25
WORKSHOP PENYUSUNAN MODEL EVALUASI Muhammad Khumaedi JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK SEMARANG, 5 JULI 2017

WORKSHOP PENYUSUNAN MODEL EVALUASI - …mesin.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/Materi-Workshop-Model... · macam pengamatan, latar belakang, dan keahlian evaluator. ... Tes

Embed Size (px)

Citation preview

WORKSHOPPENYUSUNAN MODEL EVALUASI

Muhammad Khumaedi

JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK

SEMARANG, 5 JULI 2017

PENGERTIANEvaluasi1. Sax (1980) evaluasi: adalah suatu proses untuk

sebuah pertimbangan atau keputusan tentangsesuatu yang dibuat berdasarkan berbagaimacam pengamatan, latar belakang, dankeahlian evaluator.

FGD Penyusunan Model Evaluasi

Evaluasi1. Sax (1980) evaluasi: adalah suatu proses untuk

sebuah pertimbangan atau keputusan tentangsesuatu yang dibuat berdasarkan berbagaimacam pengamatan, latar belakang, dankeahlian evaluator.

2.Kaufman dan Thomas (1980) evaluasi: adalahsuatu tujuan dalam penggunaan tes danpengukuran.

Hasil Belajar

1. Winkel (1986), setiap macam kegiatan belajar yang menghasilkansuatu perubahan yang khas disebut hasil belajar, Hasil belajaryang dicapai siswa nampak pada suatu prestasi yang ditunjukkandengan hasil/unjuk kerja yang bisa dilihat dan diukur.

2. Romiszowski (1981), hasil belajar adalah merupakan perubahantingkah laku seseorang dimana indikator keberhasilannya dapatdiukur dengan tes sesuai dengan kompetensi yang dipelajari,baik yang berupa pengetahuan atau keterampilan, untukpengetahuan ditunjukkan dari informasi yang tersimpan dalampikiran yang tertuang dalam jawaban hasil tes, sedangkanketerampilan ditunjukan oleh aksi atau reaksi yang dilakukanseseorang dan hasilnya dari apa yang telah dikerjakan.

Berdasarkan pengertian pengertian di atas dapat dimengerti bahwadi dalam melakukan evaluasi hasil belajar ada dua kegiatan besar, yaitu:pengukuran dan penilaian.

Pengukuran: adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuranyang pasti.

Untuk melakukan pengukuran keberhasilan siswa dalam belajardiperlukan tes dan alat pengukur yang lain (lembar observasi, cheklist, dsb.).

Pengukuran: adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuranyang pasti.

Untuk melakukan pengukuran keberhasilan siswa dalam belajardiperlukan tes dan alat pengukur yang lain (lembar observasi, cheklist, dsb.).

Penilaian: adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu yangtelah di ukur.

Untuk menilai dapat mempergunakan suatu standar/kriteriatertentu (misal: acuan norma, acuan patokan, dan standar kompetensiyang lain).

ALAT PENGUKUR EVALUASI HASIL BELAJAR

A. Tes1. Cangelosi (1990), tes adalah pengukuran terencana yang

dipakai guru untuk memberikan kesempatan pada siswamemperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannyadengan tujuan yang telah ditentukan.

2. Anastasi dan Urbina (1997) menyatakan bahwa tesadalah alat yang berfungsi untuk mengukur perbedaan diantara individu-individu.

Berdasarkan pendapat pendapat tersebut, maka tes adalah alatyang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, dimana hasilnyadilihat dari skor yang didapat setelah mengerjakan serangkaian tugasyang diberikan kepadanya.

1. Cangelosi (1990), tes adalah pengukuran terencana yangdipakai guru untuk memberikan kesempatan pada siswamemperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannyadengan tujuan yang telah ditentukan.

2. Anastasi dan Urbina (1997) menyatakan bahwa tesadalah alat yang berfungsi untuk mengukur perbedaan diantara individu-individu.

