Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWAMAGISTER PENDIDIKAN
Jl.Kusumanegara 157 Telp. (0274) 562265, Fax. 547042 YogyakartaWebsite : www.ustjogja.ac.id E-mail: [email protected]
TUGAS
MANAJEMEN STATEGIK DALAM PENDIDIKAN
DIREKTORAT PASCASARJANA PENDIDIKAN
UST YOGYAKARTA
NAMA MAHASISWA : SEMI YANRIT KLALI
ARI MUSTOFA
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKANKELAS : AKELOMPOK : 7TAHUN AKADEMIK : 2015/2016SEMESTER : 1
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGAYAKARTA
2015
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWAMAGISTER PENDIDIKAN
Jl.Kusumanegara 157 Telp. (0274) 562265, Fax. 547042 YogyakartaWebsite : www.ustjogja.ac.id E-mail: [email protected]
TUGAS
MANAJEMEN STATEGIK DALAM PENDIDIKAN
DIREKTORAT PASCASARJANA PENDIDIKAN
UST YOGYAKARTA
NAMA MAHASISWA : SEMI YANRIT KLALI
ARI MUSTOFA
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKANKELAS : AKELOMPOK : 7TAHUN AKADEMIK : 2015/2016SEMESTER : 1
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGAYAKARTA
2015
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWAMAGISTER PENDIDIKAN
Jl.Kusumanegara 157 Telp. (0274) 562265, Fax. 547042 YogyakartaWebsite : www.ustjogja.ac.id E-mail: [email protected]
TUGAS
MANAJEMEN STATEGIK DALAM PENDIDIKAN
DIREKTORAT PASCASARJANA PENDIDIKAN
UST YOGYAKARTA
NAMA MAHASISWA : SEMI YANRIT KLALI
ARI MUSTOFA
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKANKELAS : AKELOMPOK : 7TAHUN AKADEMIK : 2015/2016SEMESTER : 1
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGAYAKARTA
2015
SOAL MANAJEMEN STATEGIK
1. Ada lima gambar pertama yang memberi gambaran chronosystem mengenai Pendidikan
Indonesia secara sequential.
a) Beri ulasan spekulatif mengenai masing-masing gambar. Ulasan akan memberi
gambaran mengenai wawasan dan pengetahuan.
b) Simpulkan secara spekulatif pula apa masalah Pendidikan Indonesia setelah
melihat dan mencermati kelima gambar tersebut ?
c) Apakah Guru harus tahu 3. hal itu ? Mengapa ?
2. Lihat gambar terakhir mengenai My Theoritical Framework.
a) Apa masalah pokok Pendidikan Indonesia secara teoritik ? Jelaskan !
b) Apa peran Pendidikan Indoensia untuk menyelesaikan masalah yang sedang
dialami oleh bangsanya
3. Buka http://asiswanto.net/?page_id=364
a) Apa hulu masalah sesungguhnya dari fenomena tersebut ? Jelaskan
b) Apakah Guru harus tahu itu ? Jelaskan !
4. Buka http://asiswanto.net/?page_id=296
a) Dari perspektif global masalah apa yang melanda bangsa ini ? Jelaskan !
b) Apakah Guru harus tahu itu ? Jelaskan !
5. Buka http://asiswanto.net/?page_id=357
a) Menurut survey BPS ini, apa masalah yang sedang dihadapi oleh bangsa ini ?
Jelaskan !
b) Apakah Guru juga harus mengetahui itu ? Jelaskan !
6. Buka http://asiswanto.net/?page_id=354
a) Apakah Pendidikan juga harus bertanggungjawab ? Jelaskan !
b) Sampai sejauh mana tanggungjawab Guru ? jelaskan
JAWABAN
1. Gambar Choronosystem :
Gambar 1
Berdasarkan gambar di atas, dapat kita ketahui bahwa Wahidin Sudirohusodo, dr.
adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Namanya Wahidin Sudirohusodo
selalu dikaitkan dengan organisani Budi Utomo karena meskipun Wahidin Sudirohusodo
bukan merupakan pendiri organisasi kebangkitan nasional itu, Wahidin Sudirohusodo
menjadi salah satu penggagas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar School tot
Opleiding van Inlandsche Artsen Jakarta itu. Menurutnya, salah satu cara untuk
membebaskan diri dari penjajahan, rakyat harus cerdas. Untuk itu, rakyat harus diberi
kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah.
Oleh karena itu, Taman Siswa berdiri pada tanggal 3 Juli 1922. Taman Siswa
adalah badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan
pendidikan dalam arti luas untuk mencapai cita-citanya. Bagi Tamansiswa, pendidikan
bukanlah tujuan tetapi media untuk mencapai tujuan perjuangan, yaitu mewujudkan
manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batinnya. Merdeka lahiriah artinya tidak
dijajah secara fisik, ekonomi, politik, dsb; sedangkan merdeka secara batiniah adalah
mampu mengendalikan keadaan. Bebicara Taman Siswa tidak bisa lepas dari pendirinya
yaitu Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau yang biasa di kenal dengan Ki Hajar
Dewantara.
