23
UNIVERSI Jl.Kusumanegara Website : www.u MANAJEM DIREKTO NAMA MAHASI PROGRAM STU KELAS KELOMPOK TAHUN AKADE SEMESTER P MAGIS UNIVERSI ITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA MAGISTER PENDIDIKAN a 157 Telp. (0274) 562265, Fax. 547042 Yogya ustjogja.ac.id E-mail: [email protected]. TUGAS MEN STATEGIK DALAM PENDIDIKAN ORAT PASCASARJANA PENDIDIKAN UST YOGYAKARTA ISWA : SEMI YANRIT KLALI ARI MUSTOFA UDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN : A : 7 EMIK : 2015/2016 : 1 PROGRAM PASCASARJANA STER MANAJEMEN PENDIDIKAN ITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGAYAKARTA 2015 akarta .id

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISAW MAGISTER …€¦ · Dengan adanya perjuangan dan Sejarah Pembentukan BPUPKI dan PPKI ini membuat NKRI kini dapat bersatu dan menjadi negara yang

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWAMAGISTER PENDIDIKAN

Jl.Kusumanegara 157 Telp. (0274) 562265, Fax. 547042 YogyakartaWebsite : www.ustjogja.ac.id E-mail: [email protected]

TUGAS

MANAJEMEN STATEGIK DALAM PENDIDIKAN

DIREKTORAT PASCASARJANA PENDIDIKAN

UST YOGYAKARTA

NAMA MAHASISWA : SEMI YANRIT KLALI

ARI MUSTOFA

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKANKELAS : AKELOMPOK : 7TAHUN AKADEMIK : 2015/2016SEMESTER : 1

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGAYAKARTA

2015

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWAMAGISTER PENDIDIKAN

Jl.Kusumanegara 157 Telp. (0274) 562265, Fax. 547042 YogyakartaWebsite : www.ustjogja.ac.id E-mail: [email protected]

TUGAS

MANAJEMEN STATEGIK DALAM PENDIDIKAN

DIREKTORAT PASCASARJANA PENDIDIKAN

UST YOGYAKARTA

NAMA MAHASISWA : SEMI YANRIT KLALI

ARI MUSTOFA

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKANKELAS : AKELOMPOK : 7TAHUN AKADEMIK : 2015/2016SEMESTER : 1

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGAYAKARTA

2015

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWAMAGISTER PENDIDIKAN

Jl.Kusumanegara 157 Telp. (0274) 562265, Fax. 547042 YogyakartaWebsite : www.ustjogja.ac.id E-mail: [email protected]

TUGAS

MANAJEMEN STATEGIK DALAM PENDIDIKAN

DIREKTORAT PASCASARJANA PENDIDIKAN

UST YOGYAKARTA

NAMA MAHASISWA : SEMI YANRIT KLALI

ARI MUSTOFA

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKANKELAS : AKELOMPOK : 7TAHUN AKADEMIK : 2015/2016SEMESTER : 1

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGAYAKARTA

2015

SOAL MANAJEMEN STATEGIK

1. Ada lima gambar pertama yang memberi gambaran chronosystem mengenai Pendidikan

Indonesia secara sequential.

a) Beri ulasan spekulatif mengenai masing-masing gambar. Ulasan akan memberi

gambaran mengenai wawasan dan pengetahuan.

b) Simpulkan secara spekulatif pula apa masalah Pendidikan Indonesia setelah

melihat dan mencermati kelima gambar tersebut ?

c) Apakah Guru harus tahu 3. hal itu ? Mengapa ?

2. Lihat gambar terakhir mengenai My Theoritical Framework.

a) Apa masalah pokok Pendidikan Indonesia secara teoritik ? Jelaskan !

b) Apa peran Pendidikan Indoensia untuk menyelesaikan masalah yang sedang

dialami oleh bangsanya

3. Buka http://asiswanto.net/?page_id=364

a) Apa hulu masalah sesungguhnya dari fenomena tersebut ? Jelaskan

b) Apakah Guru harus tahu itu ? Jelaskan !

4. Buka http://asiswanto.net/?page_id=296

a) Dari perspektif global masalah apa yang melanda bangsa ini ? Jelaskan !

b) Apakah Guru harus tahu itu ? Jelaskan !

5. Buka http://asiswanto.net/?page_id=357

a) Menurut survey BPS ini, apa masalah yang sedang dihadapi oleh bangsa ini ?

Jelaskan !

b) Apakah Guru juga harus mengetahui itu ? Jelaskan !

6. Buka http://asiswanto.net/?page_id=354

a) Apakah Pendidikan juga harus bertanggungjawab ? Jelaskan !

b) Sampai sejauh mana tanggungjawab Guru ? jelaskan

JAWABAN

1. Gambar Choronosystem :

Gambar 1

Berdasarkan gambar di atas, dapat kita ketahui bahwa Wahidin Sudirohusodo, dr.

adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Namanya Wahidin Sudirohusodo

selalu dikaitkan dengan organisani Budi Utomo karena meskipun Wahidin Sudirohusodo

bukan merupakan pendiri organisasi kebangkitan nasional itu, Wahidin Sudirohusodo

menjadi salah satu penggagas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar School tot

Opleiding van Inlandsche Artsen Jakarta itu. Menurutnya, salah satu cara untuk

membebaskan diri dari penjajahan, rakyat harus cerdas. Untuk itu, rakyat harus diberi

kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah.

