Upload
nazier-ier
View
241
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Rabies
Citation preview
KLB RABIES
• TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,KETAPANG -Ancaman virus rabies atau serangan anjing gila di Ketapang semakin mengkhawatirkan. Kasi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi Dinkes Ketapang, Ardi, mengatakan korban rabies saat ini terus bertambah.
• Pada Selasa (23/12/2014) lalu, korban yang digigit anjing yang diduga rabies sebanyak 70 orang. Di antaranya enam orang meninggal, tiga anak-anak usia 15 tahun kebawah. Saat ini korban yang digigit menjadi 86 orang dan korban meninggal bertambah satu.
• Sehingga totalnya korban meninggal diduga akibat rabies menjadi 7 orang. Jika sebelumnya tiga anak yang meninggal terjadi di wilayah Kecamatan Jelai Hulu. Satu korban baru ini juga terjadi di wilayah yang sama. Virgo meninggal diusianya enam tahun pada 24 Desember 2014 lalu.
• “Dari gejalanya menurut keterangan petugas Puskesmas Riam, persis rabies. Korban tertular virus rabies melalui gigitan anjing pada 22 November 2014,” kata Ardi kepada wartawan di ketapang, Kamis (1/1/2015).
Pertanyaan Sem 1.
• Apabila anda Ka Din Kes Kab Ketapang, apa yang anda lakukan?
• Perlukan melakukan investigasi wabah / (atau skrining) pada KLB ini?
• Bagaimana perencanaannya?• Perlukan dikembangkan sistem surveilans untuk rabies
baik pada manusia maupun pada hewan?• Sejauh mana peran KKP? Apa yang harus dilakukan
okleh KP• Apa saran anda kepada Komda Zoonosis Kab Ketapang
untuk penanggulangan rabies?• Bahas per kelompok
SURVEILANSEPIDEMIOLOGI
BENCANA TSUNAMI ACEH
Kelompok 2 :1. ASIF YULIYATI NIM : 300003144100022. NANI WARYANI NIM: 300003144100053. MOSTANG ARIANTO NIM: 300003144100084. KARTIKA IKAWATI NIM: 300003144100125. RIZQA WAHYU HANDAYANI NIM: 300003144100146. NAZIER TUASAMU NIM: 300003144100177. MEYLA ANGELINE MOHEDE NIM: 300003144100228. LA ODE LIAUMIN NIM: 300003144100279. ERNA ZAKIYAH NIM: 3000031441002910. ELIA YOHANES YENINAR NIM : 30000314410031
• TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,KETAPANG -Ancaman virus rabies atau serangan anjing gila di Ketapang semakin mengkhawatirkan. Kasi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi Dinkes Ketapang, Ardi, mengatakan korban rabies saat ini terus bertambah.
• Pada Selasa (23/12/2014) lalu, korban yang digigit anjing yang diduga rabies sebanyak 70 orang. Di antaranya enam orang meninggal, tiga anak-anak usia 15 tahun kebawah. Saat ini korban yang digigit menjadi 86 orang dan korban meninggal bertambah satu.
• Sehingga totalnya korban meninggal diduga akibat rabies menjadi 7 orang. Jika sebelumnya tiga anak yang meninggal terjadi di wilayah Kecamatan Jelai Hulu. Satu korban baru ini juga terjadi di wilayah yang sama. Virgo meninggal diusianya enam tahun pada 24 Desember 2014 lalu.
• “Dari gejalanya menurut keterangan petugas Puskesmas Riam, persis rabies. Korban tertular virus rabies melalui gigitan anjing pada 22 November 2014,” kata Ardi kepada wartawan di ketapang, Kamis (1/1/2015).
APA ITU RABIES?
• RABIES yang disebut juga penyakit Anjing Gila merupakan suatu penyakit infeksi akut pada susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh Virus Rabies (Lyssa Virus).
• Penyakit ini bersifat Zoonotik, yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui gigitan hewan terutama anjing, kucing dan kera.
• Cara penularan melalui gigitan dan non gigitan (goresan cakaran) yang mengandung virus rabies.