Berdasarkan pendapat pendapat tersebut, maka tes adalah alatyang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, dimana hasilnyadilihat dari skor yang didapat setelah mengerjakan serangkaian tugasyang diberikan kepadanya.

Secara garis besar tes dapat dibedakanmenjadi 3 jenis:

1. Tes lisan(oral test)

3. TesKinerja

(Performancetest=Tes

penampilan)

2. Tes tulis(writing

test)

I. Tes lisan (oral test)Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang

disampaikan secara lisan tentang apa yang telahdipelajari siswa yang harus dijawab secara lisan.

II. Tes tulis (writing test)Tes ini terdiri dari sejumlah pertanyaan untuk

mengungkap kemampuan yang harus dijawabsecara tertulis. Bentuk dari tes ini ada beberapamacam, yaitu:

I. Tes lisan (oral test)Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang

disampaikan secara lisan tentang apa yang telahdipelajari siswa yang harus dijawab secara lisan.

II. Tes tulis (writing test)Tes ini terdiri dari sejumlah pertanyaan untuk

mengungkap kemampuan yang harus dijawabsecara tertulis. Bentuk dari tes ini ada beberapamacam, yaitu:

a. Tes EssayTes ini terdiri dari sejumlah pertanyaan dalam bentuk uraian,

yang harus dijawab dalam bentuk tulisan. Untuk mendapatkanhasil yang tepat, maka pembuat soal harus membuat pedomanpenskoran/rubrik jawaban. Dengan pedoman penskoran inilahjawaban dari siswa diskor. Apabila tidak menggunakan pedomanpenskoran, pengoreksi cenderung berubah-ubah dalammenskornya. Kelemahan dari tes ini adalah sering penilaisubyektif, misalnya: siswa penurut, cantik, saudara, hallo effect,tulisannya bagus/jelek, jawaban yang panjang, dan sebagainya.

Tes ini disusun dengan cara menuliskan soal, sesuai dengankisi kisi yang telah dibuat. Kelebihan soal ini adalah mudahmembuatnya, sangat cocok untuk mengukur kemampuan tingkatberpikir tinggi, dan juga dapat untuk mengungkap dayaanalisis/nalar siswa.

a. Tes EssayTes ini terdiri dari sejumlah pertanyaan dalam bentuk uraian,

yang harus dijawab dalam bentuk tulisan. Untuk mendapatkanhasil yang tepat, maka pembuat soal harus membuat pedomanpenskoran/rubrik jawaban. Dengan pedoman penskoran inilahjawaban dari siswa diskor. Apabila tidak menggunakan pedomanpenskoran, pengoreksi cenderung berubah-ubah dalammenskornya. Kelemahan dari tes ini adalah sering penilaisubyektif, misalnya: siswa penurut, cantik, saudara, hallo effect,tulisannya bagus/jelek, jawaban yang panjang, dan sebagainya.

Tes ini disusun dengan cara menuliskan soal, sesuai dengankisi kisi yang telah dibuat. Kelebihan soal ini adalah mudahmembuatnya, sangat cocok untuk mengukur kemampuan tingkatberpikir tinggi, dan juga dapat untuk mengungkap dayaanalisis/nalar siswa.

b. Tes ObyektifTes obyektif ini terdiri dari pertanyaan atau pernyataan dan

kemungkinan/alternatif jawabannya. Adapun bentuk dari tesobyektif ini ada beberapa macam, yaitu:

1). Tes Betul-SalahTes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang berbentuk

pernyataan atau kalimat, yang harus dijawab oleh siswa denganmemberi tanda silang atau melingkari pada huruf B (Benar) atauS (Salah).

