25
Skenario Kasus Limfadenitis et cause TB Ny. Ayu, berusia 28 tahun dating berobat ke rumah sakit dengan keluhan ada benjolan yang terasa nyeri di leher sebelah kiri. Benjolan tersebut berjumlah 3 buah, berukuran ± sebesar kelereng. Keluhan ini telah dirasakan sejak 6 bulan terakhir. Benjolan awalnya kecil dan makin lama makin besar hingga seperti sekarang. Ny. Ayu mengeluh batuk berdahak berwarna kehijauan, sering disertai demam pada sore hari sejak 3 bulan yang lalu. Ia sudah berobat kedokter, batuk tidak sembuh, benjolan di leher semakin besar. Pemeriksaan Fisik: Keadaan umum: Compos mentis Tanda vital: TD: 120/90 mmHg, RR: 22 x/menit, Temp: 37.9 0 C, Nadi: 100 x/menit, regular, isi dan tegangan cukup. Pemeriksaan Khusus Kepala : konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa digerakkan, tampak kemerahan, nyeri. Thorax - Jantung : dalam batas normal - Paru-paru Inspeksi : datar, simetris Palpasi : stemfremitus kiri meningkat 1

Limfadenitis Tb Sken C

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LIMFADENITIS

Citation preview

Page 1: Limfadenitis Tb Sken C

Skenario Kasus Limfadenitis et cause TB

Ny. Ayu, berusia 28 tahun dating berobat ke rumah sakit dengan keluhan ada benjolan

yang terasa nyeri di leher sebelah kiri. Benjolan tersebut berjumlah 3 buah, berukuran ± sebesar

kelereng. Keluhan ini telah dirasakan sejak 6 bulan terakhir. Benjolan awalnya kecil dan makin

lama makin besar hingga seperti sekarang.

Ny. Ayu mengeluh batuk berdahak berwarna kehijauan, sering disertai demam pada sore

hari sejak 3 bulan yang lalu. Ia sudah berobat kedokter, batuk tidak sembuh, benjolan di leher

semakin besar.

Pemeriksaan Fisik:

Keadaan umum: Compos mentis

Tanda vital: TD: 120/90 mmHg, RR: 22 x/menit, Temp: 37.90C, Nadi: 100 x/menit,

regular, isi dan tegangan cukup.

Pemeriksaan Khusus

Kepala : konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa digerakkan,

tampak kemerahan, nyeri.

Thorax

- Jantung : dalam batas normal

- Paru-paru

Inspeksi : datar, simetris

Palpasi : stemfremitus kiri meningkat

Perkusi : sonor, paru kiri sedikit hipersonor

Auskultasi : ronki kering pada lapangan paru kiri atas

Abdomen : datar, lemas, timpani, hati tidak teraba, lien tidak teraba

Ekstremitas : teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal

Hasil laboratorium : darah rutin : hemoglobin 12,3 mg/dl, trombosit 214.000/mm3 , leukosit

: 13.000/mm3 , LED : 40, kimia darah :GDS 100g/dl

Identifikasi Masalah

1

Page 2: Limfadenitis Tb Sken C

1. Ny. Ayu, berusia 28 tahun dating berobat ke rumah sakit dengan keluhan ada benjolan

yang terasa nyeri di leher sebelah kiri. Benjolan tersebut berjumlah 3 buah, berukuran ±

sebesar kelereng. Keluhan ini telah dirasakan sejak 6 bulan terakhir. Benjolan awalnya

kecil dan makin lama makin besar hingga seperti sekarang.

2. Ny. Ayu mengeluh batuk berdahak berwarna kehijauan, sering disertai demam pada sore

hari sejak 3 bulan yang lalu.

3. Ia sudah berobat kedokter, batuk tidak sembuh, benjolan di leher semakin besar.

4. Pemeriksaan Fisik:

Keadaan umum: Compos mentis

Tanda vital: TD: 120/90 mmHg, RR: 22 x/menit, Temp: 37.90C, Nadi: 100 x/

menit, regular, isi dan tegangan cukup.

