53
No Kode : DAR2/Profesional/027/5/2019 MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN KEGIATAN BELAJAR 4 PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN GLOBAL Penulis: Dr. MUHAMMAD HALIMI, M.Pd KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2019

MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

No Kode : DAR2/Profesional/027/5/2019

MODUL 5

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

KEGIATAN BELAJAR 4

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN GLOBAL

Penulis:

Dr. MUHAMMAD HALIMI, M.Pd

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2019

Page 2: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

A. Pendahuluan

Dalam kegiatan belajar ke-4 ini Anda akan diajak untuk mempelajari materi

tentang Pancasila dan Kewarganegaraan Global. Materi ini sangat penting untuk Anda

kuasai dalam kedudukan Anda sebagai guru. Dengan memahami materi pada kegiatan

belajar ini, tentu saja akan menambah wawasan anda sebagai bekal untuk menanamkan

nilai-nilai Pancasila kepada setiap peserta didik di sekolah Anda.

Materi Pancasila dan Kewarganegaraan Global merupakan materi yang bersifat

mendasar dalam pembelajaran PPKN di SD. Oleh karena itu, penguasaan guru akan

substansi pada materi ini sangat penting sebagai bekal dalam mengelola kelas PPKN,

sehingga tujuan utama PPKN sebagai mata pelajaran yang mempersiapkan peserta didik

menjadi warga negara yang cerdas dan baik dapat tercapai.

B. Capaian Pembelajaran

Menguasai teori dan aplikasi mencakup muatan materi lima mata pelajaran

pokok di SD 1) Bahasa Indonesia terdiri atas Ragam Teks; Satuan Bahasa Pembentuk

Teks, Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi; Struktur, Fungsi, dan Kaidah

Kebahasaan Teks Nonfiksi, serta Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak; 2) Matematika

terdiri atas Bilangan, Geometri dan Pengukuran, Statistik, dan Kapita Selekta; 3) Ilmu

Pengetahuan Alam terdiri atas Metode Ilmiah, Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan,

Benda dan Sifatnya, Energi dan Perubahannya, Bumi dan Alam Semesta; 4) Ilmu

Pengetahuan Sosial terdiri atas Manusia, Tempat dan Lingkungan; Waktu,

Keberlanjutan, dan Perubahan; Sistem Sosial dan Budaya; Perilaku Ekonomi dan

Kesejahteraan; Fenomena Interaksi Dalam Perkembangan IPTEK dan Masyarakat

Global; dan 5) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang terdiri atas Hak Asasi

Manusia; Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur;

Konsep Nilai, Moral, dan Norma; Pancasila; serta Kewarganegaraan Global; termasuk

advance materials secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten),

“mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari”

Page 3: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

C. Sub Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar ini, diharapkan Anda mampu

menguasai materi tentang:

1. Sejarah perumusan Pancasila dan, nilai-nilai yang terkandung dalam sila

Pancasila, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD.

2. Hakikat kewarganegaraan global, tantangan di era globalisasi, dampak positif dan

negatif globalisasi, dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD.

Agar Anda memperoleh hasil atau memiliki kompetensi yang diharapkan dalam

mempelajari materi pembelajaran pada kegiatan belajar ini, ikutilah petunjuk belajar

berikut ini.

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai Anda faham betul tentang

apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari materi pada kegiatan belajar ini.

2. Bacalah sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-kata

yang Anda anggap asing. Pelajarilah kata-kata tersebut dengan mencari makna atau

pengertiannya pada kamus yang Anda miliki.

3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi kegiatan belajar ini melalui

pemahaman sendiri, dan lakukan sharing pendapat dengan kolega yang juga

memperdalam materi atau dengan instruktur yang ditunjuk oleh lembaga.

4. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi, dan menganalisis berbagai kasus

yang relevan dengan materi pada kegiatan belajar ini.

D. Uraian Materi

1. Pancasila dalam Kehidupan Bernegara

a. Sejarah Perumusan Pancasila

1) Asal Mula Pancasila

Tahukah Anda sejak kapan Pancasila itu mulai ada? Dalam berbagai pengajaran

telah disebutkan bahwa Pancasila merupakan ideologi yang nilai-nilai digali dari adat

Page 4: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

istiadat, agama dan pandangan hidup yang telah melakat pada diri bangsa Indonesia

sejak lahirya bangsa Indonesia. Dengan kata lain nilai-nilai Pancasila sudah ada

sebelum negara Republik Indonesia merdeka. Nilai-nilai tersebut kemudian secara

formal diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar

filsafat negara Indonesia dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI

kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara Republik

Indonesia. Oleh karena itu, pengkajian atau pembahasan mengenai Pancasila tidak bisa

terlepaskan dari periodesasi sejarah yang menyertai kehidupan bangsa Indonesia sejak

dahulu.

Proses terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses sejarah

yang panjang. Proses tersebut diawali ketika munculnya kehidupan di wilayah

Indonesia dan dipertegas ketika tumbuhnya kerajaan-kerajaan di nusantara, seperti

Kutai, Tarumanagara, Sriwjaya, Majapahit, kerajaan-kerajaan Islam dan sebagainya.

Kerajaan-kerajaan tersebut menggambarkan sebuah bentuk kehidupan yang diorganisir

oleh sebuah lembaga yang sifatnya sama dengan negara. Kerajaan-kerajaan di

Nusantara ternyata mewariskan nilai-nilai yang kemudian diangkat menjadi nilai-nilai

Pancasila secara formal, seperti nilai Ketuhanan, kemanusian, persatuan, kerakyatan

dan keadilan sosial. Dengan kata lain, nilai-nilai tersebut secara objektif telah dimiliki

bangsa Indonesia sejak dulu (Kaelan, 2012:46).

Kemudian, dasar-dasar nasionalisme bangsa Indonesia mulai tumbuh ketika

datangnya bangsa asing yang ingin menjajah bangsa Indonesia. Pada waktu itu hampir

semua kerajaan di nusantara mengadakan perlawanan untuk mengusir bangsa penjajah

tersebut meskipun perjuangannya masih bersifat kedaerahan. Arah perjuangan bangsa

Indonesia berubah total ketika dasar-dasar nasionalisme moderen ditanamkan mulai

tahun 1908. Sifat perjuangan tidak lagi bersifat kedaerahan, tetapi sudah mengarah pada

terciptanya persatuan dan kesatuan. Hal ini dipertegas dengan Sumpah Pemuda tahun

1928. Akhirnya perjuangan untuk menciptakan sebuah negara yang merdeka mencapai

Page 5: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

puncaknya ketika diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus

1945. Mulai dari saat itulah secara formal nilai-nilai Pancasila berlaku dan dijadikan

falsafah serta pandangan hidup bangsa Indonesia.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jika ditinjau dari asal mulanya atau

sebab terjadinya, maka Pancasila telah memenuhi empat syarat sebab (kausalitas)

sebagaimana dikemukakan oleh Notonagoro (Kaelan, 2012:47-48), yaitu:

a) Causa Materialis (asal mula bahan)

Pada hakikatnya, nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali dari bangsa

Indonesia itu sendiri berupa nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan dan nilai-

nilai religius. Nilai-nilai tersebut terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa

Indonesia. Dengan demikian, asal nahan Pancasila itu terdapat kehidupan bangsa

Indonesia sendiri.

b) Causa Formalis (asal mula bentuk)

Dalam hal ini, bagaimana bentuk Pancasila itu dirumuskan sebagaimana tercantum

dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Asal mula bentuk Pancasila ialah ketika Soekarno bersama Mohammad Hatta serta

anggota BPUPKI lainnya merumuskan dan membahas Pancasila, terutama dalam

hal bentuk, rumusan, serta nama Pancasia.

c) Causa Efisien (asal mula karya)

Asal mula karya, yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara

menjadi dasar negara yang sah. Asal mula karya Pancasila ialah Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai pembentuk negara dan atas kuasa

pembentuk negara yang mengesahkan Pancasila menjadi dasar negara yang sah,

setelah melalui pembahasan baik dalam sidang-sidang BPUPKI maupun Panitia

Sembilan.

d) Causa Finalis (asal mula tujuan)

Page 6: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Pancasila dirumuskan dan dibahas dalam sidang-sidang BPUPKI dengan tujuan

menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Oleh karena itu, asal mula tujuan

tersebut ialah para anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan menentukan tujuan

dirumuskannya Pancasila sebelum fitetapkan oleh PPKI sebagai dasar negara yang

sah. Demikian pula para pendiri negara yang berfungsi sebagai kausa sambangan,

karena yang merumuskan dasar filsafat negara.

2) Proses Perumusan Pancasila

Proses perumusan Pancasila sangat berkaitan erat dengan kekalahan penjajah

Jepang dalam Perang Pasifik. Hal tersebut membuat Jepang berada dalam posisi

terjepit. Nah, dalam keadaan terjepit inilah, Jepang berusaha memikat hati bangsa

Indonesia dengan memberikan janji akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa

Indonesia di kemudian hari. Untuk melaksanakan janjinya tersebut, Jepang membentuk

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang

dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Badan ini beranggotakan 62

orang yang diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat.

Anggota BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. Keesokan harinya,

tanggal 29 Mei 1945 seluruh anggota BPUPKI mulai bersidang. Acara sidang tersebut

membahas rumusan dasar negara Indonesia Merdeka dan rancangan Undang-Undang

Dasar. Sesuai dengan acaranya sidang berlangsung dalam dua gelombang. Berikut ini

uraian singkat siding BPUPKI sebagaimana dikutip oleh Pranarka (1985:25-50)

a) Sidang Gelombang Pertama

Sidang ini berlangsung dari tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945, untuk

membahas rumusan dasar negara Indonesia merdeka. Pada kesempatan ini tampil

beberapa tokoh yang menyampaikan gagasannya mengenai dasar negara Indonesia

merdeka, diantaranya adalah Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir.

Soekarno.

Page 7: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Pada tanggal 29 Mei 1945 Muhammad Yamin mendapat kesempatan yang

pertama untuk mengemukakan pikirannya tentang dasar negara. Pidato Mr.

Muhammad Yamin berisikan lima asas dasar negara Indonesia Merdeka yang diidam-

idamkan. Kelima asas tersebut adalah.

(1) Peri Kebangsaan.

(2) Peri Kemanusiaan.

(3) Peri Ketuhanan.

(4) Peri Kerakyatan.

(5) Kesejahteraan Rakyat.

Setelah berpidato, Mr. Muhammad Yamin menyampaikan usulan secara

tertulis mengenai rancangan Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia.