Oleh karena itu, Taman Siswa berdiri pada tanggal 3 Juli 1922. Taman Siswa

adalah badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan

pendidikan dalam arti luas untuk mencapai cita-citanya. Bagi Tamansiswa, pendidikan

bukanlah tujuan tetapi media untuk mencapai tujuan perjuangan, yaitu mewujudkan

manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batinnya. Merdeka lahiriah artinya tidak

dijajah secara fisik, ekonomi, politik, dsb; sedangkan merdeka secara batiniah adalah

mampu mengendalikan keadaan. Bebicara Taman Siswa tidak bisa lepas dari pendirinya

yaitu Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau yang biasa di kenal dengan Ki Hajar

Dewantara.

Setelah itu, peristiwa sejarah Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari

Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu

bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari

Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap

tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertepatan dengan hari

ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak

pendidikan nasional di Indonesia.

BPUPKI dan PPKI adalah dua organisasi yang di bentuk untuk memberikan

kemudahan dalam mempersiapkan akses yang mudah dalam membentuk dasar negara.

Sejarah Pembentukan BPUPKI dan PPKI di mulai dengan banyaknya janji yang di

berikan oleh Jepang, kemudian rakyat Indoneisa mendesak untuk memberikan

kemerdekaanya kapada Indonesia. Dengan adanya kondisi ini kemudian Jepang membuat

BPUPKI atau badan penyelidik usaha- usaja persiapakn kemerdekaan Indonesia. Dengan

adanya organisasi ini kemudian di lakukan banyak sidang atau rapat untuk membicarakan

dasar negara. 29 mei- 1 juni 1945 adalah sidang pertama yang kemudian melahirkan

dasar negara yang di sarankan oleh Muhammad Yamin.

Dengan adanya perjuangan dan Sejarah Pembentukan BPUPKI dan PPKI ini

membuat NKRI kini dapat bersatu dan menjadi negara yang besar. Untuk itulah, dengan

perjuangan yang di lakukan para pahlawan sebaiknya generai muda untuk menjaga dan

melestarikanya agar abadi.

Setelah Itu sebelum UU Pendidikan NKRI yang pertama keluar, rumusan tujuan

pendidikan menurut Panitia Penyelidik Pengajaran di bawah pimpinan Ki Hajar

Dewantara dengan penulis Soegarda Poerbakawatja adalah:

“Mendidik warga negara yang sejati, sedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk

warga negara dan masyarakat.”

Pengertian “warga yang sejati” itu kemudian dijabarkan sifat-sifatnya dalam

pedoman bagi guru-guru yang dikeluarkan oleh Kementerian PP dan K pada tahun 1946,

yaitu:

• Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.

• Cinta kepada alam.

• Cinta kepada negara.

• Cinta dan hormat kepada ibu-bapak.

• Cinta kepada bangsa dan kebudayaan.

• Keterpanggilan untuk memajukan negara sesuai kemampuannya.

• Memiliki kesadaran sebagai bagian integral dari keluarga dan masyarakat.

• Patuh pada peraturan dan ketertiban.

• Mengembangkan kepercayaan diri dan sikap saling hormat atas dasar keadilan.

• Rajin bekerja, kompeten dan jujur baik dalam pikiran maupun tindakan.

Sepuluh Pedoman Guru tersebut kemudian menjadi Visi para Guru seluruh Indonesia

untuk mendidik Warga Sejati. Maka, pemerintah pada saat itu sudah menyadari betapa

strategis peran Guru dalam mendidik anak bangsa. Guru menjadi salah satu penentu masa

depan bangsa, sebuah peran yang sangat strategis dalam Pendidikan untuk membangun

bangsa.

Sejak Indonesia merdeka, para pendiri republik ini telah berhasil menorehkan

karyanya berupa Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur tentang

antarrelasi secara terpadu dari semua komponen dalam sistem pendidikan nasional tersebut.

UU Nomor 4 Tahun 1950.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 jo. UU Nomor 12 Tahun 1954 merupakan

Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional yang pertama di Indonesia. Tentu saja,

penyelenggaraan pendidikan tidak lahir begitu saja tanpa melalui proses perjalanan panjang

proses pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah bukan persiapan hidup, tetapi pendidikan

adalah kehidupan itu sendiri. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 4 Tahun

1950 inilah yang telah mengatur proses pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di

Indonesia pada awal kemerdekaannya.

Setelah itu Indonesia mengalami kegaduhan politik dari sehingga berpengaruh

terhadap pendidikan di Indonesia. Akhir pada tahun 2004, dibuatlah rencana pembangunan

jangka panjang nasional. RPJPN ini untuk alasan perencanaan dan efisiensi dibagi dalam

empat tahap , masing-masing dengan umur lima tahun . Keempat tahap ini adalah empat

rencana jangka menengah terpisah yang disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN disingkat) dan menjalankan paralel dengan kantor pengambilan

pemerintahan baru . Melalui jangka menengah berencana pemerintah yang terpisah dapat

menetapkan prioritas mereka sendiri dalam proses pembangunan ekonomi nasional ( dengan

syarat bahwa prioritas ini sejalan dengan RPJPN jangka panjang ) .