Pemeriksaan Khusus

Kepala : konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa diger-

akkan, tampak kemerahan, nyeri.

Thorax

- Jantung : dalam batas normal

- Paru-paru

Inspeksi : datar, simetris

Palpasi : stemfremitus kiri meningkat

Perkusi : sonor, paru kiri sedikit hipersonor

Auskultasi : ronki kering pada lapangan paru kiri atas

Abdomen : datar, lemas, timpani, hati tidak teraba, lien tidak teraba

Ekstremitas : teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal

5. Hasil laboratorium : darah rutin : hemoglobin 12,3 mg/dl, trombosit 214.000/mm3 ,

leukosit : 13.000/mm3 , LED : 40, kimia darah :GDS 100g/dl

Analisis dan Sintesis Masalah

2

Page 3: Limfadenitis Tb Sken C

1. Ny. Ayu, berusia 28 tahun dating berobat ke rumah sakit dengan keluhan ada

benjolan yang terasa nyeri di leher sebelah kiri. Benjolan tersebut berjumlah 3

buah, berukuran ± sebesar kelereng. Keluhan ini telah dirasakan sejak 6 bulan

terakhir. Benjolan awalnya kecil dan makin lama makin besar hingga seperti

sekarang.

A. Organ apa saja yang terdapat pada leher ?

Organ di leher :

1. Laryngopharynx

2. Larynx

3. Trakea

4. Oesophagus

5. Grandula thyroidea .

6. Grandula parathyroidea

7. Lymphonodus

(Snell, Richard. S. 2012)

Bagian Anatomi Leher

1. Musculus

M. platysma

M. sternocleidomastoideus

M. digastricus

M. stylohyoideus

M. sternohyoideus

M. thyrohyoidus

M.omohyoideus

M. Scalenus

(Snell, Richard. S. 2012)

3

Page 4: Limfadenitis Tb Sken C

2. Arteri dan Vena

Arteri utama : arteri carotis communis, a.carotis interna

Vena utama : vena jugularis interna

3. Persyarafan :

Utama : nervus vagus X, N.accesorius XI, Nervus Hypoglossus XII

Plexus cervicalis : nervus phrenicus nn cervical 3,4 dan 5

(Snell, Richard. S. 2012)

1. SISTEM LIMFATIK

Sistem limfatik adalah komponen tambahan sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri

dari organ-organ yang memproduksi dan menyimpan limfosit; suatu cairan yang

bersirkulasi (limfe); yang merupakan derivat cairan jaringan; dan pembuluh-pembuluh

limfatik yang mengembalikan limfe ke sirkulasi.

Fungsi sistem limfatik adalah sebagai berikut :

Sistem limfatik mengembalikan kelebihan cairan jaringan yang keluar dari kapiler. Jika

cairan tidak dikeluarkan, maka cairan tersebut akan terkumpul dalam ruangan intertisial

dan mengakibatkan edema.

4

Page 5: Limfadenitis Tb Sken C

Sistem limfatik juga mengembalikan protein plasma ke dalam sirkulasi. Setiap protein

plasma yang keluar dari kapiler menuju ruang antar jaringan diabsorbsi ke dalam pembu-

luh limfe. Jika proteindibiarkan terakumulasi, maka tekanan osmotik cairan intertisial

akan meningkat.

Pembuluh limfatik khusus mentranspor nutrien yang terabsorpsi, terutama lemak dari sis-

tem pencernaan ke dalam darah.

Sistem limfatik mengeluarkan zat-zat toksik dan debris selular dari jaringan setelah in-

feksi atau kerusakan jaringan.

Sistem limfatik mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan dengan cara menyaringnya

melalui nodus-nodus limfe sebelum mengembalikannya ke sirkulasi.

Saluran Limfe

Terdapat dua saluran limfe utama, duktus torakikus dan duktus limfatikus dextra.