Setelah itu, peristiwa sejarah Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari
Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu
bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari
Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap
tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertepatan dengan hari
ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak
pendidikan nasional di Indonesia.
BPUPKI dan PPKI adalah dua organisasi yang di bentuk untuk memberikan
kemudahan dalam mempersiapkan akses yang mudah dalam membentuk dasar negara.
Sejarah Pembentukan BPUPKI dan PPKI di mulai dengan banyaknya janji yang di
berikan oleh Jepang, kemudian rakyat Indoneisa mendesak untuk memberikan
kemerdekaanya kapada Indonesia. Dengan adanya kondisi ini kemudian Jepang membuat
BPUPKI atau badan penyelidik usaha- usaja persiapakn kemerdekaan Indonesia. Dengan
adanya organisasi ini kemudian di lakukan banyak sidang atau rapat untuk membicarakan
dasar negara. 29 mei- 1 juni 1945 adalah sidang pertama yang kemudian melahirkan
dasar negara yang di sarankan oleh Muhammad Yamin.
Dengan adanya perjuangan dan Sejarah Pembentukan BPUPKI dan PPKI ini
membuat NKRI kini dapat bersatu dan menjadi negara yang besar. Untuk itulah, dengan
perjuangan yang di lakukan para pahlawan sebaiknya generai muda untuk menjaga dan
melestarikanya agar abadi.
Setelah Itu sebelum UU Pendidikan NKRI yang pertama keluar, rumusan tujuan
pendidikan menurut Panitia Penyelidik Pengajaran di bawah pimpinan Ki Hajar
Dewantara dengan penulis Soegarda Poerbakawatja adalah:
“Mendidik warga negara yang sejati, sedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk
warga negara dan masyarakat.”
Pengertian “warga yang sejati” itu kemudian dijabarkan sifat-sifatnya dalam
pedoman bagi guru-guru yang dikeluarkan oleh Kementerian PP dan K pada tahun 1946,
yaitu:
• Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Cinta kepada alam.
• Cinta kepada negara.
• Cinta dan hormat kepada ibu-bapak.
• Cinta kepada bangsa dan kebudayaan.
• Keterpanggilan untuk memajukan negara sesuai kemampuannya.
• Memiliki kesadaran sebagai bagian integral dari keluarga dan masyarakat.
• Patuh pada peraturan dan ketertiban.
• Mengembangkan kepercayaan diri dan sikap saling hormat atas dasar keadilan.
• Rajin bekerja, kompeten dan jujur baik dalam pikiran maupun tindakan.
Sepuluh Pedoman Guru tersebut kemudian menjadi Visi para Guru seluruh Indonesia
untuk mendidik Warga Sejati. Maka, pemerintah pada saat itu sudah menyadari betapa
strategis peran Guru dalam mendidik anak bangsa. Guru menjadi salah satu penentu masa
depan bangsa, sebuah peran yang sangat strategis dalam Pendidikan untuk membangun
bangsa.
Sejak Indonesia merdeka, para pendiri republik ini telah berhasil menorehkan
karyanya berupa Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur tentang
antarrelasi secara terpadu dari semua komponen dalam sistem pendidikan nasional tersebut.
UU Nomor 4 Tahun 1950.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 jo. UU Nomor 12 Tahun 1954 merupakan
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional yang pertama di Indonesia. Tentu saja,
penyelenggaraan pendidikan tidak lahir begitu saja tanpa melalui proses perjalanan panjang
proses pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah bukan persiapan hidup, tetapi pendidikan
adalah kehidupan itu sendiri. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 4 Tahun
1950 inilah yang telah mengatur proses pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia pada awal kemerdekaannya.
Setelah itu Indonesia mengalami kegaduhan politik dari sehingga berpengaruh
terhadap pendidikan di Indonesia. Akhir pada tahun 2004, dibuatlah rencana pembangunan
jangka panjang nasional. RPJPN ini untuk alasan perencanaan dan efisiensi dibagi dalam
empat tahap , masing-masing dengan umur lima tahun . Keempat tahap ini adalah empat
rencana jangka menengah terpisah yang disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN disingkat) dan menjalankan paralel dengan kantor pengambilan
pemerintahan baru . Melalui jangka menengah berencana pemerintah yang terpisah dapat
menetapkan prioritas mereka sendiri dalam proses pembangunan ekonomi nasional ( dengan
syarat bahwa prioritas ini sejalan dengan RPJPN jangka panjang ) .
Gambar 2
Berdasarkan gambar di atas, dapat kita ketahui bahwa pendidikan adalah sebuah
konsep besar dalam pembangunan bangsa, seperti apa sebuah bangsa hendak digayuh
adalah domain pendidikan. Konsep sekolahan adalah subset dari konsep pendidikan.