2). Tes Pilihan GandaTes ini berbentuk suatu kalimat pernyataan atau pertanyaan

yang di bawahnya diikuti dengan sejumlah alternatif jawaban.Tugas siswa adalah memilih salah satu jawaban yang palingbenar diantara pilihan yang ada.

b. Tes ObyektifTes obyektif ini terdiri dari pertanyaan atau pernyataan dan

kemungkinan/alternatif jawabannya. Adapun bentuk dari tesobyektif ini ada beberapa macam, yaitu:

1). Tes Betul-SalahTes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang berbentuk

pernyataan atau kalimat, yang harus dijawab oleh siswa denganmemberi tanda silang atau melingkari pada huruf B (Benar) atauS (Salah).

2). Tes Pilihan GandaTes ini berbentuk suatu kalimat pernyataan atau pertanyaan

yang di bawahnya diikuti dengan sejumlah alternatif jawaban.Tugas siswa adalah memilih salah satu jawaban yang palingbenar diantara pilihan yang ada.

3). Tes MenjodohkanTes ini terdiri dari sejumlah butir yang masing-masing memiliki dua

lajur. Pertama disebut lajur pertanyaan atau pernyataan dan yang kedualajur jawaban. Jumlah pertanyaan dapat dibuat lebih banyak ataujawabannya yang lebih banyak. Untuk itu pembuat soal perlu cermatdalam memerintahkan cara menjawab soal. Cara yang umum dilakukandalam menjawab soal adalah dengan mengisi titik-titik yang ada didepan soal menggunakan huruf atau angka sesuai dengan pilihanjawaban yang ada. Lajur pertanyaan atau pernyataan dan lajur jawabanboleh kanan atau kiri.

4). Tes MelengkapiTes bentuk ini tersusun berupa kalimat atau pernyataan yang

dihilangkan satu atau dua yang merupakan kunci dari jawaban soaldengan menggantinya dengan titik-titik. Tugas siswa adalah mengisititik-titik tersebut dengan jawaban yang benar/tepat, sehinggakalimat/pernyataan tersebut menjadi berarti/bermakna.

3). Tes MenjodohkanTes ini terdiri dari sejumlah butir yang masing-masing memiliki dua

lajur. Pertama disebut lajur pertanyaan atau pernyataan dan yang kedualajur jawaban. Jumlah pertanyaan dapat dibuat lebih banyak ataujawabannya yang lebih banyak. Untuk itu pembuat soal perlu cermatdalam memerintahkan cara menjawab soal. Cara yang umum dilakukandalam menjawab soal adalah dengan mengisi titik-titik yang ada didepan soal menggunakan huruf atau angka sesuai dengan pilihanjawaban yang ada. Lajur pertanyaan atau pernyataan dan lajur jawabanboleh kanan atau kiri.

4). Tes MelengkapiTes bentuk ini tersusun berupa kalimat atau pernyataan yang

dihilangkan satu atau dua yang merupakan kunci dari jawaban soaldengan menggantinya dengan titik-titik. Tugas siswa adalah mengisititik-titik tersebut dengan jawaban yang benar/tepat, sehinggakalimat/pernyataan tersebut menjadi berarti/bermakna.

Untuk membuat tes tulis perlu memperhatikan ranahkognitif yang akan diukur, enam tingkat hierarkhi berpikirkognitif dari yang paling mudah sampai yang paling rumitadalah seperti di bawah ini.

1. Tingkat PengetahuanTipe jawaban soal ini menghendaki siswa mengingat-

ingat informasi, seperti: fakta, aturan, atau strategipenyelesaian masalah. Beberapa kata kerja yang biasadigunakan adalah:sebutkan definisikan ulangi beri nama beri nomorpilhlah pasangkan dan sebagainya.Contoh:Sebutkan bagian bagian mesin bubut.

Untuk membuat tes tulis perlu memperhatikan ranahkognitif yang akan diukur, enam tingkat hierarkhi berpikirkognitif dari yang paling mudah sampai yang paling rumitadalah seperti di bawah ini.

1. Tingkat PengetahuanTipe jawaban soal ini menghendaki siswa mengingat-

ingat informasi, seperti: fakta, aturan, atau strategipenyelesaian masalah. Beberapa kata kerja yang biasadigunakan adalah:sebutkan definisikan ulangi beri nama beri nomorpilhlah pasangkan dan sebagainya.Contoh:Sebutkan bagian bagian mesin bubut.

