Skenario Kasus Limfadenitis et cause TB
Ny. Ayu, berusia 28 tahun dating berobat ke rumah sakit dengan keluhan ada benjolan
yang terasa nyeri di leher sebelah kiri. Benjolan tersebut berjumlah 3 buah, berukuran ± sebesar
kelereng. Keluhan ini telah dirasakan sejak 6 bulan terakhir. Benjolan awalnya kecil dan makin
lama makin besar hingga seperti sekarang.
Ny. Ayu mengeluh batuk berdahak berwarna kehijauan, sering disertai demam pada sore
hari sejak 3 bulan yang lalu. Ia sudah berobat kedokter, batuk tidak sembuh, benjolan di leher
semakin besar.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: Compos mentis
Tanda vital: TD: 120/90 mmHg, RR: 22 x/menit, Temp: 37.90C, Nadi: 100 x/menit,
regular, isi dan tegangan cukup.
Pemeriksaan Khusus
Kepala : konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa digerakkan,
tampak kemerahan, nyeri.
Thorax
- Jantung : dalam batas normal
- Paru-paru
Inspeksi : datar, simetris
Palpasi : stemfremitus kiri meningkat
Perkusi : sonor, paru kiri sedikit hipersonor
Auskultasi : ronki kering pada lapangan paru kiri atas
Abdomen : datar, lemas, timpani, hati tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal
Hasil laboratorium : darah rutin : hemoglobin 12,3 mg/dl, trombosit 214.000/mm3 , leukosit
: 13.000/mm3 , LED : 40, kimia darah :GDS 100g/dl
Identifikasi Masalah
1
1. Ny. Ayu, berusia 28 tahun dating berobat ke rumah sakit dengan keluhan ada benjolan
yang terasa nyeri di leher sebelah kiri. Benjolan tersebut berjumlah 3 buah, berukuran ±
sebesar kelereng. Keluhan ini telah dirasakan sejak 6 bulan terakhir. Benjolan awalnya
kecil dan makin lama makin besar hingga seperti sekarang.
2. Ny. Ayu mengeluh batuk berdahak berwarna kehijauan, sering disertai demam pada sore
hari sejak 3 bulan yang lalu.
3. Ia sudah berobat kedokter, batuk tidak sembuh, benjolan di leher semakin besar.
4. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: Compos mentis
Tanda vital: TD: 120/90 mmHg, RR: 22 x/menit, Temp: 37.90C, Nadi: 100 x/
menit, regular, isi dan tegangan cukup.
Pemeriksaan Khusus
Kepala : konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa diger-
akkan, tampak kemerahan, nyeri.
Thorax
- Jantung : dalam batas normal
- Paru-paru
Inspeksi : datar, simetris
Palpasi : stemfremitus kiri meningkat
Perkusi : sonor, paru kiri sedikit hipersonor
Auskultasi : ronki kering pada lapangan paru kiri atas
Abdomen : datar, lemas, timpani, hati tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal
5. Hasil laboratorium : darah rutin : hemoglobin 12,3 mg/dl, trombosit 214.000/mm3 ,
leukosit : 13.000/mm3 , LED : 40, kimia darah :GDS 100g/dl
Analisis dan Sintesis Masalah
2
1. Ny. Ayu, berusia 28 tahun dating berobat ke rumah sakit dengan keluhan ada
benjolan yang terasa nyeri di leher sebelah kiri. Benjolan tersebut berjumlah 3
buah, berukuran ± sebesar kelereng. Keluhan ini telah dirasakan sejak 6 bulan
terakhir. Benjolan awalnya kecil dan makin lama makin besar hingga seperti
sekarang.