Dalam rancangan UUD itu tercantum pula rumusan lima asas dasar negara sebagai

berikut:

(1) Ketuhanan Yang Maha Esa

(2) Kebangsaan Persatuan Indonesia

(3) Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab

(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/ perwakilan

(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pada keesokan harinya tepatnya tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo

tampil berpidato di hadapan sidang BPUPKI. Dalam pidatonya itu beliau

menyampaikan gagasannya mengenai lima dasar negara Indonesia merdeka yang

terdiri dari:

(1) Persatuan

(2) Kekeluargaan

(3) Keseimbangan lahir batin

(4) Musyawarah

Page 8: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

(5) Keadilan rakyat

Kemudian, pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya

di hadapan sidang BPUPKI. Dalam pidato tersebut diajukan oleh Ir. Soekarno secara

lisan usulan lima asas sebagai dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Rumusan

dasar negara yang diusulkan Ir. Soekarno tersebut adalah sebagai berikut.

(1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia

(2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan

(3) Mufakat atau Demokrasi

(4) Kesejahteraan sosial

(5) Ketuhanan yang berkebudayaan

Lima asas di atas oleh Ir. Soekarno diusulkan agar diberi nama “Pancasila”.

Dikatakan oleh beliau istilah itu atas saran dari salah seorang ahli bahasa. Usul

mengenai nama “Pancasila” bagai dasar negara tersebut secara bulat diterima oleh

sidang. Selanjutnya beliau mengusulkan bahwa kelima sila tersebut dapat dipers

menjadi “Trisila” yaitu Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi, dan Ketuhanan.

Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi “Ekasila” yaitu Gotong

Royong.

Pada tanggal 22 Juni 1945 para anggota BPUPKI yang tergabung dalam Panitia

Sembilan mengadakan sidang khusus. Panitia Sembilan terdiri dari Ir. Soekarno, Drs.

Mohammad Hatta, Mr. A.A. Maramis, K.H. Wahid Hasjim, Abdoel Kahar Meozakir,

H. Agoes Salim, Abikeosno Tjokrosoejoso, Mr. Achmad Soebardjo dan Mr.

Muhammad Yamin. Sidang khusus ini berhasil menyusun suatu dokumen yang

terkenal dengan nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Nama tersebut

merupakan usulan dari Mr. Muhammad Yamin yang disetujui oleh semua anggota

Panitia Sembilan.

Page 9: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Naskah Piagam Jakarta ditandatangani oleh seluruh anggota Panitia Sembilan.

Di dalam Piagam Jakarta terdapat rumusan dasar negara Indonesia Merdeka, yaitu

sebagai berikut:

(1) Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya menurut dasar

(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab

(3) Persatuan Indonesia

(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/

perwakilan

(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Isi Piagam Jakarta tersebut sekarang kita kenal dengan istilah Pancasila. Sila-

sila yang terdapat dalam Pancasila merupakan hasil musyawarah para tokoh pendiri

bangsa (founding fathers).

b) Sidang Gelombang Kedua

Persidangan BPUPKI yang kedua ini berlangsung antara 10 sampai 17 Juli

1945 untuk membahas penyusunan rancangan Undang-Undang Dasar. Pada tanggal

10 Juli 1945 dilakukan perumusan akhir isi dasar negara. Pada persidangan tersebut

juga dibahas Rancangan Undang-Undang Dasar, termasuk soal

pembukaannya/mukaddimah. Pembahasan tersebut dilakukan oleh Panitia Perancang

Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Kemudian, keesokan harinya,

tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang Undang-Undang Dasar dengan suara bulat

menyetujui isi Pembukaan Undang-Undang Dasar diambil dari Piagam Jakarta.

Pada tanggal 14 Juli 1945 Panitia Perancang Undang-Undang Dasar

melaporkan hasil kerjanya kepada seluruh anggota BPUPKI. Dalam kesempatan

tersebut, Ir. Soekarno selaku Ketua Panitia melaporkan tiga hal yang dihasilkan oleh

panitia, yaitu:

Page 10: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

(1) Pernyataan Indonesia Merdeka yang rumusannya diambil dari tiga alinea pertama

Piagam Jakarta dengan sisipan yang panjang.

(2) Pembukaan Undang-Undang Dasar yang rumusannya diambil dari seluruh isi

Piagam Jakarta.

(3) Undang-Undang Dasar beserta batang tubuhnya.

Seluruh anggota BPUPKI menerima dengan bulat hasil kerja dari Panitia Perancang

Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno.

Setelah berhasil menyusun rancangan Undang-Undang Dasar, maka selesailah

tugas dari BPUPKI. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Agustus 1945 badan tersebut

dibubarkan. Kemudian, Pemerintah Jepang membentuk Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Zyunby Inkai. Untuk keperluan

pembentukan panitia tersebut, pada tanggal 8 Agustus 1945, Ir Soekarno, Drs.

Mohammad Hata dan dr. Radjiman Wedyodiningrat berangkat ke Saigon untuk

memenuhi panggilan Jenderal Besar Terauchi. Dalam pertemuan tersebut Ir. Soekarno

diangkat sebagai Ketua PPKI, Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil ketua dan dr.

Radjiman Wedyodiningrat sebagai anggota. PPKI mulai bekerja pada tanggal 9

Agustus 1945. Anggota PPKI sendiri terdiri dari 21 Orang.

Setelah pertemuan di Saigon terjadi dua peristiwa yang sangat bersejarah

dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia. Pertama, tanggal 14 Agustus 1945

Jepang menyerah tanpa syarat. Kedua, pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia

memproklamirkan kemerdekaanya. Kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI

bersidang dengan agenda utama mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan

pembukaannya serta memilih Presiden dan Wakil Presiden.

Dalam proses pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang.

Sebelum mengesahkan Preambul, Mohammad Hatta terlebih dahulu mengemukakan

bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi

Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya. Intinya,

Page 11: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di

belakang kata “ketuhanan” yang berbunyi “dengan kewajiban menjalankan syariat

Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian

Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI yang baru saja diproklamasikan. Usul

ini oleh Mohammad Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada

para anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH.

Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Mohammad Hatta berusaha meyakinkan

tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Oleh karena pendekatan yang terus-menerus dan demi persatuan dan kesatuan,

mengingat Indonesia baru saja merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan

dicoretnya “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”

di belakang kata Ketuhanan dan diganti dengan “Yang Maha Esa”. Pada akhirnya

semua anggota PPKI menyepakati rancangan Hukum Dasar beserta pembukaannya

disahkan menjadi hukum dasar tertulis yang kemudian disebut Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang didalam pembukaannya terdapat sila-sila

Pancasila.

Sejak saat itulah Pancasila telah resmi menjadi dasar negara Indonesia

merdeka. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah

Pancasila, namun yang dimaksudkan dasar negara Republik Indonesia adalah

Pancasila.

b. Nilai-Nilai Pancasila

1) Klasifikasi nilai-nilai Pancasila

Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa, sehingga

memenuhi prasyarat menjadi ideologi yang terbuka. Sekalipun Pancasila bersifat

terbuka, tidak berarti bahwa keterbukaannya adalah sebegitu rupa sehingga dapat

memusnahkan atau meniadakan jati diri Pancasila sendiri. Keterbukaan Pancasila

mengandung pengertian bahwa Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara

Page 12: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak berubah, namun pelaksanaannya disesuaikan

dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi dalam setiap waktu. Hal ini

dimaksudkan untuk menegaskan bahwa ideologi Pancasila bersifat aktual, dinamis,

antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman,

ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, ideologi Pancasila menurut Komalasari (2007:90)

mengandung nilai-nilai sebagai berikut:

a) Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila: Ketuhanan, Kemanusiaan,

Persatuan, Kerakyatan, Keadilan. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal,

sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan

benar. Nilai dasar ini bersifat tetap dan terlekat pada kelangsungan hidup negara.

Nilai dasar tersebut selanjutnya dijabarkan dalam pasal-pasal Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b) Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi

Pancasila. Misalnya program-program pembangunan yang dapat disesuaikan

dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat, undang-undang, dan

departemen-departemen sebagai lembaga pelaksana juga dapat berkembang. Pada

aspek ini senantiasa dapat dilakukan perubahan.

c) Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu

pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara. Dalam realisasi praksis inilah maka penjabaran nilai-nilai Pancasila

senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan

(reformasi) sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Inilah

sebabnya bahwa ideologi Pancasila merupakan ideologi yang terbuka.

Suatu ideologi selain memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal yang berupa cita-

cita, pemikiran-pemikiran serta nilai-nilai yang dianggap baik, juga harus memiliki

norma yang jelas. Hal ini dikarenakan suatu ideologi harus mampu direalisasikan dalam

Page 13: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

kehidupan nyata. Oleh karena itu, Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural

memiliki tiga dimensi, yaitu:

a) Dimensi Idealisme

Dimensi ini menekankan bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila

yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh itu, pada hakikatnya bersumber

pada filsafat Pancasila. Karena setiap ideologi bersumber pada suatu nilai-nilai

filosofis atau sistem filsafat. Dimensi idealisme yang terkandung dalam Pancasila

mampu memberikan harapan, optimisme serta mampu mendorong motivasi

pendukungnya untuk berupaya mewujudkan cita-citanya.

b) Dimensi normatif

Dimensi ini mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila

perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam norma-norma

keagamaan. Dalam pengertian ini Pancasila terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan tertib hukum tertinggi

dalam negara Republik Indonesia serta merupakan staatsfundamentalnorm (pokok kaidah

negara yang fundamental). Dengan kata lain, Pancasila agar mampu dijabarkan ke dalam

langkah-langkah yang bersifat operasional, perlu memiliki norma atau aturan hukum yang

jelas.

c) Dimensi Realitas

Dimensi ini mengandung makna bahwa suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas

kehidupan yang berkembang dalam masyarakat. Dengan kata lain, Pancasila memiliki

keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan pemikiran-

pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan atau mengingkari

hakikat yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Oleh karena itu, Pancasila harus

mampu dijabarkan dalam kehidupan masyarakatnya secara nyata baik dalam kehidupan

sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan negara (Alfian dalam Komalasari, 2007:92).

Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila, maka ideologi Pancasila:

a) Tidak bersifat utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang jauh dari

kehidupan sehari-hari secara nyata

Page 14: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

b) Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup, melainkan suatu norma yang

bersifat idealis, nyata dan reformatif yang mamapu melakukan perubahan.

c) Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis, yang hanya menekankan pada segi

praktis-praktis belaka tanpa adanya aspek idealisme.

2) Makna Nilai-nilai Pancasila

Diterimanya Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa

konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila dijadikan landasan pokok, landasan

fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila

yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar

dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan

Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan kata lain,

nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai

persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

a) Nilai Ketuhanan

Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan

keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Nilai ini

menyatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang

atheis. Nilai Ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk

memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta

tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama. Nilai Ketuhanan dijabarkan dalam

Pasal 29 UUD NRI 1945 dan peraturan perundang-undangan yang menjamin

kelangsungan hidup beragama seperti Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia.