2. Tingkat PemahamanTipe jawaban soal ini menghendaki siswa mengubah bentuk

informasi yang didapat: menafsirkan fakta, menyatatakan kembali yangdilihat, menerjemahkan ke dalam suatu konteks baru, menarikkesimpulan, dan melihat konsekuensi. Beberapa kata kerja yang biasadigunakan adalah:jelaskan berikan contoh uraikan perkirakan bedakanklasifikasikanContoh:Jelaskan mengapa proyeksi Amerika disebut proyeksi kwadran ketiga?3. Tingkat Penerapan

Tipe jawaban soal ini menghendaki siswa menggunakan informasiyang sudah diperoleh sebelumnya dalam suatu tatanan baru dan dalamsuatu cara yang berbeda dari konteks aslinya. Beberapa kata kerja yangbiasa digunakan adalah:hitung gambarkan selesaikan susunlah demontrasikanbuatlah opersionalkanContoh:Segi tiga siku, jika sisi miring = 20 cm dan sudut bawahnya = 30o

Hitung sisi tegaknya.

2. Tingkat PemahamanTipe jawaban soal ini menghendaki siswa mengubah bentuk

informasi yang didapat: menafsirkan fakta, menyatatakan kembali yangdilihat, menerjemahkan ke dalam suatu konteks baru, menarikkesimpulan, dan melihat konsekuensi. Beberapa kata kerja yang biasadigunakan adalah:jelaskan berikan contoh uraikan perkirakan bedakanklasifikasikanContoh:Jelaskan mengapa proyeksi Amerika disebut proyeksi kwadran ketiga?3. Tingkat Penerapan

Tipe jawaban soal ini menghendaki siswa menggunakan informasiyang sudah diperoleh sebelumnya dalam suatu tatanan baru dan dalamsuatu cara yang berbeda dari konteks aslinya. Beberapa kata kerja yangbiasa digunakan adalah:hitung gambarkan selesaikan susunlah demontrasikanbuatlah opersionalkanContoh:Segi tiga siku, jika sisi miring = 20 cm dan sudut bawahnya = 30o

Hitung sisi tegaknya.

4. Tingkat AnalisisTipe jawaban soal ini menghendaki siswa untuk menguraikan ke

dalam bagian-bagian yang terperinci, menjadikan lebih detail Beberapakata kerja yang biasa digunakan adalah:uraikan jabarkan rincikan buat diagram detailkanpisahkan.Contoh:Uraikan fungsi dari komponen/bagian karburator5. Tingkat Sintesis

Tipe jawaban soal ini menghendaki siswa menciptakan sesuatu, danmenghasilkan suatu kombinasi untuk membentuk suatu keseluruhanyang baru dari bagian-bagiannya. Beberapa kata kerja yang biasadigunakan adalah:gabungkan susunlah integrasikan kumpulkanciptakan rumuskan ringkaskan hasilkanContoh:Dari pandangan depan, atas dan samping kanan di bawah ini,susunlah menjadi gambar perspektive iso metrik.

4. Tingkat AnalisisTipe jawaban soal ini menghendaki siswa untuk menguraikan ke

dalam bagian-bagian yang terperinci, menjadikan lebih detail Beberapakata kerja yang biasa digunakan adalah:uraikan jabarkan rincikan buat diagram detailkanpisahkan.Contoh:Uraikan fungsi dari komponen/bagian karburator5. Tingkat Sintesis

Tipe jawaban soal ini menghendaki siswa menciptakan sesuatu, danmenghasilkan suatu kombinasi untuk membentuk suatu keseluruhanyang baru dari bagian-bagiannya. Beberapa kata kerja yang biasadigunakan adalah:gabungkan susunlah integrasikan kumpulkanciptakan rumuskan ringkaskan hasilkanContoh:Dari pandangan depan, atas dan samping kanan di bawah ini,susunlah menjadi gambar perspektive iso metrik.

