47
UVEITIS ANTERIOR OLEH: PREM NATH MORHAN RICHE ANGGRESTI DIYNIE FADHILLA FAHMI PRESEPTOR : dr. M. Hidayat, Sp.M (K) Case Report Session

Uveitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ophtalmology

Citation preview

Page 1: Uveitis

UVEITIS ANTERIOR

OLEH:

PREM NATH MORHAN

RICHE ANGGRESTI

DIYNIE FADHILLA FAHMI

PRESEPTOR : dr. M. Hidayat, Sp.M (K)

Case Report Session

Page 2: Uveitis

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

Page 3: Uveitis

Anatomi dan Fisiologi Uvea

Page 4: Uveitis

Terdiri atas: Iris Korpus Siliaris Koroid

UVEA Bagian vaskular utama mata

Page 5: Uveitis

Fungsi Uvea...

Regulasi cahaya ke retina

Imunologi (Koroid)

Produksi aquos humor (korpus siliaris)

Nutrisi

Filtrasi

Page 6: Uveitis

Definisi

Peradangan pada satu atau semua bagian dari traktus

uvealis.

Traktus Uvealis terdiri dari lapisan vaskuler mata yang berada antara korneosklera

dan neuroepitelium.

Page 7: Uveitis

Klasifikasi

•Anatomi

Page 8: Uveitis

Klasifikasi

• Gambaran Klinis

Tipe KeteranganAkut • Onset tiba-tiba

• Durasi ≤ 3 bln

Rekuren • Episode berulang• Periode inaktifasi tanpa

terapi ≥ 3blnKronik Uveitis persisten dengan

relaps < 3 bln setelah terapi dihentikan

Page 9: Uveitis

Klasifikasi

• Histopatologi

Uveitis Granulomatosa, umumnya mengikuti invasi mikroba ke jaringan oleh organisme penyebab, seperti Mycobacterium tuberculosis atau Toxoplasma gondii.

Non-granulomatosa, umumnya tidak ditemukan organisme patogen dan berespon baik terhadap terapi kortikosteroid sehingga diduga merupakan fenomena hipersensivitas.

Page 10: Uveitis

Klasifikasi

• Asal Peradangan

Eksogen(Trauma, operasi intraokuler, iatrogenik)

Endogen(Fokal infeksi di organ lain, reaksi autoimun yang berkaitan penyakit sistemik)

Page 11: Uveitis

Epidemiologi

Amerika Serikat; 15 per 100.000 orang/tahun. 75% merupakan

uveitis anterior dengan 50% pasien menderita penyakit sistemik terkait.

Lebih dari 75 % uveitis endogen tidak diketahui etiologinya, namun

37 % diantaranya berhubungan dengan reaksi imunologik terkait

penyakit sistemik.

Page 12: Uveitis

PatofisiologiUnilateral

Efek langsung infeksi / fenomena alergi

Peradangan Iris / Badan Siliar

Timbul Flare, Hipopion, Koeppe Nodules, Busacca Nodules

Sinekia Anterior / Posterior / Keduanya

Iris Bombe

Glaukoma sekunder

Kasus kronis: penurunan tekanan

bola mata

Page 13: Uveitis

Gejala Klinis

Nyeri

Fotofobia dan Lakrimasi

Penglihatan kabur

Gejala Subjektif

Page 14: Uveitis

Gejala Klinis

Injeksi Siliar

Keratik Presipitat

Kelainan Kornea

Gejala Objektif

Page 15: Uveitis

Gejala Klinis

Kekeruhan dalam bilik mata (Efek Tyndall, Hipopion)

Hiperemi Iris, Pupil mengecil, Nodul Koeppe, Sinekia Iris, dll

Perubahan pada Lensa

Gejala Objektif

Page 16: Uveitis

Diagnosa Banding

Konjungtivitis

Keratitis / Keratokonjungtivitis

Glaukoma Akut

Neoplasma

Page 17: Uveitis

Pemeriksaan Penunjang

Flouresence Angiografi

USG

Anterior Chamber Parasentesis

Biopsi Korioretinal

Page 18: Uveitis

Pengobatan

• Observasi

• Medikamentosa

• Operasi

Page 19: Uveitis

Medikamentosa..Midriatik / Siklopegik

OAINS

Kortikosteroid

Immunomodulator

Analgetik

Page 20: Uveitis

Operasi..

Ekstraksi Katarak

Rekonstruksi Pupil

Operasi Glaukoma

Page 21: Uveitis

Komplikasi

Glaukoma

Katarak

Ablasio Retina

Kerusakan N. Optikus

Atropi Bola Mata

Neovaskularisasi

Edem Kistoid Makulae

Page 22: Uveitis

Prognosis Prognosis uveitis anterior tergantung dari etiologi atau

gambaran histopatologi. Pada uveitis anterior non granulomatosa, gejala klinis

dapat hilang dalam beberapa hari hingga beberapa minggu dengan pengobatan, namun sering terjadi kekambuhan.