Bagaimana strategi dan kebijakan pendidikan bisa memanfaatkan kekuatan bangsa,
mengeliminasi kelemahan bangsa guna memanfaatkan peluang global yang tersedia dan
menghindari ancaman global dan tetap berpegang kepada cita-cita proklamasi ternyata
berhulu ke [1] Jati diri bangsa, jiwa bangsa, dan karakter bangsa, [2] right level of
education, dan [3] produktivitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan
harus memformalisasikan strategi dan kebijakan yang mampu memadukan kekuatan yang
dimiliki dan kelemahan yang menyertai untuk memanfaatkan peluang yang tersedia dan
menghindari ancaman yang datang menghadang sehingga jati diri bangsa tetap terjaga
atau tidak mengalami degradasi. Disamping itu, bukan hanya penyemaian jiwa bangsa,
jati diri bangsa, dan karakter bangsa yang menjadi ciri pendidikan Indonesia, namun juga
karakter patriot bangsa yang produktif dan bertanggungjawab terhadap nusa dan bangsa
yang akan menjadi input yang baik bagi strategic industries guna meningkatkan
produktivitas nasional disegala bidang kehidupan termasuk pelayanan publik sehingga
eksisteni NKRI tetap terjaga.
Gambar 3
Ki Hadjar Dewantara, yang juga menjadi anggota BPUPKI, sudah berpikir
mengenai pendidikan untuk membangun bangsa melalui pendidikan jauh sebelum
BPUPKI dibentuk, yaitu sejak Ki Hadjar pulang dari pembuangan di Belanda sebagai
aktifis perjuangan melalui Taman Siswa sejak 1922. Rentang waktu 23 tahun dari tahun
1922 hingga 1945 merupakan rentang waktu panjang bagi Ki Hadjar untuk terus menerus
memikirkan pendidikan bagi bangsanya dalam dinamika perjuangan dengan kaum
republik seperti tertuang di buku I dan II Ki Hadjar Dewantara yang diterbitkan oleh
Majelis Luhur Taman Siswa. Sehingga bisa dipahami kalau pemikiran Ki Hadjar sejalan
dengan pemikiran para pejuang republik dan mewarnai bukan hanya PPPRI di jaman
menteri pendidikan Mr. Soewandi dimana Ki Hadjar duduk sebagai ketua, namun juga
UU Pendidikan pertama No 4 Th 1950 Jogja ketika Ki Mangunsarkara menjadi menteri
pendidikan.
Sebelum UU Pendidikan NKRI yang pertama keluar, rumusan tujuan pendidikan
menurut Panitia Penyelidik Pengajaran di bawah pimpinan Ki Hajar Dewantara dengan
penulis Soegarda Poerbakawatja adalah:
“Mendidik warga negara yang sejati, sedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk
warga negara dan masyarakat.”
Pengertian “warga yang sejati” itu kemudian dijabarkan sifat-sifatnya dalam
pedoman bagi guru-guru yang dikeluarkan oleh Kementerian PP dan K pada tahun 1946,
yaitu:
• Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Cinta kepada alam.
• Cinta kepada negara.
• Cinta dan hormat kepada ibu-bapak.
• Cinta kepada bangsa dan kebudayaan.
• Keterpanggilan untuk memajukan negara sesuai kemampuannya.
• Memiliki kesadaran sebagai bagian integral dari keluarga dan masyarakat.
• Patuh pada peraturan dan ketertiban.
• Mengembangkan kepercayaan diri dan sikap saling hormat atas dasar keadilan.
• Rajin bekerja, kompeten dan jujur baik dalam pikiran maupun tindakan.
Sepuluh Pedoman Guru tersebut kemudian menjadi Visi para Guru seluruh Indonesia
untuk mendidik Warga Sejati. Maka, pemerintah pada saat itu sudah menyadari betapa
strategis peran Guru dalam mendidik anak bangsa. Guru menjadi salah satu penentu masa
depan bangsa, sebuah peran yang sangat strategis dalam Pendidikan untuk membangun
bangsa.
Selanjutnya pengajaran yang tidak berdasarkan semangat kebudayaan dan hanya
mengutamakan intelektualisme dan individualisme yang memisahkan satu orang dengan
orang lain hanya akan menghilangkan rasa keluarga dalam masyarakat di Seluruh Indonesia
yang sesungguhnya dan menjadi pertalian suci dan kuat serta menjadi dasar yang kokoh
untuk mengadakan hidup tertib dan damai (Dewantara I,2004). Tiga butir penting
Pengajaran Rakyat :
• Pengajaran rakyat harus bersemangat keluhuran budi manusia, oleh karena itu harus
mementingkan segala nilai kebatinan dan menghidupkan semangat idealisme.
• Pengajaran rakyat harus mendidik ke arah kecerdasan budi pekerti , jaitu masaknya
jiwa seutuhnya atau character building.
• Pengajaran rakyat harus mendidik ke arah kekeluargaan, yaitu merasa bersama-sama
hidup, bersama-sama susah dan senang, bersama-sama tangung jawab mulai dari
lingkungan yang paling kecil, yaitu keluarga. Jangan sampai di sistem sekolah umum
sekolah menjauhkan anak dari alam keluarganya dan alam rakyatnya.