Gambar 2

Berdasarkan gambar di atas, dapat kita ketahui bahwa pendidikan adalah sebuah

konsep besar dalam pembangunan bangsa, seperti apa sebuah bangsa hendak digayuh

adalah domain pendidikan. Konsep sekolahan adalah subset dari konsep pendidikan.

Bagaimana strategi dan kebijakan pendidikan bisa memanfaatkan kekuatan bangsa,

mengeliminasi kelemahan bangsa guna memanfaatkan peluang global yang tersedia dan

menghindari ancaman global dan tetap berpegang kepada cita-cita proklamasi ternyata

berhulu ke [1] Jati diri bangsa, jiwa bangsa, dan karakter bangsa, [2] right level of

education, dan [3] produktivitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan

harus memformalisasikan strategi dan kebijakan yang mampu memadukan kekuatan yang

dimiliki dan kelemahan yang menyertai untuk memanfaatkan peluang yang tersedia dan

menghindari ancaman yang datang menghadang sehingga jati diri bangsa tetap terjaga

atau tidak mengalami degradasi. Disamping itu, bukan hanya penyemaian jiwa bangsa,

jati diri bangsa, dan karakter bangsa yang menjadi ciri pendidikan Indonesia, namun juga

karakter patriot bangsa yang produktif dan bertanggungjawab terhadap nusa dan bangsa

yang akan menjadi input yang baik bagi strategic industries guna meningkatkan

produktivitas nasional disegala bidang kehidupan termasuk pelayanan publik sehingga

eksisteni NKRI tetap terjaga.

Gambar 3

Ki Hadjar Dewantara, yang juga menjadi anggota BPUPKI, sudah berpikir

mengenai pendidikan untuk membangun bangsa melalui pendidikan jauh sebelum

BPUPKI dibentuk, yaitu sejak Ki Hadjar pulang dari pembuangan di Belanda sebagai

aktifis perjuangan melalui Taman Siswa sejak 1922. Rentang waktu 23 tahun dari tahun

1922 hingga 1945 merupakan rentang waktu panjang bagi Ki Hadjar untuk terus menerus

memikirkan pendidikan bagi bangsanya dalam dinamika perjuangan dengan kaum

republik seperti tertuang di buku I dan II Ki Hadjar Dewantara yang diterbitkan oleh

Majelis Luhur Taman Siswa. Sehingga bisa dipahami kalau pemikiran Ki Hadjar sejalan

dengan pemikiran para pejuang republik dan mewarnai bukan hanya PPPRI di jaman

menteri pendidikan Mr. Soewandi dimana Ki Hadjar duduk sebagai ketua, namun juga

UU Pendidikan pertama No 4 Th 1950 Jogja ketika Ki Mangunsarkara menjadi menteri

pendidikan.

Sebelum UU Pendidikan NKRI yang pertama keluar, rumusan tujuan pendidikan

menurut Panitia Penyelidik Pengajaran di bawah pimpinan Ki Hajar Dewantara dengan

penulis Soegarda Poerbakawatja adalah:

“Mendidik warga negara yang sejati, sedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk

warga negara dan masyarakat.”

Pengertian “warga yang sejati” itu kemudian dijabarkan sifat-sifatnya dalam

pedoman bagi guru-guru yang dikeluarkan oleh Kementerian PP dan K pada tahun 1946,

yaitu:

• Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.

• Cinta kepada alam.

• Cinta kepada negara.

• Cinta dan hormat kepada ibu-bapak.

• Cinta kepada bangsa dan kebudayaan.

• Keterpanggilan untuk memajukan negara sesuai kemampuannya.

• Memiliki kesadaran sebagai bagian integral dari keluarga dan masyarakat.

• Patuh pada peraturan dan ketertiban.

• Mengembangkan kepercayaan diri dan sikap saling hormat atas dasar keadilan.

• Rajin bekerja, kompeten dan jujur baik dalam pikiran maupun tindakan.

Sepuluh Pedoman Guru tersebut kemudian menjadi Visi para Guru seluruh Indonesia

untuk mendidik Warga Sejati. Maka, pemerintah pada saat itu sudah menyadari betapa

strategis peran Guru dalam mendidik anak bangsa. Guru menjadi salah satu penentu masa

depan bangsa, sebuah peran yang sangat strategis dalam Pendidikan untuk membangun

bangsa.

Selanjutnya pengajaran yang tidak berdasarkan semangat kebudayaan dan hanya

mengutamakan intelektualisme dan individualisme yang memisahkan satu orang dengan

orang lain hanya akan menghilangkan rasa keluarga dalam masyarakat di Seluruh Indonesia

yang sesungguhnya dan menjadi pertalian suci dan kuat serta menjadi dasar yang kokoh

untuk mengadakan hidup tertib dan damai (Dewantara I,2004). Tiga butir penting

Pengajaran Rakyat :

• Pengajaran rakyat harus bersemangat keluhuran budi manusia, oleh karena itu harus

mementingkan segala nilai kebatinan dan menghidupkan semangat idealisme.