Page 15: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

b) Nilai Kemanusiaan

Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan

perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan

hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Nilai

kemanusian dijabarkan dalam Pasal 26,27,28, 28A-J, 30, 31 dan 34 UUD NRI 1945

dan peraturan perundang-undangan lainnya.

c) Nilai Persatuan

Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam

kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai

sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Nilai

persatuan dijabarkan dalam Pasal 1, 32, 35, 36 dan 36 A-C UUD NRI 1945 dan

peraturan perundang-undangan lainnya.

d) Nilai Kerakyatan

Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat,

olehrakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-

lembaga perwakilan. Nilai kerakyatan dijabarkan dalam Pasal 1 (ayat 2),

2,3,4,5,6,7,11,16,18,19,20,21,22,22 A-B dan 37 UUD NRI 1945 dan peraturan

perundang-undangan lainnya.

e) Nilai Keadilan

Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai

dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan

makmur secara lahiriah ataupun batiniah. Nilai persatuan dijabarkan dalam Pasal

27, 33 dan 34 UUD NRI 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.

Page 16: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan

normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional

dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai

instrumental tersebut adalah UUD NRI 1945 dan peraturan perundang-undangan

lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan

bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai

instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.

Kemudian, Pancasila mengandung nilai subjektif maupun objektif. Nilai-nilai

Pancasila itu bersifat subjektif, artinya nilai-nilai tersebut merupakan hasil pemikiran

bangsa Indonesia sendiri sepanjang sejarahnya. Nilai-nilai Pancasila yang bersifat

subjektif tersebut adalah sebagai berikut.

a) Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai hasil penilaian dan hasil

pemikiran bangsa Indonesia.

b) Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup, pegangan hidup, pedoman

hidup, petunjuk hidup bangsa Indonesia.

c) Nilai-nilai Pancasila mengandung tujuh nilai kerohanian, yaitu nilai kebenaran,

keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan religius yang perwujudannya

sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Di samping itu, Pancasila juga mengandung nilai objektif, yakni nilai yang

diakui kebenaran dan keadilannya oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Nilai-nilai objektif

yang terkandung dalam Pancasila adalah sebagai berikut.

a) Rumusan sila-sila Pancasila menunjukkan adanya sifat universal.

b) Nilai-nilai Pancasila terkait dengan hidup kemanusiaan yang mutlak (manusia

dengan Tuhan, antara manusia dengan sesamanya, dan antara manusia dengan

lingkungannya.

c) Pancasila dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945menurut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara

Page 17: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

yang fundamental, tidak dapat diabaikan oleh setiap orang atau badan. Dengan

demikian nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa.

d) Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (yang

memuat jiwa Pancasila) secara hukum tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk

MPR hasil pemilihan Umum. Mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berarti membubarkan negara Indonesia.

Dengan demikian Pancasila akan tetap ada.

e) Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945yang

mengandung makna tidak dapat diubah (tetap) karena kemerdekaan (yang di

dalamnya mengandung Pancasila) merupakan karunia Tuhan.

c. Kedudukan Pancasila

1) Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pembukaan UUD NRI 1945 memuat dasar negara Pancasila yang berbunyi “Maka

Disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia Itu Dalam Suatu Undang-Undang

Dasar Negara Indonesia,Yang Terbentuk Dalam Suatu Susunan Negara Republik

Indonesia Yang Berkedaulatan Rakyat Dengan Berdasar Kepada Ketuhanan Yang

Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Persatuan Indonesia Dan Kerakyatan

Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijiksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan,

Serta Dengan Mewujudkan Suatu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia.”

Pancasila itu merupakan landasan bagi penyelenggara negara dan pelaksanaan sistem

pemerintahan yang memiliki kedudukan tertinggi dan sebagai sumber dari segala

sumber hukum dalam ketatanegaraan di Indonesia, konsekuensinya segala peraturan

yang ada harus berdasar dan bersumberkan Pancasila. Hal ini sejalan dengan teori

Stufenbau menurut Hans Kelsen yang menyebutkan tentang kaidah hukum berjenjang,

artinya peraturan di bawah harus berpedoman dan tidak boleh bertentangan pada

peraturan di atasnya. Dalam konteks ketatanegaraan Indonesia, teori Stufenbau ini

diamanatkan dalam Undang-Undang RI No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan

Page 18: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Peraturan Perundang-undangan. Pada pasal 7 undang-undang ini, disebutkan bahwa

hirarki peraturan perundangan di Indonesia adalah sebagai berikut:

1) UUD NRI Tahun 1945;

2) Ketetapan MPR;

3) UU/Perpu

4) Peraturan Pemerintah (PP);

5) Peraturan Presiden (Perpres);

6) Peraturan Daerah Provinsi;

7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

2. Pancasila sebagai Ideologi Nasional

Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang

memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, hukum

dan negara Indonesia yang bersumber dari kebudayaan nasional. Pancasila menjadi

basis teori dalam penyelenggaran negara. Sebagai ideologi nasional, Pancasila

mencakup ideologi negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sedangkan ideologi

dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila itu sendiri. Jadi Pancasila

mempunyai tiga kedudukan yang istimewa secara sekaligus yaitu sebagai ideologi

nasional, ideologi negara dan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia.

Pancasila pada hakekatnya bukan merupakan hasil perenungan atau pemikiran

seseorang atau kelompok orang seperti halnya ideologi lain di dunia. Akan tetapi,

Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan, serta nilai

religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum

membentuk negara. Dengan perkataan lain unsur-unsur yang menjadi bahan Pancasila

tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri. Artinya, bangsa

Indonesia sendiri merupakan kausa materialis (asal bahan) Pancasila.

Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri

negara, sehingga Pancasila berkedudukan dan berfungsi sebagai dasar negara dan

ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi

Page 19: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

negara berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa Indonesia, dan bukan

mengangkat atau mengambil ideologi bangsa lain. Selain itu, Pancasila tidak hanya

merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, melainkan Pancasila berasal

dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa, sehingga Pancasila pada hakekatnya

dirumuskan untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa dan negara Indonesia. Oleh

karena itu, ciri khas Pancasila memiliki kesesuaian dengan kepribadian bangsa

Indonesia.

Sebagai ideologi nasional, Pancasila adalah cita-cita negara Republik Indonesia yang

menjadi dasar bagi teori dan praktek penyelenggaraan negara Republik Indonesia. Oleh

karena itu ideologi Pancasila pada hakekatnya merupakan asas kerohanian yang antara

lain memiliki derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan,

serta berkedudukan sebagai pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, dan

pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan,

diperjuangkan, dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

Pancasila sebagai ideologi nasional Republik Indonesia mengandung makna

yang begitu dalam. Adapun makna yang terkandung dalam Pancasila dalam

kedudukannya sebagai ideologi nasional, diantaranya:

1) Sebagai sumber motivasi, dengan karakteristik sebagai berikut:

a) Ideologi Pancasila mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun

negara.

b) Ideologi Pancasila memandu masyarakat menuju cita-citanya.

c) Ideologi Pancasila membimbing bangsa dan negara untuk mencapai tujuannya

melalui berbagai realisasi pembangunan.

2) Sebagai sumber semangat dalam berbagai kehidupan negara, dengan karakteristik

sebagai berikut:

a) Ideologi Pancasila akan menjadi realistis manakala terjadi orientasi yang bersifat

dinamis antara masyarakat dan ideologi Pancasila.

b) Ideologi Pancasila akan bersifat dinamis, terbuka dan antisipatif.

Page 20: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

c) Ideologi Pancasila senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-

perubahan sesuai dengan aspirasi bangsanya.

Pancasila bersifat integralistik. Hal ini dikarenakan Pancasila mengandung semangat

gotong royong dan kekeluargaan dalam kebersamaan, memelihara persatuan dan

kesatuan dan mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa Pancasila juga merupakan ideologi persatuan, dimana Pancasila

mempersatukan seluruh rakyat Indonesia menjadi bangsa yang memiliki keperibadian

dan percaya pada diri sendiri.

Dalam kedudukannya sebagai ideologi nasional, secara politis Pancasila diharapkan

mampu mengikat semua kekuatan sosial-politik masyarakat untuk ikut bertanggung

jawab atas masa depan bangsa dan negaranya. Dengan demikian, Pancasila berfungsi

pula sebagai acuan bersama, baik dalam memecahkan masalah perbedaan serta

pertentangan politik diantara golongan dan kekuatan politik, maupun dalam memagari

seluruh unsur kekuatan politik untuk bermain di dalam lapangan yang disediakan

Pancasila. Artinya tidak keluar dari nilai-nilai yang telah digariskan oleh Pancasila.

Pancasila merupakan sebuah sintesa atau perpaduan yang mempersatukan berbagai

sikap hidup yang berada di tanah air kita. Berbagai aliran dan pemikiran yang berbeda

dipersatukan dan dipertemukan dalam Pancasila. Pancasila merupakan “pagar” yang

disatu pihak memberikan keleluasaan bergerak, akan tetapi dilain pihak memberikan

batas-batas yang tidak boleh dilanggar. Pancasila dapat diinterpretasikan secara luas,

tetapi tidak diperkenankan menginterpretasikan secara salah, sehingga menimbulkan

pengertian yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Sebaliknya,

Pancasila tidak dapat dipersempit, sehingga menjadi monopoli golongan tertentu saja.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan ideologi nasional

yang meliputi dan memayungi segenap orientasi di dalamnya. Artinya, adanya berbagai

pandangan hidup dalam masyarakat diakui dan dibenarkan untuk berkembang, baik

dengan mengeksplisitkan potensi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, maupun

melalui akulturasi. Di samping itu, berbagai pandangan hidup yang berkembang di

masyarakat diperlukan untuk mengisi dan memperkuat ideologi nasional dalam

Page 21: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

menjalankan berbagai fungsinya, terutama untuk menggalang persatuan dan kesatuan

bangsa.

d. Pembelajaran Materi Pancasila di SD

1) Materi Pembelajaran Pancasila di SD

Berdasarkan ketentuan dalam Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, terdapat beberapa Kompetensi Dasar yang

terkait dengan materi Pancasila dalam mata pelajaran PPKN di Sekolah Dasar seperti

dalam tabel berikut.