Duktus torakikus atau duktus limfatikus sinitra, mengumpulkan cairan limfe dari tubuh

bagian tungkai bawah (kanan kiri), abdomen (kanan kiri), dada kiri, kepala kiri, lengan

kiri, kemudian masuk ke sirkulasi darah lewat vena subclavia sinistra.

Duktus limfatikus dextra ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan

limfe dari kepala kanan, leher kanan, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan

menuangkan isinya ke dalam vena subklavia dextra yang berada di sebelah bawah kanan

leher.

KELENJAR GETAH BENING LEHER

Ada sekitar 300 KGB di daerah kepala dan leher, gambaran lokasi terdapatnya

KGB pada daerah kepala dan leher adalah sebagai berikut:

5

Gambar : 2 area sistem limfatik

Page 6: Limfadenitis Tb Sken C

Gambar : Lokasi kelenjar getah bening (KGB) di daerah kepala dan leher.

B. Apa saja kemungkinan penyebab keluhan benjolan di leher terasa nyeri pada

kasus ?

- Kongenital

Infeksi

- Trauma

- Neoplasma

a. Jinak: tumor kelenjar tiroid.

b. Ganas: karsinoma laring, karsinoma nasofaring, karsinoma tiroid, limfoma

hodgkin, limfoma non Hodgkin.

c.

C. Bagaimana patofisiologi benjolan terdapat pada sebelah kiri ?

Infeksi Mtb inhalasi droplet bakteri mencapai alveolus basil m. Tb

difagosit oleh makrofag basil tb bertahan hidup dan bermultifikasi dalam makrofag

terjadinya penyebaran melalui limfogen kel. Limfe regional hilus inflamasi ke

limfe regional (limpadenitis) benjolan

6

Page 7: Limfadenitis Tb Sken C

D. Apa makna benjolan terasa nyeri ?

Ini menunjukan adanya infeksi yang menyebabkan inflamasi pada organ di leher

yaitu limfe yang menyebabkan terasangnya ujung saraf sehingga adanya sensasi nyeri. (

E. Apa makna benjolan awalnya kecil dan makin lama makin besar hingga

sekarang ?

Reaksi imun meningkat dan terjadi reaksi radang yaitu saat aspek humoral

(antibody) dan aspek seluler pertahana tubuh meningkat. Poliferasi pertahanan tubuh

seluler terjadi di KGB.

Benjolan semakin besar karena hyperplasia folikel-folikel baru pada KGB diikuti

dengan germinal center yang makin aktif membelah untuk menghasilkan sel limfosit T

dan makrofag. Bakteri M.Tb ikut menginfiltrasi KGB hingga respon radang bertambah

kuat yang nantinya berujung pada nekrosis caseosa jaringan limfoid di regio leher apabila

respon imun masih belum cukup kuat untuk melawan infeksi bakteri ini.

f. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan ? (tambahan)

-Perempuan banding laki laki = 2:1

-Menyerang pada saat sistem imun menurun .

-angka kejadian tertinggi 15th – 40 th | sering pada usia 13th – 60th

2. Ny. Ayu mengeluh batuk berdahak berwarna kehijauan, sering disertai demam

pada sore hari sejak 3 bulan yang lalu.

A. Apa saja jenis-jenis batuk ?(tambahan)

1. Sputum banyak sekali dan purulen terjadinya proses supuratif (eg. Abses paru)

2. Sputum yang terbentuk perlahan dan terus meningkat tanda bronchitis / bronkhioektasis

3. Sputum berwarna kekuning-kuningan terjadi proses infeksi

4. Sputum berwarna hijau terjadi proses penimbunan nanah.

7

Page 8: Limfadenitis Tb Sken C

Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yang dihasilkan oleh PMN dalam sputum.