• Pengajaran rakyat harus mendidik ke arah kecerdasan budi pekerti , jaitu masaknya

jiwa seutuhnya atau character building.

• Pengajaran rakyat harus mendidik ke arah kekeluargaan, yaitu merasa bersama-sama

hidup, bersama-sama susah dan senang, bersama-sama tangung jawab mulai dari

lingkungan yang paling kecil, yaitu keluarga. Jangan sampai di sistem sekolah umum

sekolah menjauhkan anak dari alam keluarganya dan alam rakyatnya.

Dalam sejarah perkembangan pendidikan di negeri tercinta Indonesia, kita telah

memiliki tiga undang-undang yang mengatur tentang sistem pendidikan nasional. Ketiga

undang-undang sistem pendidikan nasional tersebut adalah 1) Undang-Undang Nomor 4

Tahun 1950 jo. UU Nomor 12 Tahun 1954, 2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 dan

3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.

Gambar 4

Dr. Wahidin Sudirohusodo menjadi salah satu penggagas berdirinya organisasi

yang didirikan para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen Jakarta itu.

Menurutnya, salah satu cara untuk membebaskan diri dari penjajahan, rakyat harus

cerdas. Untuk itu, rakyat harus diberi kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah-

sekolah.

UU No 4 Th 1950 dan 10 Pedoman Guru yang pernah keluar tahun 1946, warisan

Ki Hadjar Bapak Pendidikan Nasional sudah menegaskan bahwa Nation and Character

Building adalah sebuah keharusan. Pembangunan Karakater dan Budaya Bangsa sudah

melekat dalam proses pendidikan dengan menggarap siswa secara utuh lengkap.

Pemerintah tidak perlu gagap untuk membuat berbagai program pendidikan karakter dan

budaya, apalagi menetapkan Sekolah Rintisan Berkarakter dan Berbudaya Bangasa. Itu

hanya mencerminkan ketidakpahaman mengenai pendidikan.

Gambar 5

Dari gambar di atas, Pendidikan adalah sebuah konsep besar dalam pembangunan

bangsa, seperti apa sebuah bangsa hendak digayuh adalah domain pendidikan. Konsep

sekolahan adalah subset dari konsep pendidikan. Bagaimana strategi dan kebijakan

pendidikan bisa memanfaatkan kekuatan bangsa, mengeliminasi kelemahan bangsa guna

memanfaatkan peluang global yang tersedia dan menghindari ancaman global dan tetap

berpegang kepada cita-cita proklamasi ternyata berhulu ke [1] Jati diri bangsa, jiwa

bangsa, dan karakter bangsa, [2] right level of education, dan [3] produktivitas sumber

daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan harus memformalisasikan strategi dan

kebijakan yang mampu memadukan kekuatan yang dimiliki dan kelemahan yang

menyertai untuk memanfaatkan peluang yang tersedia dan menghindari ancaman yang

datang menghadang

1.b. Setelah melihat gambar di atas, dapat kami katakan bahwa permasalahan Pendidikan

di Indonesia di sebabkan oleh kegaduhan politik di Indonesia, minimnya perhatian

pemerintah pada pendidikan yang menyebabkan pendidikan kita semakin mundur.

Misalnya Taman Siswa, setelah kemerdekaan, masalah yang dihadapi Taman Siswa

setelah kemerdekaan ialah meninjau kembali hubungan dengan pemerintah kita

sendiri, terutama dalam hal penerimaan subsidi. Di kalang perguruan tinggi, banyak

perbedaan dalam menghadapi masalah ini, yaitu mereka yang dapat menerima

subsidi itu dan digunakan untuk pengelolaan sekolah tapi tetap melihat berapa besar

pengaruhnya agar tidak menggangu prinsip “merdeka mengurus diri sendiri” dan

mereka yang beranggapan agar melepas sikap oposisi seperti pada masa kolonial

karena dianggap tidak cocok saat Indonesia merdeka.

Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim.

Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit.

Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang

mahal, bahkan aturan UU pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu,

negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari

kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik ditingkat nasional, propinsi,

maupun kota dan kabupaten.

1.c. Menurut hemat kami, guru harus mengetahui sejarah pendidikan bangsa ini, apa saja

permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini, jika dilihat dari aspek pendidikan. Guru

merupakan salah satu tonggak perubahaan sehingga guru harus belajar dari sejarah

yang kelam terutama dalam bidang pendidikan sehingga kedepannya kita mampu

menciptakan generasi penerus bangsa yang hebat.

2. Pokok Permasalahan Pendidikan di Indonesia secara teoritik

Berdasarkan gambar di atas, pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber

daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan

seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-

persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia, peletak dasar

yang kuat pendidkan nasional yang progresif untuk generasi sekarang dan generasi yang

akan datang merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut :

Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukanbertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran(intelektual dan tubuh anak); dalam Taman Siswa tidak bolehdipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita memajukankesempurnaan hidup, kehidupan, kehidupan dan penghidupan anak-anakyang kita didik, selaras dengan dunianya (Ki Hajar Dewantara, 1977:14)

Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat

minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit.

Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal,

bahkan aturan UU pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita

kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata

alokasi anggaran pendidikan baik ditingkat nasional, propinsi, maupun kota dan

kabupaten. Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan

di tanah air kita dewasa ini, yaitu:

• Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.

• Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang

mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat.

Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah

mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.

• Masalah Pemerataan Pendidikan

Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan

dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara

untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi

pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah

pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya

anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan

karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.

• Masalah mutu pendidikan

Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah

pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh

komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum,

sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga

mencakup masalah pemerataan mutu.

• Masalah Efisiensi Pendidikan

Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan,

terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan

yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar

lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn

sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan

bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk

mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan

efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan

tenaga kependidikan.

• Masalah Relevansi Pendidikan

Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat

menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-

masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana memecahkan masalah pokok di atas.

Adapun alternatif solusinya:

• Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan

Dengan Cara konvesional antara lain membangun gedung sekolah seperti SD

inpres dan atau ruangan belajar dan menggunakan gedung sekolah untuk double shift

(sistem bergantian pagi dan sore).

• Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan

Dengan Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis

besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan

manajemen. Sebagai berikut:

a) Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA

dan PT.

b) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.

c) Penyempurnaaan kurikulum

d) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk

belajar

e) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran

f) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran

g) Kegiatan pengendalian mutu.

2.b. Peran Pendidikan Dalam Menyelesaikan Masalah Bangsa

Pendidikan ialah sarana untuk membentuk SDM yang berkualitas. Dengan adanya

pendidikan,bangsa ini tidak lagi tertinggal jauh di kancah persaingan globalisasi,

walaupun kita telah menjadi tawanan di negeri kita sendiri. Dengan pendidikan

berkualitas, bangsa dan negara memiliki masa depan yang cerah. Adapun peran

pendidikan bagi bangsa , antara lain ialah :

Mencerdaskan kehidupan bangsa

Sesuai UUD 1945 alenia 4, tujuan utama dari pendidikan ialah untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia agar bisa berpikir positif dalam segala

aspek kehidupan, karena dengan pikiran positif, jernih, dan bebas dari pikiran yang

hanya menuruti hawa nafsulah yang akan menyelesaikan masalah tanpa membawa

masalah lain.

Membentuk akhlak dan pribadi bangsa

Akhlak dan pribadi bangsa tergantung dari bagaimana system pendidikannya.

Apabila sistem pendidikannya baik, maka baik pula akhlak bangsa itu. Sebaliknya

apabila buruk sistem pendidikan bangsa itu, buruk pula akhlak dan pribadi bangsa

itu. Mungkin kita sering melihat dalam sekolah-sekolah berbasis Agama, banyak

siswa-siswi yang melakukan perbuatan yang dilarang dalam Agama. Pacaran,

mabuk-mabukan, tawuran dan sebagainya.Itu menandakan bahwa sekolah walaupun

berbasis Agama sekalipun bisa saja kurang dari yang diharapkan. Oleh karena itu,

kita harus jeli dalam menentukan sekolah yang baik, karena lingkungan yang baik

akan membentuk diri yang baik pula.

Belajar dari masa lampau

Kita telah terjajah 3,5 abad karena persatuan dan kesatuan kita masihlah

sangat kurang. Nah, tujuan pendidikan ialah agar kita belajar dari masa lampau dan

kita tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Kita pasti tidak

ingin terjajah lagi seperti pada zaman dahulu, zaman dimana kita diperlakukan lebih

buruk daripada binatang. Zaman dimana nyawa sama sekali tak berguna dihadapan

bangsa penjajah. Zaman dimana leluhur kita diadu domba, yang mengakibatkan

banyak kerugian di kedua pihak yang diadu domba. Dengan belajar dar masa lampau,

kita dapat mengambil hikmah dari apa yang telah terjadi dan tidak mengulangi

kesalahan untuk kedua kalinya.

Menjadikan pemuda sebagai pemimpin bangsa yang adil dan bertanggung

jawab

Pemuda memiliki keistimewaan daripada tingkatan usia manusia yang lain.

Pemuda memiliki ketajaman ingatan yang tajam, mudah bersosialisasi, kemudahan

untuk berpikir dan memunculkan ide-ide, suara yang lantang, mental dan jasmani

yang sehat dan kuat, walaupun untuk usia remaja emosi masih tergolong labil, kecuali

beberapa diantara mereka. Dengan labilnya emosi, pemuda mudah terjerumus untuk

berbuat yang menyimpang dari tatanan nilai dan norma dalam masyarakat. Maka,

pendidikan sebagai proses pembudayaan nilai dan norma terhadap peserta didik

berperan sangat penting dalam mengatasi problema kenakalan remaja yang telah

merajalela di masyarakat luas. Dengan pendidikan yang berkualitas, tecetaklah para

pemimpin bangsa yang adil dan bertanggung jawab, yang akan membawa perubahan

bangsa ini menuju kemakmuran dan kesejahteraan.

Memberantas kemiskinan dan pengangguran

Terutama pada sekolah yang mengembangkan minat, bakat, dan ketrampilan

siswa. Zaman semakin maju dan berkembang pesat, tantangan yang dihadapi pun

semakin sulit dan rumit. Jika tidak ada keterampilan atau life skill yang memadai.