6. Tingkat EvaluasiTipe jawaban soal ini menghendaki siswa memberikan

pertimbangan dan membuat keputusan tentang nilai, ide,metode, orang-orang atau produk, dan mampu menyatakanalasan untuk pertimbangan tersebut. Beberapa kata kerja yangbiasa digunakan adalah:berikan alasan beri pertimbangan beri penilaianevaluasi komentari bandingkanContoh:Menurut Anda untuk membubut tirus yang panjang harusmenggunakan apa, berikan alasannya.III. Tes Kinerja (Performance test=Tes penampilan)

Tes penampilan digunakan untuk mengukur kinerja (sesuatuyang berbentuk motorik). Tes ini bentuknya berbagai ragammulai dari tes dengan menggunakan kertas dan pensil sampaipada tes yang menampilkan mengenai tugas sebenarnya.

6. Tingkat EvaluasiTipe jawaban soal ini menghendaki siswa memberikan

pertimbangan dan membuat keputusan tentang nilai, ide,metode, orang-orang atau produk, dan mampu menyatakanalasan untuk pertimbangan tersebut. Beberapa kata kerja yangbiasa digunakan adalah:berikan alasan beri pertimbangan beri penilaianevaluasi komentari bandingkanContoh:Menurut Anda untuk membubut tirus yang panjang harusmenggunakan apa, berikan alasannya.III. Tes Kinerja (Performance test=Tes penampilan)

Tes penampilan digunakan untuk mengukur kinerja (sesuatuyang berbentuk motorik). Tes ini bentuknya berbagai ragammulai dari tes dengan menggunakan kertas dan pensil sampaipada tes yang menampilkan mengenai tugas sebenarnya.

Derajat realisme yang akan diujikan dalam situasipenampilan bergantung pada tujuan pembelajaran yangdirencanakan, tempat penampilan, urutan pelaksanaan,hambatan praktis yang muncul (biaya, waktu, dan peralatan), danhakikat tugas yang diukur.

Pengukuran penampilan sebaiknya dilandasi olehrealisme yang berderajat setinggi-tingginya, tetapi kalauhanya memberikan dasar, maka dapat lebih rendah ataupaling tidak kompetensi minimalnya.

Tes ini dapat lebih menekankan pada prosedur, pada hasilatau kombinasinya. Penampilan yang diukur adalah bagian yangditekankan. Untuk penilaian kompetensi yang urgen dapatmenggunakan daftar cek (chek list), sedangkan untukkompetensi yang masih dalam taraf belajar dapat menggunakanskala penilaian (rating scale).

Derajat realisme yang akan diujikan dalam situasipenampilan bergantung pada tujuan pembelajaran yangdirencanakan, tempat penampilan, urutan pelaksanaan,hambatan praktis yang muncul (biaya, waktu, dan peralatan), danhakikat tugas yang diukur.

Pengukuran penampilan sebaiknya dilandasi olehrealisme yang berderajat setinggi-tingginya, tetapi kalauhanya memberikan dasar, maka dapat lebih rendah ataupaling tidak kompetensi minimalnya.

Tes ini dapat lebih menekankan pada prosedur, pada hasilatau kombinasinya. Penampilan yang diukur adalah bagian yangditekankan. Untuk penilaian kompetensi yang urgen dapatmenggunakan daftar cek (chek list), sedangkan untukkompetensi yang masih dalam taraf belajar dapat menggunakanskala penilaian (rating scale).