No Kelas Kompetensi Dasar

1. I 1.1 Mensyukuri ditetapkannya bintang, rantai, pohon

beringin, kepala banteng, dan padi kapas sebagai

gambar pada lambang negara “Garuda Pancasila”

2.1 Bersikap santun, rukun, mandiri, dan percaya diri

sesuai dengan sila-sila Pancasila dalam lambang negara

“Garuda Pancasila” dalam kehidupan sehari-hari

3.1 Mengenal simbol sila-sila Pancasila dalam lambang

negara “Garuda Pancasila”

4.1 Menceritakan simbol-simbol sila Pancasila pada

Lambang Garuda sila Pancasila

2. II 1.1 Menerima hubungan gambar bintang, rantai, pohon

beringin, kepala banteng, dan padi kapas

dan sila-sila Pancasila sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa

2.1 Bersikap bekerja sama, disiplin, dan peduli sesuai

dengan sila-sila Pancasila dalam lambang negara

“Garuda Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

Page 22: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

No Kelas Kompetensi Dasar

3.1 Mengidentifikasi hubungan antara simbol dan sila-sila

Pancasila dalam lambang negara “Garuda Pancasila”

4.1 Menjelaskan hubungan gambar pada lambang Negara

dengan sila-sila Pancasila

3. III 1.1 Menerima arti bintang, rantai, pohon beringin, kepala

banteng, dan padi kapas pada lambang

negara “Garuda Pancasila” sebagai anugerah Tuhan

Yang Maha Esa

2.1 Bersikap jujur, peduli, kasih sayang sesuai dengan sila-

sila Pancasila dalam lambang negara “Garuda

Pancasila”

3.1 Memahami arti gambar pada lambang negara “Garuda

Pancasila”

4.1 Menceritakan arti gambar pada lambang negara

“Garuda Pancasila”

4. IV 1.1 Menerima makna hubungan bintang, rantai, pohon

beringin, kepala banteng, dan padi kapas

pada lambang negara “Garuda Pancasila” sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa

2.1 Bersikap berani mengakui kesalahan, meminta maaf,

memberi maaf, dan santun sebagai perwujudan nilai

dan moral Pancasila.

3.1 Memahami makna hubungan simbol dengan sila-sila

Pancasila

4.1 Menjelaskan makna hubungan simbol dengan sila-sila

Pancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan

sehari-hari

Page 23: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

No Kelas Kompetensi Dasar

5. V 1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

2.1 Bersikap tanggung jawab, cinta tanah air, dan rela

berkorban sesuai nilai-nilai sila Pancasila

3.1 Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan

sehari-hari

4.1 Menyajikan hasil identifikasi nilai-nilai Pancasila

dalam kehidupan sehari-hari

6. VI 1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nilainilai

Pancasila secara utuh sebagai satu kesatuan dalam

kehidupan sehari-hari .

2.1 Bersikap penuh tanggung jawab sesuai nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

3.1 Menganalisis penerapan nilai-nilai Pancasila dalam

kehdupan sehari-hari

4.1 Menyajikan hasil analisis pelaksanaan nilai-

nilaiPancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Materi Pancasila diberikan di SD dibelajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran

lain yang sudah ada melalui pendekatan tematik. Jika materi Pancasila diberikan

tersendiri dan menjadi mata pelajaran tersendiri maka akan terjadi penambahan mata

pelajaran lain. Hal ini akan menambah beban mata pelajaran bagi anak dan di luar

kemampuan anak. Pilihannya lebih baik diupayakan terintegrasi pada mata pelajaran

lain sehingga setiap mata pelajaran yang dipelajari anak akan lebih bermakna.

2) Perencanaan Pembelajaran Pancasila di SD

Page 24: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Pancasila di SD sangat ditentukan oleh

perencanaan yang baik. Perencanaan tersebut akan membantu guru untuk melaksanakan

langkah-langkah pembelajaran secara sistematik. Langkah-langkah penyusunan

perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.

a) Menganalisis substansi kajian kurikulum. Melalui analisis dapat diketahui

bahwa materi pokok Pancasila yang terintegrasi di dalam mata pelajaran

sebagaimana termuat di kurikulum dapat diketahui.

b) Hasil analisis kajian itu kemudian dimuat di dalam silabus yang dikembangkan.

Silabus tersebut berupa rencana kegiatan pembelajaran secara sistematis yang

memuat materi pokok, media, dan evaluasi serta alokasi waktu yang akan

dilaksanakan di dalam pembelajaran.

c) Pengembangan silabus disesuaikan dengan potensi anak, sarana dan prasarana

sekolah, serta kemampuan guru. Di dalam silabus kita dapat merencanakan

pembelajaran yang akan memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan

kurikulum dan potensi anak. Silabus adalah suatu rencana yang memuat pokok-

pokok pengalaman belajar yang akan diperoleh anak dalam pembelajaran.

Format silabus yang dikembangkan sangat bergantung pada guru, dan tidak ada

yang sama.

d) Berdasarkan silabus dapat dikembangkan rencana pembelajaran (RP). Rencana

pembelajaran adalah seperangkat langkah-langkah pembelajaran yang harus

diikuti guru dalam membelajarkan anak.

2. Kewarganegaraan Global

a. Pengertian Warga Negara Indonesia

Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dari Sabang sampai Merauke. Masing-masing

pulau mempunyai ciri-ciri yang berbeda satu sama lain. Tidaklah heran bila Negara

Indonesia dihuni oleh banyak etnis dari keturunan yang berbeda dan tersebar di seluruh

pelosok. Setiap etnis atau suku bangsa dihuni oleh orang-orang yang disebut rakyat.

Salah satu syarat berdirinya negara adalah adanya rakyat. Tanpa adanya rakyat, negara

itu tidak mungkin terbentuk. Menurut Anda samakah pengertian rakyat dengan

Page 25: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

penduduk dan juga warga negara. Jawabannya berbeda, satu dan yang lainnya

merupakan konsep yang serupa tapi tak sama. Masing-masing memiliki pengertian yang

berbeda. Rakyat sebuah negara dibedakan atas dua, yakni:

1) Penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal

atau menetap dalam suatu Negara, sedang yang bukan penduduk adalah orang

yang berada di suatu wilayah suatu Negara dan tidak bertujuan tinggal atau

menetap di wilayah negara tersebut.

2) Warga Negara dan bukan warga Negara. Warga Negara ialah orang yang secara

hukum merupakan anggota dari suatu Negara, sedangkan bukan warga Negara

disebut orang asing atau warga negara asing.

Rakyat sebagai penghuni negara, mempunyai peranan penting dalam merencanakan,

mengelola dan mewujudkan tujuan negara. Keberadaan rakyat yang menjadi penduduk

maupun warga negara, secara konstitusional tercantum dalam pasal 26 Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:

1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-

orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di

Indonesia.

3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.

Kemudian siapakah yang menjadi warga negara Indonesia? Status warga negara

Indonesia telah diatur dalam undang-undang mengenai kewarganegaraan yang pernah

berlaku di Indonesia. Menurut Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut pasal 4 Undang-Undang RI Nomor 12

tahun 2006, yang dimaksud warga negara Indonesia adalah:

1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau

berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum

Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia;

2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara

Indonesia;

Page 26: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara

Indonesia dan ibu warga negara asing;

4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing

dan ibu Warga Negara Indonesia;

5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara

Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara

asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;

6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya

meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia;

7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara

Indonesia;

8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing

yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan

pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun

atau belum kawin;

9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak

jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;

10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama

ayah dan ibunya tidak diketahui;

11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya

tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;

12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah

dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak

tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;

13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan

kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum

mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Kemudian dalam Pasal 5 undang-undang tersebut juga disebutkan selain orang-orang

yang disebutkan di atas, yang menjadi warga negara Indonesia adalah:

Page 27: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

a) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum

berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya

yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia.

b) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat secara

sah sebagai anak olehwarga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap

diakui sebagai Warga Negara Indonesia

Dari uraian di atas menimbulkan suatu pertanyaan apakah setiap penduduk adalah

warga negara Indonesia? Jawabannya tentu saja tidak. Istilah penduduk lebih luas

cakupannya dari pada warga negara Indonesia. Pasal 26 ayat (2) menegaskan bahwa

penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di

Indonesia. Dengan demikian di Indonesia semua orang yang tinggal di Indonesia

termasuk orang asing pun adalah penduduk Indonesia. Konsekuensinya, orang asing

tersebut diperkenankan mempunyai tempat tinggal di Indonesia.

Perlu Anda ketahui bahwa di Indonesia banyak orang-orang asing atau warganegara

asing yang bertempat tinggal menjadi penduduk Indonesia. Mereka itu misalnya

anggota Corps Diplomatik dari negara-negara sahabat, pelajar atau mahasiswa asing

yang sedang menuntut ilmu, dan orang-orang asing yang bekerja di Indonesia.

Perhatikan contoh-contoh berikut !

1) Mr. Karl Stoltz orang Amerika yang bertugas di Kedutaan Besar Amerika Serikat

di Jakarta, sebagai Atase Kebudayaan. Dia tinggal bersama keluarganya sejak 1

tahun yang lalu.

2) Amelia adalah mahasiswa dari Amerika Serikat yang sedang kuliah di Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Ia sekarang duduk di semester IV Jurusan

Pendidikan Matematika.

3) Bojan Malisic, pemain sepakbola dari Brasil yang pernah bermain di Persib

Bandung. Ia dikontrak selama 2 tahun untuk membela kesebelasan kebanggaan

warga kota kembang tersebut.

Page 28: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Berdasarkan pasal 26 ayat (2) tersebut, maka Mr. Karl Stoltz, Amelia dan Tuan Malisic

merupakan penduduk Indonesia, karena mereka menempati wilayah Indonesia dalam

jangka waktu yang relative lama.

Selain itu ada pula orang-orang asing yang datang ke Indonesia sebagai pelancong.

Mereka itu berlibur untuk jangka waktu tertentu, paling lama sebulan sampai dua bulan,

tidak sampai menetap satu tahun lamanya. Oleh karena itu tidak dapat disebut sebagai

penduduk Indonesia. Akan tetapi ada juga di antara orang-orang asing yang telah masuk

menjadi WNI atau kerurunan orang-orang asing yang telah turun-temurun bertempat

tinggal di Indonesia dan telah menjadi orang-orang Indonesia. Oleh karena itu Anda

dapat menyaksikan adanya WNI keturunan Tionghoa, Belanda, Arab, India dan lain-

lain. Di antara WNI keturunan itu, WNI keturunan Tionghoa-lah yang paling banyak

jumlahnya.

Sebagai penduduk Indonesia yang sah, setiap orang harus memiliki surat keterangan

penduduk. Surat keterangan tersebut di negara kita dikenal dengan nama KTP (Kartu

Tanda Penduduk). Surat keterangan penduduk itu sangat penting, oleh karena itu apabila

Anda sudah dewasa kelak (sudah mencapai usia 17 tahun), Anda diwajibkan memiliki

KTP. Mengapa KTP itu sangat penting ? Sebagai contoh: bahwa hanya mereka yang

memiliki KTP yang dapat memilih dan dipilih dalam Pemilu (Pemilihan Umum).