A. Organ apa saja yang terdapat pada leher ?
Organ di leher :
1. Laryngopharynx
2. Larynx
3. Trakea
4. Oesophagus
5. Grandula thyroidea .
6. Grandula parathyroidea
7. Lymphonodus
(Snell, Richard. S. 2012)
Bagian Anatomi Leher
1. Musculus
M. platysma
M. sternocleidomastoideus
M. digastricus
M. stylohyoideus
M. sternohyoideus
M. thyrohyoidus
M.omohyoideus
M. Scalenus
(Snell, Richard. S. 2012)
3
2. Arteri dan Vena
Arteri utama : arteri carotis communis, a.carotis interna
Vena utama : vena jugularis interna
3. Persyarafan :
Utama : nervus vagus X, N.accesorius XI, Nervus Hypoglossus XII
Plexus cervicalis : nervus phrenicus nn cervical 3,4 dan 5
(Snell, Richard. S. 2012)
1. SISTEM LIMFATIK
Sistem limfatik adalah komponen tambahan sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri
dari organ-organ yang memproduksi dan menyimpan limfosit; suatu cairan yang
bersirkulasi (limfe); yang merupakan derivat cairan jaringan; dan pembuluh-pembuluh
limfatik yang mengembalikan limfe ke sirkulasi.
Fungsi sistem limfatik adalah sebagai berikut :
Sistem limfatik mengembalikan kelebihan cairan jaringan yang keluar dari kapiler. Jika
cairan tidak dikeluarkan, maka cairan tersebut akan terkumpul dalam ruangan intertisial
dan mengakibatkan edema.
4
Sistem limfatik juga mengembalikan protein plasma ke dalam sirkulasi. Setiap protein
plasma yang keluar dari kapiler menuju ruang antar jaringan diabsorbsi ke dalam pembu-
luh limfe. Jika proteindibiarkan terakumulasi, maka tekanan osmotik cairan intertisial
akan meningkat.
Pembuluh limfatik khusus mentranspor nutrien yang terabsorpsi, terutama lemak dari sis-
tem pencernaan ke dalam darah.
Sistem limfatik mengeluarkan zat-zat toksik dan debris selular dari jaringan setelah in-
feksi atau kerusakan jaringan.
Sistem limfatik mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan dengan cara menyaringnya
melalui nodus-nodus limfe sebelum mengembalikannya ke sirkulasi.
Saluran Limfe
Terdapat dua saluran limfe utama, duktus torakikus dan duktus limfatikus dextra.
Duktus torakikus atau duktus limfatikus sinitra, mengumpulkan cairan limfe dari tubuh
bagian tungkai bawah (kanan kiri), abdomen (kanan kiri), dada kiri, kepala kiri, lengan
kiri, kemudian masuk ke sirkulasi darah lewat vena subclavia sinistra.
Duktus limfatikus dextra ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan
limfe dari kepala kanan, leher kanan, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan
menuangkan isinya ke dalam vena subklavia dextra yang berada di sebelah bawah kanan
leher.
KELENJAR GETAH BENING LEHER
Ada sekitar 300 KGB di daerah kepala dan leher, gambaran lokasi terdapatnya
KGB pada daerah kepala dan leher adalah sebagai berikut:
5
Gambar : 2 area sistem limfatik
Gambar : Lokasi kelenjar getah bening (KGB) di daerah kepala dan leher.
B. Apa saja kemungkinan penyebab keluhan benjolan di leher terasa nyeri pada
kasus ?
- Kongenital
Infeksi
- Trauma
- Neoplasma
a. Jinak: tumor kelenjar tiroid.
b. Ganas: karsinoma laring, karsinoma nasofaring, karsinoma tiroid, limfoma
hodgkin, limfoma non Hodgkin.
c.
C. Bagaimana patofisiologi benjolan terdapat pada sebelah kiri ?
Infeksi Mtb inhalasi droplet bakteri mencapai alveolus basil m. Tb
difagosit oleh makrofag basil tb bertahan hidup dan bermultifikasi dalam makrofag
terjadinya penyebaran melalui limfogen kel. Limfe regional hilus inflamasi ke
limfe regional (limpadenitis) benjolan
6
D. Apa makna benjolan terasa nyeri ?
Ini menunjukan adanya infeksi yang menyebabkan inflamasi pada organ di leher
yaitu limfe yang menyebabkan terasangnya ujung saraf sehingga adanya sensasi nyeri. (
E. Apa makna benjolan awalnya kecil dan makin lama makin besar hingga
sekarang ?
Reaksi imun meningkat dan terjadi reaksi radang yaitu saat aspek humoral
(antibody) dan aspek seluler pertahana tubuh meningkat. Poliferasi pertahanan tubuh
seluler terjadi di KGB.