Kita akan terus tertinggal jauh di belakang. Dengan adanya sarana prasarana

pendidikan yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita

dapat mengikuti perkembangan iptek yang ada. Tidak mesti harus disekolah, bisa

dikursus, di perpustakaan kota, ataupun kita bisa browsing di internet jika kita

mempunyai fasilitas internet di rumah kita. Dengan berhasilnya kita dalam suatu

pendidikan, baik itu di sekolah, di kursus ataupun di majlis ilmu yang lain, kita

mempunyai bekal untuk bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan

khususnya mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Dan kemiskinan dan

pengangguran berkurang seiring dengan tingginya kesadaran masyarakat tentang

pentingnya pendidikan.

3.a. Apa Hulu Masalah Sesungguhnya Dari Fenomena Tersebut ? Jelaskan !

Berdasarkan fenomena yang ada saat ini, permasalahan bangsa seperti

korupsi, kolusi, nepotisme, tawuran antar pelajar, antar kelompok masyarakat, antar

golongan, dan antar etnis muncul serta kekerasan terhadap perempuan, akibat kurang

pemahaman dan pengamalan Nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai- nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila dianggap mampu

mempersatukan berbagai perbedaan dan mengantarkan Bangsa Indonesia mencapai

tujuan nasionalnya.

Selain kurang diamalkannya nilai-nilai Pancasila, faktor lain yang menjadi

penyebab timbulnya berbagai permasalahan bangsa adalah :

• Degradasi budi pekerti

• Hilangnya wibawa/kepercayaan pada aparat pemerintah

• Kemiskinan

• Hilangnya wibawa/kepercayaan pada tokoh masyarakat

• Ketidakadilan dalam pembangunan

• Kurangnya kecintaan terhadap negara RI

• Pengaruh asing

3. b. Apakah Guru harus tahu itu ? Jelaskan !

Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam bangsa ini, guru memiliki

tanggung jawab yang sangat besar dan mulia untuk memulihkan kondisi bangsa yang

terpuruk melalui pendidikan. Ada sebuah pertanyaan besar dalam diri ini. Apa dan

bagaimana Peran Guru dalam Memberantas Korupsi, Kemiskinan, dan

Kekerasan Pelajar di Indonesia? Sebuah pertanyaan yang coba dijawab dengan

sangat sederhana saja. GURU HARUS BERUBAH dan PEDULI. Guru akan

memiliki peran penting dalam memberantas korupsi, kemiskinan, dan kekerasan

pelajar di Indonesia bila guru mau berubah, dan peduli dengan kondisi di sekitarnya.

Guru mau peduli, dan berinstrospeksi diri untuk mereformasi dirinya sehingga

mampu memberikan keteladanan.

Korupsi, kemiskinan, dan kekerasan itu harus sirna dalam diri seorang guru.

Dengan begitu dia dapat mengusir korupsi, kemiskinan, dan kekerasan dalam

dirinya. Mampu berlaku jujur, senang menolong sesama, dan memiliki kelembutan

hati. Bila itu terjadi, maka guru akan mampu memberantas korupsi, mengurangi

angka kemiskinan, dan menghilangkan kekerasan pelajar di Indonesia. Tak ada lagi

anak sekolahan tawuran, karena memang telah dibimbing oleh para guru yang

berkualitas. Guru yang berkualitas, akan melahirkan peserta didik yang berkualitas

pula. Persoalan korupsi, kemiskinan, dan kekerasan adalah bagian penting yang akan

dihadapi seorang guru dalam mempersiapkan calon pemimpin masa depan.

4. a. Masalah yang Melanda bangsa Indonesia diliht dari perspektif global

Indonesia termasuk negara berkembang, sehingga masih banyak

permasalahan yang terjadi baik di bidang ekonomi, sosial, politik, dll. Berikut adalah

masalah-masalah yang melanda Indonesia.

a) Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah utama yang melanda Indonesia. Hampir di

setiap sudut ditemukan pemukiman kumuh. Ada sekitar 30 juta rakyat Indonesia yang

hidup sangat miskin. Penyebab utama kemiskinan adalah ledakan penduduk yang

tidak disertai dengan peningkatan kualitas penduduk tersebut ditambah lagi dengan

kebutuhan hidup yang makin kompleks dan mahal.

b) Korupsi

Korupsi sangat merugikan negara. Mereka adalah pencuri uang yang telah

kita bayar ke negara melalui pajak. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung, bisa jutaan

hingga milyaran sekali korupsi. Kurangnya efek jera menjadi penyebab utama

korupsi ini. Negara lain sudah menerapkan hukuman berat bagi pelaku korupsi.

Seperti di Arab Saudi yang dihukum potong tangan. Bahkan Tiongkok menerapkan

hukuman mati.

c) Penegakan Hukum yang Lemah

Negara Indonesia adalah negara hukum, tapi kenapa hanya rakyat kecil yang

dihukum? Penyebabnya karena hukum di Indonesia masih bisa dipermainkan. Orang

kaya masih bisa terbebas dari jeratan hukum. Jangan dulu melihat kasus-kasus hukum

yang besar, kita masih bisa melihat di sekitar kita. Terutama saat ditilang polisi. Apa

yang biasanya dilakukan? Tentu saja menyuap polisi tersebut. Kalau terus saja

dibiarkan begini, hancurlah Indonesia.

d) Kualitas Pendidikan yang Rendah

Sistem pendidikan di Indonesia bisa dikatakan sangat buruk. Biaya sekolah

yang semakin mahal tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan. Memang siswa

selalu lulus dengan nilai sangat baik, tetapi angka tersebut hanya diatas kertas.