Demikian pula, hanya mereka yang memiliki KTP-lah yang dapat memperoleh Surat

Izin Mengemudi (SIM).

b. Makna dan Karakteristik Warga Negara Global

Warga negara global adalah warga negara yang bertanggungjawab untuk memenuhi

persyaratan institusional dan kultural demi kebaikan yang lebih besar bagi masyarakat

(Korten, 1993). Sementara itu, Mansbach (1997) menggunakan istilah global actors

yang membedakannya menjadi dua macam, yaitu intergovernmental organization

(IGO) dan international nongovernmental organization (INGO). Menurutnya, kedua

aktor ini memiliki peran yang sangat penting dan telah banyak terlibat dalam kehidupan

Page 29: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

kewarganegaraan. Lebih lanjut Mansbach (1997) menyatakan terdapat tiga alasan yang

berpengaruh terhadap terbentuknya masyarakat global, yakni:

1) Secara historis, kelompok-kelompok organisasi itu telah ada sejak lama

2) Aktor-aktor global tersebut dituntut berbuat lebih banyak pada pasca era

Perang Dingin.

3) Ada beberapa organisasi regional, ada yang bersifat global dengan tujuan

ganda.

Ketiga alasan ini yang menjadikan warga negara atau masyarakat global ada sampai

saat ini, termasuk di Indonesia. Untuk menjadi seorang warga negara global, terlebih

dahulu seseorang harus menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab di

negaranya. Sifat yang menjadi ciri khas dari seorang warga negara yang bertanggung

jawab adalah adanya komitmen terhadap nilai integratif dan penerapan aktif kesadaran

kitisnya, yaitu kemampuan untuk berpikir mandiri, kritis, dan konstruktif, kemampuan

melihat masalah dalam konteks jangka panjang, dan untuk membuat penilaian

berdasarkan suatu komitmen kepada kepentingan masyarakat jangka panjang. Sarana

yang dipergunakan unuk menetapkan identitas dan pengakuan sah adalah organisasi

sukarela.

Cogan (1999) mengidentifkasi karakteristik warga negara yang dikaitkan dengan

kecenderungan global saat ini, yaitu:

1) Mendekati masalah dari sudut pandang masyarakat global

2) Bekerja bersama dengan orang lain.

3) Bertanggung jawab terhadap peran dan tanggung jawab masyarakat.

4) Berpikir secara kritis dan sistematis.

5) Menyelesaikan konflik dengan tanpa kekerasan.

6) Mengadopsi cara hidup yang melindungi lingkungan.

7) Menghormati dan mempertahankan hak asasi.

8) Berpartisipasi dalam masalah publik pada semua tingkat pembelajaran dan

memanfaatkan teknologi berbasis informasi

Page 30: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Sementara itu, Kanter, dalam Komalasari & Syaifullah (2009) menyatakan terdapat tiga

ciri manusia kelas dunia (world class), yaitu:

1) Konsep, berkaitan dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan

gagasan- gagasan mutakhir

2) Kompetensi, berkenaan dengan pengembangan kemampuan untuk bekerja

secara multidisiplin.

3) Koneksi, berhubungan dengan pengembangan jaringan sosial untuk melakukan

kerjasama secara informal

Selanjutnya Wisnubrata (2001) menambahkan dua syarat lagi untuk melengkapi syarat

manusia kelas dunia, yaitu kredibilitas dan kepedulian. Kredibilitas disini berkaitan

dengan integritas yang terdiri atas sikap jujur, perlakuan adil, sehingga akan

membangun rasa percaya dan hormat dari orang lain. Kepedulian atau peka dan tanggap

terhadap keperluan dan kondisi orang lain, memberi yang terbaik tanpa pamrih, berbagi

pengetahuan dan informasi dalam rangka memperkaya wawasan dan mentalitas.

c. Kompetensi Kewarganegaraan untuk Warga Negara Global

Kata kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang harus dikuasai seorang peserta

didik. Gordon (1988:43) mengemukakan bahwa kompetensi meliputi ”pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, nilai, sikap, dan minat”. Dalam pengertian yang lebih

konseptual, McAsham (Komalasari, 2009) merumuskan kompetensi sebagai berikut:

”Competency is knowledge, skills, and abilities that a person can learn and develop,

which become parts of his or her being ti the extent he or she can satisfactorily perform

particular cognitive, affective, and psychomotor behavior”. Pengertian di atas sejalan

dengan pendapat Debling (1995:80), Kupper dan Palthe (Wolf, 1995:40) yang

mengatakan bahwa esensi dari pengertian kompetensi “is the ability to perform”.

Debling (1995:80) mengatakan “competence pertains to the ability to perform the

activities within a function or an occupational area to the level of performance expected

in employment”. Kupper dan Palthe (Wolf, 1995:40) mengatakan “competencies as the

Page 31: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

ability of a student/worker enabling him to accomplish tasks adequately, to find

solutions and to realize them in work situations.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kompetensi adalah pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan siswa yang berguna

untuk kehidupannya di masyarakat. Kompetensi ini diantaranya dihasilkan dari proses

pembelajaran di sekolah. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (civic education)

menghasilkan kompetensi kewarganegaraan (civic competences) yang memberikan

bekal menuju “to be a good citizens” (terbentuknya warga negara yang baik). Dengan

demikian kompetensi kewarganegaraan adalah pengetahuan, nilai dan sikap, serta

keterampilan siswa yang mendukungnya menjadi warga negara yang partisipatif dan

bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Branson (1999:8-9) menegaskan tujuan civic education adalah partisipasi yang

bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat di era global.

Partisipasi semacam itu memerlukan kompetensi kewarganegaraan sebagai berikut: (1)

penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu; (2) pengembangan

kemampuan intelektual dan partisipatoris; (3) pengembangan karakter atau sikap mental

tertentu; dan (4) komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip fundamental

demokrasi konstitusional.

Terkait dengan hal di atas, Center for Civic Education (1994:45-56)

merumuskan komponen-komponen utama civic competences yang merupakan tujuan

civic education meliputi:

1) Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge)

Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic knowledge) berkaitan dengan materi substansi

yang seharusnya diketahui oleh warga negara berkaitan dengan hak dan kewajibannya

sebagai warga negara. Pengetahuan ini bersifat mendasar tentang struktur dan sistem

politik, pemerintah dan sistem sosial yang ideal sebagaimana terdokumentasi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara serta nilai-nilai universal dalam masyarakat

demokratis serta cara-cara kerjasama untuk mewujudkan kemajuan bersama dan hidup

berdampingan secara damai dalam masyarakat global.

Page 32: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

2) Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills)

Keterampilan Kewarganegaraan (civic skills) merupakan keterampilan yang

dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar pengetahuan yang diperoleh

menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi

masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Civic skills mencakup intelectual

skills (keterampilan intelektual) dan participation skills (keterampilan partisipasi).

3) Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition)

Komponen mendasar ketiga dari kompetensi kewarganegaraan adalah watak

kewarganegaraan (civic disposition). Quigley, Buchanan, dan Bahmueller (1991: 11)

merumuskan civic disposition adalah “…those attitudes and habit of mind of the citizen

that are conducive to the healthy functioning and common good of the democratic

system” atau sikap dan kebiasaan berpikir warga negara yang menopang

berkembangnya fungsi sosial yang sehat dan jaminan kepentingan umum dari sistem

demokrasi.

Dalam konteks Indonesia, Winataputra (2001:492-493) mengemukakan butir-butir

kompetensi kewarganegaraan bagi warga negara global yang dikembangkan melalui

Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dengan mendasarkan pada asumsi sebagai

berikut:

1) Kurikulum pendidikan persekolahan (SD sampai dengan SMA) untuk mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu kesatuan utuh yang

tertuju pada pencapaian kebulatan penguasaan kompetensi kewarganegaraan

yang ditata secara artikulatif.

2) Butir kompetensi kewarganegaraan yang diperlukan untuk dunia persekolahan

adalah butir kompetensi yang secara psikologis dan pedagogis sesuai dengan

perkembangan anak usia sekolah, dan secara kontekstual sesuai dengan lingkup

kehidupan usia itu.

3) Setiap butir kompetensi kewarganegaraan pada dasarnya memiliki substansi

yang mendukung proses pembentukan kompetensi itu yang dapat diungkapkan

dalam bentuk rumusan pokok materi atau tema atau generalisasi.

Page 33: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Bertolak dari ketiga asumsi tersebut, selanjutnya Winataputra (2001:493-504)

mengemukakan butir-butir substansi Pendidikan Kewarganegaraan yang penulis

ringkas dan kembangkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Butir-Butir Kompetensi Kewarganegaraan

dalam Rangka Pendidikan Kewarganegaraan di Persekolahan

Civic Knowledge Civic Dispositions Civic Skills

1. Manusia sebagai makhluk

Tuhan Y.M.E dan sebagai

makhluk sosial

2. Manusia sebagai individu

yang memiliki hak asasi

yang harus dilindungi dan

diwujudkan secara

bertanggung jawab

3. Landasan dan sumber hak

asasi manusia

4. Pelanggaran terhadap hak

asasi manusia

5. Jaminan dan perlindungan

atas hak asasi manusia

6. Perkembangan demokrasi

sebagai suatu sistem

pemerintahan

1. Kepedulian terhadap

masalah-masalah

personal dan sosial

kultural antar

warganegara dan antara

warganegara dengan

lembaga-lembaga

negara.

2. Toleansi terhadap

perbedaan personal,

sosial,

ekonomi,kultural, dan

spiritual

3. Penghormatan terhadap

hak hidup, hak

kebebasan, dan hak

milik orang lain atas

1. Berkomunikasi

secara

argumentataif

dalam bahasa

Indonesia yang

baik dna benar

atas dasar

tanggung jawab

sosial

2. Berorganisasi

dalam

lingkungannya

dengan penuh

kesadaran dan

tanggung jawab

personal dan

sosial.

Page 34: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Civic Knowledge Civic Dispositions Civic Skills

7. Kelebihan dan kekurangan

dari sistem demokrasi dari

pada sistem lain

8. Demokrasi dalam

kehidupan keluarga

9. Demokrasi dalam

kehidupan di sekolah

10. Demokrasi dalam

lingkungan

lokal/institusional

11. Demokrasi dalam

kehidupan berbangsa dan

bernegara

12. Kedudukan dan pentingnya

konstitusi dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara

13. Ketuhanan Y.M.E sebagai

nilai dasar dan landasan

demokrasi di Indonesia

14. Konstitusi sebagai landasan

jaminan dan perlindungan

hak asasi manusia

15. Secara konstitusional

kedaulatan adalah di tangan

rakyat

dasar keimnana dan

ketakwaan terhadap

Tuhan Y.M.E.