Benjolan semakin besar karena hyperplasia folikel-folikel baru pada KGB diikuti
dengan germinal center yang makin aktif membelah untuk menghasilkan sel limfosit T
dan makrofag. Bakteri M.Tb ikut menginfiltrasi KGB hingga respon radang bertambah
kuat yang nantinya berujung pada nekrosis caseosa jaringan limfoid di regio leher apabila
respon imun masih belum cukup kuat untuk melawan infeksi bakteri ini.
f. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan ? (tambahan)
-Perempuan banding laki laki = 2:1
-Menyerang pada saat sistem imun menurun .
-angka kejadian tertinggi 15th – 40 th | sering pada usia 13th – 60th
2. Ny. Ayu mengeluh batuk berdahak berwarna kehijauan, sering disertai demam
pada sore hari sejak 3 bulan yang lalu.
A. Apa saja jenis-jenis batuk ?(tambahan)
1. Sputum banyak sekali dan purulen terjadinya proses supuratif (eg. Abses paru)
2. Sputum yang terbentuk perlahan dan terus meningkat tanda bronchitis / bronkhioektasis
3. Sputum berwarna kekuning-kuningan terjadi proses infeksi
4. Sputum berwarna hijau terjadi proses penimbunan nanah.
7
Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yang dihasilkan oleh PMN dalam sputum.
5. Sputum merah muda dan berbusa tanda edema paru akut
6. Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih tanda bronchitis kronik
7. Sputum berbau busuk tanda abses paru/bronkhioektasis
B. Apa makna batuk berdahak berwarna kehijauan ?
Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yang dihasilkan oleh PMN
dalam sputum. Warna hijau juga merupakan petunjuk adanya penimbunan pus. Biasanya
warna sputum kehijauaan ini pneumonia bakteri, bronkitis,dan tuberkulosis paru.
C. Apa makna keluhan disertai demam pada sore hari ?
Pada sinar uv bakteri akan inaktif sedangkan pada sore atau malam hari M.tb
berproliferasi dengan baik pada temperatur 22-23°C sehingga metabolisme M.tb akan
meningkat sehingga tubuh lebih tinggi. (Jawetz,2013)
D. Adakah hubungan batuk dengan keluhan benjolan sebelah kiri ? (batuk lebih
dari 3 minggu dicurigai sebagai sekunder infeksi tb. Dalam kasus ini adanya
benjolan pada leher kiri kemungkina suatu bentuk sekunder Tb)
Jika terjadi reaktivasi atau reinfeksi basil TB pada orang yang sudah memiliki
imunitas seluler, hal ini disebut dengan post-primer. adanya imunitas seluler akan
membatasi penyebaran basil TB lebih cepat dari pada TB primer disertai dengan
pembentukan jaringan keju (kaseosa). sama seperti pada TB primer, basil TB pada TB
post primer dapat menyebar terutama melalui aliran limfe menuju kelenjar limfe.
pada kasus ini ada hubungan, batuk diindikasikan adanya sesuatu yang akan
dikeluarkan dari saluran pernapasan, dimana dalam hal ini adalah hasil dari pada nekrosis
M.Tb. infeksi M.Tb ini yang semula berasal dari paru mengalami penyebaran ke KGB
sekitar sehingga timbullah benjolan disebelah kiri indikasi adanya infeksi paru disebelah
kiri. (Crofron,2002)
8
E. Bagaimana patofisiologi benjolan semakin lama semakin membesar ? (primer
Tb pada paru)
Terinfeksi M.tb melalu droplet yang terinhalasi kelenjar dibagian cavum oral
dan orofaring termasuk tonsil dan KGB diregional leher menjadi pertahan utama bagi
tubuh reaksi imun meningkat dan terjadilah reaksi radang proliferasi pertahan
tubuh seluler terjadi di KGB menyebabkan adanya benjolan karena hiperplasia folikel-
folikel baru pada KGB dan diikuti germinal center semakin aktif membelah untuk
menghasilkan limfosit sel T dan Makrofag, M. Tb ikut menginfiltrasi KGB hingga respon
inflamasi bertambah kuat menyebabkan KGB bertambah besar.