• Virus rabies masuk melalui luka gigitan, selama 2 minggu virus masih dapat ditemukan di daerah sekitar luka gigitan, dan sebagian besar sudah mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan-perubahan fungsinya.
• Masa inkubasi bervariasi yaitu berkisar antara 2 minggu sampai 2 tahun, tetapi pada umumnya 3 – 8 minggu, berhubungan dengan jarak yang ditempuh oleh virus sebelum mencapai otak.
• Belum ditemukan obat/cara pengobatan untuk penderita rabies baik pada manusia maupun hewan.
BESAR MASALAH
• Korban yang digigit anjing di duga rabies (GHPR) sebanyak 86 orang
• Kasus yang meninggal di duga karena rabies sebanyak 7 orang ( 4 orang adalah anak-anak).
• 4 orang anak-anak yang meninggal dari wilayah yang sama yaitu Kecamatan Jelai Hulu.
• Rentang waktu dari digigit hewan penular rabies (anjing) sampai dengan meninggal pada kasus yang terakhir adalah 1 bulan.
YANG HARUS DILAKUKAN KADINKES
Dari masalah diatas, maka yang harus dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan :1. Menyampaikan masalah GHPR kepada Komda Zoonosis2. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
penanganan Rabies di Kabupaten Ketapang, yaitu berkoordinasi dengan dinas Peternakan setiap menemukan Kasus GHPR sehingga dapat segera dilakukan tindak lanjut pada Hewan Penular Rabies oleh Dinas Perternakan.
3. Menekankan kepada Puskesmas untuk melakukan penyelidikan Epidemiologi setiap ditemukan kasus GHPR.
4. Menekankan kepada Puskesmas untuk melakukan tata laksana kasus GHPR sesuai dengan SOP.
5. Menyediakan Vaksin Anti Rabies (VAR)6. Mengalokasikan anggaran setiap tahun untuk penanggulangan Rabies.
PERLU DILAKUKAN INVESTIGASI WABAH
• Berdasarkan masalah diatas ,maka perlu dilakukan investigasi wabah dengan melakukan perencanaan sebagai berikut :
PERENCANAAN
1. Mempersiapkan sumber daya, sarana dan prasarana : SDM yang terlatih dalam penanggulangan rabies Penyediaan sarana /bahan untuk mencuci luka
akibat GHPR Penyediaan Vaksin Anti Rabies Penyediaan alat untuk pengambilan sampel rabies Mengalokasikan anggaran dari APBD II untuk
biaya operasional penanggulangan KLB Rabies Penunjukkan Puskesmas sebagai Rabies center.
2. Menentukan daerah prioritas penanggulangan berdasarkan pada incidens pada manusia dan hewan.
PERLU DIKEMBANGKAN SISTEM SURVEILANS RABIES BAIK PADA HEWAN MAUPUN MANUSIA.
Situasi Normal
Ancaman KLB
KLBterjadi
Kembali Normal
SurveilansRutin untuk SKD
Respon Cepat&
Surveilans Intensif
Penanggulangan&
Surveilans Intensif
SurveilansRutin untuk SKD
• Menentukan arah respon/penanggulangan• Menilai keberhasilan respon/penanggulangan• Menilai situasi & kecenderungan KLB
Surveilans Jenis – jenis Surveilans:
Rutin (Indicator Based) Surveilens Surveilans berbasis peristiwa
Fungsi Inti Core SurveilensDeteksi Peristiwa kesehatan (Kewaspadaan Dini) dan
Konfirmasi Penilaian Risiko Pelaporan / Pemberitahuan Manajemen Data dan analisisUmpan balik dan Supervisi