Pada uveitis anterior granulomatosa, inflamasi dapat berlangsung berbulan-bulan hingga tahunan, kadang-kadang terjadi remisi dan eksaserbasi. Pada kasus ini dapat timbul kerusakan permanen walaupun dengan pemberian terapi terbaik.

Page 23: Uveitis

BAB II

ILUSTRASI KASUS

Page 24: Uveitis

Seorang pasien perempuan berusia 56 tahun datang ke poliklinik mata RSUP dr. M. Djamil dengan :

Keluhan utama :

Mata kanan merah disertai nyeri sejak 5 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit.

Page 25: Uveitis
Page 26: Uveitis
Page 27: Uveitis

AnamnesisRiwayat penyakit sekarang :• Mata merah disertai nyeri dirasakan

sejak ± 5 hari yang lalu. Awalnya pasien mengeluhkan sakit kepala, kemudian mata merah dan nyeri.

• Penglihatan mata kanan kabur sejak ± 4 hari yang lalu. Pandangan seperti berkabut.

• Mata kanan silau (+)

Page 28: Uveitis

• Mata berair (-)• Sekret (-)• Riwayat trauma pada mata (-)• Riwayat mengkonsumsi obat dalam

waktu lama (-)• Pasien menggunakan kacamata sejak 3

tahun ini, namun tidak mengetahui berapa visus nya. Kacamata tidak berfungsi lagi sejak pasien merasakan keluhan pada mata kanan.

Page 29: Uveitis

• Pasien berobat ke puskesmas, diberi obat salep mata, namun keluhan tidak berkurang. Kemudian pasien pergi berobat ke dokter bedah dan diberikan obat tetes mata yang tidak diketahui namanya, sesudahnya pasien mengeluh mata menjadi lebih sakit. Lalu pasien berobat ke RS tentara dan diberikan obat Glaucon 4x1, Aspar K 2x1, Timol 0,5%.

Page 30: Uveitis

Anamnesis

Riwayat penyakit dahulu :• Riwayat Hipertensi (+)• Riwayat Diabetes Melitus (-)• Riwayat Katarak (-)• Riwayat Glaukoma (-)• Riwayat Konjungivitis (+)

Page 31: Uveitis

Anamnesis

Riwayat penyakit keluarga :• Tidak ada anggota keluarga dengan

penyakit yang sama.• Tidak ada anggota keluarga dengan

penyakit mata lainnya.

Page 32: Uveitis

Status Ophtalmikus

SO OD OS

Visus tanpa koreksi5/15 5/10

Visus dengan koreksiS +1,00 (5/7) S+0,15 (5/5)

Refleks fundus + menurun +

Silia/supersilia Madarosis (-)

Trikisasis (-)

Madarosis (-)

Trikisasis (-)

Palpebra superiorEdema (-) Edema (-)

Palpebra inferior Edema (-) Edema (-)

Margo palpebra Edema (-) Edema (-)

Page 33: Uveitis

SO OD OS

Aparat LakrimalisDalam Batas Normal Dalam Batas Normal

Konjungtiva tarsalisHiperemis (-) Hiperemis (-)

Konjungtiva forniksHiperemis (+) Hiperemis (-)

Konjungtiva bulbiInjeksi Konjungtiva (+)

Injeksi Siliar (+)

Injeksi Konjungtiva (-)

Injeksi Siliar (-)

SkleraPutih Putih

KorneaEdema (+)

Kps (+)

Edema (-)

Kamera Okuli AnteriorHipopion ± 2 mm Cukup dalam

Page 34: Uveitis

SO OD OS

Iris Sinekia Posterior (+) Coklat (+), Rugae (+)

Pupil Semi Midriasis

Diameter 5 mm

Refleks cahaya +/+

Bulat

Diameter 3 mm

Refleks cahaya +/+

Lensa Keruh subskapular

posterior

Bening

posterior

Korpus Vitreus Sedikit Keruh Jernih

Page 35: Uveitis

SO OD OS

Fundus:

Media Keruh Bening

Papil Optikus Tidak bisa di nilai Bulat, batas tegas, c/d

0,3 – 0,4

Retina Tidak bisa di nilai aa : vv = 2 : 3

Makula Tidak bisa di nilai Refleks fovea (+)

Tekanan Bulbus Okuli N (palpasi) N (palpasi)

Posisi Bulbus Okuli Ortho Ortho

Gerak Bulbus Okuli Bebas Bebas

Page 36: Uveitis

Diagnosis:• Uveitis Anterior non granulomatosa

OD

Diagnosis Banding:• Konjungtivitis

Pemeriksaan Anjuran:• Pemeriksaan darah• Skin test

Page 37: Uveitis

Terapi:• SA ed 2x1 OD• Levofloxacin ed tiap jam OD• Postop ed tiap jam OD

Rencana Terapi Lanjutan:• Operasi rekonstruksi pupil

Page 38: Uveitis

BAB III

DISKUSI

Page 39: Uveitis

Pasien datang ke RSUP M. Djamil Padang dengan keluhan utama mata kanan merah disertai nyeri sejak ± 5 hari yang lalu.