3. Ia sudah berobat ke dokter, batuk tidak sembuh, benjolan di leher semakin besar.
A. Apa makna sudah berobat kedokter, batuk tidak sembuh , dan benjolan di leher
semakin membesar ?
Kemungkinan pengobatan yang dilakukan tidak efektif. dimana kemungkinan
obat yang diberikan tidak tepat. sehingga kuman masih tetap ada. mungkin dokter hanya
mengobati symptomnya saja seperti antipiretik, antibiotik, dan mukolitik. sedangkan
kuratifnya tidak.
B. Apa kemungkinan obat yang diberikan dokter kepada Ny. Ayu ?
Kemungkinan dokter tersebut hanya memberikan obat simptomatik seperti
ekspektoran atau mukolitik serta antipiretik.
1. Ekspektoran : mengencerkan sekret saluran napas dengan jalan memecah benang-
benang mukoprotein dari sputum . Contohnya : bromheksin
2. Mukolitik : merangsang pengeluaraan dahak dari saluran napas. Contohnya: Glis-
eril Guiakolat
3. Antipiretik : seperti asetaminofen (paracetamol ) untuk demam.
4. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: Compos mentis
Tanda vital: TD: 120/90 mmHg, RR: 22 x/menit, Temp: 37.90C, Nadi: 100 x/
menit, regular, isi dan tegangan cukup.
9
Pemeriksaan Khusus
Kepala : konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa diger-
akkan, tampak kemerahan, nyeri.
Thorax
- Jantung : dalam batas normal
- Paru-paru
Inspeksi : datar, simetris
Palpasi : stemfremitus kiri meningkat
Perkusi : sonor, paru kiri sedikit hipersonor
Auskultasi : ronki kering pada lapangan paru kiri atas
Abdomen : datar, lemas, timpani, hati tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal
A. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik ?
Pemeriksaan Hasil Interpretasi Nilai Normal
Vital Sign : Temperatur
37, 90 C Sub febris 36, 50 C – 37, 50
CLeher Teraba 3 buah
benjolan, diameter 2 cm,
konsistensi kenyal, bias digerakkan,
tampak kemerahan, nyeri
Adanya infeksi bakteri inflamasi
Tidak ada
Thorax : palpasi Stem fremitus kiri meningkat
Terjadi invasi M.TB pada
lapang paru kiri
Stem fremitus kiri dan kanan
samaThorax : perkusi Hipersonor pada
paru kiriTerjadi invasi M.TB pada
lapang paru kiri
Terdengar bunyi sonor
Thorax : auskultasi Terdengar ronki kering pada
lapangan paru kiri atas
Terjadi invasi M.TB pada
lapang paru kiri
Tidak terdengar bunyi ronki
Ekstremitas Teraba benjolan pada kelenjar
Terdapat infeksi bakteri
Tidak teraba benjolan
10
limfe inguinal inflamasi
Mekanisme:
Tempt 37,9 ° C Subfebris
Peningkatan suhu
Infeksi Mycobacterium Tuberculosis mengeluarkan pirogen eksogen
tubuh mengeluarkan pirogen endogen merangsang otak untuk melepaskan
asam arakhidonat dan prostaglandin E2 peningkatan suhu
Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa
digerakan tampak kemerahan,nyeri abnormal ( adanya reaksi inflamasi)
Terinfeksi M.tb melalu droplet yang terinhalasi kelenjar dibagian cavum
oral dan orofaring termasuk tonsil dan KGB diregional leher menjadi pertahan
utama bagi tubuh reaksi imun meningkat dan terjadilah reaksi radang
proliferasi pertahan tubuh seluler terjadi di KGB menyebabkan adanya
benjolan karena hiperplasia folikel-folikel baru pada KGB dan diikuti
germinal center semakin aktif membelah untuk menghasilkan limfosit sel T
dan Makrofag, M. Tb ikut menginfiltrasi KGB hingga respon inflamasi
bertambah kuat menyebabkan KGB bertambah besar.
