Upload
iskawia
View
92
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Makalah Profesi Kependidikan
Peranan Guru di Sekolah
Di susun oleh :
Kelompok ?
Nama anggota :
1. Iska Wolandari (060811813200XX)
2. Khoriyah (060811813200XX)
3. Rini Hastuti (06081181320XX)
4. Suep (06081181320016)
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
PERANAN GURU DI SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik
profesional yang memiliki tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Dalam kehidupan sehari-hari
di lembaga-lembaga khusus seperti bimbingan belajar (bimbel) seringkali kita menjumpai
seseorang yang memiliki tugas seperti guru namun orang tersebut tidak dapat disebut sebagai
guru tetapi sebagai seorang tutor atau pelatih.
Guru mempunyai peran yang sangat penting yaitu mengajarkan hal-hal baru pada
peserta didik dan mengembangkan minat, bakat, kemampuan, serta potensi-potensi yang
dimiliki peserta didik. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara
individu, karena antara satu peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat
mendasar. Mungkin kita masih ingat ketika masih duduk di kelas I SD, gurulah yang pertama
kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu persatu tangan siswanya
dan membantu menulis secara benar. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik
berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggungjawab terhadap setiap
perbuatannya. Begitu besar jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan para
peserta didik. Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk
kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta
mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara dan bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. ( Friedman, M,
1998 : 286 ). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menurut KBBI, peran
adalah perangkat tingkah yg diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam
masyarakat. Jadi, peran guru di sekolah merupakan serangkaian tingkah laku atau tindakan
yang dimiliki oleh seorang guru dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik
sehingga mereka mempunyai peningkatan dalam kualitas sumber daya manusianya.
Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal 39 Ayat 2). Guru
sebagai seorang tenaga kependidikan yang profesional berbeda pekerjaannya dengan yang
lain, karena ia merupakan suatu profesi, maka dibutuhkan kemampuan dan keahlian khusus
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya (Tabrani Rusyan, 1990).
Menurut Gagne, setiap guru berfungsi sebagai hal-hal berikut:
1. Guru sebagai Designer of Instruction (perancang pengajaran)
Fungsi guru sebagai designer of instruction (perancang pengajaran) menghendaki guru
untuk senantiasa mampu dan siap merancang kegiatan belajar mengajar yang berhasilguna
dan berdayaguna.
Untuk merealisasikan fungsi tersebut, setiap guru memerlukan pengetahuan yang
memadai mengenai prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam menyusun rancangan
kegiatan belajar mengajar. Rancangan tersebut sekurang-kurangnya meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a. Memilih dan menentukan bahan pembelajaran.
b. Merumuskan tujuan penyajian bahan pembelajaran.
c. Memilih metode penyajian bahan pembelajaran yang tepat.
d. Menyelenggarakan kegiatan evaluasi prestasi belajar.
2. Guru sebagai Manager of Instruction (pengelola pengajaran)
Fungsi guru ini menghendaki kemampuan guru dalam mengelola (menyelenggarakan
dan mengendalikan) seluruh tahapan proses belajar mengajar.
Di antara kegiatan-kegiatan pengelolaan proses belajar mengajar, yang terpenting
ialah menciptakan kondisi dan situasi sebaik-baiknya, sehingga memungkinkan para siswa
untuk mampu memahami apa yang diajarkan guru.
Selain itu kondisi dan situasi tersebut perlu diciptakan sedemikian rupa agar proses
komunikasi, baik dua arah maupun multiarah antara guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar dapat berjalan secara demokratis sehingga baik guru sebagai pengajar maupun
siswa sebagai pelajar dapat memainkan peranan masing-masing secara integral dalam
konteks komunikasi instruksional yang kondusif (yang membuahkan hasil).
3. Guru sebagai Evaluator of Student Learning (penilai prestasi belajar siswa)
Fungsi ini menghendaki guru untuk senantiasa mengikuti perkembangan taraf
kemajuan prestasi belajar atau kinerja akademik siswa dalam setiap kurun waktu
pembelajaran.
Pada dasarnya kegiatan evaluasi prestasi belajar itu seperti kegiatan belajar itu sendiri,
yakni kegiatan akademik yang memerlukan kesinambungan. Evaluasi, idealnya
berlangsung sepanjang waktu dan fase kegiatan belajar selanjutnya, artinya apabila hasil
evaluasi tertentu menunjukkan kekurangan, maka siswa yang bersangkutan diharapkan
merasa terdorong untuk melakukan kegiatan pembelajaran perbaikan (relearning).