Keluhan mata merah disertai dengan perih pada mata terutama saat melihat cahaya dan melihat dekat, silau bila terkena cahaya, penglihatan kabur, serta sakit kepala.

Berdasarkan teori, gejala klinis subjektif tersebut sesuai dengan gejala uveitis anterior / iridosiklitis yaitu mata merah disertai nyeri, fotofobia, penglihatan kabur.

Page 40: Uveitis

Reaksi radang pada uveitis mengakibatkan pelebaran pembuluh darah konjungtiva dan perikorneal, sehingga timbul mata merah / konjungtiva hiperemis.

Fungsi iris dalam mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata terganggu akibat peradangan, sehingga mengakibatkan fotofobia

Page 41: Uveitis

Pasien juga merasakan perih pada mata terutama saat melihat cahaya dan melihat dekat. Hal ini disebabkan fungsi akomodasi yang terganggu akibat peradangan pada iris dan korpus sillier.

Saat melihat objek dalam jarak dekat, mata akan melakukan akomodasi yaitu terjadinya kontraksi dari otot siliar yang berguna agar zonula zinnii mengendor, sehingga lensa menjadi cembung.

Keluhan mata berair dan bersekret tidak ada pada pasien ini.

Page 42: Uveitis

Pasien tidak ada riwayat trauma pada mata namun telah menggunakan kacamata sejak 3 tahun belakangan.

Pasien pernah mengalami konjungtivitis saat masih berada di bangku sekolah dasar.

Pasien menderita hipertensi sejak ± 10 tahun ini.

Pada keluarga tidak ditemukan anggota keluarga yang menderita penyakit serupa. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit pada mata.

Page 43: Uveitis

Melalui pemeriksaan inspeksi, penyinaran oblik dan slit lamp OD ditemukan tanda khas dari uveitis anterior yaitu:

Konjungtiva ; hiperemis dan injeksi perikorneal.

Kornea ; keruh, keratik presipitat (deposit putih halus) yang merupakan deposit seluler dari sel-sel radang yang melekat pada endotel kornea.

Iris; sinekia posterior. Pupil; pupil unround akibat adanya sinekia

posterior. Lensa; keruh, kemungkinan akibat telah

terjadinya komplikasi berupa katarak.

Page 44: Uveitis

Laboratorium sangat dibutuhkan untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai penyebab uveitis anterior.

Pemeriksaan darah; differential counteosinofilia (kemungkinan penyebab

parasit atau alergi)VDRLFTAAutoimun marker (ANA, RematoidFactor)Serum ACE level (sarkoidosis)Toxoplasma serologis, dan lainnya.

Page 45: Uveitis

Pasien diberikan terapi dengan antibiotik topikal yaitu levofloxacin yang merupakan antibiotik golongan kuinolon yang berspektrum luas. 

Pasien diberikan antiinflamasi steroid yaitu posop (topikal) bertujuan untuk mengurangi peradangan okular, mengurangi produksi eksudat, menstabilkan membran sel, dan menghambat pelepasan lysozim oleh granulosit. 

Pasien juga diberikan midriatikum/siklopegik berupa sulfas atropine ED 2x1 gtt OD, agar otot-otot iris dan badan sillier relaks sehingga dapat mengurangi nyeri, memberi istirahat pada iris yang meradang dan mempercepat penyembuhan. Midriatikum sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya sinekia ataupun melepaskan sinekia yang telah ada.

Page 46: Uveitis

Prognosis uveitis anterior tergantung dari etiologi atau gambaran histopatologinya.

Pada uveitis anterior non granulomatosa gejala klinis dapat hilang dalam beberapa hari hingga beberapa minggu dengan pengobatan, namun sering terjadi kekambuhan.

Pada uveitis anterior granulomatosa inflamasi dapat berlangsung berbulan-bulan hingga tahunan, kadang terjadi remisi dan eksaserbasi. Dapat menimbulkan kerusakan permanen walaupun dengan pemberian terapi terbaik.

Page 47: Uveitis

THANK YOU