Buktinya kualitas penduduk Indonesia masih sangat rendah dibandingkan di negara

lain. Tak heran kita selalu mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri sementara kita

selalu mengirim tenaga kerja ke luar negeri sebagai buruh atau pembantu.

e) Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Buruk

Sampai sekarang kita tidak bisa mencapai swasembada beras. Padahal

Indonesia adalah negara agraris yang sangat luas. Namun karena kesejahteraan petani

tidak pernah diperhatikan, banyak dari mereka yang menjual lahan pertaniannya dan

dialihfungsikan menjadi perumahan. Kita juga tidak pernah menikmati hasil bumi

kita yang melimpah secara utuh. Justru pihak asing yang mengelola dan mengambil

hasil pertambangan kita, sedangkan kita hanya mendapatkan pemasukan dari pajak

dan upah buruh.

f) Kasus SARA yang Merajalela

Indonesia adalah negara yang memiliki suku bangsa dan agama yang

beragam. Di sekitar kita mungkin kehidupan antara umat beragaman sudah rukun.

Tetapi di beberapa tempat masih saja ada kasus yang menyangkut SARA. Seperti

meminta seorang pemimpin untuk turun hanya karena agamanya tidak sama dengan

agama mayoritas, perusakan tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar suku, dan

saling ejek antar agama di dunia maya. Jika masalah ini dibiarkan terjadi, maka akan

terjadi disintegrasi bangsa dan sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa.

g) Kerusakan Lingkungan

Kerusakan lingkungan di Indonesia sudah semakin parah. Penebangan hutan

secara ilegal, pembuangan sampah dan limbah pabrik ke sungai, alih fungsi lahan,

dan penggunaan kendaraan bermotor yang semakin meningkat. Penyebabnya sangat

kompleks. Intinya adalah penegakan hukum yang kurang serius dan kurangnya

kesadaran dari setiap pihak.

h) Kesenjangan Sosial

Ini sudah biasa terjadi di negara kita dimana orang kaya akan tetap kaya

sampai tujuh turunan, sedangkan orang miskin tetaplah miskin walau sekeras apapun

dia bekerja. Pendidikan yang layak adalah satu-satunya jalan untuk mengatasi

kesenjangan sosial ini. Saya juga menyarankan mereka yang tidak bekerja untuk

menjadi pengusaha.

i) Pengangguran

Angka pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Bahkan orang-orang

pengangguran kebanyakan sudah sarjana. Pengangguran menjadi penyebab utama

kemiskinan. Kurangnya lapangan pekerjaan menjadi salah satu penyebab terjadinya

pengangguran. Sebaiknya penganggur tersebut menjadi pengusaha. Banyak sekali

pengusaha sukses yang awalnya adalah seorang pengangguran.

j) Banyak Daerah yang Kurang Diperhatikan

Banyak sekali terdapat daerah tertinggal di negara ini terutama di kawasan

dekat perbatasan negara dan bagian timur Indonesia. Pembangunan cenderung

berpusat di sekitar pulau Jawa, Sumatera, dan Bali saja. Mungkin karena hanya

daerah tersebut yang paling potensial. Tetapi sebaiknya pemerintah memperhatikan

daerah lain. Siapa tahu daerah yang kurang diperhatikan tersebut sebenarnya sangat

berpotensi bagi pembangunan negara.

k) Masalah Keamanan

Banyak sekali terjadi kejahatan. Entah itu premanisme, terorisme, pencurian,

perampokan, pembunuhan, dll. Kebanyakan masalah tersebut terjadi karena

kemiskinan dan kurangnya pendidikan. Saat ini penjahat semakin nekat melakukan

aksinya, walaupun sebenarnya pelaku kejahatan tersebut sudah pasti tertangkap

polisi.

l) Narkoba dan Rokok

Kenapa saya jadikan satu bagian? Karena keduanya sama-sama merusak

kesehatan, sia-sia untuk dibeli, dan menyebabkan kecanduan. Meskipun dampak

narkoba lebih merusak, tetapi merokok sebaiknya juga dihindari. Karena tidak hanya

perokok tersebut yang akan terkena bahayanya, tetapi orang yang secara tidak sadar

ikut menghirup asap rokok tersebut.

4.b Apakah guru harus tahu?

Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam bangsa ini, guru memiliki

tanggung jawab yang sangat besar dan mulia untuk memulihkan kondisi bangsa yang

terpuruk melalui pendidikan. Pendidikan merupakan hal terpenting untuk

membentuk kepribadian suatu bangsa.