Jenis-Jenis Tes Kinerja1. Tes penampilan dengan kertas dan pensil2. Tes identifikasi3. Tes penampilan simulasi4. Tes kumpulan sampel (contoh) pekerjaan

Langkah-Langkah Penyusunan Tes Kinerja1. Perincilah hasil penampilan yang hendak diukur2. Pilih tingkat realisme yang tepat3. Persiapkan perintah (instruksi) yang dengan jelas

memerinci situasi tes4. Sediakan lembar observasi untuk digunakan ketika

menilai penampilan yang dilakukan peserta tes

FGD Penyusunan Model Evaluasi

Jenis-Jenis Tes Kinerja1. Tes penampilan dengan kertas dan pensil2. Tes identifikasi3. Tes penampilan simulasi4. Tes kumpulan sampel (contoh) pekerjaan

Langkah-Langkah Penyusunan Tes Kinerja1. Perincilah hasil penampilan yang hendak diukur2. Pilih tingkat realisme yang tepat3. Persiapkan perintah (instruksi) yang dengan jelas

memerinci situasi tes4. Sediakan lembar observasi untuk digunakan ketika

menilai penampilan yang dilakukan peserta tes

FGD Penyusunan Model Evaluasi

Untuk membuat tes kinerja perlu memperhatikan ranahpsikomotor yang akan diukur, lima tingkat hierarkhi ranahpsikomotor dari yang paling sederhana sampai pada mahir sepertidi bawah ini.1. Tingkat Imitasi

Pada tingkat ini siswa melakukan aktivitas/gerakan denganmeniru pada contoh yang ada, sehingga gerakannya belumsempurna. Beberapa kata kerja yang biasa digunakan adalah:ulangi tirulah contohlah (ada contoh/peragaan)2. Tingkat Manipulasi

Pada tingkat ini siswa melakukan aktivitas/gerakan sesuaidengan perintah lisan tanpa contoh atau apa yang ada di buku.Disini apa yang dilakukan siswa belum anggun atau terkoordinasi.

Kata kerja yang digunakan sama dengan imitasi, bedanyasiswa mengikuti pengarahan lisan atau tertulis.

FGD Penyusunan Model Evaluasi

Untuk membuat tes kinerja perlu memperhatikan ranahpsikomotor yang akan diukur, lima tingkat hierarkhi ranahpsikomotor dari yang paling sederhana sampai pada mahir sepertidi bawah ini.1. Tingkat Imitasi

Pada tingkat ini siswa melakukan aktivitas/gerakan denganmeniru pada contoh yang ada, sehingga gerakannya belumsempurna. Beberapa kata kerja yang biasa digunakan adalah:ulangi tirulah contohlah (ada contoh/peragaan)2. Tingkat Manipulasi

Pada tingkat ini siswa melakukan aktivitas/gerakan sesuaidengan perintah lisan tanpa contoh atau apa yang ada di buku.Disini apa yang dilakukan siswa belum anggun atau terkoordinasi.

Kata kerja yang digunakan sama dengan imitasi, bedanyasiswa mengikuti pengarahan lisan atau tertulis.

3. Tingkat KetepatanPada tingkat ini siswa melakukan suatu aktivitas fisik/gerakan

tanpa memperhatikan model atau diberi pengarahan. Disini siswadiharapkan melakukan aktivitas tetapi dimungkinkan masih adakesalahan. Beberapa kata kerja yang biasa digunakan adalah:secara tepat lakukan secara cepatsecara tertib secara benar

4. Tingkat ArtikulasiPada tingkat ini menghendaki siswa melakukan dengan teratur

dan urut serangkaian tindakan yang berkaitan secara tepat, dengansedikit kesalahan. Beberapa kata kerja yang biasa digunakanadalah:kerjakan dengan tepat kerjakan secara efisien

FGD Penyusunan Model Evaluasi

3. Tingkat KetepatanPada tingkat ini siswa melakukan suatu aktivitas fisik/gerakan

tanpa memperhatikan model atau diberi pengarahan. Disini siswadiharapkan melakukan aktivitas tetapi dimungkinkan masih adakesalahan. Beberapa kata kerja yang biasa digunakan adalah:secara tepat lakukan secara cepatsecara tertib secara benar