Mekanisme koordinasi guna pengumpulan dan memadukan informasi yang relevan dari semua sumber dan sektor
Kapasitas Surveilans dan Respon yang diperlukan IHR (Ps.5 & 13)
Tingkat LokalDeteksi peristiwa Melapor Penanggulangan pendahuluan
Tingkat Nasional Penilaian Notifikasi (ke WHO)Respon Kes – Masy
○ Langkah pengendalian ○ Dukungan (staff, lab)○ Bintek ○ Hubungan Operasional○ Rencana respon darurat
Kes – Masy. ○ Siap-siaga 24 jam
• Tingkat Menengah – Konfirmasi – Penilaian – Melapor
MEMPERKUAT KAPASITAS SURVEILANS DAN RESPONS NASIONAL (1)
Tingkat masyarakat / Puskesmas Mendeteksi peristiwa – peristiwa: penyakit / kematian
melebihi perkiraan pada tempat dan periode waktu tertentu diwilayahnya
Segera Melaporkan semua informasi penting dan mendesak kepada otoritas kesehatan yang berwenang meresponnya. Informasi penting tersebut antara lain: gambaran klinis, hasil – hasil lab, sumber dan jenis risiko, jumlah kasus dan kematian pada manusia, kondisi – kondisi yang berpengaruh pada penyebaran penyakit dan penanggulangan yang telah dilakukan
Melaksanakan penanggulangan pendahuluan secepatnya
MEMPERKUAT KAPASITAS SURVEILANS DAN RESPONS NASIONAL (2)
Tingkat Menengah – Kabupaten / Propinsi • Memastikan status dari peristiwa – peristiwa yang dilaporkan
dan memberi dukungan atau melakukan langkah pengendalian tambahan
• Melakukan Penilaian atas peristiwa – peristiwa yang dilaporkan dan jika mendesak semua informasi tersebut
• Melaporkan informasi tersebut ke tingkat nasional.
Kriteria Peristiwa yang mendesak antara lain: Berdampak serius terhadap kesehatan masyarakat dan atau karena sifat
peristiwa yang tidak lazim atau tidak terduga dan sangat berpotensi menyebar.
MEMPERKUAT KAPASITAS SURVEILANS DAN RESPONS NASIONAL (3)
Tingkat Nasional :
Penilaian Melakukan penilaian atas semua laporan – laporan kejadian dalam waktu 48 jam
Segera memberitahu WHO melalui fokal point nasional ketika hasil penilaian mengindikasikan bahwa kejadian tersebut termasuk yang harus dilaporkan sesuai dengan paragraf 1 pasal 6 dan annex 2 IHR
Respons kesehatan masyarakat
MEMPERKUAT KAPASITAS SURVEILANS DAN RESPONS NASIONAL (lanjutan 3)
Tingkat Nasional (lanjutan) Respons kesehatan masyarakat
Segera menetapkan langkah pengendalian yang diperlukan guna mencegah penyebaran domestik dan internasional
Memberikan dukungan melalui staf khusus, analisis lab dari sampel, bantuan logistik
Memberi bantuan teknis yang diminta untuk melengkapi penyelidikan yang telah dilakukan
Menyediakan hubungan operasional langsung dengan pejabat kesehatan senior untuk mendapatkan persetujuan yang cepat dan pelaksanaan pengendalian dan langkah pemberantasan
Melakukan hubungan langsung dengan kementerian lain yang terlibat Menyediakan komunikasi yang efisien, tersambung dengan dengan RS, Klinik, pintu –
pintu masuk, laboratorium dan sektor – sektor kunci lain guna mendiseminasikan informasi dan rekomendasi yang diterima dari WHO.