Dalam sejarah perkembangan pendidikan di negeri tercinta Indonesia, kita telah
memiliki tiga undang-undang yang mengatur tentang sistem pendidikan nasional. Ketiga
undang-undang sistem pendidikan nasional tersebut adalah 1) Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1950 jo. UU Nomor 12 Tahun 1954, 2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 dan
3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.
Gambar 4
Dr. Wahidin Sudirohusodo menjadi salah satu penggagas berdirinya organisasi
yang didirikan para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen Jakarta itu.
Menurutnya, salah satu cara untuk membebaskan diri dari penjajahan, rakyat harus
cerdas. Untuk itu, rakyat harus diberi kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah-
sekolah.
UU No 4 Th 1950 dan 10 Pedoman Guru yang pernah keluar tahun 1946, warisan
Ki Hadjar Bapak Pendidikan Nasional sudah menegaskan bahwa Nation and Character
Building adalah sebuah keharusan. Pembangunan Karakater dan Budaya Bangsa sudah
melekat dalam proses pendidikan dengan menggarap siswa secara utuh lengkap.
Pemerintah tidak perlu gagap untuk membuat berbagai program pendidikan karakter dan
budaya, apalagi menetapkan Sekolah Rintisan Berkarakter dan Berbudaya Bangasa. Itu
hanya mencerminkan ketidakpahaman mengenai pendidikan.
Gambar 5
Dari gambar di atas, Pendidikan adalah sebuah konsep besar dalam pembangunan
bangsa, seperti apa sebuah bangsa hendak digayuh adalah domain pendidikan. Konsep
sekolahan adalah subset dari konsep pendidikan. Bagaimana strategi dan kebijakan
pendidikan bisa memanfaatkan kekuatan bangsa, mengeliminasi kelemahan bangsa guna
memanfaatkan peluang global yang tersedia dan menghindari ancaman global dan tetap
berpegang kepada cita-cita proklamasi ternyata berhulu ke [1] Jati diri bangsa, jiwa
bangsa, dan karakter bangsa, [2] right level of education, dan [3] produktivitas sumber
daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan harus memformalisasikan strategi dan
kebijakan yang mampu memadukan kekuatan yang dimiliki dan kelemahan yang
menyertai untuk memanfaatkan peluang yang tersedia dan menghindari ancaman yang
datang menghadang
1.b. Setelah melihat gambar di atas, dapat kami katakan bahwa permasalahan Pendidikan
di Indonesia di sebabkan oleh kegaduhan politik di Indonesia, minimnya perhatian
pemerintah pada pendidikan yang menyebabkan pendidikan kita semakin mundur.
Misalnya Taman Siswa, setelah kemerdekaan, masalah yang dihadapi Taman Siswa
setelah kemerdekaan ialah meninjau kembali hubungan dengan pemerintah kita
sendiri, terutama dalam hal penerimaan subsidi. Di kalang perguruan tinggi, banyak
perbedaan dalam menghadapi masalah ini, yaitu mereka yang dapat menerima
subsidi itu dan digunakan untuk pengelolaan sekolah tapi tetap melihat berapa besar
pengaruhnya agar tidak menggangu prinsip “merdeka mengurus diri sendiri” dan
mereka yang beranggapan agar melepas sikap oposisi seperti pada masa kolonial
karena dianggap tidak cocok saat Indonesia merdeka.
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim.
Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit.
Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang
mahal, bahkan aturan UU pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu,
negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari
kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik ditingkat nasional, propinsi,
maupun kota dan kabupaten.
1.c. Menurut hemat kami, guru harus mengetahui sejarah pendidikan bangsa ini, apa saja
permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini, jika dilihat dari aspek pendidikan. Guru
merupakan salah satu tonggak perubahaan sehingga guru harus belajar dari sejarah
yang kelam terutama dalam bidang pendidikan sehingga kedepannya kita mampu
menciptakan generasi penerus bangsa yang hebat.
2. Pokok Permasalahan Pendidikan di Indonesia secara teoritik
Berdasarkan gambar di atas, pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber
daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan
seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-
persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia, peletak dasar
yang kuat pendidkan nasional yang progresif untuk generasi sekarang dan generasi yang
akan datang merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukanbertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran(intelektual dan tubuh anak); dalam Taman Siswa tidak bolehdipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita memajukankesempurnaan hidup, kehidupan, kehidupan dan penghidupan anak-anakyang kita didik, selaras dengan dunianya (Ki Hajar Dewantara, 1977:14)
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat
minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit.
Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal,
bahkan aturan UU pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita
kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata
alokasi anggaran pendidikan baik ditingkat nasional, propinsi, maupun kota dan
kabupaten. Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan
di tanah air kita dewasa ini, yaitu:
• Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
• Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang
mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah
mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.
• Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan
dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara
untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi
pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah
pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya
anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan
karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
• Masalah mutu pendidikan
Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah
pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh
komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum,
sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga
mencakup masalah pemerataan mutu.
• Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan,
terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan
yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar
lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn
sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan
bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan
efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan
tenaga kependidikan.
• Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat
menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-
masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana memecahkan masalah pokok di atas.
Adapun alternatif solusinya:
• Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Dengan Cara konvesional antara lain membangun gedung sekolah seperti SD
inpres dan atau ruangan belajar dan menggunakan gedung sekolah untuk double shift
(sistem bergantian pagi dan sore).
• Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan
Dengan Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis
besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan
manajemen. Sebagai berikut:
a) Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA
dan PT.
b) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
c) Penyempurnaaan kurikulum
d) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk
belajar
e) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran
f) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
g) Kegiatan pengendalian mutu.
2.b. Peran Pendidikan Dalam Menyelesaikan Masalah Bangsa
Pendidikan ialah sarana untuk membentuk SDM yang berkualitas. Dengan adanya
pendidikan,bangsa ini tidak lagi tertinggal jauh di kancah persaingan globalisasi,
walaupun kita telah menjadi tawanan di negeri kita sendiri. Dengan pendidikan
berkualitas, bangsa dan negara memiliki masa depan yang cerah. Adapun peran
pendidikan bagi bangsa , antara lain ialah :
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Sesuai UUD 1945 alenia 4, tujuan utama dari pendidikan ialah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia agar bisa berpikir positif dalam segala
aspek kehidupan, karena dengan pikiran positif, jernih, dan bebas dari pikiran yang
hanya menuruti hawa nafsulah yang akan menyelesaikan masalah tanpa membawa
masalah lain.
Membentuk akhlak dan pribadi bangsa
Akhlak dan pribadi bangsa tergantung dari bagaimana system pendidikannya.
Apabila sistem pendidikannya baik, maka baik pula akhlak bangsa itu. Sebaliknya
apabila buruk sistem pendidikan bangsa itu, buruk pula akhlak dan pribadi bangsa
itu. Mungkin kita sering melihat dalam sekolah-sekolah berbasis Agama, banyak
siswa-siswi yang melakukan perbuatan yang dilarang dalam Agama. Pacaran,
mabuk-mabukan, tawuran dan sebagainya.Itu menandakan bahwa sekolah walaupun
berbasis Agama sekalipun bisa saja kurang dari yang diharapkan. Oleh karena itu,
kita harus jeli dalam menentukan sekolah yang baik, karena lingkungan yang baik
akan membentuk diri yang baik pula.
Belajar dari masa lampau
Kita telah terjajah 3,5 abad karena persatuan dan kesatuan kita masihlah
sangat kurang. Nah, tujuan pendidikan ialah agar kita belajar dari masa lampau dan
kita tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Kita pasti tidak
ingin terjajah lagi seperti pada zaman dahulu, zaman dimana kita diperlakukan lebih
buruk daripada binatang. Zaman dimana nyawa sama sekali tak berguna dihadapan
bangsa penjajah. Zaman dimana leluhur kita diadu domba, yang mengakibatkan
banyak kerugian di kedua pihak yang diadu domba. Dengan belajar dar masa lampau,
kita dapat mengambil hikmah dari apa yang telah terjadi dan tidak mengulangi
kesalahan untuk kedua kalinya.
Menjadikan pemuda sebagai pemimpin bangsa yang adil dan bertanggung
jawab
Pemuda memiliki keistimewaan daripada tingkatan usia manusia yang lain.
Pemuda memiliki ketajaman ingatan yang tajam, mudah bersosialisasi, kemudahan
untuk berpikir dan memunculkan ide-ide, suara yang lantang, mental dan jasmani
yang sehat dan kuat, walaupun untuk usia remaja emosi masih tergolong labil, kecuali
beberapa diantara mereka. Dengan labilnya emosi, pemuda mudah terjerumus untuk
berbuat yang menyimpang dari tatanan nilai dan norma dalam masyarakat. Maka,
pendidikan sebagai proses pembudayaan nilai dan norma terhadap peserta didik
berperan sangat penting dalam mengatasi problema kenakalan remaja yang telah
merajalela di masyarakat luas. Dengan pendidikan yang berkualitas, tecetaklah para
pemimpin bangsa yang adil dan bertanggung jawab, yang akan membawa perubahan
bangsa ini menuju kemakmuran dan kesejahteraan.
Memberantas kemiskinan dan pengangguran
Terutama pada sekolah yang mengembangkan minat, bakat, dan ketrampilan
siswa. Zaman semakin maju dan berkembang pesat, tantangan yang dihadapi pun
semakin sulit dan rumit. Jika tidak ada keterampilan atau life skill yang memadai.
Kita akan terus tertinggal jauh di belakang. Dengan adanya sarana prasarana
pendidikan yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita
dapat mengikuti perkembangan iptek yang ada. Tidak mesti harus disekolah, bisa
dikursus, di perpustakaan kota, ataupun kita bisa browsing di internet jika kita
mempunyai fasilitas internet di rumah kita. Dengan berhasilnya kita dalam suatu
pendidikan, baik itu di sekolah, di kursus ataupun di majlis ilmu yang lain, kita
mempunyai bekal untuk bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
khususnya mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Dan kemiskinan dan
pengangguran berkurang seiring dengan tingginya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pendidikan.