4. Tingkat ArtikulasiPada tingkat ini menghendaki siswa melakukan dengan teratur

dan urut serangkaian tindakan yang berkaitan secara tepat, dengansedikit kesalahan. Beberapa kata kerja yang biasa digunakanadalah:kerjakan dengan tepat kerjakan secara efisien

5. Tingkat NaturalisasiPada tingkat ini menghendaki siswa melakukan tugas itu

seakan perbuatan yang rutin, otomatis, dan alami, denganpenampilan hanya sedikit mengeluarkan energi dan tepatwaktu. Beberapa kata kerja yang biasa digunakan adalah:kerjakan secara profesionalkerjakan dalam waktu … jamlakukan dengan tepat tanpa salah

B. Tugas ProyekTugas proyek adalah suatu tugas yang harus diselesaikan

siswa dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut hendaknyayang bersifat analisis dan berkaitan dengan materi perkuliahan.Tugas dibuat runtut dari perencanaan, pengumpulan data(bukti), pengolahan data/ analisis, dan hasil/produk.

FGD Penyusunan Model Evaluasi

5. Tingkat NaturalisasiPada tingkat ini menghendaki siswa melakukan tugas itu

seakan perbuatan yang rutin, otomatis, dan alami, denganpenampilan hanya sedikit mengeluarkan energi dan tepatwaktu. Beberapa kata kerja yang biasa digunakan adalah:kerjakan secara profesionalkerjakan dalam waktu … jamlakukan dengan tepat tanpa salah

B. Tugas ProyekTugas proyek adalah suatu tugas yang harus diselesaikan

siswa dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut hendaknyayang bersifat analisis dan berkaitan dengan materi perkuliahan.Tugas dibuat runtut dari perencanaan, pengumpulan data(bukti), pengolahan data/ analisis, dan hasil/produk.

Penilaian tugas proyek dapat menggunakan daftar cek danskala penilaian.

C. Penilaian PortofolioPenilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang

didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangankemampuan siswa dalam periode tertentu. Jadi selama periode tertentukemampuan siswa dicatat untuk dinilai, dengan cara ini baik gurumaupun siswa akan dapat mengetahui perkembangan yang dicapaisiswa tersebut.

D. Penilaian DiriPenilaian diri adalah suatu penilaian dimana siswa diminta untuk

menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan tingkat pencapaiankompetensi yang dipelajari dalam mata pelajaran tertentu berdasarkankriteria atau acuan yang telah ditetapkan. Hasil penilaian siswa ini dapatdigunakan guru sebagai bahan untuk menilai hasil belajar siswa tersebut.

FGD Penyusunan Model Evaluasi

Penilaian tugas proyek dapat menggunakan daftar cek danskala penilaian.

C. Penilaian PortofolioPenilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang

didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangankemampuan siswa dalam periode tertentu. Jadi selama periode tertentukemampuan siswa dicatat untuk dinilai, dengan cara ini baik gurumaupun siswa akan dapat mengetahui perkembangan yang dicapaisiswa tersebut.

D. Penilaian DiriPenilaian diri adalah suatu penilaian dimana siswa diminta untuk

menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan tingkat pencapaiankompetensi yang dipelajari dalam mata pelajaran tertentu berdasarkankriteria atau acuan yang telah ditetapkan. Hasil penilaian siswa ini dapatdigunakan guru sebagai bahan untuk menilai hasil belajar siswa tersebut.

E. Penilaian Ranah AfektifUntuk penilaian ranah afektif ada beberapa teori. Menurut

Mueller (1986) yang menyatakan bahwa untuk ranah afektif terdiridari tiga komponen, yaitu:a. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh

seseorang atau penilainnya terhadap obyek.b. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan

seseorang mengenai obyek.c. Komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku/

berbuat.Menuurut Davies (1986) menjelaskan komponen ranah afektif

sebagai berikut:a. Menerima: adalah perhatian secara pasif yang menunjukan

kesadaran dan kesediaan untuk menerima obyek.b. Merespon: adalah merupakan kesediaan untuk menanggapi

dan kepuasan dalam merespon.