5. Sputum merah muda dan berbusa tanda edema paru akut

6. Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih tanda bronchitis kronik

7. Sputum berbau busuk tanda abses paru/bronkhioektasis

B. Apa makna batuk berdahak berwarna kehijauan ?

Warna hijau ini dikarenakan adanya verdoperoksidase yang dihasilkan oleh PMN

dalam sputum. Warna hijau juga merupakan petunjuk adanya penimbunan pus. Biasanya

warna sputum kehijauaan ini pneumonia bakteri, bronkitis,dan tuberkulosis paru.

C. Apa makna keluhan disertai demam pada sore hari ?

Pada sinar uv bakteri akan inaktif sedangkan pada sore atau malam hari M.tb

berproliferasi dengan baik pada temperatur 22-23°C sehingga metabolisme M.tb akan

meningkat sehingga tubuh lebih tinggi. (Jawetz,2013)

D. Adakah hubungan batuk dengan keluhan benjolan sebelah kiri ? (batuk lebih

dari 3 minggu dicurigai sebagai sekunder infeksi tb. Dalam kasus ini adanya

benjolan pada leher kiri kemungkina suatu bentuk sekunder Tb)

Jika terjadi reaktivasi atau reinfeksi basil TB pada orang yang sudah memiliki

imunitas seluler, hal ini disebut dengan post-primer. adanya imunitas seluler akan

membatasi penyebaran basil TB lebih cepat dari pada TB primer disertai dengan

pembentukan jaringan keju (kaseosa). sama seperti pada TB primer, basil TB pada TB

post primer dapat menyebar terutama melalui aliran limfe menuju kelenjar limfe.

pada kasus ini ada hubungan, batuk diindikasikan adanya sesuatu yang akan

dikeluarkan dari saluran pernapasan, dimana dalam hal ini adalah hasil dari pada nekrosis

M.Tb. infeksi M.Tb ini yang semula berasal dari paru mengalami penyebaran ke KGB

sekitar sehingga timbullah benjolan disebelah kiri indikasi adanya infeksi paru disebelah

kiri. (Crofron,2002)

8

Page 9: Limfadenitis Tb Sken C

E. Bagaimana patofisiologi benjolan semakin lama semakin membesar ? (primer

Tb pada paru)

Terinfeksi M.tb melalu droplet yang terinhalasi kelenjar dibagian cavum oral

dan orofaring termasuk tonsil dan KGB  diregional leher menjadi pertahan utama bagi

tubuh reaksi imun meningkat dan terjadilah reaksi radang proliferasi pertahan

tubuh seluler terjadi di KGB menyebabkan adanya benjolan karena hiperplasia folikel-

folikel baru pada KGB  dan diikuti germinal center semakin aktif membelah untuk

menghasilkan limfosit sel T dan Makrofag, M. Tb ikut menginfiltrasi KGB hingga respon

inflamasi bertambah kuat menyebabkan KGB bertambah besar.

3. Ia sudah berobat ke dokter, batuk tidak sembuh, benjolan di leher semakin besar.

A. Apa makna sudah berobat kedokter, batuk tidak sembuh , dan benjolan di leher

semakin membesar ?

Kemungkinan pengobatan yang dilakukan tidak efektif. dimana kemungkinan

obat yang diberikan tidak tepat. sehingga kuman masih tetap ada. mungkin dokter hanya

mengobati symptomnya saja seperti antipiretik, antibiotik, dan mukolitik. sedangkan

kuratifnya tidak.

B. Apa kemungkinan obat yang diberikan dokter kepada Ny. Ayu ?

Kemungkinan dokter tersebut hanya memberikan obat simptomatik seperti

ekspektoran atau mukolitik serta antipiretik.

1. Ekspektoran : mengencerkan sekret saluran napas dengan jalan memecah benang-

benang mukoprotein dari sputum . Contohnya : bromheksin

2. Mukolitik : merangsang pengeluaraan dahak dari saluran napas. Contohnya: Glis-

eril Guiakolat

3. Antipiretik : seperti asetaminofen (paracetamol ) untuk demam.

4. Pemeriksaan Fisik:

Keadaan umum: Compos mentis

Tanda vital: TD: 120/90 mmHg, RR: 22 x/menit, Temp: 37.90C, Nadi: 100 x/

menit, regular, isi dan tegangan cukup.