3.a. Apa Hulu Masalah Sesungguhnya Dari Fenomena Tersebut ? Jelaskan !
Berdasarkan fenomena yang ada saat ini, permasalahan bangsa seperti
korupsi, kolusi, nepotisme, tawuran antar pelajar, antar kelompok masyarakat, antar
golongan, dan antar etnis muncul serta kekerasan terhadap perempuan, akibat kurang
pemahaman dan pengamalan Nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai- nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila dianggap mampu
mempersatukan berbagai perbedaan dan mengantarkan Bangsa Indonesia mencapai
tujuan nasionalnya.
Selain kurang diamalkannya nilai-nilai Pancasila, faktor lain yang menjadi
penyebab timbulnya berbagai permasalahan bangsa adalah :
• Degradasi budi pekerti
• Hilangnya wibawa/kepercayaan pada aparat pemerintah
• Kemiskinan
• Hilangnya wibawa/kepercayaan pada tokoh masyarakat
• Ketidakadilan dalam pembangunan
• Kurangnya kecintaan terhadap negara RI
• Pengaruh asing
3. b. Apakah Guru harus tahu itu ? Jelaskan !
Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam bangsa ini, guru memiliki
tanggung jawab yang sangat besar dan mulia untuk memulihkan kondisi bangsa yang
terpuruk melalui pendidikan. Ada sebuah pertanyaan besar dalam diri ini. Apa dan
bagaimana Peran Guru dalam Memberantas Korupsi, Kemiskinan, dan
Kekerasan Pelajar di Indonesia? Sebuah pertanyaan yang coba dijawab dengan
sangat sederhana saja. GURU HARUS BERUBAH dan PEDULI. Guru akan
memiliki peran penting dalam memberantas korupsi, kemiskinan, dan kekerasan
pelajar di Indonesia bila guru mau berubah, dan peduli dengan kondisi di sekitarnya.
Guru mau peduli, dan berinstrospeksi diri untuk mereformasi dirinya sehingga
mampu memberikan keteladanan.
Korupsi, kemiskinan, dan kekerasan itu harus sirna dalam diri seorang guru.
Dengan begitu dia dapat mengusir korupsi, kemiskinan, dan kekerasan dalam
dirinya. Mampu berlaku jujur, senang menolong sesama, dan memiliki kelembutan
hati. Bila itu terjadi, maka guru akan mampu memberantas korupsi, mengurangi
angka kemiskinan, dan menghilangkan kekerasan pelajar di Indonesia. Tak ada lagi
anak sekolahan tawuran, karena memang telah dibimbing oleh para guru yang
berkualitas. Guru yang berkualitas, akan melahirkan peserta didik yang berkualitas
pula. Persoalan korupsi, kemiskinan, dan kekerasan adalah bagian penting yang akan
dihadapi seorang guru dalam mempersiapkan calon pemimpin masa depan.
4. a. Masalah yang Melanda bangsa Indonesia diliht dari perspektif global
Indonesia termasuk negara berkembang, sehingga masih banyak
permasalahan yang terjadi baik di bidang ekonomi, sosial, politik, dll. Berikut adalah
masalah-masalah yang melanda Indonesia.
a) Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah utama yang melanda Indonesia. Hampir di
setiap sudut ditemukan pemukiman kumuh. Ada sekitar 30 juta rakyat Indonesia yang
hidup sangat miskin. Penyebab utama kemiskinan adalah ledakan penduduk yang
tidak disertai dengan peningkatan kualitas penduduk tersebut ditambah lagi dengan
kebutuhan hidup yang makin kompleks dan mahal.
b) Korupsi
Korupsi sangat merugikan negara. Mereka adalah pencuri uang yang telah
kita bayar ke negara melalui pajak. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung, bisa jutaan
hingga milyaran sekali korupsi. Kurangnya efek jera menjadi penyebab utama
korupsi ini. Negara lain sudah menerapkan hukuman berat bagi pelaku korupsi.
Seperti di Arab Saudi yang dihukum potong tangan. Bahkan Tiongkok menerapkan
hukuman mati.
c) Penegakan Hukum yang Lemah
Negara Indonesia adalah negara hukum, tapi kenapa hanya rakyat kecil yang
dihukum? Penyebabnya karena hukum di Indonesia masih bisa dipermainkan. Orang
kaya masih bisa terbebas dari jeratan hukum. Jangan dulu melihat kasus-kasus hukum
yang besar, kita masih bisa melihat di sekitar kita. Terutama saat ditilang polisi. Apa
yang biasanya dilakukan? Tentu saja menyuap polisi tersebut. Kalau terus saja
dibiarkan begini, hancurlah Indonesia.
d) Kualitas Pendidikan yang Rendah
Sistem pendidikan di Indonesia bisa dikatakan sangat buruk. Biaya sekolah
yang semakin mahal tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan. Memang siswa
selalu lulus dengan nilai sangat baik, tetapi angka tersebut hanya diatas kertas.