4. Penghormatan terhadap

kedudukan dan

lembaga-lembaga

politik/kenegaraan,

ekonomi, kebudayaan,

kemasyarakatan atas

dasar tanggung jawab

sosial politik sebagai

warga negara.

5. Penghormatan terhadap

kedudukan, peran, dan

tanggung jawab orang

lain yang memegang

jabatan kenegaraan,

profesi, bisnis, dan

kemasaarkatan atas

dasar tanggung jawab

sosial-politik

warganegara.

6. Penghormatan terhadap

bangsa dan negara lain

atas dasar persamaan

derajat, persahabatan,

3. Berpartisipasi

dalam

lingkungan

sekolah atau

masyarakat

secara cerdas dan

penuh tanggung

jawab personal

dan sosial.

4. Mnegambil

keputusan

individual dan

atau kelompok

secara cerdas dan

bertanggung

jawab.

5. Melaksanakan

keputusan

individual dan

atau kelompok

sesuai dengan

konteksnya

secara

bertanggung

jawab.

6. Berkomunikasi

secara cerdas dan

Page 35: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Civic Knowledge Civic Dispositions Civic Skills

16. Demokrasi menuntut

kecerdasan warganegara

17. Demokrasi menuntut

pemisahan kekuasaan

18. Demokrasi dengan

perwujudan otonomi dalam

konteks negara kesatuan

19. Indonesia sebagai negara

hukum dan

karaktersitiknya.

20. Peradilan yang bebas dan

tidak memihak

21. Visi, misi, dan tanggung

jawab negara dalam

meningkatkan

kesejahteraan rakyat

22. Visi, misi, dan tanggung

jawab negara dalam

memelihara dan

menegakkan keadilan dan

kebenaran

23. Kdudukan, peran, dan

fungsi lembaga-lembaga

demokrasi

24. Mekanisme konstitusional

dan praksis demokrasi

perdamaian, dan prinsip

saling menghormati.

7. Penghormatan terhadap

hak cipta/karya orang

lain dalam berbagai

bidang atas dasar

tanggung jawab sosial

profesional.

8. Komitmen terhadap

keputusan bersama

yang diambil secara

benar, jujur dan adil

sesuai dengan konsep,

prinsip, dan semangat

demokrasi

konstitusional yang

berlaku

9. Kemauan dan kesiapan

menerima pendapat,

komentar, dan kritik

orang lain tentang

penampilan, pendirian,

keyakinan sendri atas

dasar kesadaran bahwa

setiap orang memiliki

cara pandang dan

etis sesuai

dengan

konteksnya.

7. Mempengaruhi

kebijakan umum

sesuai dnegan

nora yang

berlaku dan

konteks sosial

budaya

lingkungan.

8. Membangun

kerjasama

dengan dasar

toleransi, slaing

pengertian, dan

kepentingan

bersama.

9. Berlomba-lomba

untuk berprestasi

lebih baik dan

lebih bermanfaat.

10. Turut serta secara

aktif membahas

masalah sosial

secara cerdas dan

Page 36: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Civic Knowledge Civic Dispositions Civic Skills

dalam berbagai bidang

kehidupan

25. Dinamika penerapan

konsep, prinsip, nilai, dan

cita-cita demokrasi dalam

masyarakat yang

berbhineka tunggal ika

26. Makna pelaksanaan

kewajiban dan hak

warganegara dalam

berbagai bidang kehidupan

27. Interaksi fungsional hak,

kewajiban, dan tanggung

jawab warganegara dalam

berbagai konteks kehidupan

28. Makna dan pentingnya

partisipasi warganegara

secara cerdas dan

bertanggung jawab

29. Pentingnya pemberdayaan

warganegara dalam

memperkokoh persatuan

dan kesatuan bangsa

30. Pentingnya wawasan

kesejagatan dalam berbagai

bidang kehidupan bagi

warga negara

keyakinan yang

berbeda.

10. Sikap kritis terhadap

segala sesuatu yang

datang dari luar atas

dasar kesadaran bahwa

dalam kehidupan sosial

tidak ada yang mutlak,

selain kebenaran

menurut agama.

11. Keterbukaan terhadap

kemungkinan pengujian

ulang atas suatu

keputusan atas dasar

keyakinan bahwa setiap

orang memiliki

kelemahan.

12. Komitmen terhadap

kedudukan, peran, dan

tanggung jawab yang

dipikul atas dasar

hukum, kesepakatan,

atau kesediaan sendiri.

13. Kejujuran terhadap

kesalahan sendiri selaku

individu/warga negara

bertanggung

jawab.

11. Menentang

berbagai bentuk

pelecehan

terhadap hak

asasi manusia

dengan cara yang

dapat diterima

secara sosial-

budaya.

12. Turut serta

mengatasi

konflik sosial

dengan cara yang

baik dan dapat

diterima.

13. Menganalisis

masalah sosial

secara kritis

dengan

menggunakan

aneka sumber

yang ada.

14. Memimpin

kegiatan

kemasyarakatan

Page 37: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Civic Knowledge Civic Dispositions Civic Skills

31. Peran keluarga sebagai

lembaga yang paling dini

dalam pemberdayaan

individu sebagai anggota

masyarakat

32. Peran Organisasi massa

(Ormas)

33. Peran LSM

34. Peran Organisasi

pelajar/mahasiswa/pemuda

35. Peran Koperasi dan

lembaga kewirausahaan

36. Peran Organisasi profesi

37. Fungsi Partai politik

38. Fungsi Pemilu

39. Fungsi Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR)

40. Fungsi Dewan Perwakilan

Daerah (DPD)

41. Fungsi Pemerintah

42. Fungsi Mahkamah Agung

(MA)

43. Fungsi Jaksa Agung

44. Fungsi Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK)

45. Fungsi Kabinet

14. Kesediaan “saling asah,

asih, dan asuh” atas

dasar kesadaran dan

tanggung jawab sosial

sebagai warga negara,

makhluk sosial, dan

insan Tuhan Y.M.E.

15. Toleansi terhadap

perasaan orang lain atas

dasar kesadaran sosial

sebagai warga negara.

16. Komitmen terhadap

norma yang berlaku atas

dasar kesadaran dan

tanggung jawab sosial.

17. Kesediaan menjadi

calon/wakil rakyat atas

dasar kesadaran

terhadap amanat dna

tanggung jawab.

18. Kejujuran dalam

pikiran, ucapan, dan

perbuatan atas dasar

tanggung jawab

personal, sosial,

spiritual sebagai

secara

bertanggung

jawab.

15. Memberikan

dukungan yang

sehat dan penuh

tanggung jawab

kepada calon

pemimpin dalam

lingkungannya.

16. Memberikan

dukungan yang

sehat dan tulus

terhadap

pimpinan yang

terpilih secara

demokratis.

17. Menunaikan

berbagai

kewajiban sosial

sebagai anggota

masyarakat

dengan penuh

kesadaran.

18. Membangun

saling pengertian

antar suku,

Page 38: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Civic Knowledge Civic Dispositions Civic Skills

46. Fungsi Presiden sebagai

kepala negara dan kepala

pemerintahan

47. Lembaga-lembaga negara

non-departemenal

48. Pemerintah Daerah

49. Peran Lembaga-lembaga

ekonomi dan keuangan

50. Peran media massa

individu, warga negara,

dan insan Tuhan Y.M.E.

19. Kemauan dan kesediaan

untuk berubah menuju

hari esok yang lebih

baik.

20. Komitmen untuk belajar

sepanjang hayat yang

dilandasi keyakinan.

agama, ras, dan

golongan guna

memelihara

keutuhan dan

semangat

kekeluargaan.

19. Berusaha

membangun

saling pengertian

antar bangsa

melalui berbagai

media

komunikasi yang

tersedia.

20. Berusaha untuk

meningkatkan

kemampuan

pribadi dan

kegiatan sosial

kultural dengan

kesadaran untuk

berbuat lebih

baik.

c. Globalisasi

1) Pengertian Globalisasi

Page 39: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Kata globalisasi sekarang ini sudah menjadi bahasa sehari-hari. Akan tetapi tidak semua

orang tahu makna kata globalisasi ini. Anda mungkin sudah merasakan adanya gejala-

gejala globalisasi dalam kehidupan masyarakat bahkan dalan kehidupan Anda sendiri.

Apa saja gejala-gejala yang menjadi tanda dari globalisasi? Pada umumnya globalisasi

ditunjukkan dengan gejala-gejala:

a) meningkatnya perdagangan global

b) meningkatnya aliran modal internasional, diantaranya investasi langsung luar

negeri

c) meningkatnya aliran data lintas batas, misalnya penggunaan internet, satelit

komunikasi dan telepon

d) adanya desakan berbagai pihak untuk mengadili para penjahat perang internasional

di Mahkamah Internasional

e) adanya gerakan untuk memperjuangkan keadilan internasional

f) meningkatnya pertukaran budaya internasional, misalnya pertukaran film-film

Hollywood dan Bollywood

g) menyebarluarnya multikulturalisme dan semakin besarnya akses individu terhadap

berbagai macam budaya

h) meningkatkan perjalanan dan turisme lintas negara

i) berkembangnya infrastruktur telekomunikasi global

j) berkembangnya sistem keuangan global

k) meningkatnya aktivitas perekonomian dunia yang dikuasai oleh perusahaan

multinasional

l) meningkatnya peran organisasi-organisasi internasional seperti IMF, WTO, Wordl

Bank yang berurusan dengan transaksi-transaksi internasional.

Nah, dari gejala-gejala tersebut, kita bisa merumuskan sendiri makna dibalik kata

globalisasi. Secara etimologis, menurut Komalasari (2008:104) kata "globalisasi"

diambil dari kata globe yang artinya bola bumi tiruan, dunia tiruan. Kemudian kata

globe ini menjadi global, yang maknanya ialah universal, keseluruhan yang saling

berkaitan. Sebagai hal yang baru, globalisasi belum memiliki definisi yang mapan,

Page 40: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

kecuali sekadar definisi kerja, sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, banyak sekali pandangan yang mencoba memberikan

rumusan tentang pengertian golobaliasi. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses

sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan

negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru.

Michael Haralambos dan Martin Holborn (Komalasari, 2008:105) mengatakan

bahwa globalisasi adalah suatu proses yang didalamnya batas-batas negara luluh dan

tidak penting lagi dalam kehidupan sosial. Dengan kata lain setiap orang di semua

belahan dunia dapat berhubungan dan berkomunikasi tanpa dibatasi oleh perbedaan

waktu dan negara, sehingga kehidupan sosial mereka seolah-olah tidak terpisahkan oleh

batas-batas negara.