Sebaliknya, bila evaluasi tertentu menunjukkan hasil yang memuaskan, maka siswa yang
bersangkutan diharapkan termotivasi untuk meningkatkan volume kegiatan belajarnya
agar materi pelajaran lain yang lebih kompleks dapat pula dikuasai. Informasi dan data
kemajuan akademik yang diperoleh guru dari kegiatan evaluasi (khususnya evaluasi
formal) setidaknya dijadikan feed back (umpan balik) untuk melakukan penindaklanjutan
proses belajar mengajar.
Hasil kegiatan evaluasi juga setidaknya dijadikan pangkal tolak dan bahan
pertimbangan dalam memperbaiki atau meningkatkan penyelenggaraan proses belajar
mengajar pada masa yang akan datang. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar tidak
akan statis, tetapi terus meningkat hingga mencapai puncak kinerja akademik yang sangat
didambakan itu.
Sementara itu menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000), fungsi guru meliputi sebagai
insiator, korektor, inspirator, informator, mediator, demonstrator, motivator, pembimbing,
fasilitator, organisator, evaluator, pengelola kelas, dan supervisor.
a. Insiator, yaitu guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar mengajar dan ide-ide
tersebut merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya.
b. Korektor, yaitu guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang
buruk.
c. Inspirator, yaitu guru harus bisa memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak
didik.
d. Informator, yaitu guru sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium studi
lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
e. Mediator, yaitu guru dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
f. Demonstrator, yaitu dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat
dipahami oleh anak didik. Apalagi anak didik yang mempunyai intelegensi yang sedang
atau rendah. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami tersebut, maka guru harus
berupaya membantunya dengan cara memperagakan apa yang diajarkan.
g. Motivator, yaitu peranan guru sebagai pemberi dorongan kepada siswa dalam
meningkatkan kualitas belajarnya.
h. Pembimbing, yaitu jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol.
Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan dan dicita-citakan.
i. Fasilitator, yaitu guru memberikan fasilitas (kemudahan) dalam proses belajar
mengajar, sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung secara komunikatif, aktif,
dan efektif.
j. Organisator, yaitu guru mempunyai kemampuan mengorganisasi komponen-
komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Semua diorganisasikan
sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam belajar pada
diri siswa.
k. Evaluator, yaitu ada kecenderungan bahwa peranan evaluator guru mempunyai
otoritas untuk menilai prestai belajar siswa, baik dalam bidang akademik maupun
nonakademik, tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak
didiknya berhasil atau tidak.
l. Pengelola kelas, yaitu guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas
adalah termpat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan
pelajaran dari guru.
m. Supervisor, yaitu guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara
kritis terhadap proses belajar mengajar. Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor
bukan hanya karena posisi atau kedudukan yang ditempatinya, akan tetapi juga karena
pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya, atau keterampilan-keterampilan yang
dimilikinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, peran guru di sekolah merupakan serangkaian tingkah laku atau tindakan yang
dimiliki oleh seorang guru dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik
sehingga mereka mempunyai peningkatan dalam kualitas sumber daya manusianya.
Menurut Gagne guru memiliki fungsi yaitu guru sebagai designer of instruction
(perancang pengajaran), guru sebagai manager of instruction (pengelola pengajaran), guru
sebagai evaluator of student learning (penilai prestasi belajar siswa). Sementara itu
menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000), fungsi guru meliputi sebagai insiator, korektor,
inspirator, informator, mediator, demonstrator, motivator, pembimbing, fasilitator,
organisator, evaluator, pengelola kelas, dan supervisor.
B. Saran
Sebagai seorang guru atau calon guru hendaklah memiliki ilmu pengetahuan yang
luas dan dapat mengajarkan ilmunya tersebut dengan orang lain yang bertujuan terciptanya
generasi-generasi yang sesuai tujuan pendidikan. Selain itu sebagai seorang guru hendaklah
memiliki soft skill dan kompetensi dasar seorang guru serta mampu melaksankan fungsi
menjadi seorang guru professional.
Daftar Pustaka
http:// http://uns.ac.id/data/sp6.pdf
mizaneducation.blogspot.com/2012/04/peranan-guru-di-sekolah-dan-masyarakat.html
http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/18/peran-dan-fungsi-guru-478870.html