapai dalam konferensi ini adalah sebuah dokumen final “The Future We

Want”. Secara umum, Dokumen “The Future We Want” memuat kesepahaman pandangan

terhadap masa depan yang diharapkan oleh dunia (common vision) dan penguatan komitmen

untuk menuju pembangunan berkelanjutan (renewing political commitment). Di dalamnya

berisi kesepahaman aturan mengenai politik,ekonomi, pembangunan berkelanjutan, isu-isu

lingkungan hidup, dan implementasi dalam hal teknologi, finansial, capaciy-building, dan

Page 2: Tugas 1 AMDAL

perdagangan.Terdapat tiga isu utama bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan

yangtermuat dalam Dokumen ini, yaitu: (i) Green Economy in the context of sustainable

development and poverty eradication, (ii) pengembangan kerangkakelembagaan

pembangunan berkelanjutan tingkat global (Institutional Framework for Sustainable

Development), serta (iii) kerangka aksi dan instrumen pelaksanaan pembangunan

berkelanjutan (Framework for Action and Means of Implementation)

Berdasarkan kajian terhadap isi Dokumen Rio+20 “The Future We Want”, dapat diketahui

bahwa refleksi dokumen tersebut lebih menekankan padakepentingan pihak antroposentrisme

(shallow-ecology) daripada pihak ekologisme (deep ecology). Dokumen tersebut tidak

menjawab problem utama kerusakan bumi yang kini menjadi permasalahan utama, namun

justru akan‘melanggengkan’ sistem ekonomi neoliberal dengan sekadar menempelkan kata

“green” tanpa mengubah orientasi pembangunan yang eksploitatif. Sistem ekonomi hijau

(green economy) yang dibicarakan justru akan memperluas privatisasi, komodifikasi, dan

finansialisasi sumber daya alam, merampas sumber-sumber kehidupan rakyat, serta

menghancurkan keragaman hayati, termasuk perdagangan karbon, tukar guling kawasan

(biodiversity offset) yang menjadi isu dalam perundingan-perundingan global.

2. Bagaimana hubungan antara tiga pilar pembangunan berkelanjutan yakni pilar

ekonomi, sosial dan lingkungan hidup

Jawaban :

Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga aspek, yaitu pembangunan ekonomi,

pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Ketiga aspek tersebut tidak bisa

dipisahkan satu sama lain, karena ketiganya menimbulkan hubungan sebab-akibat. Aspek

yang satu akan mengakibatkan aspek yang lainnya terpengaruh.

Skema pembangunan berkelanjutan: pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi Universal

Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan

berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa "...keragaman budaya penting bagi manusia

sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam". Dengan demikian "pembangunan

tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk

mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual". dalam pandangan ini,

keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan

berkelanjutan.

Hubungan antara ekonomi dan sosial diharapkan dapat menciptakan hubungan yang adil

(equitable). Hubungan antara ekonomi dan lingkungan diharapkan dapat terus berjalan

Page 3: Tugas 1 AMDAL

(viable). Sedangkan hubungan antara sosial dan lingkungan bertujuan agar dapat terus

bertahan (bearable). Ketiga aspek yaitu aspek ekonomi, sosial dan lingkungan akan

menciptakan kondisi berkelanjutan (sustainable).