Palpasi: steam fremitus kiri meningkat abnoramal
paru terisi cairan dan sedikit udara mengalami konsolidasi hantaran yang
tidak baik getaran mengingkat pada paru kiri
Auskultasi: ronki kering pada lapang paru kiri atas abnormal
M. Tb dibawa ke KGB terdekat (T-helper) diferensiasi menjadi Th1 yang
mengeluarkan IL-2 aktivasi sel T sitotoksik (reseptor IL-2) dikeluarkan
sitotoksin untuk membunuh dormant daerah sekitar mengalami kerusakan
nekrosi pengkijuan sebagian secret dari pengkijuan berada di bronkiolus
(saluran napas kecil atau sedang) (auskultasi) terdengar ronkhi
11
Ekstremitas: teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal abnormal
Terinfeksi M.tb melalu droplet yang terinhalasi KGB pertahan utama bagi
tubuh reaksi imun meningkat dan terjadilah reaksi radang proliferasi
pertahan tubuh seluler terjadi di KGB menyebabkan adanya benjolan karena
hiperplasia folikel-folikel baru pada KGB. (Crofron,2002)
Mekanisme hipersonor pada paru kiri :
akibat terjadi nekrosis kaseosa membentuk rongga → adanya turbulensi udara
disekitar jaringan paru yang mengalami lesi
Tampak kemerahan
Terjadi akibat vasodilatasi efek pelepasan mediator inflamasi (prostaglandin dan
nitrit oksida)
Nyeri
Terjadi akibat ujung saraf yang teriritasi oleh mediator inflamasi (Prostaglandin
dan bradikinin)
B. Bagaimana cara pemeriksa benjolan dileher (kelenjar getah bening) ?
Langkah- langkah dalam pemeriksaan kelenjar getah bening leher:
1. Memperkenalkan diri dan inform consent terlebih dahulu kepada pasien
2. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir
3. Tanyakan kepada pasien bagian mana yang dianggap sakit oleh pasien dan infor-
masikan bahwa apabila pada pemeriksaan nanti ada rasa sakit yang dirasakan
pasien, maka pasien harus memberi tahu.
4. Posisikan pasien. Idealnya, pemeriksaan sebaiknya dilakukan dengan berdiri di
belakang pasien. Dan pasien diperiksa dalam posisi duduk.
5. Inspeksi
Kelenjar getah bening leher terletak di sepanjang bagian anterior dan
posterior dari leher tepat di bagian bawah dagu. Jika kelenjar getah bening cukup
besar, dapat terlihat adanya pembengkakan di bawah kulit dan lebih mudah lagi
jika pembesarannya asimetris (akan lebih mudah untuk melihat adanya
pembesaran kelenjar getah bening jika hanya satu bagian saja yang membesar).
12
Hal-hal yang harus diperhatikan pada inspeksi:
Pembesaran kelenjar getah bening
Skar bekas operasi (cancer exision)
Massa yang jelas
6. Palpasi
Palpasi kelenjar getah bening harus menggunakan empat ujung-ujung jari
karena ujung jari adalah bagian yang paling sensitif. Palpasi dilakukan dengan
membandingkan antara bagian kiri dan kanan secara simultan, dari atas ke bawah
dan dengan sedikit tekanan.
F. Apa saja tanda-tanda infeksi pada KGB?
ROBOR : KEMERAHAN
DOLOR : NYERI
TUMOR : BENGKAK
KALOR : PANAS
FUNCTIO LESA : HILANG FUNGSI
5. Hasil laboratorium : darah rutin : hemoglobin 12,3 mg/dl, trombosit 214.000/mm3 ,
leukosit : 13.000/mm3 , LED : 40, kimia darah :GDS 100g/dl
FNAB : tampak sel-sel kronis granulomatosus (M.Tb)
A. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari hasil laboratorium ?