5. a. Survei Kehidupan Bernegara yang dilakukan oleh BPS (BPS, 2011) di seluruh

Indonesia menemukan fenomena :

• Degradasi budi pekerti

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang mempunyai ciri khas ramah tamah,

suka tolong menolong, dan sopan santun. Menengok realita saat ini, bahwa banyak anak

sekolah yang terjerumus dalam kasus kejahatan. Diantaranya banyak kasus kejahatan

yang beredar di media massa dan melibatkan anak sekolah. Ini merupakan bukti bahwa

karakter anak sekolah saat ini mengalami degradasi.

Berbicara tentang karakter, tak luput dari yang namanya pendidikan. Pendididkan

di indonesia mengacu pada undang-undang nomer 20 tahun 2003 yang berbunyi

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa

dan negara.Dari penjelasan diatas sistem pendidikan di indonesia menggambarkan bahwa

pendidikan karakter sangat diutamakan.

• Kurangnya kecintaan terhadap negara RI

Hilangnya rasa cinta tanah air yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memang telah

memudar. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya kasus korupsi, buang sampah

sembarangan, penebangan pohon secara liar, banyaknya pembajakan terhadap produk-

produk tertentu.

Kurangnya kepedulian terhadap sesama,kurangnya rasa cinta tanah air lah yang

meyebabkan hal ini dapat terjadi. Cinta tanah air,berarti mencintai Indonesia apa

adanya,kita adalah satu keluarga besar yang terdiri dari berbagai macam kebudayaan

masing-masing,cintailah itu, banggalah menjadi sebuah bangsa yang memiliki

kebudayaan yang unik dan cintailah negrimu. Apapun dan bagaimanapun ini adalah

negeri kita Indonesia tempat kita bernapas,tempat kita berlindung maka dari itu cintailah

Indonesiamu.

• Pengaruh Asing

Masuknya budaya asing yg lebih mudah diserap dan ditiru oleh masyarakat baik

tua maupun muda, dan parahnya biasanya meniru perilaku yang buruk. Adanya

globalisasi bisa memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan karena adanya percampuran

antara kebudayaan lokal dengan kebudayaan dr luar, bisa juga karna memang tidak ada

generasi penerus yg melestarikan budaya tsb. Bebasnya setiap orang mengakses ataupun

menggunakan teknologi, maka dengan mudah juga terjadi penyalahgunaan fungsi dari

teknologi tersebut.

• Ketidakadilan dalam pembangunan

Masih banyak daerah yang mengalami ketidakadilan dalam hal pembangunan khususnya

di Indonesia timur, salah satunya adalah Papua dan NTT.

• Kemiskinan

• Korupsi

• Hilangnya wibawa/kepercayaan pada aparat pemerintah.

Dari hasil survey tersebut, Butir pertama hingga ke tiga berkaitan langsung dengan

Pendidikan sedang butir empat hingga tujuh berkaitan tidak langsung dengan pendidikan

yaitu melalui kebijakan Sosial dan Ekonomi. Jadi dapat disimpulkan bahwa akar permasalah

yang terjadi dengan bangsa ini adalah pendidikan.

5.b Berdasarkan permasalahan di atas, guru harus mengetahuinya karena guru adalah figur

inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi

sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak

didik dalam mengejar cita-cita besarnya di masa depan.

6.a. Berkaitan dengan Fenomena Output Sosial Negatif Nasional seperti Radikalisme,

Terorisme, Separatisme, Moral kejujuran di bidang pendidikan, Pengangguran,

Kemiskinan, Perilaku Sex di Kalangan Remaja, dan Kesejahteraan, Pendidikan jelas harus

bertanggung jawab terhadap permasalahan bangsa. Oleh karena itu baik pemerintah, guru,

lingkungan harus bergandengan tangan untuk mengatasi fenomena ini. Pendidikan harus

diarahkan untuk menciptakan generasi bangsa yang memiliki daya saing kuat, memiliki

moral yang baik dan terutama pendidikan itu diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan

itu sendiri sesuai dengan UUD 1945.

b. Berdasarkan permasalahan bangsa, pertanyaannya adalah bagaimana peran dan

tanggung jawab guru? Pembahasan mengenai guru selalu menarik, karena ia adalah kunci

pendidikan. Artinya, jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan

sukses. Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya.

Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu

akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita besarnya di masa depan.

Dalam hal ini, guru adalah aktor utama di samping orang tua dan elemen lainnya

kesuksesan pendidikan yang dicanangkan. Tanpa keterlibatan aktif guru, pendidikan

kosong dari materi, esensi, dan substansi. Secanggih apapun sebuah kurikulum, visi misi,

dan kekuatan financial, sepanjang gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas lembaga

pendidikan akan merosot tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek apa pun sebuah

kurikulum, visi misi,dan kekuatan financial, jika gurunya inovatif, progresif, dan produktif,

maka kualitas lembaga pendidikan akan maju pesat. Lebih-lebih jika sistem yang baik

ditunjang dengan kualitas guru yang inovatif, maka kualitas lembaga pendidikan semakin

dahsyat.

Guru memiliki peranan, tugas dan tanggungjawab terhadap peserta didiknya.

Peran guru tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin canggih. Karena tugas guru

menyangkut pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut aspek-aspek yang bersifat

manusiawi yang unik dalam arti berbeda satu dengan yang lainnya.

Terima Kasih