Membentuk, mengoperasikan, dan memelihara rencana respons darurat nasional , termasuk pembentukan tim multisektoral untuk merespon kejadian yang merupakan PHEIC
Respon
• Kapasitas Respon Cepat – Mekanisme Respon Emergensi Kes – Masy (prosedur manajemen,
hubungan komunikasi operasional, Posko, dsb)– Tim Gerak Cepat (TGC) di tingkat Nasional, Propinsi, dan Kabupaten /
Kota
• Prosedur manajemen kasus untuk berbagai macam bahaya kesehatan masyarakat
• Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Sarana – sarana kesehatan pada semua tingkat administrasi
• Disinfeksi, dekontaminasi dan kemampuan pengendalian vector bagi semua bahaya
Inti Amanat IHR (2005)
24
Setiap negara paling lama 5 tahun sejak berlakunya IHR (Juni 2007) harus mampu meningkatkan “kapasitas inti” sebagaimana lampiran 1 IHR 2005 :
1. Kapasitas Inti Surveilans : mendeteksi semua kejadian / penyakit
yang berpotensi menimbulkan PHEIC mulai dari sumber penyakit atau masalahnya ( makin ke hulu ) respon cepat memberitahu dan bekerja sama dengan WHO dan internasional untuk penanggulangannya
2. Kapasitas Inti di Point of Entry (pelabuhan , bandara, Pos Lintas Barat Darat/PLBD) :
memenuhi kemampuan sesuai lampiran 1 b IHR 2005: • kemampuan untuk koordinasi dan
informasi • kemampuan dalan kondisi rutin • kemampuan merespon PHEIC
Inti Amanat IHR (2005) …(2)
25
Merumuskan, melaksanakan kebijakan & standarisasi teknis bid PP & PL
• Perumusan & pelaksanaan
kebijakan bid Simkarkesma,
P2ML, P2B2, PL & PPTM • Penyusunan NSPK• Pemberian Bimtek & Evaluasi• Pelaksanaan administrasi
Tugas Pokok
Fungsi
K
K
P
TUGAS DAN FUNGSI
TUGAS POKOK DAN FUNGSI KKP (1) Permenkes No. 2348/MENKES/PER/XI/2011;
a. TUGAS1) Melaksanakan Pencegahan Masuk Dan Keluarnya Penyakit,
Penyakit Potensial Wabah,2) Surveilance Epidemiologi,3) Kekarantinaan,4) Pengendalian Dampak Kesehatan Lingkungan,5) Pelayanan Kesehatan,6) Pengawasan OMKABA 7) Pengamanan Terhadap Penyakit Baru Dan Penyakit Yang
Muncul Kembali,8) Bioterorisme, Unsur Biologi, Kimia Dan 9) Pengamanan Radiasi
Di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara
b. FUNGSI1) Pelaksanaan kekarantinaan;2) Pelayanan kesehatan;3) Pengendalian risiko lingk di bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara (LBDN);4) Pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah penyakit
baru, dan penyakit yang muncul kembali;5) Pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan
kimia;6) Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi
sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;
TUGAS POKOK DAN FUNGSI KKP (2) Permenkes No. 2348/MENKES/PER/XI/2011;
7) Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
8) Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
9) Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
10) Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas barat darat negara;
TUGAS POKOK DAN FUNGSI KKP (3) Permenkes No. 2348/MENKES/PER/XI/2011;
Tahapan dan Waktu Pelaksanaan1. Tahapan pelaksanaan :
• Petugas bersama agen/pemilik kapal menuju ke Kapal• Pengawasan dan Pemeriksaan di mulai pada masing-
masing bagian alat angkut terhadap faktor risiko penyakit, sekaligus melakukan check list sebagai evaluasi untuk rekomendasi keberangkatan kapal.
• Memeriksa semua kelengkapan dokumen kesehatan kapal
• Mencatat dan membuat laporan serta menyusun rencana tindak lanjut.
2. Waktu Pelaksanaan• Waktu pelaksanaan kegiatan penerbitan PHC/ Surat
izin berlayar berdasarkan hasil chek list rekomendasi keberangkatan kapal.
Saran ke Komda Zoonosis1. Menetapkan rabies sebagai penyakit zoonosis yang menjadi
prioritas utama untuk dilakukan penanganan oleh komda zoonosis kab Ketapang.
2. Melakukan perencanaan pendanaan dan sarana prasarana terkait dengan kegiatan penanggulangan rabies di Kabupaten Ketapang.
3. Melakukan penyusunan rencana aksi dari masing-masing SKPD terkait dengan pengendalian rabies di Kabupaten Ketapang sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing SKPD.
4. Perlunya penguatan litbang dengan melibatkan perguruan Tinggi dalam pengendalian Rabies di Kabupaten Ketapang.
5. Melakukan penguatan kapasitas pemerintah desa dalam rangka berperan sebagai ujung tombak untuk menggerakkan masyarakat di wilayahnya guna berpartisipasi aktif dalam penanganan Rabies.