Pemeriksaan
L
aboratorium
Nilai normal Hasil Interpretasi
Hb Wanita : 12-16
mg/dl
Laki-laki :
13,5-18,0
mg/dl
12,3 mg/dl Normal
Trombosit 150.000- 214.000/mm3 Normal
13
400.000/mm3
Leukosit 5.000-
10.000/mm3
13.000/mm3 Leukositosis
(meningkat)
LED Wintrobe
Wanita : 0-
15mm/jam
Laki-laki : 0-
5mm/jam
Westergren
Wanita : 0-20
mm/jam
Laki-laki : 0-
15 mm/jam
40 mm/jam Meningkat
(Menunjukkan
adanya
infeksi)
GDS < 200 g/dl 100 g/dl Normal
Mekanisme :
Leukosistosis
Leukositosis terjadi selain dari WBC yang meningkat untuk memfagositosis
M.Tb di alveolus. Leukositosis juga bisa akibat inflamasi pada limfe dimana
terjadi peningkatan sel plasma, limfosit, monosit, dan histiosit akibat adanya
infeksi M. Tb.
LED
Inhalasi droplet M. Tb bakteri mencapai alveolus WBC dan protein
plasma meningkat infeksi mempercepat proses pengendapan RBC / inflamasi
LED meningkat.
FNAB : Granulomatus (MTB)
14
Inflamasi pada KGB yang berlanjut -> nekrosis kaseosa pada KGb yang terdiri
dari giant multinuclear cell dikelilingi aggregate ephiteloid ,sel lymph T dan
fibroblast -> granulomatus MTB
6. Indikasi FNAB : benjolan untuk menegakan diagnosis neoplasma jinak /ganas
Gangguan apa saja yang mungkin terjadi pada kasus ?
Limfadenitis Tb Limfadenopati Limfoma
Usia <30 tahun <30 tahun 20-40 tahun
Benjolan di leher + + +
Demam + + -
Batuk berdahak + +/- +/-
Nyeri + - -
Onset Lama Baru Baru
Konsistensi Kenyal - Keras
7. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ?
I. Anamnesis :
II. Pemeriksaan fisik :
III. Pemeriksaan penunjang :
8. Data tambahan apa yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis kasus ini ?
Jawab :
1). Pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi yang meliputi pemeriksaan mikroskopis dan kultur.
2) Tes Tuberkulin (Mantoux Test) dilakukan untuk menunjukkan adanya reaksi imun
tipe lambat yang spesifik untuk antigen mikobakterium pada seseorang.
3) Pemeriksaan Radiologis
9. Gangguan apa yang paling mungkin terjadi?
Limfadenitis Tb
10. Tatalaksana
15
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengklasifikasikan limfadenitis TB
kedalam TB di luar paru dengan paduan obat 2RHZE/10RH.
British Thoracic Society Research Committee and Compbell (BTSRCC)
merekomendasikan pengobatan selama 9 bulan dalam regimen 2RHE/7RH.
Regimen pengobatan yang digunakan adalah:
Kategori 1 (2HRZE/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan. Kemudian
diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR diberikan tiga kali dalam
seminggu selama 4bulan.
kategori 3 (2HRZ/4H3R3).Obat ini diberikan untuk:
Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZ),
diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu.
(Amin,2006)
11. Komplikasi
1. Pembentukan abses
2. Selulitis (infeksi kulit)
3. Sepsis (septikemia atau keracunan darah)
4. Fistula (terlihat dalam limfadenitis yang disebabkan oleh TBC)
12. Prognosis
Quo et Vitam : Dubia et Bonam
Quo et Fungsionam : Dubia et Bonam
13. KDU
4A
14. pandangan islam
16
Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW. Bersabda : Tidaklah seorang
muslim ditimpa musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan menumpuk pada
dirinya kecuali Allah SWT hapuskan akan dosa-dosanya” (HR. Bukhari dan Muslim)
2.3 Hipotesis
Ny. Ayu usia 28 tahun, mengeluh benjolan dileher kiri terasa nyeri, kemerahan,
bisa digerakkan di KGB dan inguinal kemungkinan limfadenitis akibat M. Tb
2.7 Kerangka konsep
Infeksi M.Tb
Tb Paru (Primer) Batuk berdahak berwarna kehijauan
Penyebaran sekunder
(Limfogen, hematogen, perkontinuitanum, brokogen)
Pembesaran kelenjar getah bening
di leher dan inguinal
Nyeri, merah, dan bisa digerakkan
Tb Kelenjar (Limfadenitis Tb)
17