9

Page 10: Limfadenitis Tb Sken C

Pemeriksaan Khusus

Kepala : konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa diger-

akkan, tampak kemerahan, nyeri.

Thorax

- Jantung : dalam batas normal

- Paru-paru

Inspeksi : datar, simetris

Palpasi : stemfremitus kiri meningkat

Perkusi : sonor, paru kiri sedikit hipersonor

Auskultasi : ronki kering pada lapangan paru kiri atas

Abdomen : datar, lemas, timpani, hati tidak teraba, lien tidak teraba

Ekstremitas : teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal

A. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik ?

Pemeriksaan Hasil Interpretasi Nilai Normal

Vital Sign : Temperatur

37, 90 C Sub febris 36, 50 C – 37, 50

CLeher Teraba 3 buah

benjolan, diameter 2 cm,

konsistensi kenyal, bias digerakkan,

tampak kemerahan, nyeri

Adanya infeksi bakteri inflamasi

Tidak ada

Thorax : palpasi Stem fremitus kiri meningkat

Terjadi invasi M.TB pada

lapang paru kiri

Stem fremitus kiri dan kanan

samaThorax : perkusi Hipersonor pada

paru kiriTerjadi invasi M.TB pada

lapang paru kiri

Terdengar bunyi sonor

Thorax : auskultasi Terdengar ronki kering pada

lapangan paru kiri atas

Terjadi invasi M.TB pada

lapang paru kiri

Tidak terdengar bunyi ronki

Ekstremitas Teraba benjolan pada kelenjar

Terdapat infeksi bakteri

Tidak teraba benjolan

10

Page 11: Limfadenitis Tb Sken C

limfe inguinal inflamasi

Mekanisme:

Tempt 37,9 ° C Subfebris

Peningkatan suhu

Infeksi Mycobacterium Tuberculosis mengeluarkan pirogen eksogen

tubuh mengeluarkan pirogen endogen merangsang otak untuk melepaskan

asam arakhidonat dan prostaglandin E2 peningkatan suhu

Leher : teraba 3 buah benjolan, diameter 2 cm, konsistensi kenyal, bisa

digerakan tampak kemerahan,nyeri abnormal ( adanya reaksi inflamasi)

Terinfeksi M.tb melalu droplet yang terinhalasi kelenjar dibagian cavum

oral dan orofaring termasuk tonsil dan KGB  diregional leher menjadi pertahan

utama bagi tubuh reaksi imun meningkat dan terjadilah reaksi radang

proliferasi pertahan tubuh seluler terjadi di KGB menyebabkan adanya

benjolan karena hiperplasia folikel-folikel baru pada KGB  dan diikuti

germinal center semakin aktif membelah untuk menghasilkan limfosit sel T

dan Makrofag, M. Tb ikut menginfiltrasi KGB hingga respon inflamasi

bertambah kuat menyebabkan KGB bertambah besar.

Palpasi: steam fremitus kiri meningkat abnoramal

paru terisi cairan dan sedikit udara mengalami konsolidasi hantaran yang

tidak baik getaran mengingkat pada paru kiri

Auskultasi: ronki kering pada lapang paru kiri atas abnormal

M. Tb dibawa ke KGB terdekat (T-helper) diferensiasi menjadi Th1 yang

mengeluarkan IL-2 aktivasi sel T sitotoksik (reseptor IL-2) dikeluarkan

sitotoksin untuk membunuh dormant daerah sekitar mengalami kerusakan

nekrosi pengkijuan sebagian secret dari pengkijuan berada di bronkiolus

(saluran napas kecil atau sedang) (auskultasi) terdengar ronkhi

11

Page 12: Limfadenitis Tb Sken C

Ekstremitas: teraba benjolan pada kelenjar limfe inguinal abnormal

Terinfeksi M.tb melalu droplet yang terinhalasi KGB  pertahan utama bagi

tubuh reaksi imun meningkat dan terjadilah reaksi radang proliferasi

pertahan tubuh seluler terjadi di KGB menyebabkan adanya benjolan karena

hiperplasia folikel-folikel baru pada KGB. (Crofron,2002)