Buktinya kualitas penduduk Indonesia masih sangat rendah dibandingkan di negara
lain. Tak heran kita selalu mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri sementara kita
selalu mengirim tenaga kerja ke luar negeri sebagai buruh atau pembantu.
e) Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Buruk
Sampai sekarang kita tidak bisa mencapai swasembada beras. Padahal
Indonesia adalah negara agraris yang sangat luas. Namun karena kesejahteraan petani
tidak pernah diperhatikan, banyak dari mereka yang menjual lahan pertaniannya dan
dialihfungsikan menjadi perumahan. Kita juga tidak pernah menikmati hasil bumi
kita yang melimpah secara utuh. Justru pihak asing yang mengelola dan mengambil
hasil pertambangan kita, sedangkan kita hanya mendapatkan pemasukan dari pajak
dan upah buruh.
f) Kasus SARA yang Merajalela
Indonesia adalah negara yang memiliki suku bangsa dan agama yang
beragam. Di sekitar kita mungkin kehidupan antara umat beragaman sudah rukun.
Tetapi di beberapa tempat masih saja ada kasus yang menyangkut SARA. Seperti
meminta seorang pemimpin untuk turun hanya karena agamanya tidak sama dengan
agama mayoritas, perusakan tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar suku, dan
saling ejek antar agama di dunia maya. Jika masalah ini dibiarkan terjadi, maka akan
terjadi disintegrasi bangsa dan sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa.
g) Kerusakan Lingkungan
Kerusakan lingkungan di Indonesia sudah semakin parah. Penebangan hutan
secara ilegal, pembuangan sampah dan limbah pabrik ke sungai, alih fungsi lahan,
dan penggunaan kendaraan bermotor yang semakin meningkat. Penyebabnya sangat
kompleks. Intinya adalah penegakan hukum yang kurang serius dan kurangnya
kesadaran dari setiap pihak.
h) Kesenjangan Sosial
Ini sudah biasa terjadi di negara kita dimana orang kaya akan tetap kaya
sampai tujuh turunan, sedangkan orang miskin tetaplah miskin walau sekeras apapun
dia bekerja. Pendidikan yang layak adalah satu-satunya jalan untuk mengatasi
kesenjangan sosial ini. Saya juga menyarankan mereka yang tidak bekerja untuk
menjadi pengusaha.
i) Pengangguran
Angka pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Bahkan orang-orang
pengangguran kebanyakan sudah sarjana. Pengangguran menjadi penyebab utama
kemiskinan. Kurangnya lapangan pekerjaan menjadi salah satu penyebab terjadinya
pengangguran. Sebaiknya penganggur tersebut menjadi pengusaha. Banyak sekali
pengusaha sukses yang awalnya adalah seorang pengangguran.
j) Banyak Daerah yang Kurang Diperhatikan
Banyak sekali terdapat daerah tertinggal di negara ini terutama di kawasan
dekat perbatasan negara dan bagian timur Indonesia. Pembangunan cenderung
berpusat di sekitar pulau Jawa, Sumatera, dan Bali saja. Mungkin karena hanya
daerah tersebut yang paling potensial. Tetapi sebaiknya pemerintah memperhatikan
daerah lain. Siapa tahu daerah yang kurang diperhatikan tersebut sebenarnya sangat
berpotensi bagi pembangunan negara.
k) Masalah Keamanan
Banyak sekali terjadi kejahatan. Entah itu premanisme, terorisme, pencurian,
perampokan, pembunuhan, dll. Kebanyakan masalah tersebut terjadi karena
kemiskinan dan kurangnya pendidikan. Saat ini penjahat semakin nekat melakukan
aksinya, walaupun sebenarnya pelaku kejahatan tersebut sudah pasti tertangkap
polisi.
l) Narkoba dan Rokok
Kenapa saya jadikan satu bagian? Karena keduanya sama-sama merusak
kesehatan, sia-sia untuk dibeli, dan menyebabkan kecanduan. Meskipun dampak
narkoba lebih merusak, tetapi merokok sebaiknya juga dihindari. Karena tidak hanya
perokok tersebut yang akan terkena bahayanya, tetapi orang yang secara tidak sadar
ikut menghirup asap rokok tersebut.
4.b Apakah guru harus tahu?
Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam bangsa ini, guru memiliki
tanggung jawab yang sangat besar dan mulia untuk memulihkan kondisi bangsa yang
terpuruk melalui pendidikan. Pendidikan merupakan hal terpenting untuk
membentuk kepribadian suatu bangsa.
5. a. Survei Kehidupan Bernegara yang dilakukan oleh BPS (BPS, 2011) di seluruh
Indonesia menemukan fenomena :
• Degradasi budi pekerti
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang mempunyai ciri khas ramah tamah,
suka tolong menolong, dan sopan santun. Menengok realita saat ini, bahwa banyak anak
sekolah yang terjerumus dalam kasus kejahatan. Diantaranya banyak kasus kejahatan
yang beredar di media massa dan melibatkan anak sekolah. Ini merupakan bukti bahwa
karakter anak sekolah saat ini mengalami degradasi.