International Monetary Fund (IMF) merumuskan globalisasi sebagai gejala

meningkatnya kesalingtergantungan ekonomi antara negara-negara di dunia yang

ditandai dengan meningkat dan beragamnya volume transaksi barang dan jasa lintas

negara dan penyebaran teknologi yang meluas dan cepat.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa globalisasi itu

menunjukkan adanya suatu proses pembentukan suatu tatanan masyarakat dengan

segala perangkat peraturannya yang bersifat universal atau menyeluruh tanpa

memperhatikan batas-batas wilayah negara.

2) Karakteristik Globalisasi

Pada bagian sebelumnya dikatakan bahwa gejala globalisasi sudah dirasakan dalam

kehidupan sehari-hari. Bukan sesuatu yang salah selain merasakan gejala-gejala

tersebut. Gejala-gejala tersebut selain menunjukkan makna globalisasi itu sendiri, juga

bisa menunjukkan karakteristik atau ciri-ciri dari globalisasi. Berikut ini di paparkan

beberapa contoh yang menunjukan gejala globalisasi!

a) Ucok seorang pengusaha minyak dari Medan. Dia dalam setiap bulannya

mempunyai satu hari untuk makan pagi di Jakarta, makan siang di Kualalumpur

dilanjutkan dengan belanja keperluan pribadi di Singapura dan diakhiri dengan

Page 41: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

acara makan malam dengan rekan bisnisnya di Tokyo. Setelah makan malam dia

kembali ke Medan untuk melanjutkan pekerjaannya esok hari.

b) Kakeknya Asep pergi naik haji pada tahun 1955 dengan menggunakan kapal laut

dan memakan waktu perjalanan antara 2-3 bulan. Pada tahun 2019, giliran ayah dan

ibunya yang pergi naik haji, mereka berangkat ke Arab Saudi dari Jakarta dengan

menggunakan pesawat terbang, dan delapan jam kemudian tiba di Bandara King

Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.

c) Pada tahun 2018 di Rusia diadakan kejuaran dunia sepakbola. Meskipun tidak

datang ke Jerman, akan tetapi Mang Ikin bisa mengetahui hasil-hasil dari kejuaran

tersebut. Ternyata Mang Ikin juga bisa menikmati kejuaran sepakbola tersebut

dengan menonton siaran langsung pertanding sepakbola di televisi. Selain

menonton, Mang Ikin juga membaca koran untuk mendapatkan informasi

mengenai kejuaran dunia sepak bola tersebut.

Contoh-contoh di atas jika Anda cermati mengandung beberapa karakteristik

globalisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, berikut ini beberapa ciri yang menandakan

semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia menurut Komalasari

(2008:105).

a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti

telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi

global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam

turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling

bergantung. Hal ini sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,

peningkatan pengaruh perusahaan multinasional (seperti PT Feeport dan Exxon

Mobil di Indonesia), dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization

(WTO).

c. Peningkatan interaksi budaya melalui perkembangan media massa (terutama

televisi, film, musik, dan transmisi berita serta olah raga internasional). Saat ini,

kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan atau pengalaman baru mengenai

Page 42: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion

(pakaian), literatur, dan makanan.

d. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, masalah

pemanasan bumi, masalah pencemaran, memberantas terorisme. Masalah-masalah

tersebut memerlukan penanganan bersama. Maka diadakanlah kerja sama

internasional, baik kerja sama bilateral maupun multilateral.

3) Pengaruh Positif Globalisasi bagi Indonesia

Masuknya globalisasi ke Indonesia tentu saja secara langsung akan membawa pengaruh

baik yang positif maupun yang negatif ke dalam kehidupan bangsa Indonesia. Untuk

lebih jelasnya, berikut ini akan dipaparkan pengaruh-pengaruh dari globalisasi tersebut

terhadap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

a) Aspek Politik

Tidak kita pungkiri bahwa globalisasi terlah berhasil menanamkan nilai-nilai dalam

kehidupan politik bangsa Indonesia yang selama ini dianggap tabu. Globalisasi telah

menjadikan nilai-nilai seperti keterbukaan, kebebasan dan demokrasi berpengaruh kuat

terhadap pikiran maupun kemauan bangsa Indonesia. Dengan adanya keterbukaan,

dimungkinkan akan dapat dicegahnya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga

dapat dicapai pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Dengan adanya pemerintahan

yang demokratis, sangat dimungkinkan akan meningkatnya kualitas dan kuantitas

partisipasi politik rakyat dalam penentuan kebijakan publik oleh pemerintah. Sementara

itu dengan adanya kebebasan dalam arti kebebasan yang bertanggung jawab, maka

setiap orang dapat meningkatkan kualitas dirinya dengan berkreatifitas dalam

kehidupannya tentu saja dalam hal-hal positif. Dengan dilaksanakannya nilai-nilai

globalisasi tersebut, dengan sendirinya akan menjadi alat kontrol yang efektif dan

efisien terhadap keberlangsungan suatu pemerintahan, sehingga pada akhirnya akan

tercipta pemerintahan yang bersih, jujur, adil dan aspiratif.

Selain itu, pada saat ini di Indonesia semakin banyak lahir partai politik, lembaga

swadaya masyarakat dan oraganisasi lainnya. Hal tersebut berpengaruh pada

Page 43: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

perwujudan supremasi hukum, jaminan hak asasi manusia, demokratisasi, perlindungan

lingkungan dan sebagainya.

b) Aspek Ekonomi

Pengaruh positif globalisasi bagi kehidupan ekonomi yang dapat kita ambil diantaranya:

(1) Makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara kita.

(2) Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri

(3) Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan

biaya tinggi.

(4) Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara.

(5) Meningkatkan kemakmuran masyarakat

(6) Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

c) Aspek Sosial Budaya

Kecanggihan alat komunikasi yang ditandai dengan munculnya internet secara langsung

telah mempermudah kita untuk memperoleh informasi dari belahan bumi lainnya,

sehingga kita secara tidak langsung telah melakukan proses tranformasi ilmu yang

sangat bermanfaat bagi kita. Selain itu juga, dengan adanya informasi tersebut kita bisa

mencontoh atau belajar banyak dari tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola berpikir

yang baik,maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju

untuk kemajuan dan kesejahteraan kita. Misalnya kita bisa mencontoh etos kerja dan

semangat kerja keras yang ditampilkan oleh orang lain untuk kita terapkan dalam

kehidupan kita.

d) Aspek Hukum, Pertahanan dan Keamanan

Pengaruh positif globalisasi dalam bidang hukum, pertahanan dan keamana yang dapat

kita ambil diantaranya:

(1) Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap

dilaksanakannya hak asasi manusia

(2) Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang

memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.

Page 44: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

(3) Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa

dan hakim) yang lebih profesional, tranparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

(4) Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas penjaga

keamanan, kedaulatan dan ketertiban negara

4) Pengaruh Negatif bagi Indonesia

Selain mempunyai pengaruh yang positif, globalisasi juga melahirkan pengaruh yang

negatif bagi kehidupan kita. Diantara pengaruh negatif tersebut, seperti dalam aspek

berikut ini:

a) Aspek Politik

Globalisasi untuk sementara telah mampu meyakinkan kepada masyarakat Indonesia

bahwa liberalisme dapat membawa manusia kearah kemajuan dan kemakmuran. Hal ini

akan mempengaruhi pikiran mereka untuk berpaling dari ideologi Pancasila dan

mencari alternatif ideologi lain seperti halnya liberalisme.

Selain itu, nilai-nilai yang dibawa globalisasi seperti keterbukaan, kebebasan dan

demokratisasi tidak menutup kemungkinan akan disalah artikan oleh masyarakat

Indonesia. Sehingga jika hal tersebut terjadi, akan menimbulkan terganggunya stabilitas

politik nasional seiring dengan terjadinya tindakan-tindakan anarki sebagai reaksi

terhadap sikap pemerintah yang menurut mereka tidak terbuka, tidak memberikan

kebebasan dan tidak demokratis kepada rakyatnya. Hal ini akan senantiasa terjadi jika

antara rakyat dan pemerintah belum menemukan kesamaan dalam memahami nilai-nilai

yang dibawa globalisasi tersebut.

b) Aspek Ekonomi

Globalisasi memberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan ekonomi seperti berikut

ini:

(1) Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya

perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya bataa-batas negara. Hal ini

Page 45: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

mengakibatkan semakin terdesaknya barang-barang lokal terutama yang

tradisional, karena kalah bersaing dengan barang-barang dari luar negeri.

(2) Cepat atau lambat perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring

dengan semakin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia, yang

pada akhirnya mereka dapat mendikte atau menekan pemerintah atau bangsa kita.

Dengan demikian bangsa kita akan dijajah secara eknomi oleh negara investor.

(3) Akan timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya

persaingan bebas. Persaingan bebas tersebut akan menimbulkan adanya pelaku

ekonomi yang kelah dan yang menang. Yang menang akan dengan leluasa

memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan menjadi penonton yang senantiasa

tertindas.

(4) Pemerintah hanya sebagai regulator pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan

ditentukan oleh pasar.

(5) Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi

semakin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya

semakin ditinggalkan.

(6) Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal

yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek

pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang kondisi yang

seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional

dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah

pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya,

apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi

jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan

masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk

(7) Memperburuk neraca pembayaran. Globalisasi cenderung menaikkan barang-

barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka

ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca

pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah

Page 46: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami

defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran

keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak

berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran

c) Aspek Sosial Budaya

Globalisasi dapat melahirkan pengaruh negatif bagi perilaku masyarakat, seperti berikut

ini:

(1) Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang-barang dari

luar negeri.

(2) Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai

hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai

kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus melanggar norma-

norma yang berlaku di masyarakat. Seperti mabuk-mabukan, seks bebas, foya-foya

dan sebagainya.

(3) Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta

memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti ini dapat

menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain.

(4) Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada

budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakain yang

biasa dipakai orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan

norma-norma yang berlaku misalnya memakai rok mini, lelaki memakai anting-

anting dan sebagainya.

(5) Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan

kesetiakawanan sosial.

(6) Semakin lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, namun

di sisi lain ada sebagian orang yang justru mencari nilai nilai agama untuk

menanggulangi dampak globalisasi ini.

Page 47: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

d) Aspek Hukum, Pertahanan dan Keamanan

Dampak negatif yang timbul dari globalisasi dalam aspek ini akan terjadi jika hal-hal

positif yang disebutkan di atas tidak terwujud. Jika hal-hal positif dari globalisasi pada

bidang ini tidak terwujud, akan menimbulkan tindakan anarkis dari masyarakat yang

dapat mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan

kesatuan bangsa. Misalnya: dampak isu negatif di Malang, Surabaya, dan Papua yang

disebarkan melalui media sosial dapat cepat merebak dan menimbulkan tindakan

anarkhis yang melanggar hukum yang pada gilirannya mengganggu keamanan dan

ketertiban masyarakat.