Mekanisme hipersonor pada paru kiri :

akibat terjadi nekrosis kaseosa membentuk rongga → adanya turbulensi udara

disekitar jaringan paru yang mengalami lesi

Tampak kemerahan

Terjadi akibat vasodilatasi efek pelepasan mediator inflamasi (prostaglandin dan

nitrit oksida)

Nyeri

Terjadi akibat ujung saraf yang teriritasi oleh mediator inflamasi (Prostaglandin

dan bradikinin)

B. Bagaimana cara pemeriksa benjolan dileher (kelenjar getah bening) ?

Langkah- langkah dalam pemeriksaan kelenjar getah bening leher:

1. Memperkenalkan diri dan inform consent terlebih dahulu kepada pasien

2. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir

3. Tanyakan kepada pasien bagian mana yang dianggap sakit oleh pasien dan infor-

masikan bahwa apabila pada pemeriksaan nanti ada rasa sakit yang dirasakan

pasien, maka pasien harus memberi tahu.

4. Posisikan pasien. Idealnya, pemeriksaan sebaiknya dilakukan dengan berdiri di

belakang pasien. Dan pasien diperiksa dalam posisi duduk.

5. Inspeksi

Kelenjar getah bening leher terletak di sepanjang bagian anterior dan

posterior dari leher tepat di bagian bawah dagu. Jika kelenjar getah bening cukup

besar, dapat terlihat adanya pembengkakan di bawah kulit dan lebih mudah lagi

jika pembesarannya asimetris (akan lebih mudah untuk melihat adanya

pembesaran kelenjar getah bening jika hanya satu bagian saja yang membesar).

12

Page 13: Limfadenitis Tb Sken C

Hal-hal yang harus diperhatikan pada inspeksi:

Pembesaran kelenjar getah bening

Skar bekas operasi (cancer exision)

Massa yang jelas

6. Palpasi

Palpasi kelenjar getah bening harus menggunakan empat ujung-ujung jari

karena ujung jari adalah bagian yang paling sensitif. Palpasi dilakukan dengan

membandingkan antara bagian kiri dan kanan secara simultan, dari atas ke bawah

dan dengan sedikit tekanan.

F. Apa saja tanda-tanda infeksi pada KGB?

ROBOR : KEMERAHAN

DOLOR : NYERI

TUMOR : BENGKAK

KALOR : PANAS

FUNCTIO LESA : HILANG FUNGSI

5. Hasil laboratorium : darah rutin : hemoglobin 12,3 mg/dl, trombosit 214.000/mm3 ,

leukosit : 13.000/mm3 , LED : 40, kimia darah :GDS 100g/dl

FNAB : tampak sel-sel kronis granulomatosus (M.Tb)

A. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari hasil laboratorium ?

Pemeriksaan

L

aboratorium

Nilai normal Hasil Interpretasi

Hb Wanita : 12-16

mg/dl

Laki-laki :

13,5-18,0

mg/dl

12,3 mg/dl Normal

Trombosit 150.000- 214.000/mm3 Normal

13

Page 14: Limfadenitis Tb Sken C

400.000/mm3

Leukosit 5.000-

10.000/mm3

13.000/mm3 Leukositosis

(meningkat)

LED Wintrobe

Wanita : 0-

15mm/jam

Laki-laki : 0-

5mm/jam

Westergren

Wanita : 0-20

mm/jam

Laki-laki : 0-

15 mm/jam

40 mm/jam Meningkat

(Menunjukkan

adanya

infeksi)

GDS < 200 g/dl 100 g/dl Normal

Mekanisme :

Leukosistosis

Leukositosis terjadi selain dari WBC yang meningkat untuk memfagositosis

M.Tb di alveolus. Leukositosis juga bisa akibat inflamasi pada limfe dimana

terjadi peningkatan sel plasma, limfosit, monosit, dan histiosit akibat adanya

infeksi M. Tb.