Berbicara tentang karakter, tak luput dari yang namanya pendidikan. Pendididkan
di indonesia mengacu pada undang-undang nomer 20 tahun 2003 yang berbunyi
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa
dan negara.Dari penjelasan diatas sistem pendidikan di indonesia menggambarkan bahwa
pendidikan karakter sangat diutamakan.
• Kurangnya kecintaan terhadap negara RI
Hilangnya rasa cinta tanah air yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memang telah
memudar. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya kasus korupsi, buang sampah
sembarangan, penebangan pohon secara liar, banyaknya pembajakan terhadap produk-
produk tertentu.
Kurangnya kepedulian terhadap sesama,kurangnya rasa cinta tanah air lah yang
meyebabkan hal ini dapat terjadi. Cinta tanah air,berarti mencintai Indonesia apa
adanya,kita adalah satu keluarga besar yang terdiri dari berbagai macam kebudayaan
masing-masing,cintailah itu, banggalah menjadi sebuah bangsa yang memiliki
kebudayaan yang unik dan cintailah negrimu. Apapun dan bagaimanapun ini adalah
negeri kita Indonesia tempat kita bernapas,tempat kita berlindung maka dari itu cintailah
Indonesiamu.
• Pengaruh Asing
Masuknya budaya asing yg lebih mudah diserap dan ditiru oleh masyarakat baik
tua maupun muda, dan parahnya biasanya meniru perilaku yang buruk. Adanya
globalisasi bisa memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan karena adanya percampuran
antara kebudayaan lokal dengan kebudayaan dr luar, bisa juga karna memang tidak ada
generasi penerus yg melestarikan budaya tsb. Bebasnya setiap orang mengakses ataupun
menggunakan teknologi, maka dengan mudah juga terjadi penyalahgunaan fungsi dari
teknologi tersebut.
• Ketidakadilan dalam pembangunan
Masih banyak daerah yang mengalami ketidakadilan dalam hal pembangunan khususnya
di Indonesia timur, salah satunya adalah Papua dan NTT.
• Kemiskinan
• Korupsi
• Hilangnya wibawa/kepercayaan pada aparat pemerintah.
Dari hasil survey tersebut, Butir pertama hingga ke tiga berkaitan langsung dengan
Pendidikan sedang butir empat hingga tujuh berkaitan tidak langsung dengan pendidikan
yaitu melalui kebijakan Sosial dan Ekonomi. Jadi dapat disimpulkan bahwa akar permasalah
yang terjadi dengan bangsa ini adalah pendidikan.
5.b Berdasarkan permasalahan di atas, guru harus mengetahuinya karena guru adalah figur
inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi
sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak
didik dalam mengejar cita-cita besarnya di masa depan.
6.a. Berkaitan dengan Fenomena Output Sosial Negatif Nasional seperti Radikalisme,
Terorisme, Separatisme, Moral kejujuran di bidang pendidikan, Pengangguran,
Kemiskinan, Perilaku Sex di Kalangan Remaja, dan Kesejahteraan, Pendidikan jelas harus
bertanggung jawab terhadap permasalahan bangsa. Oleh karena itu baik pemerintah, guru,
lingkungan harus bergandengan tangan untuk mengatasi fenomena ini. Pendidikan harus
diarahkan untuk menciptakan generasi bangsa yang memiliki daya saing kuat, memiliki
moral yang baik dan terutama pendidikan itu diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
itu sendiri sesuai dengan UUD 1945.
b. Berdasarkan permasalahan bangsa, pertanyaannya adalah bagaimana peran dan
tanggung jawab guru? Pembahasan mengenai guru selalu menarik, karena ia adalah kunci
pendidikan. Artinya, jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan
sukses. Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya.
Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu
akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita besarnya di masa depan.
Dalam hal ini, guru adalah aktor utama di samping orang tua dan elemen lainnya
kesuksesan pendidikan yang dicanangkan. Tanpa keterlibatan aktif guru, pendidikan
kosong dari materi, esensi, dan substansi. Secanggih apapun sebuah kurikulum, visi misi,
dan kekuatan financial, sepanjang gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas lembaga
pendidikan akan merosot tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek apa pun sebuah
kurikulum, visi misi,dan kekuatan financial, jika gurunya inovatif, progresif, dan produktif,
maka kualitas lembaga pendidikan akan maju pesat. Lebih-lebih jika sistem yang baik
ditunjang dengan kualitas guru yang inovatif, maka kualitas lembaga pendidikan semakin
dahsyat.
Guru memiliki peranan, tugas dan tanggungjawab terhadap peserta didiknya.
Peran guru tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin canggih. Karena tugas guru
menyangkut pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut aspek-aspek yang bersifat
manusiawi yang unik dalam arti berbeda satu dengan yang lainnya.
Terima Kasih