FGD Penyusunan Model Evaluasi

E. Penilaian Ranah AfektifUntuk penilaian ranah afektif ada beberapa teori. Menurut

Mueller (1986) yang menyatakan bahwa untuk ranah afektif terdiridari tiga komponen, yaitu:a. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh

seseorang atau penilainnya terhadap obyek.b. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan

seseorang mengenai obyek.c. Komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku/

berbuat.Menuurut Davies (1986) menjelaskan komponen ranah afektif

sebagai berikut:a. Menerima: adalah perhatian secara pasif yang menunjukan

kesadaran dan kesediaan untuk menerima obyek.b. Merespon: adalah merupakan kesediaan untuk menanggapi

dan kepuasan dalam merespon.

c. menilai: adalah merupakan kemampuan untuk menilaigejala atau kegiatan dengan merespon apa yangsedang terjadi.

d. Mengorganisasi: adalah merupakan kemampuanuntuk membentuk suatu nilai pada diirinyaberdasarkan nilai nilai yang dipercaya.

e. Karakterisasi: adalah merupakan kemampuan untukmengkonseptualisasikan masing masing nilai padawaktu merespon dengan mengidentiifikasi nilai nilaiyang dilakukan.

FGD Penyusunan Model Evaluasi

c. menilai: adalah merupakan kemampuan untuk menilaigejala atau kegiatan dengan merespon apa yangsedang terjadi.

d. Mengorganisasi: adalah merupakan kemampuanuntuk membentuk suatu nilai pada diirinyaberdasarkan nilai nilai yang dipercaya.

e. Karakterisasi: adalah merupakan kemampuan untukmengkonseptualisasikan masing masing nilai padawaktu merespon dengan mengidentiifikasi nilai nilaiyang dilakukan.

Daftar PustakaAnastasi, Anne and Urbina, Susana. 1997. Psychological Testing. Seventh edition.

Upper Saddle Rivere, N.J.: Prentice-Hall International, IncCangelosi, James S. 1990. Designing Tests For Evaluating Student Achievement.

New York & London: Longman.Davies, Ivor K. 1986. Pengelolaam Belajar. Penerjemah: Sudarsono. Jakarta: CV.

Rajawali.Kaufman, Roger and Thomas, Susan. 1980. Evaluation Without Fear. New York:

New ViewpointsMueller, Daniel J. 1986. Measuring Social Attitudes, A Handbook For Researches

and Practitioners. New York and London: Teachers College, ColumbiaUniversity..

Romiszowski, AJ. 1981. Designing Instructional System. New York: Kogan Page.Sax, Gilbert. 1980. Principles of Educational and Psychological Measurement and

Evaluation. Second edition. Belmont, California: Wadsworth PublishingCompany.

Winkel, WS. 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.Gramedia.

FGD Penyusunan Model Evaluasi

Daftar PustakaAnastasi, Anne and Urbina, Susana. 1997. Psychological Testing. Seventh edition.

Upper Saddle Rivere, N.J.: Prentice-Hall International, IncCangelosi, James S. 1990. Designing Tests For Evaluating Student Achievement.

New York & London: Longman.Davies, Ivor K. 1986. Pengelolaam Belajar. Penerjemah: Sudarsono. Jakarta: CV.

Rajawali.Kaufman, Roger and Thomas, Susan. 1980. Evaluation Without Fear. New York:

New ViewpointsMueller, Daniel J. 1986. Measuring Social Attitudes, A Handbook For Researches

and Practitioners. New York and London: Teachers College, ColumbiaUniversity..

Romiszowski, AJ. 1981. Designing Instructional System. New York: Kogan Page.Sax, Gilbert. 1980. Principles of Educational and Psychological Measurement and

Evaluation. Second edition. Belmont, California: Wadsworth PublishingCompany.

Winkel, WS. 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.Gramedia.

FGD Penyusunan Model Evaluasi