LED

Inhalasi droplet M. Tb bakteri mencapai alveolus WBC dan protein

plasma meningkat infeksi mempercepat proses pengendapan RBC / inflamasi

LED meningkat.

FNAB : Granulomatus (MTB)

14

Page 15: Limfadenitis Tb Sken C

Inflamasi pada KGB yang berlanjut -> nekrosis kaseosa pada KGb yang terdiri

dari giant multinuclear cell dikelilingi aggregate ephiteloid ,sel lymph T dan

fibroblast -> granulomatus MTB

6. Indikasi FNAB : benjolan untuk menegakan diagnosis neoplasma jinak /ganas

Gangguan apa saja yang mungkin terjadi pada kasus ?

Limfadenitis Tb Limfadenopati Limfoma

Usia <30 tahun <30 tahun 20-40 tahun

Benjolan di leher + + +

Demam + + -

Batuk berdahak + +/- +/-

Nyeri + - -

Onset Lama Baru Baru

Konsistensi Kenyal - Keras

7. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ?

I. Anamnesis :

II. Pemeriksaan fisik :

III. Pemeriksaan penunjang :

8. Data tambahan apa yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis kasus ini ?

Jawab :

1). Pemeriksaan mikrobiologi

Pemeriksaan mikrobiologi yang meliputi pemeriksaan mikroskopis dan kultur.

2) Tes Tuberkulin (Mantoux Test) dilakukan untuk menunjukkan adanya reaksi imun

tipe lambat yang spesifik untuk antigen mikobakterium pada seseorang.

3) Pemeriksaan Radiologis

9. Gangguan apa yang paling mungkin terjadi?

Limfadenitis Tb

10. Tatalaksana

15

Page 16: Limfadenitis Tb Sken C

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengklasifikasikan limfadenitis TB

kedalam TB di luar paru dengan paduan obat 2RHZE/10RH.

British Thoracic Society Research Committee and Compbell (BTSRCC)

merekomendasikan pengobatan selama 9 bulan dalam regimen 2RHE/7RH.

Regimen pengobatan yang digunakan adalah:

Kategori 1 (2HRZE/4H3R3)

Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan. Kemudian

diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR diberikan tiga kali dalam

seminggu selama 4bulan.

kategori 3 (2HRZ/4H3R3).Obat ini diberikan untuk:

Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZ),

diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu.

(Amin,2006)

11. Komplikasi

1. Pembentukan abses

2. Selulitis (infeksi kulit)

3. Sepsis (septikemia atau keracunan darah)

4. Fistula (terlihat dalam limfadenitis yang disebabkan oleh TBC)

12. Prognosis

Quo et Vitam : Dubia et Bonam

Quo et Fungsionam : Dubia et Bonam

13. KDU

4A

14. pandangan islam 

16

Page 17: Limfadenitis Tb Sken C

Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW. Bersabda : Tidaklah seorang

muslim ditimpa musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan menumpuk pada

dirinya kecuali Allah SWT hapuskan akan dosa-dosanya” (HR. Bukhari dan Muslim)

2.3 Hipotesis

Ny. Ayu usia 28 tahun, mengeluh benjolan dileher kiri terasa nyeri, kemerahan,

bisa digerakkan di KGB dan inguinal kemungkinan limfadenitis akibat M. Tb

2.7 Kerangka konsep

Infeksi M.Tb

Tb Paru (Primer) Batuk berdahak berwarna kehijauan

Penyebaran sekunder

(Limfogen, hematogen, perkontinuitanum, brokogen)

Pembesaran kelenjar getah bening

di leher dan inguinal

Nyeri, merah, dan bisa digerakkan

Tb Kelenjar (Limfadenitis Tb)

17