5) Sikap terhadap Pengaruh Globalisasi

Globalisasi dengan segala pengaruhnya telah masuk secara bebas melewati batas-batas

kenegaraan. Tidak ada satupun negara di dunia yang kuasa menahan laju globalisai

supaya tidak masuk ke dalam negaranya. Begitu pun dengan bangsa Indonesia, sebagai

bagian dari masyarakat global, Indonesia tidak bisa begitu terlepas dari implikasi atau

pengaruh globalisasi. Semua negara meskipun tidak bisa menahan laju globalisasi, akan

tetapi harus menentukan posisi terhadap pengaruh/implikasi globalisasi. Bagi bangsa

Indonesia menentukan posisi terhadap implikasi globalisasi adalah suatu keharusan.

Posisi yang diambil bangsa Indonesia, tentu saja harus berdasarkan ideologi negara kita,

yaitu Pancasila.

Tidak ada satupun negara bangsa di dunia ini yang bisa lepas dari pengaruh globalisasi.

Meskipun negara tersebut dikenal sebagai negara adidaya atau negara maju, tetap saja

tidak bisa melepaskan diri dari globalisasi. Terlebih lagi Indonesia yang baru disebut

sebagai negara berkembang, akan sangat sulit bagi negara kita untuk mengelak dari

pengaruh atau implikasi globalisasi. Akan tetapi, meskipun demikian, Indonesia sebagai

bangsa yang besar harus mempunyai sikap yang tegas terhadap globalisasi ini.

Ada tiga alternatif sikap yang bisa diambil oleh bangsa kita dalam mengahadapi

globalisasi ini. Pertama, menolak dengan tegas semua pengaruh globalisasi dalam

semua aspek kehidupan. Untuk era sekarang, hal ini tidak mungkin. Yang bisa

Page 48: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

dilakukan bungkin hanya mengurangi dampak negatifnya saja. Kedua, menerima

sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa disaring terlebih dahulu. Ketiga, bersikap selektif

terhadap pengaruh tersebut, yaitu kita mengambil hal-hal positif dari globalisasi dan

membuang hal-hal negatifnya. Dari ketiga alternatif tersebut, sikap terbaik yang mesti

kita ambil adalah sikap selektif. Dengan sikap seperti itu kita dapat mengambil

keuntungan dari globalisasi dan terhindar dari dampak buruknya, karena semua

pengaruh globalisasi yang kita terima telah melalui proses penyaringan terlibah dahulu.

Adapun alat penyaringnya adalah Pancasila. Bagaimana caranya? Selalu menganalisis

dan menilai apakah berita, sikap dan tindakan tertentu itu sesuai dengan nilai ketuhanan,

apakah tindakan merusak itu sesuai dengan nilai kemanusiaan yang beradab, apakah

perilaku kita itu tidak merusak persatuan dan kesatuan Indonesia, dan seterusnya. Nilai-

nilai Pancasila merupakan cerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang dapat diterima

oleh semua kalangan, sehingga dapat dijadikan benteng yang kokoh dalam menghadang

pengaruh negatif dari globalisasi.

d. Pembelajaran Materi Globalisasi di SD

Materi pembelajaran tentang kewarganegaraan global yang didalamnya

merupakan kajian terhadap fenomena globalisasi secara tersurat tercantum dalam

Kurikulum SD versi 2006 atau yang sering dikenal dengan KTSP. Materi tentang

globalisasi dibelajar di kelas IV semester 2.

Bagaimana model pembelajaran yang relevan untuk membelajarkan materi ini di

jenjang sekolah dasar? Berkaitan dengan pertanyaan tersebut, dari sekian banyak model

pembelajaran, yang paling sesuai adalah model pembelajaran koperatif dengan teknik

make a match.

Pembelajaran kooperatif atau pembelajaran gotong royong adalah sistem pengajaran

yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-

tugas yang terstruktur (Lie 2010: 12). Menurut Slavin (2010: 8) dalam pembelajaran

kooperatif para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat

orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Dari pendapat para ahli di

Page 49: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran

yang menggunakan sistem gotong royong sebagai strategi pembelajarannya sehingga

mampu memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran di kelas.

Pada hakikatnya, model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

menggunakan strategi pembelajaran gotong royong yang konsepnya hampir sama

dengan metode pembelajaran kelompok. Namun, ada unsur-unsur yang membedakan

pembelajaran kooperatif dengan motode pembelajaran kelompok. Pada metode

pembelajaran kelompok, siswa diperintahkan oleh guru untuk mengerjakan suatu

pekerjaan secara bersama-sama dengan teman sekelompoknya tanpa bimbingan guru.

Sedangkan pada pembelajaran kooperatif, guru ikut berperan dalam mengelola kelas

sehingga menuntut guru untuk bekerja lebih efektif. Lima unsur pembelajaran

kooperatif menurut Roger dan David Johnson (Lie 2010: 31) yaitu: (1) saling

ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4)

komunikasi antaranggota, (5) evaluasi proses kelompok.

Menurut Stahl (Isjoni 2010: 24) melalui pembelajaran kooperatif siswa dapat

memperoleh pengetahuan, kecakapan sebagai pertimbangan untuk berpikir dan

menentukan serta berbuat dan berpartisipasi sosial. Sedangkan menurut Harmin (Isjoni

2010: 24), pembelajaran kooperatif dapat memberikan berbagai pengalaman. Mereka

lebih banyak mendapat kesempatan berbicara, inisiatif, menentukan pilihan dan secara

umum mengembangkan kebiasaan yang baik. Selain itu, pembelajaran kooperatif dapat

memperbaiki prestasi belajar siswa di sekolah. Pembelajaran kooperatif ternyata dapat

mengangkat siswa yang belum berani menunjukkan kemampuannya di kelas.

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif di kelas juga tidak memandang siswa berdasarkan

ras, budaya, atau kelas sosial. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif memiliki banyak tujuan, baik tujuan sosial maupun tujuan dari

hasil belajar akademik.

Aplikasi pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dengan teknik make a match. Teknik

belajar make a match atau mencari pasangan menjadi salah satu teknik dalam

pembelajaran kooperatif yang dapat mengembangkan kemampuan siswa. Teknik

Page 50: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

belajar make a match ini pertama kali dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun

1994 (Lie 2010: 55). Salah satu unggulannya yaitu siswa mencari pasangan sambil

belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik

ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia siswa. Guru

dapat merancang teknik belajar make a match dalam suasana bermain sambil siswa

belajar sesuatu.

Teknik make a match membawa beberapa manfaat bagi siswa, yaitu: (1) teknik

pembelajaran make a match mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan

menyenangkan, (2) materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian

siswa, dan (3) mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penerapan teknik make a

match diperoleh beberapa temuan bahwa teknik make a match dapat memupuk kerja

sama dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokan kartu yang ada di tangan

mereka, proses belajar lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias

dalam proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari

pasangan kartunya masing-masing (Tarmizi 2008).

Teknik make a match memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan teknik make a

match yaitu: (1) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif

maupun fisik; (2) karena ada unsur permainan, model ini menyenangkan; (3)

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari; (4) dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa; (5) efektif sebagai sarana melatih keberanian

siswa untuk tampil presentasi; dan (6) efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai

waktu untuk belajar. Sedangkan kelemahan make a match yaitu: (1) jika guru tidak

merancangnya dengan baik, maka akan banyak waktu yang terbuang; (2) pada awal

penerapan teknik ini, banyak siswa bisa yang malu berpasangan dengan lawan jenisnya;

(3) jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat presentasi banyak siswa yang

kurang memperhatikan; (4) guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman

pada siswa yang tidak mendapat pasangan karena mereka bisa malu; dan (5)

menggunakan teknik ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan (Amin

2011).

Page 51: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Langkah-langkah dalam menerapkan pembelajaran kooperatif teknik make a match

adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang

cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian yang lain kartu jawaban.

b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu.

c. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya,

pemegang kartu PENGERTIAN GLOBALISASI akan berpasangan dengan PROSES

MASUKNYA SESUATU KE RUANG LINGKUP DUNIA.

d. Siswa juga dapat bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang

kartu yang cocok. Misalnya, pemegang kartu HAMBURGER akan membentuk

kelompok dengan pemegang kartu PIZZA HUT (Lie 2010: 55).

Page 52: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

Daftar Pustaka

Amin, Zainul Ittihad. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Branson, M. (1999). Belajar Civic Education dari Amerika, Yogyakarta: Lembaga

Kajian Islam dan Sosial

Center for Civic Education. (1994). Civitas: National Standards for Civics and

Government, Calabasas: CCE

Cogan, J.J. and Derricott, R. (1998). Citizenship for The 21st Century: An

International Perspective on Education, London: Kogan Page.

__________. (1999). Developing the Civic Society: The Role of Civic Education,

Bandung: CICED.

Debling, G. (1991). “Developing Standards”, dalam Competence Based Assessment.

Buckingham: Open University Press

Gordon, V. N. (1988). “Developmental Advising” dalam The Status and Future of

Academic Advising: Problems and Promise. Iowa City, IA: American College

Testing Program

Isjoni. (2010). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:

Alfabeta

Kaelan. 2012. Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara.

Yogyakarta: Paradigma

Komalasari, Kokom. (2007). Pendidikan Pancasila: Panduan bagi Para Politisi.

Surabaya: Lentera Cendikia

_________ . (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV

Armico

__________. (2009). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Dalam Pendidikan

Kewarganegaraan Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMP.

Disertasi SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Korten, David. (1993). Getting to the Twenty Firts Century: Voluntary Action and

Page 53: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama, sidang panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua serta akhirnya disahkan secara yuridis

The Global Agenda. Alih Bahasa: Lilian Tejasudhana. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia dan Pustaka Sinar Harapan.

Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Garsindo.

Pranarka, A.W. (1985). Sejarah Pemikiran Pancasila. Jakarta: Yayasan Proklamasi

CSIS

Republik Indonesia.(2002). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Jakarta: Sinar Grafika

_________. (2006). Undang-Undang RI 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan

Republik Indonesia . [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [2 Oktober 2019]

Slavin, Robert E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Nusa Media

Winataputra, U.S. (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana

Sistemik Pendidikan Demokrasi: Suatu Kajian Konseptual Dalam Konteks

Pendidikan IPS. Disertasi PPS UPI: tidak diterbitkan.

Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung:

Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.